Teknologi Razer Ini Bisa Bantu Sony dan Microsoft Mengamankan Masa Depan Console

Revolusi besar tengah terjadi di industri game. Terobosan para raksasa di ranah hardware dan grafis memungkinkan terhidangnya virtual reality untuk konsumen biasa serta membuka gerbang ke era 4K gaming. Alhasil, console  current-gen menua lebih cepat, ‘memaksa’ produsen seperti Sony dan Microsoft me-refresh perangkat mereka dengan versi baru.

Keadaan seperti ini sendiri hampir tidak pernah menjadi masalah di PC karena penggunanya bisa mudah meng-upgrade hardware ketika diperlukan. Hal tersebut berperan sebagai kelebihan sekaligus kekurangan: PC kurang bersahabat buat user awam yang menginginkan produk ringkas, dan itulah keunggulan home console. Dan buat skenario yang kini menghadang PlayStation dan Xbox, penciptanya dapat mencari solusi dari sebuah produk milik Razer.

Diperkenalkan bersamaan dengan penyingkapan Razer Blade Stealth, Razer Core ialah solusi pintar atas terbatasnya hardware sebuah device. Penyajiannya sangat simpel, ia hadir berupa docking berisi kartu grafis discrete. Jika ingin menikmati konten VR atau permainan di resolusi tinggi, gamer cukup menyambungkan Core ke laptop via kabel Thunderbolt 3. Melalui cara ini, Razer dapat menjaga penampilan Blade Stealth tetap ringan serta ramping.

Pendekatan tersebut sebetulnya bukanlah sesuatu yang istimewa dan bisa segera diadopsi console maker, sehingga mereka tidak perlu mengganti seluruh sistem. Kabar baiknya lagi, Sony dan Microsoft bahkan tidak perlu repot-repot membuat modul ala Core, tinggal tambahkan saja kompatibilitas ke Razer Core karena teknologi pendukungnya tidaklah eksklusif – Core tercipta berkat bantuan dari Intel (Thunderbolt), Microsoft, Nvidia serta AMD.

“Menurut saya konsep modular sebuah PC – menyuguhkannya dalam wujud tipis serta ringan ditambah performa desktop – dapat jadi jalan keluar,” kata Systems Product Market Manager Razer Travis Furst pada Digital Trends. Ia juga menyampaikan, gagasan modular sudah banyak diimplementasikan ke berbagai hal, contohnya seperti saat kita mengganti knalpot mobil.

Tentu saja ide console modular menyimpan banyak rintangan, seperti yang dijelaskan analis dari Wedbush Securities, Michael Pachter. Seandainya modul cuma dibeli oleh sebagian orang, maka akan tercipta standar grafis berbeda dan itu menimbulkan masalah baru; misalnya membingungkan konsumen, membatasi pasar, dan membuatnya tidak populer di kalangan developer.

Sekarang saja, banyak gamer merasa kesal dengan kedatangan New PS4, Xbox One S, dan PS4 Pro serta Scorpio; sebab akan memicu kebingungan dan menyebabkan console generasi pertama jadi ketinggalan zaman.

Tak hanya user, developer juga tidak begitu gembira ketika tahu harus mengembangkan game untuk dua spesifikasi hardware berbeda. Tapi suka atau tidak, ide upgradable atau modular merupakan satu dari sedikit cara menjaga console agar tidak lekang oleh waktu.

 

Razer Blade Stealth Kini Sajikan Intel Kaby Lake, SSD 1TB dan Mendapatkan Upgrade Baterai

Di antara beragam produk Razer, Blade Stealth merupakan salah satu yang paling unik karena esensinya ia tidak disiapkan hanya untuk gamer saja. Blade Stealth mengusung desain super-tipis dan memanfaatkan pendekatan docking, sehingga Anda dapat membawa-bawanya dengan mudah, tapi tetap dapat menikmati beragam permainan blockbuster saat tiba di rumah.

Dengan konsep atraktif itu, Blade Stealth memperoleh banyak pujian terutama pada sisi desain dan performa berkat dukungan GPU desktop. Masalahnya, penyajian produk sedikit kurang sempurna karena keterbatasan penyimpanan dan kurang maksimalnya daya tahan baterai. Namun pengungkapan Intel Kaby Lake menandai langkah upgrade besar-besaran yang Razer terapkan pada Blade Stealth, disingkap di ajang PAX West 2016.

Razer Blade Stealth 4

Meski demikian, Anda mungkin tidak akan melihat update di sisi penampilan. Versi baru Blade Stealth serupa pendahulunya, termasuk ukuran dan spesifikasi layar. Notebook mempunyai ketebalan hanya 1,32-sentimeter dan berbobot kurang dari 1,3kg – dibentuk dari bongkahan aluminium kelas pesawat terbang, serta didukung sistem pencahayaan Razer Chroma.

Razer Blade Stealth 5

Laptop menghidangkan layar seluas 12,5-inci dengan pilihan resolusi QHD 2560×1440 atau 4K 3840×2160, keduanya menggunakan tipe indium gallium zinc oxide (IGZO). Para pekerja kreatif akan sangat mengapresiasi tipe 4K karena panel memiliki Adobe RGB 100 persen, menjanjikan kualitas warna jempolan dan saturasi ‘high-color‘. Viewing angle-nya sendiri mencapai 170 derajat, sehingga konten tetap dapat terlihat jelas hampir dari semua arah, cocok buat presentasi maupun bekerja.

Razer Blade Stealth 2

Upgrade terbesar yang Razer implementasikan adalah mengganti chip Skylake i7-6500U dengan prosesor Intel Core generasi ketujuh i7-7500U, memberinya kekuatan komputasi 2,7Ghz sampai 3,5Ghz via Turbo Boost. Lalu kehadiran GPU integrated Intel HD Graphics 620 diklaim mampu mendongkrak performa visualnya. Selain itu, Razer menyematkan RAM sampai 16GB serta storage SSD 1TB di dalam ‘new‘ Blade Stealth.

Untuk sumber tenaganya, device ditopang baterai 53,6Wh, diisi ulang dengan power adapter USB type-C. Unit baterai tersebut menjaga Blade Stealth tetap beroperasi selama sembilan jam, kapasitasnya 15 persen lebih tinggi dibanding model terdahulu.

Razer Blade Stealth 1

Untuk unit docking Razer Core, Razer tak lupa menyediakan beragam pilihan GPU anyar dari Nvidia (Pascal) maupun AMD (Polaris); yaitu Radeon RX 480, RX 470, dan RX 460, serta GeForce GTX 1080, GTX 1070 dan RX 1060 – memastikannya sudah ‘VR Ready’.

Harganya sudah pasti tidak murah. Blade Stealth dibanderol mulai dari US$ 1.000, dan Razer Core dijual terpisah, yakni US$ 500 (US$ 400 dengan pembelian Blade Stealth). Gerbang pre-order telah dibuka, dan produk akan mulai didistribusikan di bulan Oktober 2016.

Sumber: Razer Zone.

Razer Ornata Chroma Ialah Keyboard Membran Dengan Rasa Mekanik

Konon, sekali seseorang sudah merasakan nikmatnya keyboard mekanik, akan sangat sulit buat kembali menggunakan papan ketik berbasis membran. Begitu esensialnya switch mekanik, konsumen rela mengeluarkan banyak uang demi memiliki produk tersebut, bahkan beberapa  produsen tidak ragu mengorbankan mobilitas demi membenamkan teknologinya di notebook gaming.

Kendalanya, keyboard mekanik bukanlah barang murah. Lalu Anda harus menentukan tipe switch yang cocok karena beberapa varian membuat jari jadi cepat lelah. Mencoba mengombinasikan aspek-aspek terbaik dari switch mekanik serta membran, Razer memperkenalkan teknologi Mecha-Membrane dan menerapkannya di produk papan ketik Ornata Chroma.

Razer Ornata Chroma 1

Dikembangkan langsung oleh perusahaan spesialis periferal gaming terkenal dari Kalifornia itu, Mecha-Membrane mencoba menyuguhkan keakuratan, pergerakan, serta sensasi tactile ala switch mekanik dan empuknya keyboard membran. Dari laporan TomsHardware, rasanya hampir mirip seperti switch Blue atau Green, namun lebih ringan serta mempunyai bunyi klik serupa (Cherry MX Blue), dan actuation-nya lebih pendek.

Ukuran cap Mecha-Membrane lebih dangkal dibandingkan milik keyboard mekanik sejati, serta tidak mempunyai per. Tuts didorong ke posisi awal oleh membran karet, lalu suara klik dihasilkan oleh bilah logam di dalam switch yang ‘terpukul’ tiap kali tombol dilepas. Kemudian, komponen lampu LED diposisikan di tengah-tengah batang switch.

Razer Ornata Chroma 3

Razer Ornata Chroma menyajikan layout full-size berdesain simpel dan komponen wrist rest ergonomis dengan magnet dan bantalan empuk – dikalim mampu menjaga kenyamanan pengguna dalam sesi gaming intensif. Mengusung kata Chroma, itu berarti Ornata didukung sistem pencahayaan dan pola warna-warni RGB yang dapat Anda kustomisasi, menghidangkan pilihan sebanyak 16,8 juta warna.

Ornata tentu saja kompatibel ke software Razer Synapse, dan tombol-tombolnya bisa diprogram secara on-the-fly. Periferal ini juga ditopang mode gaming khusus serta fitur anti-ghosting, memastikan input tetap dapat diidentifikasi meski tombol ditekan bersamaan – maksimal 10 jari. Profile lighting Chroma juga dirancang agar terintegrasi ke permainan-permainan populer saat ini seperti Overwatch, Black Ops III sampai Blade and Soul.

Razer Ornata Chroma 2

Jika Anda ingin menjajal seperti apa rasanya switch Mecha-Membrane tapi saat ini sedang berhemat, Razer turut menyediakan model Ornata biasa, dijajakan US$ 20 lebih murah dibanding harga Ornata Chroma, yaitu US$ 100. Produk sudah bisa di-pre-order di Razer Store, dan rencananya akan mulai tersedia secara global pada bulan Oktober 2016.

Sumber: Razer Zone.

Razer Luncurkan Aplikasi Chatting Khusus untuk Pokemon Go

Demam Pokemon Go masih terus berlanjut dan belum ada tanda-tanda bakal mereda dalam waktu dekat, apalagi mengingat masih banyak pemain yang menunggu Niantic selaku sang developer untuk merilisnya secara global. Begitu menjulangnya popularitas game ini membuat Razer tertarik untuk memberikan kontribusi lewat sebuah aplikasi chatting khusus untuk Pokemon Go.

Dijuluki RazerGo, sebenarnya ia sama sekali tidak punya relasi dengan Nintendo, The Pokemon Company maupun Niantic Labs. Ini murni merupakan ide Razer sendiri untuk mewadahi komunikasi antar pemain Pokemon Go yang jumlahnya sudah mencapai jutaan.

Tampilan RazerGo dalam browser / Razer
Tampilan RazerGo dalam browser / Razer

Dalam RazerGo, pemain bisa menjumpai dan berbincang-bincang dengan trainer Pokemon lain yang berada di sekitarnya. Radiusnya sendiri bisa disesuaikan: Local akan mencakup semua pemain dalam radius kurang lebih 5 km, Regional dalam radius 50 km, sedangkan Global akan mencakup semua pemain.

Mode chatting-nya sendiri dibagi menjadi tiga, yakni publik, tim berdasarkan warna dan satu lawan satu. Yang menarik, Razer berencana menghadirkan fitur dimana pemain bisa menempatkan beacon pada peta, dan dari situ pemain lain bisa menemukannya untuk membuka sebuah chat room dalam skala regional.

Sejauh ini RazerGo baru bisa diakses melalui browser di go.razerzone.com/. Versi Android dan iOS-nya dikabarkan menyusul pada tanggal 25 Juli atau bisa lebih cepat.

Sumber: Polygon.

Razer Singkap Keyboard Mekanik Pertama Untuk iPad Pro Anda

Terlepas dari seberapa canggih atau mahalnya tablet Anda, mengetik lewat keyboard virtual seringkali menjadi hal menyebalkan. Jika tidak mau hanya menggunakan dua jempol, Anda terpaksa harus meletakkan tablet di meja. Untung saja sudah tersedia banyak pilihan aksesori berupa papan ketik tambahan, tapi pertanyaannya: mana yang terbaik untuk Anda?

Keputusan Razer, nama terkemuka di bidang periferal gaming, untuk turut menyediakan aksesori tablet berpotensi mengusik para pemain di ranah itu. Pasalnya, Razer selalu membekali produk mereka dengan fitur unik. Dan bisa Anda terka dari namanya, Razer Mechanical Keyboard Case ialah papan ketik ber-switch mekanik low-profile pertama untuk dipasangkan ke Apple iPad Pro.

Razer Mechanical Keyboard Case 2

Untuk meramu Mechanical Keyboard Case, Razer mengusung teknik baru pada teknologi switch yang telah lama mereka gunakan (dan sudah teruji di level eSport) sehingga sistem mekanik dapat diterapkan ke tuts chiclet. Tombol di Mechanical Keyboard Case sendiri menyuguhkan gaya actuation sebesar 70-gram, tidak terlalu ringan atau terlalu berat.

Switch mekanik berbeda dari tipe membran yang umumnya digunakan di laptop ataupun mayoritas periferal keyboard portable. Cara kerjanya: saat Anda menekan tombol, bagian batang di dalam bergerak ke bawah, mendorong per hingga switch aktif dan input teregistrasi. Saat dilepas, per akan mengembalikan tuts ke posisi semula. Switch ultra-low profile Razer sendiri diciptakan untuk menyuguhkan rasa mirip switch hijau, namun disesuaikan ke keycap berukuran kecil.

Razer Mechanical Keyboard Case 3

Keunggulan lain dari switch mekanik adalah daya tahannya. Gamer biasanya memperlakukan keyboard dan mouse dengan semena-mena ketika mereka sedang fokus bermain. Mengingat tidak ada permainan ‘yang terlalu serius’ di iPad, Mechanical Keyboard Case bisa lebih awet dari keyboard mekanik biasa.

Aksesori ini tersambung ke tablet via Bluetooth, dan Anda membutuhkan waktu 10 jam untuk mengisi penuh baterainya dalam keadaan backlight menyala. Jika LED dimatikan, ia dapat aktif sampai 600 jam.

Meskipun wujudnya cukup tipis, Mechanical Keyboard Case menyajikan backlight LED untuk memudahkan Anda mengetik di ruang temaram dengan 20 level pencahayaan. Selain itu, periferal ini memiliki stand fleksibel yang memungkinkan Anda menggunakan iPad dalam sudut berbeda – layaknya laptop. Dan tentu saja, mengusung kata ‘case‘ di namanya, aksesori ini memang sengaja dirancang untuk melindungi tablet dari benturan.

Razer Mechanical Keyboard Case bisa Anda pesan di Razer Store seharga US$ 170.

Razer Mechanical Keyboard Case 1

Ditawarkan di Harga Terjangkau, Mouse Gaming Razer Abyssus V2 Tak Kompromi Soal Performa

Abyssus diperkenalkan perdana di tahun 2009 buat memperkuat deretan mouse Razer di kelas entry-level. Penyajiannya sederhana sehingga ia bisa dimanfaatkan dalam bermacam-macam genre permainan, juga bersahabat bagi para gamer kidal. Kurang lebih tujuh tahun setelahnya, Razer akhirnya memutuskan buat menyingkap sang penerus.

Perusahaan Amerika spesialis periferal gaming pimpinan Min-Liang Tan itu mengumumkan ‘senjata’ baru untuk gamer di kelas budget: Abyssus V2. Mouse ini mewarisi prinsip sang pendahulu, di mana rancangan minimalisnya sanggup memberikan keunggulan. Meski ditawarkan di harga terjangkau, Razer memampatkan segala macam fitur kelas turnamen profesional di dalam, sehingga Abyssus V2 dapat dipakai baik oleh kalangan casual hingga hardcore.

Razer Abyssus V2 1

Penampilan Abyssus V2 hampir mirip varian sebelumnya dan mengusung desain ambidextrous, memiliki lampu LED tiga warna di area punggung dan scroll wheel, menyajikan tiga tombol Hyperesponse plus tombol DPI, dengan side grip berlapis karet. Mouse tersebut berukuran 117x64x38-milimeter, kompatibel ke hampir semua ukuran tangan serta mendukung berbagai teknik menggenggam (termasuk claw, palm, dan fingertip grip), dan berbobot hanya 80-gram.

Mengingat Abyssus bukanlah produk mewah dan difokuskan pada fungsi serta kinerja, pencahayaan LED di scroll wheel dan logo tidak didukug Razer Chroma, hanya memiliki tiga warna saja: hijau, biru dan biru muda. Anda bisa memilih dua mode, yaitu statis dan breathing.

Razer Abyssus V2 2

Di sisi performa, Razer telah mendongkrak kemampuan sensor optik Abyssus dari 3.500DPI menjadi 5.000DPI, memastikannya lebih responsif dan sensitif. Lalu untuk menyempurnakannya, Abyssus V2 juga menggunakan teknologi Ultrapolling 1.000Hz, sehingga waktu komunikasi antara PC dan mouse berlangsung singkat, serta mampu melacak kecepatan gerak hingga 100-inci per detik (IPS). Selain itu, Anda dapat mengatur lima tingkat DPI secara langsung.

Tiga tombol utama Abyssus V2 bisa Anda kustomisasi melalui software Razer Synapse, dapat diunduh gratis. Kemudian produsen turut membenamkan switch membran Hyperesponse andalan, menjanjikan daya tahan tinggi, mampu beroperasi normal hingga 20 juta kali klik.

Razer Abyssus V2 4

Razer Abyssus V2 terhubung ke PC lewat kabel USB, juga memerlukan sistem dengan sistem operasi yang cukup baru – di antaranya Windows 7, 8, 8.1, dan Windows 10, serta Mac OS X 10.8 sampai 10.11.

Razer memang belum menyampaikan kapan tepatnya Abyssus V2 akan dirilis, namun mouse ini sudah bisa dipesan di Razer Zone, ditawarkan di harga US$ 50.

Sumber: Razer Zone.

Razer Umumkan Headset OSVR Hacker Dev Kit Generasi Kedua

Tingginya harga Rift dan Vive membuat kedua headset itu berada di luar jangkauan ekonomi banyak orang, dan di sanalah OSVR mempunyai keunggulan. Diprakarasi oleh Razer dan Sensics, device alternatif ini menawarkan pengalaman VR di harga yang lebih terjangkau, ditambah lagi premis dari ekosistem open-source, dan potensi kompatibilitas ke periferal lain.

Belum lama, CEO Razer Min-Liang Tan mengungkap agenda untuk mendorong OSVR sebagai platform virtual reality standar di Tiongkok. Di negeri itulah headset dikabarkan akan pertama kali mendarat. Namun meski jendela rilis mulai tampak, upaya pengembangannya tidak melambat. Di momen E3 2016, Razer mengumumkan generasi kedua versi developer dari Open Source Virtual Reality, alias Hacker Development Kit 2.

Via PC Gamer, Christopher Mitchel dari Razer menjelaskan bahwa OSVR HDK 2 memungkinkan developer memenuhi kebutuhan fans dan gamer, serta menyediakan developer hardware open-source inovatif yang terjangkau. Kinerjanya diklaim tidak kalah dari pemain besar di industri itu, disiapkan untuk segmen konsumen yang lebih luas dan kontennya tidak tersekat-sekat.

Pendekatan desain OSVR sedikit berbeda dibanding headset high-end kompetitor. Teorinya, konsumen dibebaskan mengonfigurasi modul sesuai kebutuhan serta spesifikasi komputer mereka. Tapi sebelum versi retail-nya tersedia, satu-satunya varian OSVR paling canggih adalah HDK 2 ini. Menariknya lagi, Anda bisa memiliki device dengan mengeluarkan uang separuh dari bundel HTC Vive.

OSVR HDK 2

OSVR HDK 2 menyajikan resolusi 2160×1200-pixel, artinya tiap mata mendapatkan display full-HD, menghidangkan refresh rate 90Hz dan field of view 110-derajat. Melihat sisi teknis ini, device tampak setara dengan Rift serta Vive. Bedanya, area tracking OSVR sedikit lebih sempit, yaitu 243,8×274,3-meter (Vive: 457x457cm). Developer membubuhkan accelerometer, gyroscope, magnetometer, dan tracker 360 derajat – mirip Rift.

Di versi ini, OSVR kompatibel ke segala macam hardware serta gamepad PC, mendukung penuh Unreal Engine, Cry Engine, serta platform SteamVR. Agar bisa beroperasi, perangkat harus tersambung ke PC lewat kabel. Wujudnya memang belum secantik Vive, mempunyai bobot 650-gram. Selain itu, Anda perlu melengkapinya dengan headset ber-microphone.

Daftar kebutuhan sistem OSVR HDK 2 hampir identik dengan headset rival: kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970 atau AMD Radeon R9 280, prosesior Intel Core i5-4590, RAM minimal 8GB, port HDMI 1.3 serta dua buah port USB 2.0.

OSVR HDK 2 akan mulai didistribusikan bulan Juli 2016, dijual seharga US$ 400. HDK 1.4 sendiri juga masih dijajakan, harganya US$ 300.

Sumber: OSVR.org.

Mouse Razer Naga Hex V2 Dioptimalkan untuk Game Ber-genre MOBA

Skill dan teamwork adalah dua atribut terpenting kalau Anda ingin menjadi jawara dalam permainan MOBA, entah itu Dota 2, League of Legends, Heroes of the Storm maupun yang lainnya. Akan tetapi dalam banyak kasus, peripheral yang tepat – keyboard dan mouse – bisa menopang dua atribut tersebut lebih maksimal lagi.

Bagi Anda yang gemar bermain genre MOBA, Razer punya mouse anyar yang dirancang khusus buat Anda. Bernama Naga Hex V2, Razer tak segan menyebutnya sebagai mouse OP alias overpowered, sebuah istilah untuk menggambarkan skill tingkat dewa di kalangan para gamer.

Jantung Naga Hex V2 adalah sensor laser 5G 16.000 DPI yang memastikan pergerakan kursor Anda lincah sekaligus akurat, tidak peduli ukuran layarnya sebesar apa – mau multi-monitor atau layar 4K sekalipun. Desainnya pun dirancang seergonomis mungkin untuk dipakai dengan tangan kanan.

Razer Naga Hex V2 datang bersama tujuh tombol macro beserta grip bertekstur di tengahnya / Razer
Razer Naga Hex V2 datang bersama tujuh tombol macro beserta grip bertekstur di tengahnya / Razer

Namun yang menjadi sorotan utama justru adalah tujuh tombol ekstra berdesain memutar di sisi kiri mouse. Tombol-tombol ini bisa diprogram sesuai kebutuhan, dan tepat di tengahnya adalah sebuah grip karet bertekstur agar ibu jari pengguna selalu siap dengan aksi berikutnya.

Menurut pengakuan salah satu pemain LoL terbaik sejagat, Lee “Faker” Sang-hyeok, penempatan tombol ekstra pada Naga Hex V2 memungkinkan pemain untuk bereaksi dengan cepat dan akurat tanpa ada resiko salah klik. Hal ini penting mengingat salah klik bisa berakibat fatal dalam sebuah permainan MOBA.

Sebagai pemanis, Razer turut menyematkan teknologi pencahayaan Chroma yang bisa diprogram dalam 16,8 juta pilihan warna dan efek yang beragam lewat software Razer Synapse. Melalui software yang sama ini pula pengguna juga bisa mengunduh profil khusus yang telah dioptimalkan untuk game MOBA, utamanya LoL dan Dota 2.

Razer Naga Hex V2 saat ini sudah dipasarkan seharga $80. MOBA mania yang tengah mengincar mouse baru sepertinya bisa melirik penawaran Razer yang satu ini.

Sumber: Razer.

Versi Publik OSVR Makin Dekat dengan Jadwal Rilis, Diawali di Tiongkok

Ketika mengumumkan inisiatif OSVR di ajang CES 2015, Razer mungkin dinilai terlalu ambisius dalam mengawali kiprahnya di ranah virtual reality. Setahun berselang, mulai banyak pabrikan dan developer yang tertarik dengan ide Razer, hingga akhirnya OSVR Hacker Dev Kit pun dirilis.

Akan tetapi tentu saja Dev Kit bukanlah versi publik. Jadi bagaimana kelanjutannya? Well, belum lama ini CEO Razer, Min-Liang Tan, buka suara dan menyatakan harapannya untuk bisa mendominasi pasar VR, paling tidak di Tiongkok. Razer pada dasarnya ingin menjadikan OSVR sebagai standar platform virtual reality di Negeri Bambu tersebut.

Untuk itu Razer pun telah bersiap untuk mengungkap lini perangkat VR-nya buat pasar Tiongkok bulan depan. Dengan kata lain, Razer sepertinya sudah siap untuk merilis versi publik OSVR ke tangan konsumen, diawali oleh Tiongkok terlebih dahulu, dan semoga bisa berlanjut ke kawasan lain ke depannya.

Kemungkinan akan ada hardware OSVR baru beserta solusi software yang menarik di ajang E3 2016 / RoadToVR
Kemungkinan akan ada hardware OSVR baru beserta solusi software yang menarik di ajang E3 2016 / RoadToVR

Di samping itu, ada kemungkinan bahwa hardware baru OSVR akan disingkap di ajang E3 2016 pekan depan. Merujuk pada konsep open-source, mungkin juga akan diumumkan inisiatif berbasis software yang dapat menjadi solusi atas terbatasnya akses konten VR, dimana pengguna HTC Vive tidak bisa mengakses konten milik Oculus Rift dan juga sebaliknya.

Penasaran seperti apa kira-kira hardware baru OSVR? Kita tunggu saja kabar selanjutnya pada tanggal 14 – 16 Juni mendatang.

Sumber: RoadToVR.

Razer Turret Adalah Peripheral Unik untuk Kebutuhan Gaming di Ruang Tamu

Setelah diumumkan pada event CES 2015, peripheral unik Razer Turret akhirnya siap dipasarkan secara luas. Perangkat ini pada dasarnya dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan PC gaming pengguna di ruang tamu.

Razer Turret terdiri dari tiga bagian: keyboard bergaya chiclet, mousepad berlapis magnet dan mouse berjenis ambidextrous dengan sensor 3.500 DPI. Ketiganya dimaksudkan untuk dipakai secara bersamaan di atas pangkuan pengguna yang sedang duduk santai di atas sofa menghadap ke TV.

Razer Turret terdiri dari keyboard, mousepad dan mouse / Razer
Razer Turret terdiri dari keyboard, mousepad dan mouse / Razer

Meski mouse-nya ideal untuk dipakai dengan tangan kiri atau kanan, mousepad-nya hanya bisa menancap di sisi kanan keyboard karena ia tersambung oleh sebuah engsel yang bisa dilipat. Terlepas dari itu, lapisan magnet yang ada pada mousepad berfungsi untuk mencegah mouse tergelincir jatuh, bahkan saat Anda sedang begitu intensnya bermain.

Turret menyambung ke PC secara nirkabel via adapter USB, namun ia turut dibekali koneksi Bluetooth untuk dihubungkan ke perangkat Android. Bahkan di keyboard-nya tertanam tombol Back dan Home yang secara khusus dirancang untuk digunakan dengan perangkat Android – utamanya adalah Razer Forge TV yang memang berjalan pada platform Android.

Wujud Razer Turret ketika diberdirikan di atas docking charger-nya / Razer
Wujud Razer Turret ketika diberdirikan di atas docking charger-nya / Razer

Nama Turret sendiri datang dari wujudnya ketika dipasang di atas docking charger. Keyboard-nya diklaim sanggup beroperasi hingga 4 bulan sebelum perlu di-charge kembali, sedangkan mouse-nya punya daya tahan 40 jam nonstop.

Kalau Anda gemar bermain game PC selagi bersantai di depan TV, Razer Turret bisa Anda dapatkan seharga $160.

Sumber: Razer.