“Home Learning” Jadi Era Pembelajaran Platform Edukasi Online di Indonesia

Keputusan pemerintah menutup seluruh sekolah dan universitas di Indonesia memaksa kita mengadopsi solusi education technology (edtech) sebagai opsi alternatif kegiatan belajar-mengajar (KBM) yang selama ini biasa dilakukan secara offline.

Sayangnya, urgensi untuk memanfaatkan edtech justru terjadi di situasi yang tidak menyenangkan. Bagi stakeholder terkait, tentu ini adalah “pekerjaan rumah” yang berat mengingat belum ada konsep yang ideal untuk mengukur efektivitas KBM secara online.

Apalagi, membayangkan lemahnya akses internet di Indonesia menjadi salah satu penanda bahwa KBM di Indonesia belum sepenuhnya siap untuk bertransisi ke online.

Bagi Kristin Lynn Sainani, seorang profesor epidemiologi dan kesehatan populasi di Universitas Stanford yang telah menerapkan belajar online sejak 2013, transisi ini tidak bakal berjalan dengan mulus kalau tujuan utamanya hanya sekadar ingin menyelesaikan kelas dengan cepat.

Lalu, bagaimana startup edtech di Indonesia merespons transisi KBM ini dengan solusi teknologi?

Lonjakan trafik dan pengguna secara signifikan

Sebulan pasca-pemberlakuan home learning, platform edtech di Tanah Air mengalami lonjakan trafik layanan dan jumlah pengguna secara drastis. Hal ini masuk akal mengingat di situasi saat ini, platform edtech menjadi salah satu solusi satu-satunya untuk mengakomodasi KBM para siswa.

Data yang dihimpun DailySocial mencatat platform Kelase mengalami kenaikan trafik signifikan kurang dari seminggu dengan peak sampai sepuluh kali lipat, dan jumlah pengguna mencuat hingga 33 persen. Sementara Quipper mencatat kenaikan trafik hingga 30 kali lipat selama seminggu terakhir pasca pemberlakuan home learning di 16 Maret. Sebanyak 128 ribu tugas diberikan oleh 10.000 guru aktif di 10.000 sekolah, serta lebih dari 121 ribu siswa aktif telah menjawab pertanyaan dari 69 juta pertanyaan di platfom Quipper.

Data lain yang diterbitkan Telkomsel mencatat kenaikan trafik broadband sebesar 16 persen. Kenaikan ini didominasi peningkatan pengguna platform e-learning seperti Ruangguru, aplikasi yang tergabung dalam Paket Ilmupedia, situs e-learning Kampus, dan Google Classroom, yang meroket hingga 5404 persen.

Operator Tri Indonesia juga mengungkap aplikasi e-learning menjadi salah satu layanan digital paling diminati dalam sepekan terakhir. Dibandingkan pekan-pekan sebelumnya, trafik layanan Zenius di jaringan Tri naik 73 persen, diikuti Ruangguru (78%), Quipper (196%), dan Edmodo (841%).

Data di atas menandakan tingginya traction dan antusiasme masyarakat Indonesia terhadap pembelajaran online. Tinggal selanjutnya penyedia platform perlu memastikan ketersediaan kapasitas yang cukup untuk memastikan kestabilan layanan dan kenyamanan belajar.

Founder dan Direktur Kelase Winastwan Gora mengungkap pihaknya berupaya mengoptimalkan kapasitas layanannya. Malahan, pihaknya mendapat dukungan dari penyedia cloud dari Amazon Web Service (AWS) untuk mengoptimasi arsitektur dan meningkatkan kapasitas server.

“AWS memberikan kredit tambahan untuk server sampai akhir tahun dikarenakan situasi COVID-19 ini,” paparnya kepada DailySocial.

Sementara CEO Zenius Rohan Monga menyebutkan saat ini akan tetap fokus untuk memberikan kemudahan belajar mandiri di rumah. Ia mengungkap telah menyiapkan tim khusus yang berperan untuk menjaga kestabilan layanan di masa pandemi ini.

“IT team kami selalu bekerja keras sepanjang hari demi memastikan agar peningkatan trafik ini tidak membebani kinerja platform kami,” ungkap Monga kepada DailySocial.

Pandemi picu pengembangan fitur baru

Di awal pemberlakuan home-learning, sejumlah platform edtech berlomba-lomba memunculkan inisiatif baru, mulai dari berkolaborasi dengan operator seluler, menyediakan paket layanan gratis, hingga mengembangkan fitur baru untuk memperkuat kualitas layanannya.

Pada dasarnya, pengembangan fitur baru ini semata didorong karena adanya urgensi terhadap pemberlakuan home-learning. Dengan semangat agile, para platform edtech berupaya untuk membantu siswa, guru, dan orang tua menyesuaikan diri dengan cepat.

Ruangguru memulai inisiatif ini melalui kolaborasinya dengan Telkomsel untuk menggratiskan layanan selama 30 hari dengan kuota 30GB. Kelase juga membuat program serupa, baik kelas online gratis di blajar.kelase.id dan versi pro gratis selama tiga bulan bagi lembaga yang memerlukan.

Berikutnya platform Zenius menggandeng beberapa operator untuk menghadirkan paket data gratis untuk mengakses ke sebanyak 80.000 konten pembelajaran. “Bahkan, layanan Zenius juga kini dapat diakses menggunakan aplikasi Gojek,” tambah Rohan.

Dari informasi yang dihimpun, platform Zenius, Kelase, dan Quipper mengembangkan fitur baru yang digarap untuk mengantisipasi kelanjutan home learning dalam beberapa bulan ke depan.

Platform Zenius meluncurkan fitur Live Class, tiga hari setelah pemberlakuan home learning. Fitur ini memungkinkan siswa untuk mengikuti sesi belajar secara secara live melalui aplikasi, website, dan akun YouTube Zenius dengan topik tertentu yang disediakan tutor Zenius. Para siswa juga dapat berinteraksi dengan memberikan pertanyaan melalui live chat. 

Selain Live Class, Zenius juga menyediakan fitur rencana belajar harian (Daily Study Plan) sebagai panduan bagi guru dan orang tua siswa untuk membimbing siswa yang melaksanakan belajar mandiri di rumah.

Senada dengan Zenius, platform Kelase juga meluncurkan fitur baru versi Beta untuk mengakomodasi komunikasi dua arah. Misalnya, peserta tak hanya mendengar dan melihat presenter tetapi juga melakukan presentasi dan tanya jawab dengan audio video. Fitur Kelase Live Lecture dijanjikan meluncur secara penuh dalam beberapa hari ke depan.

“Kami masih terus berbenah didampingi tim solution architect AWS untuk mengantisipasi lonjakan trafik tinggi dengan kehadiran fitur baru ini,” ungkap pria yang karib disapa Gora ini.

Untuk memberikan kemudahan penggunaan, Quipper mengembangkan fitur pengindeks transkripsi suara yang dapat mempermudah siswa untuk melakukan pencarian berdasarkan kata kunci, topik, atau materi tertentu yang muncul atau disebutkan di dalam video.

Business Development Manager Quipper Ruth Ayu Hapsari menjelaskan bahwa fitur ini juga mampu mendeteksi kata kunci berdasarkan kata-kata yang diucapkan oleh guru dalam video dan history belajar siswa di akun Quipper.

“Kami juga menghadirkan layanan Masterclass yang dapat membantu siswa untuk berdiskusi langsung dengan pengajar terkait mata pelajaran, PR, termasuk berkonsultasi mengenai rencana belajar,” tuturnya.

Tantangan transisi pembelajaran online

Sebetulnya, keputusan pemerintah untuk menjalankan home learning ibarat tugas dadakan yang perlu dikebut dalam semalam. Tentu keputusan hal ini akan menimbulkan tantangan beruntut bagi orangtua, siswa, dan guru. Pasalnya, selama ini sistem pendidikan Indonesia belum melihat pembelajaran online sebagai opsi setara dengan pembelajaran tatap muka.

Transisi akan semakin sulit manakala literasi terhadap digital di Indonesia masih rendah. Belum tentu kalangan orangtua, siswa, dan guru paham betul bagaimana menggunakannya. Namun, sisi positifnya, kondisi ini akan memaksa mereka untuk belajar menggunakan aplikasi dan layanan digital lain.

Selain itu, akses internet di Indonesia belum tersebar secara merata, terutama di daerah pedalaman. Kuota internet masih menjadi barang mahal bagi sekian banyak orang. Jadi, jangan harap bicara kegiatan belajar-mengajar dapat berjalan seamless.

Bagi Kelase dan Quipper, keterbatasan internet menjadi salah satu tantangan besar untuk memuluskan transisi ini. Menurutnya, keterbatasan kuota menghambat siswa pengguna untuk dapat mengikuti layanan yang butuh bandwith besar, seperti sesi perkuliahan live.

Tantangan lain yang tak kalah penting adalah sebagian besar guru yang menggunakan Kelase dan Quipper masih kesulitan dalam merancang Learning Management System (LMS). Hal ini membuat sejumlah fitur dalam kelas online belum dapat dimanfaatkan dengan baik.

Tantangan tersebut pada akhirnya dapat menjadi pembelajaran penting yang mendorong startup untuk mengembangkan solusi. Untuk menjawab kesulitan kuota internet, Kelase mengembangkan layanan Live Lecture yang dinilai hemat bandwidth.

Pihaknya juga menyediakan panduan singkat dan melakukan sesi pendampingan khusus terhadap guru dan orangtua secara online untuk mengoptimalkan penggunaan Kelase selama pemberlakuan home learning. “Karena hal ini juga, kami sedang mengejar timeline untuk pengembangan fitur baru lainnya, yakni Dual Presenter di Kelase Live Lecture,” ungkap Gora.

Senada dengan di atas, Ruth mengungkap bahwa pihaknya terus melakukan edukasi dan pelatihan untuk membantu guru-guru di sejumlah wilayah di Indonesia beradaptasi dalam menggunakan aplikasi belajar online.

Tak hanya melalui pengembangan fitur dan edukasi, pihaknya juga melakukan kolaborasi dengan operator telekomunikasi untuk memberikan kuota internet gratis. Kolaborasi ini dilakukan untuk menjawab keluhan orang tua terhadap semakin meningkatnya kebutuhan akses internet dari yang biasanya.

“Tentu kami juga berharap pemerintah untuk memaksimalkan sarana dan prasarana terhadap koneksi jaringan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), khususnya untuk sektor pendidikan,” ujar Ruth.

Jika melihat kondisi di atas, tampaknya butuh waktu panjang bagi ekosistem pendidikan di Indonesia untuk beradaptasi. Sebagaimana pernah disebutkan, situasi pandemi ini bakal menjadi test case dan ajang pembuktian startup edtech, apakah layanan edukasi online siap menjadi platform primer di Indonesia.

RingerLaktat dan Kelase Luncurkan Platform Belajar Online Khusus Ilmu Kedokteran

RingerLaktat dan Kelase berkolaborasi meluncurkan platform kursus online di bidang kedokteran. Berbentuk Massive Open Online Course (MOOC), inovasi ini diharapkan mempermudah calon dokter untuk mengakses berbagai materi pembelajaran. Tidak hanya mengenai dunia kedokteran, situs yang bisa diakses melalui RingerLaktat.id ini juga menawarkan materi keperawatan, rekam medis, kesehatan masyarakat dan sebagainya.

Pengembangan platform MOOC RingerLaktat dilatarbelakangi tingginya minat fakultas kedokteran di universitas. Sementara perjalanan menjadi seorang dokter tidaklah sederhana. Kurikulum pendidikan kedokteran tergolong kompleks. Aspek kognitif, afektif dan psikomotor diasah selama 3,5-4 tahun di fase pra-klinik, 1,5-2 tahun di fase koasisten, dan persiapan menghadapi Uji Kompetensi Dokter (UKMPPD).

Di samping itu, menurut pemaparan tim RingerLaktat, pendidikan kedokteran di Indonesia memiliki berbagai tantangan, di antaranya keterbatasan dokter yang berperan sebagai pengajar dan penyebaran dokter di Indonesia yang belum merata. Materi kedokteran termutakhir masih didominasi oleh konten berbahasa Inggris, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi calon dokter. Di sisi lain uji kompetensi dokter sebagai syarat exit exam menyisakan ribuan calon dokter yang belum lulus.

“RingerLaktat merupakan layanan kursus online di bidang pendidikan kedokteran yang pertama di Indonesia. Sebagaimana cairan infus, RingerLaktat salah satu fungsinya untuk meresusitasi kondisi syok atau merehidrasi pasien yang lemah. RingerLaktat hadir untuk membantu calon sejawat di seluruh fakultas kedokteran di Indonesia mendapatkan asupan akses materi pendidikan kedokteran berkualitas,” ujar Co-Founder RingerLaktat dokter Penggalih Herlambang.

Co-Founder RingerLaktat lainnya, dokter Luthfi Saiful Arif, menambahkan, saat ini startupnya telah bekerja sama dengan puluhan dokter dari berbagai universitas dan rumah sakit untuk pengembangan materi berkualitas.

“Kami masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menggaet lebih banyak dokter agar mau bergabung sebagai pengembang kelas dan fasilitator online. RingerLaktat sangat membuka diri kepada para dokter yang ingin berkolaborasi dalam menyebarluaskan ilmu dan kecakapan yang dimiliki dalam bentuk kelas online gratis maupun berbayar,” ungkap Arif.

Sebagai pengembang teknologi pendidikan, peran Kelase dalam kerja sama ini menyediakan platform MOOC yang terkustomisasi.

“Kami merasa tertantang untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada pada bidang pendidikan kedokteran bersama RingerLaktat. Untuk itu kami begitu antusias mengakselerasi bisnis inovasi sosial yang dijalankan RingerLaktat agar dapat memberi manfaat yang lebih luas pada pendidikan kedokteran Indonesia dengan teknologi dan sumber daya yang kami miliki,” ungkap Co-Founder & COO Kelase Winastwan Gora.

Application Information Will Show Up Here

Empat Tahun Perjalanan Kelase

Perjalanan Kelase sebagai salah satu startup pendidikan di Indonesia sudah mencapai tahun keempat. Salah satu pembaruan yang dilakukan adalah menyiapkan fitur terbaru Kelase Live Lecture yang memungkinkan guru atau fasilitator melakukan pembelajaran online dalam bentuk siaran langsung.

Sejauh ini, menurut penuturan COO Kelase Winastwan Gora, layanan mereka sudah digunakan di lebih dari 4.000 lembaga, dengan persentase lebih dari 40%  lembaga setingkat SMA, 20% lembaga setingkat SMP, dan sisanya lembaga pendidikan non formal, seperti lembaga bimbingan belajar, perusahaan, pemerintah daerah, hingga lembaga pemerintah pusat atau kementerian.

Gora, yang terlibat dalam perjalanan empat tahun Kelase, menuliskan beberapa catatan perjalanan di blog Kelase. Di sana ia menceritakan bahwa Kelase merupakan perwujudan kampus besar yang berlokasi di “awan” atau cloud. Sebuah kampus yang dalam perjalanannya mulai dipercaya banyak pengguna.

Perjalanan Kelase terus diiringi dengan perbaikan kualitas dan penambahan fitur.

“Fitur yang banyak diminta adalah seputar penilaian, banyak permintaan berupa penambahan fitur terutama untuk fitur evaluasi (kuis dan latihan soal) termasuk untuk laporan dan analisisnya. Fitur evaluasi atau penilaian pembelajaran inilah yang paling banyak digunakan di dalam Kelase oleh para penggunanya serta paling banyak mendapatkan permintaan untuk dikembangkan terus,” terang Gora.

Perkembangan layanan edtech di Indonesia

Sebagai bagian ekosistem, pihak Kelase melihat ada tanda-tanda positif untuk industri edtech di Indonesia. Menurut Gora hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya layanan yang terus tumbuh. Ia memaknai ramainya sektor edtech di Indonesia sebagai upaya gotong-royong pihak swasta untuk sama-sama meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dengan bantuan teknologi.

“Dengan adanya fokus pemerintah dan swasta untuk meningkatkan kualitas human capital, maka edtech menjadi enabler dan akselerator  untuk tujuan ini. Ditambah dengan ketersediaan akses internet yang semakin luas dan cepat makan ke depan kebutuhan akan pemanfaatan edtech akan semakin besar,” jelasnya.

Ia yakin bahwa ekosistem edtech akan semakin berkembang. Tinggal bagaimana pihak-pihak terkait, baik swasta maupun pemerintah bisa saling bekerja sama untuk memperkuat ekosistem edtech dengan kebijakan, insentif, akses ke permodalan, dukungan teknis dan pendampingan, dan akses ke pasar pendidikan.

Rencana Kelase selanjutnya

Menurut Gora, dari awal peluncurannya Kelase membawa semangat untuk membangun kedekatan dengan penggunanya. Kelase juga berusaha mewujudkan semua permintaan pengguna terkait fitur-fitur yang dibutuhkan.

“Dari awal sampai sekarang, banyak masukkan dan umpan balik dari pengguna tentang fitur Kelase yang telah kita eksekusi dan wujudkan, sehingga membentuk Kelase versi saat ini. Jadi apa yang dikembangkan Kelase sebagian besar adalah masukan dari pengguna-pengguna kita. Antusiasme pengguna tidak hanya pada pemanfaatannya saja, namun mereka juga antusias untuk memberi masukan dan usulan untuk pengembangan Kelase,” papar Gora.

Perjalanan Kelase masih panjang sebagai layanan edtech di Indonesia. Untuk ke depannya Kelase disebut akan fokus pada pasar Enterprise LMS (Learning Management System).

“Kami akan terus mengembangkan LMS Kelase untuk dapat memenuhi kebutuhan akan corporate e-learning yang tiap tahun angka penjualannya terus tumbuh, selain tetap memperkuat Kelase untuk kebutuhan sekolah dan perguruan tinggi,” tutup Gora.

Application Information Will Show Up Here

Kelase Mobile Lab Dihadirkan untuk Bantu Sekolah di Pelosok Belajar TIK

Sebagai lanjutan dari kegiatan Microsoft Affordable Access Initiative Grant, Kelase mengadakan serangkaian kegiatan untuk mengoptimalkan implementasi teknologi digital dalam pendidikan. Sebelumnya dalam program Microsoft tersebut, Kelase mendapatkan pendanaan dan dukungan infrastruktur komputasi awan Microsoft Azure untuk mengembangkan layanan end-to-end solusi pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) agar dapat dinikmati oleh sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Kelase bekerja sama dengan Microsoft Indonesia dan PT Trakindo Utama memberikan akses pembelajaran digital kepada sekolah di Merauke. Salah satu hasil inovasi yang diberikan berupa Kelase Mobile Lab, yakni sebuah paket perangkat TIK yang didesain untuk mudah dipindahkan dan digunakan di area yang tergolong sulit dijangkau.

“Kelase Mobile Lab dihadirkan untuk memberi akses kepada sekolah-sekolah di pelosok Indonesia untuk dapat menerapkan pembelajaran digital dengan lebih terjangkau dan mudah. Paket piranti TIK ini didesain untuk bisa berpindah dari satu kelas ke kelas lain, selain itu dengan adanya server kelas berikut aplikasi dan konten edukasi digital yang disertakan akan memudahkan siswa dan guru melakukan kolaborasi dan pembelajaran digital dengan koneksi internet yang minim,” ujar Winastwan Gora, Chief Operating Officer PT Edukasi Satu Nol Satu (Kelase).

Gora menuturkan, selain menyediakan Kelase Mobile Lab sebagai sarana belajar, pihaknya juga memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru dan siswa untuk mampu belajar secara efektif memanfaatkan TIK sebagai perangkat produktivitas belajar.

“Kami sangat senang dapat kembali mendukung kegiatan Kelase dengan memberikan akses pembelajaran digital. Bantuan piranti TIK ini kami harapkan dapat membantu proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih kreatif dan kolaboratif. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung misi Microsoft untuk memberdayakan masyarakat dan organisasi, terutama di sektor pendidikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di era transformasi digital saat ini,” sambut Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari.

SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo yang mendapatkan kesempatan untuk menerima suguhan tersebut dari Kelase.

“SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo. Dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek sebagai bagian dari pelaksanaan program pendidikan berbasis karakter yang kami selenggarakan, SDN Inpres Polder ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar terpilihnya SDN Inpres Polder sebagai sekolah percontohan berbasis TIK oleh mitra kerja kami,” ungkap Chief Administration Officer PT Trakindo Utama Maria T. Kurniawati.

Application Information Will Show Up Here

Catatan Startup Teknologi Pendidikan Indonesia Tahun 2016

Banyak permasalahan di bidang pendidikan yang saat ini coba diakselerasi penyelesaiannya dengan teknologi. Mulai permasalahan yang ada di sekolah (keterbatasan kelas, sumber daya ajar), di pendidik (kompetensi, persebaran), hingga yang ada pada siswa (meningkatkan ketertarikan belajar, memastikan kompetensi lulusan). Produk teknologi pendidikan (edtech) yang ada saat ini dan memiliki kesempatan implementasi yang besar pada umumnya mengacu pada penyelesaian masalah tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa pendekatan teknologi pendidikan merupakan langkah yang tepat. Masifnya persebaran konektivitas internet dan penetrasi perangkat pintar membawa sebuah paradigma baru digital society. Didukung dengan angka yang besar di jumlah sekolah, sebaran murid hingga anggaran tahunan untuk sektor pendidikan. Menjadi masalah krusial, karena berbagai pihak (termasuk pemerintah) mulai memahami bahwa optimalisasi pendidikan akan membawa bangsa di tingkat yang lebih maju.

Potensi edtech untuk terlibat dalam transformasi pendidikan modern

Di Indonesia belum ada riset komprehensif yang berhasil kami temukan, namun di Amerika Serikat sudah ada data (WCET Distance Education Enrollment Report of 2016) pada tahun 2016 sebanyak 28% dari mahasiswa telah memanfaatkan pembelajaran online minimal satu kali dalam masa belajar. Beberapa institusi mulai melegalkan dan mengukuhkan skema kelas maya yang dapat diikuti tanpa batasan tempat.

Spesifik di edtech sendiri, diperkirakan pada tahun 2020 mendatang nilainya mencapai $252 miliar secara global. Hal ini terbukti bahwa pada tiga tahun ke belakang investasi di sektor edtech sudah mencapai $55 miliar, dengan keterlibatan lebih dari 450 startup di seluruh dunia. Jika berbicara anggaran pendidikan secara umum, contohnya di APBN Indonesia tahun 2016, dana pendidikan yang dikucurkan mencapai Rp 419,2 triliun.

Namun demikian layanan atau produk yang disuguhkan edtech juga perlu mempertimbangkan permasalahan dasar yang ada di lapangan. Di Indonesia sendiri di tempat yang berbeda akan menghadapkan pada masalah yang berbeda. Namun secara garis besar edtech akan mendapatkan dukungan beberapa poin berikut mampu dirangkum pada visinya:

  • Memfasilitasi masyarakat dalam dinamika sosial yang terjadi atas dampak internet
  • Mampu bersinergi dengan bisnis, pemerintah dan lingkungan akademik
  • Memberikan efisiensi dalam akses dan sumber daya pengajaran
  • Membawa komponen pendidikan pada cara modern dalam penyampaian materi
  • Dan memberikan dorongan untuk perubahan di sekolah

Sejauh mana edtech hadir dan bermanuver di Indonesia

Kategori startup edtech (dari Global Edtech Startups) terdiri dari 5 bagian, yakni produk kurikulum, kebutuhan kelas, operasional sekolah, kebutuhan kampus dan produk pendidikan lainya. Di Indonesia semua kategori tersebut sudah terisi oleh startup-startup dalam negeri, beberpa di antaranya:

  • Produk Kurikulum: Bahaso, CodeSaya, Educa Studio, KelasKita, MejaKita, SekolahCoding, Zenius.
  • Kebutuhan Kelas: Cozora, HomeWork Hero, UtakAtikOtak.
  • Operasional Sekolah: 7Pagi, AIMSIS, Kelase, PesonaEdu, Quintal.
  • Kebutuhan Kampus dan Luar Kelas: Asdos, HarukaEdu, SemuaGuru, SquLine, Sukawu.
  • Produk Pendidikan Lainnya: BangsaCerdas, BulletinBoard, LeanSkill, GuruKite, RuangGuru.

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pendidikan]

Kategori tersebut dilihat dari proses bisnis juga masih terbagi ke dalam dua kelompok, yakni Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C). Singkatnya B2B mencoba memenuhi berbagai kebutuhan yang menjangkau institusi pendidikan, sedangkan B2C berhubungan langsung dengan pelajar di dunia maya. Desain kebutuhan pengajaran model gamifikasi, personalized learning, dan skill training menjadi yang banyak diminati oleh pengguna. Sedangkan layanan manajemen & administrasi dan analisis pendidikan menjadi yang terfavorit di kalangan institusi.

Berbicara tentang seberapa jauh, maka kita coba melihat tentang apa saja yang berhasil dicapai oleh startup edtech Indonesia. Dimulai dari penyedia layanan pendidikan berbasis media sosial Kelase, data terakhir menunjukkan total pengguna melebihi 102 ribu dengan keterlibatan 3 ribu kelas di dalamnya. Sebelumnya startup yang digawangi Winatswan Gora dkk ini juga telah mendapatkan dukungan funding dari Microsoft dalam bentuk Affordable Access Initiative.

Startup lain juga mulai mendapatkan kepercayaan lebih, baik dari pengguna maupun investor. Tahun ini Squline mengumumkan pendanaan Pre-Series A dari Prasetia Dwidharma, yang akan didedikasikan untuk perluasan fitur dan pemasaran produk. Pemain lama RuangGuru juga memperkenalkan aplikasi baru untuk orang tua murid. Hingga BangsaCerdas yang tengah mempersiapkan skema Online-to-Offline (O2O) untuk pemasaran produk di tahun mendatang. Banyak hal yang dilakukan sebagai langkah perluasan dan pendalaman pasar teknologi di Indonesia.

Peluang bertumbuhnya edtech di Indonesia tahun mendatang

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahun depan edtech masih akan memiliki posisi yang sangat cerah, dengan porsi pasar yang sangat besar. Namun tantangannya adalah bagaimana mampu membuat sinergi bersama berbagai komponen pendidikan lain, dan membuat layanan atau produk yang disuguhkan efektif untuk pangsa pasar Indonesia.

Beberapa catatan di atas kami coba rangkum dalam infografik berikut ini:

Infographic - EdTech in Indonesia Edited

Didukung Microsoft, Kelase Bantu Kolaborasi dengan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan untuk Pembelajaran Guru Sertifikasi

Januari silam Microsoft berkomitmen untuk memberikan dana bantuan sebesar $1 miliar untuk penyediaan sumber daya cloud selama tiga tahun ke depan bagi 70.000 organisasi nirlaba di seluruh dunia. Di Indonesia salah satu organisasi nirlaba yang akan menerima bantuan tersebut adalah Kelase, sebuah startup yang berfokus pada pendidikan di Indonesia. Salah satu program terbaru dari Kelase adalah membantu Ditjen Guru dan Tenaga Pendidikan (GTK) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menyediakan tempat belajar untuk persiapan sertifikasi para guru di Indonesia.

Kelase sejauh ini disebutkan menjadi salah satu startup yang fokus pada penyediaan layanan online untuk kolaborasi, pembelajaran, dan pertukaran ilmu di sektor pendidikan. Sejauh ini Kelase sudah mendapatkan sekitar 75.223 pengguna dengan 2.740 kelas terdaftar. Perjuangan Kelase inilah yang nantinya akan didukung teknologi cloud dari Microsoft.

Disampaikan Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari, program donasi dari Microsoft ini akan membantu mereka dalam menjalankan misi untuk membuat perubahan yang lebih baik. Sejalan dengan misi Microsoft untuk memberdayakan orang-orang dan organisasi sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain. Salah satu organisasi yang masuk kategori Microsoft ini adalah Kelase.

Program donasi US$ 1 miliar dari Microsoft ini memungkinkan organisasi nirlaba mendapatkan kemudahan akses ke Microsoft Azure dan pusat data, Enterprise Mobility untuk perangkat dan manajemen data, CRM daring, dan program Office 365 Nonprofit. Program-program tersebut dapat  membantu organisasi nirlaba di dunia dalam memberdayakan masyarakat melalui program inisiatif yang mereka miliki.

Sementara itu Chief Operating Officer Kelase Winastwan Gora menjelaskan, “Kelase menjadi wadah bagi tenaga-tenaga pendidik di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kapabilitas mereka dalam proses belajar-mengajar. Melalui program donasi dana yang diadakan oleh Microsoft, Kelase mendapatkan kesempatan untuk melakukan transisi ke Azure Cloud dan integrasi dengan Office 365 yang dapat membantu kami untuk menyediakan layanan yang lebih mudah diakses.”

Program teranyar Kelase yang bekerja sama dengan Ditjen GTK di Kemeterian pendidikan menjadi salah satu program yang akan didukung dengan teknologi Microsoft. Harapannya dengan platform dari Kelase dan dukungan teknologi dari Microsoft dapat membantu para guru yang akan mengikuti program Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) untuk melakukan persiapan sebelum mereka menyelesaikan ujian tulis sertifikasi.

Wujud kerja sama Kelase dengan Ditjen GTK ini berupa sebuah platform online sertifikasi.id bagi lebih dari 60.000 guru peserta sertifikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu Kelase juga mengembangkan teknologi miliknya hingga menjangkau ke Papua. Tak kurang dari 400 siswa SMAN 1 Yapen 1 telah mendaftarkan diri di platform Kelase yang nantinya juga akan diintegrasikan dengan Office 365 seperti OneDrive dan Outlook.

Application Information Will Show Up Here

Kelase Peroleh Bantuan dari Microsoft dalam Skema Affordable Access Initiative

Microsoft, dalam skema Affordable Access Initiative, memberikan bantuan dana dan perangkat lunak kepada 12 bisnis di berbagai negara, terutama negara berkembang, untuk membantu mengembangkan layanan dan meningkatkan akses ke jaringan internet yang lebih terjangkau. Di Indonesia, platform media sosial pembelajaran Kelase adalah satu-satunya startup yang terlibat dalam program ini.

Affordable Access Initiative adalah komitmen Microsoft dalam bentuk dana dan perangkat BizSpark untuk meningkatkan ketersediaan layanan broadband internet yang terjangkau, kemitraan komersial yang baru, dan peningkatan program filantropi. Meski jumlah dana yang diberikan tidak disebutkan, Microsoft sudah memastikan nilai komitmen program ini mencapai $1 miliar.

EVP Business Development Microsoft Peggy Johnson dalam rilisnya mengatakan, “Dengan lebih dari separuh populasi dunia kesulitan mengakses internet, konektivitas adalah tantangan global yang membutuhkan penyelesaian masalah secara kreatif. Menggunakan teknologi yang sudah tersedia dan bermitra dengan pengusaha lokal yang mengerti kebutuhan komunitasnya, kami berharap menciptakan solusi yang berkelanjutan, yang tidak hanya memberi dampak sekarang tapi juga di tahun-tahun selanjutnya.”

Selain Kelase, platform konektivitas Filipina Wi-Fi Interactive Network dan solusi perangkat keras India Zaya Learning Labs adalah perusahaan Asia yang dipilih Microsoft sebagai penerima skema program ini. Selain solusi aplikasi, perangkat keras, dan konektivitas, terdapat pula kategori solusi daya.

Bagi Kelase sendiri, kemitraan global seperti ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya mereka juga terlibat sebagai salah satu pendukung Internet.org di Indonesia yang digagas Facebook.

Application Information Will Show Up Here

Daftar Startup Indonesia di Bidang Pendidikan

Startup di bidang pendidikan (EduTech) juga cukup diminati oleh inovator lokal. Berbagai varian layanan kini telah bertanggar di lanskap teknologi tanah air. Berikut ini adalah daftar startup Indonesia di bidang pendidikan.

7Pagi

Startup yang dipimpin oleh Yayan Ardhianto  ini mencoba meniadakan celah informasi tentang seorang anak antara sekolah dan orang tua, 7Pagi memanfaatkan adopsi teknologi di tiap-tiap sekolah untuk menyajikan sebuah media digital yang mudah dan efektif untuk digunakan para guru dan orang tua.

7Pagi merupakan platform komunikasi digital untuk sekolah, menghubungkan sekolah dan orang tua, menggantikan beberapa media yang biasa digunakan oleh sekolah yang sudah tidak efektif untuk digunakan di era digital saat ini. Fitur-fiturnya melingkupi Diary, Portfolio, Information, dan Report. Pada dasarnya seluruh fitur yang ada merupakan digitalisasi dari aktivitas antara guru dan orang tua yang biasanya dilakukan secara konvensional.

Application Information Will Show Up Here

 

Asdos

Layanan ini hadir untuk menyediakan ruang komunikasi dan konsultasi tentang perkuliahan. Sesuatu yang diharapkan bisa membantu lulusan SMA atau sederajat untuk mendapat informasi mengenai jurusan dan segala sesuatu mengenai perkuliahan.

Layanan Asdos ini dikembangkan oleh Robbani Alfan, Ali Rosidi dan Ditra Novtiansyah. Asdos baru secara resmi diluncurkan pada 13 Maret 2016 kemarin. Namun secara offline, bisnis edukasi mengenai jurusan kuliahnya sudah berjalan kurang lebih satu tahun. Salah satu program offline yang dijalankan adalah Program Jelajah Kampus dan Akademi Program Studi  sudah lebih dulu dilaksanakan sejak Februari 2015.

BulletinBoard

BulletinBoard merupakan sebuah aplikasi mobile yang menjembatani antara orang tua murid dan para guru di sekolah. Modul fundamental yang ditawarkan oleh pihaknya ialah kemudahan komunikasi bagi setiap entitas di sekolah agar saling terhubung dengan efektif dan efisien. BulletinBoard menyatakan turut membantu guru memberdayakan teknologi untuk meningkatkan kualifikasi diri menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean 2015. BulletinBoard dipimpin dan didirikan oleh Norman Ganto.

Memanfaatkan BulletinBoard nantinya guru mampu mengirim reminder dalam hitungan detik yang akan diterima oleh orang tua melalui fitur push notification. Sehingga Informasi dapat segera diakses kapan pun, dan di mana pun. BulletinBoard juga memiliki fitur di mana guru bisa memantau orang tua mana yang telah membaca reminder tersebut, sehingga tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak menerima email, pesan instan, SMS, dan surat tertulis. Skema ini diklaim membantu guru tak terganggu setelah jam kerja selesai. BulletinBoard membantu sekolah hemat biaya (karena gratis), guru hemat waktu, dan setiap orang tua lebih terlibat.

Application Information Will Show Up Here

 

CodeSaya

CodeSaya sebenarnya merupakan proyek yang sudah sejak lama digarap oleh  Ganis Zulfa Santoso, tepatnya dimulai tahun 2013. Seiring dengan makin hausnya masyarakat tentang ilmu pemrograman, kini Ganis makin serius menggarap portal belajar berplatform web tersebut. Pada awalnya tahun 2013 baru ada materi mendasar tentang JavaScript, namun saat ini juga sudah ditambahkan dengan PHP dan Teori Penyelesaian Masalah .

Setiap materi yang ada dibahas secara mendalam, mulai dari bahasan fundamental sampai dengan yang level lanjut. Menariknya, model belajar yang diusung CodeSaya ialah model praktik, pengguna dapat langsung mencoba menuliskan kode dan mengikuti contoh serta instruksi yang ada dalam modul. CodeSaya juga menggunakan sistem gaming, sehingga pengguna yang mengerjakan soal sampai dengan jumlah tertentu akan mendapatkan lencana. Coder terbaik juga dirilis secara Mingguan. Saat ini pengguna CodeSaya hampir menyentuh angka 5.000 pengguna.

HarukaEdu

HarukaEdu merupakan sebuah platform belajar yang menargetkan pangsa pasar orang-orang yang sudah bekerja dengan keterbatasan waktu tapi berkeinginan memperoleh gelar S1 atau S2. Pendidikan yang ditawarkan HarukaEdu juga bervariasi, dari yang formal seperti program S1 Manajemen dan S1 Komunikasi, hingga kelas informal meliputi technopreneurship dan kelas mencari kerja yang dirancang untuk meningkatkan skill aplikatif.

HarukaEdu selain menyediakan  kelas online juga menyediakan layanan bagi lembaga akademis lainnya untuk solusi TI dan infrastruktur. HarukaEdu saat ini bekerja dengan London School of Public Relations, STM Labora, dan Enterpreneur University.

HomeworkHero

Homework Hero adalah peer-to-peer tutoring platform untuk pelajar yang dilengkapi dengan fitur pilihan tutor layaknya guru les privat melalui chat platform sesama pelajar. Aplikasi ini dikembangkan untuk membantu para siswa SMP hingga SMA yang kesulitan memecahkan soal atau pelajaran sekolah.

Application Information Will Show Up Here

 

Kelase

Dua orang pendiri Kelase, Brimy Laksmana dan Winastwan Gora
Dua orang pendiri Kelase, Brimy Laksmana dan Winastwan Gora

Dikembangkan oleh PT Edukasi101, Kelase membantu lembaga pendidikan dan komunitas menyediakan layanan online untuk kolaborasi, pembelajaran, dan pertukaran pengetahuan dengan berbagai fitur dan kemudahan akses. Seiring dengan perkembangannya, saat ini Kelase sudah memiliki banyak sekali fitur, beberapa yang menjadi andalannya adalah jejaring sosial pembelajaran, kelas online, fitur komunikasi real-time, hingga pasar konten digital. Kelase didirikan oleh Brimy Laksmana dan Winastwan Gora, duo praktisi teknologi pendidikan.

Application Information Will Show Up Here

 

KelasKita

KelasKita adalah media sosial yang memudahkan penggunanya membuat dan mengikuti kelas belajar secara online. Seperti halnya situs media sosial pada umumnya, KelasKita menghadirkan fitur mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya agar dapat membuat kelas belajar untuk para peserta didik bersama teman-teman, tim, maupun komunitas. Selain itu pengguna juga dapat mengikuti kelas belajar yang tersedia di KelasKita.

KelasKita memiliki fitur yang lengkap untuk menunjang kebutuhan kelas belajar online (e-learning) di antaranya fitur broadcast live video, real-time chalkboard, real-time notifications, timeline, serta fitur Quiz yang tentu mengasyikkan untuk dijadikan bahan pengetahuan sehari-hari, serta berbagai fitur lainnya.

Application Information Will Show Up Here

 

Mejakita

Lahir dari ajang challenge Dicoding, Mejakita menghadirkan konsep platform interaktif yang dirancang khusus sebagai ruang bagi siswa-siswi di Indonesia untuk berbagi ilmu dan saling belajar bersama. Konsepnya menawarkan kemudahan mempelajari sebuah mata pelajaran langsung bersama siswa yang cukup ahli di bidangnya.

Saat ini MejaKita sudah menyajikan materi dari empat mata pelajaran untuk tingkat menengah pertama (SMP), yaitu Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Penyajian materi dilakukan secara tematis dan dilengkapi dengan forum diskusi yang dapat dimanfaatkan untuk tanya-jawab. MejaKita juga menyediakan fitur “Tanya PR” untuk memudahkan pengguna dalam bertanya soal pekerjaan rumah (PR) langsung dengan para kontributor MejaKita.

PesonaEDU

PesonaEDU merupakan salah satu perusahaan pionir yang mengembangkan produk edukasi digital di Indonesia sejak tahun 1986. Seiring berjalannya waktu PesonaEdDU mengembangkan toko online untuk menawarkan koleksi pembelajaran digital  untuk berbagai jenjang pendidikan. Berbeda dengan banyak startup edukasi baru yang menyasar kegiatan belajar mengajar secara online, PesonaEDU masih setia dengan produk-produk non-online untuk pengalaman interaktif yang lebih baik.

RuangGuru

Ruangguru.com adalah sebuah portal online yang menghubungkan calon murid untuk menemukan calon guru yang tepat untuk menambah pelajaran di luar sekolah atau kampus, atau mengembangkan keahlian tertentu. Beberapa bulan lalu Ruangguru baru saja meluncurkan fitur terbarunya, yang memungkinkan siswa untuk mendiskusikan tentang tugasnya secara online bersama mentor yang dipilih.

Application Information Will Show Up Here

 

SekolahCoding

Portal ini berisi materi pembelajaran pemrograman berupa teks dan video yang mencoba menghadirkan sarana pembelajaran pemrograman dengan bahasa Indonesia. Harapannya Sekolahkoding bisa melahirkan pengembang-pengembang handal yang mampu menghasilkan produk yang berguna bagi semua.

Diprakarsai oleh dua pemuda yang sedang melanjutkan studi di Jerman, Hilman Ramadhan dan Juan Akbar, Sekolahkoding mencoba membantu masyarakat Indonesia belajar pemrograman lewat tutorial-tutorial berbahasa Indonesia yang mudah dipahami. Sejauh ini Sekolahkoding sudah memiliki 29 playlist materi pembelajaran dengan total terdapat 250 video di dalamnya. Materinya pun beragam, mulai dari berbagai macam framework dan library Javascript, HTML, CSS, PHP hingga Java.

SemuaGuru

Platform ini menyediakan layanan mirip dengan apa yang disediakan Ruangguru. Dalam SemuaGuru atau biasa disebut SeGu, tidak hanya lulusan universitas atau mahasiswa yang bisa mendaftarkan diri sebagai guru. Para pelajar dengan level yang lebih tinggi pun bisa mendaftar sebagai guru untuk para siswa yang levelnya berada di bawah mereka. Sistem SeGu juga diceritakan mengakomodir keahlian informal, seperti olah raga, bela diri, seni, musik, bahasa serta keterampilan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

 

Squline

SquLine merupakan sebuah layanan atau platform belajar bahasa asing secara online yang mengunggulkan metode pembelajaran online private atau 1-on-1 dengan guru profesional dengan konten pembelajaran multimedia. Selain dari Indonesia, SquLine mengklaim juga telah memiliki pengguna dari berbagai negara, seperti Filipina, Tiongkok, Thailand, dan Amerika Serikat.

Sesuai dengan namanya, kelas virtual ini “menumpang” teknologi video conference yang disediakan oleh berbagai platform penyedia layanan video call seperti Skype, TeamViewer, dan juga GTalk. Dibantu dengan fitur Sharing Screen dan White Board, peserta kursus kelas virtual tentu akan merasakan pengalaman layaknya belajar di ruang kelas secara tatap muka namun tetap dapat dilakukan dimana saja. Selain itu, untuk melengkapi layanan kursus bahasa asingnya, Squline juga akan menghadirkan berbagai Learning Kit yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

Sukawu

Sukawu merupakan sebuah “one-stop-solution” platform yang berinovatif untuk membantu menyediakan wadah pada masyarakat Indonesia dalam rangka menemukan bakat minat sejak usia dini dengan tujuan untuk memaksimalkan segala potensi yang dimiliki oleh tiap individu.

Untuk mencapai tujuan itu, Sukawu memiliki berbagai macam fitur-fitur antara lain, online marketplace yang memberikan akses dengan cepat dan mudah kepada pengguna untuk menemukan informasi mengenai beragam pilihan program kursus, kelas dan tempat pelatihan di segala bidang. Tidak hanya memudahkan melakukan pencarian berdasarkan lokasi, namun pengguna juga dimudahkan dengan adanya pilihan untuk berbagai macam kategori, jenis dan tingkat kursus. Pengguna juga dapat melakukan pembelian kursus yang diminatinya secara instan, aman dan terpercaya melalui sistem pembayaran online gateway yang dapat dilacak oleh pengguna dan penyedia kursus secara real-time.

Sukawu juga memiliki fitur-fitur spesial yang membantu lembaga penyedia kursus untuk dapat mencapai pelajar yang lebih luas dan menjangkau lokasi di seluruh Indonesia serta membangun reputasi dan visibilitas online mereka dengan cara lebih efisien.

Selain itu, Sukawu juga memiliki program pelatihan yang berkelanjutan untuk memberikan inspirasi dan kegiatan mengenai bakat dan minat, pendidikan, pengembangan diri, keterampilan, dan karakter anak yang melibatkan orang tua dan guru.

UtakAtikOtak

UtakAtikOtak sebuah layanan media sosial yang memiliki konsep pelajaran. Tidak seperti media sosial kebanyakan yang menempatkan berbagi momen dan status sebagai fitur utama, UAO menempatkan kuis sebagai fitur utama mereka. Di fitur ini para pengguna bisa membuat dan juga menjawab soal. Setiap berhasil menjawab soal dengan benar pengguna akan diberikan poin yang bisa diakumulasikan untuk ditukarkan dengan berbagai macam hadiah yang sudah disiapkan.

Application Information Will Show Up Here

 

Zenius

Solusi-solusi yang ditawarkan oleh Zenius ialah membantu pelajar mempersiapkan diri menghadapi tes masuk perguruan tinggi, menghadapi ujian nasional, ujian-ujian sekolah, serta tools belajar yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun secara online. Format-format pembelajaran yang disediakan melingkupi situs pembelajaran interaktif, video tutorial, modul digital (e-book), dan juga bimbingan belajar offline.

Zenius berangkat dari fakta bahwa proses kegiatan belajar mengajar secara konvensional sangat membatasi ruang gerak pengajar yang berkualitas untuk menjangkau 60 juta anak usia pelajar di seluruh Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi kini menjadi medium penyampaian informasi untuk menghadirkan pendidikan berkualitas yang lebih merata dengan biaya yang cenderung lebih terjangkau.

Titian Foundation dan Kelase Luncurkan Portal Publikasi dan Kolaborasi Guru SD

Sebagai bentuk pemanfaatan teknologi informasi kepada para pengajar di Yogyakarta, Titian Foundation bekerja sama dengan Kelase meluncurkan media online untuk publikasi dan kolaborasi pembelajaran bernama Gugus Guru Gemati (selanjutnya disebut Gemati). Portal ini nantinya diharapkan bisa dimanfaatkan oleh para pengajar untuk memanfaatkan teknologi. Gemati adalah bagian tindak lanjut program ICT for Education yang telah dirintis oleh Titian Foundation, dengan dukungan dari Reach Out to Asia (ROTA) dan Qatar Petroleum, untuk sekolah-sekolah dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Klaten sejak September 2013.

“Istilah Gemati, selain merupakan istilah dalam bahasa jawa yang berarti sungguh baik hati dan penuh kasih sayang, juga merupakan singkatan dari Gemar Mengintegrasikan Teknologi Informasi (dan) Komunikasi. Gemati diharapkan menjadi tagline penyemangat bagi guru agar terus terbiasa dan kemudian menjadi gemar mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran,” ujar Program Manager ICT for Education Titian Foundation Khusnul Aflah.

Untuk mendukung kegiatan di sekolah, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan non-pembelajaran, Para guru dapat memanfaatkan media online ini untuk berbagi berita maupun praktik-praktik yang baik (good practice) dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Kegiatan peluncuran ini dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kerjasama antara Titian Foundation dengan Kelase di acara ICT for Education Festival, yang merupakan acara pameran praktik yang baik dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan serta ajang penampilan karya seni siswa.

“Kelase berkomitmen untuk mendukung kolaborasi guru dan siswa di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah maupun persebaran informasi praktik yang baik dari guru ke guru tentang pembelajaran inovatif. Dengan portal ini kami berharap dapat mendukung akselerasi perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia,” ungkap CEO Kelase Brimy Laksmana.

Fitur virtual serta audio/video lengkap

Salah satu fitur yang dihadirkan oleh portal Gemati adalah fitur virtual yang memungkinkan para pengajar berkomunikasi lebih mudah dengan pengajar lainnya dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Teknologi (TIK) di sekolah, dalam grup-grup sesuai dengan kelas atau tingkat pendidikan melalui fitur jejaring sosial dan obrolan audio/video.

Selain itu, para guru juga dapat berbagi atau mempublikasikan praktik yang baik dari pengajaran yang telah dilakukan di kelas.

“Praktik yang baik yang terpublikasikan tersebut dapat digunakan untuk mendukung peningkatan karir Guru, dengan adanya publikasi yang ber-ISSN (dalam proses),” ungkap Brimy.

Kelase Sempurnakan Fitur Komunikasi Real-Time Kelase Komunikator

Platform pendidikan online Kelase secara resmi kembali mendesain ulang tampilan layanan mereka. Dalam pembaruan ini pihaknya turut menyempurnakan fitur Komunikator yang merupakan metode komunikasi secara real-time antar sesama pengguna Kelase melalui teks, dan panggilan video/suara.

Continue reading Kelase Sempurnakan Fitur Komunikasi Real-Time Kelase Komunikator