Versi Baru Microsoft Edge Tawarkan Sederet Fitur yang Menarik

Microsoft Edge yang kita kenal bukanlah browser yang dulu lagi. Sejak mengadopsi Chromium sebagai basisnya tahun lalu, Edge sudah bukan lagi jelmaan modern Internet Explorer, melainkan sepupu Google Chrome yang tak kalah memikat.

Versi terbarunya yang dirilis belum lama ini bahkan menawarkan fitur yang lebih lengkap lagi. Microsoft sendiri menjabarkan 10 alasan untuk berpaling ke Edge, dan di sini saya ingin merangkumnya lebih jauh lagi.

Yang pertama, fitur Collections dalam waktu dekat dapat tersinkronisasi antar perangkat. Fitur ini pada dasarnya bisa dianggap sebagai evolusi dari fitur Bookmark, di mana pengguna bisa mengelompokkan beragam konten dari internet, entah itu teks, gambar, atau tautan.

Menariknya, Collections bisa dioper ke Word atau Excel dengan satu klik, sehingga kumpulan teks, gambar, dan tautan itu tadi dapat disulap menjadi dokumen yang rapi dan siap dicetak kapan saja. Ideal untuk masa-masa seperti sekarang di mana sebagian besar orang tua harus membantu anak-anaknya menyiapkan materi pembelajaran di rumah.

Fitur menarik yang kedua adalah vertical tab. Seperti yang kita tahu, tab pada browser umumnya diposisikan di atas, berjejer secara horizontal. Fitur ini akan memindah deretan tab tersebut ke bagian samping, dengan tujuan memudahkan pengguna melihat semua tab yang sedang dibuka.

Fitur ini tentunya bakal sangat bermanfaat ketika jumlah tab yang dibuka sudah mencapai lusinan. Vertical tab juga sangat ideal untuk monitor dengan rasio yang melebar; jumlah konten yang ditampilkan pada dasarnya sama persis, akan tetapi sisi kiri dan kanan yang umumnya kosong kini jadi diisi oleh daftar tab yang dibuka itu tadi.

Selanjutnya, ada fitur Smart Copy bagi yang kerap menyalin informasi dari internet. Fitur ini sejatinya memastikan konten yang disalin tetap mempertahankan formatnya, bukannya jadi berantakan ketika di-paste ke jendela email ataupun Microsoft Word.

Buat yang mempersilakan Edge menyimpan data berbagai akunnya, versi baru Edge kini menawarkan fitur Password Monitor. Usai diaktifkan, fitur ini akan memeriksa apakah akun pengguna ada yang pernah dibobol oleh hacker, lalu mengingatkan pengguna untuk mengganti kata sandinya jika tercatat demikian.

Terakhir, Edge mengemas fitur Immersive Reader yang akan menyulap layout artikel menjadi jauh lebih bersih dan rapi untuk dibaca. Kustomisasi tampilan yang ditawarkan cukup lengkap, dan ke depannya bakal ada mode khusus untuk memudahkan kaum dyslexia membaca dengan menyoroti beberapa baris teks saja.

Versi terbaru Edge sekarang sudah bisa diunduh dari situs Microsoft.

Sumber: CNET dan Microsoft.

Google Earth Kini Dapat Diakses Lewat Firefox, Opera, dan Microsoft Edge

Tahun 2017 lalu, Google merombak desain Google Earth sekaligus memensiunkan aplikasi desktop-nya. Sebagai gantinya, Earth dapat diakses langsung melalui browser komputer, tanpa perlu meng-install apa-apa. Sayangnya tidak semua browser, melainkan hanya Chrome.

Itu dikarenakan Google menggunakan teknologi Native Client (NaCl) dalam mengembangkan Earth versi web, dan yang mendukung NaCl hanyalah Chrome sendiri. Kala itu, belum ada standar web yang cukup mumpuni untuk mewujudkan fitur-fitur kompleks Earth. Tiga tahun berselang, situasinya sudah berubah drastis.

Sekarang, teknologi seperti WebAssembly sudah kian matang hingga pada akhirnya mampu menggantikan NaCl. Alhasil, Earth kini sudah bisa kita akses di komputer melalui browserbrowser lain seperti Firefox, Opera, dan Microsoft Edge. Satu-satunya yang belum kebagian jatah cuma Safari di macOS.

Edge? Ya, buat yang sudah lupa, Microsoft sudah sejak lama mengumumkan bahwa browser bawaan Windows 10 itu bakal mengadopsi Chromium, yang tidak lain merupakan versi open-source dari Google Chrome. Dan belum lama ini, Edge versi baru yang berbasiskan Chromium itu akhirnya sudah dirilis secara resmi untuk diunduh oleh publik.

Google bilang mereka akan terus memoles kinerja Earth di ketiga browser ini. Mereka juga sudah berencana untuk menghadirkan dukungan terhadap Safari, namun tentunya itu juga memerlukan keterlibatan dari Apple sendiri.

Sumber: 9to5Google dan Google.

Berkat Chromium, Microsoft Edge Kini Tersedia di Windows 7, 8 dan 8.1

Janji Microsoft untuk menghadirkan browser Edge di luar platform Windows 10 perlahan mulai ditepati. Belum lama ini, mereka merilis versi preview dari Microsoft Edge untuk macOS yang dari awal bahkan sudah membawa dukungan terhadap fungsi Touch Bar milik MacBook Pro.

Platform ‘lawan’ sudah, sekarang giliran platform sendiri, tapi yang sudah hampir ditinggalkan, yakni Windows 7, Windows 8 dan Windows 8.1. Ya, Microsoft Edge kini dapat dicoba oleh mereka yang masih menggunakan Windows versi lawas, entah itu secara terpaksa atau memang belum tergerak untuk upgrade.

Untuk mengunduhnya, pengguna cukup membuka situs Microsoft Edge Insider melalui perangkat Windows 7, 8, atau 8.1 miliknya. Meski statusnya masih preview, Microsoft menegaskan bahwa sebagian besar fitur yang ditawarkan sama seperti Edge di Windows 10. Untuk kalangan enterprise yang membutuhkan mode Internet Explorer pada Edge, fitur ini dipastikan bakal hadir dalam waktu dekat.

Kehadiran Edge di versi-versi lama Windows ini menunjukkan betapa besar pengaruh pengadopsian teknologi Chromium yang telah Microsoft lancarkan sejak mengumumkan rencananya di bulan Desember lalu. Tujuannya tentu adalah untuk memberikan pengalaman browsing yang lebih baik, terlepas dari versi Windows apa yang konsumen gunakan.

Di saat yang sama, kalangan developer pun juga ikut diuntungkan. Mereka dapat berkreasi tanpa harus terhambat isu fragmentasi. Andai mereka membuat sebuah web app yang sangat keren untuk Chrome, web app tersebut dipastikan juga bakal memberikan pengalaman yang sama di browser Edge pada perangkat yang masih menjalankan Windows 7.

Sumber: Microsoft.

Browser Microsoft Edge Kini Tersedia di macOS

Menjelang akhir tahun lalu, Microsoft membuat kejutan dengan mengumumkan rencana mereka untuk merombak browser Microsoft Edge dengan berdasar pada prinsip open-source. Spesifiknya, browser bawaan Windows 10 itu bakal mengadopsi Chromium, yang tidak lain merupakan fondasi teknologi di balik browser Google Chrome.

Keputusan ini secara tak langsung menunjukkan bahwa Microsoft telah mengakui status Chrome sebagai browser terpopuler. Dengan mengadopsi Chromium, berarti semua yang kompatibel dengan Chrome juga bakal berjalan dengan baik di Edge, dan kompatiblitas selama ini memang selalu menjadi momok untuk browser bikinan Microsoft pasca kelahiran Firefox.

Di samping itu, Edge berbasis Chromium ini juga membuka peluangnya untuk eksis di platform lain, dan itu sudah Microsoft buktikan baru-baru ini lewat peluncuran versi preview dari Edge untuk macOS. Menariknya, Microsoft tidak sekadar membuatkan port standar begitu saja, akan tetapi mereka juga banyak menyesuaikan Edge dengan elemen-elemen platform pesaingnya ini.

Microsoft Edge for macOS

Di luar tampilan, yang paling mengejutkan adalah bagaimana Microsoft Edge untuk macOS telah mendukung Touch Bar milik MacBook Pro. Sejalan dengan visi Apple terkait Touch Bar, dukungan ini berarti Edge di macOS bisa memberikan fungsi-fungsi yang kontekstual melalui Touch Bar, semisal menampilkan panel kontrol video maupun deretan tab yang sedang dibuka.

Berhubung ini masih preview, Microsoft berjanji akan terus membenahi Edge untuk macOS sampai siap dirilis dalam status final. Untuk sekarang, versi preview-nya ini sudah bisa dicoba di perangkat dengan versi macOS 10.12 atau yang lebih baru.

Sumber: Microsoft.

Microsoft Edge Bakal Adopsi Teknologi Open-Source Chromium

Di bawah komando Satya Nadella, Microsoft dalam beberapa tahun terakhir tampak lebih aktif berpartisipasi dalam komunitas pengembangan software open-source. Puncaknya terjadi pada bulan Juni lalu, tepatnya ketika Microsoft mengumumkan bahwa mereka berniat mengakuisisi GitHub, salah satu platform open-source terpopuler yang ada saat ini.

Namun itu rupanya belum cukup untuk menunjukkan komitmen Microsoft terkait filosofi open-source. Baru-baru ini, mereka mengumumkan bahwa browser andalannya, Edge, bakal mengadopsi proyek open-source Chromium yang digagaskan Google. Ya, ini berarti ke depannya Edge bakal menggunakan rendering engine yang sama seperti Chrome.

Mengapa baru sekarang? Mungkin Microsoft baru menyadari kelemahan Edge perihal kompatibilitas. Namun situasinya bakal berubah drastis ketika Edge sudah memakai fondasi teknologi yang sama seperti Chrome. Chrome adalah browser terpopuler saat ini, jadi wajar apabila developer selalu memastikan situsnya bisa berjalan optimal di Chrome.

Selain penyempurnaan kompatibilitas, pengadopsian Chromium juga berarti Edge bisa hadir di lebih banyak platform. Edge nantinya dapat diunduh oleh konsumen yang perangkatnya masih menjalankan Windows 7 atau Windows 8, dan Microsoft tidak menutup kemungkinan akan eksistensi Edge di platform macOS.

Terakhir, Microsoft juga berjanji untuk aktif berpartisipasi dalam pengembangan Chromium. Kontribusi mereka pada dasarnya berpotensi menjadikan browserbrowser berbasis Chromium lebih baik di platform Windows, termasuk Chrome itu sendiri.

Sumber: Microsoft.

Login ke Website di Microsoft Edge Bakal Tidak Membutuhkan Password

Mayoritas laptop terkini, khususnya yang berspesifikasi high-end, telah dilengkapi dukungan Windows Hello, baik dalam bentuk sensor pemindai sidik jari atau kamera pengenal wajah. Sayangnya teknologi secanggih itu sementara baru berfungsi untuk memudahkan proses login ke Windows, dan sehari-harinya kita tentu masih perlu login di tempat lain, semisal di sejumlah website.

Kabar baiknya, Microsoft baru saja mengumumkan pembaruan browser Edge yang kini mendukung standar Web Authentication. Sederhananya, Web Authentication memungkinkan pengguna untuk login ke website tanpa password. Dalam konteks Windows Hello, yang dibutuhkan hanyalah sidik jari atau wajah pengguna.

Fitur ini sedang diuji pada versi preview Windows 10, namun rencananya bakal tersedia untuk publik pada Windows 10 versi 1809 nanti. Dari sisi sebaliknya, pemilik website juga harus memberikan dukungan yang sama, sehingga mungkin masih agak lama sebelum skenario passwordless internet ini dapat terealisasi secara luas.

Microsoft Edge Web Authentication

Jadi nantinya pengguna hanya perlu melihat ke arah webcam atau meletakkan jarinya di atas fingerprint sensor untuk masuk ke akunnya masing-masing di berbagai website. Untuk transaksi online misalnya, metode yang sama juga dapat diterapkan ketika pengguna diminta untuk memverifikasi akunnya saat hendak menyelesaikan pembayaran.

Di samping itu, dukungan Web Authentication juga berarti Microsoft Edge kini kompatibel dengan security key eksternal bersertifikasi FIDO2, macam yang diluncurkan Google belum lama ini. Microsoft sudah cukup lama mengutarakan visinya tentang dunia tanpa password, dan langkah-langkah seperti ini adalah bentuk dari usaha mereka.

Sumber: Microsoft dan Windows.

Bing Visual Search Siap Saingi Google Lens

Menjelang akhir tahun lalu, Microsoft menghadirkan sederet pembaruan terhadap mesin pencarinya, Bing. Salah satu di antaranya adalah fondasi teknologi pencarian berbasis visual, kurang lebih mirip seperti yang diterapkan Pinterest maupun Google Lens.

Fitur bernama Bing Visual Search tersebut kini sudah dapat dinikmati oleh publik, meski sejauh ini baru di Amerika Serikat saja. Cara kerjanya mirip seperti Google Lens: ambil foto menggunakan kamera ponsel, lalu biarkan Bing mengidentifikasi objek dalam foto dan menyajikan informasi terkaitnya.

Selain untuk mempelajari banyak situs bersejarah maupun beragam spesies flora dan fauna, fitur ini juga dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses belanja secara online. Cukup unggah gambar objek yang diinginkan, semisal pakaian atau furniture, lalu Bing akan menampilkan informasi harga beserta situs yang menjualnya, lengkap dengan produk lain yang mirip secara visual.

Bing Visual Search

Foto yang digunakan tidak harus yang baru saja dijepret, tapi juga bisa yang berasal dari galeri ponsel. Agar hasil Visual Search lebih spesifik, pengguna dapat meng-crop fotonya untuk memfokuskan pada objek yang hendak ditelusuri.

Yang menarik, fitur Visual Search ini dapat diakses dari banyak tempat sekaligus, bukan hanya aplikasi Bing di Android dan iOS saja. Dari browser Microsoft Edge pun juga bisa, demikian pula dari Microsoft Launcher (khusus Android). Sayang sepertinya belum ada cara untuk mengintegrasikan fitur ini ke aplikasi kamera bawaan seperti kasusnya pada Google Lens.

Mungkinkah ke depannya fitur ini bakal diintegrasikan ke aplikasi kamera Microsoft Pix? Semoga saja, lebih banyak medium untuk mengakses jelas lebih baik.

Sumber: Bing.

Windows 10 Bakal Kedatangan Fitur untuk Mengakses Konten Smartphone dengan Mudah

Seperti biasa setiap tahunnya, Microsoft punya banyak pengumuman menarik dalam konferensi developer-nya. Salah satu yang paling menarik untuk tahun ini adalah bagaimana Microsoft ingin menciptakan suatu kesinambungan antara komputer dan smartphone, tanpa harus terbatasi oleh perbedaan platform.

Visi tersebut mereka coba wujudkan lewat sebuah aplikasi baru untuk laptop atau PC Windows 10 bernama Your Phone. Aplikasi ini pada dasarnya merupakan semacam portal untuk mengakses ponsel langsung dari komputer, mulai dari notifikasi, pesan teks sampai foto yang tersimpan di perangkat.

Aplikasi ini nantinya juga bakal mendukung navigasi drag-and-drop, yang berarti pengguna hanya perlu menggunakan mouse saja untuk memindah file dari ponsel ke laptop, dan yang lebih penting lagi, tanpa perlu mengutik ponselnya sama sekali. Tanpa harus terkejut, fitur ini bakal jauh lebih efektif di Android dikarenakan sifat dasar iOS yang memang lebih tertutup.

Bicara soal Android, aplikasi Microsoft Launcher juga bakal di-update dalam waktu dekat agar kompatibel dengan fitur Timeline yang baru saja dirilis untuk Windows 10. Pengguna perangkat iOS tidak perlu berkecil hati, sebab mereka sebenarnya masih bisa menikmati pengalaman yang sama, hanya saja mereka diharuskan memakai browser Microsoft Edge, baik di komputer maupun ponsel.

Balik ke fitur Your Phone itu tadi, Microsoft telah bersiap untuk segera mengujinya bersama konsumen yang tergabung dalam program Windows Insider. Perilisan untuk publiknya masih belum diketahui kapan, tapi semoga saja tidak lama.

Sumber: Engadget dan Microsoft.

Update Terbaru Windows 10 Hadirkan Sejumlah Fitur Penunjang Produktivitas

Tepat tanggal 30 April 2018 ini, Microsoft resmi merilis update terbaru untuk Windows 10. Memang tidak ada penamaan khusus seperti “Creators Update” kali ini, akan tetapi sejumlah pembaruan yang dibawanya bisa dibilang cukup signifikan, terutama untuk urusan produktivitas.

Yang pertama dan yang paling menarik adalah fitur baru bernama Timeline, yang sempat diumumkan sekitar setahun lalu. Sesuai namanya, Timeline memungkinkan kita untuk meninjau apa saja yang kita konsumsi atau kerjakan sebelumnya sampai 30 hari ke belakang.

Semisal Anda perlu melihat kembali file PDF yang sempat Anda tandatangani pekan lalu, tinggal buka Timeline lalu scroll ke bawah, atau bisa juga dengan memanfaatkan fungsi search. Namun yang lebih istimewa lagi, Timeline rupanya juga bisa diakses melalui perangkat Android atau iOS dengan bantuan browser Microsoft Edge atau Office 365, sehingga Anda dapat meninjau apa saja yang dikerjakan di laptop atau PC dari mana saja.

Masih menyangkut tema produktivitas, ada fitur bernama Focus Assist. Fungsinya tidak lain dari membantu kita berkonsentrasi selama mengerjakan sesuatu, dan caranya tentu saja adalah dengan menyingkirkan elemen-elemen pengalih perhatian seperti notifikasi media sosial dan lain sejenisnya untuk sementara waktu.

Untuk mengaktifkannya, cukup klik tombolnya di Action Center. Focus Assist juga bisa aktif secara otomatis sesuai jadwal yang kita tetapkan, dan kita juga bebas menentukan aplikasi atau kontak tertentu yang dinilai penting dan tidak boleh terlewatkan notifikasinya meski fitur ini sedang aktif. Setiap kali sesi Focus Assist selesai, kita bakal mendapat rangkuman notifikasi yang masuk selama tadi sibuk berkonsentrasi.

Selanjutnya, seperti biasa Microsoft juga menyematkan sejumlah penyempurnaan untuk browser Edge. Yang paling sepele namun paling menarik adalah sebuah icon pengeras suara pada tab yang sedang memutar audio. Klik icon itu, maka audionya bisa kita mute atau unmute dengan sangat mudah. Tidak ada lagi ceritanya bingung mencari dari tab mana suara berasal.

Terakhir, fitur Dictation kini diklaim lebih akurat dan bisa diaktifkan kapan saja dengan shortcut “Win + H”, dan pada aplikasi apa saja yang memiliki area untuk menginput teks. Cortana juga tidak lupa di-update agar dapat membantu kita mengontrol perangkat smart home yang kompatibel.

Sumber: Microsoft.

Browser Microsoft Edge Versi iPad Dijanjikan Meluncur Awal Februari

Juli nanti, Windows 10 bakal berulang tahun yang ke-3, sehingga sangat wajar apabila browser andalannya, Microsoft Edge, tak lagi eksklusif buatnya. Per Oktober lalu, Microsoft resmi merilis versi iOS dan Android dari browser tersebut, meski masih dalam status preview dan hanya untuk pengguna dalam jumlah terbatas saja.

Status preview juga mengindikasikan bahwa pengembangannya belum 100% selesai. Contoh yang paling gampang: versi iOS-nya tidak punya tampilan yang optimal buat iPad. Anda bisa saja menjalankan Edge di iPad, tapi tampilannya tidak lebih dari tampilan versi iPhone yang diperbesar.

Kabar baiknya, Microsoft berencana merilis versi preview Edge untuk iPad pada awal bulan Februari ini. Kabar ini disampaikan oleh Product Manager Microsoft Edge, Sean Lyndersay, melalui akun Twitter-nya. Ia juga menambahkan bahwa Microsoft bakal mengumpulkan feedback dari para penguji terlebih dulu sebelum merilisnya untuk publik secara luas.

Versi iPad ini sudah pasti bakal membawa tampilan yang optimal, baik dalam orientasi portrait maupun landscape. Idealnya, dukungan multitasking semestinya juga tersedia, sehingga Edge dapat dibuka bersebelahan dengan aplikasi lain di iPad.

Terakhir, saya yakin semua yang menanti kedatangan Edge untuk iPad berharap Microsoft menyematkan fitur corat-coret seperti yang sudah menjadi andalan versi desktop-nya sejak lama. Fitur ini sangat masuk akal untuk diimplementasikan, terutama buat iPad Pro yang sebagian besar penggunanya pasti juga memiliki Apple Pencil.

Bagi yang tertarik mencoba versi preview-nya nanti, silakan daftarkan diri dulu di situs Microsoft, lalu tunggu update-nya muncul di aplikasi TestFlight.

Sumber: Neowin.