MSI Sabet 12 Penghargaan CES 2019, Produk-Produk Andalannya Akan Dipamerkan di The Venetian Las Vegas

Sebagai acara yang dilangsungkan di kampung halamannya, produsen hardware awal Taiwan seperti MSI biasanya menyingkap produk-produk terbaru di Computex. Namun baru di CES mereka memamerkan perangkat-perangkat tercanggih, dan menjadi kebanggaan tersendiri ketika barang-barang tersebut memperoleh pengakuan dan mendapatkan penghargaan.

Sebelum pameran teknologi terbesar di dunia itu berlangsung, Consumer Technology Association biasanya mengumumkan produk-produk CES Innovation Awards Honoree. Dan ada berita gembira bagi Micro-Star International: perangkat-perangkat racikan mereka yang terdiri dari PC laptop, desktop, komponen dan monitor berhasil merebut tidak kurang dari 12 gelar bergengsi itu.

Beberapa waktu lalu, MSI mengumumkan rencana untuk memamerkan beberapa kreasi mereka tersebut di CES 2019. Seperti di ajang yang sama sebelumnya, produsen memilih hotel The Venetian sebagai lokasi konferensi pers sekaligus tempat buat menampilkan perangkat-perangkat andalannya, dan mempersilakan para tamu untuk menjajal secara langsung. Ada tujuh produk yang di-highlight:

 

Laptop gaming GS65 Stealth Thin

MSI CES 2019 1

Memperoleh gelar di kategori ‘Hardware & Components’, laptop gaming ultra-thin ini menjanjikan keseimbangan terbaik antara performa dan mobilitas. Desainnya premium, lalu ia juga dibekali teknologi audio Hi-Res, serta GPU dan CPU terbaru.

 

Desktop gaming Infinite S

MSI CES 2019 6

Memperoleh gelar di kategori yang sama seperti sepupu laptopnya, Infinite S adalah PC desktop small form padat dengan spesifikasi hardware yang tak kalah dari varian PC mid– atau full-tower. Ukuran dan kemudahan akses port membuatnya ideal untuk mendukung LAN party.

 

Desktop gaming Trident X

MSI CES 2019 23
Trident X merupakan penjelmaan terkini dari keluarga Trident yang MSI siapkan sebagai ‘PC rasa console‘. Modelnya tak jauh berbeda dari Trident A yang disingkap di Computex 2018, tapi model ini sudah mengusung kartu grafis GeForce RTX dan ditunjang PSU SFX.

 

Kartu grafis GeForce RTX 2080 Ti Gaming X Trio

MSI CES 2019 2

Ada tiga aspek yang dibanggakan oleh hardware grafis dengan nama yang panjang ini: performa tinggi, dingin berkat pemanfaatan tiga kipas, dan mampu bekerja dengan hening.

 

Monitor Prestige PS341WU

MSI CES 2019 3

Sejauh ini, lini monitor MSI dipenuhi oleh varian gaming, namun layaknya keluarga laptop Prestige, PS341WU disiapkan sebagai alat penunjang kerja. Monitor ini menyajikan layar 34-inci, resolusi 5120x2160p ultra-wide dengan rasio 21:9 untuk memudahkan penyuntingan gambar serta video 2D atau 3D di 4K.

 

Monitor gaming pintar Optix MPG341CQ

MSI CES 2019 4

Kabarnya, Optix MPG341CQ merupakan monitor gaming berpanel curved dengan kecerdasan buatan pertama di dunia. Anda bisa mengendalikan fungsinya via suara ataupun tombol, memanfaatkan kehadiran webcam pintarnya; selanjutnya, pencahayaan LED RGB di sana dapat menampilkan notifikasi in-game.

 

Monitor gaming Optix MAG271CQR

MSI CES 2019 5

Jika Anda membutuhkan monitor gaming yang lebih konvensional, maka MAG271CQR bisa jadi pertimbangan. Optix MAG271CQR menyuguhkan layar melengkung, resolusi 2560x1440p dan waktu respons 1-milidetik demi memberikan Anda keunggulan dalam permainan.

Sumber: MSI.

HP Omen Terlalu Mahal? HP Sudah Menyiapkan Lini Baru yang Lebih Terjangkau, Pavilion Gaming

Asus punya ROG. Acer punya Predator. Dell punya Alienware. HP punya Omen. Semuanya merupakan lini khusus untuk perangkat gaming, namun sering kali yang menjadi sasaran adalah gamer berkantong tebal. Dalam kasus HP, mereka memutuskan untuk menyediakan lini baru yang dapat dijangkau oleh lebih banyak kalangan.

Dari situ lahirlah lini Pavilion Gaming. Pavilion selama ini merupakan lini yang cukup mainstream, dengan fokus pada aspek multimedia. Pavilion Gaming di sisi lain mencoba memberikan keseimbangan antara performa gaming dan harga, terutama buat mereka yang tidak membutuhkan spesifikasi kelas dewa yang menjadi andalan lini Omen.

HP Pavilion Gaming Laptop

Sejauh ini Pavilion Gaming terdiri dari satu laptop dan dua desktop. Untuk Pavilion Gaming Laptop, tampak desainnya banyak terinspirasi dari Omen X Laptop, lengkap sampai ke sepasang ventilasi pada kedua sudut di belakang laptop. Kendati demikian, ciri khas lini Pavilion masih terasa berkat grille speaker bergaya geometris di atas keyboard.

Konfigurasi yang ditawarkan cukup bervariasi, dimulai dari layar 15 incinya, yang mendukung resolusi 1080p 144 Hz, 1080p 60 Hz atau 4K. Pilihan prosesor yang ditawarkan semua berasal dari generasi terbaru Intel, baik seri U yang irit daya maupun seri H yang mengemas 6-core dan lebih ngebut.

Untuk GPU, ada dua opsi yang tersedia: AMD Radeon RX 560X atau Nvidia GeForce GTX 1060 tipe Max-Q. RAM DDR4-nya bisa dikonfigurasikan sampai 8 GB, sedangkan opsi storage-nya bisa mengandalkan perpaduan SSD dan HDD, lengkap dengan dukungan memory Intel Optane untuk semakin mendongkrak performa.

HP Pavilion Gaming Desktop 790 / HP
HP Pavilion Gaming Desktop 790 / HP

Beralih ke desktop-nya, HP telah menyiapkan dua model, yaitu Pavilion Gaming Desktop 690 dan 790. Desain keduanya cukup identik, hanya saja model 790 mengemas spesifikasi yang lebih superior serta port yang lebih melimpah.

Untuk 690, konsumen bisa memilih antara prosesor Intel atau AMD Ryzen, lalu GPU Radeon RX 580 atau GeForce GTX 1050, RAM sampai 8 GB, serta HDD berkapasitas 1 TB. Model 790 menawarkan pilihan prosesor Intel generasi kedelapan, baik yang mengemas 4 atau 6-core, GPU Radeon RX 580 atau GeForce GTX 1080, RAM hingga 64 GB, serta kombinasi SSD dan HDD sampai 3 TB.

Namun pertanyaan yang paling penting untuk dijawab adalah, seberapa terjangkau lini Pavilion Gaming ini jika dibanding Omen? Sangat. Pavilion Gaming Laptop dibanderol mulai $799, sedangkan Pavilion Gaming Desktop mulai $549 (untuk model 690) dan $749 (model 790). HP berencana melepasnya ke pasaran mulai bulan Mei atau Juni mendatang.

Sumber: Ars Technica.

Acer Ungkap Strategi Mereka Untuk Perkuat Cengkeraman di Pasar Gaming Indonesia

Acer Predator lahir kurang lebih dua tahun setelah Asus memperkenalkan Republic of Gamers. Kebangkitan brand-brand gaming dari Taiwan itu boleh jadi merupakan respons dari merajalela-nya nama-nama barat seperti Alienware sampai Digital Storm. Tapi ketika kepopularitasan Asus ROG terus melesat, Predator seakan-akan terbungkam dalam hiruk-pikuknya rivalitas di sana.

Acer Predator Interview 10

Baru pada akhir 2015 Predator kembali muncul ke permukaan. Dengan sigap, Acer meluncurkan sederetan device gaming di Indonesia dan segera meresmikan Predator Store. Tapi tidak bisa disangkal, langkah tersebut terasa sedikit terlambat. Di tengah absennya Predator, para kompetitor besarnya bermanuver lincah. Lalu untuk mengejar ketinggalan mereka, hal spesial apa yang Acer tawarkan buat para gamer?

Acer Predator Interview 3

Acer tentu saja sudah memikirkan hal tersebut, dan mengundang DailySocial ke kantor mereka di Jakarta untuk berbincang-bincang mengenai strategi mereka menginvasi kembali segmen gaming. Di sana, saya disambut oleh beberapa orang perwakilan dari tim Acer Indonesia. Obrolan saya mulai dengan pertanyaan: apa hal yang mendorong Acer menghadirkan lagi Predator di Indonesia?

Acer Predator Interview 1

Jawabannya tidak sulit ditebak. Menurut product manager Andreas Lesmana, pasar gaming di tanah air masih sangat menggiurkan. Kuantitasnya memang tidak setinggi produk mainstream, namun Acer melihat meningkatnya permintaan konsumen terhadap perangkat pendukung gaming secara konsisten.

Acer Predator Interview 10

Selanjutnya, untuk meningkatkan awareness gamer pada Predator sekaligus menyalip posisi para pesaingnya, Acer fokus pada sisi marketing. Sekarang mereka aktif dalam berbagai segmentasi gaming, contohnya adalah virtual reality, mengembangkan channel gaming, hingga melakukan kolaborasi bersama publisher game – setelah Riot Games, Acer kabarnya mulai melirik publisher lokal.

Acer Predator Interview 14

Device-device gaming Predator memang terkenal dengan performa tinggi dan harga yang premium, tersedia dalam berbagai pilihan: notebook, PC desktop, monitor, proyektor, gaming gear seperti keyboard dan mouse, bahkan hingga tas khusus gamer. Namun untuk 2017, Acer punya arahan baru, yaitu agenda buat membawa kapabilitas gaming mumpuni ke produk kelas menengah.

Acer Predator Interview 7

Acer Predator Interview 8

Lewat strategi tesrsebut, Predator tak lagi jadi satu-satunya brand gaming Acer di Indonesia. Laptop dan desktop Predator adalah produk buat hardcore gamer, yaitu perangkat-perangkat berspesifikasi sangat tinggi, umumnya dibanderol Rp 20 juta ke atas. Menariknya, ketersediaan teknologi Nvidia Pascal di notebook memungkinkan Acer meramu device non-Predator yang sanggup menangani game-game mainstream.

Acer Predator Interview 12

Membahas eSport, permainan-permainan multiplayer kompetitif merupakan judul terpopuler, tapi sebetulnya kita tidak membutuhkan komponen-komponen high-end untuk menjalankan mereka. Buat menunjang ranah eSport, Acer telah menyiapkan kejutan di tahun depan, sebuah konsep ‘Aspire rasa Predator’.

Acer Predator Interview 5

Mengkaji ranah hardcore gaming lebih rinci, product pre-sales manager Dimas Setyo bilang bahwa selain menghidangkan kinerja grafis dan olah data yang tinggi, perangkat di kelas ini juga harus memiliki kemampuan-kemampuan pendukung gaming: sistem pendingin andal, keyboard berfitur macro, monitor dengan teknologi Nvidia G-Sync, sampai keleluasaan upgrade RAM.

Acer Predator Interview 13

Sebagai contohnya, Dimas menunjukkan sejumlah pendekatan yang Acer implementasikan pada Predator 17. Untuk menyempurnakan pembuangan panas, notebook gaming ini dibekali Frostcore, yaitu pendingin tambahan yang bisa ditempatkan di slot optical disk drive. Lalu untuk casing-nya, Acer memilih bahan kombinasi plastik dan serat demi memastikan ia bisa bertahan dari sisi ’emosional’ para gamer.

“Jika memakai logam, laptop jadi lebih mudah bengkok dan baret,” kata Dimas.

Acer Predator Interview 11

Namun gamer tidak perlu memperlakukan perangkat Predator bak sepatu kaca. Dengan membelinya, user berhak memperoleh layanan after-sales premium, salah satunya adalah jasa servis on-site, berlaku di 79 kota dalam 34 provinsi. Jika terjadi apa-apa, teknisi – bukan consumer support biasa – akan siap membantu Anda.

Acer Predator Interview 4

Acer mengungkap hal menarik saat saya bertanya mengenai apa hero product di kelas Predator. Bukannya sekedar memasarkan perangkat yang berpotensi jadi best-selling, Acer fokus pada predikat VR Ready. Perlu Anda ketahui, kesiapan Acer suguhkan virtual reality tak sekedar pemenuhan sertifikasi kesanggupan menjalankan konten semata. Di bulan Mei 2015, tim asal Taiwan itu mengumumkan kerja sama dengan Starbreeze (developer The Cronicles of Riddick dan Payday 2) buat menggarap headset  StarVR.

Acer Predator Interview 6

Acer Predator Interview 9

Jadi itulah dia sejumlah strategi yang diterapkan Acer di momen invasi gelombang kedua mereka di pasar gaming Indonesia: menyajikan fitur lengkap dan performa tinggi di kelas hardcore serta jaminan gaming capable di level mainstream, menawarkan pilihan produk bervariasi demi memenuhi permintaan beragam kalangan gamer, serta tidak melupakan sisi layanan purna jual.

Saya pribadi sangat penasaran pada bagaimana Acer mengemas produk-produk gaming non-Predator setelah sebelumnya menyematkan titel ‘gaming‘ pada V Nitro. Selain Predator 21 X dan monitor berteknologi eye-tracking Z271T, Acer rencananya akan mengenalkan PC dan laptop gaming anyar di awal tahun 2017.

Terima kasih banyak pada tim Acer Indonesia atas kesempatan ini.

Mengenal MSI GT72 Tobii dan Vortex Lebih Jauh

Dengan mengeksekusi strategi tepat di momentum tepat – memilih brand ambassador lalu secara efektif mengembangkan komunitas, MSI hanya memerlukan waktu singkat untuk menjadi brand gaming ternama di Indonesia. Kira-kira dua tahun silam, mereka mengambil sebuah arahan baru terhadap produknya, sehingga identitas tersebut semakin dikenal.

Apa maksudnya? Di Computex 2014, Micro-Star International mencoba menyegarkan kembali deretan laptop gaming mereka dengan mengusung kiblat desain baru, terinspirasi dari wujud supercar. Konsep itu tak cuma diterapkan pada penampilan, namun juga digunakan untuk merepresentasikan kinerja hardware. Menariknya, hingga pada acara pengenalan GT72 Tobii dan Vortex, kendaraan super lagi-lagi kembali dipakai sebagai perbandingan.

Mungkin Anda sudah tahu, GT72 Tobii ialah notebook gaming berteknologi eye-tracking, sedangkan Vortex adalah Mac Pro-nya gamer, penerima penghargaan CES 2016. Tobii dan Vortex memang jadi perhatian, tapi gathering kecil ini bukanlah ajang peluncuran produk, MSI cuma ingin menjelaskan lebih jauh mengenai teknologi yang ada di sana.

MSI GT72 Tobii & Vortex 03

Di pembukaan presentasi, perwakilan product marketing department Alex C.Y. Lin menyampaikan bahwa MSI bukanlah perusahaan besar. Kompetisi di bidang ini begitu sengit dan penempatan brand sangatlah krusial. MSI memutuskan buat mengarahkan produk pada user-user yang menginginkan device berperforma tinggi. Meski demikian, mereka tak mau sekedar menawarkan hardware canggih, namun fokus untuk menyajikan pengalaman gaming optimal.

MSI GT72 Tobii

Perangkat ini merupakan gaming laptop yang dibekali sistem pelacak mata pertama di dunia, ditenagai teknologi Tobii EyeX. Saat dahulu saya menjajalnya, kapabilitas ini memungkinkan pengguna mengendalikan kamera dalam game dengan gerakan mata. Alex menyampaikan, hal ini merupakan fungsi paling dasar eye-tracker. Sebetulnya teknologi menyimpan banyak potensi di berbagai skenario pemakaian.

MSI GT72 Tobii & Vortex 01

Salah satu game baru (dan kebetulan dibundel bersama GT72 Tobii) yang memanfaatkan EyeX adalah Tom Clancy’s The Division. Fitur ini sangat memudahkan gameplay, misalnya, Anda tinggal melihat ke satu tempat dan karakter bisa langsung diperintahkan berlindung di sana. Anda dapat menandai musuh cukup dengan melirik mereka, atau melihat keadaan sekitar tanpa memengaruhi arah gerakan karakter; dan area tempat mata Anda fokus jadi lebih jelas.

MSI GT72 Tobii & Vortex 04

MSI GT72 Tobii & Vortex 02

Menurut MSI, ini bukanlah cara curang untuk menang, melainkan upaya memaksimalkan teknologi canggih buat menguntungkan Anda. Ia juga bisa dimanfaatkan oleh para video-streamer. GT72 Tobii mengetahui arah mata broadcaster sehingga penonton dapat langsung mengetahui apa yang sedang ia lihat. Paket pembelian notebook ini dibundel aplikasi XSplit Gamecaster, terintegrasi ke Tobii Eye Tracking.

MSI GT72 Tobii & Vortex 06

Proses setup-nya sangat mudah, memakan waktu kurang dari tiga menit. Anda hanya perlu melewati serangkaian tes (melihat titik pada layar), dan buat mendapatkan hasil akurat, kita hanya perlu memilih tiga mode: mata normal, mata dengan lensa kontak, atau mode kacamata. Setelah beres, setting dapat disimpan ke profile berbeda, bisa di-load sewaktu diperlukan.

MSI GT72 Tobii & Vortex

Menghadapi tren virtual reality, MSI sebelumnya telah menyingkap jajaran notebook gaming ‘VR Ready’ pertama di dunia. Tetapi bagi mereka, eye-tracking jauh lebih fungsional untuk video game ketimbang VR. Pertama, ia betul-betul meningkatkan pengalaman bermain serta performa Anda dalam game kompetitif. Dan kedua, Tobii tidak membebankan hardware.

MSI Vortex

“Jika PC high-end kompetitor kami diibaratkan sebagai Range Rover serta mobil sedan sport, maka Vortex adalah Porsche 918 Spider,” kata Alex sambil memperlihatkan ilustrasi yang menyerupai outline Alienware Area-51 dan Asus RoG G20 di slide presentasi.

Vortex merupakan upaya MSI merombak konsep dasar dekstop gaming. Untuk menyuguhkan desain apik dengan ukuran padat tanpa mengorbankan kinerja, mereka merancang desain, struktur, serta sistem sirkulasi udara sendiri dari awal. Wujud Vortex membuat saya membayangkan versi futuristis dari helm kesatria Zaman Pertengahan.

MSI GT72 Tobii & Vortex 08

MSI GT72 Tobii & Vortex 09

Vortex memiliki tubuh berukuran 6,5-liter setinggi 26,8cm, tapi sanggup menghasilkan skor benchmark 3DMark 11 sebesar 21.000, setara dengan PC gaming yang 10 kali lebih besar darinya. Rancangan sistem pendingin Vortex memastikannya bekerja secara hening. Bahkan di saat full-load, ia cuma menghasilkan suara 37-decibel.

MSI GT72 Tobii & Vortex 10

Tampaknya ada beberapa varian spesifikasi yang bisa kita pilih, semuanya menggunakan chip Intel Core paling baru. Di model tercanggih, MSI memampatkan sepasang kartu grafis Nvidia GeForce GTX 980 – bukan versi laptop, dipadu RAM DDR4 2133 sampai 64GB, penyimpanan SSD M.2 dan mendukung HDD 2,5-inci, ditopang power supplygold certified‘ 450W. Tentu saja, di sana Anda juga dihidangkan fitur-fitur gaming eksklusif MSI.

MSI GT72 Tobii & Vortex 12

MSI GT72 Tobii & Vortex 11

Bahkan walaupun sudah dipamerkan ke hadapan media, status Vortex masih terbilang misterius. MSI belum meluncurkannya secara resmi, apalagi mengumumkan harganya di Indonesia. Alex bilang, ia ‘sedikit lebih murah dari tipe GT80 Titan termahal’.

MSI GT72 Tobii & Vortex 05

Nvidia Luncurkan Shield Console di Ajang GDC 2015

Industri game console sampai detik ini masih didominasi oleh Sony dan Microsoft. Posisi PlayStation 4 dan Xbox One sebagai game console pilihan untuk ditempatkan di ruang tamu masih belum tergantikan. Namun hal ini bukan berarti mereka sama sekali tidak memiliki ‘ancaman’. Continue reading Nvidia Luncurkan Shield Console di Ajang GDC 2015