Indosat Ooredoo Umumkan Tiga Startup Ikuti Program Akselerator Ideabox Batch Keempat

Program akselerator teknologi lokal Ideabox mengumumkan tiga startup terpilih untuk mengikuti program akselerasi dalam batch ke-4 yang akan berlangsung selama 120 hari. Tiga perusahaan yang terpilih yaitu: Andalin, AyoSlide, dan Sevva.

Ideabox merupakan program gabungan yang dimotori Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora yang bertujuan mengangkat potensi startup Indonesia melalui bantuan dana investasi tahap awal dan memberikan penghargaan khusus untuk startup yang bergerak di sektor internet dan telekomunikasi.

Sebelumnya telah terpilih 15 finalis dari serangkaian proses seleksi yang cukup panjang untuk mengikuti 48 jam bootcamp di Jakarta, dimulai pada 10 Februari 2017 lalu.

Selama bootcamp, 15 perusahaan bekerja keras untuk menunjukkan komitmen dan potensi mereka. Pada puncak acara yakni tanggal 13 Februari 2017, terpilih sembilan perusahaan startup urutan teratas berdasarkan hasil keputusan dari mentor-mentor lokal dan internasional.

Ketiga pemenang ini masing-masing akan mendapatkan pendanaan awal sebesar US$50 ribu, beserta intensif pembinaan dari mentor lokal dan internasional yang merupakan pelaku bisnis terkemuka, akses ke jaringan investor, dan mendapatkan dedikasi fasilitas selama program berlangsung.

Tak hanya itu, para pemenang juga akan mendapatkan dukungan dari para mitra strategis Ideabox, seperti kredit marketing dari Facebook senilai US$80 ribu, infrastruktur cloud senilai US$120 ribu, IBM Soft Layer dan IBM Blue Mix. Mereka juga akan mendapat prioritas kemitraan komersial dengan Indosat Ooredoo.

“Kami bersemangat menjalankan Ideabox di tahun ke empat ini karena kami masih melihat perlu menjangkau para entrepreneur muda berkakat dengan membekali mereka pengetahuan, pendanaan, dan dukungan komersial,” terang Chief of New Business and Innovation Indosat Ooredoo Prashant Gokarn, Senin (13/2).

Managing Director Kejora Andy Zain menambahkan, dari segi animo masyarakat terhadap Ideabox tiap tahunnya juga makin meningkat. Sebelumnya, pihaknya lebih banyak melakukan roadshow ke lima hingga enam kota untuk mempromosikan program tersebut. Komunikasinya pun masih satu arah karena masih banyak yang belum mengenal Ideabox dan dunia startup digital.

Namun, untuk batch keempat ini pihaknya hanya mengunjungi sekitar tiga kota saja. Peminatnya juga semakin banyak, terlihat dari pertanyaan yang mereka ajukan saat roadshow lebih kritis dan jumlah aplikasi yang masuk membludak meski baru diumumkan pembukaan pendaftaran lewat publikasi media.

“Tahun ini kami menerapkan proses seleksi yang cukup berat karena kualitas dan variasi startup meningkat dari tahun sebelumnya. Kami menyukai solusi yang ditawarkan oleh para startup, sebab lebih luas dengan bantuan teknologi. Kami yakin pemenang batch ke-4 ini bisa berkembang dengan tambahan nilai melalui jaringan kami dan bisa berakselerasi melalui program kami,” terang Andy.

Untuk mengenal lebih dalam ketiga pemenang Ideabox Batch keempat, berikut rangkumannya:

Andalin

Merupakan situs kargo one-stop service untuk membantu SME dalam menjalani bisnis perdagangan ekspor dan impor melalui integrasi layanan bea cukai. Perusahaan startup ini dipimpin Rifki Pratomo sebagai Co-Founder dan CEO, dan sudah resmi berdiri sejak September 2016.

Pengusaha UKM yang ingin melakukan ekspor/impor dalam jumlah tidak besar dilakukan secara bersama (patungan). Nantinya pihak Andalin akan memproses seluruh pengiriman lewat kerja sama dengan perusahaan shipping clearance dan penyimpanan gudang yang berlokasi di berbagai negara.

“Tujuan kami adalah membantu UKM yang masih memiliki limitasi dalam jumlah untuk melakukan kegiatan ekspor/impor. Kami sudah melakukan product testing sejak September 2016, mengirim kargo ke Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa,” ujar Rifki.

AyoSlide

Merupakan platform mobile marketing yang bergerak dengan insentif iklan untuk pengguna. Para pengiklan bisa mengiklankan produk mereka di “lockscreen” mobile phone Android pengguna atau melalui aplikasi mobile. Pengguna akan mendapat insentif setiap kali mereka mengikuti instruksi iklan dari pengiklan, bentuknya bisa berupa uang tunai, pulsa, voucher belanja, dan lainnya.

AyoSlide bertujuan membantu pengiklan mencapai KPI mereka dan pada saat yang sama membantu pengguna mendapatkan insentif ekstra dengan mudah lewat penggunaan smartphone setiap harinya. Perusahaan startup ini dipimpin Rizki Fitriana Sari selaku Founder dan CEO, dan bakal mulai beroperasi secara publik Maret 2017 mendatang.

Rizki menerangkan, sepanjang tahun ini AyoSlide menargetkan 1 juta pengguna dengan rata-rata pengguna aktif harian sebesar 195 ribu orang.

Sevva

Merupakan platform rental marketplace, menyederhanakan proses dan memberikan pengalaman sewa menyewa barang dengan mudah dan nyaman lewat layanan rekening bersama. Perusahaan ini sudah resmi berdiri sejak Juni 2016, dipimpin Erik Hormein selaku Co-Founder dan CEO.

Sejauh ini, Sevva sudah melakukan bisnis dengan total order sebanyak 642 order senilai Rp 226 juta. Cakupan wilayah Sevva sementara ini di sekitar Jabodetabek.

Barang sewa yang tersedia di Sevva di antaranya perlengkapan bayi, perjalanan, fotografi, dan fesyen. Sementara ini, Sevva baru tersedia via situs (desktop). Rencananya tahun ini Sevva akan meluncurkan aplikasi mobile.

Kejora Ventures Siap Berinvestasi di Startup Baru Akhir Tahun Ini

Kejora Ventures, perusahaan modal ventura lokal, mengungkapkan sebelum akhir tahun ini pihaknya akan mengumumkan pendanaan baru untuk salah satu startup yang sedang dilirik. Selain itu, pihaknya juga akan turut berpartisipasi dalam follow up funding yang akan didapatkan oleh dua startup yang berada di bawah naungan Kejora, sebagai langkah mencegah sahamnya terdelusi.

Andreas Surya, VP Portofolio & Investment Kejora Ventures, mengatakan untuk startup baru ini prosesnya hampir mencapai tahap final. Ada empat kandidat yang siap dikucurkan dananya, dari segmen logistik, fintech, big data, dan properti. Menurutnya, Kejora tidak akan memilih semua kandidat tersebut untuk dapat didanai oleh mereka.

“Kami sudah sampai tahap serius untuk pendanaan baru di startup yang akan didanai, kemungkinannya tidak akan keempatnya kami pilih. Kemudian, kami juga akan ikut follow up funding yang akan didapatkan oleh dua startup di bawah Kejora,” ujarnya Kamis (20/10).

[Baca juga: Kejora Group Siapkan Dana Kelola Sesi Kedua Senilai 1,08 Triliun Rupiah]

Kejora dikenal sebagai perusahaan ventura yang gencar dalam memberikan pendanaan tahap awal (seed) untuk startup yang baru berdiri. Sepanjang tahun ini, Kejora baru satu kali mengucurkan pendanaan baru untuk Investree dengan nilai yang tidak disebutkan.

Secara total, ada 28 startup yang berada di bawah naungan Kejora. Beberapa di antaranya, adalah CekAja, Qerja, Y Digital Asia, Etobee, Investree, Jualo, Wavoo, ProSehat, dan lain-lain.

Selain itu, Kejora juga memiliki preferensi startup yang akan didanainya di masa mendatang. Menurut Andreas, pihaknya tertarik untuk berinvestasi di segmen bisnis fintech, pengembangan UKM, digital media advertising, health care, dan edukasi. Dari preferensi ini, Kejora belum memiliki startup di bidang edukasi.

Terkait hal ini, pihaknya mengungkapkan ketertarikannya untuk berivestasi di segmen tersebut dan sedang melihat-lihat perusahaan mana yang cocok dengan karakteristik yang sesuai. Untuk bisnis e-commerce, Andreas mengungkapkan Kejora lebih memilih untuk tidak terjun ke segmen itu. Menurutnya, segmen tersebut sudah cukup padat dikeliling pemain skala besar, justru ekosistem pendukung layanan e-commerce bisa menjadi peluang yang menarik untuk dikembangi, mulai dari logistik, payment, pergudangan, packing, inventory, hingga marketing-nya.

Tak cukup sampai di situ, Kejora juga berniat kembali menghidupkan salah satu startup binaannya yang sempat ditutup. Startup tersebut berjalan di segmen bisnis direktori makanan. Andreas menjelaskan, startup itu sempat ditutup karena ditinggal oleh foundernya yang ke luar negeri.

Pihaknya ingin brainstorming ulang untuk dihidupkan kembali ide awalnya dan sedang mencari founder yang tepat untuk diajak kerja sama.

“Karena startup itu jadi milik kami, mulai dari saham hingga data-datanya. Kami berniat ingin brainstorming lagi untuk dihidupkan.”

Seleksi ketat

Andreas menjelaskan dalam proses pemilihan startup baru untuk dapat bergabung di Kejora saat ini kebanyakan founder startup yang datang langsung ke perusahaan dengan melampirkan fact sheet. Isinya, bagaimana market bisnisnya, model bisnisnya seperti apa, dan berapa dana yang mereka butuhkan.

Setelah itu Kejora akan mengevaluasi aplikasi yang masuk. Adapun prosesnya bisa memakan waktu hingga tiga bulan, sebelum akhirnya Kejora memberikan komitmen untuk berinvestasi.

Dia menerangkan, pada umumnya ada tiga hal yang Kejora lihat saat proses seleksi. Pertama, dari tim startup itu sendiri apakah capable dan memiliki background pendidikan yang sesuai dengan apa yang sedang digelutinya. Kedua, bagaimana market bisnisnya apakah berpotensi untuk tumbuh dan tingkat kompetisinya. Terakhir, memastikan apakah model bisnisnya proven atau tidak, misalnya pernah ada di negara lain.

“Intinya kami ingin mencari startup yang tepat guna dalam menyelesaikan masalah di Indonesia. Misalnya, CekAja itu sudah ada model bisnisnya serupa di Amerika dan Inggris. Di sana, model bisnisnya seperti CekAja sudah proven sehingga kami tertarik untuk menjadi investor di situ.”

Selama 2,5 tahun Kejora berdiri, secara totalnya hampir 1.000 startup datang ke perusahaan untuk minta didanai tiap tahunnya. Akan tetapi, dari jumlah itu pihaknya menyaring dengan ketat biasanya terpilih sekitar empat startup.

F8 Meetup untuk Komunitas Developer untuk Pertama Kalinya Digelar di Jakarta

Kemarin malam (13/4) Facebook Indonesia bekerja sama dengan Kejora menggelar acara F8 Meetup di Kejora Headquarter, Jakarta. Acara ini merupakan yang pertama kali digelar di Indonesia dengan tujuan untuk memperkenalkan produk-produk baru dari Facebook yang diumumkan pada konferensi tahunan F8 di San Francisco. Acara serupa juga digelar oleh Facebook di 26 negara lainnya.

Lebih dari 70 persen pengembang digital yang memanfaatkan platform Facebook berada di luar Amerika Serikat. Dalam upaya menjangkau merekan agar mendapatkan apa yang diumumkan pada konferensi tahunan Facebook F8 di San Francisco, Facebook menggelar pertemuan di 27 negara (F8 Meetup) dan Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan untuk menggelar F8 Meetup ini.

Head of Growth and Partnership Facebook Indonesia Daud Aditirto mengatakan, “Ini adalah pertama kalinya F8 Meetup digelar di Indonesia. […] Kenapa? Karena  Indonesia adalah salah satu pasar paling penting bagi Facebook, […] F8 Meetup itu event untuk developer dan banyak pengembang di Indonesia yang memanfaatkan produk-produk dari Facebook. Tidak hanya iklan, tetapi juga produk seperti sharing button, messaging, Facebook login, dan lainnya.”

“Maka dari itu, kami merasa bahwa sanga t perlu bagi komunitas developer ini juga belajar mengenai program-program baru Facebook [yang diumumkan pada konferensi F8]. Seperti produk-produk baru dan juga rencana Facebook ke depan,” lanjut Daud.

Dalam acara F8 Meetup Jakarta ini, para pengembang lokal yang berpartisipasi mendapat kesempatan untuk menyaksikan video keynote dari Mark Zuckerberg mengenai rencana dan produk-produk baru dari Facebook. Selain itu, terdapat juga sesi berbagai dari para developer startup yang telah sukses memanfaatkan produk-produk Facebook, seperti Qerja dan Cupslice.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga turut hadir dalam acara ini dan berbagi mengenai program-program pemerintah yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekosistem teknologi digital di Indonesia. Para developer yang hadir juga mendapat kesempatan untuk melemparkan pertanyaan kepada Rudiantara yang disambut dengan antusias oleh beliau.

F8 Meetup Jakarta yang digelar pertama kali di Indonesia ini terselenggara atas kerja sama Facebook Indonesia dengan Kejora. Daud mengungkap bahwa tujuan dari gelaran pertama ini hanyalah untuk memperkenalkan produk-produk baru Facebook dan juga apa itu F8 pada pengembang lokal. Namun, ke depannya ia ingin dapat membawa developer  Indonesia yang sukses memanfaatkan produk-prodk Facebook ke konferensi F8 di San Francisco.

“Kami juga mencari opportunity untuk membawa pengembang lokal itu untuk bisa kami show case-kan di acara F8 berikutnya yang digelar di Amerika Serikat,” tandasnya.


Disclosure: DailySocial adalah API partner F8 2016

Kejora Group Siapkan Dana Kelola Sesi Kedua Senilai 1,08 Triliun Rupiah

Venture Capital (VC) Kejora Group baru-baru ini mengumumkan pihaknya tengah menyiapkan dana kelola senilai $80 juta atau sekitar Rp 1,08 triliun. Diungkapkan Co-Founder Kejora Group Sebastian Togelang, saat ini dana tersebut belum benar-benar diluncurkan, masih dalam tahap persiapan. Mereka juga menekankan bahwa investasi tersebut tetap akan difokuskan di berbagai startup teknologi atau investasi digital.

Kejora meyakini bahwa Asia Tenggara, khususnya Indonesia, akan menjadi wilayah berkembang pesatnya industri startup digital, seperti Tiongkok. Dibandingkan Singapura, pihaknya meyakini Indonesia memiliki landasan fundamental untuk menguatkan basis startup tersebut, karena memiliki pangsa pasar, terlebih pemerintah juga sudah mulai memberikan banyak dukungan.

Di bawah naungan Kejora Group di Indonesia sudah ada Mountain Kejora Ventures, Ideabox (JV with Indosat), Mobile Monday Indonesia, Founder Institute, dan NXTCon yang telah mengakomodir startup lokal. Di inkubator yang sudah beroperasi, Slipi Silicon Valley, saat ini juga sudah ada 25 startup.

Kejora berkiprah di Indonesia mulai tahun 2013 membawa pendanaan awal $12 juta. Beberapa startup yang telah menikmati investasi Kejora adalah Cek Aja, Qerja, Dealoka, YDigital, dan Jualo.

Total dana yang dihimpun Kejora tersebut, jika terwujud, adalah salah satu yang terbesar di Indonesia saat ini untuk ukuran VC lokal. Sebelumnya rata-rata dana yang dimiliki VC untuk berinvestasi selama 2-5 tahun adalah $25-50 juta.

Kejora Group juga merekrut Eri Reksoprodjo, seorang bankir yang berpengalaman di bidang investasi. Tatkala tim yang sudah ada terus membangun semangat startup, Eri akan difokuskan untuk membawa bisnis yang telah dikembangkan ke tingkat lanjut dengan pengelolaan dana yang tepat.

Inkubator Ideabox Berikan Kesempatan Magang

Inkubator Ideabox memberikan kesempatan magang (internship) bagi mahasiswa tingkat akhir atau fresh graduates yang berminat mengetahui lebih banyak tentang exposure dunia startup. Kesempatan ini terbuka untuk semua latar belakang jurusan, meskipun yang diutamakan adalah mahasiswa dengan jurusan Manajemen Bisnis, Ilmu Komputer, dan Desain (Art Design). Pendaftaran dibuka hingga tanggal 30 November mendatang.

Continue reading Inkubator Ideabox Berikan Kesempatan Magang

Kejora Resmi Diumumkan Sebagai Fasilitas Co-Working untuk Startup

Bertempat di Wisma Barito Pacific Gedung B Lantai 9, Jalan Letjen S. Parman Kav 62-63 Slipi Jakarta, penggunaan Kejora sebagai fasilitas co-working untuk startup resmi diumumkan. Berasal dari istilah morning star atau Venus, Andy Zain sebagai penggagas Kejora mengharapkan tempat ini co-working space bagi elite startup. Istilah “elite startup” ditujukan bagi startup yang digarap serius oleh para pendirinya, termasuk untuk berkembang dan memiliki model bisnis yang bagus.

Continue reading Kejora Resmi Diumumkan Sebagai Fasilitas Co-Working untuk Startup