Traveloka Launches Xperience, A Feature Providing Curated Travel Products and Activities

Being known as Activities and Recreation feature, Traveloka has currently launched its latest feature as the sub-brand called Xperience. The complete experience to explore and book various holiday activities and lifestyle. Starts from tickets for shows, tour, playground, beauty, cinema, karaoke, and sports.

The feature was introduced in early 2019. As an effort to expand coverage for products and services in lifestyle integrated into one application.

Traveloka’s Head of Experience Product Marketing, Terry Santoso said, Traveloka Xperience is presented with coral tone and unique interface for loyal customers. In addition to the specific search, Traveloka Xperience can also use the “Nearby” feature in Traveloka’s map that is integrated with Google Maps.

“We are now having 15 thousand products with 10 subcategories specifically made and curated by our team. In order to provide simple and various options for customers,” he added.

Regarding a spin-off from Traveloka’s ecosystem, Santoso said there will be no such thing. Currently, Traveloka has bee downloaded over 40 million with 35 million active users per month, available in 7 countries. Australia becomes the latest one to be a part of Traveloka since February 2019.

“Not only Indonesia, the focus includes providing specific products and services in our Southeast Asia business. In helping businessmen to promote to other countries, also to acquire more locals to access information and services they offered,” he said.

Supported by technology and customer service

xperience

Traveloka is currently developing QR Code feature for the new sub-brand to access events and attractions. For faster transaction, they claimed to provide a 5-second payment process, until the customer receives notification and success payment email.

“In the near future, we’ll develop faster technology, also useful for customers and business players. Not only to help then promote but also join the Xperience, we can help them expand,” Santoso said.

Traveloka Xperience is now focusing on products and services targeting customers (B2C). Regarding business products targeting B2B such as MICE (meeting, incentives, conferencing, exhibitions), he mentioned no plans for such market.

Using the current data analytics, Xperience also has a relevant recommendation for business players, also help them to prepare attractive products or travel packages for customers.

“Thus, we want to be the end-to-end platform for customers or travelers looking for a suitable holiday recommendation, information, and accommodation,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Resmikan Fitur Xperience, Hadirkan Produk Wisata dan Aktivitas Hiburan Terkurasi

Setelah sebelumnya dikenal dengan fitur Aktivitas dan Rekreasi, kini Traveloka meresmikan fitur terbaru yang diklaim merupakan sub brand dari Traveloka yaitu Xperience. Fitur lengkap yang mencakup layanan pencarian dan pemesanan beragam kategori aktivitas liburan dan gaya hidup. Mulai dari tiket pertunjukan, tur, taman bermain anak, kecantikan, bioskop, karaoke hingga kelas olahraga.

Fitur tersebut mulai diperkenalkan oleh Traveloka sejak awal tahun 2019. Sebagai upaya Traveloka melebarkan sayapnya dengan melengkapi produk dan layanan untuk kebutuhan hiburan dan gaya hidup yang terintegrasi dalam satu aplikasi.

Head of Experience Product Marketing Traveloka Terry Santoso mengungkapkan, Traveloka Xperience hadir dengan warna coral cerah dan tampilan berbeda untuk pengguna setia. Selain fitur pencarian khusus, Traveloka Xperience yang tersedia di aplikasi Traveloka, juga bisa dimanfaatkan dengan menempatkan posisi “Nearby” dalam peta Traveloka yang sudah terintegrasi dengan Google Maps.

“Saat ini kita memiliki sekitar 15 ribu produk dan 10 sub kategori yang dibuat secara khusus dan dikurasi dengan ketat oleh tim Traveloka. Demi memberikan kemudahan dan pilihan yang beragam untuk pengguna,” kata Terry.

Disinggung apakah pada akhirnya fitur Xperience ini akan melakukan spin off dan keluar dari ekosistem di dalam aplikasi Traveloka, Terry menegaskan tidak akan terjadi. Aplikasi Traveloka sendiri saat ini sudah diunduh lebih dari 40 juta kali dengan 35 juta pengguna aktif setiap bulannya dan telah tersedia di 7 negara. Australia menjadi negara terbaru yang kini sudah menjadi bagian dari Traveloka sejak bulan Febuari 2019.

“Fokus kita selain Indonesia tentunya ingin memberikan layanan dan produk secara khusus kepada pengguna di Asia Tenggara. Bukan hanya membantu pemilik usaha mempromosikan kepada negara lain, namun juga bisa mengakuisisi lebih banyak pengguna lokal untuk mengakses informasi hingga layanan yang mereka berikan,” kata terry.

Didukung teknologi dan layanan pelanggan

Salah satu fitur yang saat ini tengah dikembangkan oleh Traveloka Xperience adalah penggunaan QR Code untuk akses masuk ke tempat hiburan. Dengan cara ini diharapkan, pengguna Traveloka Xperience bisa lebih mudah masuk dengan akses yang cepat memanfaatkan smartphone.

Traveloka juga menyediakan akses masuk yang cepat, bekerja sama dengan beberapa tempat hiburan. Untuk mempercepat proses transaksi, Traveloka mengklaim proses pembayaran bisa dilakukan secara cepat hanya dalam waktu 5 detik saja, hingga email notifikasi dan bukti pembayaran diterima oleh pengguna.

“Ke depannya kita juga akan menghadirkan teknologi yang lebih cepat dan tentunya berguna untuk pengguna juga pemilik bisnis. Bukan hanya membantu pemilik usaha mempromosikan, tapi jika bergabung dengan Xperience, kami bisa membantu mereka meningkatkan usaha,” kata terry.

Saat ini Traveloka Xperience fokus kepada layanan dan produk yang menyasar konsumen (B2C). Terkait dengan produk bisnis yang menyasar B2B seperti MICE (meetings, incentives, conferencing, exhibitions), Terry menyebutkan belum berencana untuk menyasar segmen tersebut.

Memanfaatkan data analytics yang terkumpul, Xperience juga bisa memberikan rekomendasi yang relevan kepada pemilik usaha, sekaligus membantu mereka menyiapkan produk atau paket wisata yang menarik dan dibutuhkan oleh pengguna.

“Pada akhirnya kita ingin menjadi platform end-to-end bagi pengguna atau traveler yang mencari rekomendasi, informasi dan akomodasi wisata yang menarik sesuai dengan kebutuhan,” kata Terry.

Application Information Will Show Up Here

Belum Tersedia di Indonesia, Oyo Luncurkan Aplikasi Oyo Lite

Bertujuan untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik saat mengakses aplikasi, Oyo merilis Oyo Lite–versi ringan aplikasi konsumennya. Aplikasi Lite yang baru ini memiliki semua fitur dan fungsi aplikasi standar dan didesain untuk berfungsi di area dengan konektivitas rendah agar memaksimalkan pengalaman pengguna.

Dengan ukuran aplikasi kurang dari 800 KB, Oyo Lite menggunakan ruang memori lebih sedikit namun tetap memungkinkan interaksi pengguna yang optimal bagaimanapun kondisi konektivitasnya. Dari sisi teknologi, aplikasi Lite lebih ringan dengan ukuran lebih kecil, namun tetap memiliki semua fitur dan fungsi aplikasi standar.

Berbarengan dengan peluncuran versi Lite, Oyo menghadirkan penggunaan in-app tombol SOS–yang pertama diterapkan dalam industri ini. Ketika situasi darurat terjadi, fitur tersebut memungkinkan tamu hotel mengakses bantuan dari staf hotel dan Safety Response Team (SRT) Oyo yang terlatih dan berpengalaman dalam waktu 1×24 jam, termasuk dapat menghubungi pihak berwenang.

“Oyo Lite juga dirancang sebagai solusi permasalahan yang acap kali dihadapi pengguna, yaitu konektivitas internet dan terbatasnya ruang penyimpanan data pada ponsel. Kami percaya bahwa produk ini merupakan solusi tepat bagi wisatawan yang berada di area dengan koneksi internet terbatas, serta mereka yang memiliki ponsel dengan spesifikasi minimum,” kata CTO Oyo Hotels & Homes Anil Goel.

Belum tersedia di Indonesia

Meskipun sudah tersedia di beberapa negara dalam versi Android, namun aplikasi Lite ini belum tersedia di Indonesia. Menurut tim Oyo, setelah roadmap peluncuran fitur ini di Indonesia jelas, mereka akan membagikan detail lebih lanjut.

Indonesia seringkali menjadi pilot project implementasi aplikasi lite, misalnya mobile browser Firefox Lite (awalnya bernama Firefox Rocket), karena konektivitasnya tidak merata dan di beberapa area masih cukup rendah kecepatannya.

Di Indonesia jaringan Oyo Hotels & Homes telah resmi beroperasi sejak Oktober 2018. Kini, mereka telah bermitra dengan lebih dari 500 pemilik properti dan mengelola lebih dari 530 hotel dan 12.250 kamar eksklusif di 52 kota di Indonesia. Perusahaan menargetkan menjangkau 100 kota pada akhir 2019.

Application Information Will Show Up Here

Tiket Announces Business Growth, Launching Customer Service via WhatsApp

Entering the holiday season, Tiket has claimed an increased traffic for all services. Starts from flight booking, hotel and trains. The current rising price for flight does not lessen people’s enthusiasm in traveling using airplane. The price increases for about 150% from the previous season.

In terms of train ticket, it increased by 52% this year.  It’s in line with Transportation Ministry’s prediction, for the land transportation to be increased by 30 per cent in this year’s mudik period.

“Currently, we are yet to offer bus ticket in the platform. Our focus is still around the flight, train and hotel reservation,” Gaery Undarsa as Tiket’s CMO said.

Customer service via WhatsApp, PayLater and activity

In order to provide better service to the customers, Tiket launches 24-hours customer service using WhatsApp. The strategic partnership by Tiket using WhatsApp is to facilitate customers to have direct interaction with 100 CS team specially prepared.

The customers are getting engaged with this feature due to the fast response and easy access, compared to the call center or email.

“We can make sure in 5 minutes, the CS team will make direct response and help customers. Currently we’re still using CS team, furthermore we also plan to implement AI and machine learning technology for general question,” he added.

To date, Tiket has been offering various payment options to users, from bank transfer to installment without credit card in partnership with Kredivo. Being mentioned about the plan for PayLater, they confirmed, and when it’s done, it’ll be launched this year.

The app with 16 million downloads also claimed to provide additional feature in activity category for business players. The event sale to the concert ticket in the platform also has significant increase.  The latest feature is expected to help users and the business players. Previously, Tiket is reportedly focused on B2B segment.

“When the PayLater’s ready supported by Tiket and product in the activity category targeting B2B segment will also be launched this year,” he said.

Increase partnership

The strategic partnership is also formed between Tiket and Gojek through Go-Travel. Using the service in Go-Jek’s platform, users can now purchase Tiket’s travel products. The latest collaboration is expected to reach more users and supported Gojek’s ambition to become the super app.

“Although Tiket and Gojek are under GDP Venture, the strategic partnership has become our focus in Tiket as local app, just like Gojek. We believe in this collaboration to give positive result,” Gaery said.

Previously, Grab has collaborated with Booking.com and Agoda to provide hotel reservation in Grab app. Shopee on the other hand, has partnered up with Traveloka.

The other strategic partnership by Tiket is formed with Umroh.com marketplace. The startup under Tiket’s founder guidance provides free umrahwithin Tiket’s special promo. In order to build up ecosystem, Tiket routinely held mentoring session to the related startups.

“In addition, we also have other startups which receives education also direct mentoring from us. Furthermore, we also plan to add new mentoring program for the relevant startups,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tiket Klaim Pertumbuhan Bisnis, Luncurkan Layanan Pelanggan via WhatsApp

Jelang libur lebaran, Tiket mengklaim mengalami peningkatan dari sisi trafik untuk semua layanan yang dimiliki. Mulai dari pemesanan tiket pesawat, hotel hingga kereta api. Adanya kenaikan harga tiket pesawat yang terjadi saat ini ternyata tidak menurunkan animo masyarakat untuk melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi udara. Pemesanan tiket pesawat mengalami kenaikan 150% dibandingkan dengan periode mudik 2018.

Sementara untuk pemesanan kereta api untuk mudik 2019 meningkat hingga 52% dibandingkan periode tahun lalu. Kenaikan ini sejalan dengan prediksi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yaitu arus mudik di jalur darat akan meningkat sekitar 30 persen pada lebaran 2019.

“Saat ini kami belum memiliki rencana untuk menghadirkan pembelian tiket bus dalam platform. Fokus kami masih seputar tiket pesawat terbang, kereta api dan tentunya hotel,” kata CMO Tiket Gaery Undarsa.

Layanan pelanggan via WhatsApp, PayLater dan aktivitas

Bertujuan untuk memberikan pelayanan lebih kepada pengguna, Tiket meluncurkan layanan pelanggan 24 jam memanfaatkan WhatsApp. Kemitraan strategis yang dilancarkan oleh Tiket dengan WhatsApp ini, memberikan kemudahan kepada pengguna untuk berinteraksi langsung dengan 100 orang tim Customer Service (CS) yang secara khusus disiapkan oleh Tiket.

Fitur WhatsApp ini sudah mulai diminati oleh pengguna, karena sifatnya yang cepat dan tentunya lebih mudah diakses, dibandingkan layanan pelanggan memanfaatkan telepon atau email.

“Kita bisa pastikan dalam waktu 5 menit, tim CS langsung menyapa pengguna dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Saat ini kita masih memanfaatkan tenaga tim CS, ke depannya kita juga berencana untuk menerapkan teknologi AI hingga machine learning untuk pertanyaan yang umum,” kata Gaery.

Saat ini Tiket sudah menghadirkan beragam pilihan pembayaran kepada pengguna, mulai dari bank transfer hingga cicilan tanpa kartu kredit bermitra dengan Kredivo. Disinggung apakah Tiket memiliki rencana untuk meluncurkan PayLater, disebutkan rencana tersebut memang ada, dan jika persiapan sudah final PayLater akan diluncurkan tahun 2019 ini.

Aplikasi yang sudah diunduh 16 juta orang ini mengklaim juga bakal menghadirkan fitur tambahan dalam kategori aktivitas, yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik bisnis. Penjualan acara hingga tiket konser dalam platform Tiket juga saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan diluncurkannya fitur baru ini, diharapkan bisa membantu pengguna sekaligus pemilik bisnis. Sebelumnya dikabarkan Tiket mulai fokus merambah segmen B2B.

“Jika sudah siap PayLater yang didukung langsung oleh Tiket dan produk dalam kategori aktivitas yang menyasar segmen B2B akan kami hadirkan juga tahun ini,” kata Gaery.

Menambah kemitraan

Kerja sama strategis juga sudah dilakukan oleh Tiket dengan Gojek melalui Go-Travel. Memanfaatkan layanan yang tersedia di platform Tiket, kini pengguna Go-Jek bisa melakukan pembelian produk travel milik Tiket. Kolaborasi yang baru diresmikan awal bulan Mei ini, diharapkan bisa menjangkau lebih banyak pengguna dan mendukung tujuan dari Gojek untuk menjadi Super App.

“Meskipun Tiket dan Gojek berada dalam naungan yang sama yaitu GDP Venture, namun kemitraan strategis ini sudah menjadi perhatian kami di Tiket yang juga merupakan aplikasi karya anak bangsa, sama halnya dengan Gojek. Kami optimis kolaborasi ini bisa memberikan hasil yang positif,” kata Gaery.

Sebelumnya Grab juga telah menggandeng Booking.com dan Agoda menyediakan pilihan pemesanan hotel dalam aplikasi Grab. Sementara Shopee telah menggandeng Traveloka.

Kerja sama strategis lainnya yang diperkenalkan oleh Tiket adalah dengan platform marketplace Umroh.com. Startup yang secara khusus merupakan binaan dari para founder Tiket ini, menyediakan hadiah umroh gratis dalam promo spesial Tiket. Untuk memperkuat ekosistem, Tiket secara rutin memberikan mentoring kepada startup terkait.

“Selain Umroh kita juga masih memiliki startup binaan lainnya yang telah mendapatkan edukasi hingga mentoring langsung dari kami. Ke depannya kami juga berencana untuk menambah mentoring program ini untuk startup yang relevan dengan kami,” kata Gaery.

Application Information Will Show Up Here

Tidak Terafiliasi dengan Traveloka, Pegipegi Fokuskan Kegiatan Pemasaran

Pasca diakuisisi oleh Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd (Jet Tech) bulan Maret 2018 lalu, platform OTA Pegipegi kembali hadir dengan beragam penawaran dan target capaian. Meskipun Jet Tech terafiliasi dengan Traveloka, namun secara bisnis semua dijalankan independen tanpa adanya hubungan langsung dengan Traveloka. Sebelumnya sempat dikabarkan, Traveloka yang melakukan akuisisi kepada Pegipegi.

“Bisa kami pastikan semua bisnis dari Pegipegi tidak ada kaitannya dengan Traveloka. Hubungan dengan Traveloka hanya terjadi dengan Jet Tech sebagai pihak yang mengambil alih Pegipegi,” kata Head of Business Development & Strategic Partnership Pegipegi Ryan Kartawidjaja.

Masih fokus kepada penjualan tiket pesawat udara, kereta api dan hotel; Pegipegi ingin melancarkan kegiatan pemasaran yang lebih masif tahun ini dengan memberikan promosi untuk pengguna, khususnya di bulan Ramadan.

Saat ini Pegipegi mulai berupaya menambah jumlah pelanggan sekaligus memperbanyak kerja sama dengan mitra yang relevan. Pegipegi juga telah menjalin kemitraan dengan Kredivo, dengan memberikan pilihan pembayaran PayLater.

“Di periode Ramadan kali ini kami menggandeng banyak partner dari hotel, bank, dan lembaga nirlaba untuk bergabung bersama menyukseskan mudik agar membawa banyak keberkahan bagi seluruh masyarakat Indonesia.”

Menambah fitur

Untuk memberikan kemudahan kepada pengguna, Pegipegi meluncurkan beberapa fitur baru di aplikasi. Pertama ada Online Check-In, memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk menghindari keterlambatan saat check-in di bandara. Kemudian ada Travel Insurance, memberikan perlindungan untuk keterlambatan hingga kecelakaan diri. Jika pelanggan pada akhirnya perlu membatalkan perjalanan ada fitur Online Refund. Dan yang terakhir adalah PayLater dari Kredivo sehingga dapat mencicil biaya akomodasi hingga 12 bulan.

“Setelah fitur terbaru tersebut, kami juga akan terus menghadirkan fitur-fitur baru dan menarik lainnya yang diharapkan bisa memudahkan pengguna mengakses aplikasi Pegipegi,” kata Corporate Communications Manager Pegipegi Busyra Oryza.

Saat ini penggunaan aplikasi masih mendominasi dengan jumlah pengunduh 4 juta kali di Android dan iOS. Tahun 2019 ini diharapkan Pegipegi bisa mencapai target pengguna baru hingga tiga kali lipat. Untuk produk favorit pengguna Pegipegi yakni pembelian tiket pesawat terbang dan hotel masih memberikan kontribusi yang besar hingga lebih dari 90%.

Disinggung apakah Pegipegi akan meluncurkan produk experience atau aktivitas yang banyak dimiliki oleh platform OTA serupa di Indonesia, Ryan enggan untuk menyebutkan lebih lanjut.

“Dalam waktu dekat kami juga akan merilis produk terbaru yang diharapkan bisa melengkapi produk travel yang terdapat di Pegipegi. Sementara untuk fundraising kami belum memiliki rencana untuk melakukan kegiatan tersebut saat ini,” tutup Ryan.

Application Information Will Show Up Here

Bobobox Terima Pendanaan dari Surge Sequoia, Agaeti Ventures, Everhaus dan Investor Sebelumnya

Startup akomodasi hotel kapsul Bobobox belum lama ini menerima pendanaan dalam seed round dari beberapa investor, termasuk Sequoia Capital India (Surge), Agaeti Ventures, dan Everhaus. Investor sebelumnya yakni Aplha JWC dan Ganesia Ventures turut terlibat dalam pendanaan ini. Tidak disebutkan nominal keseluruhan yang didapat.

Menurut informasi yang beredar, Surge memberikan kontribusi sebesar $1,5 juta (atau setara 21,6 miliar Rupiah). Tidak hanya untuk Bobobox, beberapa startup di Asia turut mendapatkan pendanaan dari Surge, dari Indonesia ada startup insurtech Qoala.

Modal tambahan yang didapat akan difokuskan untuk pengembangan outlet, improvisasi teknologi, dan inovasi pengembangan. Sejak hadir di tahun 2017, Bobobox menjadi game changer yang fokus pada pasar milenial/traveler yang membutuhkan akomodasi terjangkau.

Bisnis yang berpusat di Bandung tersebut menghadirkan pods, kapsul ruang tidur, yang dilengkapi dengan aplikasi untuk mengendalikan akses pintu, nyala lampu yang bisa disesuaikan, fitur keamanan, bluetooth speaker, hingga pendingin ruangan.

Pasca pendanaan ini pihak Bobobox turut menyampaikan akan membuka unit di 10-20 lokasi baru. Cukup percaya diri, pasalnya mereka mengklaim traksi yang didapat cukup tinggi dari pangsa pasar yang ditargetkan.

Untuk tetap unggul di pasar, Bobobox miliki tiga strategi utama. Pertama ialah dengan pengembangan produk dan teknologi secara berkelanjutan. Kedua dengan pengembangan sistem yang meningkatkan pengalaman tamu. Dan ketiga adalah penambahan lokasi dan varian unit yang ditawarkan.

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Perkuat Vertikal Bisnis, Fokus Hadirkan Layanan Transportasi Darat

Awal tahun ini Traveloka mulai mengembangkan vertikal bisnis mereka dengan fokus kepada masing-masing kategori dan ingin dikenal sebagai “discovery platform“. Masing-masing layanan tersebut adalah transportasi, akomodasi, dan experience.

PR Director Traveloka Sufintri Rahayu mengungkapkan, rencana ini sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2018 lalu, namun mulai diresmikan pada awal tahun 2019.

“Kini masing-masing vertikal bisnis memiliki CEO yang bertanggung jawab untuk mengembangkan layanan unggulan discovery platform Traveloka. Mulai dari CEO Transport yang dipimpin oleh Caesar Indra dan CEO lainnya.”

Fokus Traveloka saat ini adalah mengembangkan masing-masing vertikal bisnis agar bisa mempercepat pertumbuhan bisnis dan terus menambah berbagai layanan bagi pelanggan Traveloka di Indonesia.

“Kami juga memiliki misi untuk terus menjangkau destinasi yang masih sulit untuk dijangkau oleh masyarakat Indonesia. Dengan mengkombinasikan transportasi udara dan darat, semua proses tersebut bisa dinikmati hanya dengan melakukan pemesanan di aplikasi Traveloka,” kata Sufintri.

Transportasi darat

Dalam acara temu media, Head of Growth Management Transportation Product Traveloka Iko Putera menyebutkan, Traveloka menawarkan pilihan tiket pesawat dengan tujuan ke lebih dari 200 ribu pilihan rute, kereta api ke lebih dari 9 ribu kombinasi rute, bus dan travel dengan lebih dari 110 pilihan operator, rental mobil yang sudah tersedia di 36 kota di Indonesia, serta layanan antar jemput bandara yang telah tersedia di 149 bandara domestik dan luar negeri.

“Berdasarkan riset yang kami lakukan, animo masyarakat terhadap moda transportasi pesawat terbang masih cukup tinggi. Namun di tahun ini, permintaan terhadap moda transportasi darat meningkat secara signifikan, yaitu mencapai hingga 30 persen untuk kereta api dan 300 persen untuk bus antar kota dibandingkan dengan periode normal.”

Bukan hanya membantu pelanggan untuk mendapatkan informasi lengkap seputar transportasi bus yang dipilih, Traveloka juga membantu pemilik operator bus untuk meningkatkan layanan mereka memanfaatkan big data analytics dan feedback dari pelanggan. Layanan bus yang saat ini dinilai masih sangat fragmented, menyulitkan pihak operator hingga Traveloka untuk bisa membantu dan membenahi sistem yang ada.

“Secara khusus kami bisa menyediakan informasi waktu yang paling banyak dipilih oleh pelanggan untuk membeli tiket, tipe bus seperti apa yang mereka inginkan hingga destinasi dari pelanggan memanfaatkan data yang masuk dan tentunya masukan dari pelanggan,” kata Iko.

Disinggung apakah dengan fokus ke transportasi darat, jumlah penjualan tiket pesawat terbang menurun di platform Traveloka, Iko menegaskan tiket pesawat terbang masih menjadi dominasi di Traveloka, diikuti beberapa alternatif lain di transportasi darat, seperti kereta api, bus dan rental mobil.

“Di kuartal pertama terdapat pertumbuhan di pemesanan tiket pesawat, meskipun terjadi kelesuan industri dikarenakan peningkatan harga pesawat terbang dan disusul dengan moda transportasi darat lainnya. Hal ini sejalan dengan perkembangan infrastruktur di Indonesia yang semakin menunjang,” kata Iko.

Hingga saat ini penggunaan aplikasi masih mendominasi pilihan pelanggan untuk melakukan pemesanan dan pembelian tiket. Aplikasi Traveloka sendiri saat ini telah diunduh lebih dari 40 juta kali.

Traveloka mengklaim telah memiliki inventori dengan lebih dari 450 ribu hotel di 100 negara dan 100 mitra maskapai.

Application Information Will Show Up Here

JavaMifi Resmikan Kehadiran di Thailand, Berencana Perluas Jaringan Internasional

Penyedia layanan sewa pocket wifi untuk traveler JavaMifi mengumumkan ekspansi jaringan internasional mereka dengan bermitra dengan partner lokal Thailand, Smile Wifi.

Kerja sama yang ditandatangani General Manager JavaMifi Arindro Nugroho danManaging Director Smile Wifi Charoensit Wongyokthong diharapkan bisa mendukung penuh pengguna JavaMifi yang berkunjung ke Thailand berupa jaringan stabil, koneksi internet lebih cepat dan dukungan technical support 24 jam dari tim lokal jika pelanggan memerlukan bantuan.

Selain itu pelanggan JavaMifi juga memiliki pilihan untuk mendapatkan Travel Wifi begitu tiba di Thailand yang saat ini tersedia counter di Bandara Suvarnabhumi, Bandara Don Mueang, dan Bandara Phuket Internasional.

Rencana ekspansi

Setelah Thailand, JavaMifi berencana meluncurkan produk di negara lainnya di Asia. Selain yang sudah berjalan dengan Jepang dan Thailand, saat ini JavaMifi sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa calon partner di negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Korea Selatan.

“Dalam waktu dekat kami akan fokus untuk menyasar beberapa negara Asia lainnya yang menjadi destinasi favorit wisatawan Indonesia,” kata Arindro

Saat ini JavaMifi mengklaim telah melayani satu juta pelanggan sejak pertama kali meluncur. Perusahaan telah menyiapkan modem untuk mengakomodasi hingga 30,000 transaksi per bulan. JavaMifi menargetkan bisa mengalami kenaikan pertumbuhan seperti tahun 2018 yang mencapai 800% dari sisi pengguna.

“Untuk mencapai hal tersebut, pengembangan produk maupun inovasi teknologi akan terus kami kembangkan untuk mencapai rencana panjang JavaMifi menjadi solusi cross border connectivity baik untuk wisatawan Indonesia yang melancong keluar negeri maupun wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia,” kata Arindro.

Disinggung apakah JavaMifi memiliki rencana untuk melakukan fundraising tahun ini, Ariandro enggan menyebutkan. Namun ia menegaskan, fokus perusahaan untuk tahun ini masih mengedepankan experience bagi pengguna JavaMifi dengan terus memperhatikan dan mengembangkan service excellence, channel distribution, partnership, dan product technology sebagai inti dari layanan JavaMifi.

Tren pocket wifi

Selain popular sebagai destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan asing, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara dengan wisatawan paling aktif yang melakukan perjalanan wisata ke mancanegara. Melihat potensi tersebut, model bisnis yang diterapkan oleh JavaMifi diklaim sudah sangat relevan dengan tren dan demand saat ini.

JavaMifi mencatat, bisnis modem di Indonesia pada tahun 2019 masih sangat potensial. Menilik perilaku masyarakat pengguna perangkat seluler yang cenderung menggunakan lebih dari satu perangkat, modem menjadi alternatif yang praktis dan dapat dibawa kemana-mana.

“Edukasi yang kami lakukan beberapa tahun terakhir terkait benefit menggunakan pocket wifi menghasilkan permintaan outbound travel wifi bagi wisatawan Indonesia yang akan bepergian ke luar negeri juga sudah berkembang luar biasa. Sejalan dengan pertumbuhan wisatawan yang meningkat setiap tahunnya ditambah kebutuhan akan koneksi internet untuk menunjang aktivitas dan lifestyle mereka,” tutup Arindro.

Grab Releases Hotel Reservation Feature with Agoda

Grab has released hotel reservation feature with Agoda. It is currently limited to platinum and gold users. This is a tile version, with some of Grab’s top feature, such as Ride, Car, Food, and Videos.

Currently, Grab only provides booking from Agoda. Reservation through Booking.com, Agoda’s sister company, is said to be available soon.

The UI/UX display is similar to the Agoda website interface. Payment system can be through debit/credit from local and international networks, PayPal, or merchants like Indomaret or Alfamart. There is no mention of Ovo to be integrated with this feature.

Previously, Grab has mentioned this feature since last year along with the health feature post strategic funding. Grab has received strategic investment of US$200 million from Booking Holdings, Agoda’s parent company in October 2018.

The next step, Grab is to release some additional value through GrabRewards, such as discount for reservation through Agoda and Booking.com for platinum and gold accounts.

Another Grab’s new feature is bus ticket and cinema reservation. The latest one is with BookMyShow. Yesterday (5/9), Grab has just released a trial for electric scooter GrabWheels with Sinar Mas Land in BSD City.

Grab’s competitor, Gojek, also released hotel booking feature called Go-Travel with Tiket.com and Reddorz.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here