Waktu yang Tepat Meluncurkan Aplikasi Mobile

Aplikasi mobile merupakan salah satu produk utama yang penting dimiliki oleh startup berbasis teknologi, namun demikian tidak semua startup atau perusahaan teknologi kemudian memutuskan untuk meluncurkan sebuah aplikasi mobile, karena cukup puas dengan memiliki mobile site saja. Jika saat ini startup Anda memutuskan untuk meluncurkan sebuah aplikasi, cermati dengan baik waktu yang tepat untuk meluncurkan aplikasi tersebut. Good timing ternyata mempengaruhi kesuksesan dari aplikasi mendapatkan perhatian dari target pengguna. Artikel berikut ini akan membantu Anda mengatur waktu yang tepat saat yang ideal untuk meluncurkan aplikasi mobile.

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat aplikasi

Untuk membuat aplikasi yang berfungsi dengan baik dan diterima oleh target pengguna, Anda harus memiliki tim engineer kredibel, produk yang baik dan tentunya dana yang cukup untuk biaya pemasaran dan pengembangan yang dikeluarkan. Belum lagi proses persetujuan dari App Store atau Play Store yang biasanya memerlukan waktu yang cukup lama hingga akhirnya aplikasi yang dibuat bisa langsung di publikasikan di ‘toko’ tersebut.

Bulan dan hari yang tepat meluncurkan aplikasi

Setelah produk selesai dibuat, diuji coba dan bisa dipastikan berfungsi dengan baik, cari tahu terlebih dahulu waktu yang tepat untuk meluncurkan aplikasi Anda. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Fetch, sebuah aplikasi strategi mobile untuk agensi pemasaran disebutkan, ada beberapa waktu yang ideal untuk kemudian dicermati oleh startup ketika bersiap untuk meluncurkan startup. Dari data tersebut tercatat bulan Febuari dan Desember terbilang merupakan waktu yang cukup “mahal” untuk kemudian meluncurkan aplikasi startup, salah satu alasannya adalah ongkos dari biaya pemasaran yang cukup tinggi biayanya.

Waktu yang terbilang cukup ideal dan tidak memerlukan biaya yang cukup tinggi adalah pada bulan Juli, Agustus, September dan Oktober. Kemudian untuk pemilihan hari disarankan untuk meluncurkan aplikasi pada hari kerja, karena pada akhir pekan biasanya biaya pemasaran akan jauh lebih besar.

Kesimpulan yang kemudian bisa diambil dari data tersebut adalah bulan Febuari atau Desember memang terbilang cukup mahal biayanya untuk meluncurkan aplikasi mobile, namun dari survei yang dilakukan cukup efektif. Sementara bulan terburuk untuk meluncurkan aplikasi mobile adalah minggu terakhir bulan Agustus. Pada akhirnya keputusan untuk meluncurkan aplikasi mobile di Play Store dan App Store, harus dibarengi dengan kegiatan pemasaran digital, agar informasi bisa tersebar dengan merata kepada target pengguna.

Monetisasi Pengembang Aplikasi Mobile di Tengah Hingar Bingar Bisnis Berbasis Layanan

Jika kita melihat ke belakang sekitar 10 tahun yang lalu, ketika pertumbuhan startup digital masih di tahap yang sangat awal, pengembangan aplikasi mobile menjadi salah satu bisnis yang memulai tren startup. Model aplikasi hiburan, aplikasi permainan, aplikasi produktivitas banyak ditemukan dari pengembang lokal sebagai basis bisnis. Namun sekarang keadaannya sudah sangat berbeda. Startup baru umumnya mengusung sistem bisnis berbasis layanan, sangat jarang yang menjual kreasinya dalam bentuk aplikasi. Terlebih saat kita melihat startup yang berada di top level.

Kendati demikian sejatinya ekosistem pengembang aplikasi mobile tersebut masih ada, dan terus berkreasi. Nama-nama aplikasi seperti PicMix, Catfiz atau liteBIG masih berkarya sampai saat ini. Mereka memulai debutnya sejak platform “BlackBerry berjaya”, era baru perubahan habit pengguna ponsel menuju smartphone. Artinya dengan kualitas produk yang apik, inovasi berbasis aplikasi tersebut membuktikan dirinya masih mampu bertahan dengan bisnis proses yang bergantung pada kreasinya dalam mobile app.

DailySocial mencoba mengulas kembali tentang model bisnis yang saat ini diterapkan oleh para pengembang aplikasi mobile. Kami berdiskusi bersama beberapa pengembang aplikasi dengan beragam karakteristik, baik dari sisi bisnis, jenis aplikasi hingga model monetisasi yang diterapkan.

Didominasi oleh pengembang aplikasi permainan

Ketika berbincang soal bisnis atau pengembangan yang memfokuskan pada “menjual aplikasi”, kategori permainan (game) saat ini paling banyak diminati oleh mobile app developer lokal. Dari data narasumber yang berhasil kami himpun, mulai dari indie developer hingga startup, minat unduhan untuk aplikasi permainan menunjukkan angka statistik yang cukup memuaskan. Dari para pengembang, sebagian besar dari mereka menunjukkan data bahwa aplikasinya telah diunduh lebih dari 30 ribu kali, bahkan sudah ada yang menembus hingga puluhan juta.

Dari pengakuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peminat aplikasi lokal sejatinya masih banyak. Masih ada ekosistem konsumen yang besar untuk para pengembang aplikasi mobile. Tantangannya justru sekarang pada monetisasi, sehingga aplikasi tersebut dapat memberikan keuntungan secara finansial kepada pengembang untuk menyelaraskan laju bisnis. Saat ini ada beberapa opsi yang umum digunakan untuk monetisasi aplikasi, baik oleh indie developer ataupun startup. Mulai dari model bisnis freemium, ads-placement hingga aplikasi berbayar.

Iklan masih diandalkan sebagai pemasukan

Saat diskusi tentang bagaimana mereka membisniskan aplikasi, model iklan digital mendominasi jawaban, disusul oleh model freemium, in-app purchase hingga brand placement. Pemilihan model iklan diungkapkan oleh para pengembang karena pasar Indonesia dinilai belum siap dengan B2C (Business to Consumer).

Muhamad Nur Awaludin dari Kakatu mengungkapkan masih tertanam kuat mindset “ketika ada yang gratis, buat apa bayar, untuk harga murah sekalipun”.

Pemasangan iklan pun juga bukan berarti tanpa tantangan. Beberapa pengembang mengaku bahwa ia dihadapkan pada kesadaran konsumen yang rendah terkait strategi monetisasi ikalan tersebut, salah satunya Anwar Fuadi pengembang game dari Madura. Ia mengatakan konsumen umumnya acuh dan tidak peduli dengan iklan tersebut sebagai pemasukan pengembang, sehingga banyak yang memberikan masukan untuk menghilangkan iklan. Taruhannya pada rating aplikasi. Di sini para pengembang harus berpikir keras untuk menempatkan iklan sesuai dengan porsinya.

Di sisi implementasi, iklan digital memang yang paling mudah. Jika harus menetapkan aplikasi berbayar, maka kualitas produk harus teruji betul. Ketika menerapkan premium, maka dari awal aplikasi harus memiliki digital item menyesuaikan flow aplikasi yang dirancang. Menyasar B2B (Business to Business) maka pengembang harus memiliki proses bisnis yang jelas.

Beberapa yang menyajikan konten premium merasa bahwa diperlukan energi lebih besar untuk memberikan edukasi kepada pasar. Target pasar untuk pengguna premium sedikit berbeda. Begitupun untuk in-app purchase. Proses optimasi dan desain agar konversi dari player ke purchase tinggi menjadi tantangan para pengembang.

Di mata pengembang, mereka banyak yang menilai ekosistem aplikasi mobile (khususnya untuk karya lokal) belum begitu matang, bahkan dikatakan merangkak. Namun di sisi lain, berkat tren baru dari industri digital, seperti e-commerce dan on-demand, ada sebuah kesempatan bisnis yang baik. Masyarakat semakin aware dengan mobile payment, kanal pembayaran semakin luas, artinya memberikan kesempatan bagi produk premium untuk mudah diterima oleh masyarakat.

Dukungan yang dibutuhkan untuk pengembang aplikasi lokal

Mulai dari dukungan pemerintah, investor, media, dan berbagai kalangan lain sangat ditunggu para pengembang aplikasi mobile lokal. Selain terkait dengan promosi dan edukasi pasar, menurut Adam Ardisasmita dari Arsanesia, banyaknya pagelaran (baik berupa kompetisi, workshop, hingga inkubator) sangat berarti untuk menumbuhkan pengetahuan mereka, baik dari sisi teknis pengembangan maupun berbagai hal lain yang perlu mereka perhatikan untuk mempertahankan bisnisnya.

Salah satu pengembang game Tebak Gambar Irwanto Widyatri mengatakan hal lain terkait dukungan, menurutnya penting adanya pihak yang mampu mengurasi aplikasi dan melakukan hubungan dengan brand potensial. Hal ini akan membantu pengembang menemukan alur bisnis yang lebih mapan dan memiliki sinergi yang baik dari sisi penyampaian konten dan iklan.


Randi Eka terlibat dalam penulisan artikel ini

PicMix Jalin Kerja Sama dengan Camera360, Intergasikan SDK Perkaya Fitur Pengolahan Foto

Aplikasi pengelola gambar berbasis media sosial yang dikembangkan oleh startup lokal PicMix hari ini mengumumkan kerja samanya dengan pengembang aplikasi pengolah foto populer asal Tiongkok bernama Camera360. Ketentuan kerja sama ini berujung pada integrasi SDK (Software Development Kit) yang dimiliki Camera360 ke dalam platform PicMix.

Integrasi tersebut memungkinkan pengguna PicMix mengelola foto melalui smartphone dengan kekayaan tools dan filters yang dimiliki Camera360. Kerja sama ini dijalin menyusul akselerasi pengembangan produk dan fitur PicMix yang kabarnya tidak lama lagi akan diperbarui. Selain itu minat yang tinggi pengguna smartphone di Indonesia dalam melakukan photo editing dinilai menjadi langkah strategis dalam memberikan kenyamanan pengguna PicMix.

Dalam sambutannya Founder sekaligus CEO PicMix Calvin Kizana menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan persatuan sempurna bagi PicMix. Setelah memperkaya dengan pengalaman photo editing, langkah berikutnya yang akan menjadi fokus ialah menggandeng komunitas PicMix untuk memaksimalkan pemanfaatan fitur tersebut, sembari memperluas penggunaannya.

Pun demikian diungkapkan oleh Founder dan CEO Camera360 Xu Hao, salah satu ketertarikan yang ia lihat dari PicMix adalah basis komunitas yang dimiliki. Ke depan pihaknya akan turut terlibat dengan komunitas PicMix untuk mendapatkan target pasar yang luas untuk produk, filter serta fitur fotografi untuk dalam pasar pengguna smartphone di Indonesia.

Sejak diluncurkan sejak tahun 2012 dengan bendera perusahaan Inovidea Magna Global dan mampu bertahan di tengah persaingan aplikasi yang ada saat ini, sepak terjang PicMix memang tidak bisa diragukan lagi. Terakhir PicMix mengatakan bahwa pihaknya secara serius terus meningkatkan kapabilitas social-commerce yang dimiliki, tak lain untuk kepentingan monetisasi. Selain itu pengembangan dan integrasi dengan layanan game turut menjadi fokus.

PicMix dan Camera360 merupakan dua startup yang sama-sama mendapatkan dukungan dari Gobi Partners. Pendanaan dari Gobi Partners terakhir didapat oleh PicMix pada bulan April tahun ini. Dari pendanaan seri A yang didapat sebesar $3 juta, Gobi Partners berpartisipasi sepertiga dari nilai total tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Sehati, Platform Informatif Khusus Ibu Hamil

Kualitas hidup manusia salah satu penentunya adalah saat 1000 hari pertama kehidupan. Periode ini merupakan momen krusial, terjadi percepatan tumbuh kembang anak yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Bagaimana orang tua bisa membangun fondasi kesehatan jangka panjang untuk anaknya berperan besar di sini.

Keterbatasan sumber informasi bisa dibilang jadi salah satu kendala utama bagi orang tua untuk mendukung kesehatan anak saat ini. Padahal di era digital, semestinya mereka bisa mengaksesnya dengan mudah, dan informasi yang didapat pun adalah valid. Sehati, sebuah aplikasi informasi untuk ibu hamil mencoba untuk memberikan solusi tersebut.

Anda Sapardan selaku CEO dan Founder Sehati menerangkan informasi yang diberikan oleh Sehati untuk penggunanya bersumber dari Dr. Ari Waluyo, SpOG selaku Co-founder Sehati dan dokter kandungan di RS Ibu dan Anak Asih, Jakarta. Lalu informasi juga dihimpun dari Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI), dan National Health Service (NHS).

“Informasi yang kami sediakan bersifat umum dan pengetahuan dasar, namun sumbernya valid. Biasanya informasi seperti ini jarang disampaikan oleh dokter kepada pasiennya. Untuk permasalahan yang butuh tindakan medis dan bersifat spesifik, tetap harus bicara ke dokter langsung sebab itu bukan domain kami. Sehati hanya sebagai pendamping,” terang Anda kepada DailySocial, Selasa (1/11).

(kiri) Co-founder Sehati Dr. Ari Waluyo, SpOG , (tengah) CEO dan Founder Sehati Anda Sapardan, dan (kanan) COO Sehati Rizky Rakhmat Oentoe / Sehati
(kiri) Co-founder Sehati Dr. Ari Waluyo, SpOG , (tengah) CEO dan Founder Sehati Anda Sapardan, dan (kanan) COO Sehati Rizky Rakhmat Oentoe / Sehati

Anda mengaku, pertimbangan untuk mendirikan Sehati sudah mulai dipikirkan konsepnya sejak 2014. Kemudian melakukan riset awal dengan menerbitkan panduan awal manual untuk ibu hamil di RSIA Asih.

Dari kajian yang dilakukan oleh tim Sehati, dalam setahunnya ada lima juta ibu hamil di Indonesia. Dari jumlah itu, sekitar 50% di antaranya menggunakan smartphone. Jadi target pengguna Sehati diperkirakan bisa menebus angka 2,5 juta ibu hamil.

Untuk capai target pengguna, dalam tahap awalnya tim Sehati akan giat promosi secara online dan offline. Misalnya, bekerja sama strategis dengan pemerintah daerah, rumah sakit, puskesmas, POGI dan lainnya.

“Kami ingin menimbulkan dampak sosial bagi pengguna Sehati di manapun mereka berada. Sebab pengetahuan tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan adalah kunci utama peningkatan kualitas hidup manusia ke depannya.”

Saat ini, aplikasi Sehati masih berbentuk versi alpha. Direncanakan versi resmi sudah mulai bisa diunduh paling cepat pada akhir November ini. Anda menargetkan pada tiga bulan pertama aplikasi Sehati sudah diunggah oleh 3000 orang.

Direncanakan ke depannya Sehati bisa diakses lewat platform desktop. Kemudian bisa meluncurkan trilogi lainnya seperti aplikasi Anakku dan Keluargaku.

XL Axiata, Pemerintah Pekalongan dan UDINUS Kembangkan Aplikasi Monitoring Kesehatan “Berbakti”

Saat ini aplikasi digital banyak dikembangkan untuk berbagai hal. Salah satu contohnya adalah yang baru saja dikembangkan oleh Pemerintah Kota Pekalongan, Universitas Dian Nuswantoro dan juga XL Axiata. Ketiganya berkolaborasi meluncurkan aplikasi Berbakti yang dikembangkan untuk memantau kesehatan orang tua.

Aplikasi ini bekerja memanfaatkan dua sistem berbeda, yang pertama adalah aplikasi Berbakti Anak dan aplikasi Berbakti Orang Tua. Aplikasi Berbakti Anak ini digunakan dan dipasang di perangkat keluarga yang ingin memantau kesehatan orang tua mereka. Di aplikasi ini pengguna berkewajiban untuk mendaftarkan akun, lengkap dengan data-data orang tua beserta nomor telepon yang digunakan orang tua.

Di aplikasi orang tua pengguna tinggal memasukkan nomor telepon yang telah terdaftar secara otomatis akun akan terhubung dengan aplikasi Berbakti Anak. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur menyampaikan kondisi kesehatan seperti sakit, sehat atau kangen. Desain aplikasi Berbakti Orang Tua digarap seminimal mungkin untuk memudahkan penggunaan bagi pengguna yang lanjut usia.

“Aplikasi Berbakti Anak bisa mengecek kondisi kesehatan orang tua yang dilengkapi fitur notifikasi kesehatan, daftar rumah sakit, hingga perawatan gabungan. Kalau modul Berbakti Orang Tua memuat pelaporan kondisi, misalnya ketika sehat, kangen dan sakit,” ungkap Vice President XL Digital Services Sales & Marketing Wendhyharto Kusumaatmadja

Meski mendapat dukungan dari XL Axiata, aplikasi Berbakti ini pada dasarnya ditujukan oleh semua masyarakat. Dengan aplikasi ini diharapkan bisa merekatkan hubungan anak dan orang tua, terutama bagi mereka yang terkendali jarak dan jarang berkomunikasi, termasuk untuk memantau kesehatan orang tua dengan cara yang lebih mudah.

Dalam pengembangannya XL Axiata dibantu oleh UDINUS Semarang, terutama oleh Fakultas Teknis dan Fakultas Ilmu Budaya, karena aplikasi ini juga erat kaitannya dengan permasalahan sosial. Meski aplikasi ini diharapkan bisa meningkatkan komunikasi orang tua dengan anak tetapi aplikasi ini tidak diluncurkan untuk menggantikan komunikasi sehari-hari.

“Tapi harap diingat, aplikasi ini dibuat bukan untuk menggantikan komunikasi antara anak dan orang tua sebagaimana wajarnya. Ini sekadar melengkapi pilihan berkomunikasi antara mereka,” ujar Wendhyharto.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Rayakan Ulang Tahun Pertama, Mister Aladin Resmikan Peluncurkan Aplikasi Mobile

Layanan pemesanan hotel online Mister Aladin hari ini (13/10) merayakan ulang tahun pertamanya setelah ikut meramaikan pasar online travel di Indonesia sejak 2015 silam. Bersamaan dengan itu, Mister Aladin juga turut mengumumkan secara resmi kehadiran aplikasi mobile yang sudah bisa diunduh untuk perangkat berbasis Android dan iOS. Dalam aplikasi tersebut, fitur Personal Travel Assistant menjadi salah satu fitur yang diunggulkan dan nilai tambah aplikasi Mister Aladin.

CEO Mister Aladin Teddy Pun mengatakan, “Banyak online travel agent lainnya belum memiliki costumer service yang dapat diandalkan. Kami percaya kehadiran fitur Personal Travel Assistant ini akan memberikan nilai lebih bagi aplikasi Mister Aladin. […] Dengan fitur ini, kami harap Mister Aladin bisa menjawab kebutuhan traveler yang semakin beragam, mengutamakan kepraktisan, dan kenyamanan dalam perjalanan.”

Pada dasarnya fitur Personal Travel Assistant adalah fitur built-in chat. Melalui fitur ini, pengguna bisa dibantu dalam melakukan pemesanan tiket pesawat, memberikan rekomendasi tempat wisata, mendapatkan sewa kendaraan di daerah tujuan, hingga mengatasi masalah darurat seperti kehilangan bagasi di bandara atau pembatalan penerbangan.

Campur tangan manusia porsinya memang masih lebih banyak dalam fitur Personal Travel Assistant untuk saat ini. Namun, Teddy mengungkapkan bahwa ke depannya fitur ini akan mengombinasikan antara manusia dan kemampuan mesin dengan pendekatan NLP (Natural Language Processing).

Di samping Personal Travel Assistant, tersemat pula fitur Hotel Toninght pada aplikasi mobile Mister Aladin yang membantu para pengguna aplikasi untuk mencari hotel dan menginap di hari yang sama. Fitur ini dikembangkan setelah membaca kecenderungan perilaku konsumen yang disebut senang memesan hotel secara mendadak.

Direktur Online Services Mister Aladin Nitha Sudewo mengatakan, “Dalam waktu setahun, Mister Aladin sudah bisa membaca kecenderungan perilaku konsumen yang lebih suka memesan hotel secara mendadak. Ini dijawab oleh kami melalui fitur Hotel Tonight.”

Selain itu, dalam rentang satu tahun beroperasi, Nitha juga mengklaim bahwa Mister Aladin sudah menambah lebih banyak kemitraan hotel. Jumlahnya, menurut Nitha, sudah mencapai lebih dari ratusan ribu bila ditotalkan.

Sebagai informasi, Mister Aladin dan Nida Rooms juga telah menjalin kerja sama pada bulan Juli 2016 kemarin. Kerja sama ini mungkinkan pemesanan hotel di kanal Nida Rooms memanfaatkan fitur “Choose Your Mood” milik Mister Aladin.

Bersamaan dengan peluncuran aplikasi mobile, Mister Aladin juga menggelar acara Travel Fair yang memberikan promo-promo menarik untuk pemesan hotel dan perjalanan. Acara ini berlangsung dari tanggal 13-18 Oktober 2016 di Grand Atrium, Kota Kasablanka.

Ke depannya, tak menutup kemungkinan acara-acara dengan konsep serupa juga akan digelar. Teddy sendiri menyampaikan bahwa di tahun depan pihaknya akan tetap bergerak secara agresif dalam memberikan layanan yang lebih baik lagi pada konsumen karena ambisi utama dari Mister Aladin adalah bisa mengklaim tahta raja di sektor e-commerce travel Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Arisan Mapan Gunakan Mekanisme Arisan untuk Pembelian Barang Online

Startup pengelola jaringan perusahaan mikro berbasis teknologi RUMA belum lama ini meluncurkan sebuah aplikasi bernama Arisan Mapan. Aplikasi ini memiliki cara kerja mirip dengan konsep arisan konvensional pada umumnya, yakni menggunakan kocokan untuk menentukan siapa yang mendapatkan giliran di periode tertentu. Arisan juga sangat erat dengan obrolan santai, maka di Arisan Mapan pun memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan chatroom yang dapat dipilah sesuai dengan kelompok arisan yang disusun.

Melalui aplikasi ini, pengguna dapat membuat sebuah grup dan mengajak pengguna lainnya untuk bergabung di dalamnya. Si pembuat grup tersebut akan menentukan ketua arisan yang akan mengkoordinir seluruh aktivitas di dalamnya. Menariknya sang koordinir tersebut juga akan mendapatkan bonus berupa saldo Mapan (nominal yang dapat digunakan untuk pembayaran atau pembelian di aplikasi) karena sudah mengakomodasi pengumpulan dana dari para anggotanya. Arisan pun didorong untuk pembelian suatu barang.

RUMA sudah menyediakan katalog terkait dengan daftar barang yang diinginkan oleh peserta arisan. Menariknya di sini anggota arisan bisa memilih barang yang berbeda-beda di dalam sebuah grup, dan aplikasi akan menentukan dan menyesuaikan jumlah setoran berbeda pula untuk setiap anggota, bergantung jenis dan harga barang yang diinginkan. Nilainya adalah sejumlah harga barang dibagi jumlah anggota. Dan untuk logistik pengiriman, tim RUMA akan mengirimkan barang kepada alamat ketua arisan, selanjutnya dapat didistribusikan ke anggota.

Adapula fitur Rumpi yang dapat digunakan untuk mendiskusikan nilai setoran dan mekanisme kocokan dalam aplikasi. Jadi besaran dan lama periode arisan pun dapat ditentukan secara bersama. Sebenarnya skema ini bisa dikatakan sebagai model kredit gotong-royong. Ketika pengguna ingin memiliki sesuatu, bisa dibayar secara dicicil bersama-sama. Secara itung-itungan akan sama nominalnya, hanya saja dapat diangsur dalam periode tertentu.

Cara memulai sebuah kelompok arisan, setelah mengunduh aplikasi hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih barang yang ingin dimiliki di katalog yang tersedia. Selanjutnya pilih ketua arisan, bisa pengguna sendiri atau menunjuk orang lain. Tugas utama dari seorang Ketua Arisan adalah mengatur kegiatan arisan dan mengumpulkan uang setoran arisan sampai selesai periodenya. Setelah itu kumpulkan anggota, minimal 4 orang. Maka arisan akan berjalan sesuai ketentuan yang telah diisyaratkan. Adapun proses transaksi di dalamnya dapat dilakukan menggunakan dealer payment point, transfer bank atau menggunakan saldo Mapan di aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Media Sosial Lokal Kapoocino Tawarkan Pengalaman Berinteraksi yang Unik

Kapoocino merupakan aplikasi media sosial asal Surabaya dengan pendekatan yang unik. Platform tersebut memungkinkan antar pengguna untuk bisa saling berinteraksi lewat kuis tebak-tebakan yang disampaikan lewat foto atau video. Dengan pendekatan yang berbeda, Kapoocino mencoba menawarkan cara pertemanan yang lebih interaktif, karena tidak sekedar mengunggah foto, memberi komentar atau bertebar emoticon saja.

Dijelaskan oleh Co-Founder Kapoocino Edouardo Santoso Tantular inspirasi mengembangkan layanan tersebut didapat saat keempat Co-Founder Kapoocino sedang kumpul bersama di sebuah kafe, tujuannya untuk menghibur salah satu rekan yang galau. Mereka melihat sebuah keniscayaan, orang-orang di sekitarnya justru terlalu asik dengan gadget-nya, seperti tidak peduli padahal sedang berkumpul dengan teman. Saat itu langsung terlintas ide untuk memikirkan bagaimana caranya mengubah keadaan tersebut, namun dengan tetap melibatkan gadget sebagai media pengantarnya.

“Di sinilah yang membuat Kappocino berbeda dengan media sosial lainnya, karena user tidak hanya dibatasi sekedar melihat, menyukai atau memberi komen dari setiap pengguna yang mengunggah sesuatu. Sehingga user yang tidak terlalu eksis hanya bisa melihat dan tidak bisa ikut interaksi. Kami mencoba buat sesuatu yang berbeda, dengan membuat media sosial berbasis kuis,” ujarnya saat dihubungi DailySocial, Kamis (4/8).

Ide pun mulai dituangkan pada Februari 2016, dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk pengembangan hingga muncul versi beta pada 24 Mei 2016 untuk perangkat Android. Versi resminya pun mulai beredar sejak Juli kemarin. Pasca acara press conference launching Kapoocino digelar beberapa hari lalu, pihaknya mencatat jumlah pengguna Kapoocino kini sudah menembus angka sekitar 3.000 orang.

“Kami ingin sebanyak mungkin orang Indonesia yang memakai aplikasi ini. Selain bentuk dukungan terhadap karya anak bangsa sekaligus menunjukkan bahwa aplikasi ini bisa bersaing di kalangan internasional.”

Dia mengungkapkan, untuk membuat aplikasi ini pihaknya telah menggelontorkan investasi sebesar Rp 500 juta. Dana tersebut berasal dari kantong sendiri (bootstrapping). Menurut Edo, bila ke depannya ada investor yang berminat untuk menanamkan uangnya ke tempatnya, dia memberi beberapa batasan. Salah satunya, investor harus berasal dari lokal demi menjaga citra baik Kapoocino sebagai aplikasi buatan anak bangsa.

Sekedar informasi, pendiri Kapoocino terdiri dari empat orang. Mereka adalah Edouardo Santoso Tantular selaku bagian admin dan keuangan, Achmad Izzag selaku bagian pemasaran, Fendy Mahatma Putra selaku developer lead dan Bahtera Kurniawan Jaya selaku bagian kreatif. Kini, tim Kapoocino sudah bertambah 10 orang lainnya untuk mengembangkan aplikasi.

Pihaknya pun mengklaim saat ini belum ada aplikasi media sosial serupa, baik dari lokal maupun global yang menggunakan kuis sebagai basis utamanya. Sementara ini, Kapoocino baru tersedia untuk pengguna Android saja, untuk iOS dan versi PC-nya kini masih dalam tahap penyempurnaan.

Interface sederhana disajikan untuk memudahkan adaptasi pengguna

IMG_20160804_134214
Saat pertama menggunakan Kapoocino, pengguna diharuskan untuk membuat akun. Antar muka yang ditawarkan pun dibuat ringkas sehingga tidak membuat pengguna awam menjadi bingung. Kemudian, pengguna yang sudah terdaftar bisa langsung membuat kuis tebak-tebakan sesuai keinginannya.

Kuis yang ditawarkan bisa berupa video atau foto dengan memberikan pilihan jawaban pilihan ganda atau isian. Jumlah pilihan gandanya pun bisa dimodifikasi dengan minimal dua opsi harus tersedia.

Untuk mempercantik tampilan pertanyaan, foto atau video bisa disunting memakai filter yang tersedia dan menambah sticker berupa tiga maskot Kapoocino itu sendiri, yakni, Kaps, Poc dan Ino. Setelah itu, pengguna bisa memberikan respon berupa jawaban, baru bisa tercipta interaksi karena pengguna penjawab kuis bisa memberikan komentar.

“Bila user belum memberikan jawaban, maka dia belum bisa memberikan komentar sebab ditakutkan ada spoiler jawaban,” terang Edo.

Selain itu juga terdapat ragam fitur yang segera dapat diakses pengguna. Salah satunya wall off fame, secara periodik setiap pengguna yang mendapat respon jawaban terbanyak dari seluruh Indonesia akan mendapatkan kesempatan profil yang terpampang di laman tersebut, selayaknya fungsi wall of fame bekerja.

Kemudian, pengguna yang terpampang di wall of fame akan mendapat sejumlah poin yang dapat di-redeem atau ditukarkan dengan hadiah bentuknya berupa voucher untuk berbelanja di merchant mitra Kapoocino.

“Untuk redeem point, itu masih dalam tahap rencana. Namun arahnya kami ingin seperti itu, demi menarik user baru lebih banyak lagi menggunakan aplikasi Kapoocino,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Messenger Lokal Catfiz Tetap Bertahan di Tengah Persaingan Global yang Kian Menguat

Banyak cerita seru yang jarang terekspos tentang bagaimana sebuah startup bertahan di tengah arus persaingan dan pembaruan tren yang begitu dinamis. Banyak yang mengungkapkan, tantangan mengembangkan bisnis startup itu bukan saat mereka memulai, justru kiat bagaimana mereka bertahan. Setelah sebelumnya kami pernah menceritakan perjalanan startup pengembang aplikasi foto PicMix dan evolusi bisnisnya hingga mampu bertahan dari tahun 2012 saat era kejayaan sistem operasi mobile BlackBerry, kali ini kami ingin bercerita tentang sebuah pengembang aplikasi mobile-chatting lokal asal Surabaya bernama Catfiz.

Cerita ini menjadi menarik untuk diangkat, karena seperti yang diketahui, bahwa saat ini persaingan untuk aplikasi sejenis sudah begitu kuat. Lawannya adalah para pemain global seperti Facebook dengan Messenger dan WhatsApp, LINE, Telegram, KakaoTalk, BlackBerry Messenger dan lainnya. Namun nyatanya Catfiz masih bertahan sampai sekarang, sejak tahun 2011 dikembangkan. Bahkan beberapa waktu terakhir Catfiz meluncurkan pembaruan aplikasinya di PlayStore. Sama seperti aplikasi chatting lain yang ada saat ini, Catfiz memberikan dukungan untuk berkirim pesan secara personal, berkelompok (mampu menampung hingga 1999 pengguna) hingga berkirim berkas digital.

Aplikasi yang sejak awal memang menargetkan pengguna Android lokal ini dikembangkan oleh PT Duniacatfish Kreatif Media. Dari statistik unduhan aplikasi, saat ini pengguna Catfiz sudah mencapai lebih dari dua juta pengguna, dan tersebar di berbagai negara seperti Arab Saudi, Kuwait, India, Amerika Serikat, Brazil dan tentu Indonesia. Salah satu experiences yang ingin diunggulkan Catfiz adalah desain media sosial yang diusungnya. Sebagai chatting-apps, Chatfiz memberikan fokus lebih untuk menjadikannya sebagai platform media sosial yang ramah untuk berkomunikasi. Sehingga jika dibandingkan secara apple-to-apple Catfiz jadi lebih mirip seperti LINE. Di dalamnya orang bisa berbagai, menyukai sesuatu atau berkomentar.

Catfiz dari sisi back-end kini sudah mampu menampung lebih dari 750 juta arus pesan per hari. Berbagai kemampuan baru juga terus dikembangkan, salah satu yang paling baru dan membedakan dengan layanan sejenis lainnya, Catfiz bisa melakukan video streaming. Jadi ketika ada pengguna yang mengirim konten video, maka si penerima tak harus mengunduh konten tersebut untuk bisa menikmati, karena langsung bisa diputar secara online di aplikasi. Dari sisi konten, sticker sebagai tren komunikasi online saat ini juga kian terus ditambah. Keseriusan Catfiz ini membuat Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) begitu bersemangat mendukungnya, untuk membuat jaya pemain OTT (Over the Top) lokal.

Selain menggunakan pendekatan media sosial untuk penggunaan personal, dengan berbagai kapabilitas yang dimiliki, Chatfiz juga secara khusus membidik para pengguna yang membutuhkan layanan chat-group dengan jumlah besar. Hal ini untuk memberikan dukungan bagi suatu organisasi atau komunitas yang menginginkan kanal komunikasi interaktif yang mudah dijangkau. Kemampuannya untuk berbagi berkas hingga 50 MB juga dinilai dapat menjadi layanan pilihan. Di pembaruannya versi 2.2 ini Catfiz juga menambahkan fitur yang mempermudah pengguna dalam menambahkan pertemanan.

Versi iOS sendiri kabarnya akan diluncurkan dalam waktu dekat. Sebelumnya Catfiz memang ingin membuat aplikasinya mapan di platform Android, yang dinilai lebih besar penetrasi dan persebarannya bagi pangsa pasar Catfiz.

Application Information Will Show Up Here

Montir Sajikan Layanan On-Demand di Bidang Otomotif

Sebuah layanan on-demand di bidang otomotif, Montir hadir menjadi one-stop-platform untuk jasa perawatan mobil yang menyediakan berbagai jenis layanan. Mulai dari layanan servis, ganti oli, tune-up, cuci mobil hingga layanan emergency seperti jump-start mobil dan ganti ban serep siap diakomodir. Konsep startup ini mirip dengan layanan Go-Auto yang baru-baru ini diperkenalkan oleh Go-Jek.

Montir sendiri didirikan oleh Mikhail Laurus dan rekan. Mereka melihat peluang bisnis on-demand cukup menjanjikan, terutama di bidang otomotif cukup. Setelah dirumuskan dengan baik seputar konsep bisnis, Montir resmi meluncur pada 1 Juli kemarin. Untuk saat ini layanan Montir bisa digunakan dengan melalui platform Andorid.

Disampaikan oleh sang CEO, Mikhail Laurus, bahwa Montir mencoba menjadi pelopor untuk layanan on-demand perawatan mobil di Indonesia. Tidak hanya waktu yang coba dipangkas dengan teknologi dan aplikasi, Montir mencoba memberikan layanan yang lebih hemat dari bengkel konvensional.

“Moto kami adalah memberikan layanan dengan kualitas tinggi seperti bengkel authorized, tetapi dengan harga non-authorized. Customer service juga adalah top priority kami di mana semua montir kami akan melakukan yang terbaik dari segi ketepatan waktu dan juga service quality,” ujar Mikhail kepada DailySocial.

Saat ini, di hampir satu bulan kemunculannya, “Waterless Wash & Wax” menjadi fitur unggulan dari Montir. Layanan tersebut merupakan layanan cuci mobil yang bisa dilakukan di mana saja, seperti rumah, perkantoran maupun apartemen.

Nano Ceramic Coating, salah satu layanan Montir
Nano Ceramic Coating, salah satu layanan Montir

“Tantangan Montir saat ini adalah untuk mengganti mindset customer bahwa semua hal yang berhubungan dengan mobil harus dilakukan di bengkel atau workshop. Riset kami membuktikan bahwa lebih dari 90% maintenance (bukan perbaikan) mobil bisa dilakukan di lokasi customer secara efisien. Hal ini juga termasuk cuci mobil, detailing dan coating. Dengan adanya mindset ini saja, Montir bisa menghemat waktu dan dompet customer,” terang Mikhail.

Di tahun 2016 Mikhail menuturkan bahwa Montir tengah fokus untuk melakukan beberapa hal untuk memperbaiki kualitas layanan, seperti merambah platform lain seperti web dan iOS. Pihaknya juga terus melakukan pengembangan fitur dan produk sejalan dengan makin banyaknya peminat. Selain itu perluasan wilayah juga menjadi target bisnis di tahun ini. Jika saat ini Montir baru melayani wilayah Jakarta saja, setidaknya catatan akhir tahun ini Montir diharapkan bisa beroperasi di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya.

Application Information Will Show Up Here