Brilio Hadirkan “Fulus”, Platform Komparasi Finansial

Perusahaan penerbit konten digital Brilio merilis platform komparasi produk finansial “Fulus” untuk membantu kalangan millennial membandingkan berbagai produk finansial yang ada di pasaran. Dalam menghadirkan platform ini, Brilio memanfaatkan teknologi dari Cermati.

Untuk sementara, produk yang dihadirkan dalam Fulus adalah membandingkan produk kartu kredit dan informasi seputarnya. Misalnya fasilitas yang diberikan, persyaratannya, informasi biaya dan denda, kelebihan dan kekurangan, hingga rekomendasi kartu kredit sesuai profil calon nasabah.

Beberapa perusahaan penerbit kartu kredit yang tersedia di Fulus, seperti AEON, ANZ, Bank Danamon, Bank Mega, BCA, BNI, BRI, Citibank, HSBC, dan Standard Chartered.

Tampilan FULUS

Sebelumnya Brilio melakukan riset bersama dengan JakPat Mobile Survey terhadap 1021 responden berusia 21-37 tahun di 34 kota besar Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 59% millennial Indonesia, khususnya kelas menengah, kini lebih menyukai transaksi secara cashless baik melalui kartu debit, e-money, maupun kartu kredit. Atas dasar hasil riset tersebut, akhirnya Brilio memutuskan untuk memulainya dari kartu kredit.

“Kami menemukan bahwa 63% millennial Indonesia mengaku membutuhkan kartu kredit, tapi kami juga mendapatkan fakta menarik bahwa 66% millennial mengaku kesulitan kartu kredit apa yang terbaik untuk kebutuhan mereka. Ini jadi alasan kami membuat Fulus,” terang CEO & Co-Founder Brilio Joe Wadakethalakal dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Kamis (4/1).

Lebih lanjut, dalam hasil riset itu memperlihatkan bahwa mayoritas pengeluaran kartu kredit millennial dilakukan untuk pembelian alat elektronik (27%), makanan dan minuman (25%), melancong (23%), dan item fesyen (15%).

Hasil riset ini kemudian menginspirasi tim Brilio untuk merekomendasikan kartu kredit berdasarkan best credit cards dalam beberapa kategori. Untuk Travel, Dining, Cashback, Retail, Low Interest, Rewards, First Card, dan lainnya. Selain memberi rekomendasi, Fulus juga memiliki fitur pengajuan kartu kredit secara online.

Terkait monetisasinya, Fulus akan memakai sistem affiliate. Fulus akan mendapatkan revenue dari setiap proses aplikasi kredit yang berhasil diterima. Joe mengungkapkan, ke depannya Brilio akan menambah fitur-fitur yang ada dengan membandingkan produk finansila lainnya selain kartu kredit.

Application Information Will Show Up Here

Rencana HelloBeauty Jalin Kemitraan dengan EV Hive Coworking Space

Setelah menjalankan bisnisnya selama satu tahun, HelloBeauty yang merupakan marketplace untuk make up artist di Indonesia kini sudah hadir kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, dan kota lainnya. Selanjutnya HelloBeauty berencana untuk menjalin kerja sama dengan EV Hive Coworking Space, untuk menyediakan Co-Beauty Space dan Studio pertama di Asia.

Kepada DailySocial Co-founder HelloBeauty Dennish Tjandra mengungkapkan, kegiatan ini nantinya menjadi wadah untuk make up artist mengadakan berbagai acara, mengikuti tren kecantikan yang saat ini sedang digemari oleh kalangan perempuan millennial.

“Kami mau menyediakan sarana bagi para make up artist untuk dapat mengadakan kelas kecantikan privat maupun grup, workshop, events, photoshoot, YouTube shoot, dan kebutuhan lainnya, hingga membantu mereka untuk mengembangkan bisnis kecantikan mereka tanpa harus mengeluarkan ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah untuk tempat atau ruko untuk membuat beauty studio mereka sendiri.”

Untuk tahap awal kerja sama strategis antara EV Hive Coworking Space dan HelloBeauty masih akan mencoba beberapa ruangan, melihat feedback dan permintaan dari anggota selanjutnya.

Masih melakukan fundraising

Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, saat ini HelloBeauty masih menjalankan bisnis secara bootstrapping dan tengah dalam proses fundraising. Jika nantinya dana segar tersebut berhasil didapatkan, akan digunakan untuk kegiatan pemasaran, perekrutan pegawai, pengembangan aplikasi mobile, dan beauty events.

“Target kami di tahun 2018, kami dapat meningkatkan jumlah anggota make up artist kami, memperluas komunitas kami dan memperbesar jumlah pemesanan di HelloBeauty hingga 5x lipat dari jumlah pemesanan saat ini,” kata Dennish.

Saat ini HelloBeauty telah memiliki 1300 make up artist yang bergabung dalam platformnya. Sementara untuk pilihan pembayaran, HelloBeauty menyediakan kartu kredit dan bank transfer.

“Saat ini kami baru saja bekerja sama dengan Bank BNI untuk segera menyediakan metode pembayaran cicilan tanpa kartu kredit. Sehingga dapat memudahkan klien yang ingin memesan jasa make up artist yang harganya tinggi,” kata Dennish.

Untuk bisa mempromosikan layanan sekaligus mengakuisisi lebih banyak make up artist, Dennish dan tim kerap hadir dalam kegiatan konferensi teknologi hingga kompetisi startup. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan rencana HelloBeauty untuk bertemu secara langsung kepada calon investor.

“Kebetulan 2 September 2017 lalu saya baru menikah, bahkan kemarin saya dan istri sampai harus balik ke Jakarta dan potong honeymoon karena Hello Beauty masuk Top 10 Startup World Cup competition, dan akhirnya masuk ke Top 5, jadi perjuangannya tidak sia-sia,” tutup Dennish.

Mastercard Biometric Card Adalah Kartu Kredit dengan Sensor Sidik Jari Terintegrasi

Sidik jari dikenal sebagai fitur paling unik dari manusia. Begitu uniknya, bahkan pasangan kembar identik pun tidak mungkin sama sidik jarinya. Maka dari itu, wajar apabila sidik jari akhirnya dimanfaatkan sebagai pembukti identitas, dan kemajuan teknologi biometrik memungkinkan kita untuk mengamankan smartphone menggunakan sidik jari.

Potensi penggunaan sidik jari sebagai pembukti identitas sejatinya paling kelihatan saat membicarakan mengenai transaksi elektronik. Menempelkan ibu jari pada sensor jauh lebih praktis ketimbang menandatangani atau mencantumkan nomor PIN, dan di saat yang sama sidik jari juga jauh lebih aman.

Pandangan ini rupanya diamini oleh Mastercard. Saat ini mereka sedang menguji teknologi baru dimana kartu debit atau kartu kredit bisa ditanami sensor sidik jari. Tujuannya tidak lain dari memberikan kemudahan dalam melakukan otorisasi pembayaran ketimbang harus mencantumkan nomor PIN selagi menutupi tangan Anda dari lirikan-lirikan nakal di sekitar.

Dimensi Mastercard Biometric Card sama persis dan tidak lebih tebal dari kartu kredit biasa / Mastercard
Dimensi Mastercard Biometric Card sama persis dan tidak lebih tebal dari kartu kredit biasa / Mastercard

Dari luar Mastercard Biometric Card ini tidak ada bedanya dengan kartu kredit biasa. Dimensinya juga tidak lebih tebal, hanya saja di ujung kanan atasnya tampak kotak kecil tempat dimana sensor sidik jarinya tertanam. Satu kartu bisa menyimpan data untuk dua jari, tapi keduanya harus milik Anda seorang.

Menariknya, pemilik toko tidak memerlukan mesin khusus untuk bisa menerima pembayaran dengan Biometric Card. Asalkan mesinnya bukan yang model gesek, melainkan yang bisa dimasuki kartu dari bawahnya, pembeli bisa membayar dengan Biometric Card.

Menurut Engadget yang menyaksikan demonstrasinya, proses pembayaran menggunakan Biometric Card berlangsung secara instan; tidak ada delay saat kartu membaca sidik jari pemiliknya. Hal ini dikarenakan semua informasinya telah tersimpan dalam kartu, dan bukan dalam server bank terkait.

Mastercard berencana merilisnya secara global pada akhir 2017, tapi konsumen masih harus menunggu keputusan masing-masing banknya / Mastercard
Mastercard berencana merilisnya secara global pada akhir 2017, tapi konsumen masih harus menunggu keputusan masing-masing banknya / Mastercard

Pun demikian, proses untuk mendapatkan kartunya mungkin bakal lebih ribet, mengingat pengguna diwajibkan untuk datang ke bank guna merekam informasi sidik jarinya pada kartu sebelum kartu tersebut bisa digunakan di seluruh dunia.

Untuk sekarang, Mastercard baru mengujinya di Afrika Selatan guna mengambil kesimpulan apakah teknologi ini bisa meningkatkan kenyamanan sekaligus keamanan dalam bertranskaksi. Rencana ke depannya, Biometric Card bakal dirilis secara global pada akhir 2017, akan tetapi konsumen masih harus menunggu bank-nya masing-masing mengadopsi teknologi baru ini.

Sumber: Engadget dan Mastercard.

Bank Mandiri dan BNI Kembangkan Platform Kartu Kredit Lewat Ponsel

Dua bank pelat merah, Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) saat ini tengah mengembangkan platform kartu kredit yang dapat diakses lewat ponsel pengguna. Rencananya kedua bank akan meluncurkan layanan teranyar tersebut paling lambat dalam tahun ini.

Pihak Bank Mandiri menyatakan layanan kartu kredit nantinya akan tersedia dalam aplikasi Mandiri Online pada pertengahan tahun ini. Saat ini, Mandiri Online baru menyediakan transaksi keseharian terlebih dahulu.

“Kami ingin membuat pengalaman nasabah menggunakan Mandiri Online di ponsel sama seperti di kartu,” ujar Direktur Digital banking and Technology Bank Mandiri Rico Usthavia Frans dikutip dari Bisnis.

Mandiri Online adalah aplikasi yang mengintegrasikan layanan internet banking dan mobile banking Bank Mandiri. Lewat aplikasi ini, perusahaan ingin menawarkan layanan perbankan berbasis teknologi terkini dengan segudang kemudahan.

Senior EVP CTO Bank Mandiri Joseph Georgino Godong menambahkan lewat kehadiran Mandiri Online, nasabah jadi lebih mudah memperoleh informasi tentang seluruh produk bank sekaligus saat melakukan transaksi keuangan.

“Saat ini, hampir semua orang sudah punya internet banking dan mobile banking, tapi belum ada yang menyediakan akses tunggal untuk mengakses keduanya,” kata dia.

Selain Bank Mandiri, BNI juga mengaku tengah mengkaji kemudahan layanan kartu kredit lewat ponsel. Yang berbeda, BNI mengemasnya dengan metode layanan push payment yang berbentuk aplikasi, sehingga nasabah perlu mengunduhnya terlebih dahulu.

Teknologi yang dihadirkan BNI dalam transaksi kartu kredit lewat aplikasi adalah pemanfaatan QR Code yang dapat dipindai oleh mesin kasir. Metode ini menggantikan tahapan menggesek kartu kredit di mesin electronic data capture (EDC).

General Manager Divisi Bisnis Kartu Kredit BNI Corina Leyla Karnalies menjelaskan pemanfaatan QR Code ini dikembangkan untuk menarik minat nasabah usia muda yang makin akrab dengan ponsel.

“Karena orang lebih sering ketinggalan dompet daripada ponsel, sehingga transaksi seharusnya bisa dilakukan di ponsel,” kata Corina.

Potensi kartu kredit

Berbagai jurus dilakukan perbankan untuk mendongkrak transaksi yang dihasilkan dari kartu kredit, misalnya menggandeng berbagai peritel, jasa travel, bazar, dan lainnya. Dengan bungkus marketing yang menarik, diharapkan akan menarik pengguna baru untuk tergiur dan terus bertransaksi.

Seperti diketahui, kartu kredit merupakan salah satu produk andalan perbankan yang tergolong ke dalam bisnis kredit konsumer. Selain kartu kredit, biasanya bank memiliki produk konsumer lainnya untuk menopang perolehan kredit, seperti KKB (kredit kendaraan bermotor), KTA (kredit tanpa agunan), dan KPR (kredit pemilikan rumah).

Berdasarkan data Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SEKI) dari Bank Indonesia, per Februari 2017 jumlah kartu kredit beredar mencapai 17,52 juta kartu. Bila dibandingkan antara 2016 dengan 2015, jumlah kartu kredit beredar tumbuh 3,2% dari 16,86 juta kartu menjadi 17,4 juta kartu.

Sementara itu, dari sisi volume mencapai 25,42 juta kali dengan nominal sebesar Rp22,18 triliun. Pertumbuhan volume transaksi kartu kredit dibandingkan 2016 dengan 2015 sebesar 8,43% dari 281,32 juta kali menjadi 305,05 juta kali.

Adapun secara nominal, pertumbuhannya tipis sebesar 0,17% dari Rp280,54 triliun menjadi Rp281,02 triliun di 2015.

Dari data BI di atas, dapat disimpulkan bahwa bila membandingkan rasio antara pemilik kartu kredit dengan jumlah penduduk Indonesia sangat jauh, kurang dari 10%. Hal ini menjadi potensi bisnis yang besar untuk dimanfaatkan perbankan atau jasa keuangannya.

Mengurangi Kemungkinan Terjadinya Fraud Transaksi Kartu Kredit dengan Fitur 3 Domain Secure

Sistem 3DS menutupi celah kemungkinan terjadinya fraud oleh carder / Shutterstock

Kartu kredit menjadi media pembayaran yang paling efektif untuk melakukan transaksi online. Kendati demikian masih banyak yang meragukan kemudahan tersebut lantaran isu keamanan yang kerap kali menjadi isu, seperti khasus carder yang dewasa ini masih terungkap. Jika berbicara secara teknis, kartu kredit yang beredar di Indonesia saat ini telah memiliki keamanan yang mumpuni, karena kebijakan Bank Indonesia yang cukup ketat. Salah satu fitur yang mendukung hal ini adalah implementasi 3 Domain Secure (3DS) bagi penerbit kartu kredit. Continue reading Mengurangi Kemungkinan Terjadinya Fraud Transaksi Kartu Kredit dengan Fitur 3 Domain Secure

Tokopedia Hadirkan Metode Pembayaran Kartu Kredit untuk Seluruh Pengguna

Setelah cukup banyak menerima masukan dari para pengguna, Tokopedia mulai hari Selasa (5/5/2015) kemarin resmi memperkenalkan metode pembayaran via kartu kredit. Sebelum ini, Tokopedia sebenarnya sudah mendukung metode pembayaran kartu kredit buat pengguna yang ingin membeli paket berlangganan Gold Merchant, User Management atau kredit TopAds. Continue reading Tokopedia Hadirkan Metode Pembayaran Kartu Kredit untuk Seluruh Pengguna

PC Quad-Core Sebesar Kartu Kredit Ini Cuma Dibanderol US$ 35

Meski brand 10moons jarang kita dengar, D9i berhasil membuat banyak orang kagum. Pasalnya mini PC mungil tersebut tak cuma ditawarkan di harga murah, tapi juga mendapat dukungan resmi chip Intel. Namun jika membahas ukuran dan harga, ternyata masih ada produk yang membuat D9i terlihat biasa saja. Ia adalah buah karya produsen Korea Selatan, Hardkernel. Continue reading PC Quad-Core Sebesar Kartu Kredit Ini Cuma Dibanderol US$ 35

Paypal Kian Aktif di Indonesia, Mulai Rekrut Country Manager

PayPal Corporate Headquarters Sign / ShutterstockPaypal, Raksasa pembayaran asal A.S. dilaporkan telah mewawancarai beberapa kandidat untuk mengisi posisi Country Manager yang nantinya akan memimpin operasi perusahaan tersebut di Indonesia. DailySocial mendapatkan informasi dari beberapa sumber bahwa Paypal sendiri telah menutup iklan lowongan kerja di situsnya, dan saat ini sedang dalam proses rekrutmen baik untuk posisi Country Manager maupun posisi strategis lainnya. Continue reading Paypal Kian Aktif di Indonesia, Mulai Rekrut Country Manager

Survei Nielsen: Masyarakat Asia Tenggara Lebih Suka Gunakan Uang Tunai untuk Belanja Online

Lembaga survei Nielsen menginformasikan hasil temuannya dari sejumlah konsumen di negara-negara Asia Tenggara bahwa mereka jauh lebih suka menggunakan uang tunai untuk berbelanja online. Menurut survei bertajuk Survey of Saving and Investment Strategies terhadap 30.000 responden di seluruh dunia, konsumen di Filipina, Thailand, Vietnam, dan Malaysia memiliki kecenderungan lebih dari 60% dalam memilih uang tunai ketimbang “uang plastik” (kartu debit dan kartu kredit) atau kartu prabayar.

Continue reading Survei Nielsen: Masyarakat Asia Tenggara Lebih Suka Gunakan Uang Tunai untuk Belanja Online

Survei Visa Mengungkap Pembeli Online Rutin Lebih Nyaman Melakukan Pembayaran Via Kartu Kredit

Tahun 2013 bisa dikatakan sebagai tahun yang manis untuk pertumbuhan e-commerce di Indonesia, DailySocial sendiri melaporkan banyaknya situs e-commerce yang mengaku mengalami peningkatan pendapatan. Ternyata pengakuan ini sejalan dengan penelitian yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Visa, perusahaan penyedia layanan pembayaran. Laporan visa menunjukkan bahwa 76 persen pengguna internet di Indonesia berbelanja di internet. Survei tersebut juga mengungkap total uang yang dibelanjakan sebanyak Rp 5,5 juta pertahun, dan tercatat konsumennya adalah kaum muda yang berusia 18 hingga 30 tahun.

Continue reading Survei Visa Mengungkap Pembeli Online Rutin Lebih Nyaman Melakukan Pembayaran Via Kartu Kredit