Empat Pertanyaan yang Perlu Dijawab Sebelum Memutuskan Membuat Aplikasi

Dalam sebuah laporan yang diumumkan Go-Globe, setiap orang secara rerata menghabiskan sekitar 52% dari waktunya untuk mengakses internet lewat smartphone mereka. Aplikasi memang dinilai sebagai cara lain untuk meningkatkan engagement dengan para pengguna, akan tetapi apakah membuat aplikasi itu benar-benar dibutuhkan untuk bisnis Anda?

Terlebih, saat ini persaingan aplikasi di publisher semacam Android dan iOS sudah cukup sengit, membuat tingkat churn-nya yang tinggi. Artikel ini akan membahas pertanyaan apa saja yang perlu Anda jawab sebelum memutuskan membuat aplikasi. Berikut rangkumannya:

1. Apakah aplikasi memudahkan pelanggan?

Perbedaan terbesar antara mengakses internet lewat smartphone dengan desktop adalah ukuran layar. Jika bisnis Anda bergantung pada gambar, dan pelanggan perlu melihat detail tertentu sebelum mengambil keputusan. Maka jawabannya aplikasi tidak akan banyak dibutuhkan.

Tanyakan pada diri Anda apakah bisnis yang sedang dijalani ini memerlukan banyak keputusan subjektif dalam diri pelanggan. Jika jawabannya ya, maka sebaiknya jangan buat aplikasi. Jika tidak, mengapa tidak mencobanya?

Pasalnya, jika produk Anda bisa ditangani cukup dengan menghadirkan situs yang komprehensif maka akan mubazir jika Anda tiba-tiba membuat aplikasi. Mengunjungi sebuah situs itu mudah, tapi ketika menyuruh pengguna untuk mengunduh aplikasi terlebih dahulu itu yang susah. Sebab tidak semua orang mau melakukannya.

2. Apakah ada unsur niche untuk diferensiasi?

Karena ada jutaan aplikasi beredar di Play Store maupun App Store yang beredar, konsumen akan cepat bosan ketika mereka harus mengunduh aplikasi namun fungsi yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan. Maka dari itu, sebelum berinvestasi pertimbangkan terlebih dulu apakah aplikasi yang Anda buat menyediakan fungsionalitas yang unik dan bisa berdampak signifikan bagi pengguna?.

Apakah ada aplikasi lain di luar sana yang melakukan hal serupa? Apakah Anda bisa menjamin aplikasi yang dibuat lebih responsif dibandingkan situs Anda? Pastikan ada unsur niche di dalamnya.

Dengan adanya unsur niche, Anda bisa memberikan nilai tambahan untuk aplikasi. Misalnya jika bisnis Anda adalah on-demand yang sedang sangat marak, Anda perlu mempertimbangkan penambahan fitur mobilitas dalam prosesnya. Jika menurut Anda pelanggan tertarik dengan program loyalitas atau kupon, maka produk aplikasi diharapkan bisa diterima dengan baik.

3. Di mana pelanggan berbelanja dan riset produk Anda?

Jika konsumen Anda menggunakan smartphone untuk riset produk Anda, belanja untuk produk yang Anda tawarkan, atau memanfaatkan fitur apa yang Anda tawarkan, artinya Anda perlu buat aplikasi untuk memfasilitasi itu semua.

Apalagi jika Anda menerima pembayaran dari mereka, maka Anda benar-benar membutuhkan aplikasi mobile. Untuk itu, Anda perlu perhatikan konteksnya. Apabila konsumen dalam perjalanan dan perlu mencari informasi segera, dan tidak punya banyak waktu untuk langkah yang rumit, namun aplikasi Anda bisa memainkan peran tersebut. Maka pilihan membuat aplikasi itu jadi suatu keharusan.

4. Apakah aplikasi bisa menciptakan ROI?

Mengembangkan aplikasi bisa jadi mahal tergantung pada fungsinya. Namun, ada banyak solusi hemat biaya yang memungkinkan Anda membuat aplikasi tanpa menghabiskan uang, salah satunya membuat aplikasi. Aplikasi mobile adalah cara yang bagus untuk meningkatkan engagement dan loyalitas konsumen. Seiring waktu, peningkatan engagement dan kesetiaan mereka akan dapat diterjemahkan menjadi pendapatan yang meningkat.

Langkah awal yang mungkin bisa Anda lakukan adalah tes pasar dengan membuat produk versi beta dan menawarkan ke konsumen loyal. Lalu perhatikan konversinya terhadap total penjualan.

Perusahaan Teknologi Pemasaran Digital AppLift dan adjust Lebarkan Sayap ke Indonesia

Jumlah aplikasi yang terus bertambah di Indonesia, membuat kue bisnis pemasaran digital semakin menarik untuk digeluti. Hal inilah yang membuat dua perusahaan teknologi pemasaran digital yang berbasis di Berlin, Jerman, yakni AppLift dan adjust tertarik untuk mencicipi kue tersebut.

Dua perusahaan ini sebenarnya memiliki fokus bisnis berbeda, namun melengkapi satu sama lainnya. Keduanya mantap untuk memutuskan buka kantor perwakilannya di Jakarta setelah tahun lalu mulai melirik pasar Indonesia secara perlahan-lahan dan mendapatkan beberapa klien besar.

Untuk lebih jelas mengetahui bisnis keduanya, DailySocial berkesempatan mewawancarai keduanya, berikut rangkumannya.

AppLift

Business Development Manager SEA AppLift Romi Yandika Rahman / DailySocial
Business Development Manager SEA AppLift Romi Yandika Rahman / DailySocial

AppLift adalah perusahaan mobile advertising. Perusahaan ini membantu para pemilik aplikasi aktif untuk menambah jumlah penggunanya. Salah satu layanan yang ditonjolkan adalah retargeting. Layanan ini ditujukan untuk pemilik aplikasi dengan jumlah pengunduh yang sudah banyak namun jumlah pengguna aktifnya terus menurun.

Agar target pengguna tepat sasaran, AppLift membutuhkan sebanyak mungkin data pengguna yang rinci, mulai dari usia, tipe perangkat, kebiasaan, dan lainnya. Data tersebut akan dipergunakan untuk dikombinasikan sesuai masing-masing pengguna, mengingat setiap pengguna punya ciri khas tersendiri.

“Data user kami butuhkan agar tepat sasaran karena retargeting ini mengenai native ads, tiap orang segmentasinya berbeda. Misal ketika pengguna sedang scroll sebuah aplikasi, nanti akan terselip promosi yang tidak berbentuk seperti iklan,” ucap Business Development Manager SEA AppLift Romi Yandika Rahman.

Selain fitur retargeting, AppLift memiliki layanan terintegrasi yang bisa dikelola sendiri oleh pemilik aplikasi yakni DataLift 360. Dalam platform tersebut, pemilik bisa memanfaatkan sendiri RTB exchanges, social channels, direct publishers, dan semua kategori jaringan. Platform ini juga mendukung semua format iklan yang revelan, termasuk banner, interstitial, native, video dan multimedia.

“DataLift 360 jadi one stop solution, pemilik aplikasi bisa atur sendiri strategi pemasaran digitalnya. DataLift jadi value proposition kami untuk bisa bersaing di Indonesia, ini sistemnya subscribe setiap pemakaian baru akan di-charge.”

AppLift masuk ke Indonesia sejak akhir tahun lalu. Saat ini klien AppLift di Indonesia di antaranya adalah MatahariMall, Traveloka, Blibli, Path, Kurio, Pegipegi, dan lainnya.

Romi mengatakan sampai pertengahan tahun ini pihaknya berencana untuk kembali mempelajari struktur market Indonesia terlebih dahulu. Kemudian di semester II 2017 akan melakukan kajian untuk mulai menghasilkan pendapatan.

adjust

Country Manager adjust Indonesia Joe Harahap / DailySocial
Country Manager adjust Indonesia Joe Harahap / DailySocial

Sama seperti AppLift, adjust memiliki fokus bisnis membantu strategi pemasaran dari pemilik aplikasi. Hanya saja, adjust dikategorikan sebagai mobile measurement company, bukan pemasaran digital.

Bila digambarkan, adjust berada di tengah-tengah diantara pemilik aplikasi dengan perusahaan pemasaran digital. Posisinya netral bertugas untuk menggambarkan kinerja dari setiap channel marketing yang dipilih oleh pemilik aplikasi.

Untuk bisnis prosesnya, ketika pemilik aplikasi ingin melakukan campaign dan butuh tracking performa pemasarannya apakah efektif atau tidak, mereka bisa memanfaatkan adjust. Caranya dengan melakukan sign up, mengunduh SDK adjust yang open source untuk ditanamkan dalam aplikasi mereka.

Once aplikasi mereka sudah publish, sudah bisa langsung di track user behaviour mereka. Kami membantu pemilik aplikasi untuk do more intelligent marketing, mereka bisa tahu channel mana yang paling bagus untuk mendorong jumlah pengunduh, penjualan, dan lainnya. Ada insight yang kami berikan untuk dukung strategi campaign mereka,” terang Country Manager adjust Indonesia Joe Harahap.

Saat ini klien adjust di Indonesia di antaranya Traveloka, Lazada, Zalora, sementara untuk skala global seperti Uber, Spotify, PayPal dan lainnya.

Tak hanya perusahaan teknologi pemilik aplikasi saja yang menjadi target adjust, industri lainnya yang tengah diincar adalah industri game. Joe melihat jumlah aplikasi game semakin lama semakin banyak. Pasalnya, setiap penerbit game memiliki kemampuan tak terbatas untuk meluncurkan game terbarunya, tidak seperti perusahaan e-commerce.

“Kita ingin lebih ke gaming, tapi di Indonesia belum jadi industri yang besar. On top of mind kita mau sasar ke sana. Hopefully dalam 2-3 tahun mendatang industri game di Indonesia bisa tumbuh sebab gaming itu lebih fleksibel, setiap perusahaan bisa punya lebih dari satu applikasi, ada spending di sana.”

Mengenai kolaborasi bisnis dengan AppLift, Joe menerangkan bahwa posisi adjust yang netral dapat membantu pemilik aplikasi untuk menentukan efektivitas dari setiap channel marketing yang mereka pilih. Menurutnya pasar Indonesia cukup unik. adjust tidak bisa meraih pasar tanpa melakukan kolaborasi dengan perusahaan pendukung lainnya.

Tujuh Cara Memastikan Ide Aplikasi Mobile Tidak Dicuri Kompetitor

Jika Anda adalah pengusaha startup yang memiliki aplikasi mobile, tidak hanya dibutuhkan ide cemerlang, tapi butuh melindungi ide agar tidak dicuri. Bahkan, ide secuil pun dapat ditarik oleh siapa saja yang tahu di sekitar Anda untuk dibocorkan ke kompetitor.

Bagaimana Anda dapat membuat proyeksi ide aplikasi sekaligus mencegah dicuri orang lain? Artikel ini akan membantu Anda mendapatkan perspektif lebih baik untuk mengamankan ide untuk pengembangan aplikasi mobile Anda.

1. Selektif berbagi informasi

Ini adalah cara paling sederhana untuk melindungi ide Anda. Meski dalam kasus tertentu Anda butuh berbagi informasi teknis mengenai aplikasi Anda kepada developer atau saat pitching ke klien. Semakin sedikit informasi yang Anda berikan, maka semakin kecil kemungkinan orang akan mencurinya.

2. Hati-hati dalam memilih rekan kerja profesional

Cara ini penting ketika Anda memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan terkemuka atau individu, kecuali Anda memiliki kapasitas untuk membuat aplikasi baru tanpa desain/pengembangan dari pihak ketiga.

Sebelum memilih partner, jaring informasi dengan hati-hati. Baca testimonial tentang mereka, tinjau situs mereka, dan hubungi eks klien perusahaan tersebut. Anda dapat dengan mudah mengumpulkan informasi tersebut di lapangan. Dengan demikian, Anda secara signifikan dapat mengurangi kemungkinan pencurian ide dan tindakan licik lainnya.

3. Gunakan perjanjian non-disclosure

Lindungi ide aplikasi mobile saat mengungkapkannya kepada orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan perjanjian non-disclosure (NDA), demi memastikan semua informasi yang Anda bagikan adalah rahasia antara Anda dengan pihak ketiga.

Pada dasarnya NDA melindungi ide Anda digunakan kembali atau berbagi dengan orang-orang yang terlibat dengan proyek Anda, entah itu konsultan, kontraktor outsourcing, calon investor, atau klien.

NDA tidak menjamin ide Anda akan aman 100%. Perjanjian NDA perlu dilakukan lewat perusahaan dengan kredibilitas yang baik. Mungkin beberapa perusahaan sedikit ragu saat menandatangani NDS, oleh karenanya sebaiknya Anda tawarkan prospek kerja sama yang luas dari aplikasi ini ke depannya akan seperti apa.

4. Membuat perjanjian untuk tidak saling bersaing

Sebuah perjanjian tanpa saling bersaing pada dasarnya bertujuan untuk menjaga orang agar tidak membocorkan rahasia ke pesaing. Perjanjian ini pada dasarnya bertujuan untuk menahan diri developer dan tenaga profesional lain agar tidak bekerja di tempat lain atau kompetitor selama masih menjalani proyek di tempat Anda.

Cara ini mungkin menjadi sebuah tantangan bagi Anda untuk menemukan pengembang terkemuka yang bersedia menandatangani perjanjian tersebut. Tapi dengan kompensasi dan motivasi yang tepat, Anda harus dapat melakukan ini.

5. Buat hak cipta

Hak cipta atau copyright merupakan istilah yang digunakan untuk melindungi kekayaan intelektual dari penciptanya. Dalam konteksi ini, Anda membuat hak cipta untuk melindungi ide, mulai dari segi user interface (UI) hingga unsur kode aplikasi mobile.

Keuntungan dari copyright aplikasi mobile bagi Anda adalah biaya yang tidak semahal melakukan alternatif lainnya, sekaligus memberikan perlindungan dasar dari kompetitor.

6. Memilih cap dagang

Cap dagang atau trademarking membantu Anda dalam membatasi kompetitor menggunakan simbol, lambang, dan kata-kata yang terkait dengan aplikasi atau layanan Anda. Selain itu lewat membuat cap dagang juga bisa diterapkan untuk semua fitur dan layanan yang aplikasi Anda sediakan guna mencegah kompetitor mengambil rute yang sama.

Hal ini dilakukan Truecaller, WhatsApp, Angry Birds, Pokemon Go, dan Candy Crush. Aplikasi tersebut sudah diakui oleh semua orang, hanya dengan warna, jenis huruf, dan logo saja orang dapat mengenalinya.

7. Menerapkan hak paten

Membuat hak paten adalah bentuk kuat dari perlindungan kekayaan intelektual karena meliputi perlindungan fungsi aplikasi Anda terhadap pengembang independen. Memperoleh hak paten butuh proses yang lama nan panjang karena butuh proses pemeriksaan secara menyeluruh. Hal tersebut jadi sinyal yang baik untuk Anda agar memproses hak paten sedari awal sebelum diungkap ke publik.

Emergence Capital Predicts Mobile Enterprise Apps Market in APAC to grow 50% by 2020

According to a research by Emergence Capital, the mobile enterprise apps market is predicted to reach $100 billion of annual revenue in the near future. While the global market of mobile enterprise app rapidly grows, its share in Asia Pacific may be 50% bigger by 2020.

Continue reading Emergence Capital Predicts Mobile Enterprise Apps Market in APAC to grow 50% by 2020

Nokia HERE Menantang Para Pengembang Lokal Melalui HERE Map Creator API Challenge

Nokia HERE Maps Compass / DailySocial

Untuk pertama kalinya, Nokia HERE akan membuka API challenge dengan HERE Map Creator API. Tantangan Nokia HERE kali ini adalah tantangan eksklusif bagi para developer lokal, karena API dibuka khusus di Indonesia dan berbasiskan platform peta komunitas dari HERE Map Creator. Program Mobile App Challenge yang memanfaatkan HERE Map Creator API tersebut pun termasuk dalam agenda kegiatan dari Nokia HERE Indonesia di tahun 2015.

Continue reading Nokia HERE Menantang Para Pengembang Lokal Melalui HERE Map Creator API Challenge

XL Axiata Targetkan Pengguna Gudang Aplikasi Naik Tiga Kali Lipat di Tahun 2015

Di tahun pertamanya Gudang Aplikasi yang merupakan toko aplikasi besutan XL Axiata (XL) telah meraih lebih dari satu juta dari pelanggan sebagai pengguna. Melihat animo yang begitu besar, XL berharap  tahun depan dapat melipatkan jumlah penggunanya menjadi dua hingga tiga kali lipat seiring pertumbuhan aplikasi yang termuat dalam Gudang Aplikasi.

Continue reading XL Axiata Targetkan Pengguna Gudang Aplikasi Naik Tiga Kali Lipat di Tahun 2015

Organise Your Business Trip’s Expenses with Travees

One thing that should be considered each time you travel or go on business trips is the receipt-collecting activity for your reimbursement necessity. This activity might be very simple, but it might also turn to be troublesome as well once you forget to keep those receipts. But do not worry, Travees is now there to help you organizing the receipts all of your expenses during the trip. Continue reading Organise Your Business Trip’s Expenses with Travees

Dengan AppAja, Naik Angkot di Jakarta ‘Has Never Been Easier’

Selain MetroTrans, ada lagi sebuah aplikasi yang khusus diperuntukkan bagi layanan angkutan umum. Kali ini, yang juga akan segera hadir di platform iOS, Android, Windows Phone, dan web adalah aplikasi Appaja yang mengusung tagline ‘travelling in Jakarta has never been easier”. Appaja rencananya akan diluncurkan pekan depan sebagai aplikasi Android, disusul pada bulan Juni oleh versi iOS.

Continue reading Dengan AppAja, Naik Angkot di Jakarta ‘Has Never Been Easier’

Waze Memiliki 750.000 Pengguna di Indonesia

Bagi para pengguna smartphone di Jakarta siapa yang tak kenal dengan aplikasi bernama Waze (baca weis)? Sudah menjadi hal yang lumrah bagi banyak penduduk di Jakarta yang membuka Waze sebelum dan ketika bepergian untuk melihat kondisi jalanan dan menentukan rute perjalanan yang memakan waktu tersingkat demi menghindari kemacetan. Pada hari Selasa (11/2) Marketing Director Waze Eleanne Hattis hadir di Jakarta dalam rangkaian acara mini Asia Pacific Media Forum.

Continue reading Waze Memiliki 750.000 Pengguna di Indonesia

Layanan Keuangan Hartaku Kini Tersedia Sebagai Aplikasi Android

Aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk mencatat laporan keuangan, Hartaku baru saja merilis versi aplikasi mobile untuk perangkat berbasis Android. Hartaku menyajikan fasilitas pengawasan laporan keuangan dengan ringkas dengan pengoperasian yang cukup mudah bagi seluruh kalangan pengusaha. Continue reading Layanan Keuangan Hartaku Kini Tersedia Sebagai Aplikasi Android