Jaguar Ungkap Konsep Setir Mobil Pintar Bertenaga AI

Fokus industri otomotif pada pengembangan mobil tanpa sopir membuat kita berasumsi bahwa mobil di masa yang akan datang tak akan dilengkapi setir karena sudah bisa mengemudikan dirinya sendiri. Namun Jaguar Land Rover berpendapat berbeda. Pabrikan asal Inggris itu malah mengimajinasikan skenario masa depan dimana setir adalah satu-satunya bagian mobil yang dimiliki konsumen.

Visi yang agak nyeleneh itu coba mereka wujudkan lewat sebuah konsep lingkar kemudi bernama Sayer. JLR mendeskripsikan Sayer sebagai sebuah “setir bertenaga artificial intelligence (AI) yang dapat mengerjakan ratusan tugas,” dan kegunaannya tidak lepas dari tren ride sharing di masa mendatang.

Anggap saja Sayer ini seperti smart speaker, tapi tanpa menitikberatkan pada elemen speaker-nya. Anda tinggal bilang pada Sayer dari dalam rumah bahwa Anda hendak bertemu seseorang besok pukul 8 pagi di lokasi yang terletak sekitar dua jam dari kediaman, maka Sayer akan mengerjakan sisanya.

Keesokan harinya, sebuah mobil akan meluncur dengan sendirinya ke kediaman Anda, siap untuk dijadikan tunggangan menuju lokasi. Seperti yang sudah bisa ditebak, Sayer-lah yang bertanggung jawab memesan mobil kemudi otomatis yang merupakan bagian dari sebuah layanan ride sharing ini.

JLR bilang kalau Sayer akan menjadi bagian penting dari mobil konsep Jaguar ke depannya, tapi realisasinya mungkin masih harus menunggu sampai setidaknya tahun 2040.

Sumber: Jaguar Land Rover.

Marketplace Otomotif RajaMobil Terima Pendanaan Eksternal Perdana yang Dipimpin Ideosource

Marketplace otomotif RajaMobil mengumumkan perolehan pendanaan eksternal perdana, dengan nilai yang tidak disebutkan, dipimpin oleh Ideosource. Terlibat dalam pendanaan kali ini perusahaan modal ventura lainnya Stellar Capital, beserta beberapa nama investor individu TP Rachmat dari Triputra Group, Boy Thohir, Fatimah Kalla, dan Erick Thohir melalui Beyond Media (Mahaka Group). TP Rachmat dan Boy Thohir akan masuk ke dalam Board Advisor di RajaMobil.

Di luar nama-nama tersebut, Assa Rent, Nasmoco, dan beberapa perusahaan otomotif lainnya juga disebut berpartisipasi dalam penggalangan dana ini. RajaMobil juga mendapat dukungan konsorsium beberapa dealer mobil ternama yang tertarik menanamkan modal mereka.

“Selama dua tahun terakhir kami mengembangkan RajaMobil khusus untuk mobil baru. Karena kami fokus bermain di sektor vertikal, traksinya cukup baik sehingga dapat menarik pendanaan segar yang dipimpin Ideosource. Ini pendanaan eksternal perdana kami dan tidak menyebutnya dengan tahap awal, pra seri A, atau lainnya,” terang CEO RajaMobil Dien Wong, Rabu (6/9).

Dia melanjutkan pendanaan segar ini mayoritas akan digunakan untuk menggencarkan strategi pemasaran yang agresif dan mengembangkan produk agar semakin diterima masyarakat.

Jaringan investor yang rata-rata berkecimpung di dunia otomotif diharapkan menjadi amunisi bagi perusahaan untuk memperkuat posisinya di tanah air. Hal ini sekaligus mewujudkan target kontribusi penjualan ke nasional menjadi 1% dari sebelumnya 0,1%.

Sebagai gambaran, pada tahun lalu total penjualan mobil baru secara nasional mencapai kisaran Rp200 triliun. Dari angka tersebut, RajaMobil mengklaim telah menyumbang porsi 0,1% dengan menjual 1.000 unit. Dengan mengambil rerata harga mobil di angka Rp200 juta, maka RajaMobil sudah menyumbang lebih dari Rp200 miliar.

“Siapa pun yang bisa menguasai pasar digital otomotif akan merasakan hasilnya ketika perilaku pembelian mobil melalui platform digital menjadi hal umum. Pasar mobil adalah pasar yang bernilai lebih dari Rp200 triliun per tahun, pasar yang belum banyak digarap oleh pemain digital.”

Marketplace ini sebenarnya adalah perubahan strategi yang dipilih perusahaan sejak pertama kali dirintis pada 2012 lalu. RajaMobil sendiri awalnya adalah situs khusus untuk menjual mobil bekas, kemudian pivot di tahun 2015 dengan fokus menjadi marketplace mobil baru.

“Untuk mobil bekas sebenarnya masih ada di RajaMobil, tapi bentuknya adalah listing. Kami sudah tidak fokus lagi di sana. Sekarang lebih mengembangkan marketplace untuk mobil baru,” ucap Chairman RajaMobil Robert Wardhana.

Saat ini RajaMobil telah bermitra dengan 800 dealer yang memiliki lebih dari 5 ribu tenaga penjual. Selain marketplace, layanan yang tersedia di RajaMobil di antaranya sales toolkit dan CRM toolkit.

Model bisnis yang dianut masih menggunakan dealer untuk meng-handle penjualan, belum menjadikan situs sebagai media transaksi. RajaMobil pun baru bisa diakses melalui situs desktop dan mobile, belum menyediakan aplikasi.

Ariel Hipercar Adalah Supercar Elektrik dengan 1.180 Tenaga Kuda

Faraday Future membuka tahun 2017 dengan sebuah SUV bertenaga listrik yang mampu berakselerasi lebih cepat ketimbang supercar terbaru Bugatti. Prototipe mobil bernama FF91 itu turut membuktikan kalau mobil elektrik juga bisa menghasilkan output daya di atas 1.000 tenaga kuda, dan fakta ini pun membuka peluang bagi lebih banyak supercar bertenaga listrik.

Adalah pabrikan otomotif asal Inggris, Ariel, yang baru-baru ini mencuri sorotan publik dengan mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan supercar elektrik. Untuk sementara dijuluki Hipercar – yang disebut-sebut merupakan singkatan dari “High Performance Carbon Reduction – mobil berpenampilan garang ini menjanjikan daya sebesar 1.180 tenaga kuda.

Ariel Hipercar

Power sebesar itu datang dari empat motor elektrik, yang masing-masing bertugas menjadi penggerak tiap roda. 0 – 100 km/jam ia lalui dalam waktu 2,4 detik saja, sayang kecepatan maksimumnya dibatasi secara elektronik di angka 257 km/jam – saya yakin daya sebesar itu bisa melesat jauh lebih kencang lagi.

Kalau 1.180 hp terkesan terlalu mengerikan, Ariel juga bakal menawarkan varian berpenggerak dua roda yang hanya dilengkapi dua motor elektrik, yang otomatis memangkas output daya beserta torsinya hingga separuh. Baterainya datang dalam dua varian kapasitas, 42 kWh atau 56 kWh, namun Ariel ternyata juga akan melengkapinya dengan mesin micro-turbine 35 kW guna membuat jarak tempuhnya jadi lebih jauh lagi.

Ariel Hipercar

Secara desain, Hipercar tidak seperti dua mobil besutan Ariel sebelumnya – Atom dan Nomad – yang berdesain serba terbuka. Jika melihat gambarnya, Hipercar sangatlah pantas menyandang titel supercar berkat penampilannya yang cukup radikal – plus tentu saja, sepasang pintu gullwing. Ariel bilang mayoritas sasisnya dibentuk dari bahan aluminium, sedangkan bobotnya dirumorkan berkisar 1.600 kg.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Ariel Hipercar bakal diluncurkan secara resmi pada tahun 2019, dan siap mengaspal mulai tahun depannya lagi. Harganya dipastikan tidak murah; bos Ariel bilang kalau mobil ini siap ditandingkan dengan supercar berharga di atas £1 juta, sehingga saya berasumsi banderolnya akan menyerempet angka itu.

Sumber: Autoblog dan Ariel Motor Company.

Tesla Sedang Siapkan Fitur Profil Pengemudi Berbasis Cloud

14 tahun berkiprah, Tesla belum mau berhenti membuat gebrakan di industri otomotif. Selagi sibuk memenuhi pesanan Model 3 yang menumpuk, Elon Musk dkk rupanya juga sudah menyiapkan rencana untuk memperkenalkan fitur profil pengemudi berbasis cloud.

Profil pengemudi sebenarnya sudah bisa dinikmati oleh pemilik Tesla saat ini, yang fungsinya adalah untuk menyimpan informasi seputar pengaturan yang dilakukan pengemudi; mulai dari posisi jok dan lingkar kemudi, sampai ke yang lebih mendetail seperti pengaturan peta digital dan sebagainya.

Elon Musk mengumumkan rencana ini lewat Twitter sebagai jawaban kepada seorang konsumen yang sebenarnya hanya meminta supaya informasi lokasi dapat disimpan ke dalam profil pengemudi. Penerapan profil berbasis cloud tentunya bisa mengatasi masalah ini, plus menawarkan sejumlah kemudahan lainnya.

Bayangkan jika nanti Anda menyewa sebuah Tesla selama kunjungan kerja ke luar kota. Anda bisa mengunduh profil pengemudi milik Anda sendiri, dan dalam sekejap semua opsi pengaturan di Tesla sewaan itu akan sama persis seperti yang Anda tinggal di garasi kediaman Anda.

Profil pengemudi berbasis cloud ini juga bisa diibaratkan seperti akun Google. Jadi ketika Anda membuka browser Chrome di laptop orang lain, semua bookmark dan extension yang Anda gunakan selama ini akan muncul sesaat setelah Anda login menggunakan akun Google.

Meski kedengarannya sepele, menurut saya fitur-fitur seperti ini sanggup mengubah cara pandang kita terhadap industri otomotif di masa yang akan datang. Kita sudah melihat bagaimana Model S bisa semakin ngebut berkat software update, dan ke depannya profil pengemudi pun bisa diperlakukan layaknya akun Google, menghadirkan informasi-informasi penting di mana pun Anda berada.

Sumber: TechCrunch.

Versi Modern dan Elektrik VW Kombi Dijadwalkan Mengaspal Tahun 2022

Volkswagen memeriahkan awal tahun 2017 ini dengan sebuah mobil konsep yang sangat mengundang perhatian. Mobil itu adalah VW I.D. Buzz, yang tidak lain dari reinkarnasi VW Kombi, van antik dariK tahun 60-an yang menjadi salah satu andalan kaum hipster.

Kekaguman kita sejenak terhenti setelah menyadari kalau mobil ini cuma sebatas konsep, dan sejarah menunjukkan jarang sekali suatu mobil konsep bisa terus direalisasikan sampai ke tahap produksi massal. Kalaupun ada, hanya sedikit yang bisa mempertahankan berbagai kelebihan yang dibawa oleh versi konsepnya, terutama soal desainnya.

VW I.D. Buzz

Semoga saja VW punya pandangan yang berbeda, sebab baru-baru ini mereka mengumumkan kalau konsep Kombi futuristis ini bakal melenggang ke showroom di tahun 2022. Mengingat desain merupakan daya tarik utamanya, kemungkinan besar versi produksi I.D. Buzz akan mempertahankan penampilan versi konsepnya semaksimal mungkin.

VW juga berencana menawarkan mobil ini dalam dua konfigurasi: untuk mengangkut penumpang atau barang. Pabrikan asal Jerman itu cukup percaya diri kalau I.D. Buzz bisa mengemas interior selapang SUV meskipun dimensi keseluruhannya lebih ringkas.

VW I.D. Buzz

Terkait spesifikasi, ada kemungkinan beberapa bagian bakal diubah dari apa yang ada di versi konsepnya ini. Saya pribadi berharap bagian itu bukanlah baterai, sebab saat diumumkan kemarin I.D. Buzz diklaim mengusung baterai 111 kWh yang mampu membawa mobil menempuh jarak 430 km sebelum perlu diisi ulang.

Satu hal yang hampir pasti absen dari versi produksinya nanti adalah setir yang dapat ditarik masuk ke dashboard ketika sistem kemudi otomatisnya diaktifkan. Tahun 2022 dunia sepertinya masih belum bisa sepenuhnya menerima kehadiran mobil tanpa sopir, meski tentu saja elemen kemudi otomatis bakal tetap ada dan bakal cukup komprehensif kalau menurut VW sendiri.

Sumber: Digital Trends dan Volkswagen.

Usai Akuisisi Mobileye, Intel Bersiap Menguji 100 Mobil Kemudi Otomatis

Dana sebesar $15,3 miliar telah Intel kerahkan untuk mengakuisisi Mobileye. Proses akuisisinya sudah terselesaikan belum lama ini, dan sekarang kita bisa melihat rencana ke depan Intel di industri otomotif, lebih tepatnya di bidang mobil kemudi otomatis.

Tidak tanggung-tanggung, Mobileye yang bertanggung jawab atas iterasi awal Tesla Autopilot itu berencana untuk mengerjakan teknologi kemudi otomatis Level 4 – bisa mengatasi berbagai situasi tanpa campur tangan manusia – untuk diuji di lebih dari 100 unit mobil di Amerika Serikat, Eropa dan Israel yang merupakan kampung halaman Mobileye.

Pengujian ini dinilai penting karena Mobileye berniat untuk mengembangkan teknologi yang bisa diterapkan di mana saja dan diadaptasikan dengan kebutuhan konsumen yang beragam. Sistemnya sendiri memadukan teknologi computer vision, computer sensing maupun pemetaan digital garapan Mobileye dengan teknologi komunikasi berbasis jaringan 5G yang Intel kembangkan.

Tidak kalah penting adalah armada mobil yang mencakup berbagai tipe dan merek mobil. Di sini Mobileye sejatinya ingin menekankan bahwa teknologi rancangannya tidak harus bergantung atau terbatas pada platform tertentu. Langkah ini bisa dibilang cukup mirip dengan yang diambil Baidu.

Di samping itu, Intel baru-baru ini juga mengumumkan kemitraan dengan Toyota dan sejumlah perusahaan lain dalam membentuk Automotive Edge Computing Consortium, yang sejatinya bertujuan untuk mengembangkan ekosistem mobil pintar. Contoh kegiatan yang akan mereka lakukan adalah berbagi data mobil kemudi otomatis, yang bisa dimanfaatkan untuk menyempurnakan sistem pemetaan dan driver assistance.

Ini bukan pertama kalinya sebuah pabrikan otomotif menggandeng perusahaan yang benar-benar mendedikasikan waktunya ke pengembangan teknologi kemudi otomatis. Sebelumnya, Waymo sudah lebih dulu menguji armada mobil tanpa sopir bersama Chrysler (General Motors).

Sumber: Intel dan Engadget.

Tesla Model S Berhasil Tempuh Jarak 1.000 Kilometer dalam Satu Kali Charge

Selain tidak berpengaruh buruk terhadap lingkungan, kelebihan lain mobil elektrik dibanding mobil tradisional adalah efisiensi dan biaya jangka panjang yang lebih irit. Hal ini terbukti dari pencapaian yang belum lama ini dibukukan oleh komunitas Tesla Owners Club Italia.

Menggunakan Tesla Model S 100D, mereka berhasil menempuh jarak sejauh 1.078 kilometer sebelum sedan itu akhirnya perlu di-charge kembali. Ini merupakan rekor tertinggi setelah sebelumnya ada yang mencatatkan angka 900 km lebih sedikit.

Di situs resmi Tesla, Model S P100D tercatat sanggup menempuh jarak 565 kilometer dalam satu kali charge. Lalu bagaimana komunitas pemilik Tesla di Itali ini bisa mencatatkan angka hampir dua kali lipatnya? Well, mereka memang menetapkan sejumlah batasan dalam menjalankan eksperimennya.

1.078 km, tapi cuma mengonsumsi 98,4 kW/h listrik / Tesla Owners Club Italia
1.078 km, tapi cuma mengonsumsi 98,4 kW/h listrik / Tesla Owners Club Italia

Yang pertama, sepanjang perjalanan di pinggiran kota Salerno di bagian selatan Itali, mobil cuma melaju dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Alhasil, total perjalanannya harus ditempuh selama 29 jam.

Namun yang lebih menarik untuk diperhatikan, ternyata sistem semi-autonomous yang ditawarkan Tesla berperan besar dalam membantu mobil melaju dalam kecepatan yang konstan. Singkat cerita, sistem kemudi otomatis tidak hanya dimaksudkan untuk memberi kenyamanan ekstra, tapi ternyata juga bisa membantu menghemat konsumsi energi.

Batasan yang kedua, sistem pendingin alias AC mobil benar-benar dimatikan selama perjalanan. Seperti yang kita tahu, AC pada mobil elektrik menyedot energi dari sumber yang sama seperti motor elektrik yang menyambung ke roda-rodanya.

Merujuk kembali pada gagasan di awal artikel, eksperimen yang telah diverifikasi oleh Elon Musk sendiri ini berhasil membuktikan bahwa mobil elektrik memang lebih sustainable ketimbang mobil bensin. Untuk menempuh jarak 1.078 km tersebut, mobil yang dipakai ternyata hanya mengonsumsi energi listrik sebesar 98,4 kW/h, atau kurang lebih setara dengan 8 liter bensin.

Sumber: Digital Trends.

Panasonic Bikin Teknologi yang Mencegah Pengemudi Tertidur

Teknologi mobil otonom dipersiapkan untuk memberikan banyak kemudahan kepada pengemudi yang relatif mempunyai keterbatasan fisik. Tetapi sampai era mobil otonom itu terwujud, tertidur sambil duduk di belakang kemudi masih sangat berbahaya. Sehingga yang kerap kita dengar adalah anjuran untuk menepi dan beristirahat sejenak.

Sebagai alternatif mengeliminasi resiko yang ditimbulkan oleh rasa lelah dan mengantuk, sejumlah perusahaan mencoba menawarkan pilihan lewat perangkat lunak dan juga keras. Samsung misalnya, telah menciptakan aplikasi khusus untuk itu. Dan kini, Panasonic pun mencoba memberikan solusi serupa sebelum teknologi mobil otonom dikomersilkan. Mereka menawarkan teknologi kecerdasan buatan yang membantu pengendara tetap terjaga selama duduk di balik kemudi.

Perusahaan asal Jepang ini menciptakan sistem in-car yang dapat memantau dan mendeteksi rasa kantuk sebelum benar-benar tertidur, lalu memberikan respon mencegah pengemudi jatuh tertidur ke level yang lebih dalam atau biasa kita sebut dengan lelap.

en170727-3-4

Menurut Panasonic, ada lima level rasa kantuk, tidak mengantuk, hampir mengantuk, mengantuk, sangat mengantuk dan lelap. Sistem ini secara akurat mengukur tingkat kantuk tersebut dengan memindai ekspresi wajah, kedipan mata, penurunan panas dari tubuh dan pola iluminasi retina mata. Informasi ini kemudian dikombinasikan dengan informasi yang dikumpulkan di sekitar kendaraan. Seluruh data kemudian diproses menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk menilai level kantuk pengemudi. Apabila level kantuk dianggap membahayakan, sistem akan memberi peringatan berupa suara disusul getaran dan meminta pengemudi untuk beristirahat sejenak.

Sistem ini akan mulai memasuki fase pengujian langsung dalam kendaraan pada bulan Oktober mendatang. Jika semua lancar, bukan tak mungkin tahun depan teknologi ini sudah akan menghuni satu dari sekian kendaraan modern di Jepang dan seluruh dunia.

Sumber berita Panasonic.

Porsche Singkap Charger Mobil Elektrik Super-cepatnya

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, kita bakal melihat mobil elektrik perdana Porsche, Mission E, di jalanan pada tahun 2019 nanti. Mission E patut disorot bukan hanya karena ia mengusung logo Porsche saja, tetapi karena ia juga menjanjikan sistem charging yang lebih superior ketimbang yang Tesla tawarkan sekarang.

Teknologi rancangan Porsche ini diyakini sanggup mengisi ulang baterai Mission E hingga mencapai 80 persen kapasitas maksimumnya dalam waktu 15 menit saja. Semuanya berkat infrastruktur charger yang beroperasi pada tegangan 800 volt dan sanggup meneruskan daya sebesar 350 kW.

Pabrikan asal Jerman itu tidak sekadar membual. Belum lama ini, mereka membuka kantor baru di Berlin, dan di sana publik bisa melihat sepasang charger 350 kW yang telah dijanjikan ini berdiri untuk pertama kalinya. Wujudnya memang tidak sekeren gambar konsep yang dirilis sebelumnya, tapi yang lebih penting adalah kinerjanya.

Charger 350 kW (kanan) bersebelahan dengan charger standar Porsche (kiri) / kfz-betrieb
Charger 350 kW (kanan) bersebelahan dengan charger standar Porsche (kiri) / kfz-betrieb

Sayangnya untuk sekarang kita masih belum bisa membuktikan klaim Porsche. Kedua charger itu baru bisa mengisi ulang dengan daya sebesar 50 – 150 kW. Kesalahannya bukan pada charger-nya, melainkan karena belum ada mobil elektrik yang mampu menerima daya listrik sebesar dan secepat itu.

Andai kendala itu sudah teratasi, bahkan pemilik mobil merek lain pun juga bisa menikmati charging super-cepat ini, tidak terkecuali Tesla dengan bantuan adapter. Di luar Jerman, Porsche sedang membangun charging station kedua di markasnya di Atlanta, Amerika Serikat.

Porsche EV 350 kw charger

Penantian panjang Mission E sampai dua tahun lagi sebenarnya bertujuan supaya Porsche bisa mengebut pembangunan dan penyebaran infrastruktur charging ini di berbagai kawasan. Jaringan charging station ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Tesla masih berstatus rajanya mobil elektrik hingga kini.

Sumber: Elektrek.

Waylens Secure360 Adalah Dash Cam Sekaligus Kamera Pengawas untuk Mobil Anda

Hampir dua tahun silam, sebuah startup bernama Waylens memperkenalkan sebuah dash cam unik yang tugasnya tidak hanya mengabadikan perjalanan, tapi juga menyoroti momen-momen penting yang terjadi selama perjalanan. Kini, Waylens sudah siap dengan produk keduanya yang tak kalah menarik.

Dijuluki Waylens Secure360, ia pada dasarnya merupakan dash cam yang mampu mengambil gambar 360 derajat. Dibandingkan dash cam tradisional yang hanya mengabadikan bagian depan mobil saja, Secure360 jelas akan memberikan coverage yang lebih luas, termasuk memergoki sopir iseng yang menyundul Anda dari belakang.

Akan tetapi yang lebih menarik adalah bagaimana ia juga berperan sebagai kamera pengawas untuk mobil Anda. Bahkan di saat Anda sudah meninggalkan mobil, ia masih tetap akan bekerja dan merekam apapun yang terjadi di sekitar mobil Anda, yang kemudian bisa Anda live stream dari ponsel Anda.

Andai Anda seseorang yang mencoba mencuri mobil Anda ataupun kejadian lainnya, Secure360 bakal mendeteksinya dan mengirimkan notifikasi kepada Anda, sekaligus menyimpan backup-nya di cloud. Sekali lagi, kamera pengawas, tapi untuk mobil Anda.

Untuk bisa melakukan itu semua, Secure360 harus dibekali dengan konektivitas 4G, akan tetapi Anda juga bisa mendapatkan varian Wi-Fi only yang hanya akan beroperasi ketika Anda sedang di dalam mobil. Varian Wi-Fi ini akan tersedia di pasaran lebih dulu mulai November mendatang dengan banderol $249, sedangkan varian 4G-nya menyusul di kuartal pertama 2018 dengan harga $349.

Sumber: The Verge.