Uber Resmi Hadir di Aplikasi Tokopedia

Hari ini (10/11) Uber secara resmi mengumumkan kerja sama strategis dengan Tokopedia. Salah satu realisasinya, kini layanan Uber hadir di aplikasi Tokopedia. Sebagai langkah awal, layanan Uber yang tersedia di aplikasi Tokopedia adalah layanan tumpangan langsung (rides) dan transaksi Uber Gift Card.

Seluruh layanan rides dari Uber, seperti UberX, UberMotor, UberXL, UberBlack, dan UberPOOL kini dapat dibayar menggunakan dompet elektronik TokoCash. Menariknya TokoCash sendiri masih dalam status “dibekukan” — implikasinya tidak bisa melakukan top-up kredit, mengingat Tokopedia belum mengantongi lisensi e-money dari Bank Indonesia. Estimasinya baru akhir tahun akan terbit izin tersebut.

Ke depan, akan terbuka dengan metode kartu kredit. Sedangkan Uber Gift Card pun kini dapat dibeli lewat Tokopedia, memungkinkan siapa pun untuk membeli dan berbagi hadiah. Seluruh layanan ini dapat digunakan di 34 kota, di mana Uber beroperasi dan pemesanan paket UberDeliver di Surabaya.

Menurut General Manager Uber untuk kawasan Asia Tenggara dan Utara Chan Park, kehadiran Uber di aplikasi Tokopedia menjadi peluang perusahaan untuk menjaring lebih banyak pengguna baru tanpa harus mengunduh aplikasi Uber dan menjadi pengguna Uber sebelumnya.

Tentunya, Uber tidak merasa khawatir apabila jumlah unduhan aplikasi menurun dan beralih ke Tokopedia. Sebab tujuan perusahaan adalah membuka peluang ekonomi sebesar-sebesarnya untuk mitra pengemudi lewat kemudahan booking bagi sisi pengguna.

“Kemitraan ini kami harapkan bisa bantu capai misi yang ingin memberikan kenyamanan dalam bertransportasi untuk semua orang,” kata Chan, Kamis (9/11).

Chief of Staff Tokopedia Melissa Siska Juminto menambahkan, “Kerja sama strategis ini turut membawa misi kami lebih jauh lagi dalam mewujudkan pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia, dengan memberikan pengunjung Tokopedia lebih banyak akses terhadap layanan yang mereka perlukan.”

Menurut Melissa, kerja sama strategis antara Uber ini merupakan jangka panjang. Sehingga bakal ada inisiatif baru antara kedua perusahaan yang akan bermunculan.

Untuk memesan Uber rides, pengguna dapat membuka menu “Pembayaran & Top Up”, lalu pilih logo Uber untuk mulai memesan perjalanan. Tentukan poin penjemputan dan destinasi. Jika sudah siap, klik “Request”.

Akan tetapi, belum semua pengguna Tokopedia sudah bisa menggunakan layanan rides. Sebab baru diluncurkan untuk sebagian pengguna. Rencananya dalam waktu dekat akan tersedia untuk seluruh pengguna Tokopedia.

Sementara untuk pembelian Uber Gift Card, pengguna dapat memilihnya di menu Gift Card. Lalu pilih metode pembayaran yang diinginkan dan nominal Gift Card yang diinginkan Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Nanti pengguna akan mendapat Gift Code yang dapat dimasukkan dalam aplikasi Uber.

Bila ingin memberi hadiah ke orang lain, masukkan nominal Gift Card, email atau nomor ponsel yang terasosiasi dengan akun Uber milik penerima hadiah. Bila penerima telah menjadi pengguna Uber, Gift Card akan masuk secara otomatis. Bila belum, penerima harus membuat akun Uber terlebih dahulu.

Application Information Will Show Up Here

BelanjaBekas Hadirkan Marketplace untuk Jual Beli dan Lelang Barang Bekas

Situs marketplace BelanjaBekas pada awalnya muncul di tahun 2016 untuk mengakomodasi penjualan barang bekas atau limbah elektronik dari dan untuk perusahaan. Startup yang berdiri di bawah naungan PT Sachihiro Digitama Indonesia ini bertekad untuk mencoba mematangkan bisnis, salah satunya dengan menyempurnakan platform dan opsi penjualan. Melebar ke kategori produk lain, kini BelanjaBekas menjual berbagai jenis barang bekas mulai dari pakaian, otomotif sampai properti.

Dari proses bisnis, BelanjaBekas masuk ke layanan C2C (Customer-to-Customer) dan C2B (Customer-to-Business). Target spesifik ke dua segmentasi tersebut juga akan menjadi perhatian serius, mengingat persaingan bisnis e-commerce dan online marketplace di Indonesia sudah sangat riuh.

Menurut CEO BelanjaBekas Daniel Siswanto tujuan utama platformnya supaya konsumen yang memiliki barang bekas namun mereka kesulitan mencari pembeli bisa langsung dijual dengan penawaran terbaik.

Tampilan situs BelanjaBekas

“Ada beberapa fitur yang tidak dapat diakses dari akun reguler, seperti halnya akun premium, pelanggan dapat menikmati fasilitas yang lebih baik dengan mencantumkan identitas diri. Hal ini juga untuk mengantisipasi user yang sedikit nakal,” ujar Daniel.

Saat ini BelanjaBekas memiliki dua tipe keanggotaan yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, yaitu akun reguler dan premium. Dengan menggunakan fitur akun reguler, pengguna dapat melakukan transaksi jual beli sesama pengguna. Berbeda dengan akun berbayar premium yang memiliki fitur lebih unggul dan jaminan keamanan dalam transaksi.

Selain pengguna premium juga dapat menjual langsung ke BelanjaBekas, mereka juga dapat membuka lelang harga barang sesuai keinginan, sekaligus yang memiliki kios dapat dipromosikan oleh situs BelanjaBekas.

Kampanye “10.10 Big Mobile Shopping Day” Kembali Digelar Shopee

Untuk meningkatkan traksi sekaligus popularitas belanja online, salah satu yang dilakukan oleh para pemain di industri e-commerce mengadakan ajang belanja online tematik. Layaknya sebuah eksibisi yang digelar untuk promosi dan memamerkan produk tertentu, ajang belanja online –dari yang pernah dihelat—berhasil memikat banyak konsumen untuk memanfaatkan momentum, umumnya karena banyak diskon yang ditawarkan. Hal tersebut juga yang kini memotivasi Shopee untuk meluncurkan kampanye tahunan bertajuk “10.10 Big Mobile Shopping Day 2017” yang akan dimulai tanggal 25 September sampai dengan 10 Oktober 2017.

Selama 16 hari, berbagai promosi akan ditawarkan, baik yang bertajuk diskon ataupun flash sale. Shopee tidak sendirian, karena sekurangnya ada 30 mitra yang bergabung dalam ajang ini, termasuk Bekraf, Indosat, Evercoss, hingga Traveloka. CEO Shopee Chris Feng mengungkapkan, dari pagelaran yang sama di tahun sebelumnya, dalam 24 jam transaksi penjualan berhail meningkat hingga 3,5 kali lipat, melibatkan lebih dari 51.000 penjual yang tergabung di mobile marketplace besutan Sea (dulu Garena) tersebut.

“Tahun ini, kami ingin melebihi pencapaian tahun lalu dengan lebih banyak promosi dalam kategori produk yang lebih luas. Kami mengajak seluruh pengguna Shopee di Indonesia, untuk berpartisipasi dalam acara yang menarik ini,” ujar Chris.

Chris melanjutkan, “Melihat tingginya potensi industri e-commerce di Indonesia, kami yakin 10.10 Big Mobile Shopping Day akan mendapat antusiasme tinggi dari pengguna di Indonesia. Dengan kampanye ini, kami juga ingin memperkuat posisi kami sebagai perusahaan e-commerce terdepan di Indonesia, serta untuk mengokohkan diri sebagai platform belanja online one-stop bagi seluruh masyarakat Indonesia.”

10.10 Big Mobile Shopping Day diselenggarakan seiring dengan meningkatnya popularitas belanja melalui ponsel di Indonesia, pasar m-commerce di Indonesia saat ini merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India, dengan sekitar 75% pembelanjaan online dilakukan melalui perangkat mobile.

Sejalan dengan fokus Pemerintah Indonesia untuk menjadikan industri e-commerce sebagai tulang punggung ekonomi digital, 10.10 Big Mobile Shopping Day juga diselenggarakan untuk mendukung pasar e-commerce di Indonesia, yang diperkirakan akan meningkat sebesar $130 Miliar pada tahun 2020, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 50%.

Pemerintah Indonesia, melalui Bekraf, memberikan dukungan terhadap 10.10 Big Mobile Shopping Day. Triawan Munaf selaku Kepala Bekraf mengatakan, “Bekraf didirikan untuk membantu Presiden merumuskan dan mempercepat nilai ekonomi di sektor industri kreatif, dimana usaha kecil dan menengah (UKM) memainkan peranan penting untuk mewujudkan visi ini. Oleh karena itu, kami sangat senang dapat mendukung kampanye 10.10 Big Mobile Shopping Day yang menyediakan platform bagi para pengusaha lokal untuk meraih pasar yang lebih luas serta mengembangkan bisnis mereka.”

––

Disclosure: DailySocial merupakan media partner pagelaran 10.10 Big Mobile Shopping Day 2017

Blinkzap Sajikan Platform yang Menghubungkan Pengiklan dengan Pemilik Billboard

Menurut kajian Brand & Marketing Institute (BMI) Research & Iconic, media luar ruang seperti billboard dinilai masih sangat efektif untuk dipilih brand untuk mengiklankan produknya. Hal tersebut cukup valid jika melihat di sekeliling kita saat ini, iklan billboard masih menjadi primadona dan ada di mana-mana. Melihat antusias yang masih tinggi terhadap model iklan tersebut, PT Bahagia Lintas Iklan baru saja meluncurkan Blinkzap.

Blinkzap merupakan sebuah platform berbasis web yang menghubungkan antara pemilik billboard dengan brand atau perusahaan. Melalui kanal ini pengiklan dapat mendapatkan informasi dan memilih seputar media luar ruang yang bisa dijadikan tempat untuk menempelkan iklannya. Di debut awalnya, Blinkzap mengaku sudah menyimpan lebih dari 3000 titik billboard dalam basis data miliknya.

Sebelumnya ada juga KlikAdv, sebuah platform yang menyuguhkan layanan sejenis. Masalah yang hendak diselesaikan pun juga tidak berbeda, yakni seputar efisiensi dan efektivitas pagi pengiklan untuk mengetahui titik billboard sebagai referensi. Proses manual kadang membuat deal menjadi lebih lama, karena informasinya pun masih harus dicari secara manual.

“Blinkzap memiliki visi mengumpulkan seluruh perusahaan penyedia billboard dalam sebuah wadah besar dan luas dengan misi yang sama untuk dapat dipertemukan dengan seluruh perusahaan yang ingin menggunakan jasa Media Luar Ruang dengan sistem online, cepat dan tentunya mempunyai database yang aktual,” tulis perwakilan dari tim dalam rilisnya.

Sementara itu kemunculan platform yang coba mematangkan proses bisnis iklan billboard ini ada di tengah tren car advertising yang telah menjamur. Kini mulai banyak startup yang mencoba keberuntungan dalam bisnis iklan tempel di mobil ini. Apa yang mendasari mereka untuk berdiri juga hasil riset yang menunjukkan efektivitas yang sama. Survei dari The American Trucking Association salah satunya, yang menunjukkan grafik yang selalu meningkat pada tingkat keefektifan iklan di kendaraan.

Menjadi sebuah titik menarik, ketika digitalisasi justru masih coba dioptimalkan untuk meningkatkan traksi dan potensi model iklan “tradisional”. Sementara itu kampanye online seperti melalui media sosial juga tengah menjadi tren di kalangan pemasar.

Mengenal Feedr dan Visinya Membantu Bisnis dengan Teknologi E-Commerce Terpadu

Feedr merupakan sebuah perusahaan baru yang coba mengintegrasikan teknologi untuk menghadirkan solusi e-commerce, khususnya dalam hal penguatan sebaran bisnis dan penetrasi. Apa yang dilakukan Feedr cukup menyeluruh, dari hulu ke hilir mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Dari apa yang ditawarkan, salah satu yang menarik adalah kesempatan bagi bisnis membawa produknya ke pasar luar negeri.

Terkait kesempatan go global tersebut, saat ini Feedr mengklaim telah siap menjangkau 9 negara di Asia, dengan integrasi di lebih dari 24 marketplace online di wilayah tersebut. Kendati peluncuran resminya baru akan dilaksanakan pada 28 Oktober mendatang, bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda, saat ini Feedr sudah mulai melayani klien-kliennya.

Pendiriannya didukung oleh empat orang yang sangat berpengalaman dalam dunia bisnis terkait e-commerce dan UMKM di Indonesia. Pertama ada Hadi Kuncoro (CEO), sebelumnya sebagai CEO aCommerce Indonesia dan Operation Director Zalora. Kemudian ada Riyeke Ustadiyanto (CTO), yang juga adalah Founder MarketBiz dan iPaymu. Ada juga Budi Handoko (COO) yang juga menjadi Founder Shipper.id. Terakhir Subiakto Priosoedarsono sebagai komisaris dan telah lama malang melintang di sektor pengembangan UMKM di Indonesia.

“Feedr didirikan oleh empat founder, jika digabung akan menjadikan 100 Years Experiences Founder di dunia profesional dan bisnis. Komposisi ini diyakini akan sangat involve membangun UKM di Indonesia, khususnya untuk go online. Kami bercita-cita membangun legacy bagi bangsa,” ujar Hadi Kuncoro kepada DailySocial.

Konsep layanan Feedr adalah “A to Z Solution” untuk pendirian dan operasional bisnis e-commerce. Terbagi dalam dua tahapan implementasi, yakni demand generation services dan demand fullfilment services. Pada demand generation, layanan yang ditawarkan meliputi konsultasi digital dan branding, pengembangan teknologi (web, aplikasi, sistem pembayaran), pemasaran digital, dan manajemen kanal online-offline. Sedangkan pada demand fullfilment layanan yang disajikan memfasilitasi bisnis untuk berekspansi global, pengelolaan warehousing dan manajemen penyampaian logistik.

Target pemasarannya pun cukup menyeluruh, mulai dari B2C (Business-to-Consumer) hingga B2G (Business-to-Government). Untuk jangkauan akses sendiri, saat ini Feedr mengklaim mampu membawa kliennya menembus pasar beberapa negara, termasuk Indonesia, India, Malaysia, Singapura, Jepang, Thailand, Vietnam, hingga Filipina. Integrasi dengan pemain e-commerce dan online marketplace besar di wilayah tersebut juga digalakkan untuk menghadirkan saluran penjualan produk dari sini.

“Salah satu misi kami adalah menyediakan layanan end-to-end bagi brand, product owner dan retailer sehingga dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus membawa produknya ke pasar global. Kami fokus membantu dari sejak membangun produk dan brand, mengembangkan sistem manajemen kualitas untuk kebutuhan legal, pengembangan sistem manufaktur, logistik hingga membuka pasar secara online dan offline melalui sebuah integrasi teknologi,” lanjut Hadi.

Integrasikan teknologi untuk bantu bisnis optimalkan peluang perdagangan digital

Menggambarkan bagaimana sistem Feedr bekerja / Feedr
Menggambarkan bagaimana sistem Feedr bekerja / Feedr

Dalam penerapannya Feedr sebenarnya tidak sendiri, karena ada beberapa platform yang akan diintegrasikan. Feedr sendiri sebagai platform akan berperan sebagai channel management, dibantu plaform Shipper untuk logistik, platform Ananta untuk reseller, platform Chatzbro untuk chatbot yang membantu proses penjualan. Platform iPaymu, Automatgram, dan Wifimu pun juga turut masuk dalam daftar integrasi di dalamnya.

Apa yang ingin disajikan Feedr adalah satu kesatuan sistem untuk membantu bisnis berfokus pada peningkatan transaksi. Sebuah terobosan untuk menyederhanakan proses bisnis dan menghadapi tantangan ekspansi di jalan perdagangan digital ini.

“Salah satu yang paling kuat ada di kanal socio-commerce, baik melalui Facebook atau Instagram. Bahkan kami mengembangkan chatbot yang dapat digunakan langsung untuk transaksi di di sana, tidak perlu melalui marketplace. Di platform reseller sendiri kami memiliki lebih dari 20 ribu jaringan online yang terintegrasi dalam satu platform, pun demikian dengan sistem pembayarannya,” terang Hadi.

KlikAdv Sajikan Martketplace untuk Layanan Iklan Billboard

Model iklan yang masih digemari brand atau produk salah satunya billboard. Kendati sudah ada alternatif lain seperti car advertising, namun dengan memamerkan brand dengan ukuran besar dinilai efektif memberikan ketertarikan pengguna untuk mencoba produk tersebut, setidaknya sebagai awareness. Melihat antusias yang masih tinggi, KlikAdv hadir sebagai solusi marketplace jasa iklan billboard.

Menurut Co-Founder dan COO KlikAdv Ruddy Lasut, layanannya kini menjadi sebuah paradigma baru yang dibangun untuk memberikan pengalaman dan kebiasaan baru dalam proses pemasangan billboard di seluruh Indonesia. Salah satu keunggulan layanannya ialah jaringan mitra yang luas, juga diklaim sebagai yang pertama di Indonesia untuk layanan billboard yang memiliki sistem terintegrasi dari halaman antar muka, sampai dengan penawaran yang bisa langsung terkirim ke email para klien.

“Proses pematangan konsep dan sistem aplikasi KlikAdv dibentuk pada tahun 2016 lalu dan hadir dengan semangat besar untuk menjadi situs media pemasangan billboard secara online. KlikAdv hadir untuk memenuhi kebutuhan pencari iklan yang tidak mempunyai waktu banyak untuk mencari, memilih dan melakukan survei lokasi pemasangan. Sebagai layanan satu pintu, KlikAdv menyediakan semua layanan dari pemesanan, penawaran sampai dengan monitoring,” ujar Ruddy.

Sampai saat ini KlikAdv sudah memuat lebih dari 4000 area billboard yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan akan terus meningkat sampai akhir tahun ini. Dengan cakupan titik-titik iklan di area pusat perbelanjaan, ruang publik, area transportasi, hingga wilayah perkantoran.

Untuk memesan layanan, pengguna cukup menentukan wilayah, waktu tayang dan tipe iklan yang dibutuhkan. Sistem akan menemukan beberapa opsi yang sudah ada. Dari menu kota yang ada pada laman muka website, KlikAdv juga sudah merekomendasikan beberapa titik billboard yang bisa dipesan. Informasi seperti ukuran dan foto tata letak ada pada detail setiap wilayah, termasuk tipenya apakah billboard biasa, videotron atau neonbox.

Menjalankan bisnis dengan mitra, sistem bagi hasil yang diterapkan ada dua bentuk. Pertama mitra memberikan harga khusus ke KlikAdv, kemudian KlikAdv akan menjualkannya dengan harga pasar. Yang kedua sebaliknya, mitra memberikan harga pasaran plus diskon untuk diberikan kepada KlikAdv sebagai keuntungan operasional.

Dari sisi monitoring pengguna terhadap iklan yang ingin ditampilkan, sistem KlikAdv memberikan pembaruan secara berkala melalui dasbor. Pelaporan juga akan dikirimkan secara rutin ke email pelanggan, berisi foto dan kondisi real time titik yang terpasang iklan tersebut.

Hadirnya Amazon di Pasar Asia Tenggara

Kabar tentang rencana ekspansi Amazon ke Asia Tenggara sudah mulai terdengar sejak tahun lalu. Rencana tersebut menguat pasca Alibaba secara resmi mengakuisisi Lazada. Dari rencana awal yang sempat terendus, Amazon memang menargetkan untuk melakukan proses ekspansi Asia Tenggara secara berangsur, dengan estimasi dua tahun. Memulai di Singapura, lalu ke negara lainnya.

Rencana tersebut kini makin gamblang, Amazon dikabarkan akan membuka layanannya di Singapura tidak lama lagi. Seperti yang diinformasikan TechCrunch, beberapa layanan yang akan diboyong pada fase awal ekspansi ini adalah layanan e-commerce Amazon, Amazon Prime dan Amazon Prime Now. Realisasi ini mundur dari rencana awal yang menyatakan Amazon akan hadir di Asia Tenggara pada kuartal pertama tahun 2017.

Desas-desus investasi besar Alibaba ke Tokopedia menjadi kode

Belum lama ini media bisnis teknologi juga santer mengabarkan tentang negosiasi antara Alibaba Group dengan Tokopedia. Dikabarkan raksasa e-commerce Tiongkok tersebut berminat untuk mengucurkan pendanaan baru untuk Tokopdia. Angkanya ditaksirkan mencapai Rp6,66 triliun. Hal ini tentu membuat persaingan e-commerce memanas, pasalnya beberapa bulan sebelumnya JD.com juga dikabarkan berminat untuk berinvestasi di Tokopedia.

Tentu Alibaba dan JD.com tidak mau menyia-nyiakan momentum pertumbuhan pasar e-commerce di Asia Tenggara saat ini, terlebih jika debutnya terlampaui oleh pemain yang notabenenya bukan berasal dari Asia. Jika melihat hasil riset Google dan Temasek, potensi e-commerce di Asia Tenggara akan bertumbuh hingga $87,8 miliar di 2025. Proyeksi pertumbuhan tercatat sekitar 3,8 juta pengguna baru per bulan.

Indonesia sendiri akan menyumbangkan separuh dari persentase tersebut. Hal tersebut berarti jika mampu menguasai pasar lokal, dapat menjadi modal kuat untuk meletakkan akar bisnis e-commerce di wilayah Asia Tenggara.

Menetapnya Amazon di Asia Tenggara menjadi babak baru

Mudah diprediksikan bahwa hadirnya Amazon dengan basis di wilayah Asia Tenggara akan membawakan dampak besar pada persaingan e-commerce. Selain sudah memiliki “nama besar”, bisnis yang dimotori Jeff Bezos tersebut tergolong ke dalam perusahaan yang paling inovatif. Apa yang dilakukan tidak hanya mengerucut pada komponen sistem e-commerce yang dimiliki, melainkan menggarap kebutuhan dukungannya, sebut saja layanan komputasi awan dan logistik. Hal serupa yang juga kini diaplikasikan oleh Alibaba.

Sementara itu di dalam negeri kini batasan menjadi sangat tipis antara pemain e-commerce dan online marketplace, setelah sebelumnya memiliki peranan yang cukup berbeda. Sistem bisnis di dalamnya digarap sedemikian rupa, tidak hanya lagi bergantung pada penyediaan platform jual beli, namun merambah ke yang lain. Paling dominan saat ini ialah layanan digital payment yang memudahkan layanan e-commerce mendulang dana publik.

Mengenal itemku, Online Marketplace yang Berfokus pada Jual-beli Barang dalam Game

Pernah memainkan game online macam Ragnarok, RF Online, Dragon Nest atau Point Blank? Kalau iya, Anda pastinya tidak asing dengan istilah jual-beli akun maupun berdagang item serta mata uang dalam game. Ya, benda-benda virtual ini merupakan komoditas yang tidak asing di kalangan gamer.

Selama ini, proses jual-beli tersebut banyak mengandalkan forum-forum seperti Kaskus atau malah kontak langsung antara pembeli dan konsumen via pesan instan. Absennya pihak yang memonitor transaksi membuka celah untuk berbagai macam kasus penipuan. Yang namanya penipuan, pembeli maupun penjual sama-sama bisa menjadi korban.

Penipuan dalam jual-beli benda-benda virtual (virtual item trading) ini kian diperparah karena kebanyakan transaksi berlangsung 100% secara online, dan lagi barangnya bisa dibilang tidak berwujud. Alhasil, penjual merasa sulit mendapat kepercayaan, dan konsumen sendiri takut uangnya dibawa kabur tanpa mendapat apa-apa.

Masalah-masalah seperti ini dilihat oleh perusahaan asal Korea Selatan, Five Jack, sebagai peluang untuk membuka bisnis online marketplace yang berfokus pada virtual item trading. Di tahun 2015, berdirilah itemku. Anda boleh menganggapnya sebagai Tokopedia-nya benda-benda virtual, tapi berdasarkan percakapan via email saya dengan Virdienash Haqmal selaku Chief Product Officer itemku, mereka punya visi yang lebih besar dari itu.

Memberikan layanan terbaik untuk para gamer merupakan salah satu visi itemku. Istilah kerennya, “we make gamer’s heaven” kalau kata beliau. Indonesia memang merupakan target pasar utama itemku saat ini, akan tetapi Five Jack rupanya sudah punya rencana ekspansi ke negara-negara lain yang akan mereka eksekusi mulai tahun ini juga.

Peluang ekspansi itemku memang terbilang lebih besar jika dibandingkan dengan online marketplace lain. Salah satu alasannya adalah karena mereka sama sekali tidak memerlukan uluran tangan dari penyedia jasa logistik layaknya marketplace yang berkutat dengan produk-produk fisik. Ingat, barang-barangnya bisa dikatakan tidak berwujud, dan hanya bisa dinikmati jika Anda memainkan game yang bersangkutan.

Gamegame yang saya sebut di awal hanya sebagian kecil dari yang ada di itemku. Sampai artikel ini ditulis, total ada 36 game yang berbeda yang barang-barangnya diperdagangkan di platform itemku. Tidak melulu game desktop, game mobile seperti Clash of Clans, Growtopia maupun Mobile Legends juga ada di itemku.

Gamegame mobile ini lebih mendominasi di kategori jual-beli akun, sedangkan game desktop memiliki porsi yang lebih besar di kategori jual-beli mata uang maupun item dalam game. Untuk semua jenis transaksi, peran itemku tetap sama, yakni memastikan semuanya berlangsung aman tanpa ada elemen tipu-tipu, baik untuk penjual maupun pembeli.

Peluang bisnis virtual item trading

Trading dalam game Ragnarok Online / q-RO
Trading dalam game Ragnarok Online / q-RO

Saya yakin banyak pembaca yang bertanya, memangnya semenjanjikan apa peluang berdagang item dalam game? Virdie mencoba memberikan contoh pengalaman seorang penjual dengan nickname GTsellers, yang lapaknya dihuni oleh berbagai item dari game Growtopia.

Setiap bulannya, GTsellers yang dioperasikan oleh pemuda yang belum lama lulus SMA ini bisa meraup omzet di atas Rp 280 juta. Angka ini akan terdengar semakin fantastis setelah mengetahui bahwa dua barang yang paling laku harganya tidak lebih dari Rp 600 dan Rp 60.000 per bijinya. Dengan angka penjualan sebesar itu, GTsellers pastinya berhasil menjual setidaknya ribuan barang setiap bulannya.

Pertanyaan selanjutnya, berapa laba bersihnya? Untuk itu, Virdie memberikan contoh pengalaman pedagang lain, yaitu Veiksme Store yang berdagang item untuk game Dota 2. Dengan nilai transaksi bulanan sebesar Rp 10 juta, sang pelapak rupanya bisa meraup untung bersih sampai Rp 4 juta.

Testimoni-testimoni seperti ini sejatinya sudah bisa membuktikan kalau virtual item trading layak dijadikan bisnis sebenarnya walaupun konteksnya yang berbasis game kerap disepelekan banyak orang. Bermain game selagi mendapatkan uang dari hasil dagangan, saya kira konsep ini tidak kalah menarik dari menggeluti kancah esport – sekaligus lebih mudah dilakukan.

itemku sebagai platform

Daftar game yang didukung Itemku / Screenshot
Daftar game yang didukung itemku / Screenshot

Sebagai perusahaan, itemku sendiri pastinya juga ingin mencari untung, apalagi mengingat dari awal mereka tidak pernah sekalipun mengatakan kalau platform-nya gratisan. Terkait bentuk monetisasinya, itemku menerima komisi dari setiap transaksi yang berlangsung, dan mereka juga menawarkan fitur premium buat pembeli sewaktu melakukan pemesanan dengan benefit tertentu.

Semakin banyak jumlah game yang didukung, semakin banyak pelapak dan semakin besar pula keuntungan yang bisa didapat itemku. Akan tetapi mereka tidak serta-merta menambahkan game baru tanpa melakukan riset terlebih dulu.

Riset yang dilakukan oleh tim internal khusus itu mencakup faktor-faktor seperti cara bertransaksi, market size, perilaku pengguna dalam bertransaksi dan lain sejenisnya. Setelahnya, itemku akan melihat apakah suatu game bisa dicantumkan dalam kategori jual-beli akun game, mata uang dan item dalam game, voucher game, dan lainnya untuk menentukan apakah game tersebut bisa masuk di platform itemku.

Jual-beli akun game ini memunculkan pertanyaan tersendiri di benak saya: apakah ini tidak menyalahi aturan yang dikeluarkan sang penerbit game? Pada kenyataannya, itemku terus melancarkan komunikasi baik-baik dengan sejumlah publisher, khususnya di Indonesia, dan sebagai bonus, kerja sama antara keduanya pun mungkin sekali dijalankan.

itemku juga dengan keras menolak kehadiran hacker maupun gamer yang kerap memanfaatkan bot demi meraup untung sebesar-besarnya, yang pada akhirnya dapat merusak kondisi ekonomi dalam game. Ini penting karena setiap bulannya ada kurang lebih 500 ribu user aktif yang mengakses itemku.

Hal lain yang menarik di mata saya dari itemku adalah bagaimana mereka secara tidak langsung menjadi sarana mudah bagi konsumen yang tak memiliki kartu kredit untuk membeli game orisinil dari platform macam Steam atau Origin, meski hal ini tentunya sangat bergantung terhadap stok yang dimiliki pelapak.

Dengan memanfaatkan metode-metode pembayaran seperti virtual account bank transfer, pembayaran via mini market, transfer saldo Go-Pay maupun potong pulsa, konsumen bisa membeli game dari Steam atau Origin tanpa menggunakan kartu kredit – tapi sekali lagi asalkan ada pelapak yang mempunyai barangnya. Tentu saja metode-metode ini juga berlaku untuk segala jenis transaksi dalam itemku.

Sebagai penutup, saya pribadi sangat senang melihat inovasi yang ditawarkan itemku karena pada dasarnya semua pihak sama-sama diuntungkan. Pembeli sekarang tidak perlu lagi khawatir menjadi korban penipuan seperti zaman saya masih menggeluti perdagangan Zeny kala bermain RO dulu, sedangkan mereka yang tertarik menjadikan game sebagai lahan berbisnis pun sekarang punya wadah yang lebih ideal ketimbang mengandalkan forum lokal.

Jakarta Great Online Sale 2017 Kembali Digelar, Emban Misi Kuatkan Penetrasi Produk UMKM

Jakarta Great Online Sale (JGOS) 2017 akan segera digelar, diikuti oleh 150 perusahaan e-commerce dan online marketplace di Indonesia. Rangkaian acaranya sendiri dimulai dari 15 hingga 22 Juni 2017. Ragam promo menarik akan disajikan secara serentak untuk penawaran berbagai produk yang dijual di kanal online.

JGOS merupakan festival belanja online tahunan yang menghimpun pelaku e-commerce dan marketplace di Indonesia, khususnya yang berbasis di Jakarta, guna mendukung program Festival Jakarta Great Sale (FGJS) sebagai bagian rangkaian dari perayaan HUT DKI Jakarta lewat promosi wisata belanja dan layanan berbasis online.

JGOS pertama kali diadakan pada tahun 2013, diinisiasi oleh dua pemain e-commerce BerryBenka dan Orami. Pada awalnya JGOS diselenggarakan untuk memajukan industri digital di bidang perdagangan online. Juga untuk mendukung penumbuhan ekonomi digital yang digadang-gadang menjadi tombak kemajuan ekonomi Indonesia.

“Melalui kegiatan JGOS ini diharapkan dapat membangun kepercayaan masyarakat terkait belanja online. Pada kesempatan yang sama, kami ingin mempromosikan UMKM agar produknya dapat dipasarkan melalui situs online sehingga dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas,” ujar CEO Berrybenka Jason Lamuda dalam pembukaan JGOS 2017 di Jakarta.

Memilik misi untuk pengembangan UMKM lokal dalam memaksimalkan kanal online, JGOS 2017 turut didukung oleh Kementerian Perdagangan RI. Menurut pihak kementerian, perluasan pasar UMKM melalui platform e-commerce dan marketplace dianggap akan menjadi terobosan penting di era digital seperti saat ini. Sehingga pasar lebih mudah menjangkau produk UMKM, di sini UMKM juga tidak perlu modal besar untuk pemasaran produk.

“Kementerian Perdagangan menyambut baik rangkaian acara serta inisiatif JGOS 2017 sebagai sarana yang tepat untuk memfasilitasi serta mengedukasi para UMKM supaya lebih siap memasuki dunia digital. Melalui ajang ini kamis sekaligus bisa mensosialisasikan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (RPP TPMSE) kepada pelaku usaha industri digital,” sambut Fetnayeti selaku Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Kementerian Perdagangan RI.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Jakarta Great Online Sale 2017

29 Faktor Penentu Konversi Website Anda

Sebagai digital performance agency, saya dan tim beberapa kali bertemu pemain e-commerce baru/brand/personal yang baru membangun e-commerce store-nya sendiri, dan kebanyakan dari mereka selalu menanyakan seputar konversi sales dengan nada frustrasi seperti:

  • Kenapa konversi sales di website e-commerce-nya sedikit?
  • Kenapa cost per conversion-nya tinggi sekali?
  • Kenapa orang abandon cart e-commerce saya?

Untuk e-commerce lama pastinya sudah mendapat pencerahan dari pengalaman beberapa tahun setelah berjalan.

Sebenarnya ada beberapa hal fundamental yang harus dipahami terlebih dahulu untuk mengatur ekspektasi konversi/sales di website Anda, satu hal yang harus Anda ingat adalah faktor penentu terjadinya konversi sales/penjualan tidak 100% tergantung dari iklan Anda.

Dan kalau Anda melihat dari list di bawah, iklan hanya sebagian kecil dari faktor lain, bahkan tidak termasuk dalam top prioritas untuk hal yang harus Anda persiapkan/bereskan.

Kabar baiknya adalah artinya masih ada kesempatan untuk pemain e-commerce baru untuk mengejar pemain e-commerce lama. Tentunya banyak hal yang harus disiapkan oleh tim internal a=Anda dari semua divisi dan juga agency periklanan Anda.

Apa sajakah faktor yang menentukan terjadinya konversi, di sini urutan menentukan prioritas, dan karena kebanyakan saya hanya menjelaskan intinya di sini, tentunya kita bisa ngobrol banyak di offline:

(1) Harga atau promosi

Banyaknya e-commerce dan marketplace membuat orang cenderung untuk memilih harga termurah, tentunya mereka juga sudah mempertimbangkan jenis barang, garansi dan hal lain yang biasanya ditawarkan sama oleh semua pemain e-commerce/market place. Coba tanya diri sendiri, jika Anda ingin membeli sebuah barang yang pasti bentuknya seperti buku, e-commerce A menawarkan harga IDR 300,000 & e-commerce B menawarkan harga IDR 290,000, dari e-commerce mana yang akan Anda beli?

Promosi juga sangat penting, ada e-commerce kopi yang bisa dibilang hampir setiap hari mengeluarkan promosi menarik, mungkin tidak setiap promosi akan berhasil, tapi mereka belajar dan setidaknya berhasil menjadi top of mind. Hal yang perlu diingat ketika melakukan promosi, buatlah promosi yang benar2 bagus, bukan palsu atau diskon palsu atau ala kadarnya.

(2) Perilaku pembeli

Kesalahan yang juga paling sering terjadi adalah mengharapkan pembeli untuk membeli barang Anda secara online, padahal barang Anda termasuk barang tipe impulsif yang harus segera dibeli ketika diperlukan dan mudah didapatkan di toko offline terdekat. Bayangkan Anda dalam perjalanan pulang ke rumah dan ingin segera mandi dan keramas, namun Anda teringat tadi pagi Anda sudah kehabisan sabun dan sampo, apakah Anda akan membeli sabun dan sampo secara online dan menunggu hingga besok atau bahkan beberapa jam jika diantar dengan kurir kilat? Atau Anda cukup mampir sebentar ke warung dan masalah Anda selesai?

Bukan berarti Anda tidak perlu berada di online, tetapi KPI untuk industri tertentu seharusnya berbeda.

(3) Brand e-commerce

Pemain baru artinya brand baru, orang tidak/belum mengenal Anda, orang belum percaya Anda, bagaimana cara Anda menangani order pembeli sampai nanti ketika ada masalah. Begitu juga dengan pemain lama, coba cel apakah brand Anda terkenal dengan hal positif atau malah sebaliknya?

(4) Penyimpanan data pembeli

Pastikan ada menu untuk pembeli yang loyal supaya mereka mudah untuk melakukan pembelian ulang, seperti alamat, kartu kredit, nomor rekening, dan sebagainya.

(5) Pilihan pembayaran

Perbanyak pilihan pembayaran dari COD, kartu kredit, debit, e-wallet, dan sebagainya.

(6) User interface & experience

Dari desain, menu sampai pengalaman di mobile semuanya harus mudah dan menyenangkan.

(7) Tracking

Tidak melakukan tracking, tidak bisa diukur, artinya tidak bisa ditingkatkan. Track semua button, event, page, add to chart, konfirmasi, penjualan sukses dan semua proses di dalam website Anda, lalu lihat mana yang bisa ditingkatkan.

(8) Remarketing/retargeting

90%+ orang suka windows shopping, hal yang sama terjadi di online, sebelum membeli mereka melakukan research dari segala hal seperti bentuk, warna, harga, ukuran, review, feedback, promo, dan sebagainya. Pastikan Anda melakukan remarketing di waktu yang tepat ke orang yang sudah interest dengan produk Anda.

(9) Kecepatan website & mobile site

Untuk sekarang ini tidak ada alasan lagi website/mobile site lambat, jika loading awal saja lama, pembeli segera berpindah ke toko sebelah.

(10) Ongkos kirim

Siapa yang tidak suka ongkos kirim gratis? Titik.

(11) After sales service

Ketika pembeli membeli barang, mendapatkan barang adalah hal pasti, untuk barang yang jelas seperti buku, elektronik, mereka sudah tahu apa yang mereka akan dapatkan, yang mereka pikirkan berikutnya adalah setelah mereka membeli bagaimana prosesnya. Mulai dari pengiriman seberapa cepat, packing, pengembalian jika barang rusak, garansi, customer service yang ramah, cepat, responsif, dan sebagainya.

(12) Brand produk

Menjual produk dari brand bagus, dengan promosi bagus, tentunya lebih mudah daripada menjual produk dengan brand yang tidak terkenal/tidak bagus. Artinya lakukan pemilihan produk-produk utama yang akan Anda promosikan dengan gencar.

(13) Sinkronisasi jumlah produk dengan stok

Pastikan barang tersedia jika produk tersebut ditawarkan, ini kesalahan umum yang membuat frustrasi pembeli jika terjadi.

(14) Kualitas gambar produk

Gambar yang bagus, meningkatkan intensi untuk segera membeli.

(15) Google Tag Manager

Sedikit teknikal di sini, simpelnya gunakan Google Tag Manager untuk mempermudah hidup developer Anda ke depannya.

(16) Google Analytics

Kumpulkan data, pelajari calon pelanggan dan pelanggan yang datang ke website Anda. Ini berhubungan dengan Google Tag Manager juga.

(17) Mobile site friendly

Rata-rata website di Indonesia 70%+ diakses dari mobile, pastikan website Anda mobile friendly.

(18) Fungsi search

Pastikan fungsi search produk e-commerce Anda bekerja dengan sangat baik, hal yang masih terjadi jika Anda mencari handphone maka ratusan aksesoris handphone masih muncul dan beberapa e-commerce tidak ada menu filter.

(19) Membeli sebagai tamu

Tidak perlu register untuk membeli, kenapa harus dipersulit?

(20) Video sebagai pelengkap

Semakin lengkap informasi/ulasan produk, semakin cepat calon pembeli menentukan keputusannya. Video adalah format yang sangat baik untuk hal itu.

(21) Produk review

Sama seperti di atas, review yang baik mempercepat pengambilan keputusan dalam membeli.

(22) Membuka jendela baru

Percaya atau tidak ada website e-commerce yang selalu membuka halaman baru ketika memilih sebuah barang, sangat mengganggu, hindari hal tersebut.

(23) Fungsi pesan ulang

Seperti penyimpanan data pembeli, namun lebih fokus untuk pembelian berulang untuk barang-barang yang selalu dibutuhkan seperti kebutuhan dapur, mandi, kopi, gula, dsb.

(24) Pesan di iklan

Selalu gunakan call to action yang kuat supaya orang tertarik melihat produk Anda.

(25) Time Targeting

Menurut Anda orang akan membeli barang di website Anda jam 3 pagi? Matikan saja iklan Anda di jam-jam yang tidak perlu, amati dulu behaviour pelanggan Anda dari Google Analytics/Adwords.

(26) Device Targeting

Mobile memang pembawa trafik terbesar, tetapi apakah konversi terjadi di sana? Jika budget Anda terbatas, Anda bisa mempertimbangkan untuk fokus di desktop.

(27) Location Targeting

Toko Anda hanya ada di beberapa wilayah atau hanya bisa melayani pengiriman beberapa wilayah? Lakukan location targeting.

(28) Operator Targeting

Sedang promo dengan beberapa operator saja? Pastikan nyalakan operator targeting.

(29) Devices Type Targeting

Promosi untuk kelas menengah atas saja? Lakukan device targeting seperti pengguna smartphone mewah saja atau sebaliknya.

Cukup? Atau ada lagi faktor penentu terjadinya konversi menurut Anda? Let me know.

Disclosure: Artikel ini dipublikasi ulang dengan penyuntingan atas izin penulis. Andy Santoso sebagai penulis merupakan CEO BigEvo & BigEvo Academy dan konsultan digital marketing. Untuk tautan menuju tulisan asli, klik di sini.