Nielsen: Marvel’s Avengers dan Spider-Man: Miles Morales Jadi Game Paling Dinanti

Nielsen merilis laporan tentang game-game yang peluncurannya paling dinanti tahun ini. Tiga game yang paling ditunggu-tunggu tahun ini adalah Marvel’s Avengers, Call of Duty: Black Ops – Cold War, dan Spider-Man: Miles Morales. Laporan Nielsen ini didasarkan pada survei pada lebih dari 6.000 gamers.

Selain pandemi COVID-19, salah satu masalah yang dihadapi oleh publisher game tahun ini adalah tanggal peluncuran PlayStation 5 dan Xbox Series X yang belum pasti. Hal ini membuat para publisher enggan untuk mengumumkan tanggal peluncuran dari game-game baru mereka.

Marvel’s Avengers, game action RPG dari Square Enix, jadi salah satu game yang paling ditunggu-tunggu. Popularitas game ini terdongkrak berkat kesuksesan film Avengers. Namun, popularitas film Avengers juga sempat menjadi senjata makan tuan. Pasalnya, para fans jadi membandingkan game Marvel’s Avengers dengan film Avengers.

Para fans sempat protes karena desain karakter-karakter dalam game tak mirip dengan tampilan dalam film. Square Enix lalu merombak desain para karakter. Selain itu, mereka juga melakukan beta test. Dan sekarang, Nielsen mengungkap, para fans menjadi semakin menanti peluncuran Marvel’s Avengers.

game paling dinanti
Call of Duty: Black Ops – Cold War jadi salah satu game paling dinanti.

Selain Marvel’s Avengers, Call of Duty: Black Ops – Cold War menjadi game yang paling ditunggu-tunggu. Biasanya, Activision merilis game Call of Duty baru pada musim semi atau sekitar April-Juni. Namun, mereka baru mengumumkan Call of Duty: Black Ops – Cold War pada akhir Agustus. Sebagai sub-brand dari Call of Duty, Black Ops sebenarnya tak terlalu populer di kalangan gamer. Namun, banyak orang yang penasaran bagaimana Call of Duty: Black Ops – Cold War akan terintegrasi dengan game battle royale Call of Duty: Warzone.

Beberapa game multiplatform lain yang peluncurannya dinanti antara lain Cyberpunk 2077, Assassin’s Creed: Valhalla, FIFA 21, NBA 2K21, Crash Bandicoot 4: It’s About Time, Star Wars: Squadrons, dan Planet Coaster: Console Edition, menurut laporan VentureBeat.

Sementara itu, salah satu game PC yang paling dinanti adalah World of Warcraft: Shadowland dari Blizzard. Beberapa game PC lain yang juga ditunggu-tunggu adalah Crusader Kings III, Baldur’s Gate III, dan Serious Sam 4. Sayangnya, untuk game-game khusus PlayStation 5, banyak publisher yang belum mengumumkan tanggal peluncuranpasti dari game mereka. Namun, menurut laporan Nielsen, ada tiga game PS5 yang paling dinanti, yaitu Gran Turismo 7, Demon’s Souls, dan 13 Sentinels: Aegis Rim.

Jika dibandingkan dengan game-game lain, 13 Sentinels: Aegis Rim dari Atlus merupakan game yang menargetkan pasar niche. Meskipun begitu, para gamer PS4 yang sudah mengenal game itu sangat menanti-nanti peluncuran game tersebut.

Sama seperti publisher game untuk PlayStation, publisher game Xbox juga belum mengumumkan tanggal pasti peluncuran game mereka. Namun, salah satu game Xbox yang ditunggu-tunggu adalah CrossFireX, versi porting dari CrossFire, game first-person shooter buatan developer Korea Selatan. Selain itu, Halo: Infinite juga menjadi salah satu game yang paling dinanti. Namun, peluncuran game tersebut ditunda hingga 2021.

Sony Bakal Rilis Lebih Banyak Game di PC

Akhir pekan lalu, Sony merilis laporan keuangan mereka untuk tahun fiskal 2019. Sama seperti perusahaan lain, bisnis Sony juga terkena dampak pandemi virus corona. Dari segi biaya operasional, Sony memperkirakan, mereka mengalami kerugian sebesar 68,2 miliar yen (sekitar Rp9,4 triliun) akibat virus corona.

Kabar baiknya, divisi gaming Sony memiliki performa yang baik. Faktanya, bisnis PlayStation kini memberikan kontribusi pemasukan paling besar untuk Sony jika dibandingkan dengan divisi-divisi lain. Dalam laporan keuangannya, Sony juga menyebutkan bahwa mereka kini memiliki 113 juta pengguna PlayStation Network dan 45 juta pelanggan PS+. Sementara jumlah pelanggan PS Now kini diperkirakan mencapai 2,2 juta orang.

Sony game PC
Total penjualan dan pemasukan dari masing-masing bisnis Sony. | Sumber: Kotaku

Performa divisi gaming Sony memang sangat baik. Namun, Sony masih belum puas dengan itu. Mereka masih ingin menggenjot bisnis gaming mereka. Salah satu strategi mereka untuk itu adalah dengan meluncurkan game untuk platform selain PlayStation. Platform yang jadi fokus Sony adalah PC. Jadi, ke depan, Sony akan meluncurkan lebih banyak game buatan mereka sendiri di PC. Sejauh ini, dua game Sony yang telah tersedia di PC adalah Horizon Zero Dawn dan Death Stranding.

“Kami berencana untuk meluncurkan lebih banyak game buatan kami sendiri di platform PC. Dengan ini, kami berharap kami akan dapat mendorong keuntungan perusahaan,” kata Sony dalam laporan keuangannya, seperti dikutip dari Kotaku. Menariknya, Sony menganggap PC sebagai pesaing utama mereka dalam bisnis gaming.

“Kami memperkirakan, persaingan akan semakin ketat akibat game-game PC dan perusahaan-perusahaan dari industri lain. Strategi utama kami untuk menumbuhkan bisnis gaming adalah untuk terus berinovasi dan mengembangkan Platform PlayStation. Untuk itu, SIE akan menyiapkan investasi untuk memperkuat konten IP kami, meningkatkan nilai brand, memperkuat komunitas dan mendorong interaksi pemain,” ungkap Sony.

Sony memang mengaku tertarik untuk membawa lebih banyak game-game mereka ke PC. Meskipun begitu, hal itu bukan berarti game-game ekslusif untuk PlayStation 5, seperti Horizon Forbidden West atau Spider-Man: Miles Morales, akan tersedia untuk PC dalam waktu dekat. Keputusan Sony untuk meluncurkan lebih banyak game di PC berarti, game-game eksklusif untuk PlayStation akan diluncurkan kembali untuk PC. Dengan begitu, game-game tersebut tidak hanya tersedia di pasar dalam waktu lebih lama, tapi juga mendorong pemasukan Sony.

Sumber header: Nikkei Asian Review

2 Cara Cek Spesifikasi PC atau Laptop

Ketika Anda berencana membeli laptop baru ataupun bekas sekalipun, Anda tentu ingin mengecek spesifikasi PC atau laptop yang ingin dipinang terlebih dahulu. Banyak orang menempuh cara singkat dan praktis, yaitu dengan mencari informasi spesifikasi PC atau laptop di mesin pencari. Padahal, cara ini tidak 100% akurat.

Continue reading 2 Cara Cek Spesifikasi PC atau Laptop

Mini PC Asus PN50 Unggulkan Prosesor AMD Ryzen 4000 U-Series yang Dibekali GPU Terintegrasi

Pasar laptop belakangan ini dibanjiri oleh produk-produk yang ditenagai prosesor AMD Ryzen Mobile 4000 Series. Dalam waktu dekat, sepertinya tren yang serupa juga akan merambah segmen mini PC. Salah satu pelopornya adalah Asus, yang baru saja meluncurkan mini PC seri PN50 berbekal prosesor Ryzen Mobile 4000 Series.

Secara fisik, perangkat ini kelihatan sangat identik dengan seri PN60 yang mengusung prosesor Intel ber-TDP 15 W. Dimensinya sangat mungil di angka 115 x 115 x 49 mm, dan bobotnya hanya berkisar 0,7 kg. Saking kecilnya, perangkat ini datang bersama VESA mount kit sehingga bisa dipasangkan ke belakang monitor.

Namun seperti yang sudah disebutkan, jeroan PN50 mengandalkan platform besutan AMD, spesifiknya lini Ryzen 4000 U-Series yang mengemas GPU terintegrasi. Total ada empat varian PN50 yang bakal ditawarkan, masing-masing dengan rincian prosesor sebagai berikut:

Core/Thread Clock Speed (Base/Boost) Cache GPU GPU Clock Speed
Ryzen 7 4800U 8/16 1,8 GHz / 4,2 GHz 12 MB Vega 8 1.750 MHz
Ryzen 7 4700U 8/8 2 GHz / 4,1 GHz 12 MB Vega 7 1.600 MHz
Ryzen 5 4500U 6/6 2,3 GHz / 4 GHz 11 MB Vega 6 1.500 MHz
Ryzen 3 4300U 4/4 2,7 GHz / 3,7 GHz 6 MB Vega 5 1.400 MHz

Asus PN50

Semua prosesor itu punya TDP cuma 15 W, wajar mengingat AMD merancangnya untuk dipakai di ultrabook. Namun meskipun TDP-nya sama seperti prosesor Intel yang dipakai di seri PN60, keempat prosesor Ryzen ini tentu punya kinerja grafis yang jauh lebih unggul, dan jika memilih varian termahalnya, performa multithreading-nya juga lebih superior berkat jumlah core dan thread yang lebih banyak.

Keempat prosesor itu bisa ditandemkan dengan RAM DDR4-3200 berkapasitas maksimum 64 GB, serta storage tipe SATA 2,5 inci dan M.2 2280 SATA/PCIe sekaligus. Terkait konektivitas, selain mengemas modul Wi-Fi 6 Intel AX200, Asus PN50 dilengkapi sederet port di sisi depan dan belakangnya. Pada bagian depan, ada port USB-C 3.2 Gen 2, port USB-A 3.2 Gen 1, 3-in-1 card reader, beserta jack audio.

Asus PN50

Beralih ke belakang, PN50 mengemas port HDMI 2.0, port USB-C 3.2 Gen 2, port Gigabit Ethernet, sepasang port USB-A 3.2 Gen 1, dan satu port tambahan yang bakal berbeda di setiap kawasan (pilihannya antara DisplayPort 1.4, COM, VGA, atau LAN). Secara total, Asus PN50 bisa disambungkan ke satu layar 8K 60 Hz, atau empat layar 4K 60 Hz via port HDMI, DisplayPort, dan sepasang port USB-C.

Belum diketahui kapan perangkat ini akan Asus bawa ke Indonesia dan berapa harganya. Di Inggris, Asus PN50 dibanderol paling murah £275 (Ryzen 3 4300U), sedangkan yang paling mahal dijual seharga £500 (Ryzen 7 4800U). Perlu dicatat, harga itu belum termasuk RAM dan storage sama sekali.

Sumber: AnandTech.

[Panduan Pemula] 7 Cara Membuat Screenshot di PC, Cepat dan Mudah

Saat ini screenshot atau meng-capture layar baik dari smartphone maupun komputer sudah menjadi kebiasaan pengguna gadget. Cara screenshot layar smartphone sangat mudah. Hanya dengan sekali klik, gambar sudah tersimpan di galeri.

Continue reading [Panduan Pemula] 7 Cara Membuat Screenshot di PC, Cepat dan Mudah

Konami Sekarang Juga Jualan Gaming PC

Atas, atas, bawah, bawah, kiri, kanan, kiri, kanan, B, A. Gamer lawas sudah pasti familier dengan kombinasi tombol yang dunia kenal dengan nama Konami Code tersebut. Beberapa game modern seperti BioShock Infinite masih menggunakan Konami Code untuk mengaktifkan fitur tersembunyi, dan rasanya bakal sangat lucu seandainya Konami Code dipakai untuk hal lain yang tak ada hubungannya sama sekali dengan video game, seperti misalnya untuk masuk ke menu BIOS komputer.

Kemungkinan itu terjadi jelas kecil sekali. Yang lebih memungkinkan, atau lebih tepatnya yang sudah terjadi, adalah jika Konami ikut terjun ke bisnis gaming PC. Bukan bisnis video game-nya, melainkan bisnis hardware-nya. Perkenalkan Arespear C300, C700 dan C700+, tiga gaming PC perdana besutan Konami.

Arespear C300 / Konami Amusement
Arespear C300 / Konami Amusement

Namanya tentu merupakan hasil permainan kata “Ares” (dewa perang Yunani, seperti yang bisa dilihat dari lambangnya) dan “Spear”. Namun “Are” sebenarnya juga merupakan singkatan dari “Advanced Revolution of Esports”. Tiga perangkat ini dibuat oleh Konami Amusement, divisi yang secara khusus menangani pengembangan berbagai mesin arcade sekaligus keterlibatan Konami di ranah esport.

Ketiganya mengadopsi desain yang cukup minimalis, dengan lubang-lubang yang membentuk motif honeycomb di bagian depan dan belakang. C300 duduk di kelas mainstream, sedangkan C700 dan C700+ diposisikan untuk segmen high-end.

Secara teknis, C300 datang membawa prosesor Intel Core i5-9400F (salah satu prosesor terpopuler di kelas 2 jutaan rupiah), RAM DDR4-2666 8 GB, GPU GeForce GTX 1650, dan SSD tipe M.2 NVMe 512 GB. Harganya dipatok 184.800 yen, cukup mahal kalau dikurskan ke rupiah (± Rp 25,8 juta), padahal harga GPU-nya di sini cuma 2,5 jutaan rupiah.

Arespear C700 / Konami Amusement
Arespear C700 / Konami Amusement

C700 dan C700+ di sisi lain mengusung prosesor Core i7-9700 plus watercooling, RAM DDR4-2666 16 GB, GPU GeForce RTX 2070 Super, SSD M.2 NVMe 512 GB, dan HDD 1 TB. Perbedaan di antara keduanya cuma sebatas kosmetik; C700+ punya panel samping berlapis akrilik serta dihiasi pencahayaan RGB, sedangkan C700 tidak.

Harganya? 316.800 yen untuk C700, dan 338.800 yen untuk C700+. Sekali lagi sangat mahal kalau dikonversikan ke rupiah, sebab harga prosesor dan GPU-nya saja sebenarnya hanya sekitar 15 jutaan rupiah kalau kita beli secara terpisah di sini.

Sebagai pelengkap, Konami tak lupa menyematkan sound card Asus Xonar AE pada ketiga model Arespear. Tidak diketahui apakah Konami punya niatan untuk memasarkannya di luar Jepang. Kalau iya, tentu saja mereka perlu melakukan penyesuaian harga. Selain gaming PC, Konami Amusement sebenarnya juga memproduksi periferal seperti keyboard dan headset gaming kalau berdasarkan informasi di situs Arespear.

Sumber: Tom’s Hardware.

10 Pengumuman Paling Menarik dari Xbox Games Showcase

Seperti yang sudah dijanjikan, Microsoft semalam memamerkan sederet game yang akan mengisi katalog Xbox Series X nantinya. Beberapa di antaranya merupakan karya dari studio-studio internal di bawah naungan Xbox Game Studios, sedangkan sisanya dari developer luar yang memilih untuk meluncurkan game-nya secara eksklusif di platform Xbox dan PC.

Ada banyak sekali game yang diumumkan, tapi saya akan membahas 10 yang paling menarik saja. Tentu saja semua ini merupakan pilihan yang subjektif, jadi kalau mau mengetahui selengkapnya, silakan langsung tonton video resmi Xbox Games Showcase yang berdurasi hampir satu jam.

Halo Infinite

Suguhan pembukanya sudah pasti adalah Halo Infinite, apalagi mengingat game ini sudah diumumkan sejak E3 2018 lalu. Beruntung kali ini 343 Industries turut menyertakan video gameplay-nya, dan di sini kita bisa melihat bahwa mereka tidak berlebihan saat menyebut Halo Infinite sebagai Halo yang paling ambisius.

Video demo berdurasi 9 menit di atas berhasil menggambarkan betapa ekspansifnya dunia dalam Halo Infinite. Pengembangnya sendiri bilang luasnya beberapa kali lipat milik gabungan dua game Halo sebelumnya, dan semua itu dapat pemain nikmati di resolusi 4K 60 fps pada Xbox Series X nantinya.

Gameplay trailer-nya ini tak lupa memamerkan koleksi persenjataan sekaligus gadget canggih yang dimiliki Master Chief, termasuk halnya sebuah grappling hook yang langsung mengingatkan saya pada franchise Just Cause. Saya pribadi bukanlah penggemar seri Halo, namun harus saya akui saya cukup tertarik setelah menonton trailer di atas.

Forza Motorsport

PlayStation 5 punya Gran Turismo 7, Xbox Series X punya Forza Motorsport, reboot dari game balapan berjudul sama yang dirilis pertama kali 15 tahun silam. Kedua game ini sama-sama tidak mau main-main dalam menyajikan visual yang amat realistis. Dalam kasus Forza, developer Turn 10 Studios menjanjikan efek ray tracing pada keseluruhan konten di resolusi 4K 60 fps.

The Outer Worlds: Peril on Gorgon

Satu-satunya yang bukan merupakan game baru di artikel ini, melainkan sebuah DLC atau expansion pack. Namun berhubung The Outer Worlds merupakan salah satu game favorit saya, tentu saja saya tidak akan melewatkannya, apalagi mengingat Obsidian menjanjikan konten baru yang sangat melimpah pada DLC berjudul Peril on Gorgon ini.

Gorgon di sini merupakan nama dari sebuah asteroid di koloni Halcyon, dan pemain bakal berkunjung ke sana untuk menginvestigasi kisah misterius di balik lahirnya Adrena-Time, salah satu consumable yang efeknya meningkatkan movement speed sekaligus melee attack speed, tapi setelahnya malah menurunkan semua atribut.

Bukan cuma lokasi baru untuk dieksplorasi, Peril on Gorgon juga bakal menghadirkan sederet senjata, armor, dan bahkan flaw baru sekaligus. Saya pribadi berharap Obsidian juga menambahkan setidaknya satu companion baru, sebab deretan companion dan masing-masing backstory-nya inilah yang membuat saya jatuh cinta pada game ini.

Peril on Gorgon akan tersedia pada 9 September seharga $15. Obsidian juga menawarkan bundel seharga $25 yang mencakup Peril on Gorgon sekaligus expansion keduanya yang belum diumumkan, yakni Murder on Eridanos.

Avowed

Di samping mengumumkan DLC pertama The Outer Worlds dan trailer baru Grounded, Obsidian juga membuat kejutan dengan merilis trailer game terbarunya yang berjudul Avowed. Avowed merupakan sebuah RPG first-person ala seri The Elder Scrolls buatan Bethesda, tapi yang mengambil setting fantasi dari IP milik Obsidian sendiri, yakni Pillars of Eternity.

Saya tidak akan terkejut seandainya Obsidian belajar banyak dari Bethesda sehingga akhirnya Avowed bisa menyempurnakan banyak hal dari The Elder Scrolls V: Skyrim. Kasusnya kurang lebih sama seperti ketika Obsidian membenahi beberapa kekurangan Fallout 3 pada Fallout: New Vegas, sekaligus menyuguhkan narasi yang jauh lebih memikat.

Harapan terakhir saya adalah supaya Avowed bisa mendukung fitur modding yang komprehensif. Kalau tidak, berarti Obsidian kurang bisa memahami salah satu kunci di balik kesuksesan Skyrim.

Everwild

Selain Halo Infinite, Everwild juga merupakan game yang sudah diantisipasi sejak cukup lama, namun tak kunjung dirilis. Sayangnya hingga kini Rare selaku pengembangnya masih belum menunjukkan gameplay-nya seperti apa, tapi tidak bisa dipungkiri saya cukup terpikat dengan trailer terbarunya di atas.

Gaya visualnya sungguh menarik, terutama berkat polesan cel shading yang begitu manis di mata. Entah mengapa setelah menonton trailer-nya saya langsung teringat dengan film Princess Mononoke garapan Studio Ghibli. Mungkin karena banyak adegan yang memperlihatkan koneksi manusia dengan alam, serta semacam dewa berwujud rusa yang juga menjadi salah satu karakter utama dalam Mononoke.

S.T.A.L.K.E.R. 2

10 tahun sejak pertama diumumkan, game keempat dari seri FPS survival ini akhirnya punya trailer resmi. Memang belum banyak yang bisa kita pelajari mengenai gameplay S.T.A.L.K.E.R. 2, tapi developer GSC Game World memastikan bahwa trailer ini bisa memberikan gambaran terkait kualitas visual yang akan tersaji pada versi finalnya.

Seperti tiga game sebelumnya, permainan akan kembali mengangkat peristiwa yang terjadi di The Zone, wilayah bekas ledakan nuklir di Chernobyl. Bedanya, The Zone kali ini merupakan area open-world yang dapat pemain eksplorasi secara bebas, dan pengembangnya percaya ini dunia paling immersive yang pernah mereka buat untuk franchise S.T.A.L.K.E.R.

Kalau Anda suka Metro Exodus, saya yakin Anda sudah tidak sabar menanti S.T.A.L.K.E.R. 2.

The Gunk

Usai menonton trailer di atas, saya langsung menyimpulkan The Gunk sebagai ekuivalen dari Kena: Bridge of Spirits yang akan dirilis di PS5. Keduanya jelas merupakan game yang sangat berbeda, tapi vibe-nya kelihatan sejenis, dengan dunia yang begitu indah dan beragam makhluk yang tak dikenal.

Judulnya mengacu pada semacam parasit berlendir (gunk) yang menyelimuti banyak area dan sepertinya menjadi penyebab di balik munculnya banyak makhluk berbahaya. Protagonisnya dibekali semacam alat untuk menyedot parasit itu. Repotnya, terlalu banyak parasit yang disedot justru bakal berakibat longsor atau bagian tanahnya terbelah.

The Gunk digarap oleh Image & Form, developer di balik seri game SteamWorld. The Gunk merupakan game pertama mereka yang menyajikan visual 3D, itulah mengapa jadwal rilisnya masih sangat jauh: September 2021.

The Medium

Kita pertama mendengar soal The Medium pada bulan Mei lalu, dan premis bahwa karakter protagonisnya harus menjalani hidup dalam dua realita yang berbeda sebenarnya sudah sangat penuh intrik. Sekarang, kita bisa mendapat gambaran lebih jelas mengenai konsep “Dual Reality” yang dimaksud dalam game ini seperti apa.

The Medium merupakan game singleplayer, tapi lalu kenapa video di atas beberapa kali menunjukkan tampilan split-screen? Itu dikarenakan dua realitanya akan di-render secara bersamaan, sehingga kita bisa tahu bahwa apa yang kelihatannya biasa saja di dunia nyata, sebenarnya bisa jadi ancaman berbahaya di ranah spiritual.

Peribahasa “there are always two sides to every story” melekat kuat pada game ini, itulah mengapa kedua realita yang dijalani lakonnya harus disajikan secara bersamaan. Pengembangnya bilang mekanisme semacam ini tidak akan bisa terwujud tanpa peningkatan performa yang Xbox Series X tawarkan. Alhasil, kita tak akan menjumpai The Medium di Xbox One.

Warhammer 40,000: Darktide

Melanjutkan kesuksesan seri Warhammer: Vermintide, developer Fatshark memutuskan untuk menerapkan formula co-op FPS (4 orang) yang sama, tapi kali ini pada setting sci-fi Warhammer 40K. Berhubung setting-nya futuristis, sudah pasti ada banyak adegan tembak-menembak di Warhammer 40,000: Darktide.

Ini jelas berbeda dari Vermintide yang didominasi pertarungan jarak dekat alias melee. Kendati demikian, Fatshark memastikan kalau pemain masih harus mampu untuk bergerak secara lincah dan memadukan serangan jarak jauh sekaligus jarak dekat kalau mereka mau bertahan di Darktide. Jadi meskipun mengambil setting masa depan, game ini masih akan banyak diisi dengan adegan melee combat yang brutal.

Fable

Menutup acara Xbox Games Showcase adalah kejutan berjudul Fable. Bukan Fable 4, melainkan Fable saja, mengindikasikan bahwa ini merupakan reboot dari franchise RPG berusia 16 tahun tersebut.

Yang mengerjakan pun sekarang bukan lagi Lionhead Studios, melainkan Playground Games yang selama ini dipercaya menjadi pengembang seri Forza Horizon. Sayang sekali sejauh ini belum ada yang tahu gameplay-nya seperti apa, tapi semestinya jauh lebih menarik ketimbang Fable terakhir yang dirilis 10 tahun lalu.

Upgrade judul-judul lama menjadi “Optimized for Xbox Series X”

Terakhir, Microsoft tidak lupa mengumumkan bahwa beberapa judul permainan yang sudah ada bakal di-upgrade supaya bisa berjalan lebih maksimal di Xbox Series X. Judul-judul seperti Gears 5, Destiny 2, Forza Horizon 4, Sea of Thieves, maupun Ori and the Will of the Wisp, semuanya akan di-upgrade dan dapat konsumen nikmati tanpa perlu membayar biaya ekstra berkat fitur Smart Delivery.

Dalam beberapa kesempatan, upgrade-nya juga jauh dari kata minor. Ambil contoh Ori and the Will of the Wisp, yang sudah dioptimalkan agar dapat berjalan pada resolusi 4K 120 fps di Xbox Series X. Bukan cuma visual, developer Moon Studios turut menjanjikan penyempurnaan di sektor audio demi semakin memaksimalkan kesan immersive yang didapat pemain.

Sumber: Xbox Wire.

[Review] Dell OptiPlex 7070 Ultra: PC Desktop All-in-One Modular yang Ringkas dan Kencang

Dalam memilih sebuah PC, tentu saja harus memikirkan banyak hal. Mulai dari spesifikasi, desain, hingga penempatan ruangnya harus sesuai. Jika ingin memiliki sebuah PC yang ramping, pilhan bisa dijatuhkan pada penggunaan laptop atau All-in-One PC (AIO). Dan saat ini, pilihan AIO pun juga sudah banyak menjadi pilihan untuk bekerja di kantor mau pun di rumah.

Bagi yang menginginkan sebuah PC yang ringkas, Dell saat ini memiliki solusi baru. Tidak semua AIO memiliki dimensi yang kompak dan akan membuat yang memakainya menjadi nyaman. Misalnya saja, minimnya tempat untuk menaruh keyboard dan mouse lalu hanya bisa untuk menaruh monitornya tanpa desktop.

Dell OptiPlex 7070 - Vertikal

Dell telah memperkenalkan OptiPlex 7070 Ultra yang memiliki desain yang mungkin saat ini paling ringkas. Jika dilihat secara keseluruhan, AIO ini hanya terlihat sebuah layar monitor PC desktop pada umumnya. Lalu di mana letak dari PC tersebut? Dell menaruh PC tersebut pada tiang penyangga monitornya.

Yang unik adalah OptiPlex 7070 Ultra bisa dibongkar pasang, sehingga jika nantinya Dell mengeluarkan varian baru, pengguna bisa tinggal mengganti unit sistemnya saja. Sebaliknya jika nantinya ada monitor yang lebih tinggi resolusinya, pengguna tinggal menggantinya dengan yang lebih baru. Selama ini, kebanyakan AIO tidak memiliki jenjang upgrade kecuali untuk penyimpanan dan RAM.

Dell OptiPlex 7070 Ultra yang datang ke meja pengujian tim DailySocial sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Prosesor Intel Core i5 8365U 4C8T 1,6 GHz Turbo 4,1 GHz
GPU Intel UHD 620
RAM 8 GB DDR4 2666 MHz Single Channel
Storage Toshiba BG4 256 GB PCIe x4 NVMe
Monitor Dell P2419HC 1920 x 1080 60 Hz
OS Windows 10
Bobot 3,3 kg (monitor) + 0,525 kg (unit desktop)
Dimensi 256,2 x 96,1 x 27,7 mm
Port 1x RJ-45 port 10/100/1000 Mbps
2x USB 3.1 Gen 2 Type-C
2x USB 3.1 Gen 2
1x USB 3.1 Gen 1
1x Audio Jack

Hasil dari CPU-Z nya adalah sebagai berikut

PC yang satu ini memang khusus dijual sebagai workstation yang ringkas. Hal ini bisa membuat para pekerja kantoran bisa mendapatkan ruang kerja yang lebih luas, sehingga tidak terlihat berantakan. PC yang satu ini mungkin tidak akan ditemukan pada toko-toko komputer retail dan harus melalui jalur bisnis.

Unboxing

Selain unit AIO OptiPlex itu sendiri, ada beberapa perlengkapan berupa kabel dan keyboard. Pada paket yang dikirimkan ke saya, tidak ada mouse-nya.

Desain

Seperti yang sudah saya katakan di atas, Dell OptiPlex 7070 Ultra hanya terlihat sebagai sebuah monitor PC biasa saja dengan sebuah keyboard. Namun, yang membedakan dari AIO lainnya adalah Dell OptiPlex 7070 Ultra adalah unit sistemnya yang modular dan dipasang pada tiang penyangga monitornya.

Dell OptiPlex 7070 - DEsktop Ports 1

Unit sistemnya atau PC-nya sendiri berbentuk kotak persegi panjang. Unit ini sendiri dibalut dengan casing yang terbuat dari plastik polikarbonat. Nantinya, unit ini yang dipasang pada tiang penyangga monitornya yang sudah didesain sedemikian rupa agar tidak berantakan. Untuk kabelnya, Dell juga sudah memikirkan agar tidak terlalu terlihat berantakan. Antara PC dengan monitor hanya terhubung dengan satu kabel Display Port dengan interface USB-C saja.

Monitornya sendiri adalah Dell P2419HC dengan dimensi 23,8 inci. Resolusinya sendiri ada di 1920 x 1080p dengan refresh rate 60 Hz. P2419HC memiliki kelebihan di mana bingkai atas, kanan, dan kirinya sangat tipis, serta nyaman untuk digunakan. Layarnya sendiri menggunakan jenis IPS.

Dell OptiPlex 7070 - Monitor Ports

Pada unit PC-nya terdapat dua buah port USB 3, port USB-C. RJ-45, dan power pada bagian bawahnya. Pada sisi kanan ditemukan sebuah port USB 3, USB-C, serta audio 3,5 mm. PAda bagian atasnya ditemukan tombol power serta ventilasi untuk mengeluarkan panas.

Pada unit monitornya, terdapat beberapa port di bagian belakangnya yang terdiri dari port HDMI, dua buah Display Port, USB-C Display Port, serta dua buah USB. Pada sisi sebelah kiri juga bisa ditemukan dua buah port USB 3. Untuk tombol pengaturan monitor, dapat ditemukan pada bagian bawahnya.

Dell OptiPlex 7070 - Monitor Buttons

Untuk unit yang datang ke DailySocial, tidak disertakan mouse. Namun jika dilihat pada web resminya, paketnya menyertakan sebuah mouse. Untuk keyboard yang disertakan, tombolnya menggunakan model chicletFeedback yang diberikan saat ditekan juga cukup nyaman, sehingga tidak ada masalah saat dipakai untuk mengetik.

Pengujian

Komputer yang satu ini menggunakan prosesor Intel Core i5 8365U. Prosesor ini sendiri ditujukan untuk perangkat rendah daya karena menggunakan Thermal Design Power 15 watt. Core i5 8365U memiliki 4 inti dengan 8 thread dengan kecepatan 1,6 GHz dan memiliki kecepatan Turbo hingga 4,1 GHz. Prosesor ini sendiri masih menggunakan proses pabrikasi 14nm. Tentu saja, Whiskey Lake sudah lebih dari cukup dalam menjalankan software yang digunakan untuk bekerja.

Dell OptiPlex 7070 - DEsktop

 

Grafis yang digunakan adalah Intel UHD 620 yang merupakan sebuah integrated Graphics Processor yang menjadi satu dengan prosesornya. Dengan grafis ini, tentu saja aplikasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan kantor sehari-hari akan berjalan dengan lancar. Apalagi, saat ini beberapa software sudah mendukung akselerasi yang menggunakan prosesor grafis seperti Photoshop.

Hal lain yang patut diacungi jempol adalah penggunaan SSD NVMe PCIe x4 pada Dell OptiPlex 7070 Ultra ini. Dengan menggunakan SSD yang kencang ini, tentu saja sangat mendongkrak kinerja dari Dell OptiPlex 7070 Ultra. Penggunaan SSD NVMe juga membuat dimensi PC bisa lebih kecil. Saya pun tidak mengalami penurunan performa saat menggunakan dalam jangka waktu yang lama.

Berikut adalah hasil benchmark dari Dell OptiPlex 7070 Ultra

Karena PC ini khusus dipakai untuk para pengguna kantoran, tentu saja tidak dipersiapkan untuk bermain game. Dan dengan nilai benchmark di atas, tentu saja Dell OptiPlex 7070 Ultra bisa digunakan untuk segala pekerjaan kantoran yang bahkan berat, seperti menggunakan aplikasi spreadsheet dengan baris yang berjumlah ribuan atau mungkin bahkan ratusan ribu. Hal tersebut berkat SSD NVMe yang kencang serta prosesor mumpuni yang digunakan.

Verdict

Memilih sebuah komputer untuk bekerja memang memerlukan pemilihan yang tepat. Tidak semua kantor mau menggunakan sebuah PC desktop yang memiliki dimensi besar. Akan tetapi, memilih sebuah laptop atau AIO akan menemukan kesulitan dalam melakukan upgrade. Oleh karena itu, Dell datang dengan membawa solusi tersebut melalui kemampuan modular dari OptiPlex 7070 Ultra.

Kinerja yang ditawarkan oleh AIO yang satu ini memang sangat baik. Dengan menggunakan Core i5 serta SSD, membuat AIO ini mampu digunakan untuk pekerjaan Office yang berat sekali pun. Dengan kemampuan ini, melakukan rendering video juga bisa dilakukan dengan cukup baik.

Dell menjual komputer yang satu ini mulai dari harga Rp. 9.900.000 tergantung dari spesifikasi yang diberikan. Jadi untuk harga tepatnya, tentu saja harus melalui sebuah perjanjian antara perusahaan dengan Dell. Namun yang pasti, dengan desain serta kinerja yang diberikan dan kemampuan modularnya, sepertinya harga tersebut tidak terlalu mahal untuk sebuah komputer kantoran.

Sparks

  • Kinerja oke dengan Intel Whiskey Lake
  • Layar yang cerah dan bisa diputar
  • SSD NVMe yang membuat loading kencang
  • Kaki penopang monitor yang ringkas
  • Desain yang rapi

Slacks

  • RAM masih dalam mode Single Channel sehingga kinerja tidak optimal
  • Colokan listrik bukan standar Indonesia

Horizon Zero Dawn Versi PC Meluncur 7 Agustus 2020

Kabar bahwa Horizon Zero Dawn bakal dirilis di PC sempat mencuri perhatian Maret lalu. Bagaimana tidak, game open-world karya Guerrilla Games itu sebelumnya merupakan judul eksklusif buat PlayStation 4, dan selama tiga tahun sejak perilisannya, ia sudah tercatat sebagai salah satu game PS4 terlaris.

Sekarang, jadwal rilis pastinya sudah ada: 7 Agustus 2020, bisa melalui Steam atau Epic Games Store. Yang menarik, harganya tergolong cukup terjangkau untuk sebuah judul AAA, terlepas dari umurnya yang sudah sekitar tiga tahun. Di Steam, gamer PC sudah bisa melakukan pre-order dengan membayar Rp 210 ribu saja. Bandingkan dengan game AAA lain yang harga awalnya kerap dipatok antara Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu.

Banderolnya bahkan lebih murah sekitar Rp 100 ribu ketimbang di PlayStation Store. Padahal versi yang didapatkan sama persis, yakni Horizon Zero Dawn Complete Edition yang mencakup sejumlah konten ekstra, termasuk halnya expansion pack The Frozen Wilds.

Selain mengungkap tanggal peluncurannya, Guerrilla turut memamerkan trailer baru untuk Horizon Zero Dawn versi PC, dan dari video tersebut kita bisa melihat sejumlah penyempurnaan teknis yang developer berikan untuk versi PC-nya. Yang paling utama tentu saja adalah dukungan terhadap monitor ultra-wide serta frame rate tanpa batas, memungkinkan pemain untuk menikmatinya di 144 fps atau lebih pada PC berspesifikasi sultan.

Pengaturan grafisnya mungkin tidak seekstensif game lain yang bukan hasil porting, tapi setidaknya pemain masih bisa mengatur kualitas dari parameter-parameter seperti tekstur, bayangan, bahkan tampilan awannya. Guerrilla bahkan juga melengkapinya dengan benchmark tool bawaan sehingga pemain bisa lebih mudah mendapatkan pengalaman yang seimbang antara performa dan kualitas grafik.

Cuplikan benchmark tool-nya di trailer menunjukkan bahwa game ini tidak menuntut spesifikasi PC yang terlalu tinggi. Berbekal prosesor quad-core AMD Ryzen 5 1500x dan GPU Radeon RX 580 8 GB saja, average FPS yang tercatat sudah mencapai 60 fps di resolusi 1080p. Spesifikasi itu sama persis seperti yang direkomendasikan di laman Steam-nya.

Sekali lagi ini tidak mengejutkan mengingat game-nya merupakan hasil porting dari PS4. Tebakan saya bahwa spesifikasi yang dianjurkan bakal mirip seperti Death Stranding juga benar, sebab keduanya digarap menggunakan engine yang sama (Decima), yang di titik ini bisa kita simpulkan cukup efisien.

Via: Rock Paper Shotgun.

ASUS Umumkan 2 PC Gaming Desktop dan 3 Laptop Bertenaga AMD Ryzen 4000 Series

ASUS mengumumkan enam produk baru yang terdiri dari dua PC gaming desktop yaitu ROG Strix GA15 dan ROG Strix GA35. Dua laptop gaming yaitu ROG Zephyrus G15 GA502 dan TUF Gaming A15 FX506. Serta, satu laptop mainstream VivoBook S14 (M433).

Seluruh jajaran produk ASUS yang dikenalkan kali ini telah ditenagai oleh AMD Ryzen 4000 Series Mobile Processors yang merupakan prosesor mobile x86 pertama di dunia dengan teknologi fabrikasi 7nm pada arsitektur core Zen 2 dan menggunakan memori DDR4-3200. Mari bahas satu per satu.

Lini PC Gaming Desktop

ROG-Strix-GA35-1

ROG Strix GA35 merupakan seri gaming desktop kelas enthusiast dari ROG. Sebagai bagian dari keluarga ROG, ROG Strix GA35 hadir dengan desain windshear yang khas, dilengkapi fitur dual-chamber, Aura Sync, dan Keystone.

Meski tampil sebagai gaming desktop, namun ROG Strix GA35 adalah PC desktop yang powerful dan dapat digunakan untuk tugas-tugas yang membutuhkan performa komputasi tinggi seperti video editing. ROG Strix GA35 ditenagai oleh prosesor hingga AMD Ryzen 9 3950X dengan konfigurasi 16 core dan 32 thread.

Prosesor yang mampu berjalan hingga 4,7GHz tersebut juga ditemani oleh kartu grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 2080Ti. Terdapat pula opsi yang menggunakan NVIDIA GeForce RTX 2070 SUPER dan NVIDIA GeForce RTX 2060 SUPER.

ROG-Strix-GA35-2

ROG Strix GA35 juga dapat digunakan untuk kebutuhan profesional, karena hadir dengan RAM berkapasitas hingga 64GB. Dipadukan dengan kombinasi penyimpanan M.2 NVMe PCIe SSD sebesar 512GB dan HDD sebesar 2TB. Juga masih dapat diupgrade karena ASUS telah menyediakan fitur SSD Swap sebanyak 2 tray. Berikut daftar harganya:

  • Rp30.999.000 (R7 3800X, RTX 2060 SUPER, 8GB RAM, 1TB HDD + 512GB SSD)
  • Rp35.999.000 (R7 3800X, RTX 2070 SUPER, 8GB RAM, 1TB HDD + 512GB SSD)
  • Rp47.999.000 (R7 3800X, RTX 2070 SUPER, 16GB RAM, 2TB HDD + 512GB SSD)
  • Rp80.999.000 (R9 3950X, RTX 2080Ti, 64GB RAM, 2TB HDD + 512GB SSD)

Beralih ke ROG Strix GA15 yang hadir sebagai gaming desktop kelas mainstream dengan harga yang terjangkau dan ideal untuk para gamer eSport. ROG Strix GA15 mengusung desain windshear dan RGB LED yang didukung oleh fitur Aura Sync. Tampil dengan case berbahan ringan dan telah dilengkapi dengan handle agar memudahkan untuk memindahkan gaming desktop ini.

Soal performa, ROG Strix GA15 ditenagai oleh prosesor hingga AMD Ryzen 7 3700X dengan konfigurasi 8 core dan 16 thread. Pilihan kartu grafis yang tersedia mulai dari NVIDIA GeForce GTX 1650, GTX 1650 SUPER, GTX 1660Ti, dan RTX 2060 SUPER. Berikut daftar harganya:

  • Rp14.299.000 (R5 3600X, GTX 1650, 8GB RAM, 512GB SSD)
  • Rp16.299.000 (R7 3700X, GTX 1650, 8GB RAM, 512GB SSD)
  • Rp20.299.000 (R7 3700X, GTX 1660Ti, 8GB RAM, 512GB SSD)
  • Rp24.999.000 (R7 3700X, RTX 2060 SUPER, 8GB RAM, 1TB HDD + 512GB SSD)

Lini Laptop Gaming

ASUS-ROG-Zephyrus-G15

ASUS ROG Zephyrus G15 merupakan penerus dari ROG Zephyrus G yang kini hadir dengan AMD Ryzen 4000 HS-Series. Berbeda dengan seri ROG Zephyrus pada umumnya, ROG Zephyrus G15 tidak mengusung sistem pendingin Active Aerocooling System (AAS).

Sebagai gantinya, laptop ini mengusung desain baru dengan sistem pendingin khusus yang dilengkapi teknologi Self Cleaning Cooling. Teknologi tersebut mencegah debu dan partikel lainnya menyumbat sistem pendinginan yang dapat menghambat aliran udara dan menyebabkan kerusakan komponen.

ASUS-ROG-Zephyrus-G15-2

ROG Zephyrus G15 mengusung layar 15,6 inci dengan resolusi Full HD dan merupakan salah satu laptop gaming paling portabel yang ada di pasar saat ini. Bodinya ringkas dengan ketebalan hanya 19,9mm, serta bobotnya hanya 2,1Kg.

ASUS-ROG-Zephyrus-G15-3

ROG Zephyrus G15 ditenagai oleh prosesor hingga AMD Ryzen 9 4900HS dengan konfigurasi 8 core dan 16 thread berkecepatan hingga 4,3GHz. Berpadu chip grafis NVIDIA GeForce GTX 1660Ti yang mengusung arsitektur Turing dan menggunakan memori GDDR6. Serta, RAM DDR4 3200MHz sebesar 8GB dan penyimpanan PCIe SSD hingga 1TB. Berikut harganya:

  • Rp21.999.000 (Ryzen 7 4800HS variant)
  • Rp25.999.000 (Ryzen 9 4900HS variant)

ASUS-TUF-Gaming-FX506-2

Beralih ke ASUS TUF Gaming FX506, laptop gaming ini hadir dalam dua desain yang berbeda yaitu Fortress Gray dan Bonfire Black. Fortress Gray merupakan desain dengan pelat metal di bagian belakang layar yang dihadirkan secara khusus sehingga memiliki tekstur yang lekat dengan warna abu-abu.

Sementara, Bonfire Black merupakan varian dengan desain yang lebih agresif, hadir khusus untuk gamer yang ingin menjadi pusat perhatian. Kedua varian telah mengantongi sertifikasi ketahanan standar militer MIL-STD-810H dan hadir dengan layar IPS berukuran 15 inci dengan refresh rate 144Hz. Berikut daftar harganya:

  • Rp14.299.000 (R5 4600H, GTX 1650Ti, 8GB RAM, 512GB SSD)
  • Rp15.799.000 (R7 4800H, GTX 1650Ti, 8GB RAM, 512GB SSD)
  • Rp17.299.000 (R7 4800H, GTX 1660Ti, 8GB RAM, 1TB HDD + 256GB SSD)
  • Rp20.299.000 (R7 4800H, RTX 2060, 8GB RAM, 512GB SSD)
  • Rp22.999.000 (R9 4900H, RTX 2060, 8GB RAM, 512GB SSD)

Laptop Mainstream

Tidak hanya lini produk gaming, ASUS juga menghadirkan AMD Ryzen 4000 U Series Mobile Processors pada lini laptop mainstream, yaitu VivoBook S14 (M433) yang dirancang khusus untuk para generasi muda. Sebab itu, VivoBook S14 (M433) hadir dengan desain yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan kustomasi.

Dimulai dari warna, ASUS memberikan opsi sebanyak empat pilihan warna yaitu Gaia Green, Resolute Red, Dreamy Silver, dan Indie Black. Bodinya juga ringkas, bobotnya 1,4kg dan ketebalannya 15,9mm.

ASUS VivoBook S14 (M433) dibanderol Rp11.799.000. Ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 7 4700U, dengan chip grafis AMD Radeon, RAM 8GB DDR4 3200MHz, dan penyimpanan PCIe SSD 512GB.