Bareksa Rilis Aplikasi Mobile dan Dukung Tokopedia Reksa Dana

Bareksa akhirnya ini merilis aplikasi mobile setelah cukup lama fokus mengembangkan versi desktop sejak pertama kali diluncurkan pada 2013. Cukup berbeda, UI/UX versi mobile terlihat lebih ramah, baik dari pemilihan ukuran huruf, ada proyeksi keuntungan, dan grafik NAB yang diilustrasikan dengan simpel.

Alur registrasi dan transaksinya pun juga dibuat lebih simpel dan mudah diisi, tanpa harus keluar dari ekosistem aplikasi. Ini dimaksudkan sebagai strategi mencegah churn rate yang rentan terjadi dalam bisnis aplikasi. UI/UX Bareksa dalam versi desktop cukup jauh berbeda karena terkesan cukup njelimet bagi orang awam.

“Kita sengaja desain lebih simpel agar pengguna baru tidak merasa terintimidasi. Ada filter yang bisa disesuaikan untuk pencarian. Flow untuk register pun dibuat sangat singkat sampai tiga step saja,” terang Presiden Direktur Bareksa Ady F. Pangerang kepada DailySocial, Kamis (22/2).

Dengan tampilan yang lebih user friendly, sambung Ady, secara perlahan-lahan mampu mendongkrak nasabah baru. Diklaim Bareksa mendapat 200 nasabah baru setiap harinya. Ady pun menargetkan sampai akhir tahun ini dapat menggaet sekitar 500 ribu nasabah.

Cari solusi pembayaran

Sementara ini soal pembayaran di Bareksa masih “kurang digital” karena nasabah harus transfer ke rekening bank kustodian dan mengirimkan buktinya lewat email atau WhatsApp. Ady mengaku masalah ini jadi salah satu alasan nasabah, terutama dari kalangan millennial, agak enggan untuk membeli reksa dana.

Untuk itu, pihaknya sedang berdiskusi dengan OJK mencari solusinya namun tidak menyalahi aturan. Salah satu opsi yang ditawarkan Bareksa ke OJK adalah menghadirkan fitur payment gateway, sehingga pembayarannya cukup dengan menggunakan virtual account (VA).

“Untuk solusi pembayaran, kami masih cari solusi karena sistem reksa dana ini agak ribet dibandingkan [layanan] e-commerce karena harus lewat bank kustodian. Masih kita didiskusikan dengan OJK karena ini berkaitan dengan regulasi.”

Tambah rekanan dengan Tokopedia

Tak hanya dengan Bukalapak, kini Bareksa juga resmi bermitra dengan Tokopedia untuk menghadirkan produk reksa dana.

Yang berbeda dengan kerja sama dengan Bukalapak, semangat Tokopedia adalah memanfaatkan dana yang mengendap di TokoCash dapat dialihkan secara otomatis (auto switch) ke reksa dana. Para pengguna dapat merasakan imbal hasil yang diberikan reksa dana, sekaligus dapat mencairkannya secara langsung untuk membayar transaksi di sana (auto redemption). Fitur tersebut belum ada dalam BukaReksa.

“Tokopedia punya filosofi yang beda. Mereka ingin mengoptimasi idle cash di TokoCash untuk diinvestasikan ke reksa dana dengan mudah, namun bisa dicairkan dengan mudah pula saat ingin dipakai [dananya],” kata Ady.

Hal ini berbeda dengan BukaReksa yang semangat awalnya adalah menjadi marketplace reksa dana. Di dalamnya terdapat berbagai produk reksa dana terkurasi yang bisa dipilih para penggunanya.

Bukalapak juga menggandeng CIMB Principal Asset Management untuk menghadirkan produk sendiri, CIMB-PRINCIPAL Bukareksa Pasar Uang. Langkah tersebut tidak ambil Tokopedia sebagai diferensiasinya. Tokopedia baru bekerja sama dengan Syailendra Capital untuk produk reksa dana pasar uang Syailendra Dana Cash.

Untuk model bisnisnya, Bareksa mendapat management fee dari setiap transaksi dalam Tokopedia. Cara berinvestasi di Tokopedia cukup simpel, pengguna hanya cukup menyiapkan foto KTP saja. Nominal investasinya minimal Rp10 ribu.

Ady mengungkapkan pihaknya menargetkan dapat menggaet tambahan sekitar dua pemain e-commerce lainnya untuk menjadi mitra.

“Ini kerja samanya [dengan Tokopedia] tidak eksklusif, kami ingin demokratisasi pasar dengan membuka akses pasar modal ke siapa pun sebanyak mungkin. Sebagai APERD, kami dimungkinkan untuk buka gerai [penjualan] lebih banyak lagi,” pungkas Ady.

Kresna Asset Management Kini Jual Produk Reksadana Lewat Platform Supermarket Reksadana

Perusahaan manajer investasi Kresna Asset Management (KAM), anak usaha dari Kresna Graha Investama, menggandeng platform online Supermarketreksadana.com (SMARD) sebagai langkah ekspansi memperluas kanal distribusi di jalur online.

Supermarket Reksadana adalah perusahaan fintech yang sudah memiliki izin Agen Penjualan Reksa Dana (APERD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berdiri sejak 2015.

KAM akan menjual empat produk reksadana open end lewat SMARD. Keempat produk itu adalah Kresna Indeks 45, Kresna Flexima, Mrs Bond Kresna, dan Mrs Cash Kresna. Perusahaan memiliki delapan produk reksadana, empat diantaranya adalah reksadana open end dan sisanya bersifat eksklusif.

Head of Strategic Partnership KAM Rully Rizkiansah mengatakan melalui kerjasama ini, perusahaan yakin dapat memperluas jaringan distribusi penjualan produk unik dengan membuka seluruh kanal distribusi kepada setiap unit bisnis.

“Memberikan pelayanan penuh kepada seluruh masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen reksadana guna mencapai impian masa depan nasabah,” katanya, Kamis (16/11).

Pendiri dan Presiden Direktur SMARD Jason Indarto menambahkan pihaknya yakin kolaborasi ini akan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para investor reksadana di Indonesia.

“Kami ingin mengedukasi masyarakat mengenai investasi khususnya mengenai reksadana, lewat platform online yang mudah dan transparan. Kami percaya bahwa investasi harus mudah dan nyaman. Melalui kolaborasi dengan KAM, kami akan memberikan pelayanan yang lebih baik bagi para investor di Indonesia,” pungkas Jason.

Aplikasi Investasi Reksa Dana Moinves Bermitra dengan CekAja

Aplikasi investasi reksa dana yang dimiliki PT Mandiri Manajemen Investasi, Moinves, meresmikan kerja samanya dengan marketplace finansial CekAja. Layanan Moinves sendiri diluncurkan pada bulan September 2016 dan menargetkan berbagai kalangan sebagai target pasarnya.

Sebagai langkah awal, kolaborasi Moinves dan CekAja akan menghadirkan fitur profiling system interaktif, berupa beberapa pertanyaan untuk pengguna yang ingin mengetahui lebih detil tentang reksa dana, bagaimana caranya berinvestasi, dan tipe investor. Informasi tersebut akan digunakan Mandiri Investasi dan CekAja.

“Kerja sama ini merupakan upaya dari Moinves untuk memperluas kegiatan promosi di tanah air. Kami harapkan selain bisa mendukung Moinves di CekAja, bisa menambah customer base dan mencari pasar baru untuk bisa mengenal lebih jauh tentang Moinves,” kata Head of Product Development & Management PT Mandiri Manajemen Investasi Ari Adil.

Saat ini Moinves telah memiliki 3 ribu pengguna aktif dan telah mendapatkan persetujuan dari OJK. Melalui platform yang sepenuhnya memanfaatkan aplikasi mobile, Moinves memberikan kesempatan kepada pengguna untuk melakukan transaksi reksa dana secara online.

Terdapat 4 fokus utama yang bakal dihadirkan Moinves kepada pengguna, yaitu pengenalan risiko, pengenalan dan edukasi tentang reksa dana, pengalaman melakukan transaksi reksa dana melalui aplikasi, dan laporan rutin yang bisa diakses melalui aplikasi Moinves. Dana awal yang disyaratkan minimal Rp. 500 ribu.

Melengkapi layanan finansial “toko online” CekAja

Dalam kesempatan yang sama, Co-founder dan CEO C88 Financial Technologies Group, induk perusahaan CekAja, JP Ellis mengungkapkan kerja sama strategis ini pada akhirnya telah melengkapi semua layanan yang tersedia di CekAja.

Sebelum kesepakatan diresmikan, CekAja telah melakukan survei kepada pengguna CekAja, yang saat ini telah berjumlah 20 juta orang, terkait kesiapan mereka untuk berinvestasi. Hasil yang dikumpulkan adalah sebanyak 35% pengguna telah siap untuk berinvestasi. Soal komisi yang bakal diperoleh CekAja dari kerja sama ini, Ellis enggan mengungkapkan.

“Nantinya melalui fitur profiling semua pengguna bisa mengetahui dengan jelas, seperti apa resiko mereka dan menyesuaikan investasi yang sesuai lengkap dengan pilihan batas waktu yang diinginkan. Semua bisa dilihat di CekAja,” kata Ellis.

Baru-baru ini CekAja telah membuka layanan di 8 kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Denpasar, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, Sidoarjo dan Palembang. Ekspansi di luar kota Jakarta merupakan salah satu fokus CekAja tahun ini.

“Salah satu tantangan terbesar untuk selanjutnya adalah bagaimana membuat layanan kami menjadi pintu keterbukaan informasi serta akses bagi seluruh masyarakat Indonesia terhadap produk finansial (financial inclusion), bukan hanya bagi masyarakat di kota besar tapi juga di seluruh pelosok Indonesia,” kata Ellis.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

DompetSehat dan Manulife Asset Management Berkolaborasi untuk Perluas Kesadaran Investasi Reksa Dana

Pengembang aplikasi finansial personal dengan layanan analisis dan otomatisasi DompetSehat menjalin kemitraan khusus dengan Manulife Asset Management Indonesia (MAMI). Kerja sama menyepakati kedua belah pihak untuk saling membuka API untuk memaksimalkan penetrasi pengguna. Hal ini memungkinkan pengguna DompetSehat membuka layanan reksa dana Manulife melalui sistem yang dimiliki. Menjadi sebuah babak baru dalam startup fintech, karena ini menjadi sebuah kerja sama pemula antara startup dengan perusahaan finansial incumbent.

Menurut paparan Founder dan CEO DompetSehat Ibnu Hajar Ulinnuha, penetrasi pengguna reksa dana di Indonesia masih tergolong sangat kecil. Selama 20 tahun industri berkibar, baru ada sekitar 400 ribu rekening reksadana di masyarakat. Dengan visi-misi yang sama, keduanya sepakat untuk meningkatkan investasi model reksa dana dengan pendekatan digital.

DompetSehat merupakan aplikasi yang memberikan rekomendasi keuangan, termasuk ketika pengguna menginginkan untuk memiliki sesuatu. Salah satunya kebutuhan investasi. Melalui DompetSehat, pengguna yang menginginkan kepemilikan investasi akan diberikan rekomendasi, besaran uang yang harus disisihkan selama sebulan, hingga besaran investasi yang disarankan. Ketika memilih investasi reksadana, pengguna akan dihubungkan kepada produk yang dimiliki Manulife.

Melalui aplikasi DompetSehat, pengguna juga dapat melakukan monitoring jumlah saldo dan transaksi reksadana yang telah dimiliki secara otomatis. Aplikasi DompetSehat juga mampu terhubung dengan berbagai layanan keuangan, termasuk mencatat pengeluaran dan pemasukan langsung dari sistem bank.

Target kerja sama ini adalah di tahun ini setidaknya mampu menjaring 100 ribu pengguna baru. Tantangannya pada edukasi dan pemasaran produk yang tepat di kalangan masyarakat. Hasil survei MAMI di tahun 2016 mengenai tingkat persepsi masyarakat terhadap investasi menyebutkan sebanyak 66% mengatakan bahwa mereka tahu mengenai investasi, sementara sisanya menjawab tidak tahu.

Dari sisi DompetSehat, selain memperluas cakupan layanan, Ibnu menyampaikan kerja sama ini diharapkan mampu menjadi media penyebaran informasi tentang DompetSehat, terutama melalui kanal MAMI. Saat ini (per akhir tahun 2016) pengguna DompetSehat sudah berada di angka 10 ribu pengguna aktif.

Versi beta aplikasi DompetSehat-GO

DompetSehat sebelumnya pernah mengumumkan pengembangan aplikasi baru DompetSehat-GO yang didesain untuk mendukung profesi perencana keuangan, analis kredit, konsultan pajak, dan agen asuransi memberikan pelayanan. Saat ini aplikasi sedang disiapkan dalam tahap beta. Pihak DompetSehat masih menggencarkan potensi partnership dengan calon agen yang akan mengisi aplikasi tersebut.

DompetSehat-GO didesain untuk mengakomodasi konsultasi dari berbagai profesi. Dengan menghadirkan user experience ala media sosial, layanan ini diharapkan mampu menumbuhkan ekosistem jasa keuangan terpadu berbentuk aplikasi.

“Saya cukup optimis dengan fintech di Indonesia. Sementara saat ini yang sudah menunjukkan potensi besar adalah lending. DompetSehat posisinya ada di tengah di antara pemain yang lain … saat ini DompetSehat terus memperluas kemitraan, selain dengan para perencana finansial, kini juga tengah menjajaki kemitraan yang lebih luas dengan perbankan,” pungkas Ibnu.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak dan Bareksa Resmikan Peluncuran BukaReksa

Hari ini, (19/1) Bukalapak dan Bareksa meresmikan peluncuran BukaReksa untuk menyasar pengguna Bukalapak yang kini jumlahnya mencapai 11,2 juta orang. Produk reksa dana ini dijamin oleh Bareksa adalah produk investasi yang diatur dan diawasi oleh OJK, baik dari agen penjual reksa dana maupun perusahaan pembuat produk reksa dana.

Ketua Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan produk ini merupakan inovasi yang baik dan berjalan searah dengan upaya regulator untuk terus meningkatkan kedalaman pasar modal di Indonesia. Menurut dia, kunci terpenting dalam meningkatkan jumlah investor adalah membuat terobosan inovasi dan sosialisasi yang masif.

Dalam hal ini kaitannya bagaimana membuat kerja sama dengan antar perusahaan untuk kemudahan akses saat membeli reksa dana. “Hari ini menjadi penting bagi perkembangan pasar modal bisa dapat lebih berkembang. Kami berharap bakal ada kerja sama berikutnya yang bisa dilakukan agar akses masyarakat untuk membeli reksa dana kian mudah,” ujarnya, Kamis (19/1).

Menurut data OJK, sepanjang tahun lalu total dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksa dana sebesar Rp338,6 triliun. Bila dibandingkan dengan nilai produk domestik bruto (PDB) di 2015 sebesar 11.540,8 triliun, nilai ini hanya sekitar 2,93% saja. Sementara, dari jumlah investor reksa dana di Indonesia juga masih sedikit, per 26 Agustus 2016 jumlahnya tercatat sebesar 340.869 orang, atau hanya sekitar 0,13% dari total populasi.

BukaReksa adalah instrumen investasi reksa dana berjenis pasar uang yang sengaja dibuat oleh PT CIMB-Principal Asset Management sebagai manajer investasi. Perusahaan akan menempatkan dana investasi dengan porsi di deposito sebesar 45%-50%, kas 5%-10%, dan obligasi 40%-50%.

Untuk mengakses fitur BukaReksa, calon investor hanya diharuskan memiliki akun Bukalapak dan memiliki saldo di BukaDompet dengan minimal investasi Rp 10 ribu. Pengguna bisa mengakses fitur BukaReksa di halaman BukaDompet atau menu MyLapak. Sebelum membeli reksa dana, pengguna harus melakukan pengisian formulir lalu mendapatkan notifikasi bahwa pembukaan rekening telah disetujui.

Untuk pembelian reksa dana, prosesnya hanya memakan waktu satu hari kerja. Sementara ini, BukaReksa baru bisa diakses lewat situs desktop Bukalapak saja. Diharapkan dalam waktu dekat pengguna sudah bisa mengaksesnya lewat aplikasi Bukalapak dengan tampilan yang lebih user friendly.

“Fitur BukaReksa sudah tayang di situs Bukalapak sejak kurang lebih dua minggu lalu. Responsnya positif, sudah menjaring lebih dari 6 ribu investor dengan dana kelolaan di bawah Rp10 miliar. Ke depannya kami akan sempurnakan tampilan sehingga bisa diakses melalui mobile web dan aplikasi,” terang Co-founder dan CFO Bukalapak Fajrin Rasyid.

Bagi Bukalapak, peluncuran fitur ini menjadi salah satu diversifikasi bisnis perusahaan di luar marketplace dengan menyasar layanan jasa keuangan (fintech). Sekaligus meningkatkan utilisasi fitur BukaDompet sebagai layanan dompet elektronik yang disediakan Bukalapak untuk menyimpan dana hasil penjualan dan dana hasil pengembalian transaksi.

Sejauh ini Bukalapak sudah memiliki beberapa layanan fintech lainnya, seperti BukaModal. BukaModal memungkinkan pelapak (istilah penjual di Bukalapak) untuk mendapatkan pinjaman modal dari Bank BTPN dan Modalku. Fitur ini khusus untuk pelapak yang sudah berjualan lebih dari enam bulan.

“Diversifikasi bisnis wajar untuk dilakukan, akan tetapi saat ini bisnis marketplace tetap jadi yang kontribusi bisnis terbesar di Bukalapak.”

Segera siapkan produk baru lainnya

Dalam satu bulan mendatang, Bukalapak akan terus memantau perkembangan BukaReksa dengan melakukan banyak penyempurnaan agar makin dapat menarik pengguna baru. Selain itu, Fajrin memastikan pihaknya terbuka untuk meluncurkan produk reksa dana lainnya dalam waktu mendekat.

“Kami lihat dulu progress BukaReksa. Tidak menutup kemungkinan kami akan luncurkan produk reksa dana lainnya dalam waktu mendekat, sudah ada diskusi dengan beberapa manajer investasi.”

Bareksa sebagai pemegang lisensi APRD juga akan terus menggandeng beberapa perusahaan teknologi untuk menjadi gerai perpanjangan tangan dalam penjualan instrumen reksa dana.

Co-founder dan Chairman Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan pihaknya akan terus menambah kerja sama dengan perusahaan teknologi lainnya. Saat ini masih dalam tahap diskusi, sehingga belum bisa diungkap identitas perusahaannya.

Karaniya bilang perusahaan akan menangkap seluruh peluang kerja sama mulai dari perusahaan e-commerce, dompet elektronik, dan travel agent online (OTA). “Kami buka semua peluang agar akses membeli reksa dana jadi makin mudah,” pungkasnya.

OJK Konfirmasi BukaReksa Tidak Salahi Aturan (UPDATED)

Teknologi yang tidak mengenai batasan wilayah membuatnya jadi abu-abu saat menentukan apakah aturan mainnya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dibandingkan industri lainnya, industri finansial termasuk yang paling ketat aturannya. Terkait hal ini, DailySocial berusaha memastikan kerja sama antara Bukalapak dan Bareksa dalam meluncurkan BukaReksa. Apakah langkah ini menyalahi Bareksa sebagai pemegang lisensi APRD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) dan Bukalapak sebagai pihak penjual efek reksa dana? Jawabannya ternyata tidak.

Hal ini diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida. Dia mengatakan POJK Nomor 39/POJK.04/2014, tepatnya di Pasal 33, menyebutkan dalam melakukan penjualan efek reksa dana, agen APRD dapat membuka gerai penjualan dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak lain yang memiliki jaringan lebih luas dalam kegiatan usahanya.

“APRD bisa bekerja sama dengan gerai-gerai untuk memperpanjang tangannya. Untuk [Bareksa dan Bukalapak] ada aturan yang memperbolehkan gerai-gerai itu jadi penjual. Tapi kontrak dan tanggung jawab terhadap penjualan itu tetap di APRD,” terang Nurhaida kepada DailySocial.

Pernyataan Nurhaida sejalan dengan jawaban perwakilan Bukalapak dan Bareksa. Pihak Bukalapak memastikan perusahaan adalah mitra Bareksa yang memiliki lisensi APRD resmi dari OJK. Produk BukaReksa yang menjual reksa dana ke publik adalah produk investasi yang diatur dan diawasi oleh OJK.

“Bukalapak sebagai salah satu perusahaan terdepan, sangat patuh terhadap aturan dan hukum yang berlaku. Kami menjunjung tinggi peraturan yang ada,” ungkap pihak Bukalapak dalam pernyataan resminya.

Bareksa juga mengeluarkan suaranya. Co-founder dan Chairman Bareksa Karaniya Dharmasaputra kepada DailySocial memastikan BukaReksa tidak menyalahi aturan yang diberlakukan oleh OJK. Platform BukaReksa tetap terhubung dengan engine Bareksa untuk proses know your customer (KYC) nasabah sebelum membeli produk reksa dana.

“Ini tidak melanggar aturan, kami sudah lapor ke OJK. Mereka dukung karena ini ‘kan bagian dari edukasi dan perluasan jalur pemasaran. Kami memang lebih memilih kolaborasi dengan perusahaan teknologi agar lebih pas dan cepat,” terangnya.

Karaniya menjelaskan BukaReksa adalah hasil kerja sama antara Bukalapak dan Bareksa dengan menunjuk CIMB Principal Asset Management untuk membuat produk Reksa Dana CIMB-Principal Bukareksa Pasar Uang.

BukaReksa dikhususkan untuk menyasar semua pengguna Bukalapak, baik itu pembeli maupun merchant yang sudah memiliki akun di Bukalapak dan saldo di BukaDompet.

“Ide awalnya ingin buat produk khusus untuk kerja sama dengan Bukalapak. Sebab, untuk jadi nasabah reksa dana butuh proses 2-3 hari karena ada proses di bank kustodian. Untuk layani nasabah Bukalapak yang merupakan merchant kan mereka butuh likuiditas, jadi kita bikin produk khusus dengan CIMB sehingga kita targetkan prosesnya jadi lebih cepat maksimal satu hari setelah transaksi.”

Nantinya, BukaReksa akan tersedia di berbagai platform yang dimiliki Bukalapak mulai dari situs website, aplikasi, hingga situs mobile. Dalam dashboard pengguna Bukalapak, akan ada button untuk investasi reksa dana di BukaReksa.

“Sekarang sudah final testing, semoga bisa luncur beberapa minggu ke depan.”

Sebelumnya, Bareksa juga sudah meresmikan kerja samanya dengan DOKU untuk menjual produk reksa dana kepada pengguna DOKU yang jumlahnya diklaim mencapai 1,3 juta orang.

Baik kerja sama antara Bareksa dengan Bukalapak maupun DOKU sasarannya sama, yakni pengguna masing-masing platform tersebut, termasuk merchant penjual di Bukalapak.

Adapun jumlah nasabah Bareksa kini sudah mendekati angka 7 ribu orang sejak pertama kali diluncurkan pada Januari 2015 silam. Total dana yang diinvestasikan lewat platform Bareksa sudah lebih dari Rp 80 miliar.

Sepanjang tahun ini, Bareksa akan kembali menggelar kerja sama lainnya dengan layanan e-commerce dan fintech.

“Namanya belum bisa kami disclose,” ujar Karaniya.

Terinspirasi dari Yuebao

Karaniya mengungkapkan kerja sama ini terjalin akibat terinspirasi dari Yuebao, sebuah produk reksa dana yang dikelola produk keuangan Alibaba, Alipay, yang diluncurkan sejak Juni 2013 silam.

Pada saat itu nilai imbal hasil (yield) yang ditawarkan Yuebao kepada nasabahnya mencapai 4%. Bahkan, angkanya pernah menembus hingga 6,76% per tahun pada awal 2014. Nasabah Yuebao hingga kini diklaim sebagai salah satu terbesar di dunia dengan total 260 juta nasabah.

“Kami terinspirasinya dari sana [Yuebao]. Bahkan, sekarang dia sudah bisa jadi perusahaan manajemen investasi. Insya Allah ke depannya [BukaReksa] bisa mengarah ke sana.”

Yang terpenting, sambungnya, hadirnya BukaReksa bisa menjadi lahan edukasi untuk merchant Bukalapak agar dapat beralih menggunakan reksa dana sebagai lahan investasi jangka pendek, ketimbang menyimpan uangnya di tabungan sederhana di bank.

BukaLapak Siapkan Marketplace Produk Reksa Dana Melalui BukaReksa

BukaLapak mulai perluas segmentasi bisnis ke komoditas produk yang berbeda. Kali ini pihaknya mulai menginisiasi BukaReksa, sebuah layanan yang menyediakan produk reksa dana bagi member-nya untuk berinvestasi. Layanan ini rencananya baru akan dirilis resmi pada minggu ke-3 bulan Januari ini. Untuk inisiatif ini, BukaLapak bekerja sama dengan portal keuangan Bareksa.

Bareksa telah menyediakan sebuah layanan online marketplace untuk reksa dana sejak awal tahun 2015 lalu. Bareksa juga menjadi salah satu penyedia platform di pasar modal yang telah mendapatkan lisensi resmi sebagai sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APRD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)untuk menjual reksa dana secara langsung kepada nasabah.

Memasyarakatkan investasi reksa dana untuk masyarakat umum

Di microsite BukaReksa terdapat beberapa keterangan yang memaparkan beberapa layanan yang ingin disuguhkan BukaLapak untuk produk reksa dana. Pihaknya mematok dana minimal investasi Rp 10.000,- untuk penggunanya, sesuai dengan nominal yang tertera pada angka minimum pembelian awal di CIMB-Principal BukaReksa Pasar Uang.

Prosesnya (transaksi) pun mengadopsi experience pengguna (marketplace) ala Bukalapak, termasuk dengan jenis akun yang sama. Hanya saja, khusus untuk produk ini, pengguna harus memasukkan informasi lebih mendetil dan perlu mendapatkan konfirmasi sebelum memulai transaksi. Pihaknya juga menjanjikan pengelolaan produk reksa dana oleh Manajer Investasi profesional dengan target pengembalian optimal.

Hal ini menjadi indikasi awal BukaLapak berusaha menghasilkan kanal investasi reksa dana untuk masyarakat umum dengan proses yang lebih terjangkau. Konsep ini menyasar pengguna dengan pemahaman minim terhadap investasi di pasar modal.

Terkait posisi BukaLapak sebagai rekanan penjual reksa dana kami belum bisa mendapat informasi lebih jauh. Pihak BukaLapak belum berkenan memberikan informasi detil seputar portofolio terbarunya hingga peluncuran dalam waktu dekat. Posisi BukaLapak dan legalitasnya menjadi penting diketahui mengingat jual beli reksa dana memiliki tingkat aturan dan perizinan yang cukup ketat dari otoritas, dalam hal ini OJK.

Mencari Solusi Pembelian Reksa Dana Secara Online

Strategi ‘menjemput bola’ nampaknya mulai dilancarkan oleh bank hingga perusahaan yang mengelola portofolio investasi berupa reksa dana. Salah satu inovasi yang kemudian mulai diperkenalkan adalah situs pembelian reksa dana yang diluncurkan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dan situs serta aplikasi mobile milik PT Mandiri Manajemen Investasi, anak usaha Bank Mandiri.

Reksa dana masih merupakan salah satu produk finansial yang cukup ‘asing’ bagi masyarakat umum. Hanya kalangan tertentu saja yang kemudian secara aktif melakukan pembelian reksa dana secara rutin. Hal tersebut diakui oleh Iman Rochmani, Director of Strategic Planning PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

“Permasalahan utama yang menghambat pertumbuhan reksa dana di Indonesia adalah edukasi. Untuk meningkatkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia, di tahun 2015 lalu, MAMI telah melakukan 2.824 aktivitas edukasi finansial bagi beragam lapisan masyarakat. Sebagai hasilnya, MAMI mendapatkan kepercayaan dari 13.523 investor baru di tahun 2015,” kata Iman kepada DailySocial.

Hal lain yang kemudian menjadi permasalahan di kalangan masyarakat adalah aksesibilitas. Kesulitan untuk mendapatkan informasi, rekomendasi, hingga pembelian reksa dana menjadi isu yang terus membelit

Dengan alasan itulah akhirnya PT Manulife Aset Manajemen Indonesia dan PT. Mandiri Manajemen Investasi mencoba mempermudah proses dan memberikan transparansi kepada pengguna terkait reksa dana dengan solusi digital.

“Dengan kondisi market yang sangat cepat berevolusi secara digital mengikuti perkembangan teknologi, Industi fintech juga melihat banyak peningkatan di berbagai layanan keuangan. Oleh karena itu, PT. Mandiri Manajemen Investasi mengambil langkah ke arah digital dengan mengembangkan aplikasi mobile yang disebut Moinves yang memberikan pengguna untuk mendapatkan end-to-end online investing experience yang mudah, cepat dan transparan,” kata Head of Corsec & Business Support Mandiri Manajemen Investasi Mauldy R Makmur kepada DailySocial.

klikKMAMI dan Moinves

Dengan mengusung nama klikMAMI, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ingin menjadi online transaction platform pertama di Indonesia. klikMAMI tidak menerapkan proses tanda tangan investor di atas formulir pembukaan maupun pembelian reksa dana di tempat. Proses KYC (Know Your Client) dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku pada reksa dana yang dijual melalui sistem online.

“Dengan klikMAMI, berinvestasi di reksa dana tidak hanya terjangkau, tetapi juga mudah prosesnya. Investasi di reksa dana bisa dilakukan kapan pun dan dari mana pun,” kata Iman.

Di klikMAMI, para calon investor dapat mengisi formulir pembukaan reksa dana dan melakukan transaksi pembelian reksa dana (subscription). Sementara bagi para investor, mereka dapat memonitor perkembangan investasinya (monitoring), melakukan penambahan dana investasi (top up), memindahkan investasinya dari satu reksa dana ke reksa dana lainnya (switching), maupun melakukan transaksi pencairan dana investasi (redemption).

Hingga saat ini, MAMI sudah mendapatkan lebih dari 2 ribu investor yang terdaftar melalui klikMAMI. Kebanyakan investor tersebut berasal kota-kota besar, di antaranya Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta, Makassar, Banjarmasin, Semarang, dan Bali.

“MAMI masih terus melakukan beragam kegiatan kampanye pemasaran klikMAMI ke semua lapisan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, baik melalui jalur online maupun konvensional, dengan menggelar road show ke beberapa kota,” kata Iman.

Sementara itu Mandiri Sekuritas menghadirkan aplikasi Moinves untuk memudahkan pengguna mengakses reksa dana melalui aplikasi mobile. Aplikasi Moinves ini secara resmi diluncurkan pada 1 September 2016 lalu dan saat ini baru tersedia di platform Android. Untuk platform iOS rencananya akan diluncurkan akhir bulan September ini. Sebelumnya layanan serupa bisa diakses via desktop sejak bulan Desember 2015.

“Saat ini banyak pihak yang menawarkan investasi online yang umumnya melalui situs, namun Moinves mencoba memberikan semua kemudahan tersebut dalam bentuk aplikasi mobile agar cara berinvestasi tidak hanya merupakan kebutuhan untuk masa depan tapi juga menjadi sebuah lifestyle,” kata Mauldy.

Moinves diharapkan membantu menjaring seribu pengguna baru hingga akhir tahun 2016, sementara pertumbuhan penjualan melalui Moinves ditargetkan bisa mencapai 10% dari total Assets Under Management (AUM) dalam 2 tahun mendatang.

Melakukan koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Sebelum meluncurkan situs dan aplikasi, kedua pihak tersebut melakukan koordinasi dan pertemuan yang cukup rutin dengan OJK. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan layanan yang diluncurkan telah sesuai dengan masukan dan kriteria yang dikeluarkan oleh OJK.

“Sebelum diluncurkan ke masyarakat, tim MAMI telah melakukan koordinasi dengan OJK, dan memastikan bahwa seluruh proses transaksi yang berlangsung di dalam klikMAMI telah sesuai dengan peraturan dari OJK. Setelah klikMAMI resmi diluncurkan, Customer Service MAMI terus melakukan prosedur KYC kepada setiap investor yang bertransaksi melalui platform ini, sesuai dengan peraturan OJK,” kata Iman.

Hal tersebut juga dilakukan Moinves. Mauldy menegaskan, ”Sebelum meluncurkan layanan Moinves ini kami telah meminta persetujuan OJK di mana seluruh proses dari registrasi, transaksi sampai pembayaran dapat dilakukan secara online tanpa harus melakukan face-to-face selama jumlah transaksi tidak mencapai 100 juta [Rupiah] sesuai dengan ketentuan OJK.”

Application Information Will Show Up Here

KSEI Segera Realisasikan Sistem Terpadu S-Invest yang Memudahkan Pembelian Reksadana

Untuk mendukung industri reksadana di pasar modal Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) berencana untuk mengembangkan sistem pengelolaan investasi terpadu (S-Invest). Infrastruktur pendukung tersebut diantaranya berupa instruksi pembelian atau penjualan unit penyertaan reksadana melalui jaringan ATM, Internet banking dan mobile banking perbankan. Untuk merealisasikan rencana pengembangan infrastruktur pasar modal lainnya KSEI mengalokasikan Rp 200 miliar untuk belanja modal.

“Direncanakan pada 2016 akan dikembangkan fitur tambahan antara lain instruksi pembelian/penjualan unit penyertaan reksa dana melalui jaringan ATM, Internet banking dan mobile banking perbankan,” kata Margeret Tang, Direktur Utama KSEI kepada Tempo.

Diharapkan semua proses dan alur bisnis dapat berjalan lancar dan efisien, Untuk itu dukungan dari pihak terkait seperti agen, manajer investasi, bank kustodian dan perusahaan efek sebagai pengguna sistem S-Invest sangatlah diperlukan.

S-Invest sendiri merupakan bagian dari AKSes Financial Hub yang sebelumnya telah bermitra dengan sejumlah pihak perbankan sejak tahun 2013 dengan tujuan memberikan kemudahan akses secara menyeluruh kepada masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar modal.

Sistem pengolahan investasi terpadu

Selama ini, masyarakat yang berminat untuk berinvestasi di reksadana masih melakukan sendiri dengan memanfaatkan agen penjual dan manajer investasi (MI) yang pada umumnya menggunakan sistem sendiri. Untuk mengantisispasi adanya perkembangan transaksi efek di pasar modal serta makin banyaknya jumlah emiten dan investor, KSEI mengembangkan sistem utama proyek C-Best NEXT-G.

“Sistem yang diharapkan selesai dikembangkan pada akhir 2016 ini, nantinya akan mampu menangani hingga 3 juta investor dengan kemampuan pemrosesan penyelesaian 20.000 transaksi per menit, atau lebih dari 6 kali lipat kapasitas sistem yang saat ini digunakan,” ujar Margeret.

Untuk mendukung kinerja menyeluruh dari sistem online reksadana, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan sistem pengelolaan investasi terpadu Fund Net dapat bisa digunakan pada bulan Juni 2016. Nantinya Fund Net berfungsi untuk melakukan efisiensi proses transaksi dalam industri pengelolaan investasi reksadana bekerja secara online seperti kegiatan pasar saham.

Bareksa Tawarkan Kemudahan Berinvestasi Melalui Marketplace Reksadana Online

Ilustrasi Produk Reksadana / Shutterstock

Portal keuangan Bareksa mengumumkan kerja samanya dengan Buana Fund, sebagai agen penjual, untuk mengembangkan produk marketplace reksadana online. Di awal peluncurannya, marketplace ini menggandeng 8 sekuritas dengan 47 produk reksadana. Ini merupakan langkah menarik dalam memanfaatkan tren e-commerce di Indonesia. Alih-alih mendorong masyarakat untuk konsumtif, marketplace ini justru mendorong masyarakat untuk berinvestasi.

Continue reading Bareksa Tawarkan Kemudahan Berinvestasi Melalui Marketplace Reksadana Online