Pos Logistik Indonesia dan Rencana Akuisisi Tiga Startup Teknologi

Pos Logistik Indonesia, anak perusahaan Pos Indonesia, berencana untuk mengakusisi tiga startup teknologi di bidang enterprise solution, mobile application, dan big data analytics tahun ini. Langkah ini diambil sebagai bagian dari transformasi digital yang dilakukan dalam tubuh Pos Logistik Indonesia. Bila semua berjalan sesuai rencana, Initial Public Offering (IPO) di tahun 2020 menjadi target berikutnya yang ingin dicapai.

Rencana akuisisi tiga startup teknologi Pos Logistik Indonesia

CEO Pos Logistik Indonesia Yan Hendry Jauwena mengatakan, “Kami di Pos Logistik akan melakukan transformasi digital dengan investasi di tech startup company [lewat akuisisi] untuk memperkuat posisi Pos Logistik agar siap melayani konsumen-konsumen yang dimiliki, khususnya di area e-commerce logistics service.”

Yan melanjutkan lebih jauh bahwa alasannya memilih startup di sektor enterprise solution yaitu agar platform bekerja perusahaan berada di atas teknologi yang dapat memberikan efesiensi dari sisi proses kerja. Dengan kata lain, tidak dilakukan secara manual lagi.

“Memang ada solusi enterprise yang ditawarkan dari sistem provider merek ternama yang banyak di pakai oleh perusahaan besar, tetapi kami memilih jalan ini karena ingin dapat menyesuaikan sendiri sistem kami di waktu mendatang untuk bisa adaptasi dengan market lebih cepat. Untuk itu, kami memutuskan melakukannya sendiri dengan jalan berinvestasi di dalam perusahaan jenis ini,” tegas Yan.

Sementara itu dipilihnya startup di sektor mobile application didasari pada kebutuhan konsumen untuk kemudahan layanan. Yan menjelaskan bahwa Pos Indonesia grup sendiri melihat ada kebutuhan konsumen yang bisa dijawab dengan aplikasi, seperti order management for logistics and transport, payment, ataupun integrasi dengan produk lain yang bisa memberikan solusi yang lebih baik nantinya.

Terakhir, startup di sektor big data dipilih karena Yan percaya inforamsi berbasis data yang kuat bisa mendorong bisnis di grup Pos Indonesia atau Pos Logistik Indonesia ke arah yang lebih baik.

Yang mengatakan, “Simply kami tahu di era big data saat ini, dan waktu mendatang, kami perlu informasi yang berbais data yang kuat untuk men-drive bisnis di grup kami di Pos Indonesia maupun Pos Logistik. Untuk itu kami siapkan [rencana akusisi di startup big data] agar setiap keputusan bisnis bisa di ambil berdasarkan informasi yang bermodalkan data yang tajam untuk strategi yang akan di lakukan di waktu mendatang.”

Saat ini, proses akusisi tiga startup tersebut masih dalam tahap due diligence. Bila sesuai rencana, Pos Logistik akan mengumumkan akusisi di kuartal ketiga tahun ini. Pos Logistik Indonesia sendiri akan memiliki 90 persen saham di masing-masing tiga startups tersebut.

Transformasi digital Pos Logistik Indonesia dan rencana IPO di 2020

Satu hal yang perlu diketahui, rencana akuisisi startup teknologi yang akan dilancarakan Pos Logistik Indonesia ini tidak akan mengambil startup yang masih baru atau fresh from the oven. Salah satu alasannya adalah regulasi perusahaan yang membatasi sebagai bagian dari institusi BUMN.

Di samping itu, tujuan utama dari transformasi digital Pos logistik Indonesia sendiri adalah untuk membangun keunggulan layanan berbasis teknologi yang bisa mengangkat portofolio perusahaan hingga bisa mengajukan IPO di tahun 2020. Selain akuisisi, langkah transformasi digital dalam tubuh perusahaan juga dimulai dari hal yang kecil seperti mengubah perilaku dalam menggunakan teknologi. Contohnya dalam menggunakan email.

“Sederhananya, kami sangat tahu kondisi kami dan tahu mau ke mana kami bawa transformasi digital dan teknologi di tubuh korporasi kami. Untuk itu kami mulai dengan yang kecil, you have to walk before you can run,” kata Yan.

Pos Logistik juga memiliki divisi ICT (Information Commucation Technology) sendiri saat ini yang digawangi oleh orang-orang terbaik dalam bidang IT logistics dan e-commerce. Divisi  IT yang sebelumnya difungsikan sebagai support ini pun kini berada di bawah divisi operation yang dipimpin oleh COO Pos Logistik Indonesia Syaiful Rachman.

Yan mengatakan, “Divisi teknologi sudah ada sejak Pos Logistik berdiri, tetapi pada awalnya tidak berada di bawah operation karena difungsikan sebagai support. Sekarang kami menaruhnya di bawah operation karena fungsinya […] jadi strategic dan jadi ada competitive advantage-nya. Kami [bisa] scale up timnya dengan orang infrastuktur IT sendiri, sistem integrasi sendiri, dan software development sendiri.”

“Dampaknya, ICT team kami akan segera merevolusi cara kami bekerja di waktu mendatang yang akan mendatangkan banyak keunggulan yang bisa memberikan solusi kepada custumers, khususnya juga di bidang e-commerce logistics,” tandas Yan.

Anterin Siap Jadi Marketplace untuk Armada Transportasi, Pergudangan, dan Logistik

Logistik adalah salah satu segmen yang turut terkena imbas naiknya jumlah transaksi online, baik itu melalui situs-situs e-commerce maupun layanan on-demand. Peluang yang cukup besar dan masih berpotensi untuk tumbuh itulah yang menjadi salah satu alasan PT Anterin Digital Nusantara menghadirkan layanan Anterin.

Pihak Anterin menjelaskan, “Anterin adalah sebuah marketplace [berbasis aplikasi mobile] untuk logistik, pergudangan, dan penyedia layanan transportasi. Anterin menawarkan biaya untuk layanan pengiriman, transportasi, dan pergudangan berdasarkan sistem lelang yang dilakukan oleh mitra terdaftar dan begitu juga sebaliknya untuk pengguna.”

Konsep yang diusung Anterin yakni berbentuk marketplace. Tujuannya, untuk memudahkan tiga isu utama yang coba dipecahkan, yaitu biaya pengiriman, real time tracking, dan ketersediaan sumber daya armada.

Mitra yang bergabung nantinya dapat menyewakan armada angkut maupun gudang mereka untuk digunakan oleh pengguna. Semua transaksi yang terjadi dijanjikan akan dimudahkan dengan hadirnya aplikasi mobile Anterin yang telah meluncur pada bulan Mei 2016 dalam versi Alpha di Google Play.

Co-Founder Anterin Rahmat Efendi mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan menjadi salah satu platform terdepan untuk kebutuhan pergudangan dan transportasi, dengan menyediakan solusi terintegrasi dan biaya yang terjangkau berkat sistem lelang yang ada di Anterin.

Rachmat menjelaskan, “Kami mengusung auction based service, [jadi] biaya setiap jasa yang ditawarkan berasal dari mitra. [Untuk] Revenue didapat dari service fee sebesar 5-10% dari setiap jasa yang ditawarkan dan melalui advertising kendaraan yang dimiliki oleh mitra.”

Dengan sistem yang coba dibangun Anterin salah satu isu pertama dan utama yang harus dihadapi adalah tentang kepercayaan. Terlebih dalam hal logistik, pergudangan dan transportasi yang membutuhkan kepercayaan dari pengguna.

Kini Anterin sendiri tengah fokus untuk merangkul sebanyak mungkin mitra yang akan menyediakan armada atau gudang untuk disewakan. Harapannya, sistem dan layanan yang dibangun menjadi lebih matang dan dapat menumbuhkan kepercayaan pengguna.

Application Information Will Show Up Here

aCommerce Melakukan Ekspansi ke Bandung dan Surabaya

Bersamaan dengan makin dibutuhkannya layanan logistik bagi para pemegang brand dan industri e-commerce di Indonesia, pada kuartal pertama tahun ini aCommerce Indonesia mencoba mendorong percepatan bisnis dengan melakukan ekspansi. Bandung dan Surabaya menjadi dua kota yang kini mulai dijajaki. Di dua kota tersebut aCommerce telah menyiapkan warehouse seluas 150 meter persegi. Warehouse aCommerce Bandung berlokasi di Ujung Berung, sedangkan di Surabaya berlokasi di Kabupaten Sidoarjo.

Kedua warehouse aCommerce tersebut akan berperan sebagai cross docking atau in-transit distribution hub. Dengan kapasitas hingga 1.500 meter persegi kehadiran dua ruang logistik ini akan memberikan dampak berarti bagi operasional aCommerce. Ke depan kedua hub ini akan dipersiapkan menjadi fulfillment center yang dapat mendukung kebutuhan transaksi e-commerce yang lebih efisien.

Sebagai salah satu landasan penentu, pembukaan hub di kedua kota dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan pengiriman terintegrasi aCommerce dengan metode pembayaran Cash on Delivery (COD). Metode ini saat ini dinilai efektif, di saat masyarakat secara umum baru beradaptasi dengan jual-beli online. CEO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro meyakini bahwa COD masih akan terus meluas pemanfaatannya dalam beberapa tahun mendatang.

“Sistem COD akan tetap menjadi pilihan metode pembayaran yang utama dalam beberapa tahun ke depan, selain terkait dengan penetrasi kartu kredit yang masih rendah, hal ini juga sebagai salah satu upaya mengeliminasi permasalahan kepercayaan konsumen di Indonesia. Alasan lain COD akan masih berkembang dan digunakan secara luas adalah dengan beralihnya target market yang akan lebih banyak ke c-class customer,” ujar Hadi.

Ebenezer Bonatua selaku Head of Transportation and Distribution aCommerce Indonesia menyampaikan bahwa kehadiran hub di dua kota besar ini diharapkan bisa sepenuhnya melakukan kontrol atas proses COD, sehingga meningkatkan load time delivery, service reability dan mempercepat proses rekonsiliasi.

Bandung dan Surabaya dikatakan akan menjadi batu loncatan pertama, karena ke depan secara bertahap aCommerce telah berkomitmen untuk mengembangkan jangkauan di beberapa kota tier-2 di antaranya Yogyakarta, Medan, Makassar, Semarang, Tangerang, Denpasar, Manado, Lampung dan Palembang. Di sisi lain peningkatan infrastruktur dan platform teknologi juga akan masih menjadi fokus aCommerce.

Logistik, Bagian Penting E-Commerce yang Akan Dibahas di Echelon Indonesia 2016

Salah satu bagian penting dari e-commerce adalah logistik. Sebagai salah satu bintang dari perkembangan teknologi, e-commerce selalu menjadi sorotan. Dalam mengembangkan layanan e-commerce, biasanya yang dibahas dari sisi teknis adalah yang berhubungan dengan server, penerapan iklan, pengelolaan di balik situs dan optimasi agar tidak gampang down. Salah satu bagian penting e-commerce yang juga membutuhkan sentuhan teknologi adalah logistik.

Orang yang tepat untuk membicarakan hal ini adalah Vaibhav Dabhade, CEO Anchanto. Ia akan berbicara di salah satu panggung Echelon Indonesia 2016 mengenai bagaimana sisi logistik e-commerce juga harus disentuh oleh teknologi.

ECID2016

Di Anchanto sendiri Vaibhav berperan untuk mengelola pemasaran, penjualan, produk, akuisisi talenta dan pengembangan pasar regional. Pengalamannya dengan ranah e-commerce sejak 2011 akan memberikan persepsi yang menarik bagi kalangan pelaku dan pemerhati e-commerce tanah air.

Echelon Indonesia 2016 akan digelar tanggal 5 – 6 April 2016 bertempat di Balai Kartini Jakarta. Acara konferensi international ini akan menampilkan sesi workshop, eksebisi, serta networking dengan para pelaku bisnis digital di Indonesia.

Untuk membeli tiket, gunakan kode “EMPOWER20” dan dapatkan potongan diskon 20%. Informasi lengkap acara bisa dilihat di tautan ini. Yang tertarik untuk berpartisipasi dalam ajang Top 100, dapat mendaftar melalui tautan berikut.

Pos Indonesia Bangun Online Marketplace Khusus UMKM

Semarak dan semangat e-commerce Indonesia belum habis. Perusahaan pelat merah PT Pos Indonesia dikabarkan akan segera membangun online marketplace khusus menjajakan bisnis kecil dan menengah (UMKM). Percobaan ini akan dilakukan di Jawa Timur.

Keputusan ini nampaknya memang telah melalui serangkaian pengalaman yang dalam waktu beberapa tahun belakangan, bahwa Pos Indonesia telah akrab dengan industri e-commerce. GaleriPOS atau sebelumnya PlazaPOS telah mengudara sejak tahun 2012, namun sayangnya tidak begitu kompetitif di persaingan dewasa kini. Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memiliki rencana lain dengan memposisikan Pos Indonesia sebagai pemain logistik yang berkapabilitas tinggi, tertulis dalam roadmap e-commerce Kemenkominfo.

Pos Indonesia memang telah diandalkan menjadi mitra bisnis logistik bagi banyak pemain e-commerce. Zalora, MatahariMall, Go-Box dari Go-Jek, merupakan beberapa nama yang telah menjalin kemitraan oleh Pos Indonesia. Pihaknya menyediakan solusi antar dan online-to-offline commerce.

Diberitakan oleh Tempo, Pos Indonesia kembali merancang situs online marketplace khusus pelaku UMKM. Inisiatif ini merupakan langkah dukungan Pos Indonesia untuk mengembangkan UMKM dan jangkauan pasarnya, terutama di wilayah Jawa Timur, salah satu basis pelaku UMKM terbesar di Indonesia.

“Nanti kami bikin online marketplace juga, tapi khusus UMKM. Kami enggak akan melayani penjualan barang-barang elektronik atau handphone,” ujar Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono.

Pos Indonesia telah memilih 30 pelaku UMKM dari dua kabupaten, Sidoarjo dan Gresik, yang berhasil memenuhi standar kualifikasi tertentu. 6,8 juta pelaku UMKM di Jawa Timur nantinya akan memanfaatkan 600 display corner yang tersebar di 4.500 titik kantor Pos Indonesia dalam provinsi tersebut.

“Dengan display corner itu, kami memberikan ruang bagi UMKM. Untuk biaya kirimnya akan ada harga spesial yang tentunya bersaing. […] Semuanya boleh dipakai, tapi masih kami bicarakan,” kata Gilarsi.

Gilarsi mengakui situs tersebut akan tersedia kurang lebih satu bulan lagi. Berikutnya mereka menargetkan pasar UMKM di provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.

JNE Investasikan Rp 455 Miliar untuk Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi

Laju pertumbuhan teknologi yang tak terbendung telah berhasil membuat industri e-commerce di Indonesia menggeliat dan dampaknya dapat dirasakan di berbagai sektor, contohnya logistik. JNE sebagai salah satu pemain logistik di Indonesia menanggapi ini dengan menggelontorkan Rp 455 miliar untuk pengembangan infrastruktur dan teknologi. Langkah awalnya ditunjukkan melalui peluncuran program 7 Magnificent di awal tahun 2016 yang terdiri dari tujuh layanan baru JNE.

Awal tahun 2016 ini, JNE berkomitmen untuk mengembangkan sektor infrastruktur dan teknologi dengan menggelontorkan investasi sejumlah Rp 455 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan sebesar Rp 400 miliar untuk pengembangan infrastruktur dan Rp 55 miliar sisanya untuk pengembangan teknologi. JNE sendiri berharap dapat mengejar pertumbuhan, minimal, di angka rata-rata per tahun yang mencapai 30 persen.

Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi mengatakan, “Kami berencana ingin membangun infrastruktur, memperbaiki IT, juga memperbaiki human capital kami. Rencananya, perusahaan akan investasikan Rp 400 miliar untuk infrastruktur dan Rp 55 miliar untuk ICT. Kami mulai ini dengan merealisasikan rencana yang sudah kami buat akhir tahun lalu dengan menghadirkan 7 Magnificent, […] tujuh produk [baru] JNE yang mudah-mudahan bisa memberikan solusi bagi masyarakat.”

Tujuh produk baru yang dimaksud adalah aplikasi mobile bernama My JNE, JNE-PopBox, @box prepaid, JNE Super Speed, JNE International Shipment, JNE Trucking, dan layanan CD musik.

Tujuh layanan baru JNE

  1. My JNE

My JNE adalah aplikasi mobile berbasis Android yang terhubung dengan nomor telepon pelanggan JNE Express, baik pengirim maupun penerima. Aplikasi ini memungkinkan pengguna mengetahui tarif pengiriman JNE, memonitor status pengiriman, mencari lokasi agen JNE terdekat, serta melakukan transaksi antara penjual dan pembeli individual.

Selain itu, terdapat juga fitur-fitur baru yang tidak ada dalam aplikasi sebelumnya seperti sejarah data pengiriman yang terhubung dengan nomor telepon pengguna dan fitur My COD (Cash On Digital) yang memberikan layanan pembayaran belanja online dengan sistem escrow melalui bank Permata. Aplikasi My JNE sendiri dapat hadir atas kerja sama yang terjalin dengan Indivara Sejahtera Sukses Makmur (Indivara Group) yang belum lama ini menghadirkan layanan Violet Pay.

  1. JNE-PopBox

JNE dan PopBox menjalin kerja sama / DailySocial

Layanan ini hadir atas kerja sama antara JNE dengan PopBox Asia yang menyediakan layanan loket pintar. Melalui layanan ini, pelanggan dapat mengambil dokumen atau paket kiriman di lokasi-lokasi loker PopBox yang tersebar di 32 titik Jakarta, mulai dari pusat perbelanjaan, stasiun kereta api, hingga kampus. Namun, saat ini layanan hanya diperuntukkan bagi pelanggan dengan JNE Loyalty Club Card yang hanya bisa dibeli di 12 kantor perwakilan JNE di Jakarta.

Terkait kerja sama ini, Co-founder PopBox Greta Bunawan mengatakan, “Kami excited dengan kerja sama JNE-PopBox ini. Kami berharap dengan kerja sama ini akan membuka lebih banyak channel lagi kepada penjual-penjual online, baik yang besar maupun UKM [untuk akses layanan pengiriman paket].”

  1. @box prepaid

Layanan @box prepaid merupakan produk berbentuk kardus kotak (box) yang diterbitkan JNE sebagai alat pendukung pengiriman dan diperjualbelikan untuk pengiriman wilayah DKI Jakarta. Harga box sendiri sudah termasuk ongkos kirim. Ada 2 jenis box prepaid, yang pertama yaitu @Box 2 Prepaid (Rp 22.000) dengan ukuran (P) 30 x (L) 30 x (T) 12 (Volumetric = 1.9 m3) dengan berat maksimal 3 kg. Sedangkan yang kedua yaitu @Box 3 Prepaid (Rp 40.000) berukuran (P) 35 x (L) 33 x (T) 17 (Volumetric = 2.7 m3) dengan berat maksimal 5 kg.

  1. JNE Super Speed (masa promo)

Layanan ini menjanjikan pengiriman satu hari sampai tujuan. Bila sebelumnya JNE SS memasang tarif Rp 80.000, selama masa promo dari tanggal 8 Februari 2016, jam 08.00 – 15.00 WIB, khusus pengiriman dari dan tujuan Jakarta tarifnya Rp 40.000 per kilogram dan besaran berat selanjutnya adalah Rp 4.000 per kilogram.

  1. JNE Trucking

JNE Trucking merupakan layanan untuk pengiriman barang dengan berat 10 kilogram ke atas. Pada tahap awal, layanan ini beroperasi di wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali. Layanan JNE Trucking ini juga melayani pengiriman sepeda motor untuk kategori <150cc dan >150cc dengan tarif tersendiri (berbeda dengan tarif kiriman paket).

  1. JNE International Shipment

Dalam layanan ini, JNE bekerja sama dengan DHL untuk pengiriman barang ke negara-negara eropa. Sedangan untuk negara-negara Asia, JNE  bekerja sama dengan Sung Fung. Negara-negara tujuan utama adalah negara Asia Pasifik seperti Singapore, China, dan Hong Kong.

  1. Layanan CD Musik

Lewat layanan CD Musik, JNE ingin jaringan outlet mereka dapat dimanfaatkan oleh musisi nusantara untuk memasarkan karyanya. CD Musik Indonesia tersebut dijual di 153 gerai JNE di seluruh Indonesia dan website Pesona (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara).

Application Information Will Show Up Here

5 Startup Indonesia yang Tawarkan Layanan On-Demand Logistik

Sejumlah startup di Indonesia seperti Go-Jek, Uber dan Grab terjun dan secara serius menggarap bisnis layanan on-demand yang sejauh ini terlihat menjanjikan. Jenis layanan ini disukai karena kehadirannya menjawab kebutuhan banyak konsumen terutama di kota-kota besar yang memang cenderung menginginkan hal-hal instan dan ruang gerak yang dibatasi oleh tuntutan pekerjaan. Pemesanannya pun mudah karena sebagian besar dapat dilakukan melalui aplikasi mobile.

Selain ketiga nama di atas, ada beberapa startup Indonesia yang nimbrung ke ranah ini khususnya di sektor logistik, menawarkan layanan antar-jemput barang mulai yang berukuran kecil dengan kendaraan roda dua hingga roda empat, berupa truk yang ditawarkan oleh Go-Box, JET dan Etobee.

Berikut adalah 5 layanan on-demand logistik yang ditawarkan oleh startup-startup asal Indonesia, 4 diantaranya telah hadirkan aplikasi mobile, satu lewat web dan tengah menyiapkan aplikasi.

Go-Box dari Go-Jek

Go-Box diharapkan "mengganggu" bisnis jasa pickup dan truk boks yang sudah ada / DailySocial

Selain ojek sebagai layanan utamanya, Go-Jek juga punya layanan lain yang dinamai Go-Box. Ini adalah layanan yang menawarkan jasa angkut dan pengiriman barang dengan jumlah pengemudi mencapai 3000 orang dan 85 perusahaan logistik (Oktober 2015).

Tarif Go-Bok didasarkan oleh jarak tempuh, jarak tempuh di atas 25 km akan dikenakan biaya Rp.4.000/km (small trucks), Rp.4.500/km (small box trucks) dan Rp.5,000/km (large dumps). Go-Box juga menyediakan asuransi apabila terjadi kerusakan atau kehilangan barang berupa santunan senilai 10 juta Rupiah. Nantinya saat pemesanan juga bisa ditambahkan premi asuransi sesuai dengan nilai barang yang ingin dikirimkan

Application Information Will Show Up Here

 

Etobee

Etobee, startup Logistik Indonesia / Dailysocial

Etobee menawarkan diri sebagai pilihan baru dalam hal layanan logistik. Tak main-main, Etobee memulai debut dengan meyakinkan dengan modal 1000 armada yang terdiri dari motor, vans dan truk. Wilayah yang dilayani Etobee baru mencakup Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi).

Aplikasi yang disediakan Etobee memungkinkan pelanggan melakukan pengiriman barang di manapun dan kapanpun dengan lebih mudah. Sistem aplikasi mobile Etobee secara otomatis akan mencari kurir terdekat yang tersedia dalam jangka waktu kurang dari dua menit.

Application Information Will Show Up Here

 

Blu-Jek

blue jek

Seperti Go-Jek, selain menawarkan jasa antar penumpang mereka juga mempunyai layanan antar jemput barang yang dinamai Blu-Courier. Blu-Jek mengklaim layanannya lebih baik hal menjaga privasi pelanggan melalui metode pembayaran cashless atau tanpa uang tunai.

Mengawali langkahnya dengan seribu armada, Blu-Jek memulai layanannya di seputaran Jabodetabek dengan promo gratis selama sebulan untuk jarak 6 km pertama, selebihnya dikenakan tarif flat Rp. 25.000. Berikutnya, tarif normal Blu-Jek dipatok Rp 20.000 untuk lima kilometer pertama dan Rp 4.000 per kilometer berikutnya.

Application Information Will Show Up Here

Arkos


arkos

Arkos atau Armada Kosong adalah startup yang berfokus pada layanan on-demand di bidang logistrik yang menggunakan armada berukuran besar, truk. Mengusung prinsip yang sama dengan layanan sejenis, Arkos ingin mewadahi pemiliki barang dan kendaraan untuk bertemu dan saling memenuhi kebutuan masing-masing. Berhubung layanan ini baru beroperasi, saat ini Arkos baru menawarkan akses layanan ke situs web, belum berupa aplikasi mobile. Namun dalam waktu dekat dua platform Android dan iOS juga akan mengudara.

Web: Armada Kosong.

JET

[kiri ke kanan] COO JET Poeti Fatima dan Co-Founder JET Mike Roosevelt / DailySocial

Startup Indonesia yang menawarkan layanan on-demand logistik sepanjutnya adalah JET atau Joint Express Transport. Bergerak di bidang ride-sharing dan juga pengiriman, JET menawarkan empat layanan, yaitu JETride, JETcourier, JETpickup, dan JETbox. Pelanggan dapat memilih jenis pembayaran sendiri, antara lain tunai, kartu kredit, dan JETwallet yang dapat diisi ulang melalui e-cash Mandiri.

Application Information Will Show Up Here

 

Sumber gambar header: Shutterstock.

Shopee Gandeng JNE Gratiskan Ongkos Kirim

Industri e-commerce dan logistik berkembang beriringan. Semakin banyak transaksi yang terjadi, berbanding lurus dengan angka pengiriman barang. Shopee sebagai salah satu penyedia layanan mobile marketplace mencoba memaksimalkan sinergi bersama perusahaan logistik, kali ini dengan JNE. Kerja sama keduanya diwujudkan dengan memberikan layanan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia.

Seperti dikutip dari Tribunnews, Regional Director Shopee Rainal Lu mengungkapkan layanan gratis ongkos kirim yang diberikan diharapkan mampu memberikan kemudahan terutama bagi pengusaha UKM yang berada di lokasi jauh dan terpencil.

“Kami melihat industri ini sangat dekat dengan kebutuhan logistik, artinya kendala logistik adalah salah satu hambatan yang cukup kuat bagi orang ketika berbelanja dan membuka usaha secara online,” ujar Rainal.

Rainal juga menjelaskan bahwa pemilihan JNE sebagai mitra dalam mengantarkan produk mereka karena perusahaan logistik tersebut memiliki jaringan terbesar dan terluas di Indonesia.

“JNE telah memiliki kurang lebih 5.000 titik layanan di seluruh Indonesia mulai kota besar sampai dengan tingkat kecamatan,” ucap Rainal.

Di sisi lain Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi mengungkapkan kemitraan JNE dengan Shopee bisa menjadi salah satu poin penting dalam mengembangkan dan memperkuat ekosistem e-commerce di Indonesia.

“JNE memegang peranan penting dalam proses jual beli di Shopee, di mana keamanan transaksi antara penjual dengan pembeli dijamin dengan fitur garansi Shopee,” ujar Feriadi.

Posisi JNE di bisnis logistik Indonesia memang diperhitungkan. Ditambah dengan semakin maraknya transaksi di e-commerce bisnis JNE semakin tumbuh. Bahkan menurut VP of Marketing JNE Eri Palgunadi JNE sebelum bisnis e-commerce ramai pengiriman di JNE hanya berkisar 6 juta paket per bulan. Namun setelah e-commerce dan budaya daring menjamur bisnis JNE naik dua kali lipat hingga mencapai 12 juta paket per bulan. Bahkan saat ini bergerak mendekati angka 14 juta paket per bulan.

Eri juga menjelaskan sampai saat ini JNE sudah memiliki kurang lebih 5.000 titik layanan di seluruh Indonesia. Dengan tren e-commerce yang dipercaya semakin tumbuh JNE pun memasang target menambahkan titik layanan menjadi lebih dari 6.000 titik.

“5.000 jaringan JNE ini sudah sampai ke kota dua, termasuk juga ke kawasan Timur Indonesia,” jelas Eri.

Arkos Sajikan Layanan On-demand Jasa Logistik Truk

Masih seputar layanan on-demand. Kali ini memfokuskan pada jasa armada angkut (truk). Sebuah startup bernama Armada Kosong (Arkos) baru-baru ini mulai mengumumkan keberadaannya. Solusi Arkos ingin mempertemukan pemilik barang dengan penyedia armada truk atau transportasi angkutan barang lainnya. Melalui situsnya, saat ini layanan Arkos sudah mulai beroperasi menghimpun pengguna, baik dari sisi konsumen ataupun penyedia jasa angkut.

Direktur Utama PT Armada Kosong Indonesia Antoni Tampubolon dalam keterangannya menceritakan tentang latar belakang pengembangan solusi Arkos. Ia melihat sering kali di jalanan banyak truk berlalu-lalang tanpa adanya muatan di bak. Bagi Antoni, selain membuat jalan makin riuh, membuat operasional truk tersebut kurang efisien. Truk tetap menghabiskan bahan bakar padahal tanpa muatan.

Dari situlah Arkos dikembangkan. Diharapkan ketika sebuah truk mengantarkan barang, ketika hendak pulang bisa mencari tahu apakah ada barang yang bisa sekalian diangkut dalam perjalanan pulang. Sehingga ongkos operasional truk bisa ditekan, dan membuat pemilik armada (baik personal maupun perusahaan) lebih diuntungkan.

Antoni juga menceritakan, bahwa isu tidak hanya ada di pemilik truk, akan tetapi juga dari sisi konsumen. Karena sering kali konsumen mengalami kesulitan ketika hendak mencari jasa angkutan, terutama untuk muatan yang besar. Dengan menemukan jasa logistik di sekitar lokasi, dinilai akan memberikan efektivitas bagi konsumen, karena diyakini biaya jasa pun pasti lebih terjangkau.

Saat ini sistem baru bisa diakses melalui website, namun tim Arkos mengaku tengah menyiapkan aplikasi untuk platform Android dan iOS untuk memperkaya pengalaman pengguna terhadap layanan. Selain itu aplikasi nantinya juga akan dibekalkan kepada sopir truk sebagai navigasi dan informasi pengiriman barang.

Terkait proses pendaftaran dan penentuan harga, pengusaha truk dapat memberikan harga proporsional sesuai dengan kapabilitas layanan yang diberikan. Jasa truk juga disajikan ke pelanggan berdasarkan lokasi terdekat. Dari pengalaman pengguna turut dihimpun sebuah sistem rating untuk memberikan justifikasi kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia layanan armada angkut.

Tak ingin mengambil risiko dengan isu regulasi. Setiap penyedia armada yang akan bergabung di Arkos saat melakukan pendaftaran harus sudah berbadan usaha. Hal ini sebagai inisiatif agar tidak terbentur dengan perundangan-undangan tentang jasa angkutan barang yang ada di kementerian terkait. Selain itu adanya informasi yang detil tentang badan usaha armada pengangkut, dinilai akan memberikan rasa aman lebih kepada konsumen yang hendak mempercayakan barang kepada armada tersebut.

Anchenton dan Pos Logistik Indonesia Menjalin Kerja Sama

Pos Logistik Indonesia, anak perusahaan dari Pos Indonesia, dikabarkan telah menjalin kerja sama dengan Anchanto, sebuah perusahaan penyedia layanan lengkap bagi e-commerce. Dalam kerja sama tersebut Pos Logistik akan memfokuskan pada bisnis pengiriman, warehouse, sorting centres, dan penguatan armada memanfaatkan teknologi milik Anchanto.

Anchanto dan Pos Logistik akan membentuk tim khusus yang akan menawarkan sejumlah layanan termasuk visibilitas real-time order, efisiensi dalam hal picking dan packing, saluran manajemen penjualan, dan dukungan pelanggan. Kerja sama yang diumumkan Minggu lalu ini direncanakan akan mulai berjalan efektif Maret 2016.

Disampaikan Direktur Pos Logistik Indonesia Hariyanto, pihaknya berencana untuk menangkap peluang di sektor logistik e-commerce dan market share cross-border e-commerce dengan membantu UKM, bisnis lokal, dan pemegang merek.

Sementara itu pihak Anchanto berkomentar, masalah terbesar yang dihadapi oleh e-commerce di Indonesia adalah penyedia logistik yang terus menerus menggunakan proses khusus yang dibangun untuk B2B logistik dan bukan purpose-built technology. Ini yang menurut Anchanto menimbulkan kurangnya end-to-end visibility dari pesanan, kesalahan/keterlambatan pengiriman, dan biaya yang lebih tinggi.

Dengan jalinan kerja sama ini akan membantu Anchanto untuk mengurangi biaya pengiriman dan memperluas layanan di seluruh Indonesia. Anchanto bukan yang pertama menjalin kerja sama dengan Pos Logistik Indonesia. Sebelumnya Pos Logistik Indonesia juga bekerja sama dengan MatahariMall dan Zalora.

CEO Anchanto Vaibhay Dabhade seperti diberitakan e27 menjelaskan bahwa kemitraan dengan Pos Logistik menawarkan solusi e-commerce lengkap dan layanan untuk pasar lokal. Sesuatu yang krusial bagi Anchanto untuk bisa bersaing di pasar Indonesia.

Vaibhav Dabhade selaku Co-founder dan CEO Anchanto, menjelaskan bahwa kemitraan dengan Pos Logistik Indonesia menawarkan layanan lengkap e-commerce solusi dan layanan untuk pasar lokal. Ini juga merupakan bagian penting dari rencana perusahaan untuk bersaing di pasar Indonesia.

“Misi kami adalah untuk membiarkan perusahaan e-commerce, penjual dan merek fokus pada apa yang terbaik yang mereka lakukan, sementara kita mengurus menyediakan teknologi dan infrastruktur pemenuhan kelas dunia dengan 3PL (third-party logistics) mitra regional untuk perluasan mereka , pada permintaan,” ujarnya.