JD Logistics dan Misinya Terapkan Teknologi Terpadu secara Global

Sebagai perusahaan ritel yang terus berkembang, saat ini JD.com sudah memiliki departemen logistik khusus. Tidak hanya bertugas mengelola logistik untuk internal, namun juga digunakan oleh brand di luar ekosistem JD.com. Setelah berdiri secara independen, JD Logistics berusaha menggulirkan inovasi dengan menerapkan teknologi terkini.

Mulai dari “Same Day Delivery”, pengiriman 30 menit untuk produk bahan makanan segar, hingga pengiriman menggunakan drone; semua dikelola secara komprehensif oleh JD Logistic. Perusahaan juga telah melancarkan strategi Global Smart Supply Chain (GSSC) yang tujuannya mempermudah proses pengiriman barang untuk pembeli di luar Tiongkok.

“Jika berbicara tentang internasional, cara yang JD Logistics terapkan adalah menjalin kolaborasi dengan logistik pihak ketiga untuk menciptakan GSSC. Kami juga masih menggunakan sistem gudang agar bisa melakukan optimasi cross-border inventory, sekaligus memberikan prediksi dan masukan kepada mitra terkait dengan waktu pengiriman yang tepat dilakukan,” kata Director of Corporate Development International JD Logistics Zachary Gidwitz.

Fokus JD Logistics saat ini adalah untuk memungkinkan konsumen bisa dengan cepat melakukan proses pembelian sekaligus. Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari memanfaatkan gudang sendiri yang kini jumlahnya 550 tersebar di Tiongkok hingga memanfaatkan gudang milik mitra JD.com yaitu Walmart.

“Retail as a Service”

Suasana sorting center JD.com / JD.com
Suasana sorting center JD.com / JD.com

Secara keseluruhan JD Logistics sudah mampu melayani sekitar 99% kawasan di Tiongkok. Sementara itu untuk pengiriman cepat yang saat ini menjadi andalan JD Logistics yaitu Same Day Delivery, mampu mengirimkan barang di hari yang sama dengan persentase kesuksesan hingga 90%.

“Berbeda dengan proses dan sistem yang diterapkan di Tiongkok (sepenuhnya dimiliki oleh JD Logistik), untuk produk di luar Tiongkok JD.com bekerja sama dengan mitra lokal,” kata Zachary.

JD Logistics juga akan mengembangkan Retail as a Service yang bertujuan untuk membuka peluang lebih kepada semua bisnis yang ingin memanfaatkan teknologi, infrastruktur hingga jaringan terpadu milik JD Logistics. Layanan ini termasuk di dalamnya kolaborasi penggunaan gudang, manajemen transportasi, dan pengiriman secara global.

“Dalam hal teknologi kami juga mulai menerapkan blockchain, tujuannya untuk mengetahui histori produk mulai dari awal hingga akhir, juga tracking system untuk memudahkan kami dan pembeli,” kata Zachary.

Penggunaan blockchain juga sudah diterapkan oleh JD.com untuk informasi produk di supermarket premium miliknya yaitu 7Fresh. Hanya dengan memanfaatkan mesin pemindai (scanner) pembeli sudah bisa mengetahui histori hingga detail produk dalam layar yang disiapkan di supermarket.

Rencana JD Logistics di Indonesia

Penggunaan drone untuk pengantaran barang ke daerah terpencil / JD.com
Penggunaan drone untuk pengantaran barang ke daerah terpencil / JD.com

Dengan teknologi yang dimiliki, JD Logistics juga memiliki rencana secara bertahap menerapkan teknologi yang serupa di Tiongkok ke negara lainnya, termasuk di Indonesia.

“Dengan kemitraan yang kami lakukan dengan mitra lokal, secara langsung kami sudah bisa memanfaatkan big data tersebut untuk mengolah kebiasaan dari pengguna, untuk memudahkan mitra kami mempercepat proses dan pekerjaan mereka,” kata Zachary.

Di Indonesia sendiri JD.com menjalin kemitraan strategis dalam bentuk joint venture pada JD.id dan J-Express (JX). JX merupakan layanan pengantaran logistik untuk e-commerce, nantinya akan turut memanfaatkan jaringan mitra Gojek.

Selain itu kerja sama juga akan mencakup hal lain, di antaranya terkait solusi pembayaran digital, pemasaran, dan katalog produk. Akan ada integrasi kedua layanan, salah satunya menghadirkan akses langsung produk JD.id di aplikasi Gojek.

“Kebanyakan logistik di JD sudah dioptimalkan inventory-nya dan mudah untuk diaplikasikan di negara lain. Di Indonesia joint venture dengan JX dan kerja sama strategis dengan Gojek memudahkan kami untuk memahami dengan benar bagaimana sistem logistik JD bisa diterapkan dan tentunya kemitraan tersebut juga membantu kami mempelajari kearifan lokal di Indonesia untuk bisa terintegrasi dengan supply chain JD,” kata Zachary.

JD.com bersama dengan Tencent dan Google merupakan investor yang masuk dalam pendanaan fase pertama putaran seri F Gojek pada awal tahun 2019 lalu. Beberapa investor lain termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital terlibat dalam pendanaan ini.

Application Information Will Show Up Here

Melihat Pengembangan Teknologi Drone di Markas JD.com

Sebagai salah satu peritel terbesar asal Tiongkok yang fokus kepada inovasi teknologi, JD.com telah menciptakan tiga generasi drone buatan sendiri. Saat ini sudah dimanfaatkan untuk pengiriman barang dan telah digunakan oleh perusahaan sebagai kegiatan CSR.

Drone Center JD.com

Saat ini mereka telah memiliki 10 unit “Drone Center” yang tersebar di Tiongkok. Teknologi tersebut dikembangkan secara khusus oleh para engineer JD.com yang tergabung dalam “X-Department JD.com”.

Mereka telah mengembangkan drone generasi ketiga atau yang disebut Y3-Generation. Inovasi tersebut didesain untuk mampu mengirimkan produk dengan berat 10kg dan jarak tempuh 10km.

Selain Y3-Generation, JD.com juga telah mengembangkan teknologi drone dengan bahan bakar dan memiliki kemampuan untuk mengantarkan barang dalam radius 100km. Perangkat tersebut didesain serupa dengan pesawat ukuran kecil. Selama ini kerap digunakan perusahaan untuk keperluan kemanusiaan, termasuk di dalamnya bantuan bencana alam dan keperluan terkait lainnya.

Meskipun masih memiliki keterbatasan regulasi terkait wilayah terbang, namun saat ini pengiriman barang menggunakan drone sudah mulai banyak diterapkan oleh JD.com. Fokus mereka ke daerah terpencil atau yang sulit dijangkau dengan menggunakan transportasi darat.

Salah satu kegiatan yang dihadirkan oleh JD.com saat kunjungan media asal Indonesia ke kantor pusatnya di Tiongkok beberapa waktu lalu adalah mengunjungi Drone Center JD.com yang terletak di Suqian, Tiongkok. Perjalan yang menempuh sekitar 5 jam dari Beijing, mengantarkan awak media untuk meninjau langsung Drone Center yang dilengkapi dengan kawasan lepas landas, ruangan monitoring, hingga ruangan pelatihan untuk masyarakat umum yang ingin mempelajari cara tepat menerbangkan drone.

JD.com juga mengundang awak media untuk melihat proses pengantaran drone. Mulai dari Drone Center hingga lokasi khusus yang digunakan oleh JD.com untuk menampung barang sebelum mengirimkan ke alamat pembeli.

Uji coba drone di Indonesia

Drone generasi ketiga saat uji coba di Indonesia / DailySocial
Drone generasi ketiga saat uji coba di Indonesia / DailySocial

Di Indonesia sendiri teknologi drone generasi ketiga milik JD.com sudah sempat diterapkan di kawasan Parung, Jawa Barat awal tahun 2019 lalu. Dihadiri oleh pejabat dan perwakilan pemerintah Indonesia, proses uji coba drone memiliki rute terbang dari desa Jagabita, Parung Panjang, Bogor ke Sekolah Dasar MIS Nurul Falah Leles dengan tujuan mengirimkan tas ransel dan buku-buku kepada para siswa.

Inisiatif untuk memulai penerapan teknologi drone sendiri muncul pada akhir tahun 2017 lalu. JD.com dan JD.id bersama-sama mulai berdiskusi dengan Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan AirNav mengadakan penerbangan uji coba teknologi drone untuk layanan logistik yang lebih maju.

Disinggung apakah saat ini JD.com masih fokus untuk menerapkan teknologi drone di Indonesia, perwakilan JD.com mengatakan perusahaan bersama dengan pihak terkait masih berupaya untuk meloloskan peraturan yang relevan. Setelah beres, nantinya bisa diaplikasikan oleh JD.com di Indonesia.

“Sejak tiga tahun terakhir fokus kami adalah bagaimana teknologi yang sudah diterapkan di Tiongkok, bisa diaplikasikan secara global termasuk Indonesia. Uji coba yang telah dilakukan awal tahun 2019 lalu merupakan percobaan pertama kami di Indonesia,” kata Group Strategy & Investment JD.com Xiao Yao.

Application Information Will Show Up Here

[Panduan Pemula] Cara Beli Pulsa Ponsel dan Paket Data di JD.id

Jika suatu ketika Anda gagal isi pulsa di Tokopedia, BukaLapak, Go-Jek dan Traveloka, jangan khawatir karena sekarang Anda juga sudah bisa membeli pulsa ponsel dan paket data di JD.id.

  • Jalankan aplikasi JD.id, kalau belum punya silahkan install dari Google Play Store.
  • Jangan lupa bikin akun dahulu, baca tutorialnya di sini.
  • Setelah aplikasi jalan, di laman terdepan tap menu Pulsa.

Cara Beli Pulsa Ponsel dan Paket Data di JD (1)

  • Masukkan nomor ponsel yang ingin diisi lalu pilih nominalnya.

Cara Beli Pulsa Ponsel dan Paket Data di JD (2)

  • Sedangkan untuk pembelian paket data, tinggal geser pilihan item ke Paket Data. Selebihnya sama saja, langsung tap tombol Isi Ulang.

Cara Beli Pulsa Ponsel dan Paket Data di JD (3)

  • Langkah berikutnya adalah tahap pembayaran.
  • Ada beberapa jenis metode pembayaran yang bisa dipilih, pertama dengan kartu kredit. Masukkan nomor dan tanggal kadaluarsa lalu proses pembayaran seperti biasa.

Cara Beli Pulsa Ponsel dan Paket Data di JD (4)

  • Anda juga bisa membayar dengan metode transfer ke virtual account JD.id melalui bank pilihan.

Cara Beli Pulsa Ponsel dan Paket Data di JD (5)

  • Anda juga bisa membayar dengan saldo GoPay.

Cara Beli Pulsa Ponsel dan Paket Data di JD (6)

  • Checkout selesai, begitu pembayaran dilakukan melalui metode masing-masing maka saldo pulsa dan data akan otomatis terisi.

Cara Beli Pulsa Ponsel dan Paket Data di JD (7)

Khusus pembayaran menggunakan kartu kredit, Anda masih harus melakukan verifikasi yang prosedurnya bisa berbeda antara bank satu dengan bank lainnya. Umumnya, verifikasi menggunakan nomor ponsel yang terdaftar.

[Panduan Pemula] Cara Belanja di JD.id

Setelah mendaftarkan akun seperti yang kita bahas sebelumnya, sekarang kita akan bahas langkah selanjutnya yaitu cara belanja di JD.id.

Langsung ya, jalankan saja aplikasi JD.id di smartphone Anda, kemudian tap menu Kategori. Tapi Andapun bisa langsung melihat-lihat barang yang dijajakan oleh JD.id melalui laman home. Namun, jika Anda sudah punya kriteria khusus mau beli barang apa, maka lebih enak langsung ke kategori.

Cara Belanja di JD (1)

  • Setelah kategori dipilih, baru akan muncul produk-produk yang dijual di sana. Pilih salah satu yang sesuai dengan kriteria buruan Anda.

Cara Belanja di JD (2)

  • Tap saja produk pilihan Anda, lalu baca dengan seksama deskripsi dan juga kelengkapan yang ditawarkan. Jika sudah merasa pas, tap tombol Beli Sekarang.

Cara Belanja di JD (3)

  • Ketika muncul popup seperti ini, anda diminta untuk memilih varian produknya, bisa warna atau ukuran. Pilih salah satu kemudian sekali lagi tap Beli Sekarang.

Cara Belanja di JD (4)

  • Sebelum lanjut, karena ini adalah pesanan pertama maka Anda wajib memasukkan alamat tujuan terlebih dahulu. Tap saja bagian atas, Tambah Alamat.

Cara Belanja di JD (5)

  • Lengkapi informasi nama, nomor ponsel, alamat dan sekalian alamat email Anda yang valid. Jika sudah, tap simpan dan gunakan.

Cara Belanja di JD (6)

  • Bagaimana jika saya ingin melakukan pembayaran COD? Bisa, selama penjualnya memang menyediakan fitur ini, Anda akan menemukan opsi pembayaran COD di laman pemesanan. Tinggal ditap saja opsi tersebut dan lanjutkan ke proses berikutnya.

Cara Belanja di JD (7)

  • Proses selanjutnya adalah pembayaran. Pilih metode pembayaran yang Anda inginkan, bisa dengan kartu kredit, transfer, internet banking, setoran tunai dan lain sebagainya.

Cara Belanja di JD (8)

  • Di tahapan terakhir, lakukan pembayaran sesuai dengan metode yang Anda pilih. Jika menggunakan virtual account dan transfer manual, berarti Anda harus melakukannya terlebih dahulu menggunakan media yang tersedia.
  • Sedangkan untuk kartu kredit, tentu prosesnya akan berlangsung instan.
  • Tidak dibutukan konfirmasi secara manual, karena JD.id akan melakukan verifikasi secara otomatis ketika pembayaran sudah ditunaikan.

[Panduan Pemula] Cara Daftar Akun JD.id di Smartphone Android

Sering melihat penawaran menarik dari JD.id, tapi belum pernah sama sekali mencoba untuk membeli? Tak bisa dielakkan, bahwa masih banyak orang yang merasa was-was untuk membeli barang secara online, bahkan di ecommerce sebesar JD.id.

Tapi saya ingin mencoba mengubah praduga keliru itu lewat serial tutorial JD.id yang hari ini akan saya awali dengan topik cara mendaftar akun sebagai prosedur wajib pertama sebelum berbelanja di sana. Ke depan, akan ada 7 serial panduan yang semuanya membahas layanan di JD.id.

Application Information Will Show Up Here

 

  • Pertama-tama, unduh dahulu aplikasi JD.ID di Google Play Store.
  • Install lalu jalankan.
  • Di laman pertama, berikan persetujuan akan kebijakan privasi di JD.id.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (2)

  • Ketika tampil layar seperti ini, geser tiga kali ke kanan lalu tap tombol Ayo Mulai.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (1)

  • Untuk mendaftarkan akun, tap menu Akun Saya di deretan paling kanan bawah.
  • Di halaman Akun Saya, tap label Masuk/Daftar.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (3)

  • Anda punya beberapa pilihan untuk mendaftarkan akun, bisa dengan men-tap menu Daftar atau langsung tap tombol Gmail. Agar lebih mudah, saya merekomendasikan opsi kedua, tap langsung ikon Gmail di bagian bawah.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (4)

  • Lalu pilih akun Gmail yang ingin dijadikan akun.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (5)

  • Isikan nama pengguna dan kata sandi, kemudian tap tombol Daftar.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (6)

  • Lanjutkan dengan men-tap tombol Kirim Email Verifikasi.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (7)

  • Sekarang keluar dari aplikasi JD.id, buka email Anda dan temukan pesan baru dari JD.id dan klik link verifikasinya.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (8)

  • Selesai, akun JD.id Anda sudah berhasil didaftarkan.

Cara Daftar Akun JD.ID di Smartphone Android (9)

Setelah proses ini dilalui, Anda bisa langsung berbelanja barang di JD.id melalui smartphone.

Ramai Beradu Teknologi Realisasikan “Smart Logistics”

Sekitar tiga tahun lalu, saya berkesempatan mewawancarai mantan petinggi sebuah situs e-commerce raksasa. Dia menanyakan suatu hal kepada saya, apakah saya pernah belanja di tempatnya? Berapa lama pengirimannya? dan pertanyaan berkaitan lainnya.

Saya pun menjawabnya sambil mengira-ngira. Seingat saya pesanan sampai di tujuan dua hari setelah pembayaran dilakukan.

Ia kemudian mengernyitkan dahi dan bergumam, “Hmm, itu masih cukup lama. Lokasi tokonya di Jakarta juga kan ya?”

Saya menjawab, “Sepertinya begitu. Oh, itu masih kurang cepat ya? Padahal saya sudah [merasa] puas.”

“Itu masih kurang cepat karena pengiriman dalam kota,” ungkapnya. Kami melalui intermezzo tersebut dan melanjutkan wawancara.

Bagi konsumen, semakin cepat barang sampai di tangan akan semakin baik pengalamannya, termasuk menggiring mereka jadi loyal terhadap suatu brand.

Di balik segudang masalah yang Indonesia miliki, hal inilah yang membuat industri logistik belakangan jadi seksi untuk diseriusi. Industri ini turut berpengaruh besar ke ekosistem e-commerce namun inovasinya cenderung lamban.

Menurut Kemenhub, biaya logistik di Indonesia sekitar 29% dari total PDB di 2018, lebih besar dibanding angka 24% di tahun 2016. Data Bank Dunia di tahun yang sama memperlihatkan, Indonesia ada di posisi ke-63 dari 160 negara untuk indeks performa logistik.

Belakangan ini mulai ramai konsep smart logistics sebagai upaya modernisasi cara kerja logistik dengan teknologi. Tujuannya agar dapat menekan ongkos operasional dan pelayanan untuk konsumen tetap prima.

Di Tiongkok, konsep ini sudah lebih dahulu diterapkan. Menurut laporan JustLogsIt dan Bank of China di tahun 2016, Negeri Tirai Bambu tersebut berhasil menurunkan ongkos logistik selama satu dekade terakhir. Pada 2015, rasionya terhadap PDB adalah 16%.

Ongkos ini dipengaruhi tiga hal, yaitu biaya transportasi, pergudangan, dan manajemen yang di dalamnya mencakup soal upah.

Pengembangan smart logistics di Tiongkok dipicu buruknya kualitas gudang dan distribusi di negara tersebut, yang mendorong perusahaan e-commerce, seperti Alibaba (lewat Cainiao Network) dan JD.com (lewat JX), untuk mengoperasikan sistem logistik secara mandiri.

Sampai akhir 2015, sebanyak enam pemain ritel online telah membangun 49 logistics hubs, 200 regional distribution centers, dan 1.000 sub distribution centers. Alibaba memiliki penetrasi pasar 60% untuk pengiriman kurir instan, sementara JD.com 26,4% pada 2015.

Untuk mendorong efisiensi, pemerintah Tiongkok merilis peta jalan “Long Term Plan of China Logistics Industry Development” (2014-2020) yang merintis pengembangan konsep sistem logistik modern untuk mencapai pertumbuhan tahunan 8% dari industri logistik, dengan proporsi 7,5% terhadap PDB di 2020.

Pemahaman smart logistics

Berkaca dari fakta yang terjadi dan roadmap pemerintah Tiongkok, smart logistics bertujuan meningkatkan efisiensi industri logistik secara keseluruhan dengan pemanfaatan teknologi.

Di dalam proses logistik ada kombinasi berbagai fungsi, dari transportasi, pergudangan, pengemasan, distribusi, penyimpanan dan analisis informasi logistik dan sebagainya.

Pemanfaatan smart logistics dapat berupa penggunaan RFID (Radio Frequency Identification), GPS, komputasi awan, dan teknologi informasi lainnya ke dalam proses logistik, sehingga terjadi efisiensi dan penghematan ongkos. Bisa dikatakan smart logistics tidak jauh berbeda dengan logistics 4.0.

Menurut CEO Waresix Andree Susanto, hal ini adalah dimensi baru dalam manajemen logistik yang menggunakan aliran data untuk mendapatkan wawasan baru untuk mengoptimalkan operasi. Pelanggan pun akan puas dan melindungi bisnis mereka.

“Komponen penting untuk smart logistics akan terhubung dengan data, analitik canggih, keputusan otonom, dan IoT. Oleh karena itu, smart logistics akan memainkan peran yang sangat penting untuk merampingkan proses antara e-commerce marketplace – penjual – perusahaan logistik – dan konsumen akhir,” katanya kepada DailySocial.

Tidak sebatas penggunaan teknologi, menurut Head of Corp Communications & Public Affairs JD.id Teddy Arifianto, smart logistics juga harus dimulai dari mengubah mindset orang-orang, baik dari sisi penyedia layanan hingga konsumen.

“Sehingga terdapat sinergi utilitas yang terintegrasi end-to-end dan akhirnya membawa dampak tidak hanya dari sisi profit untuk bisnis, tapi juga buat hidup manusia itu sendiri,” terang Teddy.

SVP of Operations & SVP Product Management Blibli Lisa Widodo menambahkan, smart logistics bertujuan untuk memenuhi harapan konsumen yang sangat besar untuk pengiriman barang yang cepat, tepat waktu sesuai estimasi, biaya efisien, bisa dilacak posisinya, sehingga aman dari risiko barang hilang atau rusak.

“Kelebihan tambahannya adalah jadwal pengiriman dan alamat pengiriman yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen,” katanya.

Menurut Huatai Securities, smart logistics didukung empat aspek, yakni jaringan sensor, jaringan seluler dan internet, komputasi awan, dan aplikasi layanan. Kombinasi tersebut menghasilkan manajemen yang komprehensif dari aliran material dan aliran informasi seluruh rantai logistik.

Dari sumber yang sama diklaim hasil implementasi smart logistics diprediksi akan maksimal. Pertama, gudang modern dapat menghemat 70% biaya ruang dibandingkan gudang tradisional. Kedua, smart logistik dapat mengurangi 80% biaya tenaga kerja di segmen pergudangan.

Ketiga, melalui pemantauan penuh seluruh proses transfer dan penyimpanan bahan, efisiensi dan tingkat akurasi akan semakin meningkat. Selain itu, dari big data yang dikumpulkan sistem smart logistics, perusahaan logistik dapat memberikan lebih banyak nilai tambah untuk pelanggan.

Peluang bisnis baru

Lantaran smart logistics memiliki banyak kombinasi proses di dalamnya, hal ini menimbulkan peluang bisnis baru yang bisa dipertimbangkan pelaku logistik agar tetap adaptif dengan perkembangan teknologi. Peluang tersebut berbentuk menawarkan layanan maupun model bisnis baru dan digitalisasi kegiatan operasional inti.

Berdasarkan laporan PwC bertajuk “Industry 4.0: Digital Supply Chain-Logistic Autumn Conference” yang terbit tahun 2016, penawaran layanan bisa dilakukan dengan menerapkan end-to-end integrated supply chain system. Ini memungkinkan perusahaan memiliki rantai distribusi terintegrasi dari supplier, production, distribution, hingga customer.

Sistem tersebut akan memudahkan perusahaan mulai dari proses administrasi, pencatatan arus barang keluar masuk gudang, database yang terintegrasi hingga pemasaran. Terkait pencatatan arus keluar masuk barang, pelaku bisa menawarkan solusi warehouse management system ke konsumen B2B yang memungkinkan manajemen gudang secara real time, akurat, dan teroptimasi.

Model bisnis baru lainnya untuk konsumen B2B adalah dalam hal angkutan barang dari kota ke pedesaan dengan menyediakan platform yang mempertemukan kebutuhan distribusi perusahaan dengan penyedia jasa dalam berbagai aspek penyelenggaraan logistik.

Dari aspek pengangkutan barang misalnya, sebuah platform berbasis marketplace yang mempertemukan penyedia jasa angkutan barang dan perusahaan yang membutuhkan pengangkutan logistik bisa menjadi model bisnis baru.

Berbagai solusi seperti ini sudah mulai digeluti berbagai startup logistik yang beroperasi di Indonesia. Contohnya adalah Waresix yang fokus pada sewa gudang; TheLorry menawarkan jasa sewa truk; Kargo menghubungkan shipper dan transporter dalam platform; Shipper sebagai platform agregator perusahaan logistik; Lacak.io untuk GPS khusus di kendaraan logistik, Enchanto sebagai platform SaaS untuk teknologi e-commerce, dan masih banyak startup lainnya.

Keseluruhan startup tersebut masih berjalan sendiri-sendiri dengan menawarkan masing-masing solusinya yang tergolong “niche“, bahkan ada beberapa layanan yang menyasar korporasi logistik besar untuk internal perusahaan.

Sekarang adalah momen berlomba-lomba jadi yang terbesar.

Banyak investor tertarik dengan konsep-konsep smart logistics yang ditawarkan berbagai startup. Dalam setahun terakhir, pemberitaan soal funding di segmen ini makin marakdi antaranya pendanaan sebesar Rp24 miliar untuk Waresix dari East Ventures dan Monk’s Hill Ventures, kemudian pendanaan untuk TheLorry senilai Rp83 miliar yang dipimpin FirstFloor Capital.

Berikutnya, Kargo Technologies memperoleh dana sebesar Rp107 miliar dari Sequoia India dan Travis Kalanick, lalu SiCepat memperoleh kucuran dana sebesar Rp704 miliar dari Barito Teknologi dan Kejora InterVest Growth Fund.

Tak mau kalah, Grab baru-baru ini mengucurkan investasi ke Ninja Van untuk mengembangkan layanan GrabExpress.

Saingan terdekat Grab, Gojek, juga mengumumkan pendirian perusahaan patungan dengan JD.com untuk mengembangkan perusahaan logistik J-Express (JX).

Kondisi di Indonesia

CEO Iruna Yan Hendry Jauwena menjelaskan, secara umum konsep smart logistics sudah mulai menunjukkan perkembangan sedikit lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena sudah ada banyak pemain logistik konvensional yang sadar pentingnya transformasi teknologi.

Segmen ini tertolong dengan “cerita” digitalisasi ekonomi yang mengharuskan sektor logistik mengambil peran di dalamnya. Meskipun demikian, menurut Yan, masih butuh proses edukasi lebih dalam lagi, karena pada dasarnya sektor logistik berangkat dari sektor yang tidak begitu terlalu familiar dengan pemanfaatan teknologi.

Dia menilai solusi logistik yang berangkat dari startup masih belum bisa menjawab isu yang dihadapi di Indonesia. Isu utama logistik itu selalu terkait biaya. Solusi apapun labelnya jika tidak bisa menekan biaya, berarti belum menjawab permasalahan.

“Hal-hal seperti tracking atau meningkatkan visibility itu merupakan fitur yang saat ini merupakan nice to have saja. Selama biayanya mahal yah masih tidak menjawab,” kata Yan.

Di samping itu, kebanyakan solusi yang dihadirkan startup logistik diperuntukkan buat bisnis C2C. Tantangan terbesar itu justru ada di B2B karena ada faktor SDM-nya.

“Mereka sudah terbiasa dengan pola kerja lama, kurang dekat dengan teknologi sehingga sudah pasti tidak bisa diajak ‘ngebut’,” tambahnya.

Di sisi lain, Lisa Widodo memandang industri logistik tumbuh sesuai dengan pertumbuhan industri e-commerce. Mereka terus berlomba-lomba meningkatkan kapasitas dan kemampuan operasional supaya lebih efisien dan cepat.

Kurir kini dilengkapi dengan aplikasi di smartphone sehingga mampu memberi update status pengiriman barang dengan lebih cepat. Label pengiriman barang dilengkapi dengan barcode atau kode QR sehingga proses penanganan barang bisa dilakukan automasi untuk sorting dan status pengiriman.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan, pemain startup kini semakin agresif dalam mencari celah dan memperbaiki efisiensi di industri logistik. Caranya dengan mengintegrasikan logistik secara digital untuk multi moda.

“Seperti yang dilakukan oleh Waresix [portofolio East Ventures]. Karena kita negara kepulauan, jadi enggak bisa dibanding dengan negara daratan lain,” terangnya.

East Ventures menjadi salah satu VC yang mulai aktif berinvestasi ke startup logistik. Setelah Waresix, VC asal Singapura tersebut mengumumkan investasi tahap awal untuk Triplogic, startup logistik on demand.

Triplogic diharapkan menyempurnakan ekosistem rantai pasokan yang sudah ada sehingga memberikan pengalaman yang lebih baik. Fore Coffee dan Triplogic dianggap cocok untuk saling melengkapi karena mereka bermain di logistik last mile.

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan menambahkan, perlu komitmen dari pemerintah maupun swasta dalam merealisasikan smart logistics. Dari sisi pemerintah perlu penguatan di sisi regulasi dan kecepatan eksekusi dengan perhitungan yang matang dan target waktu yang terarah.

Menurutnya, Tiongkok bisa seperti sekarang karena ada komitmen yang kuat dari pemerintahnya. Indonesia harus berbenah diri dulu dengan masalah berkaitan dengan jaringan informasi dan logistik. Fokus ke eksekusi, tidak hanya wacana.

“Yang penting itu digital mindset, bukan mengubah proses manual jadi digital. Kita tidak mau hanya berhenti dalam pembuatan sistem saja, tapi harus ke arah yang lebih advance, menuju blockhain in logistics, misalnya,” ujar Yukki.

Dia melanjutkan, hal ini juga berkaitan dengan tingkat kedewasaan dan kepercayaan terhadap suatu teknologi baru. Ambil contoh, apakah sudah siap dokumen tanpa cap basah? Sudah siap specimen elektronik? Sudah siap OGA (other government agencies) menerima itu semua?. Bila jawabannya iya, maka berikutnya harus membuat standarisasi keamanan digital.

Penerapan smart logistics

DailySocial menghubungi sejumlah perusahaan startup logistik untuk memaparkan soal produknya. Yan Hendry menerangkan, konsep Iruna sebenarnya adalah bentuk pelokalan Cainiao milik Alibaba dengan mengedepankan konsep kolaborasi dengan para pemain logistik yang sudah hadir sebelumnya, kemudian menggabungkan semua kekuatan logistik yang dimiliki semua pemain logistik dalam satu platform.

“Tentu modifikasi perlu disesuaikan dengan konteks Indonesia karena para pemain logistik jika bisa tergabung ke dalam jaringan seperti Cainiao tentunya harus memahami hal mendasar dalam pengiriman e-commerce,” terangnya.

Iruna sendiri resmi beroperasi sejak 2017, menyediakan layanan end-to-end mulai dari channel management, fulfillment center, dan last mile delivery. Semuanya dapat terpantau lewat aplikasi Iruna Power Seller. Teknologi lainnya adalah Leanbox dengan tiga sistem utama: warehouse management system, transport management system, dan rider application yang dilengkapi dengan e-signature dan visual receiver image capturing function.

Perusahaan kini masih terus membangun kolaborasi sebanyak mungkin dengan para pemain logistik sehingga terbentuk kekuatan supply yang siap bertransformasi digital, sekaligus memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan tergilas oleh yang lain.

“Tahun ini Iruna perkuat teknologi yang sudah ada seperti WMS (Warehouse Management System), produk integrasi sistem untuk keperluan Last Mile Delivery Integrator yang saat ini dijalankan.”

Andree Susanto menerangkan sejak awal didirikan di 2017, Waresix berusaha memberdayakan logistik melalui ekosistem rantai pasokan yang mereka bangun. Perusahaan mengembangkan infrastruktur untuk mendukung pergerakan arus barang seperti pergudangan, transportasi darat (first mile dan last mile), transportasi laut, bahkan layanan pergudangan internasional untuk klien luar negeri.

Lewat integrasi ekosistem tersebut, perusahaan dapat bekerja lebih efisien dengan menurunkan keseluruhan biaya rantai pasokan. Tidak hanya untuk menjaga stabilitas harga, tetapi juga membantu kesetaraan ekonomi.

“Cara kami untuk dukung industri logistik dengan bekerja sama dengan perusahaan hebat yang menyelesaikan logistik last mile seperti NinjaExpress, Gojek, Grab, JNE, J&T, dan lainnya seperti agregator last mile,” ujar Andree.

Waresix memiliki lebih dari 2.000 mitra gudang dan penyedia transportasi untuk membantu 100 klien bisnis yang berasal dari perusahaan besar maupun skala menengah. Transaksi di platform diklaim mencapai 100 ribu metrik ton perbulan, tumbuh 25% setiap bulannya. Layanannya tersedia di Jakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, Bali, Makassar, Balikpapan, Bandung, Palembang, dan Dumai.

Dengan konsep ini, Andree mengaku optimis perusahaan akan segera meraup keuntungan setelah tumbuh 15 kali lipat dalam setahun.

Startup lainnya yang mencoba usung teknologi sebagai layanannya adalah Paxel yang bergerak di solusi pengiriman last mile antar kota antar provinsi dengan tarif rata. Co-Founder Paxel Zaldy Ilham Masita menerangkan, Paxel berdiri karena selama lima tahun terakhir perkembangan e-commerce tumbuh dengan pesat namun belum diimbangi industri logistik.

Di dua tahun terakhir muncul kebutuhan dari konsumen yang menginginkan pengiriman same day. Hal ini menjadi suatu tren baru dan menginspirasi untuk berdirinya Paxel.

Dikutip dari laporan PwC tentang Global Consumer Insight Survey 2018, sebanyak 41% responden rela membayar lebih untuk mendapatkan layanan same day delivery.

Paxel memanfaatkan kombinasi antara big data, algoritma, dan loker pintar (smart locker) untuk pengiriman estafet. Loker pintar ini berbentuk screenless smart locker dan memanfaatkan mini sorting location dengan AI routing. Juga, bersifat universal sehingga bisa dipakai oleh semua perusahaan kurir, food delivery, tanpa perlu integrasi.

Perusahaan mengembangkan loker pintar ini bersama partner perusahaan di Hong Kong bernama Pakpobox.

“Kami sudah roll out 100 smart locker tersebut di gedung perkantoran dan apartemen di Jakarta,” terang Zaldy.

Bermain di ranah last mile ini, sambungnya, memiliki tantangan tersendiri karena belum ada standarisasi logistik untuk domestik baik secara fisik maupun data. Pihaknya butuh pemerintah untuk turun tangan mengatasi masalah tersebut.

“Banyak tantangan yang harus kita selesaikan sebagai the first mover, tapi sejalan dengan perkembangan infrastruktur yang makin baik, kita harapkan masalah line haul antar kota bisa segera kita atasi.”

Sejak setahun berdiri, bisnis Paxel terus berkembang dengan baik dengan rerata pertumbuhan volume sebesar 30% setiap bulannya. Layanan Paxel kini sudah bisa digunakan untuk pengiriman same day delivery di Jawa dan Bali. Rencananya perusahaan akan melebarkan sayapnya ke Medan dan Makassar pada kuartal ketiga tahun ini.

Pemain last mile lainnya, AVP Marketing Ninja Xpress Indonesia Tika Sylvia Utami menjelaskan isu pemain logistik adalah Indonesia sebagai negara kepulauan, sehingga dibutuhkan solusi dengan smart delivery.

Perusahaan memanfaatkan kebutuhan pengiriman dengan jaringan logistik berbasis teknologi. Contohnya dengan pembaruan real time tracking, titik-titik pick up alternatif dan opsi pelacakan paket yang bisa dimanfaatkan konsumen.

” Kami mengandalkan teknologi serta operasional excellence yang didukung dengan SDM agar pengiriman lebih efektif dan efisien. Kami berupaya memastikan bahwa data layanan pengiriman dapat terorganisir di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, serta memastikan secara real time,” terang Tika.

Diklaim Ninja Xpress telah meng-cover 100% wilayah Indonesia. Terakhir disebutkan mereka telah memiliki 30 ribu kurir, 70% di antaranya adalah armada roda dua.

JNE tidak mau kalah dalam mengembangkan teknologi terkini demi memperkuat penetrasi bisnisnya di Indonesia. Presiden Direktur JNE Mohammad Feriadi menuturkan, perusahaan secara berkala terus melakukan pengembangan teknologi dan saat ini masih dalam tahap pembangunan Mega Hub yang berlokasi di Tangerang. Rencananya hub ini akan diresmikan pada akhir tahun ini.

Di dalam Mega Hub tersebut akan dilengkapi dengan robot penyortir barang atau disebut automation crossbelt sorter machine. Robot berteknologi ini disediakan oleh Damon, perusahaan penyedia alat pendukung operasional logistik dan supply chain asal Shanghai, Tiongkok.

Feriadi menjelaskan, Mega Hub nantinya mampu menyortir hingga 1 juta barang per hari atau 48 ribu kiriman per jam. Dengan kapasitas tersebut, perusahaan dipastikan dapat menangani lebih banyak paket dan mendistribusikannya ke seluruh Indonesia maupun 250 negara di seluruh dunia.

“Dari sisi persaingan, sekarang banyak pemain baru bawa teknologi yang begitu hebat dan baik. Tentunya jadi tantangan buat kita sebagai pemain lama harus menyesuaikan dengan kondisi sekarang. Caranya dengan mengubah proses, harus lebih efisien dan kompetitif dengan memanfaatkan teknologi dan perbaikan internal,” terang Feriadi.

Secara berkala, perusahaan terus menyempurnakan teknologi tracking. Dulunya konsumen sudah merasa puas apabila pengiriman cepat sampai. Namun kini bisa dimonitor langsung posisi kiriman antar poin secara real time.

Aplikasi pun turut disempurnakan. Konsumen dapat mengetahui lokasi JNE terdekat dari jangkauan mereka disertai fitur pendukung lainnya seperti tracking, cek tarif, dan fasilitas untuk para seller yang ingin terhubung dengan logistik JNE.

Tiap tahunnya, sejak 2010, pertumbuhan bisnis kurir ekspress di JNE tumbuh 30%-40% per tahun. Pertumbuhannya terus meningkat, bahkan dalam beberapa bulan terakhir mencapai rata-rata 19 juta paket per bulan, bahkan lebih dari 20 juta paket pada momen Ramadan dan Idul Fitri di 2017.

Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial
Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial

Partisipasi perusahaan e-commerce

Perusahaan e-commerce menjadi bagian yang paling bergantung pada layanan logistik. Di balik semua tantangannya, ada yang memilih untuk mengombinasikannya dengan membangun sendiri atau bekerja sama dengan perusahaan yang sudah ada.

Investasi yang harus dikucurkan perusahaan lumayan besar karena harus mengelola gudang dan membangun jaringan armada. Perusahaan tersebut di antaranya adalah Lazada dengan LEX (Lazada Express), Blibli dengan Blibli Express Service (BES), dan JD.id dengan J-Express (JX).

Teddy Arifianto menerangkan, JD.id beruntung dengan jaringan logistik yang dimiliki sendiri perusahaan, meski belum 100% melayani seluruh Indonesia, namun mulai bertransformasi secara teknologi dengan sistem tracker.

“Kami juga bermitra dengan beberapa jasa logistik lainnya untuk memastikan layanan ke konsumen terjaga,” ujar Teddy.

Menurutnya, industri e-commerce dapat menjadi katalis utama untuk memajukan logistik baik dari sisi peningkatan kualitas SDM, pengembangan infrastruktur hingga penggunaan teknologi. Di JD.com, smart logistics menjadi kunci utama yang mengubah dan menentukan ritel di masa depan.

“Di JD.com sudah menerapkan smart logistics melalui penggunaan teknologi di segala lini: gudang yang full automation, hingga pengiriman menggunakan drone untuk daerah rural dan sulit dijangkau.”

Tokopedia pun menyadari peranan logistik yang begitu vital. Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya berinisiatif untuk pengembangan merchant on-demand berteknologi AI dengan menggunakan gudang pintar (smart warehouse).

Dia menggambarkan, nantinya pebisnis dapat melayani ke semua provinsi di mana pasarnya berada tanpa harus membangun warehouse sendiri. Sehingga tren urbanisasi tidak perlu dilakukan.

Head of Fulfillment Tokopedia Erwin Dwi Saputra menambahkan, gudang pintar ini bisa dimanfaatkan para penjual untuk menaruh persediaan produk di wilayah-wilayah di mana tingkat permintaannya cenderung tinggi. Pembeli di wilayah tersebut pada akhirnya bisa mendapatkan kebutuhannya dengan lebih efisien karena ongkos kirim yang lebih murah dan waktu pengiriman lebih singkat.

“Inovasi seperti ini diharapkan bisa membawa solusi nyata bagi ekosistem perdagangan online, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Indonesia,” kata Erwin.

Perusahaan sudah mulai menghadirkan gudang-gudang pintar ini di beberapa kota di Indonesia sebagai langkah awal dan inisiatif tersebut akan diumumkan secara resmi dalam waktu dekat.

“Inovasi-inovasi di atas kami percaya akan menjadi lompatan berikutnya, yang dapat mengakselerasi pencapaian misi kami untuk pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia.”

Jet Commerce sebagai penyedia solusi end-to-end e-commerce juga turut merasakan pentingnya kehadiran logistik untuk mendukung operasional e-commerce jauh lebih efektif dan efisien. Hubungan antara keduanya saling menguatkan satu sama lain dalam memberikan pengalaman yang terbaik kepada konsumen.

Marketing Director Jet Commerce Agustina Putri Wijaya menjelaskan, masih banyak orang yang berpikir perusahaannya adalah penyedia fasilitas warehouse dan logistik, padahal layanan yang diberikan lebih dari itu.

Perusahaan menyediakan layanan end-to-end yang dilakukan mulai dari menyiapkan sekaligus mengoperasikan akun official store di berbagai situs e-commerce, merancang dan mengeksekusi pemasaran digital, menyediakan tim CS, hingga layanan warehouse dan fulfillment.

“Terkait logistik, kami berupaya untuk mengatasi dan meminimalisir kendala-kendala dari sisi operasional tersebut melalui warehouse management system (WMS) dan teknologi fulfillment center yang mumpuni,” kata Agustina.

Jet Commerce baru saja meresmikan fulfillment center terbaru di kawasan Daan Mogot seluas 3.700 meter persegi atau tiga kali lipat lebih besar dari lokasi sebelumnya. Fasilitas tersebut didukung oleh WMS, order management system (OMS), serta dilengkapi dengan peralatan modern seperti belt conveyor dan mobile scanner.

Konsep yang dibawa Jet Commerce ini terinspirasi situs e-commerce Tmall milik Alibaba. Tmall sebagai platform terbuka menyediakan infrastruktur untuk membantu brand mengoperasikan etalase toko digitalnya. Oleh karenanya, Jet Commerce menjadi mitra resmi, bukan anak usaha dari Alibaba.

“Pertumbuhan cepat yang diraih juga menjadikan kami mampu berekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara [Vietnam dan Thailand]. Selain meningkatkan performa bisnis e-commerce brand-brand yang sudah bermitra, kami akan menambah lagi dengan brand dari kategori lain.”

Sementara itu, Blibli masih fokus penambahan 18 gudang baru, sehingga bertambah jadi 32 gudang sepanjang tahun ini yang akan ditempatkan di sekitar Jawa dan Sumatera.

Membawa konsep Cainiao ke Indonesia

Perkembangan Tiongkok yang pesat untuk memajukan industri logistik, dikontribusikan peran Alibaba yang agresif membangun jaringan dari berbagai aspek. Alibaba menjadi salah satu pendiri Cainiao pada 2013 bersama dengan mitra lainnya, termasuk empat perusahaan kurir ekspres besar di Tiongkok.

Cainiao bukan mengirimkan paket secara mandiri, melainkan mengoperasikan platform data logistik untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mitra logistik untuk memenuhi transaksi antara pedagang dan konsumen dalam skala besar. Perusahaan menggunakan big data dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi di seluruh rantai logistik.

Data yang disediakan Cainiao dapat diakses secara real time oleh pedagang untuk mengelola inventaris dan pergudangan dengan lebih baik. Konsumen pun dapat melacak pesanan mereka. Mitra kurir ekspres dapat mengoptimalkan rute pengiriman dengan platform yang disediakan Cainiao.

Berbagai pembaruan sistem dilakukan seperti membuka gudang robot terbesar di Tiongkok. Di sana, robot dibekali dengan pembaruan sistem berupa perencanaan rute maju dan alokasi persediaan sesuai dengan permintaan konsumen, menghindari kemacetan, dan mempercepat laju pengiriman.

Terkait pengiriman lintas negara, pada momen 11.11 tahun lalu, sebanyak 5 juta paket impor diproses melalui bea cukai dalam waktu kurang dari lima jam. Sebelumnya kebutuhan yang sama membutuhkan waktu sekitar delapan jam dan 57 jam di tahun 2017 dan 2016.

Kemampuan Cainiao yang luar biasa ini menjadi ambisi bagi setiap perusahaan logistik Indonesia untuk mengadopsinya. Seperti yang dilakukan Iruna dan berbagai startup lainnya.

Dengan modifikasi yang disesuaikan dengan geografis Indonesia, Cainiao versi lokal dipastikan akan hadir. Meskipun demikian, Zaldy Ilham Masita memastikan satu hal yang harus ditiru Indonesia dari Cainiao adalah penerapan standarisasi pertukaran daa yang sama untuk setiap partner logistik di Alibaba.

“Sehingga antar perusahaan jasa logistik bisa saling berkolaborasi. Ini yang harus ditiru Indonesia,” ujarnya.

Dari sisi regulasi, payung regulasi yang kuat dibutuhkan, khususnya realisasi Peta Jalan E-Commerce yang sempat mandek.

Willson malah lebih optimis konsep Cainiao akan segera datang dalam 3-6 bulan mendatang. “Kita tunggu 3-6 bulan, akan ada bisnis model yang akan Indonesia sekali,” pungkasnya.

IDMarco Ingin Menjadi “E-commerce Enabler” Khusus Produk FMCG

IDMarco yang telah lama malang melintang di dunia distribusi tradisional dan kini ke segmen online ingin menyasar segmentasi baru, yaitu B2C dan fokus menjadi e-commerce enabler di Indonesia. Kepada DailySocial, COO IDMarco Regan Dwinanda menyebutkan, akhir bulan April 2019 lalu, layanan e-commerce enabler resmi diluncurkan.

“Saat ini sudah banyak konsumen kalangan individu yang melakukan pembelian di platform kami. Namun kami melihat potensi besar untuk melebarkan bisnis banyak ditemui di kalangan prinsipal atau pemilik dari produk yang didistribusikan pada distributor,” kata Regan.

IDMarco mencatat banyak prinsipal yang kesulitan untuk mengadopsi digital karena kurangnya sumber daya hingga tidak adanya teknologi yang bisa membantu mereka melakukan penjualan secara digital, khususnya melakukan penjualan di platform marketplace. Dengan sumber daya dan teknologi yang dimiliki perusahaan mengklaim mampu menyediakan sumber daya, teknologi ke prinsipal untuk melakukan penjualan di semua platform marketplace di Indonesia.

“Strategi monetisasi yang kami terapkan adalah pembagian margin dari masing-masing prinsipal, tentunya dengan jumlah yang berbeda. Sejak awal kami langsung mengenakan biaya tanpa memberikan free trial atau penawaran diskon hingga promo. Sesuai dengan fokus kita sejak awal menjadi bisnis yang sustainable dan memberikan win-win solution untuk semua,” kata Regan.

Layanan e-commerce besutan Salim Group ini telah menargetkan pasar B2R (business to retail) dengan integrasi langsung dengan gudang Indomarco dan menawarkan produk pilihan dari Indofood dan brand lainnya. Untuk segmentasi B2B sendiri, IDMarco sudah mendukung kebutuhan produk Indofood ke merchant marketplace, di antaranya Bukalapak, JD.ID, Shopee, dan Blibli.

Fokus ke produk Indofood

Saat ini layanan e-commerce enabler IDMarco masih fokus memberikan layanan ke ekosistem Salim Group. Namun tahun 2019 ini mereka juga berniat untuk menambah jumlah prinsipal di luar ekosistem Salim Group. Disinggung berapa jumlah investasi yang digelontorkan Salim Group untuk kanal bisnis baru ini, Regan enggan menyebutkan secara detail. Ia menegaskan, Salim Group mendukung penuh rencana bisnis perusahaan.

“Kita fokus menyediakan produk FMCG kepada prinsipal kita. Namun ke depannya tidak menutup kemungkinan jika memang ada demand dan memiliki potensi, produk di luar FMCG juga bisa kami sediakan,” kata Regan.

Serupa dengan e-commerce enabler lainnya, seperti Sirclo atau aCommerce, IDMarco didukung sistem pergudangan dan logistik yang terpadu. Hal tersebut diharapkan bisa memudahkan prinsipal memanfaatkan secara maksimal resource yang dimiliki.

“Kita melihat saat ini e-commerce pada khususnya masih memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Salah satunya adalah dengan menjadi e-commerce enabler yang fokus kepada produk FMCG untuk membantu prinsipal sekaligus memberikan layanan lebih kepada konsumen,” kata Regan.

Application Information Will Show Up Here

Setelah Go-News, Gojek Kenalkan Go-Mall dan Go-Komik

Awal tahun 2019 Gojek meluncurkan fitur-fitur hasil kolaborasi dengan pihak ketiga. Mereka adalah Go-News, Go-Mall, dan Go-Komik. Ketiganya akan melengkapi fitur yang sudah ada di dalam aplikasi Gojek dalam usahanya menjadi super app dengan time spent konsumen yang semakin lama.

Sejauh ini secara keseluruhan Gojek sudah memiliki 21 layanan dan 6 fitur dalam satu aplikasi yang menhubungkan 2 juta mitra dengan puluhan juta pelanggan di seluruh kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data App Annie, Gojek disebut menjadi aplikasi on-demand dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak sepanjang tahun 2018.

Head of Third-Party Platform Gojek Sony Radhityo menyatakan, sebagai super app pertama di Indonesia, berbagai inovasi yang berhasil menjawab kebutuhan pengguna merupakan kunci dari pertumbuhan sejauh ini.

“Berbagai data internal dan eksternal kami menyatakan bahwa kebutuhan belanja dan mengakses info terkini menjadi perhatian penting bagi pelanggan Gojek dan lingkungannya. Kedua fitur ini [Go-Mall dan Go-News] menjawab kebutuhan tersebut, sesuai dengan tujuan kami untuk membantu pelanggan menemukan layanan yang mereka cari dalam satu aplikasi,” imbuh Sony.

Go-News merupakan fitur news aggregator yang dikembangkan dengan tujuan menambah alasan pengguna terhubung dengan aplikasi Gojek. Kumparan adalah portal berita pertama yang menjadi mitra.

JD.id dan Blibli menjadi platform e-commerce yang menjadi mitra Go-Mall. Dua platform belanja online ini dipilih karena dianggap bisa membantu visi Gojek membantu pengguna berbelanja berbagai macam kebutuhan.

Kolaborasi dengan JD.id dan Blibli untuk Go-Mall juga diikuti integrasi sistem pembayaran Go-Pay untuk kedua platform tersebut.

“Akan selalu ada tantangan baru. Seperti yang sudah kami buktikan selama ini, misi utama Gojek adalah terus menggunakan teknologi untuk menjadi solusi bagi tantangan-tantangan tersebut. Hal ini kami capai tentunya dengan mengutamakan kerja sama dengan para mitra dan partner bisnis kami untuk terus memberikan dampak sosial positif bagi masyarakat melalui keberadaan Gojek,” terang Sony.

Startup unicorn asal Indonesia ini juga mengembangkan Go-Komik, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna membaca komik dari para komikus lokal. Menurut pantauan DailySocial, mereka yang sudah berpartisipasi adalah Tahilalats, Sebut Saja Oloy, dan Maghfirare.

Application Information Will Show Up Here

JD.id Bermitra dengan RedBus untuk Sediakan Tiket Bus Online

JD.id dan startup pemesanan tiket bus RedBus mengumumkan kolaborasi bisnis untuk melengkapi layanan JD Travel. Pembelian tiket bus dan shuttle dari RedBus kini bisa dilakukan melalui aplikasi JD.id.

Head of Partnership, Alliance, dan Virtual Category JD.id Abraham Harahap menjelaskan, pihaknya berharap dapat memberikan lebih banyak moda transportasi untuk konsumen. Semakin lengkapnya layanan JD Travel ini, tentunya dalam rangka menyambut momen rutin mudik lebaran yang segera tiba.

“Sekaligus memberikan opsi perjalanan bagi pelanggan JD.id dengan menyediakan penjualan tiket shuttle dan bus yang lengkap, terjangkau, dan variatif,” terangnya kepada DailySocial.

Setiap layanan OTA yang tersedia di JD.id, sambungnya, adalah hasil kerja sama dengan pihak ketiga sehingga lebih praktis, mudah, murah, dan cepat. Mereka juga terbukti memiliki lisensi OTA, yang mana belum dimiliki perusahaan.

Alasan memilih RedBus pun lantaran startup ini memiliki rute yang lengkap untuk tiket bus dan shuttle dari berbagai operator utama di Indonesia. Secara teknologi pun sudah cukup mumpuni untuk mendukung kebutuhan konsumen.

Pembelian tiket bus hanya bisa dilakukan lewat aplikasi JD.id. Perusahaan menyediakan opsi pembayaran dengan mencicil sampai tiga bulan dengan bunga 0%.

Abraham menargetkan kehadiran tambahan layanan ini setidaknya dapat berkontribusi sebesar 10% dari total penjualan di JD.id ketika seluruh produk perjalanan sudah lengkap dan sempurna. Sayangnya, Abraham enggan menyebut lebih detail soal kontribusi JD.id yang terkini.

JD Travel menyediakan pembelian tiket pesawat, kereta api, dan rental mobil. Konsumen juga dapat memesan tiket hotel dari berbagai properti. AiryRooms termasuk salah satu pemain OTA yang ikut listing dalam JD Travel.

RedBus sendiri baru mengumumkan kehadirannya di Indonesia sejak tahun lalu. Diklaim perusahaan telah bermitra dengan lebih dari 110 operator bus dan shuttle terkemuka, menciptakan 1400 rute unik yang menghubungkan lebih dari 150 kota. Tahun ini diharapkan dapat melipatgandakan jumlah mitra jadi 200 operator dan menjual 200 ribu kursi setiap harinya.

Application Information Will Show Up Here

JD.id Segera Tambah Tiga Gudang dan Kembangkan Toko Ritel Virtual

Platform e-commerce JD.id terus tancap gas untuk melayani masyarakat Indonesia pada hari jadinya yang ketiga. Sejumlah rencana akan dilakukan JD.id pada tahun ini, di antaranya menambah tiga gudang baru dan memperluas dua gudang lama yang memiliki aktivitas tinggi.

Perusahaan juga akan mengembangkan lebih lanjut inovasi yang sudah diluncurkan tahun lalu, yakni toko ritel modern JD.id Virtual. Hanya saja, pihak JD.id masih menutup rapat-rapat terkait hal tersebut. Namun dipastikan inisiasi teranyar ini akan dirilis pada akhir bulan ini.

“Komitmen kami untuk JD.id Virtual akan dilanjutkan, akhir Maret ini akan ada follow up-nya. Setelah stasiun kereta api, akan ada lokasi baru,” kata Head of Corp Communications & Public Affairs JD.id Teddy Arifianto, Jumat, (15/3).

Teddy melanjutkan, komitmen ini merupakan bagian investasi perusahaan dalam mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia.

“Ini [JD.ID Virtual] bukan buat cari untung, tapi buat experience, mengubah kebiasaan. Sama seperti waktu ada ATM di 1986, orang baru mulai ngeh dengan fungsinya 12 tahun kemudian saat BCA agresif. Ubah gaya hidup itu yang susah.”

Sebelumnya, pada Agustus 2018, perusahaan meresmikan toko tanpa kasir bernama JD X-Mart. Kini JD.ID X bisa menerima pembayaran dengan Go-Pay setelah scan wajah pengguna.

Terkait penambahan gudang, sambungnya, perusahaan akan menambah di tiga lokasi baru. Satu di antaranya akan disiapkan untuk melayani transaksi di bagian timur Indonesia. Sebanyak tujuh gudang telah beroperasi di Jakarta (Cibitung dan Marunda), Surabaya, Pontianak, Medan, Makassar, dan Semarang.

Di samping itu, JD.ID akan memperkuat lini bisnis curated marketplace yang sebenarnya sudah dimulai pada tahun lalu. Teddy menjelaskan, penjual yang bisa bergabung di sini konsepnya bukan C2C seperti marketplace kebanyakan. Penjual diharuskan memenuhi kualifikasi tertentu yang ditetapkan perusahaan.

Karena adanya proses kurasi, penjual marketplace yang tersedia di bagian ini adalah mereka yang memiliki brand baik. Dua hal yang terpenting adalah mereka harus mampu memenuhi syarat fulfillment, yaitu punya stok yang cukup banyak ketika pemesanan datang membludak dan memiliki komitmen menjaga consumer experience yang diinginkan perusahaan.

Untuk armada logistik, penjual dibebaskan memilih J-Express (layanan logistik internal JD.ID) atau memakai jasa yang lain.

Sejak meresmikan kehadirannya di Indonesia pada 2016, JD.id terus berusaha memperkuat kehadirannya dengan berbagai inovasi dan gimmick marketing. Perusahaan kini memiliki lebih dari 1 juta SKU. Diklaim JD.ID memiliki 20 juta pengguna teregistrasi, dengan sekitar 10 juta di antaranya adalah pengguna aktif.

Lima kategori produk yang paling banyak terjual adalah gadget, peralatan rumah tangga, JD Mart, komputer, dan aksesoris. Secara total JD.id memiliki 18 kategori produk, mulai dari barang mewah (JD Luxe), pulsa, travel (flight & hotel), JD Global, JD Fresh, sampai JD Golf.

Application Information Will Show Up Here