Pentingnya Marketing Automation Dalam Upaya Mendorong Bisnis Anda

Dunia pemasaran (marketing) umumnya dikenal memiliki dinamika yang tinggi. Perubahan cepat yang dipicu oleh tren pasar, seringkali membuat para marketers (pekerja dunia pemasaran) dihadapkan pada situasi harus menjalankan banyak aktivitas marketing secara bersamaan dan berulang, terlebih di ranah digital marketing. Melihat situasi tersebut, adakah cara jitu untuk mengoptimasi produktivitas dari kebutuhan digital marketing Anda? Ini mungkin saat yang tepat untuk Anda mengenal “Marketing Automation”.

Apa itu “Marketing Automation”?

Seperti yang dirangkum dari platform solusi digital marketing, MTarget, Marketing Automation merupakan rangkaian proses yang dapat membantu marketers mulai dari mengidentifikasi pelanggan potensial, sampai mengkonversi ke penjualan (close deal) dengan melalui proses otomasi.

Marketing automation dalam bisnis memberi akselerasi yang cukup mumpuni bagi kebutuhan digital marketing. Tantangan yang umum ditemui bagi pebisnis dalam mengaktivasi pemasaran biasanya berkisar soal pemanfaatan data yang dimiliki untuk men-generate leads dan juga engagement dari para pelanggan. Di sinilah Marketing Automation berperan membantu Anda melakukan pengelolaan data agar nantinya upaya marketing Anda tepat sasaran, dengan upaya yang minimal.

Hal apa saja yang bisa dilakukan oleh Marketing Automation untuk bisnis Anda?

Challenge yang sering atau umum terjadi dalam bisnis yang mana itu adalah generating leads dan juga menjaga engagement dari para customers. Untuk mencapai goals ini, banyak dari bisnis yang mendapatkan data yang sangat banyak namun sulit untuk digunakan. Marketing automation dapat membantu Anda dengan membuat pengkategorian data.

Automated email sequence adalah cara yang paling ideal untuk melakukan nurturing leads. Namun, dalam melakukan email marketing, salah satu tantangannya adalah Anda mengirimkan email yang berisikan irrelevant content dan desakan untuk membeli yang terlalu berlebihan. Untuk itu, dibutuhkan personalisasi dalam email marketing.

Ingin tahu bagaimana menghindari content yang tidak sesuai dan menjadi relevan dalam email marketing? Anda bisa melihat apa yang email marketing bisa lakukan dalam membantu bisnis Anda di sini. Kembali lagi ke marketing automation, hal ini harus Anda lakukan di seluruh customers lifecycle. Ketika ini terintegrasi dengan baik, maka Anda akan mendapatkan lahan yang subur untuk mendapatkan customers dan juga menjalin hubungan jangka panjang yang baik bersama mereka. Ketika dilakukan dengan baik, inilah benefit yang dapat Anda ambil untuk bisnis Anda.

Personalized Workflow

Di setiap prospects’ action, memberikan data yang akan memberitahukan detail tentang mereka. Seperti, memberikan Anda insight tentang apa yang sedang mereka cari atau butuhkan. Namun, jika secara manual, melihat behaviour mereka merupakan sesuatu yang tidak mungkin karena banyaknya data tersebut. Akan tetapi, dengan marketing automation software, Anda bisa menggunakan data ini di setiap channel yang Anda miliki untuk mencoba lebih memahami customers dan memberikan content yang tepat dan di waktu yang tepat.

Ini juga akan membantu Anda melalui helpful content dapat membuat qualified leads menjadi warm leads yang akan di nurture secara ideal menggunakan email sequences atau email marketing hingga akhirnya menjadi customers. Marketing automation tidak akan berhenti, ketika mereka sudah menjadi customers, marketing automation akan membuat mereka menjadi loyal, upsell, dan bahkan memberikan referensi tentang sebuah bisnis ke sekitarnya.

Streamlined Processes

Satukan seluruh perusahaan Anda dengan streamlined processes yang menjadikan pelanggan Anda sebagai pusat dari semuanya. Anda juga harus membangun proses yang lebih mudah dalam setiap customer journey, agar para customers tidak menemukan kesusahan dalam perjalanannya. Ini membuat leads menjadi customer semakin cepat. Anda harus memberikan smooth experience sejak pertama kali mereka sampai di website atau halaman produk Anda dan juga seterusnya. Sehingga, ini akan menimbulkan kemudahan untuk membeli dari para customers.

Dengan marketing automation yang efektif, tidak akan ada proses yang rumit, karena semuanya disimpan secara otomatis di pusat penyimpanan data Anda. Ini juga dapat membantu Anda dalam memprioritaskan leads mana yang harus diutamakan. Streamlining dapat membuat proses yang mudah dan lebih simple dalam menemukan leads dan membangun relationship dengan simple decision making process. Sekitar 86% company yang streamlined dan memiliki strategi marketing yang simple berhasil generate sales secara lebih efektif.

Integrated Data dan Analytics

Anda dapat melihat keseluruhan data yang dikategorikan yang akan membantu Anda untuk melihat penawaran atau content apa yang paling tepat untuk dikirimkan kepada setiap customers. Melalui analytics, Anda juga dapat melakukan tracking pada setiap performance dari marketing message yang dikirimkan kepada setiap customers. Ini akan membuat Anda mampu mengubah strategi pengiriman pesan ketika ada pesan yang tidak sesuai dengan data customers yang masuk.

Panduan lebih lanjut perihal Marketing Automation dan seputar digital marketing lainnya dapat Anda temui di Blog MTarget.

Publikasi artikel ini didukung oleh MTarget.

Marketing Funnel: Solusi Strategi Pemasaran Untuk Anggaran Bisnis Kecil

Bicara mengenai strategi pemasaran dalam sebuah bisnis tidak akan ada habisnya, karena untuk menarik audience tidak hanya bisa menggunakan satu strategi marketing saja. Sekarang ini ada banyak strategi marketing yang bisa dilakukan hingga dengan tahapan yang berbeda.

Salah satunya adalah marketing funner, keberadaan marketing funnel ini cukup baik karena bisa mengubah prospek menjadi pelanggan. Namun, apa itu marketing funnel? Marketing funnel adalah sebuah strategi pemasaran yang menunjukkan di mana calon customer bisnis kamu dalam tahap pemasaran.

Alasan Menggunakan Marketing Funnel

Penggunaan marketing funnel bisa menjadi solusi apabila kamu belum memiliki strategi marketing yang cukup mumpuni dan pengalaman pemasaran yang minim, serta anggaran bisnis yang masih tergolong kecil.

Dikutip dari laman MTARGET, dengan adanya marketing funnel bisa membantu kamu untuk mengatur dan memprioritaskan strategi pemasaran bisnis menjadi lebih matang. 

Tahapan Marketing Funnel

Marketing funnel memiliki tahapan atau beberapa strategi yang dapat digunakan, seperti AIDA, AIDCRA, ABCD, dan AAARRR.

AIDA Marketing Funnel

AIDA adalah akronim dari Awareness, Interest, Desire, dan Action. Tahapan ini merupakan basic funnel dalam pemasaran. Fungsi AIDA adalah sebagai berikut:

  • Awareness: Salah satu tahapan untuk membangun brand awareness antara audiens dengan produk atau jasa dari bisnis kamu.
  • Interest: Tahapan untuk meningkatkan minat customer terhadap manfaat jasa atau produk bisnis yang ditawarkan.
  • Desire: Tahapan ini untuk membangun koneksi emosional antara brand dan audiens.
  • Action: Salah satu tahapan di mana kamu perlu memindahkan audiens untuk melakukan action dan berinteraksi dengan kamu, salah satunya dengan menyediakan fitur CTA (call-to-action).
  • Retention: Melalui tahapan retention kamu akan melakukan upsell, cross-sell, referral, dan advocacy.

AIDCA Marketing Funnel

AIDCA adalah tahapan pengembangan dari model AIDA. Fungsi dari tahapan ini adalah:

  • Attention: Kamu harus menarik perhatian audiens di tahapan ini.
  • Interest: Setelah menarik perhatian audiens, langkah selanjutnya adalah membuat audiens tertarik dengan brand kamu.
  • Desire: Pada tahapan ini kamu akan mengubah ketertarikan audiens menjadi sesuatu yang mereka inginkan.
  • Conviction: Langkah untuk meyakinkan audiens untuk berinteraksi lebih lanjut tentang bisnis kamu.
  • Action: Melalui tahapan terakhir ini kamu akan membuat audiens melakukan tindakan pada lead magnet, website, atau juga iklan yang sudah dibuat.

ABCD Marketing Funnel:

  • Acquire: Pada tahapan ini kamu akan membuat konten yang dapat menarik perhatian audiens, agar mereka menjadi lebih ingin tahu tentang brand.
  • Boost: Langkah awal pada tahapan ini adalah kamu mendapatkan informasi yang cukup tentang audiens. Sehingga, bisa memelihara hubungan dengan mereka. Tujuan dari tahapan ini adalah menggerakan audiens menjadi prospek.
  • Convert: Kamu perlu mengubah konversi pelanggan potensial menjadi pelanggan yang membayar atau pengguna layanan gratis.
  • Delight: Melalui tahapan ini, kamu sebagai seorang marketer akan bertugas untuk membuat mereka senang dengan experience-nya menggunakan brand kamu.

AAARRR Marketing Funnel

AAARR marketing funnel sering digunakan dalam bisnis startup, SaaS company, dan juga perusahaan yang masih berkembang lainnya. Jenis tahapan ini juga sering disebut sebagai pirate funnel.

Pirate funnel adalah sebuah framework yang digunakan untuk memotong beberapa bagian dalam membangun customer journey dan umumnya marketing funnel ini digunakan oleh growth hacker untuk mencari satu titik fokus atau titik lemas yang perlu difokuskan dalam sebuah bisnis.

AAARRR merupakan singkatan dari Awareness, Acquisition, Activation, Retention, Revenue, Referral.

  • Awareness: Pada tahap awareness, sebagai pemilik brand, kamu memiliki tujuan dalam meningkatkan kehadiran brand di mata audiens. Beberapa channel marketing yang digunakan pada tahapan ini adalah media sosial, advertising, dan SEO.
  • Acquisition: Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengumpulkan data calon pelanggan brand kamu. Agar pekerjaan ini lebih mudah, kamu bisa melakukan akuisisi menggunakan form dan landing page builder.
  • Activation: Di tahapan ini kamu perlu meyakinkan customer atau audiens untuk menggunakan produk dan jasa yang brand kamu tawarkan.
  • Retention: Tahapan ini digunakan untuk meningkatkan customer loyalty. Selain itu, di sini juga kamu perlu menjaga hubungan yang baik dengan customer kamu.
  • Revenue: Pada tahapan ini kamu perlu memperhatikan customer lifetime value (CLV) dan customer acquisition cost (CAC) karena CLV dapat menunjukkan jumlah revenue yang didapatkan dari existing customer
  • Referral: Referral menjadi salah satu teknik pemasaran berdasarkan word-of-mouth, hal ini terjadi karena customer kamu akan merasa puas dengan pelayanan, produk, atau jasa yang mereka dapatkan. Nantinya dengan senang hati mereka akan merekomendasikannya ke kerabat atau teman mereka.

Dengan adanya AAARR juga bisa membantu para marketer untuk mengembangkan strategi pemasaran sesuai dengan metric yang sudah dibuat pada tahapan marketing funnel yang ada. Kamu juga bisa mendapatkan tips and trick terkait marketing funnel melalui MTARGET di sini.

Disclosure: Artikel ini bekerja sama dengan MTARGET.

Kenali Jenis dan Strategi Content Marketing Untuk Menarik Audiens

Ada banyak cara untuk menarik perhatian audiens, customer, atau pelanggan agar bisa menaikkan brand awareness. Salah satunya adalah membuat relevansi content, karena dengan adanya relevansi content bisa menjangkau audiens secara alami dan organik. Untuk itu, kamu perlu tahu tentang bagaimana cara memulai dan mengembangankan content marketing.

Sebagai seorang marketer, tentunya berurusan dengan content marketing adalah asupan sehari-hari. Namun, untuk mengembangkan content marketing agar bisa menjangkau audiens harus bisa disesuaikan dahulu dengan jenis dan strateginya. Sehingga, kamu perlu paham tentang apa itu content marketing, jenis, strategi, dan sebagainya.

Berikut adalah ringkasan terkait content marketing yang bisa kamu pelajari dengan mudah!

Apa itu Content Marketing?

Dikutip dari MTARGET, content marketing adalah sebuah proses perencanaan, pembuatan, pendistribusian, pembagian, dan penerbitan content melalui berbagai channel marketing seperti blog, media sosial, website, podcast, press release, Youtube, dan lain sebagainya.

Tujuan dari pembuatan content marketing adalah untuk menjangkau target audiens bisnis kamu dan meningkatkan loyalty, engagements, sales, dan juga brand awareness.

Kemudian ada empat poin yang menjelaskan mengapa content marketing ini penting dan wajib dikembangkan oleh pelaku usaha:

  1. Untuk meningkatkan conversion
  2. Membangun hubungan antara pelanggan dan bisnis yang bisa membantu untuk meningkatkan loyalitas
  3. Memberikan edukasi kepada audiens dari bisnis yang kamu kembangkan tentang produk atau layanan yang kamu tawarkan
  4. Untuk menunjukkan kepada audiens bagaimana produk dan layanan bisnis kamu bisa mengatasi kesulitan mereka.

Jenis-Jenis Content Marketing

Untuk menjangkau audiens melalui content marketing, maka pembuatan content-nya harus disesuaikan dengan jenis atau medium yang akan digunakan. Berikut beberapa jenis content marketing yang dapat kamu gunakan sebagai bentuk strategi pemasaran!

Social Media Content Marketing

Seperti yang kita ketahui bahwa media sosial saat ini memiliki banyak massa yaitu lebih dari 3,6 miliar pengguna media sosial dan akan diprediksi akan terus berkembang. Dengan angka yang cukup fantastis ini bisa tidak heran jika banyak bisnis yang berinvestasi dalam social media marketing dan digital marketing lainnya. Untuk membuat content marketing di media sosial, kamu bisa memilih sejumlah platform yangs sering digunakan oleh audiens kamu seperti Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook, LinkedIn, Pinterest, dan lainnya.

Blog Content Marketing

Blog bisa menjadi pilihan sebagai channel content marketing karena blog adalah salah satu jenis inbound content yang cukup kuat dan memungkinkan kamu untuk berkreasi sesuai dengan topik yang akan dibawakan.

Selain itu, dengan memanfaatkan blog kamu dapat mempromosikan content internal dan eksternal melalui link, menambahkan tombol share, dan memasukkan informasi produk.

Video Content Marketing

Menurut sebuah penelitian Wyzowl, ada sebanyak 69% konsumen yang mengaku lebih suka belajar tentang produk dan layanan sebuah brand dari video. Sehingga, video bisa dipilih untuk meningkatkan konversi dan ROI, hingga membantu brand kamu untuk membangun engagement dengan konsumen.

Kamu juga dapat memilih untuk membagikan content video di berbagai platform media sosial, landing page, dan channel marketing lainnya.

Paid Ads Content Marketing

Untuk menjangkau konsumen lebih luas lagi agar brand kamu bisa dilihat oleh banyak orang, maka bisa dengan memanfaatkan paid ads. Umumnya paid ads akan lebih bermanfaat apabila dikolaborasikan dengan inbound marketing. Kamu bisa membagikan paid ads di berbagai platform seperti landing page, sponsored content, dan media sosial.

Podcast Content Marketing

Saat ini podcast juga bisa dijadikan medium untuk membuat content marketing, karena podcast memberikan keleluasaan kamu untuk membuat kreativitas dalam topik apapun. Kemudian, podcast juga bisa disesuaikan dengan faktor lain yang menjadi strategi pemasaran seperti irama episode, durasi episode, siapa yang ada di podcast, dan di mana kamu akan mengiklankan podcast.

Infographic Content Marketing

Jenis content marketing yang terakhir adalah infographic content marketing yang bisa menarik audiens karena tampilan infografik bisa memuat data dan informasi dengan perpaduan kata-kata yang sederhana dan gambar yang jelas, sehingga lebih mudah dipahami oleh audiens.

Strategi Content Marketing

Setelah mengetahui pengertian dan jenis content marketing, langkah selanjutnya yang perlu kamu tahu adalah langkah-langkah untuk membuat strategi content marketing agar content yang kamu kembangkan bisa berjalan efektif.

1. Menetapkan SMART Goals

Strategi pertama dalam pembuatan content marketing adalah menetapkan SMART goals. Hal ini berguna untuk mencapai tujuan marketing perusahaan lebih luas. Contoh SMART goals yang bisa kamu tetapkan adalah sebagai berikut:

  • Boost revenue
  • Increase conversions
  • Improve brand awareness
  • Improve brand loyalty
  • Meningkatkan customer engagement
  • Membangun relationship dan kepercayaan di antara leads dan customer.

2. Menentukan KPI

Setelah menetapkan SMART goals, strategi selanjutnya adalah menentukan KPI (Key Performance Indicator). KPI digunakan sebagai titik ukur kinerja yang kamu kerjakan terhadap tujuan bisnis kamu.

3. Menentukan Jenis Konten

Langkah selanjutnya adalah kamu harus memilih jenis content yang akan dibuat, untuk menentukan jenis content yang akan dikembangkan, coba untuk memikirkan tentang target audiens dan buyer persona dari brand kamu.

4. Memilih Channel Content

Setelah menetapkan content apa yang dibuat, sudah saatnya kamu memilih channel content yang sesuai untuk membagikan content tersebut sesuai dengan target audiens kamu.

5. Menetapkan Budget

Selanjutnya kamu bisa memikirkan berapa budget yang akan dikeluarkan untuk membuat content tersebut. Menetapkan budget juga harus disesuaikan dengan pengeluaran yang akan kamu keluarkan seperti membeli software, membayar iklan, hingga membayar content marketer dan perlu disesuaikan dengan keuangan bisnis yang kamu jalani!

6. Membuat dan Mendistribusikan Content

Segera membuat dan mendistribusikan content marketing agar audiens juga bisa mengonsumsinya. Namun, agar tidak kehilangan audiens, kamu perlu konsisten dalam memproduksi content. Agar tidak lupa, kamu juga bisa memanfaatkan social media calendar atau editorial content calendar.

7. Menganalisis dan Mengukur Hasil

Strategi content marketing yang terakhir adalah kamu perlu mengukur dan menganalisis content marketing yang sudah didistribusikan, coba untuk mencari tahu apa yang dirasa kurang dan bagaimana upaya meningkatkan content marketing agar bisa dijangkau lebih banyak oleh audiens.

Keberhasilan strategi content marketing juga bisa dilihat dari pencapaian SMART goals dan KPI yang kamu tentukan. Kamu juga bisa mendapatkan tips dan trik terkait pembuatan content marketing melalui MTARGET di sini.

Disclosure: Artikel ini bekerja sama dengan MTARGET.

Digital Marketing: Strategi Pemasaran Paling Populer

Dengan kemudahan akses internet dan teknologi membuat banyak orang lebih sering menggunakan internet. Sehingga, hal ini juga berpengaruh terhadap digital marketing.

Saat ini digital marketing juga menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling efektif dan populer. Sudah banyak perusahaan yang menerapkan strategi ini, apapun jenis perusahaannya. Namun, apa itu digital marketing? Bagaimana menjalankan digital marketing bagi perusahaan?

Yuk, simak pembahasannya sekarang juga!

Apa itu Digital Marketing?

Dikutip dari MTARGET, digital marketing atau yang sering juga disebut sebagai online marketing adalah sebuah strategi pemasaran dari perusahaan, brand, atau bisnis untuk mempromosikan produk atau jasanya.

Sesuai dengan namanya, cara kerja digital marketing ini adalah terhubung dengan konsumen yang memiliki potensial melalui internet dan digital. Perlu diketahui juga, digital marketing ini tidak terbatas dalam media sosial dan email saja.

Digital marketing juga merupakan sebuah strategi pemasaran yang terbentuk dari tahun 1990, loh! Kok bisa selama itu? Yuk, kita cari tahu perjalanan digital marketing!

Kilas Balik Digital Marketing

Perkembangan digital marketing dimulai saat Ray Tomlison di tahun 1971 mengirim email untuk pertama kalinya dan teknologinya tersebut mengatur platform agar orang-orang bisa mengirim dan menerima pesan melalui mesin yang berbeda.

Akan tetapi, perjalanan sebenarnya digital marketing itu dimulai pada tahun 1990, karena pada tahun ini Archie search engine diciptakan sebagai indeks untuk file transfer protocol. Kemudian, dengan adanya pengembangan platform Web 1.0 ini juga menjadi pendorong digital marketing.

Pada tahun 1993, untuk pertama kalinya banner ads muncul ke publik, dan HotWired memanfaatkan banner ads sebagai advertisement. Setahun setelahnya mulai masuk lah teknologi digital marketplace.

Namun, perjalanan digital marketing selama beberapa tahun tersebut juga belum terlihat mulus dan baru pada tahun 2006 banyak orang yang mencoba digital marketing.

Di tahun ini juga mengawali dengan hadirnya social network yang membuat peluang bisnis terbuka lebar. Sehingga, company, bisnis, dan brand memanfaatkannya sebagai promosi produk dan jasa mereka.

Seberapa penting digital marketing untuk bisnis?

Setelah mengetahui perjalanan digital marketing, mungkin kamu bertanya seberapa pentingnya digital marketing dalam bisnis?

Jawabannya adalah sangat penting, saat ini banyak perusahaan atau company yang memiliki media sosial dan website untuk menjangkau konsumennya lebih luas melalui brand awareness. Penggunaan digital marketing juga lebih mudah, ketika dipraktekan di media sosial karena perusahaan bisa lebih kreatif dan lebih dekat dengan audiensnya.

Sehingga, hal ini juga menjadi sebuah keharusan yang wajib diikuti oleh semua company agar tidak tertinggal di belakang kompetitornya. Belum lagi pengguna internet yang masif juga menjadi nilai tambah untuk digital marketing.

Jenis-jenis Digital Marketing

Strategi pemasaran ini terbagi menjadi beberapa jenis, menurut laman MTarget ada 8 jenis digital marketing yang efektif digunakan untuk promosi produk dan jasa secara digital.

1. Email Marketing

Email marketing menjadi salah satu strategi digital marketing paling efektif dibandingkan channel lainnya, karena email marketing menjadi lebih personal dalam penggunaannya. Strategi Return on Investment (ROI) email marketing juga sangat tinggi mencapai angka 4200% dengan campaign yang dioptimalisasi secara baik.

2. Content Marketing

Membuat dan mendistribusikan konten terhadap audiens terkait keresahan mereka juga dapat memberikan solusi terkait masalah yang dihadapi oleh audiens. Content marketing biasanya akan diunggah di media sosial, blog, atau website perusahaan.

3. Search Engine Optimization (SEO)

Saat ini SEO menjadi salah satu strategi digital marketing yang banyak dimanfaatkan oleh company. Strategi ini digunakan untuk mencapai peringkat pertama dalam search engine Google. Biasanya penerapan SEO dilakukan di website atau page perusahaan. Dengan mencapai peringkat pertama juga bisa mendatangkan traffic yang banyak.

4. Social Media Marketing

Jenis digital marketing yang keempat adalah social media marketing yang di mana promosi produk, jasa, brand, atau pembuatan kontennya didistribusikan di media sosial. Konten yang yang dibuat juga biasanya konten yang relevan dengan brand atau audiensnya, guna membuat interaksi antara brand dan konsumen.

5. Paid Advertising

Promosi berbayar juga masuk ke dalam digital marketing, promosi berbayar ini baisanya dilakukan di media sosial, Google, atau Yahoo. Ada dua jenis promosi berbayar yaitu pay per click (PPC) dan juga cost per mile (CPM).

6. Instant Message Marketing (IMM)

Menggunakan IMM ini akan mengembangkan positive image dan hubungan menjadi baik kepada konsumen atau user, karena ketersedian mereka tersedia secara cepat. Hal ini juga bisa memberikan support terhadap user. IMM biasanya memanfaatkan aplikasi Whatsapp.

7. Affiliate Marketing

Affiliate marketing adalah strategi digital marketing dengan memanfaatkan content producers untuk bisa membuat konten asli yang menyisipkan produk atau jas sebuah brand. Biasanya content producers ini juga bergerak sebagai sales team yang akan membantu untuk mengiklankan produk dan jasa perusahaan.

8. Influencer Marketing

Jenis digital marketing yang terakhir adalah influencer marketing yang lebih menekankan terhadap influencer dengan power follower yang tinggi sehingga bisa meningkatkan sales juga. Contohnya adalah apabila influencer tersebut beauty vlogger, maka produk yang akan diiklankan adalah produk kecantikan.

Manfaat Digital Marketing

Ada banyak manfaat dari penerapan digital marketing ini di antara lain dapat membantu perusahaan untuk mencapai audiens lebih besar, anggaranya lebih murah dari marketing tradisional, sangat mudah diadaptasi, dapat membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan yang lebih besar.

Lalu, bagaimana cara perusahaan memulai digital marketing?

Pertama adalah menentukan tujuan dari digital marketing, menentukan budget dan target audiens sesuai channel yang akan digunakan, menggunakan free trial terlebih dahulu, dan kamu bisa membuat konten yang attractive dan engaging

Kamu juga bisa memulainya dengan membuat campaign email marketing sebagai digital marketing agar lebih dekat dengan audiens, pembuatan  campaign email marketing bisa melalui mtarget.co.

Disclosure: Artikel ini bekerja sama dengan MTARGET.

***

Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Panduan Lengkap Email Marketing Bagi Pemula

Di ranah digital, “Email Marketing” kerap didaulat sebagai kanal pemasaran yang dianggap cukup penting dalam memperoleh, melibatkan, dan mempertahankan pelanggan secara digital. Tak pelak, email marketing menjadi kanal yang diandalkan di era ini. Lalu bagaimana email marketing berfungsi dan bekerja pada sebuah bisnis? Kami akan membahasnya secara komprehensif di bawah ini tentang bagaimana persiapan bagi pemula menjalankan email marketing, dan hal-hal apa saja yang diperlukan oleh sebuah bisnis untuk menjangkau pelanggan mereka dengan lebih dekat dan personal? Berikut langkah-langkah panduan email marketing bagi pemula yang kami kutip dari MTarget – penyedia layanan marketing automation tool terkemuka di Indonesia.

Sejarah “Email Marketing”

Teknologi email sejatinya telah ada sejak 50 tahun yang lalu, atau tepatnya pada tahun 1970 yang dikembangkan oleh Ray Tomlinson. Satu dekade kemudian, email dengan jumlah penerima yang besar mulai diujicobakan pada tahun 1980, meski dengan teknologi informasi yang masih terbilang sederhana. Barulah pada tahun 1991, bertepatan dengan lahirnya teknologi internet, email menjadi bagian dasar dari sistem informasi berbasis web dalam urusan surat menyurat secara elektronik. Sekian dekade kemudian, diikuti dengan perkembangan teknologi informasi, penggunaan email melonjak pesat pada era 2010-an, seiring dengan adopsi teknologi internet di perangkat mobile yang kian pesat. Baru di tahun 2012, para marketer mulai melakukan segmentasi email list agar email yang dikirimkan tepat sasaran, dan setahun berikutnya, inovasi terhadap teknologi email automation diklaim mampu memberikan dampak pada conversion rate sebesar 50 persen.

Jenis-jenis “Email Marketing”

Sesuai perkembangan teknologi, email marketing pun turut berkembang yang akhirnya menelurkan berbagai macam jenis. Lalu, apa saja jenis email marketing yang efektif untuk mendukung pertumbuhan bisnis?

Key Performance Indicator (KPI) Email Marketing

Dalam mengelola email marketing tentu dibutuhkan pula pemahaman mengenai berbagai macam metrik yang bisa diukur untuk menentukan keberhasilan kampanye email marketing. Ada beberapa alasan mengapa memantau Key Performance Indicator (KPI) email marketing penting, salah satunya adalah untuk membantu melihat performa dari setiap pengiriman email yang dikirimkan, memilah strategi pengiriman mana yang harus diulang dan mana yang harus dibuang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebelum beranjak lebih jauh pada hal tersebut, berikut ini KPI email marketing yang perlu diperhatikan.

  • Deliverability Rate
    Deliverability rate adalah tingkat kemampuan untuk mengirimkan email dengan sukses ke inbox pelanggan.
  • Open Rate
    Open rate adalah indikasi bahwa email marketing yang dikirimkan telah dibuka oleh subscriber.
  • Click-Through-Rate (CTR)
    Click-Through-Rate (CTR) adalah persentase orang yang mengklik atau melakukan action tautan di email.
  • Unsubscribe Rate
    Unsubscribe rate adalah persentase orang yang mengklik tombol “unsubscribe” pada email yang dikirimkan.
  • Bounce Rate
    Bounce rate adalah persentase total email yang dikirim namun tidak terkirim ke penerima email.
  • Spam Rate
    Spam rate adalah persentase seseorang yang melaporkan atau menandai email yang dikirim sebagai spam.

Do’s & Don’ts dalam Email Marketing

Seperti diketahui sebelumnya, bahwa email marketing adalah channel marketing dengan memiliki performa pemasaran yang cukup diandalkan. Namun, sebelum terjun penuh ke sana, ada baiknya Anda menyimak beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam campaign email marketing Anda.

Perkembangan Email Marketing saat Ini

Setelah lebih dari 50 tahun, email berevolusi mengikuti perkembangan teknologi, dan personalisasi konten di tengah derasnya arus internet di masa ini. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi email telah mampu memfokuskan distribusinya terhadap pelanggan atau penerimanya. Di tahun 2021 lalu, tren personalisasi email diklaim dapat menembus filter “spam” yang ketat pada provider email populer seperti Google. Hal ini menandakan bahwa beberapa tahun terakhir dan tahun yang akan datang, email marketing akan lebih fokus kepada pendekatan dua arah. Pertama yakni membuat email dengan kualitas pesan yang lebih baik untuk audiens, disertai dengan personalisasi dan dikirimkan sesuai dengan segmentasi. Kedua, email marketing yang “mobile friendly” dianggap bakal terus jadi primadona di dunia digital marketing.  Sebuah studi bahkan mengatakan, 60 persen pengguna internet membuka email melalui perangkat smartphone mereka.

Berikut ini beberapa perkembangan yang perlu diketahui dalam email marketing:

  • Hyper Personalization
    Hyper-Personalization adalah strategi marketing via email yang sangat personal. Cakupannya lebih dalam dibandingkan pemasaran personal lainnya. Oleh karena itu, tingkat keberhasilannya dalam mengonversi pelanggan jauh lebih tinggi. Jika pemasaran personal lainnya hanya menggunakan pesan tentang penyebutan nama kontak dan promosi produk yang dibutuhkan, maka hyper-personalization ini lebih mendalam, misalnya bisa memasukkan data yang berkaitan dengan perilaku konsumen sebelumnya.
  • Penggunaan Artificial Intelligence (AI) ke dalam Email Marketing
    Penggunaan AI dalam email marketing menjadi tren di tahun 2020 hingga saat ini dan menjadi tren yang paling banyak dimanfaatkan oleh para marketer. Penggunaan AI dalam email marketing ini biasanya ditemukan pada fitur analytic yang bisa membantu untuk melakukan analisa performa campaign dengan auto generated yang dibantu oleh AI. Selain itu, penggunaan AI dalam email marketing dapat ditemukan pada fitur segmentasi, dengan begitu mengelompokkan pelanggan berdasarkan behaviour secara otomatis dapat dilakukan dengan mudah.
  • User-Generated Content (UGC)
    UGC adalah segala bentuk konten (teks, video, gambar, audio) yang dibuat oleh pengguna akhir barang atau jasa, bisa dibilang user-generated content ini adalah konten testimoni dari user pengguna. Sekitar 70% dari semua konsumen mendasarkan keputusan pembelian mereka pada ulasan dan penilaian dari pengguna lain. Oleh karena itu, ketika marketer memasukkan ini ke dalam email mereka, hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap produk atau layanan yang dipromosikan.
  • Interactive Email
    Interactive email adalah hal kunci dalam email marketing. Interactive email ini mampu meningkatkan interaksi dan engagement pelanggan pada email. Interaksi dalam email marketing dapat membantu bisnis atau brand untuk mendapatkan engagement dari audiens. Interaksi di dalam email ini bisa dimulai dengan membuat konten berupa polling, kuis singkat, dan CTA untuk melanjutkan berlangganan atau membaca pesan selengkapnya. Karena pada dasarnya, audiens ingin merasakan terlibat langsung dengan bisnis atau brand melalui berbagai channel yang digunakan untuk menjangkau mereka.
  • Mobile Friendly
    Email mobile friendly adalah email dibuat responsif untuk berbagai device dan browser yang digunakan oleh pengguna. Sebuah bisnis perlu menerapkan email yang mobile friendly karena menurut eMailmonday, pengguna email lebih sering membuka email mereka melalui ponsel, sehingga konten email perlu ditampilkan dengan benar di layar mereka. Jika pengguna kesulitan melihat promosi atau penawaran yang dikirim, mereka kemungkinan tidak akan menunggu sampai mereka tiba di rumah dan membuka email mereka melalui desktop. Selain itu, email marketing yang dioptimasi untuk mobile dapat meningkatkan open rate sebesar 50%.
  • Fokus Pada Privasi
    Ketika General Data Protection Regulation (GDPR) diluncurkan pada tahun 2018, dunia email marketing berubah, dan mereka masih belum sepenuhnya menyesuaikan diri dengan realitas baru. Kemudian, pada 2020 dan 2021 tepat ketika pandemi mulai mewabah di berbagai belahan dunia, berbagai bisnis dengan gencar mengirimkan pembaruan terkait bisnis mereka kepada pelanggan melalui email. Pelanggan dibanjiri oleh berbagai email setiap harinya, baik tentang pembaruan perusahaan, maupun email promosi. Karena hal tersebut, di tahun ini tren fokus pada privasi menjadi tren utama.
  • E-Billing
    E-Billing pada email erat kaitannya dengan Peraturan Pemerintah tentang “PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM” pada Bagian Kedua mengenai Penempatan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan atau Pusat Pemulihan Bencana, pasal 21 ayat 1 yang berbunyi: “Bank wajib menempatkan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan Pusat Pemulihan Bencana di wilayah Indonesia.” Sehingga dapat diartikan Bank diwajibkan memiliki pusat data yang berada di wilayah Indonesia.Kemudian berdasarkan pasal 21 ayat 2 yang berbunyi: “Bank hanya dapat menempatkan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan atau Pusat Pemulihan Bencana di luar wilayah Indonesia sepanjang mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.” Berdasarkan bunyi pasal tersebut, apabila Bank memiliki sistem di luar negeri, harus mendapatkan persetujuan dari OJK terlebih dahulu.Dan seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa dampak dari pandemi di berbagai dunia membuat berbagai bisnis perlu lebih waspada lagi akan segala hal yang mereka keluarkan pada publik. Salah satunya, dampak di Indonesia yaitu adaptasi teknologi di masyarakat diklaim terakselerasi sampai dengan 7 kali lipat. Hal ini tentunya mengubah kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi dan bertransaksi salah satunya pada proses jual beli.Dengan segala keterbatasan, melalui teknologi berbasis situs atau aplikasi memungkinkan masyarakat untuk dapat membeli segala kebutuhan tanpa perlu keluar rumah melalui transaksi elektronik. Namun, hanya sebagian kecil dari transaksi yang terjadi melalui bantuan internet ini dianggap sah dimata hukum yang diatur dalam UU ITE dan PP tentang “PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI”, yang mana hal ini diberlakukan untuk melindungi data transaksi penyedia layanan dan pelanggannya.Secara tidak langsung, email merupakan salah satu channel yang paling aman digunakan untuk transaksi online dan bukti pembayaran online atau e-billing, karena email merupakan salah satu channel marketing yang legal dan segala percakapan di dalamnya dapat dijadikan bukti sah di pengadilan ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

    Dan berdasarkan UU ITE nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pasal 1 angka 2 UU ITE mendefinisikan transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan atau media elektronik lainnya. Salah satu aktivitas yang dimaksud adalah bukti transaksi yang harus dan dapat dijadikan alat bukti yang sah.

Tantangan dalam Email Marketing

Sebelumnya telah dibahas bahwa beberapa tahun terakhir, penggunaan AI untuk segmentasi dan relevansi pesan menjadi tren yang banyak dibahas oleh para email marketer, karena menjadi tantangan sekaligus solusi sendiri untuk mempermudah proses campaign email marketing. Selain itu, ini dia beberapa tantangan dalam email marketing:

  • Frekuensi Pengiriman Email
    Menentukan frekuensi pengiriman email sangat diperlukan, karena hal ini erat kaitannya dengan segmentasi dan relevansi pelanggan. Sebuah brand tidak diperbolehkan mengirimkan campaign email dengan waktu yang berdekatan apalagi dikirim kepada audiens yang sama, karena hal tersebut akan berdampak pada performa pengiriman email mereka.
  • Subscriber Engagement
    Penerima email biasanya cukup responsif saat pertama kali berlangganan. Namun, setelah beberapa waktu, minat mereka mulai menurun karena beberapa alasan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk para email marketer, karena mereka perlu mencari tahu alasan penurunan minat subscriber yang akhirnya berdampak pada engagement email campaign. Kemudian, mereka juga memiliki tantangan untuk mengatasi hal tersebut agar tidak berlarut terlalu lama.
  • Meningkatkan Customer Acquisition
    Email marketing adalah channel retensi dan akuisisi pelanggan yang cukup efektif. Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para marketer, karena pada saat customer list bertumbuh, bisnis belum memiliki plan panjang terkait hal ini. Selain itu, Customer Acquisition Costs (CAC) juga terus meningkat selama lima tahun terakhir, dan akuisisi hanya mengacu pada mendapatkan pelanggan baru, tidak ada yang mengatakan mereka tidak akan churn.
  • Meningkatkan Retensi Pelanggan
    Dalam bisnis, revenue tidak didapatkan dari pelanggan baru, melainkan dari pelanggan lama. Oleh karena itu, penting untuk fokus pada retensi pelanggan dibandingkan dengan akuisisi pelanggan baru, meskipun akuisisi ini juga penting dilakukan. Selain itu, memperoleh customer baru dapat menghabiskan biaya lima kali lipat lebih besar dari mempertahankan yang sudah ada.

Demikian langkah-langkah yang perlu diperhatikan bagi pemula dalam mempersiapkan, sekaligus mengelola email marketing. Pantau terus kanal DScovery untuk tips dan trik lain seputar dunia teknologi.

Advertorial ini didukung oleh MTarget.

Istilah Kamus Email Marketing yang Wajib Kamu Ketahui

Salah satu bentuk strategi pemasaran yang digunakan saat ini adalah email marketing. Penggunaan email sebagai channel pemasaran dibandingkan lainnya adalah karena sifatnya lebih personal. Namun, sebelum menggunakan email marketing, kamu wajib paham tentang kamus email marketing.

Kamus email marketing adalah kumpulan glosarium atau istilah terkait email marketing yang dapat membantu kamu memahami penggunaan email.

Kamus Email Marketing

Dikutip dari MTARGET, berikut daftar istilah yang digunakan dalam email marketing:

1. Acceptable Spam Report Rate

Tingkat di mana Anda dapat dilaporkan sebagai SPAM tanpa merusak reputasi pengiriman Anda.

2. Acceptance Rate 

Persentase pesan email yang diterima oleh server email. Tidak semua email yang diterima oleh server akan masuk ke dalam inbox audience.

3. Blacklist 

Sesuai namanya, blacklist adalah daftar alamat IP spammer yang nantinya akan  menghambat pengiriman email.

4. Bounce Rate

Persentase pengiriman email yang tidak sampai. Ada dua jenis bounce, hard bounce dan soft bounce. Rasio bounce yang dapat diterima adalah kurang dari 5%.

5. CAN-SPAM

Berisi undang-undang yang menguraikan aturan untuk email komersial, menetapkan persyaratan untuk pesan komersial, memberikan hak kepada penerima email untuk membuat kamu berhenti mengirim email kepada mereka, dan menjabarkan konsekuensi atas pelanggaran UU.

6. Clicks per Delivered

Persentase jumlah klik dibagi dengan jumlah email yang dikirim ke kotak masuk audience.

7. Conversion Rate

Persentase penerima yang menanggapi CTA bisnis kamu dalam campaign atau promosi email.  Bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan campaign.

8. Double Opt-In

Metode yang disarankan untuk membuat daftar email, mengharuskan pelanggan untuk mengonfirmasi keikutsertaan mereka dengan mengklik CTA di email konfirmasi atau menanggapi email konfirmasi.

9. Email Campaign

Serangkaian email nurturing prospek yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran secara keseluruhan.

10. Email Filter 

Sesuai namanya, ini adalah teknik yang digunakan untuk memblokir email berdasarkan pengirim, baris subjek, atau konten email.

11. Email Sponsorships 

Membeli ruang iklan di newsletter atau mensponsori artikel. Sponsor akan membayar agar iklan mereka dimasukkan ke dalam badan email.

12. Hard Bounce

Pengiriman email yang gagal karena alasan permanen seperti alamat email yang tidak ada, tidak valid, atau diblokir.

13. HTML Email

Mengirim email HTML memungkinkan untuk berkreasi dengan desain email bisnis kamu.

14. Landing Page

Halaman pengambilan prospek di situs web bisnis kamu yang ditautkan dari email untuk memberikan informasi tambahan yang terkait langsung dengan produk atau layanan yang dipromosikan dalam ajakan bertindak untuk memberikan informasi tentang pengguna.

15. List Segmentation

Memilih audiens target yang relevan dengan pesan email. Hal ini bertujuan agar email marketing lebih tersegmentasi untuk meningkatkan respon yang tinggi.

16. Opt-In (Subscribe)

Metode yang dapat digunakan untuk menambah contact list dalam pemasaran.

17. Opt-Out (Unsubscribe)

Ketika pelanggan memilih untuk tidak menerima email dari kamu, dan meminta penghapusan dari daftar email bisnis kamu.

18. Personalization 

Personalisasi pada email marketing adalah mengubah cara orang dalam menerima dan merespons suatu email. Email ini tidak hanya sekadar menyapa nama pelanggan pada saat mengirimkan email, namun juga dengan mengingat identitas basic penerima email, seperti mengingat tanggal dalam momen penting, seperti tanggal ulang tahun.

19. Soft Bounce

Terjadi ketika email gagal terkirim disebabkan oleh masalah sementara, seperti inbox penerima penuh, server sedang down, email dianggap sebagai spam atau ukuran email yang terlalu besar.

20. Whitelist Email

Tanda bahwa sender email kamu telah disetujui oleh penerima email. Sehingga ketika kamu mengirimkan email, lalu subscriber memasukkan domain kamu ke dalam whitelist email. Maka email akan disetujui dan akan selalu masuk ke kotak pesan utama si penerima.

Nah, itu adalah 20 istilah dalam kamus email marketing. Akan tetapi, masih banyak istilah penggunaan email marketing yang bisa kamu pelajari di web MTARGET terkait Marketing 101: Kamus Email Marketing.

Disclosure: Artikel ini bekerja sama dengan MTARGET.

Penggunaan Email Marketing dalam Industri Keuangan

Untuk meningkatkan penjualan, sebuah perusahaan perlu mengenalkan produk kepada konsumen melalui strategi pemasaran dan strategi pemasaran yang sangat berguna di era teknologi adalah menggunakan strategi email marketing.

Penggunaan email marketing sebagai strategi pemasaran juga didasarkan oleh anggarannya yang murah dan juga bisa menjangkau target lebih besar, karena email lebih bersifat personal.

Namun, penggunaan email marketing tidak hanya dalam sebuah perusahaan bisnis saja. Industri keuangan juga perlu menggunakan email marketing. Simak artikel berikut untuk mengetahui alasan penggunaan email marketing dalam industri keuangan!

Mengapa Industri keuangan butuh email marketing?

Tahukah kamu bahwa di Indonesia ada Bank wajib memiliki pusat data yang berada di wilayah Indonesia dan hal ini juga menjadikan penggunaan email marketing sebagai alasan kepentingan untuk industri keuangan.

Hal ini  tercatat pada pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 38 /POJK.03/2016 mengenai “PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM,” pada Bagian Kedua mengenai Penempatan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan/atau Pusat Pemulihan Bencana, pasal 21 ayat 1 yang berbunyi: “Bank wajib menempatkan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan Pusat Pemulihan Bencana di wilayah Indonesia.” 

Tidak hanya itu, dilansir dari artikel MTARGET penggunaan email marketing juga sangat penting bagi perusahaan yang ingin bersaing di pasaran seperti perusahaan enterprise-level, tidak terkecuali industri perbankan.

Raih kepercayaan konsumen dengan email marketing

Email marketing sebagai bentuk strategi pendekatan terhadap pelanggan bisa diadopsi oleh industri keuangan yang ternyata menurut Deloitte US pada tahun 2016, perbankan menjadi salah satu industri yang belum bisa meraih kepercayaan konsumennya.

Sehingga, penggunaan email marketing bisa berguna untuk membangun ekuitas perbankan dan juga sebagai bentuk loyalitas untuk mendapatkan customer experience.

Adapun pemilihan email marketing yang disebut lebih efektif sebagai strategi pemasaran dibandingkan channel lainnya, karena promosi bank melalui email marketing sifatnya akan lebih personal dan juga bank tidak akan kehilangan lifetime value dan strengthening the relationship dari pelanggan.

Untuk mengetahui pembahasan lebih lanjut terkait penggunaan email marketing dalam industri keuangan, kamu bisa unduhWhite paper Email Marketing Industri Keuangan” yang disediakan oleh MTARGET di sini.

Disclosure: Artikel ini bekerja sama dengan MTARGET.

ROI Ala Strategi Email Marketing yang Lebih Menguntungkan

Menjalankan sebuah bisnis tentunya tidaklah mudah, apalagi bila menjalankannya saat pandemi. Selain, karena adanya batasan dalam melakukan pemasaran, banyak ide bisnis yang bermunculan yang akhirnya menambah persaingan. Maka dari itu, bagi Anda yang sedang membuka peluang bisnis saat pandemi harus memilih strategi marketing yang tepat.

Salah satu bentuk strategi marketing yang efisien dan juga memiliki anggaran yang murah adalah email marketing. Strategi email marketing adalah bentuk strategi pemasaran produk atau jasa yang mengandalkan pesan email sebagai pemasaran digital. Sebagai bentuk pemasaran digital, email marketing bisa menjadi salah satu strategi marketing di masa pandemi, selain anggarannya yang murah juga menurut artikel MTARGET, generasi milenial lebih suka mendapatkan promosi brand melalui email karena lebih bersifat profesional.

Bahkan, 90% bisnis yang mengadopsi strategi marketing ini berguna untuk meningkatkan penjualan, karena dengan menggunakan email marketing marketer bisa menjangkau konsumen lebih jauh dengan mengandalkan pendekatan personal. 

Tidak hanya meningkatkan penjualan, email marketing memiliki ROI yang tinggi

Selain biayanya yang murah, pemilihan email marketing sebagai channel pemasaran adalah karena bisa meningkatkan ROIApa itu ROI?

Return of investment atau biasa yang disingkat ROI adalah sebuah rasio untung dan rugi investasi yang dihasilkan oleh pemasaran digital. Berbeda dengan channel marketing lainnya, Direct Marketing Association (DMA) menyebutkan bila ROI email marketing menghasilkan return $40 untuk setiap $1 yang dibelanjakan. Bahkan, channel marketing lainnya tidak bisa menyentuh angka return ini.

B2B marketing juga mengatakan bahwa channel pemasaran yang berhasil meningkatkan revenue adalah email marketing dan faktanya juga 87% menggunakan channel ini untuk untuk meng-generate leads baru. Selain itu, MTARGET melalui artikel business report “The ROI of Personalized Marketingjuga menyebutkan bahwa email marketing bisa meningkatkan ROI hingga 3800% jika segmentasi dan personalisasi dilakukan secara tepat dan maksimal.

Namun untuk meningkatkan ROI pada email marketing perlu memaksimalkan beberapa variabel, yang pertama adalah persentase deliverability, di mana keberhasilan email yang diterima oleh audiens memiliki peran penting dalam menentukan apakah kampanye melalui email bisa terus dilakukan. Sebab, bila persentase deliverability-nya rendah, reputasi dari domain Anda akan mengalami penurunan dan berujung semua email promosi masuk ke dalam folder spam audiens. Selain deliverability, perusahaan juga perlu memperhatikan Click Through Rate (CTR), Open Rate, dan Interaction Rate.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Tasya Kania A. C.

Yopie Suryadi: Kegagalan Berikan Inspirasi Membangun Bisnis

Selama lima tahun terakhir Yopie Suryadi memimpin MTARGET yang merupakan startup SaaS yang fokus di otomasi pemasaran email. Meskipun kini mengklaim sudah berada dalam posisi yang aman, bahkan sudah profitable, Yopie sempat merasakan jatuh bangunnya membangun perusahaan. Demikian juga perjalanan kariernya, khususnya di industri teknologi, yang sudah ia jalani sejak tahun 2011.

Kepada DailySocial, Yopie menceritakan kegagalannya membangun startup dan depresi yang sempat mematahkan semangat dirinya untuk membangun kembali bisnis dari awal. Pun bagaimana kemudian ia bangkit dan bertahan hingga sekarang.

Berawal dari gadget

Hadirnya Yopie di industri diawali ketertarikannya dengan gadget dan perangkat teknologi terkini di awal tahun 2010-an. Meskipun saat itu proses jual-beli smartphone masih didominasi secara offline di lokasi tertentu, hal ini tidak mengurungkan niatnya menerima request pembelian dengan sistem pengantaran langsung ke rumah dan pembayaran dengan konsep Cash on Delivery (COD). Sayangnya effort yang dikeluarkan dianggap tidak setimpal hasilnya untuk menjadi suatu bisnis berkelanjutan.

Ia juga sempat membangun portal berita yang mengupas informasi seputar gadget bernama Gopego.com.

Lepas dari bisnis gadget, Yopie tertarik untuk fokus mengembangkan bisnis yang berbeda. Proyek selanjutnya adalah GDILab yang merupakan layanan analisis media sosial. Didirikan bersama Billy Boen, Jefri Dinomo dan Masas Dani pada bulan Desember 2013. Pada awal kemunculannya GDILab sudah menghasilkan beberapa deretan produk analitik, yakni Polaris (Facebook-Twitter Analytics), Iris (Instagram Analytics), dan juga GNEWS.

Di tahun 2015, GDILab melakukan spin off terhadap GNEWS untuk berdiri sendiri sebagai perusahaan. Selepas spin off tersebut, pada Mei 2016 Yopie dan Masas full exit untuk fokus di GNEWS sebagai CEO dan CTO. Billy Boen dan Jefri Dinomo tetap bertahan GDILab dan kini masing-masing menjadi CEO dan VP Product.

“Waktu itu kita masuk ke Social Media Analytics, ada satu fitur yang menurut saya bagus. Intinya adalah news aggregrator tapi berdasarkan siapa yang paling cepat, lebih awal dan siapa yang paling kredibel. Berbeda dengan agregator berita yang bisa saja berita hoax. [..] Akhirnya kita spin off itu, saya exit dari GDILab, kemudian membangun GNEWS,” kata Yopie.

Konsep awal sebagai platform pencarian berita berbasis media sosial, ternyata tidak dapat berjalan dengan baik. Pada tahun 2016, belum genap setahun berdiri, GNEWS terpaksa menghentikan operasional.

“Kita melihat waktu hanya dihabiskan untuk mengajak orang mengunduh aplikasi, menggunakan aplikasi dan sisanya mencari dana segar. Pada akhirnya karena adanya perbedaan visi dengan Co-founder lainnya dan shareholder, akhirnya GNEWS berhenti beroperasi,” kata Yopie.

Sempat mengalami rock bottom

Yopie Suryadi dan tim MTARGET / MTARGET

Penutupan GNEWS menyisakan kesedihan bagi Yopie. Kegagalan tersebut cukup memukul dirinya. Berkat dukungan sang istri, Yopie berupaya bangkit dari kegagalan dan menciptakan inovasi baru yang berbeda.

Ide yang menjadi perhatian Yopie adalah kurangnya channel distribusi konten saat ia membangun GNEWS. Peluang tersebut yang kemudian ia coba kembangkan. Melihat keberhasilan Mailchimp, layanan email marketing bernama Mail Target ( selanjutnya menjadi MTARGET) ia luncurkan.

“Yang saya lihat adalah sulit bagi platform seperti Mailchimp untuk bisa berkembang di Indonesia, karena karakteristik yang berbeda. Hanya platform lokal yang bisa menyediakan layanan yang ideal dan dibutuhkan oleh pengguna di Indonesia,” kata Yopie.

Untuk memberikan layanan yang berkualitas, Yopie menghabiskan waktu cukup lama mempelajari lebih mendalam apa itu SaaS dan bagaimana strategi layanan email marketing yang tepat untuk pengguna di Indonesia. Meskipun awalnya Yopie ingin menargetkan pasar UMKM, karena masih adanya tantangan edukasi dan pemahaman ia dan tim fokus ke segmen enterprise.

Ia mengatakan, “Waktu itu pemicu permasalahan yang saya hadapi adalah persoalan distribusi. Masih belum banyak masyarakat umum yang belum aware dengan email marketing. Padahal secara tidak langsung email sudah menjadi oksigen bagi kebanyakan masyarakat umum.”

“Saat itu memang terlihat kurang keren untuk mengembangkan platform SaaS email marketing dan ternyata hingga saat ini masih terlihat seperti itu. Setelah saya pelajari lebih mendalam, dari perjalanan karier Pendiri Mailchimp Ben Chestnut, [..] kesimpulan yang saya ambil adalah bisnis email marketing kebanyakan adalah self funded dan self sustained,” lanjutnya.

Meskipun mengklaim telah menemukan formula yang tepat, tidak berarti mereka sudah keluar dari masalah. Di awal pandemi MTARGET sempat mengalami pertumbuhan bisnis yang melambat. Menjelang pertengahan bulan April 2020, ketika bisnis mulai beradaptasi ke situasi pandemi, kondisi perusahaan pun berangsur pulih.

Menurutnya, pandemi telah mempercepat akselerasi digital, “meloncat” hingga tiga tahun. Mereka yang tadinya tidak terlalu berminat untuk mengadopsi teknologi, dipaksa untuk menggunakannya.

Yopie mengklaim hingga akhir tahun 2021 lalu perusahaan mengalami pertumbuhan positif dan telah memiliki profit.

Berkat dukungan tim dan keluarga, Yopie berhasil mengatasi tantangan saat pandemi. Sempat ditawarkan untuk bekerja di perusahaan lain, Yopie memilih tetap bersama dengan tim, membangun MTARGET yang lebih besar lagi. Keputusan tersebut, menurutnya, menjadi keputusan terbaik yang pernah ia ambil sebagai pendiri startup.

“Saya lebih memikirkan ketenangan atau kedamaian saat mengambil keputusan. Saya tidak ingin mengorbankan ketenangan tersebut dan menurut saya akan menjadi tidak worth it. Sejak saat itu saya mulai belajar untuk memahami non technical decision making,” kata Yopie.

Dukungan ke startup generasi baru

Meskipun telah berdiri sejak tahun 2017, MTARGET termasuk di jajaran startup yang tidak terlalu rutin menggalang dana. Tercatat hanya tiga kali putaran pendanaan yang diterima, termasuk dari Azure Ventures dan Prasetia Dwidharma.

Menurut Yopie, sebuah startup yang ingin tumbuh dengan baik dan profitable sebaiknya jangan terlalu fokus untuk selalu melakukan penggalangan dana. Hal itu menjadi mantra yang ia sampaikan ke startup generasi baru.

“Saat ini yang ingin saya lakukan adalah membantu startup generasi baru belajar dari kegagalan yang telah saya alami, dan pentingnya bagi mereka untuk memikirkan bagaimana mendapatkan profit sejak awal,” kata Yopie.

Cara Jitu Kelola Pelanggan Lewat Customer Relationship Management

Pelanggan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan bisnis. Untuk menjaga keloyalan mereka, perusahaan harus bisa memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan. Perusahaan dituntut dapat mengelola hubungan yang baik dengan pelanggan mereka. Pengelolaan hubungan ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan Customer Relationship Management atau Manajemen Hubungan Pelanggan. Tapi, apa itu Customer Relationship Management?

Customer Relationship Management (CRM) merupakan langkah yang dilakukan oleh perusahan untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan, meningkatkan pendapatan dan keuntungan, serta mengurangi pengeluaran. Strategi ini tidak hanya dilakukan untuk kepuasan pelanggan semata, namun untuk meningkatkan bisnis perusahaan. CRM dapat mengurangi biaya produksi serta bisa mendapatkan pendapatan secara optimal.

Selain itu, CRM juga memiliki manfaat lain seperti, mendorong loyalitas pelanggan dengan memanfaatkan informasi pelanggan mulai dari call center, website, hingga staf pemasaran, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional kerja karena mempu memberikan kemudahan dalam penawaran produk, yakni dengan memaksimalkan penggunaan berbagai macam channel yang ada.

Salah satu cara bentuk dari CRM yaitu menggunakan email marketing. Penggunaan email marketing ini bisa menjadi sebuah campaign sehingga marketer dapat menjangkau audiens lebih jauh dengan menitik beratkan pada kedekatan secara personal. Cara ini dapat dilakukan untuk menggaet audiens yang belum melakukan pembelian menjadi pembeli, dan pembeli bisa menjadi pelanggan. Penggunaan email marketing terbilang cukup efektif, sebab hampir 90 persen pelaku bisnis menggunakan email marketing untuk peningkatan penjualan. Return of Investment (ROI) juga bisa dicapai dengan maksimal.

Untuk bisnis B2B, email marketing terbilang efektif untuk digunakan dan terbukti dapat meningkatkan penjualan dibandingkan channel lainnya. Sebesar 87% B2B marketer menggunakan email marketing untuk men-generate leads baru, sementara 31% dari B2B marketer menyatakan bahwa email marketing adalah channel yang memberikan dampak terbesar pada peningkatan revenue.

Itulah penjelasan dari pertanyaan “Apa itu Customer Relationship Management?”. Penggunaan CRM dapat mengelola hubungan customer terasa menjadi lebih mudah dan dapat mewujudkan sistem manajemen yang dapat mengelola, serta melayani setiap kebutuhan customer yang terkait dengan produk dan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.