Atasi Masalah Polusi Udara, Paris Bereksperimen dengan Shuttle Bus Tanpa Sopir Bertenaga Listrik

Sebagai salah satu kota pertama selain London dan New York yang memiliki jaringan kereta bawah tanah, Paris terus memikirkan cara baru untuk menyempurnakan sistem transportasi umum bagi warganya. Yang terkini, pemerintah ibukota Perancis tersebut harus memikirkan solusi transportasi atas masalah polusi udara yang kian memburuk.

Paris pun mulai bereksperimen dengan shuttle bus bertenaga listrik yang dibekali sistem kemudi otomatis. Tanpa sopir dan tanpa emisi karbon, sepasang bus bernama EZ10 ini bertugas untuk menghubungkan stasiun kereta Lyon dan Austerlitz di pusat kota, menawarkan tumpangan gratis selama setiap harinya selama tiga bulan ke depan.

Rute tersebut memang hanya sejauh 1 kilometer, dan bus EZ10 buatan perusahaan bernama EasyMile itu cuma sanggup melaju dengan kecepatan maksimum 20 km/jam, namun setidaknya bisa cukup membantu keseharian warga setempat. Sekali perjalanan, total ada 12 penumpang yang bisa dibawa.

EZ10 memanfaatkan perpaduan kamera, laser dan GPS untuk bernavigasi dengan sendirinya, dan yang terpenting, tidak membahayakan pejalan kaki di sekitarnya. Tujuan akhir yang ingin dicapai dari eksperimen ini adalah menghubungkan pemukiman di pinggir kota dengan stasiun kereta api terdekat, tentunya tanpa harus memperburuk tingkat polusi udara.

Menarik juga untuk disorot adalah komitmen pemerintah setempat dalam mengatasi potensi hilangnya lapangan pekerjaan sopir bus karena telah digantikan oleh sistem kemudi otomatis. Menurut wakil walikota Paris, Jean-Louis Missika, mereka harus mulai memikirkan cara terbaik untuk melatih para sopir tersebut sehingga mereka nantinya dapat beralih profesi, menyesuaikan dengan lapangan kerja baru yang tercipta oleh tren kendaraan tanpa sopir.

Sumber: 1, 2, 3.

Tesla Diam-Diam Luncurkan Model S dan Model X 100D

Seperti pabrikan mobil pada umumnya, Tesla juga menawarkan berbagai konfigurasi untuk sedan dan SUV elektriknya, Model S dan Model X. Baru-baru ini, Tesla diam-diam rupanya telah menambahkan varian baru, yakni Model S 100D dan Model X 100D.

Sekadar mengingatkan, angka dan huruf yang mengikuti nama mobil Tesla merupakan indikasi spesifikasinya. Dalam kasus ini, “100” menandakan kapasitas baterai sebesar 100 kWh, sedangkan “D” menandakan adanya sepasang motor elektrik (dual motor).

Sebelum ini, Tesla sebenarnya sudah mempunyai Model S dan Model X P100D, dimana “P” merupakan singkatan dari “performance“, mengindikasikan performa tercepat dari semua varian yang ditawarkan. Dengan begitu, bisa kita simpulkan bahwa varian baru 100D ini merupakan versi yang sedikit lebih malu-malu soal performa, tapi sebagai gantinya, konsumsi dayanya lebih efisien.

Tesla Model X 100D dapat menempuh jarak 474 km dalam satu kali charge / Tesla
Tesla Model X 100D dapat menempuh jarak 474 km dalam satu kali charge / Tesla

Menurut Tesla sendiri, Model S 100D dapat menempuh jarak sejauh 539 km sebelum perlu di-charge kembali baterainya – 32 km lebih jauh dibanding S P100D yang sama-sama mengusung baterai 100 kWh, dan 66 km lebih jauh daripada S 90D.

Akselerasinya menurun drastis jika dibandingkan P100D, tapi saya pribadi lebih memilih efisiensi daya ketimbang kecepatan, apalagi mengingat akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu 4,2 detik saja sudah sekelas mobil sport dan hanya terpaut sedikit dari mayoritas supercar.

Untuk Model X 100D, jarak tempuh maksimumnya adalah 474 km – 9 km lebih jauh dari X P100D dan 61 km lebih jauh dari X 90D. Sekali lagi akselerasinya menurun menjadi 4,8 detik, tapi coba Anda cari SUV lain yang larinya bisa sekencang ini – saya yakin Anda akan kesulitan.

Soal harga, Model S 100D dan Model X 100D hanya lebih mahal sedikit dari 90D, $3.000 tepatnya. Dibanding P100D, Model S 100D lebih murah $42.000, sedangkan Model X 100D lebih murah $37.000.

Bersamaan dengan itu, CEO Tesla, Elon Musk, mengungkapkan via Twitter bahwa Tesla akan merilis versi baru dari mobil-mobilnya setiap 12 sampai 18 bulan – bukan mobil baru, tapi yang dibekali komponen baru seperti misalnya hardware Autopilot yang lebih canggih dan sebagainya.

Di sini Tesla sejatinya berkaca pada industri laptop, dimana seringkali pabrikan merilis versi baru yang mengemas prosesor anyar dan sejumlah revisi kecil lainnya. Singkat cerita, kalau Anda memutuskan untuk membeli mobil buatan Tesla, siap-siap saja menerima kenyataan pahit bahwa mobil Anda bukan lagi yang terbaru hanya dalam setahun ke depan.

Sumber: Car & Driver.

VW I.D. Buzz Adalah Reinkarnasi VW Kombi untuk Generasi Masa Depan

VW berjasa atas dua di antara beberapa mobil yang paling ikonik sepanjang sejarah industri otomotif. Yang pertama adalah Beetle, dan yang kedua adalah van dengan desain antik bernama Microbus, atau yang dikenal juga dengan nama VW Kombi. Populer di tahun 1960-an, mobil tersebut kini menjadi pilihan banyak kalangan hipster.

Peran Kombi sebagai ikon budaya sudah tidak perlu kita ragukan lagi, dan VW sepertinya ingin terus mempertahankan tren tersebut di masa yang akan datang. Dalam event Detroit Auto Show 2017 pekan lalu, mereka memperkenalkan mobil konsep baru bernama VW I.D. Buzz.

Klasik sekaligus futuristis di luar, modern di dalam / VW
Klasik sekaligus futuristis di luar, modern di dalam / VW

Melihat penampilan luarnya, tampak jelas bahwa Buzz merupakan reinkarnasi Kombi untuk generasi masa depan. Desain khas Kombi orisinil dilebur apik dengan elemen-elemen desain futuristis yang bisa menggambarkan sebuah mobil keluarga masa depan.

Secara teknologi, Buzz jelas berbeda jauh dibanding Kombi. Ia murni berjalan menggunakan energi listrik, dimana VW telah menyematkan sistem penggerak empat-roda dengan total output daya sebesar 369 hp. Akselerasi 0 – 100 km/jam ditempuh dalam waktu 5 detik saja, sedangkan kecepatan maksimumnya dibatasi pada angka 160 km/jam.

Secara performa ia memang bukan mobil elektrik tercepat, tapi itu memang bukan tujuan VW. Lewat Buzz, VW sejatinya ingin memberikan gambaran terkait mobil keluarga masa depan yang mengedepankan aspek kemudi otomatis plus efisiensi daya – Buzz dapat menempuh jarak sekitar 430 km sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Kursi depannya akan berputar 180 derajat ketika mode kemudi otomatis diaktifkan / VW
Kursi depannya akan berputar 180 derajat ketika mode kemudi otomatis diaktifkan / VW

Ketika sistem kemudi otomatisnya diaktifkan, setir akan otomatis ditarik masuk dan kedua kursi depannya akan berputar 180 derajat menghadap penumpang di kabin belakang. Sekarang Anda tinggal bayangkan betapa menyenangkannya bepergian ke luar kota bersama keluarga selagi asik ngobrol di kabinnya yang super-luas, tanpa perlu memperhatikan jalanan.

VW memang sama sekali tidak bilang akan memproduksi mobil yang persis seperti ini ke depannya, tapi paling tidak kita bisa memperoleh gambaran lebih jelas terkait rencana VW selama satu dekade mendatang. Saya yakin di luar sana ada banyak konsumen yang lebih tertarik dengan reinkarnasi ikon-ikon klasik seperti ini ketimbang mobil masa depan dengan performa gila-gilaan macam Faraday Future FF 91.

Baterai VW I.D. Buzz diklaim dapat diisi hingga kapasitas 80 persen dalam waktu 30 menit saja / VW
Baterai VW I.D. Buzz diklaim dapat diisi hingga kapasitas 80 persen dalam waktu 30 menit saja / VW

Sumber: Road & Track dan VW.

Faraday Future Ungkap Mobil Elektrik Versi Produksi Pertamanya, FF 91

Masih ingat dengan Faraday Future, startup ambisius yang pada ajang CES tahun lalu memamerkan konsep mobil elektrik perdananya, FFZero1 Concept? Tahun 2017 ini mereka kembali berdiri di atas panggung CES, kali ini dengan prototipe mobil produksi pertamanya, FF 91.

FF 91 merupakan sebuah SUV elektrik yang sangat pantas dijadikan penantang utama Tesla Model X. Desainnya futuristis sekaligus aerodinamis, performanya gila-gilaan, dan teknologinya juga super-canggih – tentu saja melibatkan sejumlah elemen kemudi otomatis.

Segila apa performanya? Lebih gila dari Tesla Model S dalam mode Ludicrous aktif. Berbekal tenaga sebesar 1.050 hp, FF 91 sanggup melesat dari 0 – 100 km/jam dalam waktu 2,39 detik saja. Faraday Future tidak mau dituduh membual, lihat saja aksi prototipenya dalam video di bawah ini.

Dengan performa sekencang itu, konsumen pastinya menginginkan handling yang lincah untuk bermanuver di beragam kondisi jalanan. Untuk itu, Faraday Future telah menyematkan sistem kemudi roda belakang, dimana kedua roda belakangnya juga akan ikut membelok mengikuti arah setir.

Cepat bukan berarti boros daya. Faraday Future telah menanamkan baterai berkapasitas 130 kWh pada panel dasar FF 91, memberinya jarak tempuh sejauh 608 km dalam satu kali charge. Proses charging-nya pun juga diklaim cepat, dimana konsumen dapat mengisi separuh kapasitas baterainya dalam waktu kurang dari 4,5 jam di garasinya masing-masing.

Performa FF 91 sangat cepat tapi konsumsi energinya juga amat efisien / Faraday Future
Performa FF 91 sangat cepat tapi konsumsi energinya juga amat efisien / Faraday Future

Oke, waktunya bicara soal kemudi otomatis. Di sini FF 91 mengandalkan total 13 radar, 12 sensor ultrasonik, 10 kamera HD dan sebuah LIDAR. Komponen LIDAR ini istimewa karena ia hanya akan muncul di atas kap depan ketika sistem kemudi otomatis diaktifkan.

Sistem yang amat kompleks ini memungkinkan FF 91 untuk memarkir dirinya sendiri. Faraday Future menyebut fitur ini dengan istilah Driverless Valet, yang berarti pemilik mobil juga dapat memanggilnya dari lahan parkir menuju depan lobi menggunakan ponsel.

Berbekal teknologi pengenal wajah, FF 91 sama sekali tidak memerlukan kunci mobil / Faraday Future
Berbekal teknologi pengenal wajah, FF 91 sama sekali tidak memerlukan kunci mobil / Faraday Future

FF 91 turut mengemas teknologi pengenal wajah. Fungsinya untuk mendeteksi pengemudi sekaligus penumpang; kamera yang terpasang di pilar B akan mendeteksi wajah pengemudi dan penumpang lalu membukakan pintu, sedangkan kamera di dalam kabin akan mendeteksi wajah lalu mengaktifkan pengaturan interior sesuai selera masing-masing penumpang.

Faraday Future saat ini telah menerima pemesanan FF 91 sebanyak 300 unit, akan tetapi produksinya baru akan dimulai pada tahun 2018. Ya, tahun depan sepertinya akan jadi tahun yang berat buat Tesla, dimana rival-rival barunya akan mulai memasarkan mobil elektrik produksinya masing-masing.

Sumber: Faraday Future via TechCrunch.

General Motors Sedang Menguji Wireless Charger untuk Mobil Bersama WiTricity

Bicara soal mobil elektrik, kita juga harus membahas mengenai infrastrukturnya. Seperti yang kita ketahui, SPBU sudah tidak punya peran lagi ketika kita membicarakan mengenai mobil elektrik. Layaknya smartphone, mobil elektrik hanya memerlukan asupan daya dari stop-kontak.

Juga seperti smartphone, mobil elektrik dapat diisi ulang tanpa perlu mengandalkan kabel. Sebelum ini, Mercedes-Benz telah mengumumkan kalau fitur wireless charging rancangan Qualcomm akan segera tersedia pada salah satu mobil hybrid-nya. Sekarang, giliran General Motors yang mengungkap rencananya.

Perusahaan yang membawahi merek-merek seperti Chevrolet dan Cadillac tersebut telah menjalin kerja sama dengan WiTricity, yang dikenal sebagai salah satu pionir teknologi wireless charging. Keduanya tengah menyatukan upaya untuk menguji prototipe wireless charger bikinan WiTricity.

Dijuluki WiTricity Drive 11, prototipe ini mengadopsi konsep park-and-charge, dimana mobil elektrik cukup diparkir di atasnya, dan proses charging akan berlangsung secara otomatis, baik dalam kecepatan 7,7 maupun 11 kW. Cara kerjanya kurang lebih sama seperti buatan Qualcomm.

Akan tetapi yang menarik dari sistem ini adalah jaminan kompatibilitas dengan semua mobil elektrik, tanpa memedulikan mereknya. WiTricity memastikan instalasi yang mudah pada lantai garasi maupun di bawah aspal pada lahan parkir umum.

Meski realisasinya mungkin masih lama, wireless charging punya peran penting dalam masa depan industri otomotif, khususnya berkaitan dengan teknologi kemudi otomatis. Bayangkan misalnya sebuah Tesla Model S yang tidak berisikan satu pun penumpang hendak mengisi ulang baterainya di Tesla Supercharger, siapakah yang akan menancapkan kabel charger ke mobilnya? Berkat wireless charging masalah tersebut bisa langsung teratasi.

Sumber: WiTricity.

Inilah Lucid Air, Sedan Elektrik yang Siap Merebut Takhta Tesla Model S

Hampir dua bulan setelah memberikan teaser mengenai sedan elektrik perdananya, Lucid Motors akhirnya mengungkap penantang Tesla Model S bernama Lucid Air tersebut. Sesuai dugaan, tampilannya cukup sporty dan tidak kalah futuristis dibanding Model S.

Seperti yang sebelumnya diberitakan, performa merupakan salah satu aspek yang paling diprioritaskan oleh Lucid Motors. Prediksi semburan tenaga sebesar 900 hp ternyata meleset, Lucid Air malah lebih ganas lagi dengan total daya 1.000 hp yang dihasilkan oleh kedua motor elektriknya.

Tampak belakang Lucid Air / Lucid Motors
Tampak belakang Lucid Air / Lucid Motors

Latar belakang pendirinya yang merupakan mantan karyawan Tesla mengindikasikan pengalaman panjang mereka di bidang pengembangan baterai. Benar saja, Lucid Air yang berbekal baterai berkapasitas 100 kWh atau 130 kWh ini dapat menempuh jarak hingga 640 kilometer sebelum perlu di-charge kembali, jauh di atas varian teratas Model S sekalipun.

Sporty dan futuristis di luar, Lucid Air ternyata mewah dan elegan di dalam. Kabin yang lapang makin dimaksimalkan dengan atap kaca transparan. Dashboard yang didominasi oleh layar sentuh berukuran masif turut didukung oleh sound system istimewa yang mengandalkan sebanyak 29 speaker dan teknologi noise cancelling.

Dashboard Lucid Air didominasi oleh layar sentuh raksasa, mirip seperti yang Tesla lakukan / Lucid Motors
Dashboard Lucid Air didominasi oleh layar sentuh raksasa, mirip seperti yang Tesla lakukan / Lucid Motors

Sederet teknologi canggih juga telah disematkan ke Lucid Air. Di antaranya sistem kemudi otomatis yang diklaim akan terus bertambah sempurna lewat software update – persis seperti yang dilakukan Tesla – dukungan perintah suara, dan teknologi fast charging yang diklaim tidak akan mengurangi ‘umur’ baterai.

Lucid Air sendiri sebenarnya masih dikategorikan sebagai konsep, sehingga mungkin bakal ada yang berubah pada versi produksinya nanti. Lucid Motors mengaku telah menerima pesanan sebanyak 250 unit, yang akan dipenuhi di tahun 2018. Masing-masing unitnya akan ditawarkan seharga $160.000.

Atap kaca transparan semakin menambahkan kesan lapang pada kabinnya yang sudah amat lega / Lucid Motors
Atap kaca transparan semakin menambahkan kesan lapang pada kabinnya yang sudah amat lega / Lucid Motors

Sumber: Road & Track dan Lucid Motors.

Mercedes-Benz Akan Luncurkan 10 Mobil Elektrik dalam Sembilan Tahun ke Depan

Lewat mobil konsep Generation EQ, Mercedes-Benz sejatinya juga memperkenalkan sub-brand mereka yang didedikasikan untuk masa depan industri otomotif, spesifiknya mobil elektrik yang serba terkoneksi. Singkat cerita, EQ adalah perwujudan visi Mercedes-Benz sekaligus Daimler akan mobil elektrik.

Meski mobil versi produksi di bawah bendera EQ baru akan mengaspal pada tahun 2019, Mercedes ternyata sudah punya komitmen yang sangat kuat. Setidaknya dalam delapan hingga sembilan tahun ke depan, akan ada total 10 mobil elektrik dari EQ.

Ini artinya paling tidak satu model baru setiap tahunnya, dan memang rencana Mercedes-Benz persis seperti itu. Mereka pun juga punya rencana besar akan bisnis car sharing yang banyak melibatkan teknologi kemudi otomatis. Semuanya tengah digodok demi kematangan ekosistem yang ditawarkan EQ.

Meski DNA-nya masih Mercedes-Benz, mobil-mobil elektrik keluaran EQ nantinya akan mengusung eksterior dan interior khasnya sendiri. Namun sebelum itu semua bisa terwujud, Mercy harus memastikan ada permintaan yang cukup besar dari konsumen terlebih dulu.

Untuk itu, Mercy akan menerapkan strategi lainnya: di tahun 2020 nanti, semua model yang ditawarkan Mercedes-Benz akan tersedia dalam versi plug-in hybrid. Harapannya, ini bisa menarik minat konsumen yang belum pernah mencicipi kelebihan yang ditawarkan mobil elektrik, tapi di saat yang sama masih belum bisa move on dari mesin bensin.

Sumber: Car & Driver.

Sistem Tesla Enhanced Autopilot Akan Dirilis Secara Bertahap Mulai Akhir Tahun Ini

Seperti yang sudah diberitakan, Tesla saat ini tengah sibuk melengkapi semua mobil yang mereka produksi dengan hardware Autopilot baru. Namun sebagai sebuah sistem, hardware tersebut tidak ada artinya tanpa dampingan software baru yang bisa memaksimalkan kapabilitasnya.

Via Twitter, CEO Tesla, Elon Musk, mengonfirmasi bahwa software update versi 8.1 akan datang sekitar tiga minggu ke depan. Update ini akan mengaktifkan sistem yang kini bertajuk Enhanced Autopilot tersebut, tapi secara berkala lewat pembaruan bulanan.

Lalu apa saja sebenarnya kelebihan yang ditawarkan Enhanced Autopilot ketimbang generasi pertamanya? Yang paling utama adalah fitur Autosteer+, dimana mobil dapat mengemudi dengan sendirinya secara lebih efisien berkat penambahan dua kamera ekstra di bagian depan, sanggup melintasi jalan yang lebih sempit dan kompleks daripada sebelumnya.

Fitur Summon pun nantinya akan berevolusi menjadi Smart Summon, dimana mobil bisa keluar-masuk garasi secara lebih fleksibel. Sebelumnya, mobil hanya bisa bergerak lurus, tapi dengan Smart Summon nanti mobil dapat keluar dari garasi, membelok dan menghindari rintangan jika diperlukan.

Sisi depan Tesla Model S dan Model X kini dibekali tiga kamera sehingga kinerja fitur Autosteer+ bisa lebih efisien / Tesla
Sisi depan Tesla Model S dan Model X kini dibekali tiga kamera sehingga kinerja fitur Autosteer+ bisa lebih efisien / Tesla

Kalau semuanya berjalan lancar dan izinnya keluar, di akhir tahun 2017 nanti Tesla akan meluncurkan sistem kemudi otomatis ‘murni’, sehingga mobil dapat berpindah dari titik A ke B tanpa campur tangan pengemudi sedikitpun. Yup, bahkan mengatasi perempatan rumit dengan lampu lalu lintas sekalipun.

Saat sistem ini sudah tersedia, pengemudi tinggal masuk ke mobilnya dan menginstruksikan ke mana tujuannya. Rute yang paling optimal akan dipilih secara otomatis, dan ketika sudah tiba di tujuan, pengemudi tinggal turun dan mobil akan memarkir dirinya sendiri di lahan yang tersedia.

Rencana jangka panjang yang dilakukan Tesla ini sejatinya cukup langka di industri otomotif. Tesla pada dasarnya memperlakukan mobilnya seperti smartphone yang terus bertambah pintar seiring menerima software update.

Sumber: Elektrek.

Sanggup Hasilkan 1.360 Tenaga Kuda, NIO EP9 Adalah Mobil Elektrik Tercepat Sejagat

Pernah mendengar nama NextEV? Kecuali Anda mengikuti kompetisi Formula E (Formula 1-nya mobil elektrik), kemungkinan besar Anda sama sekali tak mengenalnya. Perusahaan asal Tiongkok tersebut baru-baru ini membuat gebrakan dengan mengungkap mobil elektrik yang diklaim tercepat sejagat.

Klaim tersebut tidak datang tanpa bukti. Mobil elektrik bernama NIO EP9 ini telah mencatatkan rekor baru dengan menyelesaikan sirkuit Nürburgring dalam waktu 7 menit 5 detik saja. Tidak heran, mengingat NextEV banyak mengadaptasikan teknologi yang mereka pakai dalam Formula E ke mobil ini.

Empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah menjadi rahasia di balik kegesitan NIO EP9 / NextEV
Empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah menjadi rahasia di balik kegesitan NIO EP9 / NextEV

Rahasia kegesitannya terletak pada empat buah motor elektrik dan empat gearbox terpisah – sebagai pembanding, varian tercepat Tesla Model S hanya dibekali dua motor elektrik saja. Keempat motor elektrik ini sanggup menyemburkan daya sebesar 1 megawatt, atau kurang lebih setara 1.360 tenaga kuda.

Kecepatan maksimumnya mencapai angka 313 km/jam. Akselerasi 0 – 100 km/jam dapat ia tempuh dalam waktu 2,7 detik, 0 – 200 km/jam dalam 7,1 detik, dan 0 – 300 km/jam dalam 15,9 detik. Fenomenal!

Angka-angka di atas akan terdengar semakin mengejutkan setelah mengetahui bobot EP9 yang mencapai 1.735 kilogram – 635 kg sendiri berasal dari baterainya. Dengan baterai sebesar ini, EP9 bisa menempuh jarak 427 kilometer dalam satu kali charge, dan proses charging-nya sendiri hanya butuh waktu sekitar 45 menit.

NIO EP9 bukan sekadar konsep, hanya saja cuma ada 6 unit yang diproduksi / NextEV
NIO EP9 bukan sekadar konsep, hanya saja cuma ada 6 unit yang diproduksi / NextEV

Terlepas dari segala kelebihan dan keseksiannya, Anda akan kesulitan menjumpai NIO EP9 di jalanan. Pasalnya, NextEV hanya memproduksinya sebanyak enam unit, dan semuanya sudah berada di tangan para pendiri perusahaan meski banderol harga per unitnya diperkirakan mencapai angka 1,2 juta dolar.

Sebelum Anda beranjak kecewa, NextEV berencana untuk meluncurkan mobil elektrik lain di tahun 2017. Pastinya bukan kelas supercar seperti ini, tapi paling tidak harganya bisa lebih masuk akal untuk konsumen secara luas.

Sumber: Engadget dan Business Wire.

Jaguar Singkap SUV Elektrik Pertama Mereka, I-Pace

Jadi pionir di ranah mobil elektrik membuat Tesla mendapatkan banyak perlawanan baik dari brand baru ataupun nama-nama berpengalaman. Hal ini memang tidak aneh, Tesla Motors berhasil menjual puluhan ribu Model S tiap tahun dan angkanya terus meningkat. Varian tersebut dianggap sebagai benchmark, mendorong para perusahaan otomotif lain buat menandinginya.

Setelah Volkswagen, Mercy dan Fisker, kali ini giliran pakar kendaraan mewah dan mobil sport asal Inggris ikut berkecimpung di ranah itu. Beberapa hari sebelum Los Angeles Auto Show 2016 dibuka untuk publik, Jaguar resmi memperkenalkan mobil konsep I-Pace. Ketika sejumlah brand fokus untuk menjegal Model S, I-Pace dirancang buat menantang Tesla Model X.

Jaguar I-Pace 1

Jaguar I-Pace adalah SUV, mengusung rancangan tajam dan ramping, tidak kalah sporty dibanding Model X. Jaguar fokus pada aspek aerodinamis: gagang pintunya dirancang agar minim gaya gesekan, bagian skirt dibuat lebih efisien dalam mengalirkan udara, lereng jendela belakang dibentuk lebih curam, lalu diffuser dibentuk sedemikian rupa agar menciptakan aliran udara yang lebih bersih. Efisiensi tinggi ialah gagasan utamanya.

Jaguar I-Pace 3

Di atas kertas, performanya dijanjikan sanggup melewati kreasi Tesla tanpa kesulitan. Lalu desain futuristisnya juga mewakili fitur dan teknologi canggih yang Jaguar bubuhkan di dalam. Ia menyuguhkan layar sentuh 12-inci di area tengah, berisi segala fitur navigasi; dan touchscreen 5.5-inci sekunder di bawahnya buat mengakses fungsi infotainment dan info cuaca, diapit oleh dua kenop aluminium. Di depan kemudi, Anda bisa menemukan panel 12-inci dan HUD full color, dikendalikan dengan switch kapasitif di setir. Tombol-tombol ini akan bergetar sewaktu di-tap.

Jaguar I-Pace 2

I-Pace dibekali sepasang mesin elektrik dengan total tenaga 395HP dan torsi 700 newton-meter via sistem penggerak all-wheel. Mobil ini diklaim mampu melesat dari nol ke 100km per jam hanya dalam empat detik, dan berkat baterai lithium-ion 36-modul 90kWh dan drag coefficient di 0,29, I-Pace mampu menempuh jarak 354-kilometer sekali charge. Unit baterai tersebut pipih, diposisikan di area bawah. Berkatnya, pusat gravitasi I-Pace lebih rendah, interior jadi lebih lapang, lalu handling-nya jadi lebih baik.

Via Top Gear, design director Jaguar Ian Callum menjelaskan, “I-Pace ialah mobil konsep, tapi sudah mendekati versi jadinya. Ada banyak pernak-pernik yang tidak ditemukan di mobil produksi lain, tapi mayoritas orang mungkin tak menyadarinya. Kendaraan ini cukup berbeda dari kreasi kami sebelumnya.”

Jaguar berencana memasarkan I-Pace di pertengahan tahun 2018. Harganya sekitar 10 sampai 15 persen di atas F-Pace.

Via Wired, The Verge & Autocar.