[Review] Zowie Celeritas II, Keyboard Gaming Spesialis eSport Bersenjata Switch Optik

Bagi para atlet eSport, performa, kenyamanan serta reliabilitas pada gaming gear ialah harga mati. Dan aspek-aspek inilah yang dijanjikan BenQ melalui brand Zowie. Menurut produsen, ada perbedaan kontras antara perangkat gamer hardcore dengan periferal kelas gamer pro kreasinya. Dan Zowie tidak takut jika arahan desain tersebut membuat produknya menjadi niche.

Dan dalam acara Zowie Experience Tour di Jakarta pada bulan Maret silam, ada satu perangkat yang mencuri perhatian saya. Produk ini merupakan keyboard gaming bernama Celeritas II. Bagi mereka yang baru mencobanya, Celeritas II terasa seperti papan ketik gaming sekelas dan menyuguhkan sensasi pemakaian mirip keyboard ber-switch mekanis berprofil linier. Namun sejatinya, ia bukanlah ‘keyboard mekanis’ biasa.

Celeritas II merupakan satu dari sedikit papan ketik dengan switch optik. Ketertarikan saya pada produk ini mendapatkan respons antusias tim BenQ, dan tak lama setelahnya, mereka memberikan saya kesempatan untuk menguji Celeritas II secara langsung dan personal. Menggunakan Celeritas II selama beberapa minggu membuka mata saya bahwa switch mekanis bukanlah satu-satunya standar tertinggi teknologi keyboard. Simak ulasannya:

 

Isi packaging

Sebelum membahas produknya, saya ingin meng-highlight satu hal menarik yang saya temukan saat mengeluarkan Celeritas II dari bungkusnya. Bundel penjualan produk sebetulnya cukup sederhana. Yang tidak biasa adalah kehadiran adaptor USB ke PS/2. Beragam motherboard masih terus memanfaatkan port enam-pin ini, tapi Anda mungkin sudah tidak bisa menemukannya di laptop modern.

Dan BenQ punya maksud khusus dalam menyediakannya, dibahas lebih lanjut di bawah.

Celeritas II 30

 

Desain

Zowie Celeritas II merupakan keyboard ber-layout full-size. Presentasinya sangat sederhana, ia hanya menyuguhkan elemen-elemen esensial saja. Perangkat mengusung tubuh kotak dan ujung membundar dengan dimensi 44.2x17x3.8-sentimeter, lalu penampilannya dipermanis oleh kehadiran backlight LED merah serta logo Zowie di area tengah bawah.

Celeritas II 1

Celeritas II 4

Sistem pencahayaan tersebut belum belum menggunaan RGB, namun dibekali warna putih kebiruan di sejumlah tombol – misalnya Caps Lock, Num Lock dan Windows Lock – sebagai indikator fungsi yang sedang aktif. Dengan pendekatan desain seperti ini, maka tidak ada lagi lampu indikator LED selain di area tuts. Celeritas II juga tidak memiliki tombol pengaturan fungsi multimedia serta setting level kecerahan LED dedicated – hal ini dilakukan via kombinasi tombol Fn dan F1-F6.

Celeritas II 7

Celeritas II 8

Keunikan lain di aspek desain ialah absennya wrist rest (serta ketiadaan slot ekspansi) serta adjustable feet (cuma ada empat karet anti-slip memanjang di bagian bawah). Anda tidak bisa meninggikan bagian belakang keyboard, dan dalam penggunaannya, Anda hanya dapat menaruh telapak tangan di meja. Sebagai solusi buat menemukan posisi paling nyaman, Anda perlu menyesuaikan tinggi bangku.

Celeritas II 26

Celeritas II 2

Tubuh Celeritas II terbuat dari plastik, dan di sana Zowie mengimplementasikan coating doff . Coating tersebut terasa halus saat tangan atau jari menyentuhnya, namun kelemahannya adalah permukaan jenis ini akan jadi sarang noda dan kotoran dalam waktu singkat, sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihannya. Jika tidak sering-sering dibersihkan, minyak dari jari (ataupun makanan) bisa membuat permukaannya jadi mengilat.

Celeritas II 16

Hal serupa berlaku pada keycap ABS di sana. Celeritas II memanfaatkan keycap removable standar dengan sambungan berbentuk ‘+’. Andai saya memilikinya, saya akan segera menukar keycap-nya dengan produk third-party berbahan PBT.

Celeritas II 5

Celeritas II terkoneksi ke PC Anda melalui kabel USB non-removable sepanjang dua meter. Kabel ini memiliki profil yang distingtif. Ia tidak dilindungi oleh lapisan benang braided, lalu jenisnya lebih tipis dan lembut dibanding kabel karet di keyboard wired lain, misalnya Corsair K63. Beberapa orang mungkin cemas kabelnya mudah rusak, tapi BenQ menjamin daya tahannya dan punya alasan mengapa memilih material tersebut.

Celeritas II 27

Menurut produsen, kabel Celeritas II (dan juga mouse gaming Zowie seperti EC hingga ZA series) jauh lebih lentur dibanding varian braided. Dengan begini kita bisa mudah menggulungnya, dan ketika dilepas, ia tidak kaku serta mudah direntangkan.

 

Switch optik Flaretech

Pada dasarnya, switch optik tetap menyimpan komponen-komponen mekanis. Saat tombol Celeritas II ditekan, bagian stem di bawah keycap akan bergerak turun, setelah itu per segera mengembalikannya ke posisi normal. Bedanya, ia menggunakan cahaya sebagai medium input – bukan sinyal elektrik. Saat Anda menekan tombol, bagian prisma ikut turun dan mengarahkan inframerah ke unit receiver. Konsep kerjanya mirip trigger button di controller Xbox One dan DualShock 4.

Celeritas II 3

Lewat metode ini, switch optik Flaretech dapat meminimalkan tingkat error serta menghindari double keystrokes (sekali tekan tapi dua kali teregistrasi). Switch optik tidak menggunakan toggle, namun mengukur pergerakan tombol.

Di keyboard mekanis biasa, oksidasi pada bagian actuator seiring bertambahnya umur keyboard bisa mengganggu input, lalu kompleksitas komponen logam juga berpeluang menambah keterlambatan penyampaian sinyal dari papan ketik ke PC hingga beberapa milidetik. Celeritas II sendiri cuma mempunyai satu komponen bergerak: per. Selain itu hanya ada emitter inframerah dan unit penerimanya.

Celeritas II 22

Celeritas II 14

Agar bekerja sempurna, Zowie mengonfigurasi firmware Celeritas II dengan sangat teliti sehingga keyboard bisa secara tepat mengetahui intensitas cahaya inframerah yang dibutuhkan untuk mengaktifkan/menonaktifkan masing-masing tombol. Namun karena sangat kompleks, saat ini pengguna belum diperbolehkan mengustomisasinya sendiri.

Celeritas II 32

 

Fitur

Celeritas II merupakan keyboard berkonsep plug-and-play murni. Seluruh fungsinya tersuguh tanpa memerlukan driver dan ia tidak ditopang oleh aplikasi companion khusus. Celeritas II bisa segera bekerja begitu Anda colokkan ke komputer, namun dengan begini kita tidak dapat mengutak-atik pola pencahayaan LED – cuma bisa mengatur tingkat keterangannya saja.

Celeritas II 11

Dan di sinilah mengapa adaptor USB ke PS/2 menjadi elemen krusial. Pasangkan aksesori ini jika sistem Anda memiliki port-nya dan Celeritas II sanggup menghidangkan fitur N-key rollover atau anti-ghosting sejati tanpa emulasi. Ia mampu membaca setiap input tak peduli seberapa banyak jumlah tombol yang ditekan ataupun seberapa cepat Anda mengetik. Pemakaian interface PS/2 memang opsional, tapi bisa jadi sangat esensial bagi atlet eSport.

Celeritas II 29

Celeritas II 23

Dan dengan memanfaatkan interface tersebut, Anda dapat mengubah kecepatan input. Selain opsi normal, registrasi tombol bisa didongkrak menjadi dua kali, empat kali atau delapan kali lipat lebih cepat. Kemampuan ini kabarnya sangat berguna dalam melakukan manuver di sejumlah game FPS online lawas, satu contohnya ialah CrossFire.

Celeritas II 28

Zowie juga memiliki alasan kuat mengapa mereka bersikeras menggunakan koneksi kabel dan bukan wireless. Polling rate 1.000Hz memang bisa tercapai melalui wireless, namun mereka percaya hanya sambungan fisik yang dapat menjaga kosistensinya di 1MHz setiap saat. Dan untuk menyempurnakannya, Zowie tak lupa memanfaatkan connector USB berlapis emas.

 

Pengalaman penggunaan

Switch optik Flaretech di Celeritas II mempunyai resistensi sebesar 45g dengan jarak key travel sejauh 2-milimeter dan profil linier. Karakteristik ini menempatkannya hampir setara switch mekanis Cherry MX Red. Respons yang cepat membuatnya sangat cocok untuk gaming. Tapi menariknya, bagi saya Celeritas II lebih nyaman buat mengetik dibanding Corsair K63 – mungkin disebabkan oleh key travel yang lebih pendek.

Celeritas II 10

Kapabilitasnya buat menangani beragam genre permainan patut diapresiasi. Celeritas II sudah menemani saya menikmati Overwatch, Far Cry 5, Assassin’s Creed Origins, Ni No Kuni II hingga Conan Exiles. Sejauh ini, ia belum pernah mengecewakan. Celeritas II meregistrasi tiap input yang saya masukkan secara responsif serta akurat, dan saya juga belum pernah mengalami double keystrokes.

Celeritas II 20

Dan berkat actuation force yang tidak begitu tinggi, keyboard ini tidak pernah membuat jari saya lelah (sesi gaming paling intensif yang saya lakukan bersamanya adalah tujuh setengah jam dalam Conan Exiles). Bagian stem keyboard memegang keycap dengan kokoh, kemudian seluruh tombol di Celeritas II terasa konsisten – baik huruf, function hingga numerical pad.

Celeritas II 13

Dalam pemakaian, Celeritas II memang tidak segaduh keyboard ber-switch mekanis tactile Cherry MX Blue/Green, tetapi tiap ketikan Anda di sana tetap terdengar cukup lantang. Saya tidak menyangka bunyi tombolnya dapat didengar microphone saat streaming. Namun suaranya tidak begitu mengganggu.

Celeritas II 12

Sebagaimana keyboard tanpa tombol multimedia mandiri, Anda harus menggunakan kombinasi dua tuts buat menaik-turunkan volume atau mengaktifkan mute. Karena fungsi-fungsi tersebut berada di tombol F1 sampai F6 dan tombol Fn berada di area tangan kanan, Anda harus memakai kedua tangan untuk mengaturnya. Seandaikan Zowie memposisikan tombol pengaturan multimedia di Ins-Home-Del-End-PgUp-PgDn seperti MSI GK 701 RGB, setting dapat dilakukan dengan satu tangan saja.

Celeritas II 15

Celeritas II 21

Kelemahan lain dari Celeritas II terletak pada bobotnya. Keyboard gaming ini mempunyai berat 1,9-kilogram, dan boleh jadi menambah beban bawaan bagi atlet eSport yang harus berpindah-pindah dari satu lokasi turnamen ke lokasi lainnya. Sebetulnya akan lebih ideal lagi jika Zowie turut menyediakan opsi ber-layout tenkeyless.

Celeritas II 24

 

Konklusi

Menurut pandangan saya, membeli Zowie Celeritas II mirip seperti membeli mobil khusus balapan: keyboard gaming ini betul-betul dispesialisasikan buat gamer profesional yang membutuhkan perangkat berkinerja tanpa terlalu memprioritaskan penampilan serta gimmick. Dan layaknya mobil balap, harga Celeritas II juga tidak murah. Dengan mengeluarkan jumlah uang lebih sedikit, Anda dapat memperoleh papan ketik gaming penuh fitur plus warna-warni RGB.

Celeritas II 9

Kini pertanyaanya ialah, gamer seperti apakah Anda? Apakah Anda ingin dimanja oleh fitur serta tampil ‘trendi’ layaknya gamer modern, atau Anda lebih mementingkan keakuratan tinggi dengan peluang kesalahan sistem yang minimal? Jika Anda memilih jawaban kedua, maka Zowie Celeritas II patut dipertimbangkan. Saya juga mengacungkan jempol pada BenQ karena lewat penggunaan switch optik, Zowie memilih arahan pengembangan produk yang lebih sulit dari para kompetitornya.

Celeritas II 17

Meski begitu, saya kembali ingin menunjukkan kurangnya aspek koherensi pada desain: jika memang disiapkan untuk gamer pro, maka produsen sebaiknya tidak menutup mata pada faktor portabilitas. Celeritas II tergolong berat dan agak terlalu lebar buat dimasukkan dalam tas serta dibawa-bawa, padahal kabelnya sangat lentur serta mudah digulung.

Jika tertarik, Zowie Celeritas II bisa Anda beli di BenQ Official Store di Lazada seharga Rp 1,95 juta.

Celeritas II 19

 

Sparks

  • Diorientasikan untuk eSport
  • Mengusung teknologi switch jenis baru: switch optik Flaretech
  • Sangat nyaman
  • Merespons tiap input secara akurat dan konsisten
  • Plug-and-play
  • Adapter USB ke PS/2 opsional buat mengaktifkan N-key rollover

 

Slacks

  • Berat
  • Mahal
  • Penampilan mungkin kurang menarik bagi sebagian gamer
  • Tidak didukung software companion
  • Minim kustomisasi

Keyboard Gaming Baru Roccat Sajikan Aspek Terbaik dari Switch Mekanis dan Membran

Ketika berdiskusi dengan gamer, mungkin mayoritas pemain kelas hardcore segera mengklaim bahwa sensasi menggunakan keyboard mekanis sulit ditandingi oleh papan ketik ber-switch karet. Namun sebetulnya keyboard mekanis menyimpan sejumlah kelemahan, antara lain bobotnya relatif lebih berat, berisik saat digunakan, dan harganya lebih mahal.

Menakar dari faktor-faktor ini, papan ketik mekanis memang belum bisa dibilang sebagai solusi ‘ultimate‘ seperti kata orang. Roccat sendiri bukanlah pemain baru di bidang penyediaan keyboard mekanis, namun versi membran tetap menjadi salah satu produk gaming andalan perusahaan aksesori PC Jerman ini. Setelah memperkenalkan Isku+ Force FX awal tahun lalu, kali ini Roccat meluncurkan keyboard RGB Horde Aimo.

Roccat Horde Aimo 4

Horde Aimo mengusung teknologi yang mengingatkan saya pada switch mecha-membrane Razer Ornata. Roccat menyebutnya membranical. Switch hybrid ini menjanjikan aspek terbaik dari dua versi tersebut. Sensasi mengetik di atas Horde Aimo kabarnya seresponsif dan seakurat seperti ketika menggunakan papan ketik mekanis, namun ia bekerja lebih hening dengan aspek pemeliharaan yang simpel.

Roccat Horde Aimo 1

Roccat memberikan komparasi terkait responsitivitas tombol di Horde Aimo. Keyboard membran karet umumnya menyajikan kecepatan actuation di 9ms. Horde Aimo sendiri menyajikan actuation di 7,8ms pada bagian tombol utama dan 5ms untuk tombol macro. Selanjutnya, produsen menerapkan fitur anti-ghosting pada tombol-tombol yang sering digunakan dalam game – terutama tuts di zona kiri serta tombol Tab, Ctrl, Alt, Shift dan spasi. Bahkan ketika semua tombol itu ditekan, keyboard tetap bisa membacanya.

Roccat Horde Aimo 2

Horde Aimo menghidangkan layout full-size (termasuk numpad) yang debekali pencahayaan RGB multi-zone. Dari yang saya baca, tampaknya ia belum menggunakan sistem per-key. Meski begitu, Anda tetap bisa mengustomisasinya dengan memilih warna dari palet red-green-blue serta menerapkan pola berbeda.

Roccat Horde Aimo 3

Untuk menyederhanakan akses ke fungsi multimedia, Roccat mencantumkan beragam tombol di bagian atas serta menyediakan kenop ‘Tuning Wheel’ buat mengatur volume, warna dan kecerahan RGB, DPI serta hotkey. Tuning Wheel juga kompatibel dengan fungsi dial Windows 10. Lalu di pinggir kiri, Anda dapat menemukan lima tombol macro. Semuanya dapat dikustomisasi via software Roccat Swarm.

Horde Aimo sudah mulai dipasarkan, ditawarkan seharga US$ 90. Di kuartal dua nanti, Roccat berencana buat melepas versi non-RGB-nya yang dibanderol US$ 70.

Seorang kawan sekaligus pakar keyboard gaming pernah bilang pada saya bahwa apapun istilah yang digunakan produsen, basis penyusunan papan ketik tetap mengusung satu dari dua tipe switch: mekanis atau membran. Dan Horde Aimo masih masuk ke kategori membran. Bahkan varian baru seperti switch ‘optis’ masih menyimpan komponen mekanis, hanya metode pengiriman input-nya saja yang berbeda.

Sumber: Roccat.

Lewat Experience Tour, Zowie Coba Tekankan Seperti Apa Gaming Gear yang Ideal Untuk Gamer Pro

Meroketnya kepopularitasan gaming mendorong raksasa teknologi untuk berbondong-bondong mengambil bagian di sana. Selain nama-nama familier, sejumlah merek seperti Samsung atau LG sudah lama menyediakan monitor gaming. Namun acara yang dilangsungkan oleh BenQ minggu lalu kembali menyadarkan saya bahwa gaming gear juga terbagi dalam segmen berbeda.

Saat ini, eSport merupakan bagian tak terpisahkan dari gaming. Dan sebagai salah satu merek yang begitu dikenal oleh atlet olahraga elektronik, BenQ menggelar Zowie Experience Tour Jakarta sebagai cara bagi perusahaan periferal PC itu mempersilakan para gamer merasakan langsung apa yang membuat produk mereka istimewa. Di sana, perwakilan BenQ mengungkap banyak perbedaan antara perangkat gaming hardcore dengan gear khusus buat gamer pro.

Zowie 16

Sebelum membahasnya lebih jauh, saya akan menceritakan dulu sejarah singkat Zowie. Bertahun-tahun sebelum eSport seterkenal sekarang, Zowie telah lama memupuk reputasi di ranah itu – konon sejak era Counter-Strike 1.6. Melihat potensi dan pengalaman yang disimpan olehnya, BenQ mengakuisisi Zowie di tahun 2015. Untuk memahami signifikansi produk Zowie bagi gamer pro, kabarnya monitor mereka digunakan oleh 80 persen pemain CS:GO.

Zowie 5

Menariknya lagi, meskipun tidak menjadi sponsor di turnamen-turnamen eSport, para gamer meminta agar panitia menggunakan monitor Zowie di acara mereka. Akhirnya, produk-produk Zowie menjadi bagian esensial di event-event besar seperti Dreamhack, ESWC, Intel Extreme Masters, MLG, ESEA, EVO hingga ESL One Katowice.

 

Gaming gear standar vs. perangkat atlet eSport

Anda tidak akan kehabisan pilihan gaming gear dari berbagai merek, masing-masing menjanjikan fitur andalannya sendiri. Namun bagi Zowie, atlet eSport merupakan target utama mereka. Seluruh produknya dirancang sesuai kebutuhan gamer pro. Menjawab pertanyaan saya, Kang K.K. Lee dari BenQ membenarkan bahwa langkah ini memang membuat gaming gear Zowie lebih ‘terspesialisasi’. Tapi di sisi lain, hal ini jugalah yang memberikannya diferensiasi.

Zowie 3

Ambil contohnya dalam proses perancangan monitor. Sejumlah produsen mungkin telah mulai mengadopsi desain curved plus resolusi tinggi dengan maksud mendongkrak aspek sinematik serta meningkatkan field of view. Sedangkan Zowie sendiri hingga kini lebih memilih mengusung panel TN (twisted nematic) karena lebih superior untuk mengekspos detail di area-area gelap, walaupun harus mengorbankan jangkauan sudut penglihatan (IPS biasanya menghidangkan sudut 178 derajat).

Zowie 9

Bagi Kang yang sudah lama menekuni ranah eSport sebagai gamer Counter-Strike pro, kekurangan ini bukanlah masalah bagi para atlet karena umumnya mereka menggunakan monitor tepat di depan wajah – bukan dari samping. Zowie juga tidak tertarik ikut serta dalam ‘lomba resolusi’. Misalnya monitor XL2546. Produk ini hanya menyuguhkan resolusi 1080p, namun refresh rate-nya mencapai 240Hz (native) serta telah dilengkapi fitur Dynamic Accuracy.

Zowie 8

Banyak di antara fitur ini yang sulit diungkap oleh angka serta spesifikasi, dan hanya dapat dirasakan dengan mencobanya langsung. Anda mungkin sudah paham bahwa refresh rate yang tinggi efektif dalam meminimalkan latency serta membuat detail pada output tetap tampak tajam terlepas dari seberapa cepat objek di game bergerak (tentu saja harus didukung oleh GPU memadai), namun fitur DyAc betul-betul memberi perbedaan signifikan.

Zowie 4

Dalam uji coba via TestUFO, bukan saja saya bisa melihat mulusnya gerakan UFO berkat refresh rate di 240Hz, Dynamic Accuracy membuat saya bisa mudah menghitung jumlah mata alien meski gambar melesat cepat.

 

Perhatian tinggi pada detail

Aspek menarik lain dari cara Zowie meramu produk adalah mereka hanya fokus pada elemen-elemen penting penunjang professional gaming saja. Contohnya dua mouse anyar Zowie EC1-B dan EC2-B. Mereka tidak mempunyai LED RGB dan masih tersambung menggunakan kabel, tapi saat saya menggenggamnya, seluruh bagian mouse ini betul-betul terasa dalam kendali. Zowie tampak mencoba mengurangi jumlah input di permukaan mouse sehingga menciut juga probabilitas salah tekan. Salah satu metodenya ialah dengan memindahkan posisi switch DPI ke sisi bawah.

Zowie 11

Zowie 12

Menariknya lagi, BenQ mencoba menawarkan produknya secara merata dan berusaha untuk tidak membingungkan calon konsumen dengan terlalu banyaknya pilihan. Tiap mouse, misalnya EC1-B, punya opsi ukuran berbeda. Anda hanya tinggal menentukan desain mana yang paling pas di genggaman. Favorit saya pribadi adalah FK2 berukuran terkecil, karena saya lebih menyukai rancangan ambidextrous.

Zowie 7

Berkat pemanfaatan konektivitas kabel di mouse gaming Zowie, BenQ juga dapat memastikan polling rate-nya lebih cepat serta (yang terpenting) konsisten, dan dapat memangkas bobotnya. Dengan menggunakan koneksi wireless, maka mouse sudah pasti harus menyimpan baterai.

Zowie 6

Zowie 14

Saya juga memuji proses panjang yang BenQ lalui buat mengembangkan aksesori yang kita anggap remeh, seperti mousepad. Kang menceritakan bahwa prosedur perancangan mousepad Zowie memakan waktu tiga sampai empat tahun untuk mencapai desain ‘100% flat low friction‘.

Zowie 10

Pertama, produsen harus menggunakan bahan karet dan kain yang tepat demi menjaga permukaannya betul-betul rata meskipun user telah menggulung atau menariknya. Kedua, semua produk ini wajib lulus uji coba. Kabarnya, kurang dari 50 persen produk mousepad yang berhasil lolos tes QC, sisanya dibuang karena tidak memenuhi standar. Dan ketiga, BenQ harus memproduksi mousepad secara tertutup di kantornya di Taiwan demi menjaga kerahasiaan prosedurnya.

Zowie 13

 

Ketersediaan

Proses produksi super-kompleks dan fitur-fitur khusus eSport inilah yang membedakan Zowie dengan gaming gear brand lain. Kabar gembiranya, Anda yang tertarik bisa segera membeli perangkat-perangkat ini secara mudah. BenQ sudah memiliki official store di Lazada  dan seluruh produk yang Anda lihat di sana dapat langsung dibeli – termasuk keyboard switch optik Celeritas II, aksesori pengelolaan kabel Camade, hingga mousepad PSR.

MSI Luncurkan 2 Keyboard Gaming Premium Dengan Sistem RGB Per Key ‘Tersinskronisasi’

Di antara produk papan ketik spesialis gaming racikan MSI, Vigor merupakan lineup yang mendapatkan perhatian paling besar. Keseriusan sang produsen menapaki ranah pembuatan keyboard gaming mulai terlihat sejak awal tahun lalu, saat mereka memamerkan sejumlah periferal di CES 2017. Salah satunya adalah papan ketik bernama Vigor GK80.

Ternyata butuh waktu setahun lebih bagi Micro-Star International untuk memoles perangkat tersebut. Vigor GK80 baru diumumkan secara resmi di tanggal 28 Februari 2018 kemarin. Menariknya, ia tidak sendirian dalam berkompetisi di segmen yang dikuasai oleh nama-nama seperti Razer atau SteelSeries itu. Sang produsen juga menyediakan alternatif berdesain lebih ringkas, yaitu Vigor GK70.

GK 4

GK 7
Vigor GK 80 (atas) dan GK70 (bawah).

Vigor GK80 dan GK70 mengusung moto serupa: untuk menjadi landasan solid dalam ber-gaming. Tubuh kedua keyboard terbuat dari aluminium dengan finishing anodized. Menurut MSI, material ini kuat, ringan, serta tidak mudah mengumpulkan baretan. Lalu tim desainer juga memanfaatkan desain keycap ‘melayang’. Posisinya tidak terlalu dempet ke bawah sehingga mudah dilepas dan dibersihkan.

Sang produsen hardware Taiwan itu juga menyediakan dua tipe keycap: 12 keycap karet bertekstur jika Anda membutuhkan daya cengkeram lebih tinggi, serta empat keycap logam zinc yang bisa Anda taruh di posisi WASD. MSI paham betul bahwa tombol-tombol ini yang paling sering digunakan gamer, dan umumnya, pemakaian di waktu lama akan membuat permukaannya aus.

GK 3

GK 5

Perbedaan distingtif antara Vigor GK80 dan GK70 terletak pada desainnya. Vigor GK80 adalah keyboard full-size, sedangkan Vigor GK70 menyuguhkan rancangan tenkeyless. GK80 dilengkapi tombol-tombol pengaturan fungsi media dedicated, serta dibundel bersama wrist rest detachable yang mempunyai tempat penyimpanan keycap tambahan. Penampilan minimalis GK70 sendiri membuatnya lebih cocok digunakan dalam turnamen karena memberikan ruang bergerak lebih lapang bagi mouse.

GK 3

Spesifikasi kedua papan ketik gaming ini tetap sama, masing-masing menawarkan opsi switch mekanis Cherry MX Red atau MX Silver Speed. Keduanya tersambung ke PC lewat kabel USB braided 2m, turut dibekali sistem RGB per key MSI Mystic Light yang memeperkenankan kita untuk menyinkronkan pencahayaan di keyboard dengan hardware PC dan aksesori lain. Selanjutnya, utak-atik fungsi macro dapat dilakukan via software.

GK 1

MSI belum mengungkap harga dari keyboard-keyboard ini, namun mereka berencana untuk mulai memasarkannya secara global di bulan Maret 2018.

Vigor GK80 dan GK70 merupakan keyboard yang MSI posisikan di kelas high-end, setelah sebelumnya mereka memperkenalkan papan ketik anti-tumpahan air Vigor GK40. MSI terbukti lihai dalam meracik gaming gear, tapi saat ini mereka membutuhkan fitur signature baru mengingat pemakaian RGB per key sudah jadi semakin umum di kalangan produsen periferal.

Versi Wireless Keyboard Gaming Corsair K63 Siap Menemani Anda Ber-Gaming di Atas Sofa

Sebuah argumen menyatakan bahwa console adalah perangkat gaming paling ideal di ruang keluarga. Ia mudah disambungkan ke TV, dan cukup dibantu gamepad, kegiatan tersebut bisa dinikmati dari sofa. Tapi sebetulnya PC pun bisa dimanfaatkan dengan cara yang sama, bahkan menawarkan alternatif sistem kendali yang jauh lebih presisi dari controller.

“Memangnya nyaman menggunakan keyboard dan mouse dari sofa?” tanya mereka. Tentu saja nyaman, jika Anda memilih periferal yang tepat. Di CES 2018 kemarin, Corsair Components memperkenalkan solusi atas masalah ini: versi wireless keyboard gaming mekanis K63 yang bisa dipasangkan dengan Gaming Lapboard. Dan di minggu ini, sang produsen hardware PC asal Fremont itu resmi meluncurkan keduanya.

Berkat kombinasi K63 Wireless serta Gaming Lapboard, papan ketik tak cuma dapat dipangku dengan nyaman, kita juga bisa leluasa memakai mouse. K63 adalah keyboard tenkeyless, dan absennya numpad memberikan area gerak mouse yang lapang. Untuk menjaga tangan Anda tetap nyaman, Gaming Lapboard dilengkapi wrist rest berbahan memory foam. Penggunannya sangat sederhana: tinggal sematkan K63 di slot yang tersedia di Gaming Lapboard.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 1

Bahkan tanpa konektivias wireless, K63 merupakan salah satu keyboard gaming mekanis kelas menengah berperforma tinggi. Ukuran yang tidak terlalu besar membuatnya sempurna untuk menemani para atlet eSport mengikuti turnamen. Keyboard juga dibekali tombol volume, Windows, LED, dan multimedia terpisah, sehingga aksesnya sangat simpel tanpa perlu memakai kombinasi tombol berbeda.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 2

K63 Wireless dipersenjatai switch makanis yang sama seperti varian wired-nya: Cherry MX Red. Switch ini ialah tipe paling ringan (45cN) dengan profil linier. Kecepatan respons yang disuguhkannya membuat MX Red populer di kalangan gamer. Keyboard tersambung ke PC melalui dongle Bluetooth 4.2 LE, menyuguhkan waktu respons 1-milidetik, ditenagai baterai yang mampu menjaganya tetap aktif selama 15 hingga 75 jam (jika LED dimatikan). Dan menariknya lagi, K63 Wireless juga siap mendukung koneksi kabel via port USB.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 4

Agar produk barunya berbeda dari sisi visual, K63 mengusung LED berwarna biru, terlihat kontras dengan backlight merah di model standar. Untuk mengatur pola pencahayaan hingga memprogram ulang tombol-tombolnya, Anda dapat memanfaatkan Corsair Utility Engine.

Corsair K63 Wireless dan Gaming Lapboard 3

Combo Corsair K63 dan Gaming Lapboard dijajakan di harga US$ 160. K63 Wireless juga bisa dibeli secara terpisah, seharga US$ 110.

Selain K63 Wireless dan Gaming Lapboard-nya, penyajian serupa turut digunakan oleh Roccat Sova dan Razer Turret. Namun buat saya, produk anyar Corsair ini lebih unggul karena ditunjang mode wireless dan wired. Keyboard juga dapat dikeluarkan dari lapboard jika Anda ingin ber-gaming secara tradisional di depan monitor.

Via PC Gamer.

Keyboard Mekanis Anti-Tumpahan Air Corsair Mendapatkan Upgrade RGB

Seringkali kegiatan gaming membuat kondisi area atau meja tempat Anda bermain jadi berantakan: remah-remahan makanan dan kaleng minuman ada di sana-sini. Dengan sedikit kemauan, semuanya bisa dibersihkan, tapi kondisi ini membuka peluang terhadap satu skenario fatal, misalnya saat keyboard mekanis kesayangan Anda kena tumpahan air.

Corsair Components melihat keadaan ini sebagai sebuah tantangan, dan di pertengahan tahun lalu, produsen hardware PC dari Fremont itu meluncurkan papan ketik anti-tumpahan air bernama K68. Tak lama, perusahaan-perusahaan lain seperti Razer dan SteelSeries juga menyediakan keyboard berkemampuan serupa. K68 sendiri unggul karena merupakan satu dari sedikit pilihan yang menyimpan switch mekanis.

Dan di awal tahun ini, Corsair memutuskan buat meng-upgrade aspek penampilan K68 dengan menambahkan pencahanyaan LED red-green-blue. Lewat langkah ini, terlahirlah K68 RGB, papan ketik anti-percikan air yang bisa suguhkan tarian 16 juta warna. RGB di K68 ialah jenis Per-Key yang memungkinkan tiap tombol menyajikan warna secara mandiri. Dan lewat Corsair Utility Engine, Anda bisa mengatur efek dan tingkat kecerahan masing-masing zona warna.

K68 RGB 1

Corsair tetap memanfaatkan switch mekanis Cherry sebagai jantung dari keyboard. Namun kali ini, mereka menawarkan dua dua pilihan tipe switch: MX Red dengan profil linier yang enteng, serta MX Blue yang menyuguhkan sensasi clicky. Tidak ada perbedaan desain pada dua varian ini. Wujudnya serupa K68 versi standar, termasuk pada penempatan tombol aktivasi LED dan lock Windows, serta tombol pengaturan fungsi multimedia.

K68 RGB 3

K68 RGB menjanjikan kemampuan anti-ghosting 100 persen dengan ‘full key rollover‘, memungkinkannya membaca input secara akurat seberapa pun cepat Anda mengetik ataupun ketika beberapa tombol ditekan bersama-sama. Kabar baiknya lagi, bundel penjualan K68 RGB turut dibekali oleh palm rest removable. Kemudian melalui CUE, Anda dipersilakan mengutak-atik fungsi macro-nya.

K68 RGB 4

K68 RGB juga mendapatkan sertifikasi IP32. Itu berarti ia dapat memblokir objek padat dengat ukuran lebih dari 2,5mm (seperti remahan makanan) dan tumpahan air yang jatuh di atas secara vertikal.

Kompensasi dari kehadiran RGB adalah harga yang lebih mahal. Corsair K68 RGB ditawarkan seharga US$ 120. Sebagai perbandingan, K68 biasa dibanderol US$ 100.

Berdasarkan info dari Corsair Indonesia, K68 akan segera tersedia melalui jaringan retail dan distribusi resmi. Saya ialah gamer yang tergolong sangat ceroboh. Seandainya Corsair menyediakan program trade-in atau tukar tambah, saya tidak akan berpikir dua kali buat mengganti K63 dengan produk baru ini…

 

Asus ROG Strix Flare Adalah Keyboard Mekanis dengan Sejumlah Elemen Desain Cerdas

Sebelum Computex dihelat di pertengahan tahun nanti, Asus rupanya tidak mau melewatkan dan menyia-nyiakan ajang CES begitu saja. Dalam salah satu expo teknologi terbesar yang diadakan di Las Vegas itu, Asus mengumumkan sejumlah produk untuk kategori PC gaming.

Yang pertama dan yang paling menarik perhatian saya – karena saya setiap harinya selalu mengetik dan bermain game – adalah sebuah keyboard mekanis bernama ROG Strix Flare. Strix Flare bukanlah keyboard mekanis pertama Asus, tapi ia yang pertama berhasil mengundang ketertarikan lewat desainnya.

Bukan, bukan sistem pencahayaan RGB-nya yang tampak menggoda, melainkan sejumlah keputusan desain yang menurut saya sepele tapi berpengaruh signifikan. Ambil contoh peletakan tombol untuk mengontrol media. Di saat mayoritas pabrikan keyboard menempatkannya di sebelah kanan, Asus memindahnya ke sebelah kiri pada Strix Flare.

Menurut saya ini punya dampak yang cukup krusial. Pasalnya, mengatur volume di tengah-tengah sesi tembak-menembak CS:GO bisa dilakukan tanpa harus melepas mouse sama sekali, terkecuali Anda merupakan pengguna mouse kidal. Hal yang sama juga berlaku untuk mengontrol jalannya musik, menonaktifkan tombol Windows maupun menyetel tingkat kecerahan lampu RGB.

Asus ROG Strix Flare

Elemen desain cerdas yang kedua adalah cekungan kecil di bagian bawah keyboard yang bisa dimanfaatkan untuk menyembunyikan kabel headset (sayang tidak ada gambarnya), mencegah kabel yang tidak sengaja tertarik karena sedang asyik berkonsentrasi mencari headshot. Lebih lanjut, palm rest-nya tampak menipu karena dari depan kelihatan tidak ada celah di antaranya dan keyboard.

Selebihnya, Asus tentu saja tidak lupa akan performa keyboard itu sendiri. Masing-masing tombol Strix Flare mengemas switch Cherry MX RGB – bisa dalam varian Red yang linear, Brown yang tactile atau Blue yang clicky. Asus juga berencana menghadirkan varian MX Speed Silver ke depannya.

Lampu RGB yang ada di balik tiap-tiap tombol Strix Flare dapat dikontrol secara terpisah, atau dengan menerapkan satu dari 13 efek yang tersedia. Strix Flare juga menjadi keyboard pertama yang memanfaatkan software konfigurasi terbaru Asus, yang diklaim lebih optimal dan lebih komprehensif dalam mengakomodasi pengaturan profil, makro dan pencahayaan RGB itu tadi.

Asus menjadwalkan pemasaran ROG Strix Flare di kawasan Amerika Serikat mulai Februari mendatang seharga $180. Semoga saja mereka bisa dengan cepat membawanya ke tanah air.

Sumber: Asus.

Mad Catz Resmi Bangkit dari ‘Kematian’, Kini Fokus Menyediakan Gaming Gear PC

Setelah berkiprah selama 28 tahun di ranah penyediaan gaming gear, Mad Catz mengumumkan berita duka di penghujung Maret 2017. Perusahaan yang bermarkaskan di San Diego itu menyatakan dirinya bangkrut dan berhenti beroperasi, dibarengi oleh proses pembekuan aset serta pengunduran diri para direktur dan segenap tim manajemen.

Namun secercah harapan muncul di bulan Desember kemarin. Kotaku melaporkan bahwa mereka dikirimkan sebuah tautan ke video pendek oleh tim Big Little PR. Durasinya singkat, dan isinya lebih tepat disebut teaser. Video tersebut menampilkan kepingan-kepingan objek yang bersatu kembali, membentuk mouse, keyboard dan headset, kemudian diakhir oleh tulisan ‘back in the game‘.

Menurut Kotaku, video dari Big Little PR ini adalah trailer‘ kebangkitan Mad Catz sebagai produsen gaming gear (meski waktu itu saya belum terlalu yakin video tersebut berkaitan dengan brand Mad Catz). Namun akhirnya Mad Catz Global buka suara. Melalui rilis pers, mereka mengumumkan agenda buat kembali berkecimpung di segmen ini, kurang dari setahun sesudah gulung tikar.

Mad Catz ‘baru’ ini kabarnya beroperasi di bawah tim manajemen baru, dibekali ide-ide baru, serta siap memperkenalkan produk-produk baru. Mereka berkomitmen untuk mengutamakan kualitas dan inovasi. Dalam proses pengembangan perangkatnya, desain dan produksi dilakukan langsung oleh tim in-house agar hasilnya berbeda dari kreasi kompetitor serta memastikan performanya maksimal.

Rencananya, Mad Catz akan menyingkap device-device anyar mereka di CES 2018 yang akan digelar sebentar lagi. Produk-produk ini terdiri dari penerus mouse R.A.T., papan ketik S.T.R.I.K.E., headphone gaming F.R.E.Q., serta mouse mat G.L.I.D.E. Seperti yang Anda lihat sendiri, Mad Catz kini tampaknya lebih menekankan perhatiann pada gaming gear PC. Mereka belum membahas joystick simultor serta controller game musikal.

Salah satu aksesori yang jadi primadona Mad Catz di CES 2018 ialah R.A.T. Air, yaitu mouse gaming wireless yang bisa dikustomisasi. Hal paling unik dari Air adalah ia tidak ditenagai oleh baterai internal biasa, tetapi mengambil daya dari unit mousepad-nya. Jika Anda lebih memfavoritkan mouse mat merek lain, Air dapat tersambung ke PC melalui kabel USB.

Selanjutnya, Mad Catz juga akan memamerkan S.T.R.I.K.E. 4, keyboard gaming mekanis yang mengusung tubuh aluminium dan pencahayaan RGN, serta headset F.R.E.Q. 4 yang dibekali frame logam dan driver neodymium 40-milimeter. Detail lebih lanjut mengenai seluruh perangkat ini akan diungkap tak lama lagi.

Mad Catz Global berencana buat mendemonstrasikan produk-produk baru ini di CES 2018 Las Vegas secara eksklusif melalui ‘undangan khusus’. Jika tertarik, Anda bisa mengajukan permintaan undangan melalui email ke [email protected].

Sumber: Gamasutra.

Keyboard ‘Split’ Dygma Raise Meningkatkan Performa Gaming Lewat Desainnya yang Ergonomis

Produsen periferal PC tak ada lelahnya mencari dan membubuhkan fitur-fitur baru yang dapat membantu para gamer. Namun terlepas dari kemajuan ini, wujud papan ketik modern pada dasarnya tak terlalu berbeda dari produk yang dilepas tiga dekade silam. Dan menurut seorang gamer berpengalaman, aspek desain keyboard sebetulnya masih bisa dioptimalkan lagi.

Itulah alasannya Luis ‘Deilor’ Sevilla mendirikan startup bernama Dygma. Mantan pelatih divisi League of Legends tim Fnatic dan juara LCS Champion dua kali itu memperkenalkan Raise, keyboard ergonomis yang diklaim bisa mengurangi masalah leher, punggung, dan pergelangan tangan – biasanya dialami para atlet eSport akibat terlalu lama bercengkrama dengan komputer.

Dygma Raise 1

Sebagai bagian dari solusi itu, Dygma Raise memanfaatkan rancangan tubuh split – memungkinkan keyboard terbagi jadi dua. Menurut produsen, papan ketik standar memaksa kita menaruh tangan secara sejajar sehingga menekan bahu ke belakang. Dengan memisahnya, kedua tangan dapat diposisikan lebih natural. Selanjutnya, palm rest dibuat memanjang dan detachable, tidak terlalu rendah ataupun tinggi. Tiap bagian di sana, termasuk connector kabel, tersabung via magnet.

Dygma Raise 2

Aspek lain yang dimodifikasi oleh Dygma adalah tombol spasi. Menurut mereka, space bar merupakan peninggalan dari mesin ketik kuno. Jempol adalah jari terkuat tetapi paling jarang digunakan, padahal ia cukup lincah. Menggunakan dasar pemikiran itu, Dygma memisah spasi jadi empat plus empat tombol, ditaruh dalam dua baris di area yang mudah dijangkau jempol. Zona bawah dinamai under-row dan didesain sedemikian rupa agar tidak mudah terjadi salah tekan.

Dygma Raise 4

Berkat rancangan seperti ini, Dygma Raise sangat fleksibel digunakan: Ingin menghemat tempat? Lepas bagian kanan keyboard. Lebih sedikit tombol di depan mata juga bisa membantu kita meningkatkan konsentrasi. Kidal? Tinggal pindahkan mouse ke kiri, gunakan keypad kanan, dan kustomisasi input-nya. Seluruh tombol di sana dapat diprogram ulang dan bisa dikonfigurasi sebagai macro.

Dygma Raise 3

Uniknya lagi, Dygma Raise tidak dibatasi oleh satu tipe switch mekanis saja. Anda bisa memilih switch buatan Cherry MX atau Kailh, atau menggantinya dengan tipe favorit bahkan sewaktu sedang tersambung ke PC. Keyboard juga tidak lupa dibekali pencahayaan RGB per-key backlight serta underglow, dapat dikustomisasi melalui software – misalnya membedakan warna di WASD serta tombol angka.

Dygma Raise dapat Anda pesan sekarang di situs crowdfunding  Kickstarter, dijajakan seharga € 165 atau kisaran US$ 196. Produk ini rencananya akan mulai didistribusikan di bulan September 2018.

Susul Corsair, Razer Luncurkan Keyboard Mekanis Anti-Tumpahan Air

Keyboard yang tahan terhadap tumpahan air adalah tren terbaru di industri gaming peripheral. Satu per satu pabrikan ternama menghadirkan penawarannya masing-masing, mulai dari Corsair, SteelSeries sampai Razer. Namun jika switch mekanis adalah suatu keharusan, maka Corsair-lah satu-satunya pilihan Anda.

Tentu saja Razer tidak akan tinggal diam menanggapi fakta tersebut. Mereka baru saja memperkenalkan versi terbaru Razer BlackWidow Ultimate yang tahan air dan debu, dengan sertifikasi IP54. Rating ini lebih tinggi ketimbang yang ditawarkan Corsair K68 yang cuma IP32.

Razer Blackwidow Ultimate

Kendati demikian, Razer sama sekali tidak menyarankan Anda mencelupkan keyboard ini ke dalam air. Perlu diingat, keyboard ini tahan terhadap guyuran cairan, bukan untuk direndam. Jadi selama Anda menggunakannya di atas meja dan tidak di dalam bathub, Anda tak perlu cemas apabila ada minuman yang tidak sengaja tersenggol dan ‘memandikan’ keyboard ini.

Sebagai bagian dari keluarga Blackwidow, masing-masing tombol pada keyboard ini mengemas switch mekanis, spesifiknya Razer Green Switch dengan actuation force 50 gram, dan klaim ketahanan hingga 80 juta klik.

Razer Blackwidow Ultimate

Tidak seperti Blackwidow Chroma V2, Blackwidow Ultimate generasi terbaru ini tidak memiliki deretan tombol makro di samping kirinya, meski semua tombol masih bisa diprogram sesuai kebutuhan lewat software pendampingnya. Juga berbeda adalah sistem pencahayaan satu warna saja, namun pengguna masih bisa mengatur efek dinamisnya.

Razer Blackwidow Ultimate generasi terbaru saat ini sudah dipasarkan seharga $110. Saya tidak akan terkejut apabila SteelSeries juga menyusul dan meluncurkan keyboard mekanis tahan airnya tidak lama lagi.

Sumber: Razer.