Keyboard dan Mouse Razer Turret untuk Xbox One Resmi Diperkenalkan

Setelah dinanti-nanti, Razer akhirnya resmi memperkenalkan bundel keyboard dan mouse yang mereka rancang secara khusus untuk mendampingi Xbox One. Dijuluki Razer Turret, keduanya merupakan periferal wireless yang dimaksudkan supaya pengguna bisa memakainya dengan nyaman selagi duduk di sofa, apalagi dengan gaya desain lapboard yang dianutnya.

Untuk keyboard-nya, Razer telah melengkapinya dengan switch mekanis yang diklaim tahan sampai 80 juta klik. Yang membuatnya unik adalah kehadiran tombol Xbox sehingga pengguna dapat mengakses dashboard Xbox One kapan saja diperlukan, plus alas mouse yang dapat ditarik keluar dari sisi kanan beserta wrist rest yang cukup lebar.

Razer Turret for Xbox One

Mouse-nya sendiri dirancang mengikuti keunggulan-keunggulan Razer Mamba Wireless, meliputi sensor optik generasi kelima serta switch mekanis dengan ketahanan hingga 50 juta klik. Baik keyboard maupun mouse-nya sama-sama mendukung sistem pencahayaan Chroma dan Xbox Dynamic Lighting.

Ini berarti pengguna Xbox One juga dapat menikmati pengalaman immersive yang sama dengan gamer PC, di mana pencahayaan pada periferal akan ‘bereaksi’ mengikuti jalannya permainan. Tentunya ini hanya berlaku untuk gamegame yang kompatibel saja, akan tetapi Razer mengaku telah bekerja sama dengan banyak developer.

Razer Turret for Xbox One

Di luar itu, Razer Turret sebenarnya tetap bisa digunakan di PC jika perlu. Urusan baterai, keyboard-nya bisa tahan sampai 11 jam dengan lighting aktif (43 jam jika nonaktif), sedangkan mouse-nya sampai 30 jam dengan lighting aktif (50 jam jika nonaktif).

Razer saat ini sudah membuka gerbang pre-order untuk Turret dengan banderol $250, tapi pemasarannya baru akan dimulai pada kuartal pertama tahun depan – bulan Maret kalau berdasarkan informasi di situs Microsoft.

Sumber: Razer.

Beginilah Penampakan Keyboard dan Mouse Xbox One Bikinan Razer

Juni lalu, beredar kabar bahwa Razer tengah menyiapkan pasangan keyboard dan mouse yang dirancang secara spesifik untuk console Xbox. Lalu pada event XO18 yang dihelat Microsoft bulan lalu, Min-Liang Tan selaku CEO Razer sendiri membenarkan kabar tersebut sekaligus menyinggung sedikit mengenai kemitraannya dengan tim Xbox.

Kolaborasi ini berarti beragam keyboard dan mouse buatan Razer sekarang sudah bisa digunakan dengan Xbox One, meski mungkin pengalamannya kurang ideal untuk skenario couch gaming. Itulah mengapa Razer menyibukkan diri menggarap keyboard dan mouse baru dengan prinsip lapboard.

Gambar di atas adalah gambar resmi keyboard dan mouse Xbox bikinan Razer yang didapat oleh Windows Central di situs Razer. Seperti yang bisa kita lihat, ada semacam nampan yang muncul dari sebelah kanan keyboard, berfungsi sebagai alas mouse ketika pengguna sedang bermain selagi bersantai di atas sofa.

Bukan cuma itu saja, fitur uniknya juga mencakup tombol Xbox terpisah di sebelah kanan bawah. Kalau menilai dari gambarnya, bisa diduga bahwa yang bernaung di balik setiap tombolnya adalah switch mekanis, sedangkan mouse-nya tampak mirip seperti Razer Mamba.

Detail lebih lengkapnya baru akan diungkap di acara peluncuran resminya pada tanggal 8 Januari tahun depan, bertepatan dengan hari pertama event CES di Las Vegas.

Sumber: The Verge.

Spire Ergo Diklaim Sebagai Keyboard Mekanis Ergonomis Tenkeyless Pertama

Ukurannya kadang memakan tempat, namun hingga sekarang peran keyboard sebagai alat pendukung kerja (dan sistem kendali bermain game) sulit digantikan. Dalam memperingkas periferal tersebut, produsen mencoba membuat varian yang lebih kecil seperti tenkeyless atau model padat 60 persen, serta memperkenalkan opsi papan ketik tipe lipat serta gulung.

Namun dengan mengecilnya ukuran keyboard, biasanya aspek ergonomis jadi dikorbankan. Selain harus membiasakan diri atas berkurangnya jumlah tombol, padatnya desain secara signifikan mengurangi keyamanan pemakaian. Di sinilah Spire mencoba memberikan solusi lewat produk bernama Ergo. Spire Ergo diklaim sebagai papan ketik mekanis ergonomis berdesain tenkeyless pertama di dunia.

Spire sendiri memang bukan merupakan brand familier di telinga saya. Berdasarkan laman profilnya, perusahaan ini didirikan di Belanda pada tahun 1998 dan ketika itu, fokus bisnis mereka adalah penyediaan solusi pendingin komputer, casing dan power supply. Saya belum tahu kapan mereka memperluas bisnisnya ke bidang aksesori, namun di situsnya, Spire menawarkan banyak sekali opsi mouse dan keyboard.

Spire Ergo 1

Namun berbeda dari produk-produk sebelumnya, Spire Ergo memiliki penampilan yang kental dengan tema gaming. Tersaji tanpa numpad, warna hitam mendominasi permukaan tubuh Ergo. Susunan tombolnya juga tidak biasa. Penempatan tuts QWERTY dibuat melengkung ke depan, dibagi oleh area berisi LED, tombol backspace, enter, Ctrl dan Shift. Tidak ada pengurangan pada ukuran tuts dan Spire tetap menyertakan tombol cursor arah dedicated.

Spire Ergo.

Rancangan melengkung tersebut dimaksudkan agar sesuai dengan postur tubuh, karena ketika mengetik, posisi natural kedua tangan dan keyboard tidak benar-benar tegak lurus. Kemudian tombol spasi diletakkan di kedua area tangan, sehingga jempol mudah menjangkaunya. Spire juga memindahkan sejumlah tuts penting, namun mereka memastikan agar penempatannya tidak membuat pemakaian Ergo jadi canggung.

Spire Ergo 2

Selain mengetik, Spire Ergo kabarnya siap mendukung gaming. Papan ketik ini dibekali LED RGB, tapi saya belum bisa memastikan apakah ia mengusung sistem pencahayaan berbasis zona atau per-key. Lalu sebagai jantungnya, Spire memilih switch Cherry MX, meski produsen belum secara spesifik menjelaskan variannya.

Spire Ergo 3

Spire Ergo sudah mulai dipasarkan, dan produk dijajakan di harga kompetitif, yaitu US$ 80.

Saat menulis artikel ini, saya merasa seperti pernah melihat produk ini sebelumnya, hingga akhirnya saya menyadari bahwa penampilan Ergo sangat menyerupaiX-Bows yang sempat dijajakan di Indie Gogo dan dibanderol dua kali lipat lebih mahal. Saya rasa ini bukan suatu kebetulan…

Via PC Gamer.

Razer BlackWidow Lite Adalah Keyboard Mekanis untuk Bekerja Sekaligus Bermain, Bukan Sebaliknya

Kalau ditanya keyboard mekanis apa yang paling dikenal oleh para gamer, mungkin banyak yang bakal menjawab Razer BlackWidow. Namun seperti yang saya sudah berkali-kali bilang, tidak selamanya keyboard mekanis harus dipakai semata untuk bermain game saja.

Mengetik email, dokumen, maupun kegiatan produktivitas lain bakal sangat terbantu oleh kehadiran keyboard mekanis. Masalahnya, mayoritas keyboard mekanis yang ada di pasaran juga merupakan keyboard gaming, yang sering kali dilengkapi pencahayaan warna-warni yang kelewat norak jika ditempatkan di atas meja kerja.

Razer BlackWidow Lite

Kembali membahas mengenai BlackWidow, Razer baru saja merilis model anyar demi mengatasi problem tadi. Namanya BlackWidow Lite, dan kalau dari penampilannya, ia sama sekali tidak kelihatan seperti keyboard gaming. Utamanya berkat backlight putih sebagai pengganti backlight RGB, yang bisa diatur tingkat kecerahannya atau dimatikan sepenuhnya.

Bukan sebatas estetikanya saja, fungsionalitas BlackWidow Lite juga telah dioptimalkan untuk konteks bekerja. Ia dibekali dengan switch Razer Orange yang diklaim nyaris tidak menimbulkan suara ketika ditekan, tapi di saat yang sama masih bisa memberikan sensasi taktil yang begitu sedap dipakai mengetik berlama-lama.

Razer BlackWidow Lite

Tiap-tiap switch ini diyakini tetap oke hingga 80 juta kali klik. Meski difokuskan untuk menunjang produktivitas, BlackWidow Lite tetap tidak lupa terhadap akarnya di sektor gaming; kompatibilitas dengan software Razer Synapse 3 berarti pengguna bebas melakukan kustomisasi secara lengkap, termasuk halnya menetapkan sejumlah tombol macro.

Razer BlackWidow Lite saat ini telah dipasarkan seharga $90. Ia bukan satu-satunya keyboard mekanis yang menawarkan keseimbangan antara keperluan bekerja dan gaming. Sebelumnya sudah ada Corsair K70 Low Profile yang menganut filosofi serupa, meski keyboard tersebut masih kental sekali aura gaming-nya, serta dihargai jauh lebih mahal.

Sumber: Razer.

Keyboard Mekanis Terbaru Corsair Punya Tombol dan Switch Lebih Tipis dari Biasanya

Keyboard mekanis hampir selalu diasosiasikan dengan keyboard gaming. Namun pada kenyataannya banyak juga yang menggunakannya untuk mengetik secara rutin, termasuk saya sendiri. Bagi orang-orang seperti saya, Corsair punya penawaran baru yang cukup menarik.

Mereka belum lama ini mengumumkan Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile. Keunggulannya dibandingkan K70 standar bisa dilihat dari namanya. Embel-embel “Low Profile” menandakan bahwa ia mengemas tombol-tombol yang lebih tipis dari biasanya. Otomatis tebalnya secara keseluruhan menyusut dari 40 mm pada versi standarnya menjadi 29 mm saja.

K70 Low Profile (kiri) vs. K70 standar (kanan) / Corsair
K70 Low Profile (kiri) vs. K70 standar (kanan) / Corsair

Namun yang menipis rupanya bukan cuma tombolnya saja, melainkan juga tiap-tiap switch mekanis yang ada di baliknya. Alhasil, pengguna tidak perlu menekan terlalu dalam pada K70 Low Profile, dan Corsair percaya ini bisa membantu pengguna jadi tidak cepat lelah saat mengetik atau bermain.

Switch-nya sendiri ditawarkan dalam dua varian: Cherry MX Low Profile RGB Speed dengan actuation 1 mm, dan Cherry MX Low Profile RGB Red dengan actuation 1,2 mm yang linear pada model RapidFire. Sayang sekali tidak ada varian yang bersifat tactile (Brown atau Blue), yang menurut saya pribadi paling pas untuk mengetik.

Berhubung switch-nya lebih tipis, jaraknya dengan LED backlight di bawahnya jadi makin dekat. Dampaknya, pencahayaan RGB pada K70 Low Profile diklaim lebih terang, dan tentu saja pengguna masih dapat mengatur pola beserta efeknya melalui software Corsair iCUE.

Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile

Rangka aluminium khas seri K70 tetap hadir, namun sedikit direvisi di sini demi mengakomodasi tombol dan switch yang lebih tipis. Corsair bilang bahwa desain baru ini dapat membantu mengurangi beban tekanan pada telapak dan pergelangan tangan pengguna.

Selebihnya, K70 Low Profile menawarkan fitur-fitur pemanis yang sama seperti versi standarnya, yang mencakup tombol multimedia, kenop volume, dan palm rest bertekstur yang dapat dilepas-pasang. Tombol WASD dan QWERDF cadangan yang memiliki warna dan tekstur berbeda juga tersedia buat yang gemar bermain game FPS maupun MOBA.

Baik K70 Low Profile maupun K70 Low Profile RapidFire saat ini sudah dipasarkan seharga $170.

Sumber: Corsair.

Aplikasi Samsung Keyboard Segera Kedatangan Floating Mode

Memiliki ekosistem perangkat keras yang sangat besar, Samsung memutuskan untuk perlahan menyediakan aplikasi yang didedikasikan khusus untuk perangkat buatannya. Beberapa yang sudah diluncurkan antara lain Samsung Max, Samsung Device Manager, SoundAssistant, In-traffic, Samsung Focus, Calkulator dan Keyboard.

Nah, yang terakhir disebutkan di atas bakal makin menarik di mata pengguna perangkat seri Galaxy. Pasalnya, menurut temuan pengguna XDA Developers, bahwa Samsung sedang dalam proses peluncuran fitur baru untuk aplikasi keyboard buatannya. Fitur floating mode yang akan hadir di Samsung Keyboard ini disebut akan memiliki cara kerja yang sama dengan fitur kembaran yang ada di Google Gboard. Kemungkinan perbedaan bakal dijumpai di sisi antarmuka dan beberapa sentuhan bercirikan Samsung.

photo_2018-10-26_23-35-05-497x1024

Lebih jauh dikatakan bahwa modus melayang ini belum dapat dipergunakan oleh pemilik perangkat Samsung Galaxy sampai mereka mengunduh salah satu beta build Android Pie yang baru-baru ini bocor di internet. Belum jelas bagaimana cara untuk mendapatkannya, namun kemungkinan besar Samsung hanya akan menggulirkan pembaruan ini setelah benar-benar siap.

Sesuai namanya, modus melayang ini memungkinkan pengguna untuk menggeser papan ketuk ke seluruh sudut layar. Dengan cara ini, pengguna dapat menyesuaikan dudukan papan ketuk guna melihat bagian yang bisa jadi tertutupi jika mempergunakan mode lainnya.

Sebelum ini, Samsung Keyboard sudah menawarkan dua mode, Standar dan One-handed. Saat waktunya tiba nanti – bersamaan update Android Pie – pengguna perangkat Galaxy bisa lebih percaya diri jika bersandingan dengan pengguna yang memakai Google Gboard.

Bukan Cuma Foto, Keyboard Unik Loupedeck+ Kini Juga Bisa Dipakai Mengedit Video

Masih ingat dengan Loupedeck, semacam keyboard yang berfungsi layaknya sebuah audio mixer tapi untuk mengedit foto? Generasi keduanya yang dirilis bulan Juni lalu tak hanya menyajikan penyempurnaan hardware, tapi juga kompatibilitas dengan software lain di samping Adobe Lightroom.

Baru-baru ini, pengembangnya merilis software update yang cukup istimewa untuk Loupedeck+. Istimewa karena update ini mendatangkan kompatibilitas dengan Adobe Premiere Pro CC. Ya, Loupedeck+ sekarang tak cuma dapat dipakai untuk mengedit foto saja, tapi juga untuk mengedit video.

Deretan slider di bagian atas yang tadinya berfungsi untuk menyesuaikan HSL (Hue, Saturation, Luminance) pada Lightroom otomatis beralih fungsi menjadi tool untuk color grading pada Premiere Pro. Untuk tombol dan kenop lainnya, pengguna dibebaskan memprogramnya sesuai kebutuhan masing-masing, termasuk untuk mengaktifkan sejumlah LUT (Look Up Tables) guna semakin menghemat waktu penyuntingan.

Loupedeck+

Fungsi lain seperti trimming maupun menavigasikan timeline video juga dapat disematkan ke deretan tombol dan kenop yang ada pada Loupedeck+. Semua pengaturan ini dapat disimpan dan di-export agar bisa digunakan di komputer lain layaknya fitur profil pada periferal gaming.

Pengembangnya bilang bahwa dukungan atas Premiere Pro ini didasari oleh masukan dari konsumen Loupedeck. Bisa kita simpulkan ke depannya juga bakal ada dukungan untuk aplikasi video editing lain macam Final Cut Pro X maupun DaVinci Resolve 15, asalkan ada demand yang cukup besar dari komunitas pengguna Loupedeck.

Sumber: Digital Trends dan Loupedeck.

Keyboard Wireless Terbaru Logitech Diciptakan Khusus untuk Smart TV

Yang namanya smart TV jelas jauh lebih kapabel ketimbang televisi biasa. Namun coba Anda perhatikan remote control-nya: hampir semua mengusung desain minimalis, dan terkadang ini jadi sedikit menyulitkan pengoperasian, terutama saat hendak menginput teks.

Andai ada sebuah keyboard yang dirancang khusus untuk smart TV, yang juga bisa dipakai untuk mengontrol TV secara menyeluruh di samping menginput teks. Well, itulah yang sedang Anda lihat. Dari namanya saja, Logitech K600 TV, sudah ketahuan apa fungsi utamanya.

Logitech K600 TV

Tidak seperti keyboard biasa, K600 TV mengemas sebuah touchpad terintegrasi di sisi kanannya, lengkap beserta D-Pad empat arah layaknya di controller game console. Baris paling atasnya dihuni sederet tombol multimedia (play, pause, dll), dan di sisi kirinya masih ada lagi sejumlah tombol shortcut ekstra untuk melakukan pencarian, kembali ke home screen, dan lain sebagainya.

Membeli keyboard hanya untuk TV mungkin terdengar seperti pemborosan buat Anda. Well, bagaimanapun juga K600 TV masih merupakan sebuah keyboard Bluetooth, dan Anda bebas menggunakannya bersama PC maupun perangkat mobile. Logitech pun telah melengkapinya dengan fitur Easy-Switch sehingga pengguna dapat berganti perangkat dengan mengklik tombol saja.

Logitech K600 TV

Jangkauan Bluetooth-nya bisa sampai 15 meter, sedangkan baterainya bisa tahan sampai sekitar 12 bulan. Charging sama sekali tidak diperlukan di sini, sebab K600 TV menggunakan sepasang baterai AAA.

Di Amerika Serikat, Logitech K600 TV saat ini telah dipasarkan seharga $70. TV yang kompatibel hanya dari Samsung (Tizen), LG (webOS), dan Sony (Android TV), yang dibuat pada tahun 2016 ke atas.

Sumber: Logitech.

Vinpok Taptek Ialah Keyboard Mekanis Tipis Untuk Perangkat Mac

Pengembangan perangkat komputasi yang tipis dan ringan terus dilakukan. Dan bersamaan dengan upaya tersebut, produsen juga harus memutar otak dalam menyediakan metode input yang andal, nyaman dan akurat. Kualitas keyboard di laptop ultra-thin memang semakin membaik, namun pengguna keyboard mekanis mungkin tetap enggan kembali memakai papan ketik rubber dome.

Lalu jika Anda punya laptop tipis untuk bekerja tapi tak puas dengan keyboard-nya, apakah itu berarti Anda harus membawa-bawa papan ketik mekanis full-size tiap hari? Vinpok punya solusinya. Sejak beberapa bulan lalu, mereka sibuk mengembangkan Taptek, yaitu keyboard mekanis berpenampilan minimalis yang didesain khusus buat para pengguna Mac. Ia bisa jadi solusi atas keluhan konsumen terhadap mekanisme kupu-kupu di MacBook Pro baru.

Arahan rancangan Taptek menyerupai kombinasi dari produk tenkeyless dengan papan ketik ’60 persen’. Ia tidak mempunyai bagian numerical pad, tetapi Vinpok juga tidak menghilangkan bagian tombol kursor arah. Di sana, produsen memastikan tak ada bagian yang mubazir, memangkas area tepi/bingkai, tanpa membuat jarak antar tuts jadi terlalu berdempetan dan mengorbankan kenyamanannya.

Taptek menyuguhkan enam baris tombol. Namun berbeda dari keyboard mekanis yang ada, Taptek memanfaatkan jenis keycap chiclet yang pendek sehingga penampilannya menyerupai papan ketik Mac. Dan meski mengusung switch mekanis di dalamnya, Vinpok tetap berhasil menekan ukurannya semaksimal mungkin. Keyboard ini hanya berdiri setinggi 1,6-sentimeter dari permukaan meja.

Taptek 2

Untuk switch-nya, Vinpok ‘mencoba menyajikan sensasi ala Cherry MX’, namun sepertinya Taptek tidak menggunakan produk buatan brand Jerman itu. Dari video yang produsen publikasikan, saya sempat mendengar suara clicky, berarti kemungkinan Vinpok menyediakan opsi switch berprofil tactile. Selain itu, switch Taptek menjanjikan daya tahan hingga 50 juta kali tekan.

Taptek 1

Untuk menyempurnakan penampilannya, sang produsen membenamkan pencahayaan RGB LED plus 10 mode backlight. Vinpok memang belum menjelaskan detail spesifikasi secara rinci, termasuk jenis LED-nya, tapi ada peluang Taptek didukung sistem per-key. Keyboard ini kabarnya bisa tersambung secara wireless ke tiga perangkat sekaligus dan juga ditopang koneksi kabel. Selain Mac, tentu saja Taptek kompatibel dengan Windows.

Taptek 4

Saat artikel ini ditulis, belum diketahui kapan Taptek akan tersedia dan berapa harga yang dipatok oleh Vinpok. Produk ini rencananya akan dipasarkan lewat situs crowdfunding Indie Gogo. Jika tertarik atau penasaran, Anda bisa mendaftarkan email buat mendapatkan update langsung dari sang produsen.

Razer Ramaikan IFA 2018 dengan Headset, Keyboard, dan Mouse Wireless Gaming Baru

Ajang tahunan IFA memang tidak pernah menjadi junjungan produsen perangkat gaming, akan tetapi hal itu tidak mencegah Razer memperkenalkan trio periferal gaming terbarunya: headset Razer Kraken Tournament Edition, keyboard Razer BlackWidow Elite, dan mouse Razer Mamba Wireless.

Berhubung ketiganya bukan produk yang benar-benar baru, saya akan berfokus membahas pembaruan atau penyempurnaan yang diusung masing-masing dibandingkan pendahulunya.

Razer Kraken Tournament Edition

Razer Kraken Tournament Edition

Headset berwarna hijau mencolok ini diklaim sebagai yang pertama mengemas teknologi THX Spatial Audio, yang mampu menyimulasikan suara 360 derajat dengan akurasi yang terjamin guna meningkatkan kesadaran pemain, khususnya pada gamegame kompetitif. Performanya sendiri ditunjang oleh sepasang driver 50 mm, dengan intensitas bass yang dapat disesuaikan melalui controller USB.

Di sektor kenyamanan, Razer telah membenamkan gel pendingin di balik bantalan memory foam Kraken agar pemain tetap nyaman dalam durasi yang lama. Juga unik adalah ceruk kecil di dalam bantalan (tidak kelihatan dari luar) yang berfungsi untuk menyangga kacamata sehingga bagian pelipis mata pemain tidak cepat lelah.

Lebih nyaman, lebih customizable, dan lebih jago soal positional audio, Razer Kraken Tournament Edition akan dipasarkan seharga $100 mulai bulan September ini juga.

Razer BlackWidow Elite

Razer BlackWidow Elite

Sejak meluncur pertama kali di tahun 2010, desain Razer BlackWidow baru berubah cukup drastis tahun lalu. Untuk model Elite ini, Razer telah menambahkan tiga tombol media di ujung kanan atas, lengkap beserta sebuah kenop multi-fungsi yang dapat diprogram sesuai kebutuhan; bisa untuk menyesuaikan volume, tingkat kecerahan layar, maupun untuk fungsi-fungsi dalam game.

Masih seputar kontrol, semua tombolnya kini dapat diprogram sesuai keinginan, sehingga tombol macro ekstra yang biasanya ada di sisi kiri jadi bisa dihilangkan. Razer pun tak lupa menambahkan memory internal pada keyboard (pertama kalinya pada seri BlackWidow) supaya pemain bisa menyimpan sampai lima profil konfigurasi (dipadukan dengan cloud storage).

Razer BlackWidow Elite sekali lagi menggunakan switch mekanis buatan Razer sendiri, dengan pilihan jenis berwarna hijau, oranye dan kuning, yang semuanya diklaim tahan sampai 80 juta klik. Keyboard ini sudah dipasarkan seharga $170.

Razer Mamba Wireless

Razer Mamba Wireless

Untuk Mamba Wireless, tampangnya memang masih sama, akan tetapi Razer menerapkan pembaruan pada dua aspek terpenting dari sebuah mouse wireless, yakni akurasi dan ketahanan baterai. Soal akurasi ini, Razer telah menyematkan sensor optik generasi kelimanya yang memiliki resolusi 16.000 DPI.

Perihal baterai, Razer mengklaim Mamba Wireless bisa dipakai sampai 50 jam sebelum perlu diisi ulang, dan ini tanpa berkompromi dengan stabilitas koneksinya. Beralih ke kepraktisan, Mamba Wireless dilengkapi total 7 tombol yang dapat diprogram beserta memory internal untuk menyimpan hingga lima profil konfigurasi.

Tentu saja Razer Mamba Wireless telah menggunakan switch mekanis yang dipercaya tahan sampai 50 juta klik. Bagian sampingnya juga telah disempurnakan agar terasa lebih nyaman dalam cengkeraman. Pemasarannya akan berlangsung mulai bulan September ini juga, dengan banderol $100.

Sumber: Razer.