Soul Parking Secures Seed Funding, Developing Smart Parking Infrastructure

Smart parking startup developer Soul Parking announced seed funding led by AC Ventures and Agaeti Ventures. Some angel investors are involved without further details mentioned, the nominal received is also undisclosed.

“We are very pleased to have partnered with AC Ventures, Agaeti Ventures, and angel investors; and we have the same vision to revolutionize conventional motorcycle parking in Indonesia,” Soul Parking’s Founder & CEO Ilham Akbar said.

Soul Parking was founded by five co-founders, consisting of Ilham Akbar (CEO), Andru Wijaya (CPO), Riza Aulya (COO), Unggul Depririanto (CTO), and Kenneth Darmansjah (CFO). They have developed solutions for parking management since 10 years ago.

Offering solutions

Soul Parking developed a smart parking solution called Compact Motorcycle Storage (CMS), a portable parking bag for bicycles. It is designed to get around the narrow land and the high demand for proper parking in strategic locations. The developed parking infrastructure is equipped with a digital application, which is able to facilitate the preparation, monitoring, and payment of vehicle parking, as well as facilitate the reporting of parking transactions to landowners.

“By only using around 60 square meters area, one CMS module can serve up to 240 motorbikes, which means one CMS module is able to increase 8 times the conventional parking capacity,” Co-Founder & CFO Kenneth Darmansjah added.

Parking space developed by Soul Parking
Parking space developed by Soul Parking

The business model applied is of two kinds. First, they sell CMS packages to anyone in need. With this option, the parking lot owner will manage the system independently. In the sale, Soul Parking also provides training on the use of the system. Second, they work together with land owners or parking areas in certain places. The management is carried out by Soul Parking team with profit sharing system.

Future plans

The company plans to build 10 new CMS through capital funds obtained from investors this year while developing user applications with features such as parking search, parking reservations, and payment. The first version of the application will be launched at the end of June 2020.

“We hope this breakthrough can help revolutionize motorcycle parking in Indonesia. By increasing efficiency and maximizing land capacity, especially in crowded cities, this will help reduce traffic congestion in very crowded areas,” Managing Partner of AC Ventures and Agaeti Ventures, Michael Soerijadji said.

In late February, Soul Parking established its first three CMS modules at Jl. Kebon Kacang Jakarta, in front of Plaza Indonesia Mall, and the Keraton Hotel. Every day, there are thousands of motorbikes parked in public areas at that location, causing incredible traffic jams. This solution is expected to minimize illegal parking and traffic congestion in Indonesia.

One of CMS module applied in the Jakarta area / Soul Parking
One of CMS module applied in the Jakarta area / Soul Parking

With around 120 million motorbikes in Indonesia, the founders believe this business has great potential. Out of the number, 15% are in Jakarta, making this region one of the most densely populated motorcycle populations in the world. Based on the latest data from BPS, motorcycle growth in Indonesia is 7% per year while road surface growth is less than 0.1% per year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Soul Parking Bukukan Pendanaan Awal, Kembangkan Infrastruktur Parkir Sepeda Motor yang Dilengkapi Teknologi

Startup pengembang aplikasi penataan parkir sepeda motor Soul Parking mengumumkan perolehan pendanaan awal yang dipimpin AC Ventures dan Agaeti Ventures. Beberapa angel investor juga terlibat, kendati tidak disebutkan detailnya, pun terkait nominal yang diterima startup.

“Kami sangat senang telah bermitra dengan AC Ventures, Agaeti Ventures dan para angel investor; dan kami memiliki visi yang sama untuk merevolusi parkir sepeda motor konvensional di Indonesia” sambut Founder & CEO Soul Parking Kemas Ilham Akbar.

Soul Parking didirikan oleh lima orang co-founder, yang terdiri dari Ilham Akbar (CEO), Andru Wijaya (CPO), Riza Aulya (COO), Unggul Depririanto (CTO), dan Kenneth Darmansjah (CFO). Mereka mengembangkan solusi untuk pengelolaan tempat parkir sejak 10 tahun lalu.

Solusi yang dihadirkan

Soul Parking mengembangkan solusi yang motor dinamakan Compact Motorcycle Storage (CMS), sebuah kantong parkir portabel untuk sepeda. Didesain untuk menyiasati sempitnya lahan dan tingginya kebutuhan tepat parkir di lokasi-lokasi strategis. Infrastruktur parkir yang dikembangkan dilengkapi dengan aplikasi digital, yang mampu memudahkan dalam penyusunan, pengawasan, dan pembayaran parkir kendaraan, serta memudahkan dalam pelaporan transaksi parkir kepada pemilik lahan.

“Dengan hanya menggunakan luas lahan sekitar 60 meter persegi, satu modul CMS dapat melayani hingga 240 sepeda motor, yang artinya 1 modul CMS mampu meningkatkan 8 kali kapasitas parkir konvensional,” ujar Co-Founder & CFO Kenneth Darmansjah.

Gambaran infrastruktur tempat parkir yang dikembangkan Soul Parking / Soul Parking
Gambaran infrastruktur tempat parkir yang dikembangkan Soul Parking / Soul Parking

Model bisnis yang diterapkan ada dua macam. Pertama, mereka menjual paket CMS kepada siapa pun yang membutuhkan. Dengan opsi ini, pemilik tempat parkir akan mengelola sistem secara mandiri. Dalam penjualannya, Soul Parking turut menyediakan pelatihan penggunaan sistem. Kedua, mereka bekerja sama dengan pemilik lahan atau area parkir di tempat tertentu. Pengelolaan dilakukan tim Soul Parking dengan sistem bagi hasil.

Rencana berikutnya

Melalui dana modal yang diperoleh dari investor, perusahaan berencana untuk membangun 10 CMS baru pada tahun ini, sekaligus mengembangkan aplikasi pengguna dengan fitur seperti pencarian parkir, pemesanan parkir, serta pembayaran. Adapun aplikasi versi awal akan segera diluncurkan pada akhir Juni 2020.

“Kami berharap terobosan ini dapat membantu merevolusi parkir sepeda motor di Indonesia. Dengan meningkatkan efisiensi dan memaksimalkan kapasitas lahan, terutama di kota-kota yang padat, ini akan membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di daerah yang sangat padat,” imbuh Managing Partner AC Ventures dan Agaeti Ventures, Michael Soerijadji.

Pada akhir bulan Februari yang lalu, Soul Parking mendirikan tiga modul CMS pertamanya di lokasi Jl. Kebon Kacang Jakarta, di seberang Mall Plaza Indonesia, dan Hotel Keraton. Setiap harinya, di lokasi tersebut terdapat ribuan sepeda motor yang terparkir di area publik sehingga menyebabkan kemacetan yang luar biasa. Harapannya dengan solusi yang dihadirkan dapat meminimalkan parkir ilegal dan kemacetan lalu lintas di Indonesia.

Salah satu modul CMS yang diaplikasikan di wilayah Jakarta / Soul Parking
Salah satu modul CMS yang diaplikasikan di wilayah Jakarta / Soul Parking

Dengan sekitar 120 juta sepeda motor di Indonesia, para founder meyakini bisnis ini memiliki potensi yang besar. Dari jumlah tersebut, 15% di antaranya berada di Jakarta, menjadikan wilayah ini sebagai salah satu kota dengan populasi sepeda motor terpadat di dunia. Berdasarkan data terbaru dari BPS, pertumbuhan sepeda motor di Indonesia sebesar 7% per tahunnya sedangkan pertumbuhan permukaan jalan kurang dari 0,1% per tahunnya.

Upaya Parkee Berikan Pengalaman Parkir yang Berbeda

Kemudahan mencari tempat parkir dan pembayaran menjadi dua hal yang coba ditawarkan Parkee. Startup yang berada di bawah naungan PT Inovasi Anak Indonesia ini mengembangkan sebuah solusi berbasis aplikasi mobile yang bisa memberikan pengalaman berbeda ketika proses parkir.

Aplikasi Parkee memungkinkan pengguna mengetahui berapa banyak slot parkir yang tersedia di tempat-tempat yang terafiliasi. Parkee juga terintegrasi dengan penyedia e-money untuk mendorong penggunaan non-tunai sekaligus memberikan kemudahan pembayaran bagi setiap penggunanya. Pengguna hanya perlu memindai barcode yang ada di tiket parkir yang disediakan.

Selain dua fitur di atas, Parkee juga memiliki fitur Dashboard yang bisa dimanfaatkan pemilik pemilik gedung dan operator parkir mengidentifikasi pengujung di area parkirnya, lengkap dengan durasi yang dihabiskan pengunjung dan monitoring jumlah transaksi secara realtime.

“Sejauh ini [kami] telah berhasil membangun kerja sama bersama dengan tiga e-wallet besar di Indonesia, dan parking operator local terbesar dan parking operator yang lain. Dari capaian download, Parkee sudah mencapai angka 13.000 unduhan dan terus bertambah ratusan setiap harinya,” cerita Head of Business and Operations Parkee Agustjik Haris, yang akrab dipanggil Agus.

Agus lebih jauh menceritakan bahwa teknologi parkir bukanlah yang yang baru. Namun Parkee memiliki tim yang solid dan didukung investor yang suportif. Parkee juga merasa cukup terbantu dengan adanya mitra pembayaran da pengelola parkir sehingga bisa menghadirkan fitur-fitur inovatif bagi pelanggan.

“Di luar negeri teknologi parkir telah jauh lebih maju dan merupakan hal yang sejak dulu telah dicita-citakan oleh berbagai pengelola parkir ataupun gedung. Parkee hadir di tengah kebimbangan pengembangan ini dengan segala pengetahuan yang kami miliki untuk menciptakan hal yang mereka cita-citakan dengan menyajikan pengembangan fitur yang lebih kuat,” lanjut Agus.

Sebelumnya sudah ada Smark, Parkirin, dan kemudahan pembayaran melalui Ovo dan GoPay yang mulai dijajaki untuk memodernisasi sistem perparkiran di Indonesia.

Optimis bisa terus tumbuh di Indonesia

Dengan capaiannya sejauh ini, Agus cukup optimis Parkee bisa terus tumbuh dan berkembang di Indonesia. Kendati demikian, tantangan tentu ada dalam setiap proses pertumbuhannya. Untuk saat ini tantangan yang dihadapi Parkee ada pada proses edukasi masyarakat dan penggunaan aplikasinya, termasuk proses pembayaran menggunakan QR code.

Saat ini Parkee fokus pada membangun fondasi yang paling utama, yakni akses lokasi. Mereka saat ini tengah berusaha untuk mengakuisisi lebih banyak lokasi dari beberapa mitra parkir. termasuk integrasi sistem.

Parkee saat ini menargetkan bekerja sama dengan penyedia e-money baru untuk melengkapi metode pembayaran yang mereka sediakan. Mereka juga berambisi untuk menambah mitra operator parkir dengan target transaksi 50.000 transaksi pada Desember tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Jakarta Smart City Terintegrasi dengan Aplikasi Jukir dan Lapakon untuk Kelola Parkir

Pemprov DKI Jakarta meresmikan kerja sama strategis bersama PT Nusantara Digital Investama selaku pengembang aplikasi Jukir (Juru Parkir) dan PT Wican Tirtayasa Bersama selaku pengembang aplikasi Lapakon. Kerja sama tersebut dilakukan untuk menghadirkan sistem pengelolaan lahan parkir di jalan, dikemas dalam program Smart City yang dimiliki Pemprov.

Ada dua tujuan utama dari pengembangan sistem tersebut. Pertama untuk memastikan retribusi uang parkir terserap secara optimal sebagai pendapatan daerah. Yang kedua untuk menyejahterakan para juru parkir dengan sistem dan pebagian yang lebih transparan.

Aplikasi yang masuk menjadi sub layanan Jakarta Smart City ini juga dilengkapi fitur pembayaran PPOB (Payment Point Online Bank) dan pembelian pulsa, diharapkan para juru parkir (sebagai mitra) bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari transaksi tersebut. Ke depan dijanjikan akan ada produk lain juga yang disematkan ke dalamnya.

Menurut Founder Jukir Budi Hartono, keberadaan aplikasi ini diharapkan dapat menghilangkan stigma negatif terhadap parkir liar, sekaligus dapat meningkatkan martabat para juru parkir yang selama ini dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat.

Dari sisi pengelola (pemerintah), adanya aplikasi memungkinkan mereka bisa dengan transparan melihat pendapatan parkir secara real time. Selain itu, juga membuka peluang kerja para juru parkir yang belum terlatih untuk menjadi juru parkir profesional. Menurut pemaparan Budi aplikasi ini pertama kali di dunia, pendapatan daerah dan keberadaan juru parkir liar dapat diintegrasikan ke dalam satu sistem yang transparan.

“Untuk saat ini aplikasi Lapakon resmi beroperasi di Jakarta dan dalam waktu dekat akan merambah ke daerah-daerah lain di Indonesia untuk membantu pemerintah daerah di seluruh Indonesia dalam mengelola perparkiran dan meningkatkan pendapatan daerah mereka,” ujar Co-Founder Lapakon Anggawira.

Tak Ada Lagi Masalah Susah Parkir Dengan Micro-Car EOssc2

Di 2014, terhitung lebih dari 1,2 juta unit mobil terjual di Indonesia. Dengan bertambah penuhnya volume mobil, problem yang akan segera menyusul adalah keterbatasan lahan parkir. Sekarang saja, bukan main sulitnya mencari ruang aman untuk menitipkan kendaraan. Meski terbilang menurun, keadaan lalu lintas tidak mungkin sembuh tanpa perubahan drastis. Continue reading Tak Ada Lagi Masalah Susah Parkir Dengan Micro-Car EOssc2

BMW Kembangkan Device AR Untuk Melihat Menembus Mobil

Sebagai sebuah alat transportasi berbobot ribuan kilogram, satu-satunya jendela untuk melihat dunia luar bergantung pada jendela, windshield dan spion. Itu artinya banyak sekali titik buta yang tidak terlihat pengemudi, membuat parkir atau berkedara di kemacetan sangat sulit. BMW sendiri sedang menyiapkan solusinya, mengikuti langkah para nama besar di industri teknologi. Continue reading BMW Kembangkan Device AR Untuk Melihat Menembus Mobil