Terapkan Skema O2O, Platform Marketplace Fesyen Muslim HIJUP Segera Hadirkan “Offline Store” di London

Sejak tahun 2017, marketplace fesyen khusus busana muslim, HIJUP, melancarkan skema O2O (online to offline) dengan membuka gerai offline pertama di Pejaten, Jakarta Selatan. Tahun ini Hijup menggencarkan pembukaan toko offline di berbagai daerah, total sudah memiliki 8 toko, dan berniat membuka toko pertamanya di London, Inggris.

“Banyak pelanggan yang sudah melihat produk secara online, tetapi tidak berani beli karena mungkin ada ketakutan dengan ukuran dan sebagainya. Sekarang, mereka bisa langsung mengunjungi HIJUP Warehouse Store di Jakarta atau store di daerah masing-masing. Sebaliknya, jika sudah pernah melihat dan mencoba barang di HIJUP store dan belum sempat beli bisa langsung membeli melalui situs atau aplikasi HIJUP di smartphone,” kata CEO HIJUP Diajeng Lestari.

Rencana menghadirkan offline store di London

Berangkat dari HIJUP warehouse store di Pejaten Jakarta Selatan yang hadir untuk memenuhi permintaan pelanggan untuk membeli, melihat, dan merasakan langsung produk HIJUP yang tersedia di situs, HIJUP mencatat ternyata minat belanja offline masih cukup besar, khususnya di daerah.

Melalui offline store ini, HIJUP berupaya untuk menciptakan keseimbangan pelayanan antara online dengan offline. Fungsinya mengikuti pola belanja masyarakat yang belum sepenuhnya online.

Saat ini Hijup telah memiliki 8 offline store di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Padang, Lombok, Palembang, Makassar, Bandung, Pekanbaru). HIJUP Store Samarinda merupakan offline store HIJUP terbaru yang menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat di Samarinda dan sekitarnya. HIJUP sudah hadir di Malaysia dan menyusul rencana pendirian offline store di London, Inggris.

Awal tahun ini HIJUP telah mengakuisisi Haute-Elan, platform marketplace terbesar Inggris Raya untuk modest fashion, dengan nilai yang tidak disebutkan. Pasca akuisisi ini, mereka meluncurkan Hijup UK Limited yang menjadi langkah pertama Hijup go global.Hiju

“Pengadaan HIJUP Store sendiri kita masih mengikuti permintaan pasar. Sampai saat ini HIJUP Store telah hadir di 8 kota besar di Indonesia, satu HIJUP Store Malaysia dan menyusul HIJUP Store London,” kata Diajeng.

Application Information Will Show Up Here

Grab Introduces GrabAds, Enabling Brands to Advertise through Drivers

Grab announces new business unit called GrabAds. As its name indicates,
GrabAds will focus on advertising, giving opportunity for brands to
increase engagement through online-to-offline platform. The form consists of
three types; (1) Mobile Billboards, (2) In-Car Engagement, and (3) In-App
Engagement.

First, for Mobile Billboard, the concept is similar to other car advertising many have applied, such as Sticar, Ubiklan, and others. In this model, Indonesia’s GrabAds will be partnered with StickEarn and Karta in attaching ad/sticker contents in driver’s vehicles. StickEarn will focus on four-wheelers, while Karta is for two-wheelers.

The second is In-Car Engagement. Formed as a digital and non-digital content which will be presented through tables or product information on the Grab Car drivers. The concept is to change a car into a mini mobile pop-up store for consumers to learn, test, and buy products on the way. In Indonesia, the implementation will be with Interads as a digital car top platform provider.

Third, there’s In-App Engagement. Ads are displayed in an interactive widget (game, quiz, digital content, etc) in Grab app. Brands can display exclusive promos through the customer’s app. This feature has been launched in the app since November. With the newsfeed approach, the information is expected to be more relevant.

“Along with the increasing connection between online and offline segment, various brands are now focused on delivering an integrated experience. GrabAds will help brands making use of our drivers to reach a broader audience in Southeast Asia. Its objective is to increase awareness and delivering a more personal experience,” Nasheet Islam, Head of GrabAds, explained.

GrabAds also applies Grab’s big data, indulging brands with insights regarding the local market and O2O existence to create a more intense customer service with brands. The right customer segmentation can produce a more personal experience to increase traction in business.

GrabAds is a great way for driver and delivery partners to increase revenue. Grab is committed to consistently helping partners every month via GrabAds while supporting brands to gain exposure with customers,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Luncurkan GrabAds, Mungkinkan Brand Beriklan di Armada Mitra Pengemudi

Hari ini (22/8) Grab mengumumkan unit bisnis terbarunya bernama GrabAds. Sesuai namanya, GrabAds akan fokus pada periklanan, memberikan kepada brand kesempatan untuk meningkatkan engagement melalui platform online-to-offline. Bentuk iklannya terdiri dari tiga jenis, yakni (1) Mobile Billboards, (2) In-Car Engagement, dan (3) In-App Engagement.

Pertama untuk Mobile Billbaord, konsepnya mirip car advertising yang sudah banyak bermunculan, seperti dari Sticar, Ubiklan, dan lain-lain; sudah cukup banyak di Indonesia. Untuk model ini, di Indonesia GrabAds bekerja sama dengan StickEarn dan Karta dalam pemasangan konten iklan/stiker di kendaraan mitra pengemudi. SitckEarn akan fokus di kendaraan roda empat dan Karta untuk roda dua.

Kemudian yang kedua ialah In-Car Engagement, berbentuk konten digital dan non-digital yang dapat disuguhkan melalui tablet atau informasi produk armada GrabCar. Konsepnya mengubah mobil menjadi mini mobile pop-up store bagi para konsumen untuk memahami, menguji, dan membeli produk saat sedang berada dalam perjalanan. Di Indonesia, implementasinya akan dikerjakan bersama dengan Interads sebagai penyedia platform digital car top.

Contoh penerapan In-Car Engagement di GrabAds / Grab
Contoh penerapan In-Car Engagement di GrabAds / Grab

Ketiga ada In-App Engagement, iklan ditampilkan dalam widget interaktif (permainan, kuis, konten digital dll) di aplikasi Grab. Para brand dapat menampilkan promo eksklusif melalui aplikasi yang digunakan konsumen. Fitur ini sudah diluncurkan sejak bulan alu di aplikasi, dengan pendekatan news feed diharapkan informasi tersampaikan lebih relevan.

“Seriring makin terhubung antara ranah online dan offline, berbagai brand kini fokus untuk menghadirkan pengalaman terintegrasi. GrabAds membantu brand untuk memanfaatkan armada kami yang tersebar dalam menjangkau audiens yang luas di Asia Tenggara. Tujuannya mulai dari meningkatkan awareness hingga menghadirkan pengalaman yang lebih personal,” sambut Head of GrabAds, Nasheet Islam.

GrabAds juga memanfaatkan big data Grab, memanjakan brand dengan wawasan mengenai pasar lokal, serta keberadaan O2O untuk menciptakan hubungan pelanggan yang lebih intens dengan brand. Segmentasi pelanggan yang tepat dinilai dapat memberikan pengalaman yang lebih personal untuk meningkatkan traksi dalam bisnis.

“GrabAds merupakan cara yang luar biasa bagi para mitra pengemudi dan mitra pengiriman barang untuk meningkatkan pendapatan. Grab berkomitmen untuk membantu mitra secara konsisten setiap bulan dari GrabAds, seraya membantu brand untuk meningkatkan exposure dengan konsumen,” tutup Nasheet.

Application Information Will Show Up Here

Kioson Offers OTA Services to Add Product Diversification for Agents

Kioson adds a variety of OTA products, such as flight, train tickets, and hotel booking to increase income for agents. The product is a collaboration result of the company with one of Indonesia’s OTA players.

Jasin Halim, Kioson‘s President Director said, the product was developed because it’s relevant to the needs of the kiosk and its customers. It also supports the company’s ambition to become the public’s one-stop digital financial solution.

“Our business development will likely be directed to improve technological features in order to provide the best services for consumers. In the future, we want Kioson to not only seen as a balance sales company in kiosks but also a one-stop digital financial solution for the community,” he added.

The products in Kioson app are a combination of PT Narindo’s subsidiaries. As further detailed, Narindo’s products consist of balance sales and PPOB (online bank payment points) as payment options for PLN, TELKOM, and PDAM bills, also motorcycle installments, etc.

Kioson also offers digital commodities (balance and PPOB), e-commerce (cellphones and accessories), and fintech (payment and microlending). Currently, Kioson serves the top up for e-money and Go-Pay balance, both for Go-Jek users and for driver partners.

Kioson Performance

In the second quarter this year, Kioson has recorded IDR 1.276 trillion net sales. The number has increased far higher if compared to last year’s same period that reaches IDR 47.7 billion. The sale is supported by the digital products performance for IDR 1.27 trillion and e-commerce products for IDR 5.38 billion.

Although the sales increased, cost of goods sold is followed by IDR 1.254 trillion from last year’s IDR 45.75 billion. As Halim said, the increase reflects how great Kioson’s transaction to various partners such as providers for balance top-up, electricity token, PDAM, BPJS, Tokopedia, Samsung Electronic Indonesia, and others.

“It’s a reasonable condition due to Kioson’s effort to complete services and products.”

He predicted, e-commerce payment products and e-money top up will dominate users in the near future.

By June 2018, the number of kiosks registered to Kioson has reached 36,250, serving more than 4 million users in second-tier cities all over Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kioson Rambah Penjualan Produk OTA, Perkaya Produk untuk Agen

Kioson menambah variasi produk OTA, seperti penjualan tiket pesawat, kereta, dan kamar hotel agar para agen dapat meningkatkan pendapatannya. Produk ini merupakan hasil kolaborasi perseroan dengan salah satu pemain OTA di Indonesia.

Direktur Utama Kioson Jasin Halim menuturkan, produk ini dikembangkan karena relevan dengan kebutuhan kios dan pelanggannya. Hal ini juga mendukung ambisi perseroan untuk menjadi one-stop digital financial solution bagi masyarakat.

“Perkembangan bisnis kami akan semakin diarahkan pada pengayaan fitur-fitur teknologi agar bisa memberikan layanan terbaik bagi konsumen. Ke depan, kami ingin kios tidak hanya dipandang sebagai perusahaan penjual pulsa di warung-warung, tetapi juga one-stop digital financial solution bagi masyarakat,” terangnya.

Produk-produk yang terpampang di aplikasi Kioson merupakan kombinasi dari anak usaha PT Narindo. Bila dirinci, produk yang berasal dari Narindo terdiri atas produk penjualan pulsa dan PPOB (payment point online bank) untuk pembayaran tagihan PLN, TELKOM, PDAM, cicilan motor, dan lainnya.

Kioson sendiri menawarkan komoditas digital (pulsa dan PPOB), e-commerce (ponsel dan aksesoris) dan fintech (payment dan micro lending). Kini Kioson juga melayani penambahan saldo e-money Go-Pay, baik untuk pengguna Go-Jek maupuun mitra pengemudinya.

Kinerja Kioson

Pada kuartal kedua tahun ini, Kioson mencatatkan penjualan bersih Rp1,276 triliun, Angka ini jauh melonjak dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp47,7 miliar. Penjualan ini disokong kinerja penjualan produk digital Rp1,27 triliun dan produk e-commerce Rp5,38 miliar.

Kendati penjualan naik, beban pokok penjualan ikut meningkat sebesar Rp1,254 triliun dari tahun lalu RP45,75 miliar. Menurut Jasin, kenaikan tersebut merefleksikan besarnya transaksi Kioson ke berbagai partner seperti seluruh provider pulsa, listrik, PDAM, BPJS, Tokopedia, Samsung Electronic Indonesia, dna lainnya.

“Hal ini merupakan kondisi yang wajar karena Kioson tengah berupaya untuk melengkapi layanan dan produk kami.”

Dia memprediksi ke depannya produk pembayaran e-commerce dan top up e-money akan diminati para penggunanya. Sebab bila dilihat dari jumlah pengguna dari kedua produk tersebut semakin banyak, sehingga berdampak pada minat pengguna yang membesar.

Terhitung hingga Juni 2018, jumlah kios yang telah bergabung dengan Kioson mencapai 36.250 kios melayani lebih dari 4 juta pelanggan di kota lapis kedua di seluruh Indonesia.

Rayakan Ulang Tahun Pertama, JD.id Perkuat Infrastruktur dengan Menambah Gudang Baru

Hari ini, Kamis (9/3) PT Jingdong Indonesia Pertama (JD.id), anak perusahaan e-commerce patungan dari JD.com (Tiongkok) dan Provident Capital merayakan ulang tahun pertamanya. Untuk mengukuhkan komitmen JD.id berbisnis di Indonesia, perusahaan berencana untuk memperkuat infrastruktur dengan menambah lima hingga enam gudang penyimpanan.

Salah satu lokasi terbaru yang bakal dipilih adalah Medan. Adapun luasnya diperkirakan berkisar antara 5 ribu hingga 6 ribu meter persegi. Saat ini JD.id sudah memiliki tiga gudang yang berada di Cimanggis, Surabaya dan Pontianak.

“Lokasi gudang yang kami pilih berikutnya adalah Medan. Kota lain akan menyusul perlahan-lahan. Kami pilih Medan karena growth consumer behaviour-nya sangat tinggi, bukan karena mempertimbangkan kota besarnya,” terang Head of Corp Communication & Public Affairs JD.id Teddy Arifianto.

Hanya saja, Teddy enggan membeberkan nilai investasinya untuk pendirian gudang. Dia hanya memastikan bahwa investasi terbesar yang banyak dikucurkan perusahaan untuk ke depannya adalah infrastruktur dan sumber daya manusia.

Teddy berharap keberadaan gudang ini dapat membantu proses bisnis jadi lebih singkat, harga bisa ditekan sehingga pelayanan kepada konsumen bisa lebih optimal.

Hal ini sangat masuk akal mengingat JD.id menerapkan resep sendiri untuk mengatasi harga jual yang kompetitif di tengah persaingan industri e-commerce. Mulai dari memiliki perusahaan logistik sendiri untuk pengiriman barang bernama JX (Jaya Ekspres Transindo), dan menggunakan model bisnis business to consumer (B2C) dengan membeli barang langsung dari pemasok dan memasukkan ke gudang sendiri.

Resep itu dipercaya ampuh untuk menekan harga dan mampu mendorong konsumen untuk terus berkunjung.

“Nantinya setiap gudang dapat menjadi hub-hub yang menghubungkan seluruh konsumen kami di Indonesia. Sehingga semuanya bisa merasakan pelayanan yang sama dengan konsumen yang ada di kota besar.”

Rambah konsep O2O

Tak hanya itu, Teddy juga mengungkapkan tahun ini perusahaan juga mulai rambah strategi pemasaran online to offline (O2O) dengan mendirikan toko sementara (pop up store) di Mall Taman Anggrek, Jakarta. Untuk perhelatan perdana ini, JD.id menghadirkan lebih dari 30 mitra pemilik merek ternama dengan penawaran diskon yang hanya berlaku selama 9-12 Maret 2017.

Untuk kegiatan offline berikutnya, akan terus diadakan oleh JD.id sepanjang tahun ini di berbagai lokasi lainnya. Strategi ini dinilai cocok dengan kultur budaya orang Indonesia yang masih mengutamakan komunikasi tatap muka saat bertransaksi.

“Di Indonesia, bisnis online itu tidak bisa stand alone tanpa kegiatan offline. Strategi ini jadi perpanjangan tangan untuk bertemu langsung dengan konsumen dan akan terus dilakukan secara berkelanjutan,” pungkas dia.

Pencapaian JD.id tahun lalu, total pengunjung rata-rata JD.id per bulannya mencapai 1 juta hingga 3 juta orang, dengan rata-rata basket size mencapai Rp3 juta sampai Rp4 juta per orang.

Adapun jumlah SKU bertambah jadi 100 ribu SKU dari tahun sebelumnya 10 ribu SKU. JD.id memiiki 14 kategori barang dengan 103 sub kategori pilihan. Tiga kategori terlaris di JD.id diantaranya gadget & aksesoris, peralatan bayi,dan perabotan rumah tangga.

Alfacart Klaim Adanya Peningkatan Bisnis dari Strategi Online-to-offline

Strategi Alfacart untuk melancarkan skema online-to-offline diklaim terus mengalami peningkatan. Sejak 5 bulan menjalankan bisnisnya, Alfacart telah memiliki 7000 gerai Alfamart yang terintegrasi di seluruh Indonesia hingga kuartal ketiga tahun 2016. Saat ini Alfacart masih memiliki beberapa rencana terkait dengan  pertumbuhan bisnis, di antaranya payment point, pick up point, delivery point, drop off point, purchase point dan return point.

“Kami di Alfacart mencatat sekitar 79% pelanggan Alfacart lebih menyukai pilihan pembayaran langsung di gerai Alfamart terdekat, dan untuk produk yang dibeli kebanyakan adalah kebutuhan rumah tangga sehari-hari,” kata CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo saat acara temu media hari ini di Jakarta.

Saat ini berdasarkan peringkat Alexa situs Alfacart telah menempati posisi ke-tujuh untuk situs e-commerce yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia. Peringkat tersebut di bawah Tokopedia yang menempati posisi pertama disusul Bukalapak, Lazada, elevenia, OLX, Blibli dan Alfacart.

“Meskipun terbilang masih sangat muda usia dari Alfacart namun kami mampu masuk dalam 10 besar e-commerce favorit di Indonesia. Diharapkan hingga tahun 2017 nanti peringkat bisa semakin baik,” kata Catherine.

Fitur Drop Off dan Barcode

Sebagai layanan e-commerce yang mengedepankan teknologi untuk memudahkan pengalaman berbelanja pelanggan, Alfacart senantiasa menghadirkan inovasi terbaru. Yang saat ini tengah gencar dipromosikan adalah belanja dengan memanfaatkan barcode. Proses belanja yang terbilang mudah, cepat dan praktis.

“Dengan hanya melakukan scanning barcode di aplikasi Alfacart semua barang yang diinginkan sudah langsung masuk ke keranjang belanja, lebih cepat tanpa harus mencari merek produk yang diinginkan di aplikasi,” kata Catherine.

Fitur lain yang menjadi andalan Alfacart adalah Drop Off. Selain pelanggan yang ingin memanfaatkan fitur ini, kini marketplace yang tergabung dalam Alfacart juga bisa memanfaatkan fitur Drop Off ini di semua gerai Alfamart terdekat.

“Kami ingin membantu marketplace mempermudah proses pengiriman kepada pelanggan, dengan memanfaatkan fitur Drop Off ini selanjutnya proses pengiriman akan dilakukan oleh tim Alfacart,” kata Catherine.

Gandeng Samsung hadirkan promosi Shopping Festival 11.11

Menjelang Shopping Festival 11.11 mendatang Alfacart menggandeng Samsung menghadirkan promo gratis barang home appliance Samsung dengan berbelanja produk groceries atau kebutuhan sehari-hari rumah tangga di Alfacart. Dengan paket-paket yang disediakan pada tanggal 11 November mendatang pengguna bisa menikmati promo secara langsung dengan sistem pembelanjaan cicilan dengan pembayaran kartu kredit berupa voucher dari Alfacart dan Samsung.

“Kegiatan ini kami lakukan setelah melihat survei yang dilakukan oleh APJII yang menyebutkan 29,4 juta masyarakat Indonesia gemar melakukan pembelian kebutuhan rumah tangga secara online, dengan alasan itulah kami melancarkan kegiatan promosi ini,” kata Catherine.

Alfacart berharap konsumen di Indonesia semakin mengenal nilai lebih yang ditawarkan oleh e-commerce dalam hal ini Alfacart, untuk membantu dan mempermudah kegiatan rutin masyarakat Indonesia dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Rayakan Ulang Tahun Pertama, MatahariMall Perkuat Skema O2O

Menginjak usia satu tahun sebagai e-commerce lokal, MatahariMall memaparkan prestasi serta pencapaian yang telah diraih. Dalam acara temu media yang digelar bertepatan dengan perayaan ulang tahun MatahariMall hari ini, CEO MatahariMall Hadi Wenas mengungkapkan bahwa hingga kini MatahariMall telah menjangkau 483 dari 515 kota di Indonesia, 93% dari total keseluruhan kabupaten yang ada di Indonesia.

“Untuk bisa melayani semua pelanggan di Indonesia, ke depannya MatahariMall akan memanfaatkan teknologi serta layanan koneksi yang saat ini ada di operator komunikasi Indonesia. Dengan menjadi enabler diharapkan MatahariMall bisa memperluas layanan di seluruh pelosok Indonesia,” kata Wenas.

Dalam kesempatan tersebut diungkapkan juga beberapa rencana yang akan dilancarkan dan menjadi program prioritas dari MatahariMall. Di antaranya kegiatan promosi Super September hingga inovasi terkini mengedepankan skema online-to-offline (O2O).

“Kami bangga dengan skema O2O yang telah dilancarkan dan terbukti memberikan kontribusi lebih kepada MatahariMall, menginjak tahun kedua akan lebih banyak lagi inovasi layanan O2O yang rencananya akan kami luncurkan,” ungkap Wenas.

Skema O2O MatahariMall selama ini mampu mendongkrak jumlah penjualan yang memungkinkan pelanggan membeli barang secara online di MatahariMall dan mengambilnya di titik-titik O2O (PickUp&payCOD) di seluruh Indonesia.

“Saat ini kami memiliki 649 titik O2O di Indonesia yang tersebar di tempat-tempat strategis seperti kantor pos, stasiun kereta api, gedung perkantoran, sekolah, apartemen, perumahan hingga ke pusat perbelanjaan. Bahkan kami juga menyediakan eKiosk yang juga menjadi sarana edukasi bagi pengunjung yang tidak pernah mencoba berbelanja di MatahariMall,” ujar Wenas.

Magelang dan Batu kota penyumbang transaksi terbesar


Hal menarik yang juga dicatat oleh MatahariMall adalah saat ini Jabodetabek sudah tidak lagi menjadi kawasan penyumbang transaksi terbesar. Kota-kota seperti Magelang (Jawa Tengah) dan Batu (Malang) justru mengalami peningkatan jumlah pengguna hingga transaksi yang signifikan. Seperti yang terjadi pada lebaran lalu, kota Magelang memiliki pertumbuhan pemesanan sebanyak 1241%. Sebelumnya 28% transaksi berasal dari Jabodetabek.

“Saat ini kami telah membuka Hub di Jayapura setelah melihat besarnya demand serta pengguna MatahariMall di lokasi tersebut. Kami memiliki kantor, gudang serta tenaga kerja khusus yang kami tempatkan di Jayapura,” kata Wenas.

Sementara itu untuk pengembalian dan penukaran barang dari pelanggan, MatahariMall mengklaim mengalami penurunan yang cukup signifikan sejak awal berdiri. Sebagian besar pengembalian diarahkan langsung ke bagian pengembalian MatahariMall untuk menghindari penipuan baik dari pengguna maupun penjual.

“Hingga kini kami mengalami jumlah penurunan pengembalian dan penukaran barang sebesar 2%, diharapkan ke depannya akan semakin kecil jumlah pengembalian dan penukaran barang tersebut oleh pelanggan MatahariMall,” ujar Wenas.

Di usia satu tahun e-commerce masih terbilang baru, namun dengan inovasi, tim yang solid serta dukungan dari mitra saat ini diharapkan bisa memberikan kontribusi lebih untuk Indonesia.

“Memasuki tahun kedua kami akan tetap fokus pada komitmen untuk mengkaryakan talenta lokal, mengembangkan bisnis seller dan memberikan produk serta layanan terbaik untuk customer,” ujar Wenas.

Menyambut baik penunjukan Jack Ma

Ketika disinggung terkait dengan ditunjuknya Jack Ma sebagai penasihat ekonomi untuk Pemerintah Indonesia oleh Presiden Joko Widodo, Hadi Wenas menyambut baik keputusan tersebut.

“Dengan penunjukan Jack ma oleh pemerintah justru menujukkan bahwa industri e-commerce telah divalidasi serta di konfirmasi langsung oleh pemerintah, kami pun melihat akan menjadi peluang yang lebih baik untuk pelaku e-commerce mengembangkan bisnisnya,” kata Wenas.

Wenas juga menambahkan sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, Lippo Group telah memiliki banyak pengalaman serta sumber daya untuk menjadi bekal yang bisa dimanfaatkan terkait dengan kompetisi dengan e-commerce asing yang diprediksi bakal banyak hadir di Indonesia.

Berrybenka Hadirkan Pop Up Store di Kota Medan

Salah satu komitmen dari Berrybenka tahun 2016 ini adalah menghadirkan pengalaman online-to-offline (O2O) yang bertujuan untuk menjangkau penetrasi yang lebih luas, mendukung dan menjadikan Berrybenka sebagai fashion brand lokal terbesar dan menjadi fashion e-commerce yang customer focus. Rencana tersebut sebelumnya disampaikan secara langsung oleh CEO Berrybenka Jason Lamuda.

“Pelanggan adalah inspirasi terbesar dan alasan di balik semua hal yang kami lakukan. Tiga komitmen kami untuk tahun 2016 di antaranya adalah menghadirkan pengalaman online-to-offline (O2O) yang terintegrasi,” kata Jason.

Dalam kesempatan tersebut Jason juga memaparkan rencananya untuk menggelar pop up store di kota-kota besar Indonesia.

Setelah sebelumnya menggelar pop up store di Bandung, akhir bulan Januari ini, Berrybenka membuka pop up store di kota Medan, tepatnya mulai tanggal 29 Januari hingga 28 Februari 2016 di Mal Centre Point lantai dasar. Dalam kegiatan kali ini, Berrybenka bermitra dengan Bank Mandiri dan Indosat Ooredoo.

“Sebagai salah satu pelopor fashion e-commerce yang membawa pengalaman belanja online di Indonesia, Berrybenka terus bertumbuh dan menjadi destinasi belanja favorit bagi semakin banyak pelanggan kami. Tahun ini salah satu komitmen kami adalah menghadirkan pengalaman online-to-offline (O2O) yang terintegrasi demi menjangkau lebih banyak pelanggan di seluruh nusantara, salah satunya lewat pop up store di kota Medan ini,” kata  Managing Director PT Berrybenka Danu Wicaksana dalam rilisnya hari ini.

Berrybenka Pop Up Store menghadirkan kemudahan pengambilan produk di Pop Up Store via “COD (Cash On Delivery) Station” khusus untuk pelanggan di Medan dan sekitarnya, serta free wrapping box dengan kotak kemasan spesial Berrybenka edisi Valentine untuk pembelanjaan tertentu.

Tokopedia Seals Strategic O2O Partnership with Indomaret

The Online-to-Offline (O2O) concept has become a new promising strategy among local e-commerce players nowadays. That being said, Tokopedia seals a partnership with Indomaret to facilitate users choosing this concept while doing their online transaction. The partnership allows Tokopedia customers to pay their order at Indomaret stores all over Indonesia. Continue reading Tokopedia Seals Strategic O2O Partnership with Indomaret