M17 Tunda IPO di Bursa Saham New York

M17, perusahaan hasil merger layanan kencan online Paktor dan layanan live streaming 17, menunda IPO-nya di Bursa Saham New York (NYSE). Belum jelas alasan mengapa IPO-nya ditunda, tetapi hingga tulisan ini diturunkan belum ada pergerakan saham YQ yang ditetapkan dengan harga awal $8 per lembar.

Di Indonesia Paktor menjadi salah satu layanan kencan online terdepan sebagai alternatif Tinder. Menurut data Oktober 2017, dari hampir 20 juta pengguna Paktor, sekitar 3,5 juta di antaranya adalah pengguna di Indonesia dengan rasio pengguna laki-laki dan perempuan yang relatif seimbang.

Untuk layanan live streaming dan hiburan, 17 mendapatkan persaingan keras dari Bigo dan Tik Tok.

Tahun 2018 menjadi tahun yang bergejolak bagi bisnis M17. Di satu sisi mereka mencatatkan pertumbuhan penerimaan yang baik. Meskipun demikian, nilainya belum bisa menutupi kerugian perusahaan yang besar. Kedua perusahaan, sebelum merger, telah memperoleh pendanaan puluhan juta dollar dari para investor, termasuk MNC Group Indonesia. Saat ini valuasi pasar M17 disebut mencapai $608 juta.

Meskipun pendapatan terus naik, tapi kerugian terus bertambah. Sumber: Simply Wall St
Meskipun pendapatan terus naik, tapi kerugian terus bertambah. Sumber: Simply Wall St

Dilansir dari TechCrunch, di tiga bulan pertama 2018 M17 telah mencatat kerugian $24,8 juta, padahal menurut keterbukaannya perusahaan hanya memiliki $31,4 juta dalam bentuk tunai atau ekuivalennya.

Tanpa IPO, yang berharap meraup dana segar $115 juta, sulit membayangkan kelangsungan hidup M17 hingga akhir tahun. Roadshow yang dilakukan untuk mempromosikan penggalangan dana melalui IPO ini disebutkan hanya berhasil mengamankan sekitar $60 juta yang berarti sekitar separuh dari target awal.

Mencari dana segar

IPO menjadi salah satu cara perusahaan, termasuk startup teknologi, untuk mencari dana segar, baik untuk ekspansi perusahaan maupun exit para investor awal. Di Indonesia tahun lalu sudah ada kisah dua startup teknologi yang berhasil melakukan IPO, yaitu Kioson dan MCash. Sampai hari ini, saham keduanya masih diperdagangkan di atas harga penetapan awal, artinya kepercayaan investor masih cukup baik. Tahun ini diperkirakan akan ada beberapa startup teknologi yang mencoba peruntungannya di lantai bursa.

Tentu saja go public tidak selalu berujung manis. Kisah Zynga dan Groupon, yang bahkan hingga hari ini belum bisa kembali ke harga awal saat listing, bisa menjadi pelajaran bagaimana hype sesaat tidak menjamin kesuksesan terus-menerus bisa tidak dibarengi dengan fundamental model bisnis yang solid.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Suksesi Kepemimpinan di Paktor Group

Akhir tahun 2016 lalu, startup penyedia platform online dating Paktor mengumumkan akuisisinya atas pengembang aplikasi live streaming 17 Media. Akuisisi tersebut dilakukan dalam bentuk penyuntikan modal, sehingga Paktor Group mendapatkan ekuitas mayoritas di sana. Salah satu tindak lanjut dari akuisisi tersebut ialah perpindahan Joseph Phua selaku CEO Paktor Group menjadi CEO M17 Group yang membawahi langsung Paktor dan 17 Media.

Setelah memegang dua kepemimpinan, akhirnya grup perusahaan memutuskan untuk menunjuk Ng Jing Shen, yang sebelumnya bertindak sebagai CTO Paktor, menjadi CEO. Joseph sendiri akan fokus memimpin M17 Group bersama Shang Koo yang berperan sebagai CFO. Susunan kepemimpinan disebut sangat penting bagi Paktor untuk meneruskan tradisi positif yang berlangsung. Sejak tahun 2013, Paktor mengklaim sudah menjadi perusahaan yang menuai profit.

Hal tersebut diklaim mendorong kepercayaan para investor. Sampai saat ini pihaknya sudah berhasil membukukan pendanaan senilai $53 juta, MNC Media Group menjadi salah satu konglomerasi lokal yang turut berpartisipasi dalam kucuran pendanaan tersebut. Selain digunakan untuk memperkuat posisinya di sejumlah negara, pendanaan tersebut juga digunakan untuk target ekspansi, salah satunya ke wilayah Korea Selatan.

“Mengelola bisnis Paktor untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang membutuhkan proses rencana yang penuh pemikiran dan matang. Saya telah bekerja bersama Jing Shen sejak aplikasi Paktor didirikan, saya percaya penuh pada keahliannya, pengertian terhadap sistem teknologi dan nilai-nilai perusahaan, dilengkapi dengan pemahaman yang dalam mengenai tren pasar yang terus berubah, membuat Jing Shen menjadi pilihan terbaik untuk memimpin perusahaan kami secara efektif,” ungkap Joseph.

Dari sisi produk, ada beberapa perombakan terhadap aplikasi mobile Paktor yang dinilai lebih menyempurnakan aplikasi sesuai dengan product market-fit, salah satunya ditunjukkan dengan pertumbuhan pengguna dan pendekatan monetisasi yang lebih efektif.

Struktur Bisnis M17 Group / Paktor
Struktur Bisnis M17 Group / Paktor

Menurut data statistik yang dimiliki Paktor Group, saat ini ada total 19,5 juta pengguna layanan secara global. Di Indonesia sendiri, Paktor memiliki sekitar 3,5 juta pengguna dengan rasio pengguna pria dan wanita berimbang. Rata-rata umur pengguna di Indonesia adalah antara 26-40 tahun. Angka ini turut menjadikan Indonesia sebagai basis pasar terbesar Paktor, dan menjadi indikasi penerimaan masyarakat terhadap layanan atau aplikasi kencan online.

“Kami melihat bahwa terdapat ruang yang masih besar sekali untuk pertumbuhan online dating. Jelas sekali bahwa online dating dan aplikasi kencan akan terus berkembang di Indonesia. Kami juga memiliki rencana untuk meluncurkan beberapa fitur baru untuk pasar ini, kami akan memberikan update ketika sudah siap,” terang Joseph.

Sedangkan untuk 17 Media, salah satu strategi yang diterapkan ialah dengan memiliki talenta/bintang yang stabil. Pendekatannya dengan menjalin kerja sama khusus dengan para bintang untuk berbagai kegiatan pemasaran. Termasuk menjalin kemitraan dengan Tashi Media untuk proses perekrutan dan pengelolaan talenta yang akan berunjuk gigi di aplikasi 17 Media.

Application Information Will Show Up Here

Rencana Paktor Kembangkan Potensi Social Entertainment di Indonesia Pasca Akuisisi 17 Media

Beberapa waktu lalu, pengusung platform social entertainment Paktor mengumumkan akuisisinya atas 17 Media. Proses akuisisi ini dilakukan dengan pemberian dana oleh Paktor Group kepada 17 Media untuk membantu mewujudkan potensi dari aplikasi live streaming yang dikembangkan. Kesepakatan akuisisi ini juga menandai akuisisi pertama Paktor. Founder 17 Media Jeffrey Huang akan tetap menjabat sebagai Direktur 17 Media sementara Joseph Phua akan ditunjuk sebagai CEO 17 Media.

Apa target yang diharapkan dari akuisisi ini untuk pengembangan pangsa pasar di Indonesia? Menurut Joseph, layanan serupa pada umumnya fokus pada mendapatkan para penyiar populer melalui konten lifestyle dan hiburan demi menarik para pengguna. Di 17 Media, pihaknya akan memperkenalkan cara-cara unik untuk menyampaikan konten pada saat ekspektasi pengguna semakin dewasa. Sebagai contoh memperluas fitur siaran one-to-many untuk memfasilitasi interaksi yang lebih baik dan hubungan yang lebih erat di antara penyiar dan pengguna, pengguna dan pengguna, dan brand dengan pengguna.

Paktor juga memiliki investor jangka panjang yang dinilai sangat mendukung, yakni MNC Media Group. MNC juga akan meminjamkan jaringan penyiaran konten yang dimilikinya untuk mendorong rencana agresif Paktor dalam mengakuisisi pengguna di Indonesia. Kendati demikian sampai saat ini tidak ada rencana untuk mengintegrasi aplikasi 17 dan Paktor.

“17 Media merupakan pelopor dan pemimpin di sektor social entertainment dan saat ini mengalami perkembangan yang luar biasa dalam beberapa bulan terakhir, saya melihat potensi yang luar biasa untuk app 17 berkembang di luar Taiwan dengan bantuan dari jaringan Paktor di berbagai negara. Keyakinan saya pada 17 Media juga berasal dari bagaimana antusiasnya pihak manajemen dan tim dalam menjalankan operasi sehari-hari,” ujar Joseph kepada DailySocial.

Live video memang bukan merupakan hal baru lagi di pasar Indonesia. Berkat penetrasi broadband internet yang begitu pesat, perkembangan platform pembayaran alternatif, dan lahirnya teknologi-teknologi baru yang memungkinkan live streaming video di Indonesia.

17 Media memposisikan dirinya sebagai disruptor untuk membangun live streaming versi 2.0. Pihaknya mencoba mengusung bermacam-macam model bisnis yang dapat dijalankan, misalnya menggabungkan mobile gaming, siaran langsung berita, e-commerce, dan berbagai variety show menjadi satu demi kenyamanan para pengguna.

Terkait penyatuan visi social entertaiment, Josep mengungkapkan bahwa akuisisi ini memiliki nilai plus di kedua belah pihak. Ia mengungkapkan, dari perspektif finansial dan kesempatan dalam perkembangan bisnis, ada sinergi yang kuat dalam menambahkan social entertainment ke Paktor Group yang memiliki jaringan mobile dan layanan tambahan pencari jodoh sebagai tren untuk industri pencari jodoh bergerak ke arah sosial.

Dari 17 Media, banyak pelajaran berharga dari pengalaman Paktor dalam mengoperasikan layanan pencari jodoh mobile dari segi produk dan operasi yang dapat dijadikan sebagai panduan. Aplikasi pencari jodoh terkenal di Tiongkok, Momo, mengalami kesuksesan setelah memperkenalkan fitur live streaming pada aplikasi mereka.

Application Information Will Show Up Here

Tren Online Dating dan Manuver Paktor di Indonesia

Kemarin Paktor mengumumkan kucuran pendanaan baru dari MNC Media Group dan K2Global senilai $32,5 juta. Kendati tidak berbasis di Indonesia, bagi Paktor pangsa pasar online dating di Indonesia cukup menjanjikan. Hal ini tergambar jelas dari data demografi pengguna Paktor di Indonesia, didominasi oleh kaum profesional muda berusia di antara 25-35 tahun dengan perbandingan pria dan wanita hampir berimbang.

Menurut CEO Paktor Josep Phua, data tersebut menunjukkan performa yang sangat bagus dan di atas rata-rata standar industri online dating. Hal ini senada dengan makin diterimanya konsep online dating di kalangan pengguna, khususnya di Indonesia. Sejak diluncurkan satu tahun lalu, berbagai strategi penyampaian produk terus digencarkan oleh Paktor untuk mendapatkan traksi pengguna terbaiknya.

Masa depan layanan online dating di Indonesia

Indonesia adalah emerging market dan mobile-first market dengan potensi yang sangat besar di berbagai produk digital, tak terkecuali online dating. Lebih banyak orang akan memiliki smartphone sebagai perangkat pertama dan koneksi internet dan infrastruktur juga akan menjadi semakin baik.

“Kami melihat bahwa mobile dating akan menjadi salah satu cara yang paling populer dan nyaman untuk bertemu dengan orang baru dan mencari pasangan hidup. Mobile dating akan terus ada dan berkembang, serta akan bertumbuh semakin pesat karena kami telah melihat juga bahwa market ini sangat terbuka dan respektif terhadap konsep online dating,” ujar Josep.

[Baca juga: Setelah Perolehan Pendanaan, Paktor Targetkan Perluas Cakupan Layanan di Indonesia]

Jika melihat tren perkembangan saat ini, platform online dating telah berkembang menjadi format yang lebih bersifat sosial dan telah menjadi salah satu bentuk media sosial juga, dengan elemen entertainment di dalamnya.

Visi Paktor untuk menguatkan diri di sektor social entertaiment

Bersama dengan putaran pendanaan terbarunya, Paktor berencana untuk memperluas portofolio produknya sehingga mentransformasikan dirinya menjadi platform social entertainment untuk online dating yang kuat.

“Strategi yang akan Paktor adopsi adalah dengan mengambil pendekatan yang lebih inovatif dalam cara kami untuk men-delivery content untuk membantu pengguna membentuk hubungan-hubungan yang meaningful dengan orang baru,” papar Josep kepada DailySocial.

Secara tradisional Paktor bekerja menghubungkan orang melalui koneksi one-to-one, diperkuat dengan konten yang relevan dan platform teknologi mobile. Secara spesifik mengenai content sharing, terdapat perubahan tren. Content sharing bergerak lebih ke arah video. Dating App dari Tingkok, Momo, adalah salah satu contoh sukses. Mereka telah mengalami kesuksesan setelah memperkenalkan fitur live-streaming ke dalam aplikasinya.

“Sekarang kami sudah berada dalam tahap Social 2.0, di mana kami menemukan bahwa ada beberapa cara untuk pengguna dapat terhubung dengan orang baru (bisa melalui 1-to-many, 1-to1, many-to-1, dan lain-lain). Apapun caranya, denominator yang mendasar adalah content sharing,” lanjut Josep.

[Baca juga: Monetisasi Sejak Awal Mudahkan Paktor Rangkul Investor]

Tren yang terus menguat untuk pengguna online dating di sisi lain turut membuka kesempatan monetisasi bagi Paktor. Berbagai fitur premium terus digencarkan, dan terus digodok untuk menjadi revenue stream dari aplikasi.

“Semenjak kami mulai berfokus kepada monetisasi, kami telah melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk meningkatkan fitur-fitur dalam aplikasi Paktor dan kami telah mendapatkan hasil yang signifikan, kami berhasil mencapai conversion rate yang membawa kami kepada 22x pertumbuhan revenue tahun ini,” ujar Josep.

Dalam beberapa waktu ke depan, pihaknya juga tengah mempersiapkan fitur-fitur terbaru untuk aplikasinya. Estimasinya pada kuartal ke-4 tahun ini. Terkait dengan platform social entertainment, dalam beberapa minggu ke depan, akan diluncurkan pembaruan aplikasi berkaitan dengan tujuan tersebut.

Application Information Will Show Up Here

MNC Kembali Kucurkan Pendanaan untuk Startup Layanan Online Dating Paktor

Layanan online dating Paktor kembali mengumumkan perolehan pendanaan, kali ini sebesar $32,5 juta. Pendanaan tersebut dipimpin oleh MNC Media Group dan K2Global. Beberapa investor baru yang tidak disebutkan namanya juga turut dalam pendanaan ini. Sebelumnya MNC juga telah mengucurkan pendanaannya pada Paktor dan beberapa startup pada bulan Maret lalu.

Pendanaan Paktor kali ini telah membawa jumlah perolehan funding mencapai $57,5 juta. Angka ini turut mendongkrak pendapatan Paktor mengalami peningkatan 22 kali lipat dibanding tahun 2015 lalu. Fokus pendanaan kali ini akan dikonsentrasikan untuk melakukan ekspansi portofolio produk ke arah social-entertainment.

Sambutan Co-Founder dan CEO Paktor Joseph Phua dalam putaran pendanaan kali ini menyatakan optimis bahwa startupnya akan mampu memperkokoh keberadaannya sebagai platform multi-aset yang melayani kebutuhan kaum lajang di wilayah operasinya.

“Kami melihat perubahan yang kuat dalam perilaku konsumsi media hiburan interaktif di platform mobile dan akan menempatkan otot-otot di balik jaringan Paktor di Asia dan mobile expertise untuk melakukan ekspansi ke dalam lini bisnis baru di social-entertainment.”

Saat ini Paktor mengaku telah memiliki pengguna mencapai 20 juta member. Saat ini aplikasi juga telah memiliki 14 bahasa dan memperkenalkan model premium sejak akhir 2015 lalu. Pertengahan tahun lalu Paktor juga meluncurkan fitur baru berupa Paktor Rewards, Paktor Questions dan One-Touch Gifts.

[Baca juga: Monetisasi Sejak Awal Mudahkan Paktor Rangkul Investor]

Sementara itu unit bisnis layanan konsultasi dating GaiGai yang menjadi bagian dalam Paktor Group juga turut bertumbuh pada kuartal ketiga tahun ini. Rencananya tren pertumbuhan tersebut akan dijadikan modal untuk melakukan ekspansi di berbagai wilayah Asia lain yang belum terjamah layanan Paktor.

Application Information Will Show Up Here

Monetisasi Sejak Awal Mudahkan Paktor Rangkul Investor

Penyedia platform social dating dan lifestyle services Paktor mengumumkan baru saja menyelesaikan pendanaan sebesar $10 juta (atau setara dengan Rp 131 miliar). Pendanaan tersebut didapatkan dari YJ Capital (perusahaan veture capital besutan Yahoo Jepang) dan beberapa investor, termasuk Global Grand Leisure, Golden Equator Capital, dan Sebrina Hodings. Beberapa investor lama Paktor pun turut andil pada putaran investasi kali ini, termasuk Vertex, MNC, Majuven dan Convergence Ventures.

Pendaan Paktor kali ini ingin difokuskan untuk melancarkan ekspansi di pasar Asia Utara, khususnya di Jepang dan Korea. Selain itu dari sisi bisnis, Paktor juga berambisi untuk memperluas cakupan pengguna di pangsa pasar yang sudah terbentuk, termasuk di Indonesia. Perluasan pangsa pasar tersebut dilakukan salah satunya dengan menghadirkan layanan online-to-offline (O2O). Sebagai penyedia aplikasi kencan, Paktor juga ingin memberikan layanan intensif (offline) dengan membuka gerai konsultasi sebagai media pendukung.

Model bisnis tersebut menurut Paktor yang membuatnya unik dan beda dengan layanan lain, sebut saja jika dibandingkan dengan Tinder. Hal paling esensial yang ingin dibedakan adalah bahwa Paktor mencoba memahami kultur yang ada di Asia, mengingat Paktor dikembangkan oleh pengembang Asia dan untuk pangsa pasar Asia. Beberapa fitur yang ada, seperti disampaikan pihak Paktor, juga menunjukkan langkah tersebut. Sebut saja fitur Group Chat, layanan ini sengaja dihadirkan untuk mengilhami kultur orang Asia, lebih suka memulai obrolan bersama ketimbang sendiri-sendiri.

Sejak diluncurkan pada tahun 2013, Paktor telah berevolusi menjadi platform lifestyle yang memberikan solusi kepada para “jomblo” untuk menemukan pasangan. Dengan layanan mobile dan web, didukung penyelenggaraan event dan hadirnya gerai konsultasi, Paktor meyakini dapat mengakselerasi pertumbuhannya dan menyesuaikan kebutuhan pengguna di pangsa pasarnya. Di Indonesia sendiri Paktor masuk sejak awal 2015. Sampai saat ini masih terus fokus untuk memperbanyak pengguna, dan melakukan inovasi produk yang lebih mengakomodir kebutuhan pengguna.

Faktor yang menarik investor dan kegunaan investasinya

Berbicara tentang investasi ke Paktor, ini bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya Paktor pernah menerima pendanaan Seri A senilai Rp 98 miliar dari Majuven, Convergence Ventures dan Vertex Ventures Holdings, tepatnya pada Juli 2015. Setelah itu belum lama ini MNC Media Group juga turut menyuntikkan investasi ke Paktor. Lalu apa sebenarnya yang membuat Paktor menarik sehingga para investor terlihat gencar mengucurkan dananya?

Dari sisi bisnis, Paktor memilih untuk menunjukkan monetisasinya sejak awal layanan tersebut diluncurkan. Saat ini monetisasi produk yang digencarkan yakni berupa premium membership, sistem O2O dating consultant dan juga penyelenggaraan event. Menurut pihak Paktor hal ini menjadi salah satu pendekatan yang dapat meyakinkan investor bahwa investasinya tak akan sia-sia. Paktor juga mengklaim selalu menekankan manajemen tim yang solid, sehingga mampu tercipta inovasi yang berkelanjutan.

Roadmap produk yang dimiliki Paktor juga menjadi komponen yang harus mampu didefinisikan secara jelas. Sebagai pemain di Asia, maka menyesuaikan dengan pengguna di Asia adalah harga mati bagi Paktor. Misalnya dari yang paling sederhana, jika layanan lain hanya memberikan sistem pencarian secara general, Paktor dalam memberikan opsi pencarian pasangan memberikan kemampuan untuk melakukan pencarian secara lebih mendalam, dengan mengetahui tinggi badan, pekerjaan, dan latar belakang lainnya, menyesuaikan kultur orang-orang di Asia yang selektif memilih pasangan.

Namun dari sisi business development, saat ini Paktor memang sedang mengaku membutuhkan banyak dukungan dari sisi pendanaan. Pihaknya berambisi kuat untuk menguasai pangsa pasar Jepang dan Korea dengan kultur pop yang sangat kental. Pendekatan yang lebih agresif diperlukan untuk dapat bertanggar kuat di pangsa pasar tersebut.

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Ryu Hirayama selaku CEO YH Capital yang turut mendukung ekspansinya ke Jepang, bahwa Paktor memiliki potensi tinggi untuk melakukan improvisasi dalam industri social dating, dan seiring dengan ekspansi dan kehadirannya di pangsa pasar baru, maka membutuhkan dukungan yang kuat.

Application Information Will Show Up Here

MNC Media Group Mulai Agresif dengan Startup, Giliran Paktor Menerima Pendanaan

Social dating platform asal Singapura Paktor mengklaim pendanaan dari MNC Media Group dalam jumlah yang tidak disebutkan. Paktor menjadi portofolio terbaru MNC Media Group, setelah sebelumnya perusahaan tersebut turut mengucurkan dananya ke BrandOutlet, MeTube, KerjaDulu, dan MisterAladin di pasar Indonesia.

Berhasil mengakuisisi dua juta pengguna di Indonesia, mengukuhkan posisi Paktor sebagai salah satu social dating platform di pasar Asia Tenggara. Dengan total tujuh juta pengguna terdaftar, Paktor mencatatkan traksi yang menawan. Seperti 15 juta match tiap bulan, menempati peringkat pertama aplikasi kencan dengan kategori top grossing di Asia, dan top grossing di toko aplikasi Singapura.

Delapan bulan yang lalu, Paktor juga telah mendapatkan pendanaan Seri B senilai lebih dari 98 miliar Rupiah dari grup investor, salah satunya investor yang berbasis di Indonesia Convergence Ventures.

“Fokus Paktor untuk memonopoli di tahun 2015, membuahkan hasil yang menguntungkan, dengan pendapatan aplikasi yang lebih dari 100 kali lipat di tahun tersebut, kami berharap untuk dapat mencapai pendapatan hingga mencapai puluhan juta US Dollar di tahun 2016. Mengangkat Negara Taiwan sebagai contoh: Kami hanya di belakang aplikasi Line dalam urutan sebagai top grossing aplikasi di kategori tersebut, and memimpin industri kencan dibandingkan pemain lainnya,” ujar CEO Paktor Joseph Phua dari siaran yang kami terima hari ini (8/3).

Memiliki revenue yang membanggakan, menarik pihak MNC Media Group untuk mengucurkan dana tambahan untuk Paktor mencapai ambisi demi ambisinya di pasar yang lebih luas. MNC Media Group menambahkan Paktor ke dalam jajaran portofolionya yang nampaknya daftar tersebut akan segera bertambah panjang.

“Dengan support dari MNC, Saya percaya kami dapat melakukan hal yang sama di Indonesia, dan lebih memperkuat posisi kami dan memimpin di kawasan Asia,” tambah Joseph.

[Baca juga: Paktor Ungkap Peran Dating App dalam Menghubungkan Masyarakat di Asia Tenggara]

Tidak ada pernyataan mengenai jumlah angka pendanaan diterima yang dikatakan oleh Paktor, begitu juga KerjaDulu, BrandOutlet, dan MisterAladin. Namun beberapa kompak meyakinkan bahwa dana tersebut besar, cukup besar sehingga MisterAladin percaya diri untuk menggeser Traveloka sebagai market leader.

Agresivitas MNC Media Group ini ditengarai akan berlanjut, mengingat persaingan di ranah digital dari perusahaan konglomerat mulai mencuat. Lippo telah memulainya tahun lalu, grup Salim baru saja mengumumkannya beberapa minggu lalu. Bukan tidak mungkin jika MNC Media Group memutuskan untuk mengucurkan dananya ke online marketplace yang lebih umum setelah kegagalan kemitraannya dengan Rakuten, yang akhirnya berujung pada penutupan operasional Rakuten di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Paktor Announced 98 Billion Rupiah of Investment

Singapore-based social dating platform Paktor announced its accomplishment in securing $10 million of Series B funding, equal to 130 billion Rupiah, from a group of investors consists of Majuven, Convergence Ventures (Indonesia-based one), and Vertex Ventures Holdings. The funding will be allocated to maintain the company’s good run in Southeast Asia as well as strengthen its expansion in Asia, including East Asian countries. Continue reading Paktor Announced 98 Billion Rupiah of Investment

Setelah Perolehan Pendanaan, Paktor Targetkan Perluas Cakupan Layanan di Indonesia

CEO Paktor Joseph Phau / DailySocial

Setelah mengumumkan perolehan dana sebesar SG$10 juta, aplikasi dating online Paktor mengakui bahwa pasar Indonesia memainkan peran penting bagi jalannya bisnis mereka. Berdasarkan sesi interview kami dengan Pendiri dan CEO Paktor Joseph Phua, pihaknya tak cukup puas dengan mayoritas pengguna Indonesia yang dari Jakarta saja. Pendanaan kali ini akan dititikberatkan untuk merekrut talenta terbaik, dan ekspansi ke kota-kota besar di Indonesia lainnya.

Continue reading Setelah Perolehan Pendanaan, Paktor Targetkan Perluas Cakupan Layanan di Indonesia

5 Aplikasi Android untuk Para Jomblo yang Gagal Move On

Jomblo itu pilihan. Karena saya yakin semua orang terlahir dengan keinginan yang sama, ingin dikasihi oleh pasangannya sepenuh hati. Tapi, situasi tak selamanya berpihak. Hubungan asmara yang kompleks bisa memicu perpisahan, dan terkadang setelah sekian lama menjomblo, orang menjadi sulit untuk move on.

Continue reading 5 Aplikasi Android untuk Para Jomblo yang Gagal Move On