Rayakan Ulang Tahun Pertama, MatahariMall Perkuat Skema O2O

Menginjak usia satu tahun sebagai e-commerce lokal, MatahariMall memaparkan prestasi serta pencapaian yang telah diraih. Dalam acara temu media yang digelar bertepatan dengan perayaan ulang tahun MatahariMall hari ini, CEO MatahariMall Hadi Wenas mengungkapkan bahwa hingga kini MatahariMall telah menjangkau 483 dari 515 kota di Indonesia, 93% dari total keseluruhan kabupaten yang ada di Indonesia.

“Untuk bisa melayani semua pelanggan di Indonesia, ke depannya MatahariMall akan memanfaatkan teknologi serta layanan koneksi yang saat ini ada di operator komunikasi Indonesia. Dengan menjadi enabler diharapkan MatahariMall bisa memperluas layanan di seluruh pelosok Indonesia,” kata Wenas.

Dalam kesempatan tersebut diungkapkan juga beberapa rencana yang akan dilancarkan dan menjadi program prioritas dari MatahariMall. Di antaranya kegiatan promosi Super September hingga inovasi terkini mengedepankan skema online-to-offline (O2O).

“Kami bangga dengan skema O2O yang telah dilancarkan dan terbukti memberikan kontribusi lebih kepada MatahariMall, menginjak tahun kedua akan lebih banyak lagi inovasi layanan O2O yang rencananya akan kami luncurkan,” ungkap Wenas.

Skema O2O MatahariMall selama ini mampu mendongkrak jumlah penjualan yang memungkinkan pelanggan membeli barang secara online di MatahariMall dan mengambilnya di titik-titik O2O (PickUp&payCOD) di seluruh Indonesia.

“Saat ini kami memiliki 649 titik O2O di Indonesia yang tersebar di tempat-tempat strategis seperti kantor pos, stasiun kereta api, gedung perkantoran, sekolah, apartemen, perumahan hingga ke pusat perbelanjaan. Bahkan kami juga menyediakan eKiosk yang juga menjadi sarana edukasi bagi pengunjung yang tidak pernah mencoba berbelanja di MatahariMall,” ujar Wenas.

Magelang dan Batu kota penyumbang transaksi terbesar


Hal menarik yang juga dicatat oleh MatahariMall adalah saat ini Jabodetabek sudah tidak lagi menjadi kawasan penyumbang transaksi terbesar. Kota-kota seperti Magelang (Jawa Tengah) dan Batu (Malang) justru mengalami peningkatan jumlah pengguna hingga transaksi yang signifikan. Seperti yang terjadi pada lebaran lalu, kota Magelang memiliki pertumbuhan pemesanan sebanyak 1241%. Sebelumnya 28% transaksi berasal dari Jabodetabek.

“Saat ini kami telah membuka Hub di Jayapura setelah melihat besarnya demand serta pengguna MatahariMall di lokasi tersebut. Kami memiliki kantor, gudang serta tenaga kerja khusus yang kami tempatkan di Jayapura,” kata Wenas.

Sementara itu untuk pengembalian dan penukaran barang dari pelanggan, MatahariMall mengklaim mengalami penurunan yang cukup signifikan sejak awal berdiri. Sebagian besar pengembalian diarahkan langsung ke bagian pengembalian MatahariMall untuk menghindari penipuan baik dari pengguna maupun penjual.

“Hingga kini kami mengalami jumlah penurunan pengembalian dan penukaran barang sebesar 2%, diharapkan ke depannya akan semakin kecil jumlah pengembalian dan penukaran barang tersebut oleh pelanggan MatahariMall,” ujar Wenas.

Di usia satu tahun e-commerce masih terbilang baru, namun dengan inovasi, tim yang solid serta dukungan dari mitra saat ini diharapkan bisa memberikan kontribusi lebih untuk Indonesia.

“Memasuki tahun kedua kami akan tetap fokus pada komitmen untuk mengkaryakan talenta lokal, mengembangkan bisnis seller dan memberikan produk serta layanan terbaik untuk customer,” ujar Wenas.

Menyambut baik penunjukan Jack Ma

Ketika disinggung terkait dengan ditunjuknya Jack Ma sebagai penasihat ekonomi untuk Pemerintah Indonesia oleh Presiden Joko Widodo, Hadi Wenas menyambut baik keputusan tersebut.

“Dengan penunjukan Jack ma oleh pemerintah justru menujukkan bahwa industri e-commerce telah divalidasi serta di konfirmasi langsung oleh pemerintah, kami pun melihat akan menjadi peluang yang lebih baik untuk pelaku e-commerce mengembangkan bisnisnya,” kata Wenas.

Wenas juga menambahkan sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, Lippo Group telah memiliki banyak pengalaman serta sumber daya untuk menjadi bekal yang bisa dimanfaatkan terkait dengan kompetisi dengan e-commerce asing yang diprediksi bakal banyak hadir di Indonesia.

Kemitraan MatahariMall dan Fishpond Tak Seperti Kesepakatan Inamall

MatahariMall baru saja menandatangani kerja sama dengan Fishpond, layanan e-commerce terbesar di wilayah Selandia Baru. Kerja sama ini akan memberikan perluasan pangsa pasar untuk produk yang dibawakan MatahariMall dan Fishpond. Nantinya penjual di Fishpond disebutkan dapat menjual barang-barang di MatahariMall, pun demikian dengan penjual di MatahariMall yang dapat menjajakan produk lokal di kanal Fishpond. Awalnya penjual bisa merambah pasar Fishpond di Selandia Baru dan diharapkan ke depannya kerja sama ini bisa dikembangkan ke pasar Fishpond yang lain. Fishpond juga tersedia di Australia.

Disaksikan langsung oleh Menteri Perdagangan Indonesia Tom Lembong dan Menteri Perdagangan Selandia Baru Tood McClay dalam sebuah kesempatan kunjungan dinas, kerja sama ini dimulai. Khusus untuk MatahariMall, penjual yang bisa memanfaatkan kemitraan ini adalah mereka yang tergabung dalam program Jual Online Aja (JOA).

Sebelumnya pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan juga telah melancarkan kerja sama dengan perusahaan e-commerce Alibaba, dengan meluncurkan InaMall. Bertujuan untuk membantu produk lokal berekspansi ke pasar Tiongkok. Menariknya justru kerja sama ini terkesan banyak menguntungkan pemain e-commerce asing.

Menanggapi kerja sama ini, CEO MatahariMall Hadi Wenas kepada DailySocial menyampaikan bahwa kerja sama ini akan mengajak dua pemain e-commerce memberikan sumbangsih aktif satu sama lain. Hadi mengatakan:

“Kemitraan ini bertujuan untuk membangun visi kedua Menteri Perdagangan untuk kolaborasi (perdagangan) jangka panjang. MatahariMall dari Indonesia dan Fishpond dari Selandia Baru. MatahriMall sendiri akan memfokuskan penjualan barang-barang berkualitas untuk konsumen Indonesia melalui kerja sama ini. Sebaliknya Fishpond sebagai pemain global akan menggunakan kanal marketplace yang dimiliki untuk berkolaborasi aktif memasarkan produk Indonesia di sana bagi penjual lokal yang sudah siap, misalnya dari sisi ketersediaan, siklus produk, dan sebagainya.”

CEO Fishpond Ben Powles turut menambahkan bahwa kerja sama ini akan membuat kedua perusahaan mampu berfokus lebih pada teknologi dan inovasi untuk membawa pengalaman e-commerce terbaik bagi pelanggannya. Turut disampaikan juga platform WorldFront dinilai cocok untuk marketplace seperti MatahariMall. Selian memudahkan untuk menawarkan varian produk secara lebih luas, juga dinilai lebih mampu merangkul konsumen lokal.

Tim Anderson, selaku salah satu Komisaris Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia, memaparkan bahwa industri teknologi merupakan sektor paling cepat pertumbuhannya di Selandia Baru. Di sana sektor berbasis teknologi menjadi pendapatan ekspor terbesar ketiga yang menghasilkan pemasukan lebih dari $7 miliar. Potensi ini yang seharusnya segera ditemukan polanya untuk menyusun strategi ekonomi digital di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Lyke Akan Tampilkan Produk Fashion Terpilih dari MatahariMall

Lyke, salah satu penyedia layanan mobile commerce (m-commerce) pekan lalu mengumumkan kerja samanya dengan MatahariMall. Dengan kerja sama ini, Lyke akan menampilkan kurang lebih 10.000 produk terpilih dari MatahariMall yang terkait fashion, seperti baju, sepatu,dan tas dengan menjanjikan harga yang lebih terjangkau.

Di Indonesia dengan akses perangkat mobile yang cukup tinggi layanan mobile commerce memang menjadi salah satu solusi belanja yang praktis. Seperti di awal kemunculannya, Lyke juga menjanjikan kemudahan dan kepraktisan dalam berbelanja melalui layanannya.

“Lyke hadir untuk menjawab keresahan pembeli terkait dengan cara pembayaran serta proses pendaftaran yang dinilai terlalu rumit, lama dan menyulitkan. Lyke memiliki proses check-out yang seamless untuk pembeli yang pastinya memudahkan dan juga menyenangkan untuk digunakan,” kata CMO Lyke Bastian Purrer kala itu.

Ini bukan kerja sama pertama Lyke dengan pemain e-commerce. Sebelumnya beberapa waktu lalu kami sempat memberitakan bahwa Lyke juga telah menggandeng fashion e-commerce seperti BarryBenka, LocalBrand, bobobobo dan beberapa pemegang brand lain. Kerja sama yang dilakukan terkait menampilkan produk beberapa pihak tersebut dalam layanan Lyke. Kolaborasi yang menguntungkan dua belah pihak.

Sejauh ini, sejak pertama kali meluncur di periode Februari 2016 Lyke telah memiliki lebih dari 120.000 produk pilihan untuk ditawarkan. Produk-produk tersebut didapat dari 100 toko online di Indonesia.

Sementara untuk pihak MatahariMall tampaknya kerja sama ini merupakan salah satu strategi untuk semakin banyak mengakuisisi pengguna. Sebelumnya untuk meningkatkan kualitas dan tentu untuk mendapatkan banyak pengguna MatahariMall telah menambahkan layanan asuransi bekerja sama dengan LippoInsurance dan memberikan cicilan tanpa kartu kredit bekerja sama dengan AEON.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng LippoInsurance, MatahariMall Hadirkan Program Asuransi Super Sakti dan Super Selamat

Hari ini (17/5), MatahariMall memperkenalkan dua program baru berbentuk asuransi yang disebut Super Sakti dan Super Selamat. Super Sakti adalah program asuransi untuk produk elektronik sedangkan Super Selamat adalah program asuransi untuk produk otomotif yang dijual di MatahariMall. Kedua program tersebut lahir atas kerja sama MatahariMall dengan LippoInsurance untuk memberikan kenyamanan bagi para konsumen.

CEO MatahariMall Hadi Wenas mengatakan, “MatahariMall percaya bahwa e-commerce harus fleksibel dan mencari peluang-peluang baru di tengah ekosistem digital Indonesia. Inilah yang mendasari kami untuk tidak hanya memberikan harga terbaik, tapi juga memberikan manfaat tambahan bagi pelanggan.”

Melalui program SuperSakti (Rusak Ganti), MatahariMall dan LippoInsurance akan memberikan asuransi berupa pergantian tunai sebesar 70 persen – 85 persen untuk barang-barang elektronik yang dijual dan memiliki logo Super Sakti. Klaim asuransi ini berlaku untuk produk elektronik yang mengalami kerusakan tak terduga seperti terjatuh, terbanting, dan terkena air.

Masa pertanggungan asuransi program Super Sakti ini yaitu selama 90 hari sejak tanggal aktivasi polis asuransi yang harus diaktifkan setidaknya 30 hari sejak tanggal pembelian barang di MatahariMall. Program Super Sakti sendiri sebenarnya sudah dilucurkan sejak April 2016.

[Baca juga: Menggandeng AEON MatahariMall Bereksperimen dengan Skema Cicilan Tanpa Kepemilikan Kartu Kredit]

Sementara itu melalui program Super Selamat MatahariMall dan LippoInsurance memberikan asuransi keselamatan jiwa untuk tiap produk otomotif yang berlogo Super Selamat dan dijual di MatahariMall. Produk asuransi yang digunakan dalam program ini adalah asuransi kecelakaan diri PESONA dari LippoInsurance.

Dijelaskan Wenas, benefit yang bisa didapat dari Super Selamat ini berupa santunan kematian, santunan cacat tetap, pergantian biaya pengobatan kecelakaan, dan santunan duka yang bisa diperoleh pelanggan sampai 365 hari sejak masa aktif polis asuransi.

“Hal yang menarik dari kedua program ini adalah, kami tidak menyangka ada beberapa kota kecil di Jawa Tengah yang ternyata memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap asuransi seperti di Pati dan Rembang. Masih ada juga juga Semarang dan Solo, tetapi kami anggap itu sudah jadi kota besar di Jawa Tengah,” ujar Wenas.

“Kerja sama eksklusif untuk program Super Sakti dan Super Selamat dengan MatahariMall merupakan bentuk komitmen LippoInsurance untuk menghadirkan ‘Peace of Mind’ kepada konsumen. […]Ini baru dua, nanti ada program-program lainnya kolaborasi MatahariMall dan LippoInsurance,” tutur CEO LippoInsurance Agus Benjamin.

MatahariMall dan LippoInsurance menjamin bahwa pelanggan juga tidak dibebankan biaya tambahan apa pun, baik itu untuk program Super Sakti maupun Super Selamat. Ke depannya, MatahariMall dan LippoInsurance juga akan terus bekerja sama untuk meningkatkan ragam produk MatahariMall yang mendapatkan jaminan maupun perlindungan.

Industri E-Commerce di Indonesia Yang Tak Perlu Dicemaskan

Penggunaan Internet dan tingginya kepemilikan perangkat smartphone di kalangan masyarakat tidak serta merta menjadikan aktivitas berbelanja online sebagai sebuah gagasan primadona yang bisa direalisasikan secara instan, penggerak sendi ekonomi bangsa yang dielu-elukan. Faktanya angka transaksi yang kecil, metode pembayaran yang belum dimaksimalkan, dan faktor geografis yang membuat peran logistik tidak mudah, telah menghantui sejak tren ini muncul hingga saat ini dan hari-hari ke depan. Namun ada semangat yang lebih besar dan lebih mulia untuk terus giat mengupayakan ekosistem yang lebih ideal, yakni potensi market bagi semua pihak yang terlibat untuk mengatasi berbagai tantangan bersama.

Entitas inti seperti produsen, online platform, payment gateway, dan logistik, berhasil mewarnai tajuk utama dari perkembangan terkini industri e-commerce Tanah Air. VP of Business Development Ideosource Andrias Ekoyuono mengungkapkan ada komponen pendukung lain di luar hal-hal tersebut, seperti marketing technology, analytics, traffic generator, dan tentu saja regulasi dari pemerintah untuk menciptakan layanan terintegrasi guna merealisasikan industri e-commerce yang lebih ideal.

“Pendekatan holistik dengan single mindset bahwa e-commerce ini adalah sebuah keniscayaan yang pada akhirnya memberi kemanfaatan besar bagi kemajuan bagi seluruh stakeholdernya. Mulai dari pemerintah, produsen besar dan kecil, investor, wirausahawan e-commerce, wirausahawan industri pendukung e-commerce, hingga konsumen beragam lapisan,” katanya.

Dalam lingkup global, industri e-commerce yang ideal pun terus diupayakan. Faktor-faktor fundamental wajib disempurnakan demi mendukung kepercayaan konsumen untuk mengubah kebiasaan berbelanja offline menjadi online.

Sementara di Indonesia, karakteristik market dan kondisi geografisnya memberikan tantangan rumit di vertikal logistik. Minimnya penggunaan kartu kredit dan kecenderungan menggunakan metode transfer antar bank, dan juga regulasi pemerintah yang belum terbangun kokoh, juga salah satu tantangan lain yang perlu dihadapi.

Sebab potensi marketnya besar dan menggiurkan

Negeri Tiongkok memiliki catatan transaksi online berada pada angka 12,9% pada akhir 2015, namun angka transaksinya sudah mencapai $589.61 miliar, meningkat 33% dibandingkan tahun sebelumnya yang merupakan tiga kali lipatnya APBN Indonesia. Saat ini transaksi online di Indonesia masih di bawah 1% jika dibandingkan transaksi ritel, jadi ruang untuk bertumbuhnya masih sangat besar. Indonesia masih banyak dilirik oleh para pemain e-commerce lokal maupun asing karena potensi populasinya meskipun nilai transaksinya saat ini “hanya” $75 juta.

Telah bergelut di industri ini bertahun-tahun, CEO MatahariMall Hadi Wenas turut menyampaikan pendapatnya, “Saat ini e-commerce dapat dikatakan sebagai industri baru di Indonesia. Karena itu, masih banyak hal yang dapat ditingkatkan dari hampir semua delapan elemen di atas dengan pengecualian penetrasi smartphone. Dalam hal ini, konsumen Indonesia terutama di luar pulau Jawa, mempunyai kesempatan untuk leap-frog / melampaui urutan evolusi e-commerce yang biasanya bertransaksi lewat desktop/laptop sebelum bertransaksi lewat mobile, langsung bertransaksi melalui smartphone.”

Devices Used in Indonesia / DS Report
Persentase kepemilikan perangkat elektronik di Indonesia

Ada dua hal yang harapannya mampu menghadapi tantangan yang nyata. Hal pertama adalah percepatan adopsi teknnologi oleh penyedia jasa logistik guna penyajian data yang lebih transparan dan peningkatan produktivitas rantai logistik. Yang kedua ialah standarisasi data transfer antar penyedia jasa logistik dan penyedia jasa pembayaran, selain alasan keamanan mengenai transparansi transaksi hal ini juga mewujudkan transfer antar-bank lebih dekat ke real-time.

Isu di sektor logistik memang bukan rahasia lagi, bahkan CEO Pos Logistik Indonesia Yan Hendry Jauwena mengakui bahwa sektor ini kurang ideal. Butuh penyesuaian dan sentuhan teknologi yang mumpuni untuk bisa memainkan peran di industri e-commerce dengan maksimal.

“Solusinya adalah persenjatai semuanya dengan teknologi. […] Untuk e-commerce di Indonesia itu sebetulnya frontend-nya sudah baik (online marketplace, dan sebagainya). Yang perlu ditata itu backend-nya di mana logistik punya pengaruh cukup besar,” katanya saat ditemui DailySocial pada ajang Echelon Indonesia 2016 beberapa waktu lalu.

Jika benar ingin mengikuti langkah industri e-commerce, Pos Logistik Indonesia mungkin perlu sedikit belajar dari SingPost (Singapura) tentang kultur bisnis di era digital yang tak sama lagi dewasa ini. SingPost sendiri telah mengakuisisi beberapa perusahaan di bidang transportasi pergudangan dan segmen logistik. Sementara pemain besar seperti FedEx dan DHL menyasar pasar premium, SingPost memposisikan diri sebagai penyedia solusi logistik dengan biaya terjangkau.

Mungkin jika pada akhirnya nanti berbelanja online telah menjadi kebutuhan sehari-hari, rantai suplai logistik perlu dialirkan dengan mengutamakan kecepatan dan kemudahan, sehingga produk bisa dikirimkan langsung dari warehouse ke konsumen. Melihat tren ini, yang patut diantisipasi kembali ialah permintaan ruang warehouse yang turut meningkat.

Dalam konsep online-to-offline sebagai solusinya, MatahariMall menjadikan 4.500 kantor Pos Indonesia yang tersebar di seluruh Nusantara sebagai titik untuk tempat pelanggan mengambil, membayar, dan mengembalikan barang-barang belanjaan mereka.

E-commerce bukan tren yang sementara

Melihat rintangan yang memang tidak mudah untuk dilalui, Andrias dan Hadi sepakat dengan menganggap hal tersebut sebagai sebuah tantangan. Tak perlu dicemaskan, keduanya menyatakan hal senada untuk menyadarkan segala pihak bahwa pemanfaatan dan perkembangan e-commerce merupakan peluang jangka panjang.

Indonesian e-commerce overview / DS Report
Prediksi pertumbuhan penjualan e-commerce Indonesia – India – Global

“Jangan sampai ada pihak yang memang tidak menyadari pemanfaatan dari berkembangnya e-commerce ini secara jangka menengah-panjang, sehingga memburu kepentingan jangka pendek dan mengorbankan komponen atau pihak lain dari ekosistem ini,” tambah Andrias.

Di kesempatan yang lain, Hadi berujar: “Tidak perlu cemas. Sebagai pemain e-commerce di Indonesia, saya justru sangat optimis sekali. Saat ini banyak startup yang bergerak di bidang teknologi, demikian pula dengan perusahaan-perusahaan besar mulai merambah ke dunia digital. Ini bukan karena tren yang bersifat sementara, melainkan karena e-commerce memiliki peluang yang positif dalam jangka panjang.”

IESE 2016 Akan Bahas Tuntas Dinamika E-Commerce di Indonesia

Kurang dari dua minggu lagi Indonesian E-commerce Summit & Expo (IESE) 2016 akan segera digelar. Acara yang akan berlangsung selama tiga hari ini akan menghadirkan berbagai sesi diskusi, workshop dan pameran yang akan berfokus pada bahasan seputar teknis dan bisnis e-commerce. Pemateri dari berbagai kalangan turut dihadirkan, mulai dari kalangan pemerintah, pelaku usaha dan juga investor, baik lokal maupun internasional.

Salah satu topik yang menarik bertema “disrupt or to be disrupted” yang akan dibawakan Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca di sesi dan hari pertama workshop. Membahas bisnis yang mulai “mengganggu” tatanan model konvensional memang selalu menarik, terlebih e-commerce menjadi salah satu model bisnis yang begitu menggoyah.

Head of Performace Marketing MatahariMall Timothius Martin akan hadir menyampaikan seputar strategi untuk beradaptasi dengan konsumen online yang beragam. Bahasan ini juga akan dipertajam di sesi hari kedua oleh tim Verisign yang akan mengangkat strategi pemasaran untuk pangsa pasar dengan segmentasi tertentu. Menarik untuk dihadiri mengingat saat ini persaingan bisnis online sudah makin beringas dan tanpa batas, Butuh kombinasi strategi segar untuk menyiasatinya.

Bahasan lain seperti O2O (Online to Offline), marketplace, mobile commerce, big data hingga platform teknologi penyokong sistem e-commerce akan dibahas tuntas oleh para pembicara berkelas. Pada tiga hari tersebut, akan terdapat tiga sesi di tempat terpisah. Peserta workshop dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti sesi sesuai materi yang relevan dengan kebutuhan.

Selain sesi workshop juga akan diisi dengan diskusi (summit) dan pameran. Sesi diskusi menghadirkan para regulator dan pemain penting di bidang e-commerce. Chairman idEA Daniel Tuwima, Menkominfo Rudiantara, Mendag Thomas Lembong, Ketua Bekraf Triawan Munaf dan para pakar termasuk dari Dirjen Pajak akan menyampaikan insight seputar dinamika e-commerce di Indonesia.

Sesi pameran juga tak kalah menarik. Beberapa startup dan perusahaan e-commerce siap unjuk gigi di dalamnya. Mulai dari Veritrans, Espay, CBNCloud, Kudo, VADS dan beberapa perusahaan lain akan turut meramaikan pagelaran pemeran bisnis ini. Diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi para pengunjung seputar kesiapan bisnis dan sub-bisnis e-commerce yang berkembang di Indonesia.

IESE 2016 akan dihelat di Indonesia Convention Exhibition (Jl. BSD Grand Boulevard Raya No. 1 BSD City Tangerang) pada tanggal 27-29 April 2016. Pembelian tiket saat ini masih dibuka dengan penawaran paket sesuai jadwal workshop yang dapat diikuti. Tiket dapat dibeli melalui halaman resmi IESE 2016 dan beberapa promo juga dapat dinikmati untuk mendapatkan penawaran yang lebih kompetitif.


Disclosure: DailySocial adalah media partner IESE 2016

Diakuisisi Lippo Group, AllDealsAsia akan Ditutup

Situs buying deals aggregator bernama AllDealsAsia mengumumkan finalisasi akuisisi layanannya oleh Lippo Group. Berdiri tahun 2010 di Singapura, AllDealsAsia adalah salah satu situs agregator generasi pertama di Asia yang didirikan oleh kakak-beradik Yiping dan Wayne Goh. Per tanggal 30 April 2016, layanan ini akan resmi ditutup.

Akuisisi ini lebih bersifat acqui-hire karena Yiping Goh merupakan Founding Member MatahariMall dan menyumbang banyak insight tentang bisnis e-commerce di Asia Tenggara. Yiping adalah Chief Product Officer and Co-Lead of CrossBorder Sellers Programme layanan marketplace unggulan Group Lippo ini.

“Sebelumnya saya memang sangat sibuk melakukan persiapan peluncuran MatahariMall, baru saat ini saya bisa mengumumkan secara resmi proses akuisisi tersebut yang telah mencapai tahap final,” kata Yiping kepada e27.

Direktur Lippo Group John Riady menambahkan,  “Hal ini merupakan partnership yang sangat baik, kami melihat saat ini sudah tercipta tim yang terbaik, dan tentunya kami bisa belajar lebih banyak terkait dengan e-commerce di kawasan dengan mereka.”

Saat ini Yiping tengah mengembangkan strategi yang tepat agar pedagang dari Singapura, yang sebelumnya merupakan partner AllDealsAsia, bisa menawarkan produknya di Indonesia melalui MatahariMall. Penjualan cross-border ini diharapkan bisa menambah jumlah konsumen.

DStour #12: Kantor MatahariMall Gunakan Empat Warna Penanda Ruang Kerja

DStour kali ini DailySocial mengunjungi kantor baru MatahariMall. Terletak di Kuningan Jakarta Selatan, kantor MatahariMall sarat dengan warna-warna cerah yang mewakili kultur perusahaan dari MatahariMall yaitu bold, fast dan fun. Empat perpaduan warna yang kontras (merah, kuning, hijau, dan biru) turut diaplikasikan sebagai penanda ruang kerja, sesuai dengan logo pada halaman situs belanjanya.

Simak selengkapnya edisi DStour kali ini di kantor MatahariMall.

Menggandeng AEON, MatahariMall Bereksperimen dengan Skema Cicilan Tanpa Kepemilikan Kartu Kredit

Dalam bincang media hari ini, CEO MatahariMall Hadi Wenas mengungkapkan eksperimen terbaru layanan marketplace yang didukung oleh Grup Lippo ini. Mereka menggandeng layanan pembiayaan AEON untuk memberikan skema cicilan tanpa kepemilikan kartu kredit yang diberi nama Super Cintaku (Super Cicilan Tanpa Kartu). Modal yang dibutuhkan hanyalah informasi KTP. Saat ini mereka memilih 160 item yang bisa dicicil melalui AEON dan ke depannya, jika eksperimen ini dianggap menjanjikan, nantinya akan bekerja sama dengan lebih banyak mitra penjual.

Kepemilikan kartu kredit yang sangat rendah di Indonesia, sementara budaya orang Indonesia yang senang mencicil, membuat pihak MatahariMall mencari-cari alternatif pembiayaan yang bisa mengakomodasi kedua hal tersebut. Pilihan akhirnya jatuh ke AEON.

Selain disebut sebagai market leader di sektor ini, Wenas mengatakan pertimbangan bermitra dengan AEON karena AEON berani mengambil risiko untuk mencoba suatu skema yang belum ada success story-nya. Pihak AEON sendiri mengaku bahwa pihaknya tidak bisa lagi bergantung pada bisnis pembiayaan konvensional yang digelutinya dan lambat laun harus go online ke bisnis e-commerce. Kemitraan ini merupakan jembatan AEON memperluas bisnis dan basis penggunanya dengan cara yang “berbeda”.

Di tahap awal, MatahariMall dan AEON memilih 160 jenis produk yang bisa didukung oleh skema Super Cintaku. Jika memilih skema Super Cintaku, calon pembeli harus membayar DP sebesar 25% dari nilai barang untuk menunjukkan kesungguhan mengikuti program cicilan.

Setelah melengkapi data KTP, pihak AEON membutuhkan waktu 3 hari kerja untuk melakukan survei dan penilaian. Jika disetujui, skema cicilan bisa dipilih dengan pilihan tenor bervariasi, dengan cicilan maksimal 36 bulan (3 tahun) dengan minimum cicilan per bulan 100 ribu Rupiah. Bunga yang dikenakan AEON untuk program ini adalah 1,75% per bulan. AEON sendiri adalah layanan non-bank satu-satunya yang memiliki akses ke Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia.

Meskipun terlalu dini untuk menyebutkan jenis produk yang populer dengan skema Super Cintaku, Hadi menyebutkan produk laptop, juicer, dan lemari pakaian sebagai kategori populer menggunakan skema ini.

Karena jumlah item yang ditawarkan masih terbatas, MatahariMall tidak akan mengiklankan program ini secara besar-besaran. Jika dianggap menjanjikan, nantinya MatahariMall dan AEON akan memperluas barang yang dicakup program Super Cintaku dengan menggandeng lebih banyak penjual yang memiliki performa sangat baik.

Update MatahariMall di Q1 2016

Di kesempatan yang sama, Hadi mengungkapkan sejumlah metrik terkait perkembangan bisnis MatahariMall. Ia menyebutkan selama bulan Desember, Januari, dan Februari MatahariMall mencatatkan angka pertumbuhan jumlah pendapatan dua digit, atau lebih dari 10% setiap bulannya.

Selain itu Hadi juga mengatakan bahwa titik O2O MatahariMall kini sudah mencapai 613 buah, melonjak sejak mereka bermitra dengan PT Pos Indonesia sebagai last mile. Melalui kerja sama ini, konsumen MatahariMall bisa mengambil barang pesanannya di kantor pos terdekat.

Ketika ditanya soal skema pembayaran yang mendominasi di layanan yang dikelolanya, Hadi menyebutkan bahwa sekitar 50% konsumen masih memanfaatkan skema transfer bank, dengan 80% di antaranya ditransfer ke akun virtual (virtual account) yang lebih memudahkan untuk proses rekonsiliasi. 30% konsumen disebutkan masih memanfaatkan skema COD, sedangkan pengguna kartu kredit berkontribusi di angka 15%.

Grab Dukung MatahariMall Kembangkan Layanan O2O

Satu lagi strategi online-to-offline (O2O) dilancarkan Lippo Group untuk MatahariMall. Kali ini mereka bermitra dengan Grab dalam hal pengantaran dan pengambilan barang. Armada Grab akan menjadi salah satu layanan kurir mitra MatahariMall.

Dalam membangun layanannya, O2O selalu menjadi fokus yang ditonjolkan MatahariMall, misalnya dengan membangun loker di berbagai tempat, dan kemitraan kali ini berusaha meningkatkan image tersebut. Lippo Group sendiri tidak asing bagi Grab, karena sebelumnya dikonfirmasi bahwa Lippo Group merupakan early backer Grab.

“Kami bangga dapat bermitra dengan Grab dan percaya bahwa kolaborasi dari dua perusahaan teknologi dan internet terdepan di Asia Tenggara ini akan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan,” ujar Executive Director Lippo Group Emirsyah Satar dalam rilisnya hari ini.

”MatahariMall tengah muncul sebagai platform e-commerce nomor satu di Indonesia, dan skala dan pertumbuhan dari Grab dalam ranah bisnisnya di Indonesia telah mendemonstrasikan pemahaman yang mendalam terhadap pasar lokal Indonesia. Dengan menggabungkan wawasan kami terhadap pasar Indonesia, hal ini akan membantu kami untuk membangun pengalaman online-to-offline yang paling efektif untuk memastikan bahwa pembeli online di mana pun di Indonesia dapat menerima atau mengambil pembelian mereka dengan mudah,” ungkap Direktur Lippo Group John Riady.

[Baca juga: Grab Siap Uji KIR, Tawarkan Dua Opsi Pajak, dan Kerja Sama dengan Koperasi PPRI]

Co-Founder dan Group CEO Grab Anthony Tan menambahkan, “Lippo Group dan Grab merupakan perusahaan yang lahir dan bertumbuh di Asia Tenggara. Teknologi dapat menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi, dan kami berdua telah berinvestasi untuk membuka ekonomi digital kepada seluruh masyarakat Indonesia. Untuk Grab, kemitraan ini berarti menggunakan teknologi untuk membantu pengguna layanan transportasi dapat melewati kemacetan lalu-lintas, dan memberikan mitra pengemudi penghidupan yang lebih baik dan berkesinambungan.”

Seperti apa dan berapa biaya yang ditawarkan oleh Grab terkait dengan kemitraannya dengan MatahariMall masih belum diungkapkan dengan jelas. Grab sendiri memiliki armada terdedikasi GrabExpress yang memang ditujukan untuk kemudahan pengantaran barang. Selain GrabExpress, ada kemungkinan pengantaran dilakukan menggunakan GrabCar untuk kapasitas yang lebih besar. GrabCar di Indonesia sendiri telah tumbuh 30 persen dibanding bulan sebelumnya pasca pengumuman rebranding Grab pada bulan Februari 2016.

GrabCar sendiri, dan Grab secara umum, baru saja “menyelesaikan” polemiknya dengan armada taksi konvensional dengan menjanjikan siap mengikuti uji KIR, menjanjikan dua opsi pembayaran pajak, dan mewadahi asosiasi mitra pengemudi dalam bentuk koperasi.

“Kami berterima kasih kepada masyarakat Indonesia karena telah mempercayai Grab untuk menghadirkan tumpangan yang aman dan nyaman, dan kami akan terus bekerja sama dengan mitra lokal kami seperti Lippo Group dan pemerintah untuk terus meningkatkan transportasi publik di Indonesia,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here