Logitech G915 dan G815 Usung Switch Mekanis Berukuran 2x Lebih Tipis dari Biasanya

Logitech punya sepasang keyboard mekanis baru untuk para gamer: Logitech G915 dan G815. Keduanya merupakan keyboard pertama Logitech yang mengusung switch baru bertipe low profile, dengan dimensi jauh lebih tipis daripada switch mekanis pada umumnya.

Logitech bilang bahwa tebal switch low profile ini hanya separuh switch mekanis standar. Karena tipis, masing-masing tuts-nya juga bisa ikut dibuat tipis, dan tebal keseluruhan perangkatnya pun tercatat hanya 22 mm. Bukan sebatas memberikan kenyamanan ekstra, kombinasi ini juga berdampak pada performa; dengan klaim 25 persen aktuasi yang lebih cepat, mengingat kita tak perlu menekan tombol sedalam biasanya.

Switch dengan kode GL ini tersedia dalam tiga varian: GL Clicky, GL Tactile, dan GL Linear. Masing-masing memiliki karakteristik yang serupa dengan trio switch Cherry MX yang paling umum: GL Clicky mirip Cherry MX Blue, GL Tactile mirip Cherry MX Brown, dan GL Linear mirip Cherry MX Red.

Logitech G915

Baik G915 maupun G815 sama-sama mengadopsi layout full-size, dengan tambahan sederet tombol makro di kiri dan tombol preset profil di atas, serta tombol multimedia dan kenop volume di ujung kanan atas. Semuanya tentu sudah dibekali RGB backlight, dan nyala warna-warninya ini dapat disinkronisasikan dengan jalannya game atau film yang sedang diputar.

Kedua keyboard ini sama-sama mengemas sasis aluminium. Yang membedakan di antara keduanya hanyalah soal konektivitas: G915 itu wireless, sedangkan G815 bukan. Wireless dalam kamus Logitech dikenal dengan istilah Lightspeed, yang pada dasarnya mengandalkan dongle yang menyambung ke komputer demi menyajikan koneksi wireless yang amat stabil dan rendah latency.

Logitech G815 / Logitech
Logitech G815 / Logitech

Soal baterai, G915 juga amat efisien. Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa tahan sampai 12 hari, atau bahkan sampai 135 hari apabila semua backlight-nya dimatikan. Proses charging-nya juga tergolong singkat, cuma 3 jam dari kosong hingga penuh, dan tentu saja perangkat tetap bisa digunakan selagi tersambung ke PC via kabel.

Logitech G915 saat ini telah dipasarkan seharga $250. Kalau konektivitas wireless bukan prioritas dan Anda ingin berhemat, Logitech G815 yang dihargai $200 bisa menjadi alternatif.

Sumber: Logitech.

Versi Console Remake Call of Duty: Modern Warfare Dukung Penuh Keyboard dan Mouse

Gamepad merupakan periferal fleksibel yang memperkenankan kita menikmati hampir seluruh jenis permainan. Itulah alasan mengapa produsen console terus menyempurnakan desain controller mereka, karena perangkat ini adalah cara utama konsumen berinteraksi dengan konten sekaligus bagian dari identitas brand: Sony punya DualShock, Microsoft bangga pada controller Xbox-nya, dan Joy-Con jadi andalan Nintendo.

Namun seberapun revolusionernya rancangan controller, keyboard dan mouse masih dianggap sebagai sistem input terbaik untuk menikmati beberapa permainan yang membutuhkan keakuratan tinggi dan kecepatan, seperti shooter serta strategi. Tampaknya kondisi ini mendorong tim Infinity Ward untuk tidak tanggung-tanggung dalam memberikan dukungan penuh dua periferal kontrol khas PC itu di versi console  remake Call of Duty: Modern Warfare.

Lewat blog PlayStation, Infinity Ward menyampaikan bagaimana game shooter anyar itu bisa dimainkan dengan menggunakan keyboard dan mouse baik edisi PlayStation 4 maupun Xbox One-nya. Langkah ini merupakan salah satu wujud komitmen developer demi menunjang fitur cross-platform play. Kehadiran cross-play memungkinkan gamer di console untuk menikmati Call of Duty: Modern Warfare bersama rekan-rekannya di PC.

Beberapa produsen console memang sempat ragu merangkul fitur cross-platform play dan Sony merupakan brand yang paling lambat mengadopsinya (dibanding Microsoft dan Nintendo). Dilihat dari perspektif konsumen, cross-play memang membuat sesi multiplayer jadi lebih sulit diprediksi dan ada sejumlah penyesuaian yang harus developer terapkan di game demi menjaga pertandingan tetap seimbang.

Di Call of Duty: Modern Warfare, prosedur matchmaking sengaja disesuaikan dengan periferal input milik Anda. Jadi jika Anda menyambungkan keyboard dan mouse di PlayStation 4, maka Anda hanya akan bermain atau bertanding bersama gamer yang menggunakan skema kontrol serupa. Itu artinya, Anda yang cuma punya DualShock 4 atau controller Xbox tidak perlu cemas akan bertemu lawan ‘bersenjata’ keyboard-mouse.

Selain sistem input dan cross-platform play, ada banyak informasi menarik lain terkait remake Modern Warfare yang Activision/Infinity Ward ungkap. Misalnya, developer berjanji untuk menyingkirkan Season Pass dan menyajikan segala macam konten pasca-rilis secara cuma-cuma. Kemudian karakter Operator yang Anda pilih hanya bersifat kosmetik dan tidak memengaruhi gameplay. Dan selanjutnya, progres di semua mode (single-player, co-op dan multiplayer kompetitif) digabung jadi satu – sehingga Anda dapat meng-unlock senjata dan item di single-player, kemudian menggunakannya di multiplayer.

Call of Duty: Modern Warfare remake akan tiba di Windows via Battle.net, PlayStation 4 dan Xbox One pada tanggal 25 Oktober 2019. Sebelum momen itu tiba, Activision berencana untuk melangsungkan uji coba beta terbuka di tanggal 14 September.

Keystone Ialah Keyboard Mekanis ‘Magnetis’ Dengan Sentuhan AI

Meski kini tersedia banyak solusi untuk berinteraksi dengan konten digital – layar sentuh, stylus hingga gesturekeyboard masih sulit digantikan jika Anda membutuhkan keakuratan dan kecepatan input. Menariknya, dari sejak ditemukan sampai sekarang, wujud keyboard tak banyak berubah. Mayoritas pengembangan tampaknya lebih difokuskan pada teknologi penunjang di dalam.

Tapi tak ada masalah dengan pendekatan itu. Keyboard sudah kian canggih dan Anda mungkin sudah mendengar soal pemanfaatan teknologi sensor inframerah demi meminimalkan peluang eror. Hal ini cukup mengagumkan, tapi tunggu hingga Anda mengenal Keystone ciptaan tim Input Club. Keystone adalah sebuah papan ketik berkonsep masa depan berkat kemampuannya mendeteksi tingkat tekanan serta dukungan kecerdasan buatan.

Keystone 2

Menariknya, semua kecanggihan itu bersembunyi dalam perangkat berpenampilan tradisional. Keystone menyajikan opsi layout full-size atau tenkeyless (tanpa numerical pad) serta menyuguhkan key-cap berbahan plastik PBT. Selain itu, Keystone turut dibekali sistem pencahayaan LED RGB per-key – mempersilakan kita mengustomisasi pola dan warna dari masing-masing tuts. Agar bisa bekerja, keyboard tersambung ke PC lewat kabel,

Keystone 3

Aspek istimewa dari Keystone terletak di dalam. Keyboard ini mengandalkan kombinasi dua fitur utama, yaitu High Definition Analog Control dan sistem deteksi Hall Effect per-key. Singkatnya, teknologi-teknologi tersebut memungkinkan keyboard mengetahui sejauh mana suatu tombol ditekan. Hal ini membuat pengalaman penggunaannya jadi lebih intuitif, baik bagi gamer, desainer bahkan untuk penggunaan secara umum.

Keystone 1

Jantung dari Keystone ialah teknologi Hall Effect. Melalui pemanfaatan metode magnetis, switch bisa mengetahui pergerakan tombol (kita bahkan dapat menyesuaikan sejauh apa jarak tekan tombol hingga sebuah perintah teregistrasi). Karakteristiknya mirip stik analog di controller Xbox One atau DualShock 4. Dan karena pada dasarnya Hall Effect tidak membutuhkan kontak fisik elektrik, Keystone juga jauh lebih awet dari keyboard dengan switch mekanis standar, menjanjikan daya tahan hingga miliaran kali tekan.

Keystone 5

Lalu bagaimana dengan sensasi pemakaiannya? Keystone memanfaatkan switch SILO yang punya karakteristik layaknya varian mekanis biasa. Tersedia pilihan profil linier (Red Slider), tactile hening (Tan Slider) dan clicky (Blue Slider). Switch mempunyai struktur hot-swappable, memungkinkan kita menggota-gantinya kapan pun – membuatnya sangat fleksibel untuk menopang kebutuhan berbeda.

Bagian terbaik dari Keystone ialah dukungan kecerdasan buatan ‘adaptive typing‘ yang dirancang untuk mempelajari kebiasaan penggunanya, misalnya seberapa jauh jari Anda menekan tombol. Menurut Input Club, hal ini sangat esensial karena tiap orang  mempunyai ukuran tangan dan panjang jari berbeda. Alhasil, kian sering digunakan, Keystone jadi semakin nyaman dan intuitif.

Input Club Keystone bisa Anda pesan sekarang di Kickstarter. Produk dijajakan seharga mulai US$ 150, rencananya akan dikirimkan pada para backer pada bulan Februari 2020.

[Computex 2019] Berkunjung ke Kamar Kingston dan HyperX

Besarnya area Computex 2019 memang tidak memungkinkan DailySocial untuk mengunjungi semua vendor yang ada. Oleh karena itu, kami pun harus memilih mana yang dapat kami liput dengan waktu yang cukup terbatas tersebut. Kingston dan HyperX merupakan salah satu yang ada dalam daftar kunjungan kami.

Kingston HyperX - Game rig

Seperti sebelumnya, Kingston mengambil sebuah kamar pada hotel Grand Hyatt Taipei yang bersebelahan dengan gedung tertinggi di Taiwan, 101. Entah karena memang tempatnya nyaman atau tidak kebagian booth di area Computex, banyak memang vendor memori dan pendingin yang memamerkan produknya pada hotel yang satu ini.  Hal tersebut membuat sesi kunjungan sedikit gerah karena banyaknya orang yang masuk dalam sebuah kamar.

Kingston HyperX - Mice

HyperX sendiri merupakan salah satu divisi dari Kingston yang membuat peripheral dengan kinerja tinggi. Oleh karenanya, HyperX sendiri lebih dikenal oleh kalangan gamer dibandingkan dengan Kingston. Hal tersebut juga dikarenakan oleh HyperX yang membuat produk-produk untuk kalangan esports seperti headset, keyboard, mouse, dan lainnya.

Kingston HyperX - Quadcast

Pada ruangan Kingston di Computex 2019, ada beberapa hal yang sangat menarik untuk dibahas. Hal pertama adalah microphone HyperX QuadCast yang diklaim memiliki harga sekitar $200-an. QuadCast mampu merekam suara dari empat sisi sehingga cukup menaruh perangkat ini ditengah untuk mereka suara lebih dari satu orang. Sayangnya, saat ditanyakan kapan perangkat ini ada di Indonesia, pihak HyperX hanya berkata “soon“.

Kingston HyperX - HEadphones

HyperX juga memamerkan Cloud Orbit S, sebuah headset yang mampu menghadirkan suara 3D. Tidak hanya itu, perangkat ini menggunakan teknologi posisi dari Audeze. Apa itu? Teknologi ini memungkinkan kita untuk mendengar suara 3D berdasarkan posisinya. Misalkan saja pada sebuah game, ada suara yang terdengar dari sisi sebelah kanan. Saat kepala kita menengok ke sebelah kanan, maka suara itu akan terdengar seperti berada di tengah depan muka kita.

Kingston HyperX - Test PC

Pada bagian Kingston, cukup banyak hal menarik yang bakal muncul di tahun 2019 ini. Pada bagian SSD, Kingston saat ini sudah memiliki SSD untuk enterprise dengan kapasitas 7.6 TB! Kingston juga memamerkan SSD dengan kapasitas 3.84 TB yang juga ditujukan untuk penggunaan server dengan interface SAS.

Pada sisi RGB, Kingston memiliki sebuah teknologi yang baru akan dipatenkan. Teknologi ini akan membuat RAM RGB akan memiliki warna yang selaras pada saat terpasang tanpa halangan. Saat sensor tertutup, maka warna antar satu RAM dengan RAM yang lainnya akan berbeda.

Beberapa orang akan mengatakan “buat apa”? Namun yang pasti, teknologi RGB juga hanya untuk mempercantik ruang di dalam casing, yang sebagian besar tertutup rapat tanpa kaca. Saya sendiri juga tidak terlalu antusias dengan teknologi lampu berwarna warni ini. Akan tetapi, RGB terbukti meningkatkan penjualan para vendor.

Belum dapat dipastikan kapan produk-produk terbaru dari Kingston akan mendarat di Indonesia. DailySocial pun berencana untuk melakukan review terhadap beberapa perangkat dari HyperX. Semoga saja, hal tersebut dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Kingston HyperX - Extra

*Semua foto diambil menggunakan smartphone Samsung Galaxy S10+

HyperX Luncurkan Keyboard Mekanis dengan Switch Bikinan Mereka Sendiri, Alloy Origins

Bicara soal keyboard mekanis, sebagian besar pasti mengandalkan switch Cherry MX. Namun belakangan mulai banyak pabrikan yang memberanikan diri merancang switch bikinannya sendiri, contohnya Logitech dan Razer. Sekarang, giliran Kingston yang menyusul lewat divisi gaming-nya, HyperX.

Di ajang Computex 2019, mereka mengumumkan HyperX Alloy Origins, keyboard mekanis pertama yang mengemas switch rancangan mereka sendiri. Switch berwarna merah ini memiliki karakter yang mirip seperti Cherry MX Red yang sangat populer: linear dan non-taktil, dengan aktuasi yang lebih ringan ketimbang Cherry MX Black.

Yang membuat switch bikinan HyperX ini berbeda adalah jarak travel dan titik aktuasi yang lebih rendah, spesifiknya 3,8 mm dan 1,8 mm. Secara teori ini, ini berarti pengguna Alloy Origins bisa lebih lincah dalam memberdayakan jari-jemarinya selama sesi gaming berlangsung. Lebih lanjut, HyperX juga mengklaim daya tahan switch bikinannya mencapai angka 80 juta klik.

Layout-nya sendiri mengadopsi jenis full-size, yang berarti masih ada deretan tombol numpad di sisi kanan. Pencahayaan RGB sudah pasti ada demi mendapat pengakuan di ranah gaming, dan secara keseluruhan Alloy Origins tampak kokoh berkat sasis aluminiumnya.

Rencananya, HyperX Alloy Origins bakal dipasarkan mulai kuartal ketiga tahun ini seharga $110. HyperX juga berniat menambah variasi switch-nya dalam waktu dekat, sehingga konsumen bisa mempunyai lebih banyak pilihan untuk disesuaikan dengan selera dan kebutuhan masing-masing.

Sumber: The Verge dan TechCritter.

Razer Luncurkan Koleksi Periferal Bertema Stormtrooper

Ketika mendengar nama Razer, saya yakin yang terbayangkan di benak Anda adalah kumpulan periferal gaming dengan warna serba hitam dan hijau. Di satu sisi, hal ini terkesan konsisten, tapi di sisi lain juga cukup membosankan. Itulah mengapa Razer dari waktu ke waktu juga menyuguhkan koleksi periferal bertema khusus, macam Destiny 2 dan Overwatch.

Yang terbaru, suguhan periferal bertema khusus mereka ditujukan bagi para penggemar Star Wars. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, yang diangkat secara spesifik adalah Stormtrooper dengan warna khas putih beraksen hitamnya. Dalam koleksi ini, total ada tiga perangkat yang ditawarkan: keyboard BlackWidow Lite, mouse wireless Atheris dan mousepad Goliathus Extended.

Razer BlackWidow Lite - Stormtrooper Edition

BlackWidow Lite, seperti yang kita tahu, dirancang untuk memenuhi kebutuhan produktif sekaligus gaming. Arahan itu tersirat dari penggunaan switch mekanis Razer Orange yang bersifat taktil sekaligus senyap ketika diklik. Supaya tidak kelewat norak di atas meja kerja, sekaligus agar senada dengan tema Stormtrooper, backlight LED di balik masing-masing tombolnya menyala putih ketimbang RGB.

Untuk edisi khusus ini, Razer rupanya cukup perhatian terhadap detail-detail kecil yang mungkin tak kelihatan secara kasat mata. Contohnya adalah kabel braided dengan corak hitam-putih, serta lambang kubu Imperial pada tombol Esc.

Razer Atheris - Stormtrooper Edition

Beralih ke mouse-nya, Atheris sebelumnya juga Razer siapkan untuk dipakai bekerja sekaligus bermain. Wajah Stormtrooper terpampang jelas di tubuh ambidextrous-nya, dan performanya masih sama seperti Atheris standar berkat sensor optik 7.200 DPI yang diusungnya.

Terkait konektivitas wireless-nya, pengguna dibebaskan menggunakan sambungan Bluetooth atau dengan bantuan dongle 2,4 GHz-nya. Berbekal sepasang baterai AA saja, Atheris dapat digunakan selama lebih dari 300 jam.

Razer Stormtrooper Edition

Tiga periferal edisi Stormtrooper ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga sebagai berikut:

Sumber: Razer.

Blackmagic Luncurkan Keyboard Mekanis Khusus untuk Video Editor

Di luar Adobe Premiere dan Final Cut Pro, masih ada software lain yang tak kalah populer di kalangan video editor, yakni DaVinci Resolve garapan Blackmagic Design. Versi barunya, DaVinci Resolve 16, baru saja dirilis belum lama ini, namun ternyata pabrikan asal Australia itu tidak puas hanya dengan software baru saja.

Mereka turut memperkenalkan perangkat bernama DaVinci Resolve Editor Keyboard. Meski sepintas kelihatan seperti keyboard biasa, ia dirancang untuk mempermudah tugas para video editor sekaligus mempercepat kinerja mereka, dan itu diwujudkan lewat penambahan sejumlah tombol di sisi kiri dan kanan.

DaVinci Resolve Editor Keyboard

Di bagian tengah pun bisa kita lihat tombol warna-warni yang berjejer, dimaksudkan sebagai shortcut atas beragam fungsi yang terdapat di software DaVinci Resolve. Kemudian di ujung kanan sendiri, ada kenop putar berukuran besar yang dapat dipakai untuk memantau timeline video dengan mudah sekaligus presisi.

Berbekal keyboard ini, Blackmagic yakin para video editor bisa lebih cepat bekerja karena kedua tangannya dapat terfokus pada keyboard dan mengabaikan mouse. Tentunya mereka tidak melupakan aspek kenyamanan dan durabilitas, terbukti dari penggunaan switch mekanis di tiap-tiap tombol keyboard.

Sasis keyboard-nya pun juga terbuat dari logam demi ketahanan ekstra. Terdapat tiga buah port pada bagian belakangnya; satu port USB-C untuk disambungkan ke komputer, dan dua port USB-A 3.0 untuk menambahkan periferal lain.

DaVinci Resolve Editor Keyboard

Sebelum ini sebenarnya sudah ada periferal niche yang juga didedikasikan bagi para video maupun photo editor. Salah satunya adalah Loupedeck, akan tetapi penawaran dari Blackmagic ini terkesan lebih fleksibel karena masih bisa dipakai untuk mengetik seperti biasa.

Sayang sekali harganya tidak murah. Blackmagic berencana melepas DaVinci Resolve Editor Keyboard ke pasaran mulai bulan Agustus mendatang dengan banderol $995.

Sumber: DPReview dan Blackmagic.

Luncurkan Beragam Solusi Penyimpanan dan Memori, Kingston Juga Kian Agresif Memerangi Produk Ilegal

Nama Kingston akan selalu saya asosiasikan dengan produk memori karena inilah brand yang direkomendasikan para mentor saat saya pertama kali merakit PC. Tiga dekade lebih setelah didirikan, Kingston menyatakan bahwa mereka adalah pemasok modul DRAM independen nomor satu dengan pangsa pasar 68 persen (berdasarkan data IHS) serta merupakan produsen flash drive kedua terbesar di dunia.

Seperti perusahaan lain, Kingston sudah memperluas sayap bisnisnya ke beragam ranah. Tak cuma RAM dan penyimpanan eksternal, perusahaan asal Fountain Valley itu juga menyediakan microSD, SSD hingga penyimpanan untuk server. Dan sejak belasan tahun silam, Kingston melihat tingginya permintaan terhadap produk memori berkinerja tinggi buat kebutuhan gaming. Itulah alasan dibentuknya lini HyperX di tahun 2002.

Komersialisasi HyperX dilakukan dengan cukup agresif. Brand ini telah mensponsori puluhan tim esports di belahan Bumi berbeda (termasuk Cloud 9, Team Liquid serta Natus Vincere) serta menjadi promotor utama perhelatan Intel Extreme Masters serta festival LAN party Dreamhack. Kingston turut menyadari bahwa gamer tak cuma membutuhkan hardware, tetapi juga periferal dan aksesori berkualitas. Sejak tahun 2014, HyperX mulai menawarkan headset, keyboard dan mouse gaming.

Kingston 7

 

Kingston di Indonesia

Kingston merupakan salah satu brand paling familier bagi pengguna PC di Indonesia. Bahkan orang yang tidak pernah meng-upgrade PC kemungkinan besar pernah menggunakan produk Kingston, entah apakah thumb drive ataupun kartu memori buat kamera. Namun kepopuleran ditambah lagi oleh jarangnya Kingston melakukan aktivitas publik punya dampak negatif tersendiri: ada banyak produk palsu dan ilegal beredar di pasar.

Kingston 6

Menurut Kingston, situasi ini sangat membingungkan bagi konsumen, dan punya potensi besar merusak reputasi perusahaan karena pengguna awam yang tidak bisa membedakan barang asli dan palsu akan mencap negatif jika produk tersebut tak bekerja semestinya.

Kingston 16

Inilah mengapa Mira selaku country field sales Kingston Indonesia sangat bahagia ketika perusahaan tempat ia bekerja menyingkap agenda untuk melangsungkan acara pers di Jakarta setelah keheningan yang cukup lama. Event media gathering dilaksanakan minggu lalu, dan ada dua agenda Kingstone di sana. Pertama, mereka bermaksud memperkenalkan produk-produknya secara lebih detail; dan kedua, produsen ingin lebih proaktif dalam menekan peredaran barang palsu.

Kingston 8

 

Kampanye anti-barang palsu

Sebagai bentuk realisasinya, Kingston menjalankan kampanye Authorized Partner Network. Sesuai namanya, ia merupakan program sertifikasi buat pihak yang mendistribusikan produk-produk Kingston – misalnya retailer, reseller maupun toko-toko online. Program otorisasi ini sendiri mulai diinisiasi semenjak triwulan keempat tahun lalu.

Kingston 12

Tentu saja Kingston tidak akan membagikan sertifikat begitu saja. Pihak distributor yang ingin mendapatkannya harus lulus proses pengecekan dan standarisasi. Sukses, maka produsen akan memberikan signboard Authorizded Partner Network dan seragam bagi para staf serta mencantumkan nama toko tersebut di website mereka. Saat ini, sudah ada 110 toko dan 20 reseller terverifikasi, lalu Kingston telah menghimpun tidak kurang dari 400 shop front ambassador.

Kingston 15

Ada banyak benefit yang disuguhkan oleh toko-toko bersetifikasi Kingston Authorized Partner Network pada konsumen. Nomor satu dan yang terpenting ialah, Anda sudah pasti memperoleh produk asli dan Kingston juga menjamin ketersediaan lebih banyak varian. Kemudian terdapat perlindungan garansi dan layanan purna jual, lalu staf siap memberikan bantuan jika ada pertanyaan atau Anda menemui masalah. Dan di tempat ini pula kita bisa menemukan promosi menarik.

Kingston 9

 

Produk familier hingga SSD ber-RGB

Sempat saya singgung sebelumnya, Kingston punya portofolio produk sangat luas. Di kelas thumb drive saja, produsen menciptakan beragam model, dari jenis flip, tipe gantungan hingga berderet varian on-the-go. Ada pula kartu memori SD Canvas yang disiapkan sebagai medium penyimpanan perangkat fotografi serta buat memperluas kapasitas smartphone Android. Lalu khusus buat server storage solution, Kingston melengkapinya bersama fitur kendali BOM secara penuh.

Kingston 3

Dengan pengalaman panjang di gaming, Kingston terus mengawasi tren populer di segmen itu dan mengetahui bagaimana para pemain cenderung menyukai kelap-kelip warna di sistem mereka. Itulah sebabnya produsen meracik RAM dan SSD berpencahayaan LED RGB, dan sudah mulai memasarkan HyperX Predator DDR5 RGB serta HyperX Fury RGB di tanah air per tahun lalu. Selain memori dan storage, acara pers minggu lalu turut dimeriahkan oleh headset HyperX Cloud, keyboard Alloy Core RGB serta mouse Pulsefire Core.

Kingston 5

 

Agenda ke depan

Dalam kesempatan berbicara dengan PR supervisor APAC Region Weina Chen, Kingston tampaknya punya keinginan untuk memperluas fitur serta memantapkan kapabilitas nirkabel di lini gaming gear mereka. Wireless gaming gear berkoneksi andal belakangan memang jadi standar baru para produsen hardware. Kingston telah mengonfirmasi rencana peluncuran produk-produk baru di Computex Taipei 2019, tetapi Chen belum dapat mengungkap detailnya lebih jauh.

Kingston 19

Kita tunggu saja pengumuman Kingston di ajang IT tahunan terbesar di dunia itu…

Kingston 10

Kingston 1

Kingston 18

Kingston 2

Corsair K83 Merupakan Perpaduan Unik Antara Keyboard, Touchpad dan Gamepad

Dibanding DualShock atau controller Xbox, kesederhanaan merupakan faktor yang belum bisa betul-betul disuguhkan oleh keyboard dan mouse ketika digunakan untuk menikmati game dari atas sofa di depan TV. Sebagai jalan keluarnya, beberapa produsen periferal menawarkan solusi berupa lapboard  yang memungkinkan kita memangku papan ketik serta menggunakan mouse dengan nyaman.

Selama beberapa tahun ke belakang, beragam opsi lapboard mulai bermunculan, misalnya Sova dari Roccat serta Turret persembahan Razer. Corsair Components sendiri mengambil pendekatan yang sedikit lebih modular. Keyboard wireless K63-nya bisa dicantumkan pada lapboard atau digunakan secara normal di atas meja. Tapi satu kendala dari desain lapboard adalah ia memakan banyak ruang dan kadang cukup berbobot.

K83 1

Sebagai alternatif lebih ringkas dari set K63, perusahaan asal Fremont itu memperkenalkan K83 Entertainment Keyboard. Corsair K83 ialah perpaduan unik antara papan ketik, touchpad serta gamepad, sengaja dirancang untuk memudahkan akses ke beragam jenis konten hiburan. Keyboard disiapkan agar kompatibel ke segala macam perangkat, dari mulai PC, televisi pintar, hingga tablet. Keleluasaan tersebut tercapai berkat dukungan sejumlah opsi konektivitas.

Penampilan K83 sangat kontras jika dibandingkan dengan mayoritas keyboard Corsair lainnya. Perangkat menyajikan layout tenkeyless, tubuh berkonstruksi aluminium yang ramping, serta tuts chiclet berujung bundar plus backlight putih. Area yang biasanya disi oleh numerical pad digantikan oleh precision touchpad bundar plus dua tombol mouse, thumb stick di pojok kanan atas, dua tombol pengaturan fungsi Windows dan LED, serta scroll wheel pengendalian volume khas keyboard gaming Corsair.

K83 2

Corsair K83 tampaknya masih mengusung jenis switch membrane, namun tak lupa dibekali oleh fitur anti-ghosting 20-key rollover sehingga dapat membaca input dari 20 tombol ketika ditekan sekaligus. Lalu untuk menjaga identitas gaming-nya, Corsair menggunakan keycap berbeda di tombol WASD. Selain itu, periferal ditopang secara penuh oleh software iCUE, mempersilakan kita buat mengustomisasi fungsi tombol, joystick serta mengutak-atik macro.

Corsair K83 Entertainment Keyboard.

Keyboard dilengkapi dua jenis sambungan, yaitu Wi-Fi 2,4GHz via dongle dan Bluetooth 4.2 low-energy. Saat baterainya terisi penuh (di-charge menggunakan connector USB), K83 menyuguhkan waktu pemakaian sampai 40 jam. Corsair juga tidak melupakan faktor keamanannya. Keyboard turut dibekali enkripsi wireless 128-bit AES demi menjaga tidak ada orang yang menyadap tulisan dan ketikan Anda.

K83 3

Corsair K83 Entertainment Keyboard resmi meluncur secara global di tanggal 7 Maret kemarin. Saya sudah menerima rilis pers dari Corsair Indonesia, namun di sana produsen belum menginformasikan kapan produk ini tersedia di nusantara dan berapa harganya.

Cooler Master MK850 Ialah Keyboard Gaming Mutakhir Berteknologi ‘Pressure-Sensitive’

Seperti Corsair dan ThermalTake, Cooler Master yang selama ini erat dengan penyediaan casing dan pendingin telah memperluas sayap binsisnya ke ranah periferal PC di tengah-tengah meningkatnya permintaan terhadap gaming gear high-end. Sebagai responsnya, perusahaan asal Taiwan itu meluncurkan sub-brand CM Storm di tahun 2008 serta menawarkan rentetan pilihan mouse, keyboard dan headset.

Saat ini tersedia banyak opsi keyboard dengan beragam fitur yang ditawarkan di rentang harga berbeda. Keyboard (dan rekannya mouse) masih dianggap sebagai sistem kendali paling superior, menawarkan fleksibilitas input serta keakuratan tinggi, apalagi jika produk dibekali switch mekanis. Namun ada satu aspek unggulan di gamepad: bagian stik analog di sana biasanya dirancang agar mampu membaca tekanan sekecil apapun.

Teknologi itulah yang dihadirkan oleh Cooler Master di papan ketik gaming barunya. Minggu ini, perusahaan memperkenalkan MK850 (jangan sampai tertukar dengan Logitech MK850), sebuah keyboard mekanis berteknologi pressure-sensitive Aimpad pertama di dunia. Berbekal teknologi itu, proses pengendalian jadi lebih responsif lagi, memastikan MK850 ideal buat gamer pro yang tak mau berkompromi soal performa.

Cooler Master MK850 1

Cooler Master MK850 menyajikan desain full-size plus tombol macro di area kiri, mengusung pelat brushed aluminium dengan wrist rest removable magnetik dan scroll wheel programmable, tersambung ke PC melalui kabel braided detachable ber-connector USB type-C. Sebagai anggukan terhadap tren populer di segmen gaming gear, produsen tak lupa mencantumkan LED RGB per-key dan mempersilakan kita untuk mengustomisasi warna-warni di tiap-tiap tombol serta mengutak-atik pola pencahayaan.

Cooler Master MK850 2

Sempat saya singgung sebelumnya, aspek paling istimewa dari MK850 adalah kehadiran sistem pressure-sensitive Aimpad. Dengannya, keyboard mampu menerjemahkan input pada tuts meski Anda tidak menekannya secara penuh. Ambil contohnya saat Anda ber-gaming menggunakan DualShock 4 atau controller Xbox One. Di beberapa permainan, sedikit dorongan pada stik analog akan memicu karakter untuk berjalan – bukan berlari seperti ketika analog ditekan maksimal. Fitur inilah yang disuguhkan oleh MK850.

Kapabilitas pressure-sensitive di sana hadir via dukungan sensor inframerah, diimplementasikan pada delapan tombol esensial bagi pengendalian: Q, W, E, R, A, S, D dan F. Untuk switch-nya, Cooler Master memilih Cherry MX Red yang sudah lama diandalkan sebagai jantung dari banyak merek keyboard gaming. Teknologi Aimpad sendiri telah digunakan di sejumlah periferal gaming non-keyboard, misalnya joystick/control column ala pilot serta setir mobil.

Cooler Master MK850 3

Tentu saja teknologi canggih menuntut modal yang tidak murah. Keyboard gaming Cooler Master MK850 dibanderol seharga US$ 200, telah mulai dipasarkan di tanggal 28 Februari kemarin via Amazon.

Via Hexus.