Asus ROG Phone II Resmi Diumumkan, Bawa Peningkatan Signifikan di Balik Tampilan yang Kurang Lebih Sama

Asus ROG Phone yang dirilis tahun lalu membuktikan bahwa smartphone gaming bukan hanya sebatas gimmick dan untuk keperluan marketing saja. Tentu saja ini mendorong Asus untuk menggarap sekuelnya, dan kini ROG Phone II telah siap menyapa dunia.

Dilihat dari luar, ROG Phone II nyaris tidak berbeda dibanding pendahulunya. Asus masih mengandalkan rancangan yang sama, bahkan bezel atas dan bawah layarnya pun masih dipertahankan demi memberi ruang yang cukup untuk sepasang front-facing speaker. Kendati demikian, ROG Phone II masih mengusung sejumlah pembaruan yang signifikan.

Asus ROG Phone II

Kita mulai dari layarnya, yang kini berukuran 6,59 inci, dengan total resolusi 2340 x 1080 pixel pada panel AMOLED-nya. Resolusinya memang bisa dibilang tidak berubah, akan tetapi refresh rate-nya semakin ditingkatkan lagi dari 90 Hz menjadi 120 Hz, seakan tak mau kalah dari layar milik Razer Phone 2.

Bukan hanya itu, layar ini bahkan juga memiliki touch sampling rate sebesar 240 GHz, dan Asus pun tak segan menyebut touch latency-nya adalah yang paling rendah di antara ponsel-ponsel lainnya. Penambahan lain yang tak kelihatan secara kasat mata adalah integrasi sensor sidik jari di balik layar ROG Phone II.

Asus ROG Phone II

Di sektor performa, ROG Phone II patut berbangga menjadi smartphone pertama yang mengemas chipset Qualcomm Snapdragon 855 Plus, yang memang menawarkan peningkatan performa GPU sekaligus prosesor dibanding Snapdragon 855 standar. Tidak kalah penting adalah sistem pendingin vapor chamber yang kembali menjadi andalan dalam memaksimalkan performa perangkat sepanjang waktu.

Mendampingi prosesor itu adalah RAM berkapasitas 12 GB beserta storage internal 512 GB. Juga sangat menarik adalah fakta bahwa Asus berhasil membenamkan baterai berkapasitas 6.000 mAh ke dalam bodi ROG Phone II yang tebalnya masih di bawah 1 cm (9,78 mm tepatnya). Menurut Asus, ROG Phone II siap menemani sesi bermain PUBG hingga 7 jam nonstop dalam sekali pengisian, dan dalam posisi refresh rate layarnya diturunkan menjadi 60 Hz.

Sama seperti sebelumnya, ROG Phone II kembali menghadirkan sepasang port USB-C; satu di bawah, satu lagi di sisi kiri, yang bisa menjadi colokan alternatif saat ponsel sedang dipakai bermain dalam orientasi landscape. Port di bagian samping ini juga kembali menjadi penghubung antara ROG Phone II dan berbagai aksesori yang tersedia.

Asus ROG Phone II

Lanjut ke bagian kamera, ROG Phone II mengandalkan kamera utama 48 megapixel hasil kombinasi sensor Sony IMX586 dan lensa f/1.79. Saat memerlukan perspektif yang lebih luas, kamera keduanya dengan resolusi 13 megapixel dan field of view 125 derajat siap ditugaskan. Untuk para penggemar selfie, Asus telah menyematkan kamera 24 megapixel di sisi depan ROG Phone II.

Satu informasi yang belum disingkap Asus terkait ROG Phone II adalah banderol harganya. Namun semestinya harganya tidak jauh berbeda dari pendahulunya, yang dimulai di angka $899. Pemasarannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai bulan September mendatang.

Sumber: Asus.

Asus Siap Luncurkan Formasi Laptop ROG Baru, dan Kami Berkesempatan Mencoba Salah Satunya

CES 2019 mungkin menjadi garis start dimulainya persaingan laptop-laptop berteknologi ray tracing, namun Computex 2019 merupakan momen pembuktian penting bagi para produsen asal Taiwan. Sejak acara ini dilangsungkan, mereka berlomba-lomba untuk membawa perangkat-perangkat barunya ke tiap market, termasuk Indonesia. Dan Asus ialah salah satu nama yang cukup agresif dalam melakukannya.

Pada hari Selasa kemarin, Asus mengundang sejumlah media lokal untuk menjajal secara langsung notebook-notebook gaming baru yang akan mereka luncurkan di tanah air, khususnya model ROG Scar dan Hero generasi ketiga. Tapi Asus tetaplah Asus, mereka tak pernah buang-buang kesempatan buat memperkenalkan lebih banyak produk, termasuk desktop dan varian ROG Mothership yang dinanti-nanti.

Strix Scar III 14

Di acara terbatas itu, Asus menyampaikan bahwa brand ROG berhasil mengamankan posisi pertama di sejumlah negara di Asia Pasifik, misalnya Indonesia (60%), Vietnam (39%), Filipina (34%), Malaysia (30%) dan Thailand (33%). Sang produsen juga mencoba kembali menyegarkan ingatan kita terkait tiga lini Republic of Gamers yang disiapkan untuk kebutuhan berbeda: Varian ROG standar buat gamer hardcore, tipe ROG Zephyrus mengedepankan rancangan ultra-thin, sedangkan ROG Strix disiapkan demi ‘mendukung esports‘.

Strix Scar III 2

Dalam presentasinya, Muhammad Firman selaku head of PR turut membahas teknologi-teknologi anyar yang Asus bubuhkan di produk-produk gaming nomaden tersebut demi melengkapi CPU dan GPU baru. Beberapa contohnya adalah sistem pendingin mutakhir berkemampuan pintar serta panel dengan refresh rate dan waktu respons super-tinggi, plus dukungan high dynamic range.

Strix Scar III 7

Di versi terkini laptop-laptop ROG, Asus mencantumkan prosesor Intel Core generasi kesembilan, dari mulai seri i5 H, i7 HK, hingga i9 HK. Dan tentu saja sang produsen juga kian percaya diri untuk mengadopsi teknologi AMD buat mempersenjatai keluarga ROG, memberikan opsi lebih luas bagi para konsumen.

Strix Scar III 3

Rencananya, Asus akan menggelar acara peluncuran produk ROG baru pada tanggal 11 Juli minggu depan, dilaksanakan di Hotel Pullman Jakarta Central Park.

Strix Scar III 4

 

ROG Strix Scar III

Sembari melangsungkan persentasi, tim Asus juga memperkenankan kami untuk menjajal langsung notebook-notebook tersebut. Kebetulan, saya dipinjamkan unit ROG Strix Scar III G531GW, sebuah laptop gaming 15-inci yang mengusung spesifikasi paling tinggi di kelasnya. Laptop ini dipersenjatai oleh prosesor Intel Core i9-9880H, kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2070, dan dibekali RAM sebesar 32GB.

Strix Scar III 9

Kecanggihan ROG Strix Scar III tidak cuma terletak pada susunan hardware semata. Khusus di model ini, Asus mencantumkan layar IPS-level dengan refresh rate 240Hz dan waktu respons hanya 3-milidetik. Kemudian untuk menjinakkan panas yang dihasilkan GPU dan CPU, produsen memanfaatkan sepasang kipas berisi 83 bilah berukuran lebar, dimaksudkan buat memaksimalkan aliran udara serta jangkauan area pendinginan – plus fitur pembersihan debu otomatis.

Strix Scar III 10

Aspek desain tak lupa jadi perhatian Asus. ROG Strix Scar III meneruskan arahan asimetris dua pendahulunya, dengan sedikit modifikasi. Desainer kini menempatkan layar dan engselnya di bagian atas tubuh, sehingga ada lebih banyak ruang untuk menempatkan port fisik di area belakang dan membuat ventilasi pembuangan panas jadi lebih terbuka.

Strix Scar III 6

Di varian Strix Scar III, Asus kembali mencantumkan decal ala sulaman serat karbon. Selanjutnya, mereka meng-upgrade sistem pencahyaan RGB baik di papan ketik (curved dan berfitur N-key rollover), logo, serta LED strip di bawah sehingga lebih cerah. Backlight di keyboard mengusung RGB per-key, dan Anda dipersilakan untuk mengustomisasi warnanya satu per satu via software Aura Creator.

Strix Scar III 11

Satu hal unik di ROG Strix Scar dan Hero generasi ketiga ini adalah kehadiran Keystone. Mungkin terinspirasi dari Infinity Stones, Keystone ialah aksesori kecil yang dapat dipasang dan dilepas via slot yang tersedia di sebelah kanan laptop. Dengan memanfaatkan chip NFC, Keystone mampu menyimpan profile konfigurasi serta berperan sebagai kunci akses ke data-data personal di ‘Shadow Drive’. Tanpanya, seseorang tak bisa membuka data terenkripsi tersebut.

Strix Scar III 12

Hal yang saya sayangkan di sesi hands-on kemarin adalah belum adanya game yang diinstal Asus di ROG Strix Scar III. Di sana, mereka hanya memasang software benchmark 3DMark Time Spy, dan meski saya mencoba mengunduh Tom Clancy’s The Division 2, waktunya tidak cukup. Alhasil, saya belum berkesempatan menguji performa laptop secara langsung.

Strix Scar III 13

 

Meleburnya Scar dan Hero

Beberapa waktu silam, Asus mencoba mengarahkan Strix Scar dan Hero untuk kalangan gamer berbeda: Scar dispesialisasikan buat penggemar shooter, sedangkan Hero disuguhkan bagi pemain MOBA. Menariknya, Asus kini malah mencoba menghilangkan kesan tersebut di Strix generasi ketiga. Satu petunjuk unik yang saya temukan adalah penggunaan keycap berbeda pada tombol WASD. Di Strix generasi kedua, keycap putih di WASD dibubuhkan pada unit Scar (FPS), namun sekarang malah diimplementasikan pada Hero (MOBA).

Strix Scar III 15

Saat ini, detail mengenai harga dan waktu ketersediaan masing-masing perangkat ROG baru tersebut masih belum diketahui. Asus juga punya rencana buat menghidupkan lagi varian Strix G, kali ini sembari menggandeng desainer BMW. Pastinya, semuanya akan diungkap di acara peluncuran tanggal 11 Juli 2019 nanti.

Asus Percayakan Teknologi AMD Untuk Mempersenjatai 2 Lini Laptop Gaming Barunya

Hanya butuh waktu singkat bagi AMD untuk mengubah citra produk mereka dari yang berkesan ‘boros tenaga’ hingga jadi pendukung perangkat-perangkat berdesain tipis. Saat ini, Anda bisa menemukan prosesor Ryzen dan kartu grafis Radeon di beragam lini laptop dari berbagai vendor, dimanfaatkan oleh tipe-tipe terjangkau hingga varian premium – termasuk notebook khusus gaming.

Saya masih ingat keengganan Asus beberapa tahun silam untuk mencantumkan teknologi AMD di lini Republic of Gamers. Tapi hal itu sudah berubah. Ryzen dan Radeon tak hanya jadi pilihan, namun merupakan bagian esensial di ekosistem ROG. Dan di minggu terakhir bulan Juni ini, perusahaan hardware asal Taiwan itu meluncurkan rentetan produk bersenjata chip Advanced Micro Devices di Indonesia. Dua di antaranya didedikasikan buat gaming.

Asus AMD 15

Perangkat-perangkat gaming portable yang Asus perkenalkan di tanah air meliputi ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505. Keduanya ditujukan pada jenis konsumen berbeda: TUF Gaming adalah sepupu ROG yang disiapkan sebagai laptop gaming entry-level. Ia mempersilakan Anda menikmati permainan-permainan populer tanpa menuntut Anda menghabiskan seluruh tabungan di bank. Zephyrus sendiri merupakan notebook gaming berdesain ultra-thin, menawarkan mobilitas maksimal tanpa mengorbankan performa.

 

ROG Zephyrus GA502DU

Produk ini Asus klaim sebagai ‘laptop berprosesor AMD Ryzen mobile generasi kedua seri 3000 paling tipis dan ringan di dunia’. Saya belum bisa memastikan kebenaran klaim ini, tapi seperti anggota keluarga Zephyrus lain, wujud GA502DU tetap mengesankan. Dari nama modelnya, mungkin Anda juga sudah mengetahui bahwa Zephyrus GA502DU mempunyai desain ‘lebih mainstream‘ seperti laptop pada umumnya.

Asus AMD 8

Zephyrus GA502DU menyuguhkan layar 15,6-inci full-HD 120Hz berteknologi AMD Freesync untuk meminimalkan efek tearing dan stuttering. Panel itu dibingkai oleh bezel tipis berketebalan 6,2mm, sehingga laptop 15-inci tersebut dapat disuguhkan di form factor 14-inci. Tak seperti Zephyrus GX, papan ketik dan serta touchpad diposisikan secara ‘normal’, dan semuanya dikemas dalam tubuh setipis 20-sentimeter dengan bobot cuma 2,1kg.

Asus AMD 9

Laptop mempunyai segala kelengkapan standar perangkat gaming, termasuk dukungan fitur anti-ghosting N-Key Rolloever, akses mudah ke software ROG Armoury Crate serta ke teknologi GameFirst V untuk mengustomisasi prioritas bandwidth, hingga sistem audio ‘Smart Amp’ yang dikombinasikan bersama dua speaker di depan buat menghasilkan suara dua kali lebih lantang serta bass 3,5 kali lebih menendang.

Asus AMD 10

Sisi penampilannya cukup rendah hati, dan sedikit berbeda dari laptop ROG lain. Identitas gaming di sana Asus tekankan lewat logo mata ROG dengan LED merah di bagian punggung. Namun uniknya, tak ada sistem RGB di papan ketiknya. Asus cuma memanfaatkan backlight LED berwarna putih. Tentu saja, hal-hal terpenting di laptop ini berada di dalam – bukan hanya di luar.

Untuk menangani berbagai macam game dan aplikasi, Asus mempercayakan duet unik antara prosesor AMD Ryzen 7 3750H dan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1660 Ti yang juga diintegrasikan dengan Radeon Vega 10. Komponen-komponen ini turut dibantu oleh kehadiran RAM DDR4 8GB, penyimpanan berbasis SSD NVMe PCe seluas 512GB, baterai yang menjanjikan hingga 8 jam pemakaian, serta sistem pendingin berbasis sepasang kipas 83-bilah berteknologi pintar – mampu men-switch mode dan membersihkan debu secara otomatis.

 

 

TUF Gaming FX505

Di kelas entry-level, Asus tak hanya memasukkan satu, melainkan menyuguhkan lima opsi konfigurasi TUF Gaming FX505. Laptop ini kembali mengusung sertifikasi kelas militer yang dikemas dalam rancangan simpel. Seperti Zephyrus GA502DU, TUF Gaming FX505 lagi-lagi mengandalkan teknologi AMD, dan hal menarik darinya adalah, laptop juga mengadopsi fitur-fitur varian high-end.

Asus AMD 1

Contohnya bisa kita lihat dari bagian luar TUF Gaming FX505. Layar 15,6-inci FHD di sana turut dilengkapi teknologi AMD FreeSync 120Hz dan bingkai NanoEdge berketebalan 6,5mm. Asus tidak lupa mencantumkan sistem pencahayaan LED RGB pada keyboard dan memperkenankan Anda untuk mengustomisasinya. Dan melengkapi sertifikasi STD 810G, bagian papan ketiknya diklaim dapat tetap bekerja normal bahkan setelah ditekan sampai 20 juta kali.

Asus AMD 2

Dalam mengerjakan tugasnya, TUF Gaming FX505 bersandar pada prosesor AMD Ryzen. Asus menyediakan dua pilihan, yakni Ryzen 5 3550H dan Ryzen 7 3750H. Selain itu tersedia pula empat opsi GPU yang bisa Anda gunakan: AMD Radeon RX 560X, Nvidia GeForce GTX 1050, GTX 1650, serta GTX 1660 Ti. Di dalam, Anda juga dapat menemukan RAM DDR4 8GB dan penyimpanan berupa SSD atau HDD. SSD 512GB tersedia di tipe FX505DU, sedangkan model FX505DD, FX505DY dan FX505DT memanfaatkan storage berjenis hard disk 1TB.

Asus AMD 3

Lalu untuk mendinginkan hardware-hardware di dalam, Asus menggunakan solusi Hypercool. Sistem ini terdiri dari dua kipas yang mempunyai fitur anti-dust. Ketika diaktifkan, anti-dust segera membuang debu yang terkumpul di kipas lewat saluran khusus.

 

Harga dan ketersediaan

Asus kabarnya sudah mulai memasarkan ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505 di Indonesia. Zephyrus versi AMD Ryzen bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 20,3 juta – sebuah harga yang relatif terjangkau buat produk kelas ROG. Sedangkan lima model TUF Gaming FX505 dijajakan di kisaran belasan juta rupiah. Berikut detailnya:

  • FX505DD: Rp 10,1 juta
  • FX505DY: Rp 11,3 juta
  • FX505DT Ryzen 5: Rp 12,3 juta
  • FX505DT Ryzen 7: Rp 14,3 juta
  • FX505DU: Rp 16,3 juta

Asus AMD 14

Asus Luncurkan 2 Laptop ROG GeForce RTX Tertipisnya di Indonesia

Orang punya pendapat berbeda soal siapa yang mempiorikan laptop gaming, produk ini sudah tersedia selama kurang lebih satu dekade. Dalam perjalannya, perangkat-perangkat tersebut telah melewati berbagai evolusi: kinerja semakin mendekati desktop, solusi penganggulangan panas bertambah efisien, bermunculan fitur-fitur canggih, dan pemakaiannya jadi kian ringkas dan portable.

Aspek portabilitas juga memunculkan persaingan baru di kalangan produsen. Dicetus oleh Razer lewat Blade, kini para perusahaan berlomba-lomba menawarkan laptop gaming bertubuh tipis sembari meminimalkan kompromi terhadap performa. Kompetisi ini melahirkan produk-produk menarik. Ada ROG Zephyrus dari Asus, lini Aero racikan Gigabyte, lalu MSI mengajukan revisi GS Stealth; dan semuanya bertambah panas sejak tersedianya GPU RTX ‘mobile‘ di CES 2019.

Dan dalam kurun waktu empat bulan, para produsen berupaya menghadirkan perangkat-perangkat anyar mereka secepat-cepatnya ke konsumen, termasuk di wilayah dengan perkembangan gaming yang pesat seperti Indonesia. Kurang dari tiga bulan setelah menghadirkan ROG G703GX, ROG Strix GL504GW, dan ROG Strix GL704GV di Indonesia, Asus meluncurkan dua lagi varian ultra-thin di keluarga Zephyrus.

Zephyrus 19

 

ROG Zephyrus S GX701

Klaim Asus terhadap Zephyrus S GX701 terdengar tidak asing, karena pernyataan hampir serupa sempat diucapkan oleh kompetitor senegaranya, MSI: laptop berlayar 17-inci dengan kartu grafis GeForce RTX tertipis di dunia. Ada sedikit hit-and-miss dari deklarasi ini: GX701 memang lebih ramping dibanding sang rival MSI GS75 Stealth dengan perbandingan 18,7mm versus 18,95mm dalam keadaan tertutup. Namun begitu layar diangkat, terbuka pula-lah celah airflow di area bawah yang merupakan bagian dari  Active Aerodynamic System.

Zephyrus 1

Zephyrus S GX701 ialah laptop yang menyuguhkan layar 17,3-inci di tubuh 15-inci, tercapai berkat pemangkasan ukuran bezel, dengan ketebalan area samping dan atas hanya 6,9mm. Arahan desain ini membuat rasio display ke tubuh menyentuh 81 persen. Asus menggunakan panel jenis IPS-level yang telah ditopang teknologi Nvidia G-Sync, refresh rate 144Hz dan waktu respons 3-milidetik. Menariknya lagi, layar ini sudah memperoleh sertifikasi Pantone, memastikannya mampu menghasilkan warna akurat mendekati objek aslinya.

Zephyrus 5

Seperti Zephyrus generasi pertama, Asus menempatkan keyboard di area berbeda dari CPU dan GPU demi memaksimal ketipisannya. Papan ketik berada menjorok ke depan dan Anda bisa menemukan touchpad sekaligus numpad di sebelah kanan. Fungsinya bisa diubah dengan menekan tombol di atasnya. Lalu untuk memudahkan kendali volume, desainer membubuhkan scroll wheel di kiri atas. Buat menyempurnakan aspek penampilan, Asus memanfaatkan sistem pencahayaan Aura LED RGB per-key. Itu artinya, selain membebaskan pengguna mengonfigurasi pola, warna-warni di setiap tuts dapat dipilih sesuka hati.

Zephyrus 4

Di Indonesia, Asus memutuskan untuk memasarkan varian GX701 paling high-end yang mengusung kartu grafis Nvidia GeForce RTX  2080 Max-Q, turut ditunjang oleh prosesor Intel Core i7-8750H, RAM DRDR4 2666MHz 24GB, serta penyimpanan berbasis SSD PCIe seluas 1TB. Satu fitur unik dari Zephyrus S GX701 adalah dukungan charging via DC dan port USB type-C, jadi Anda bisa memberinya asupan tenaga dari power bank jika kepepet. Selain itu, laptop juga mempunyai port USB dengan output 3A yang dapat mengisi daya smartphone dalam waktu singkat.

 

ROG Zephyrus S GX531

GX531 adalah alternatif bagi Anda yang membutuhkan perangkat gaming nomaden berlayar 15-inci. Varian ini memanfaatkan arahan desain hampir serupa saudari 17-incinya, dengan bagian keyboard maju ke depan, pemakaian touchpad sekaligus numpad, sistem RGB Aura Sync, serta chassis yang terangkat begitu lid dibuka. Sedikit perbedaannya terletak dari ketiadaan volume wheel.

Zephyrus 7

Ditakar dari dimensinya, Zephyrus S GX531 bahkan lebih ramping lagi dari GX701, dan tampaknya memang sengaja diracik untuk mengungguli rekor yang dipegang oleh GS65 Stealth. Laptop ultra-thin anyar Asus ini memiliki ketebalan cuma 15,35mm dalam kondisi tertutup, 2,65mm lebih tipis dibanding notebook gaming portable MSI itu.

Zephyrus 11

Zephyrus S GX531 juga mempunyai karakteristik layar mirip GX701. Panel 15,6-inci IPS-level di sana menyajikan resolusi 1080p, refresh rate 144Hz, waktu respons 3-milidetik serta teknologi Nvidia G-Sync. Mengulik lebih jauh, kali ini saya tidak menemukan sertifikasi Pantone disebutkan di website-nya. Boleh jadi proses standardisasi tersebut hanya diterapkan di GX701 (saya butuh konfirmasi lebih lanjut dari pihak Asus).

Zephyrus 9

Khusus untuk model Zephyrus S GX531, kita dipersilakan memilih tiga varian dengan opsi GPU berbeda. Ada GeForce RTX 2080 Max-Q, RTX 2070 Max-Q, dan RTX 2060. Masing-masing tipe punya sedikit distingsi pada konfigurasi hardware: model ber-RTX 2060 dibekali RAM 16GB, sedangkan yang lainnya didukung RAM 24GB. Lalu storage SSD PCIe 1TB cuma ada pada versi RTX 2080 Max-Q. Prosesornya sendiri serupa G701.

 

TUF Gaming FX505DY

Dua produk di atas memang sangat menarik, namun bagaimana dengan kita yang ingin ber-gaming tapi dibatasi oleh kendala modal? Jangan bersedih karena Asus sudah menyiapkan varian terjangkau, anggota baru dari lini TUF Gaming. Mempunyai nama model FX505DY, laptop 15-inci ini menggunakan hardware serta teknologi persembahan AMD untuk menangani segala tugas yang Anda berikan padanya.

Zephyrus 13

FX505DY yang Asus bawa ke tanah air menghidangkan panel 1080p berteknologi FreeSync, dipersenjatai prosesor AMD Ryzen 5 3550H dan kartu grafis Radeon RX 560X. Dan meski diramu sebagai produk terjangkau, Asus tidak mengorbankan faktor desain dan build quality-nya. Laptop ini mempunyai luas tubuh lebih kecil dari Acer Nitro 5 berkat penggunaan bingkai layar tipis. Selain itu, keyboard-nya dilengkapi LED RGB Aura ‘single zone‘, lalu konstruksi tubuhnya telah lulus uji coba ketangguhan kelas militer.

Zephyrus 17

 

Harga dan ketersediaan

Seluruh laptop gaming baru Asus ini kabarnya sudah mulai dipasarkan di Indonesia. Ini dia daftar harganya:

  • ROG Zephyrus S  GX701 – Rp 56 juta
  • ROG Zephyrus S  GX532 RTX 2080 – Rp 54 juta
  • ROG Zephyrus S  GX532 RTX 2070 – Rp 45 juta
  • ROG Zephyrus S  GX532 RTX 2060 – Rp 38 juta
  • TUF Gaming FX505DY – Rp 11,3 juta

Asus Perkenalkan Laptop Gaming Spesialis Shooter Bersenjata Layar 17-inci 144Hz

Arahah Asus dalam menyajikan dua versi Republic of Gamers Strix memang menarik. Varian ‘Hero’ didesain untuk pemain MOBA, sedangkan tipe ‘Scar’ dispesialisasikan ke jenis game shooter; namun mereka punya sejumlah kesamaan: keduanya memiliki basis desain serupa dan sengaja disiapkan bagi para gamer profesional dengan mobilitas tinggi.

Generasi kedua ROG Strix Hero dan Scar mendarat di Indonesia pada minggu lalu. Versi anyar itu mengusung upgrade besar pada bagian layar dan sistem pendingin, menawarkan panel seluas 15-inci dengan tingkat refresh rate tinggi dan waktu respons super-singkat. Dan beberapa hari sebelum ajang Gamescom Cologne 2018 dibuka, Asus terlebih dulu memperkenalkan varian 17-incinya.

Scar 2 10

Bersamaan dengan pengungkapan ROG Zephyrus S di markas besar Asus, produsen asal Taiwan itu menyingkap ROG Strix Scar II GL704. Laptop ini didukung fitur dan teknologi tipe kecilnya, tapi ada banyak keunggulan diberikan oleh dimensi tubuh serta panel yang lebih lebar. Selain itu, Scar II GL704 turut menawarkan sisi konektivitas nirkabelnya yang superior. Lewat artikel ini, saya akan coba mengulik semuanya.

Satu hal yang perlu Anda digarisbawahi pada pengungkapan GL704 adalah, Asus baru menyiapkan varian Scar II-nya. Menjawab pertanyaan saya soal akankah ada model Hero dari GL704, sang produsen bilang mereka masih menunggu respons konsumen. Jika permintaan versi Hero-nya cukup tinggi, mereka pasti akan menyediakannya.

 

Desain

ROG Strix Scar II GL704 memiliki arahan desain seperti Scar II GL504, dan itu berarti laptop mengedepankan tema militer dan ‘utilitarian‘ yang dipadu bersama rancangan asimetris. Garis diagonal memisahkan dua zona pola logam brushed di sisi punggungnya, juga ‘membelah’ area papan ketik yang diisi oleh pola sulaman serat karbon dan loreng-loreng kamuflase. Branding ROG di belakang mempunyai warna dasar silver, namun menyala warna-warni ketika laptop diaktifkan.

Scar 2 4

Scar 2 3

Berkat penggunaan bezel yang tipis, Asus sukses mengurangi lebar notebook  sebesar 1,52-sentimeter dibanding ROG Strix Scar generasi sebelumnya. Desain tersebut juga memungkinkan sang produsen membenamkan layar 17,3-inci di chassis 15,7-inci. Strix Scar II GL704 memiliki dimensi 39,98×27,35×2,64cm dengan bobot 2,9kg. Ketebalan 2,6cm mungkin belum membuatnya masuk ke kategori ultra-thin, tapi panel yang cukup lebar di sana menonjolkan kesan rampingnya.

Scar 2 17

Scar 2 16

Seperti versi kecil dari Scar II, Asus meng-highlight tombol W, A, S dan D dengan keycap berwarna putih, lalu mencantumkan empat tombol shortcut ke fungsi volume dan app Armoury Crate – yaitu pengganti software ROG Gaming Center. Touchpad-nya berada sedikit menjorok ke area kiri, dan hal yang saya suka di sana ialah, Asus menaruh dua tombol mouse-nya di celah terpisah.

Scar 2 2

Lalu untuk membuat gaming jadi lebih meriah, produsen membekalinya dengan sistem pencahayaan RGB Asus Aura Sync pada logo di punggung, keyboard serta lightbar di depan. Fitur Aura Sync mempersilakan kita menyelaraskan pola warna-warni LED dengan gaming gear Republic of Gamers yang terpasang ke laptop.

 

Scar 2 8

Scar 2 12

 

Hardware

ROG Strix II 17-inci dipersenjatai prosesor Intel Core generasi kedelapan (ada opsi i5-8300H dan i7-8750H), kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060, RAM 2666MHz sampai 32GB dual-channel, serta penyimpanan berbasis SSD M.2 NVMe PCIe 128GB sampai 512GB. Laptop turut ditopang teknologi pendingin serupa Strix GL504 dan Zephyrus S yang memanfaatkan kipas ganda 12V, sistem anti-dust self-cleaning serta thermal fin selebar 0,1mm.

Scar 2 5

Satu aspek andalan di notebook ini terdapat di layarnya. Seperti di sejumlah laptop high-end Asus, panel 17,3-inci tersebut menyuguhkan refresh rate 144Hz, tingkat kecerahan 20 persen lebih tinggi, serta waktu respons 3-milidetik – memastikan secepat apapun gerakan di permainan, detail pada objek dan karakter tidak hilang. Para penggemar game-game first-person shooter, action dan balapan pasti akan sangat mengapresiasi kapabilitas ini.

Asus ROG Strix Scar II GL704.

Selanjutnya, bagian konektivitas Strix Scar II GL704 mengusung teknologi ROG RangeBoost dan didukung empat antena demi memastikan sambungan nirkabel yang konsisten. RangeBoost dibekali algoritma pemindaian pintar untuk mencari antena dengan koneksi terbaik. Teknologi tersebut juga mendongkrak daya jangkau Wi-Fi hingga 30 persen, lalu pemakaian standar 802.11ac Wave 2 menjanjikan kecepatan transfer data sampai 1,7Gbps – dua kali lipat dari 802.11ac 2×2.

Scar 2 9

 

Waktu ketersediaan

Dalam sesi presentasi produknya, Asus belum memberitahukan kapan ROG Strix Scar II GL704 (dan juga Zephyrus S) akan tersedia. Namun berdasarkan riset kecil yang saya lakukan, perangkat kemungkinan mulai dipasarkan pada bulan September nanti, dan di momen itu pula Asus akan mengumumkan harganya. Eskpektasi saya, Strix Scar II GL704 dibanderol sedikit lebih mahal dari Scar II GL504.

Scar 2 14

Asus ROG Zephyrus S Hidangkan Kecanggihan GTX 1070 di Tubuh Berketebalan Hanya 15,75mm

Upaya menciptakan perangkat portable ringkas berperforma tinggi telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari industri hardware gaming. Lewat Blade-nya, Razer mungkin boleh dibilang sebagai brand yang mempelopori kompetisi di kelas laptop gaming ultra-thin. Namun saat ini, nama-nama asal Taiwan-lah yang terlihat begitu agresif dalam meracik produk di segmen ini.

Bagi Asus, ujung tombak mereka dalam bersaing di segmen ‘ultrabook gaming premium’ tentu saja adalah lineup Republic of Gamers Zephyrus. Setelah Zephyrus GX501 diperkenalkan sebagai salah satu laptop yang mengusung desain Nvidia Max-Q ber-GPU GTX 1080 pertama, produsen sudah mengekspansi keluarga Zephyrus dengan menyingkap desain alternatif dan opsi GPU lebih banyak.

Zephyrus S 1

Dan beberapa hari sebelum ajang Gamescom Cologne 2018 dimulai, Asus mengungkap ROG Zephyrus S GX531. Melalui pembuatan perangkat ini, visi perusahaan adalah menciptakan laptop berkartu grafis GTX 1070 paling ramping di dunia. Dalam prosesnya, Asus harus memanfaatkan sejumlah prosedur manufaktur kompleks agar dapat membenamkan komponen-komponen high-end ke device bertubuh tipis ini.

 

Desain

Asus menjelaskan bahwa tantangan terbesar dari merakit laptop ramping adalah memastikan chassis-nya tangguh saat digunakan dalam beraktivitas sehari-hari: harus mampu menahan benturan dan mantap ketika dibawa-bawa. Akhirnya, Asus memilih bongkahan aluminium sebagai dasar dari tubuh notebook, lalu memotong dan mengolahnya secara presisi. Bahan tersebut menyusun bagian lid, cover hingga base (yang juga diperkuat oleh magnesium).

Zephyrus S 3

Tiap unit Zephyrus S kabarnya melewati tak kurang dari lima langkah proses CNC milling, dari mulai pembentukan secara kasar hingga finishing. Waktu total yang dihabiskan untuk menciptakan satu buah laptop mencapai 71,48 menit. Kabar baiknya, hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Zephyrus S GX531 adalah salah satu notebook gaming ultra-thin dengan penampilan tercantik saat ini, menghidangkan ketebalan 15,75mm; dan di sana, Asus berhasil membenamkan layar 15-inci ke form factor 14,2-inci.

Zephyrus S 5

Zephyrus S 8

Bahkan ketika bagian lid belum dibuka, desain Zephyrus S sudah merepresentasikan tema industrial dan high-tech melalui tekstur brushed metalik pada permukaan tubuhnya. Model GX531 ini juga kembali mengusung rancangan asimetris, dengan pemanfaatan garis diagonal pada sisi punggung serta grille di bagian atas tubuh tempat Asus menaruh hardware-hardware-nya.

Zephyrus S 10

Zephyrus S 11

Zephyrus Z kembali menyuguhkan layout keyboard seperti pendahulunya yang menjorok ke bagian depan, sebagai salah satu cara memastikan tubuhnya tetap ramping. Notebook menyajikan papan ketik full-size dengan keycap chiclet dan numerical pad yang menjadi bagian dari touchpad. Berdasarkan pengalaman menjajalnya langsung, keyboard ini mempunyai jarak key travel yang pendek. Karakteristik tersebut membuatnya cukup baik untuk mengetik, tapi buat gaming, akan lebih ideal jika Anda mencolokkan keyboard tambahan.

 

Hardware

Upgrade terbesar yang Asus implementasikan pada Zephyrus baru ini terletak pada sistem pendingin serta bagian layar. GX531 punya konstruksi mirip pendahulunya: tubuh laptop akan terangkat saat Anda mengangkat lid untuk memberikan sirkulasi udara lebih baik. Udara akan dialirkan dari lubang bagian atas, lalu panas dikeluarkan dari ventilasi bawah. Kali ini, Asus memanfaatkan sepasang kipas 12V yang masing-masing dibekali 83 bilah, lalu memadunya bersama heat sink 250-fin (berketebalan 1mm saja) dan lima pipa pendingin.

Zephyrus S 9

Dan seperti model-model laptop terbaru Asus, Zephyrus S turut dilengkapi sistem kipas self-cleaning – yang mampu membersihkan debu secara otomatis, dan membuangnya lewat lorong khusus sehingga tidak ada penyumbatan pada sistem pembuangan panas. Berkat kombinasi dari semua ini, produsen bisa meningkatkan efektivitas aliran udara hingga 22 persen dan mengurangi temperatur sebesar 11 persen.

Zephyrus S 6

Dalam sesi presentasi yang dilakukan Asus di markasnya di kota Taipei hari Jumat kemarin, mereka belum mendemonstrasikan kemampuan Zephyrus S GX531 dalam menangani game. Meski begitu, Asus tak lupa menjabarkan konfigurasi hardware di dalam laptop. Zephyrus S adalah notebook berlayar 15,6-inci yang diotaki prosesor Intel Core i7-8750H, dipadu RAM 2666MHz sampai 24GB, storage M.2 NVMe 256GB sampai 1TB, serta menyajikan opsi GPU GeForce GTX 1060 atau 1070 Max-Q.

Zephyrus S 7

Untuk bagian layarnya, Asus memilih tipe IPS beresolusi full-HD dengan kemampuan reproduksi warna 100 persen sRGB, refresh rate di 144Hz dan waktu respons hanya 3-milidetik, memastikan detail pada objek dan karakter game yang sedang bergerak tetap tersuguh tajam. Setup ini sangat pas buat menikmati game-game bertempo cepat seperti shooter dan racing.

Zephyrus S 12

 

Ketersediaan

Asus belum menginformasikan kapan tepatnya Zephyrus S GX531 akan meluncur mengingat produk ini baru diungkap secara perdana minggu lalu. Satu hal yang pasti: ia bukanlah pengganti dari varian Zephyrus GX501 dan ada kemungkinan perangkat ini dijajakan di harga yang lebih terjangkau dari kakaknya itu.

Zephyrus S 13

Asus ROG Strix GL504 Hero dan Scar ‘Gen-2’ Manjakan Gamer Dengan Layar dan Jeroan High-End

Menyusul persaingan spesifikasi laptop gaming yang bertambah ketat, para produsen membawa rivalitas mereka ke aspek desain dan layar. Perangkat-perangkat untuk gamer nomaden itu dirancang agar makin tipis, lalu beberapa model terbaru turut dibekali teknologi display yang kian canggih sehingga konten dapat tersaji optimal di mana pun dan kapan pun Anda mengaksesnya.

Melihat komunitas gamer yang begitu majemuk, Asus telah mencoba ‘memecah’ lini laptop gaming-nya menjadi beberapa segmen: Strix disiapkan sebagai alternatif lebih terjangkau keluarga Republic of Gamers, lalu perusahaan asal Taiwan itu juga sudah meluncurkan varian entry-level TUF Gaming di Indonesia. Dan di pertengahan bulan Agustus ini, Asus resmi memperkenalkan generasi kedua ROG Strix Hero dan Scar yang sebelumnya disingkap di Computex 2018.

ROG20

Asus Republic of Gamers Strix GL504 merupakan penerus dari Strix GL503. Produk ini diklaim sebagai laptop berlayar 15-inci dengan refresh rate 144Hz dan waktu respons 3ms ber-frame tipis pertama di dunia. GL504 diramu buat mendukung ranah eSport, demi memudahkan para pro gamer saat mereka berpartisipasi dalam ajang kejuaraan.

ROG21

Meskipun GL504 Hero II dan Scar II punya rancangan dasar yang sama, Asus menspesialisasikan kedua model ini buat genre permainan berbeda. Hero II diperuntukkan bagi gamer MOBA, sedangkan Scar II diracik untuk menangani game-game shooter. Buat membedakannya, Asus menerapkan tema decal serta susunan pada warna keyboard yang distingtif.

ROG22

Dan menariknya lagi, rancangan Strix GL504 yang tipis serta komponen-komponen bertenaga di dalam bukan hanya membuat perangkat ini cocok buat gamer. Asus juga memastikannya siap menunjang kebutuhan kalangan kreatif serta para pencipta konten.

 

Penampilan

Asus memang gemar memanfaatkan desain asimetris bertema futuristis pada pada perangkat gaming mereka, dan arahan ini kembali diimplementasikan pada ROG Strix GL504 Hero II dan Scar II. Namun di sana, produsen juga berupaya menonjolkan aspek ‘elegan’. Anda lagi-lagi dihidangkan keyboard, logo ROG, dan light bar RGB, namun bezel layar yang tipis membantu mengedepankan kesan minimalis.

ROG10

ROG19

Dari sisi penampilan, perbedaan antara Strix GL504 Hero II dan Scar II bisa lihat dari saat membuka lid-nya. Hero II punya warna body yang lebih gelap, dipadu efek laser engraving pada area papan ketik, dan di sana Asus meng-highlight tombol Q, W, E, dan R dengan keycap putih demi memudahkan mata kita melihat hotkey yang sering dipakai di game MOBA. Di Scar II sendiri, produsen membubuhkan pola digital camo plus sulaman serat karbon, kemudian mencantumkan keycap W, A, S dan D putih.

ROG4

ROG17

Kedua model Strix GL504 memiliki dimensi 36,1×26,2×2,61-sentimeter, lalu struktur tubuhnya tersusun atas material aluminium dan punya bobot hanya 2,4-kilogram. Berkat frame berketebalan 7,7-milimeternya, Asus bisa memangkas lebar notebook sebesar 2,3cm dibanding sang pendahulu, GL503 Hero dan Scar.

ROG12

ROG7

ROG14

 

Display

Jendela utama buat mengakses konten pada Strix GL504 adalah layar IPS seluas 15,6-inci 144Hz 3ms dengan resolusi 1920x1080p yang diberi lapisan ani-glare. Berkat tingkat refresh rate tinggi tersebut, gamer dapat melihat detail pada objek atau karakter permainan secara optimal walapun mereka lagi bergerak. Fitur ini sangat berguna ketika Anda sedang menikmati game-game bertempo cepat, misalnya FPS atau racing.

ROG9

 

Hardware dan sistem pendingin

Strix GL504 Hero II dan Scar II menawarkan konfigurasi hardware yang cukup beragam. Anda bisa memilih model dengan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060 atau 1070, RAM DDR4 266MHz 8GB atau 16GB, serta penyimpanan SSD M.2 128/256GB plus solid-state hybrid drive 1TB; namun mereka semua diotaki chip yang sama, yaitu Intel Core i7-8750H 2,2GHz.

ROG16

Bagian yang paling menarik perhatian saya di notebook ini ialah sistem pendinginnya. Untuk menyejukkan hardware-hardware yang saling berdempetan di dalam, Asus mengandalkan dua kipas 12V demi menghasilkan aliran serta tekanan udara lebih tinggi, lalu memanfaatkan sirip heat sink super-tipis (0,1mm). Asus juga menyadari bahwa bagian pendingin tak bisa bebas dari debu. Sebagai solusinya, mereka melengkapi Strix GL504 dengan sistem anti-dust – di sana ada lorong khusus untuk mengeluarkan partikel debu.

ROG1

Kombinasi dari semua itu membuat sistem pendingin bekerja 25 persen lebih baik dari produk generasi sebelumnya, dengan efektivitas pembuangan debu meningkat jadi 2,5 kali.

ROG3

Aspek andalan lain di laptop Strix anyar ini adalah dukungan konektivitas Wi-Fi empat antena serta teknologi RangeBoost. Ketika bekerja, sistem secara terus menerus memindai dan memilih antena dengan koneksi dan sinyal terkuat. Asus menjanjikan kecepatan transfer data wireless hingga 1,7Gbps dan jangkauan 30 persen lebih jauh.

ROG11

ROG18

 

Waktu ketersediaan dan harga

Berdasarkan informasi dari Asus, Strix GL504 Hero II dan Scar II sudah tersedia di tanah air sejak kemarin. Seluruh produk ini telah dibundel bersama OS Windows 10 dan garansi global selama dua tahun. Harganya bisa Anda lihat di bawah:

  • Strix GL504 Hero II 8GB GTX 1060 – Rp 24,3 juta
  • Strix GL504 Hero II 16GB GTX 1060 – Rp 27,3 juta
  • Strix GL504 Scar II 16GB GTX 1060 – Rp 30,3 juta
  • Strix GL504 Scar II 32GB GTX 1070 – Rp 40,3 juta

Khusus pembelian model Scar II, Anda berhak mendapatkan ransel, headset, mouse dan gantungan kunci Republic of Gamers. Lalu jika transaksi dilakukan sekarang atau paling lambat tanggal 30 September 2018, Anda juga akan memperoleh jam tangan G-Shock edisi terbatas ROG.

Bukan Sembarang Headset Gaming, Asus ROG Delta Type-C Andalkan Quad-DAC

Headset gaming biasanya dipakai untuk, well, bermain game. Akan tetapi Asus berpendapat berbeda. Mereka ingin headset gaming juga dapat dipakai untuk menikmati musik bersama smartphone, dan kira-kira seperti itu esensi dari headset terbaru yang mereka umumkan di Computex 2018, Asus ROG Delta Type-C.

Seperti tersirat dari namanya, headset ini mengandalkan USB-C sebagai konektornya, dan seperti yang kita tahu, mayoritas smartphone terkini hanya mengemas port USB-C tanpa jack headphone. Namun lalu muncul pertanyaan lain: headset atau headphone USB-C harus mengonversi sinyal digital ke analog sendiri, jadi bagaimana kualitas suara yang dihasilkannya?

Demi meyakinkan konsumen, Asus telah menyematkan total empat DAC (digital-to-analog converter) buatan ESS Sabre ke dalam Delta, sanggup memutar format lossless hingga 32-bit/384kHz. Mengapa harus sampai empat? Asus bilang bahwa masing-masing bertanggung jawab atas rentang frekuensi yang berbeda: 20 – 150 Hz, 150 – 5.000 Hz, 5.000 – 20.000 Hz, dan 20.000 – 40.000 Hz.

Asus ROG Delta Type-C

Melengkapi DAC-nya adalah driver berdiameter 50 mm di masing-masing earcup. Perlu dicatat, Delta merupakan headset stereo, tapi gamer yang membutuhkan konfigurasi surround masih bisa mewujudkannya dengan bantuan software. Lalu andai kata Anda masih menggunakan laptop atau PC tua yang tak dilengkapi port USB-C, Asus telah menyertakan adaptor USB biasa di setiap paket penjualan Delta.

Secara fisik ROG Delta mengusung desain tipikal produk gaming, terutama berkat LED warna-warni di kedua sisi earcup yang dapat diprogram. Bantalan telinganya terbuat dari bahan fabric bermotif mesh demi menjaga telinga tetap sejuk dalam durasi yang lama, tapi tersedia pula bantalan cadangan dengan material kulit sintetis.

Asus berencana melepas Delta ke pasaran pada musim panas ini. Sayang mereka masih enggan menyingkap harga jualnya.

Sumber: Asus.

Susul Acer, Asus Juga Luncurkan Monitor Gaming 4K 144 Hz, ROG Swift PG27UQ

Pekan lalu, Acer memperkenalkan sebuah monitor gaming yang amat istimewa, Predator X27 4K. Istimewa karena monitor tersebut menawarkan keseimbangan antara kualitas visual dan performa: resolusi 4K dengan refresh rate 144 Hz, mematahkan anggapan selama ini bahwa kedua atribut itu selalu bertolak belakang.

Asus rupanya tidak mau ketinggalan. Monitor gaming terbaru mereka, Asus ROG Swift PG27UQ, hadir dengan premis yang sama persis, di mana gamer yang berkantong sangat tebal tidak lagi harus mengorbankan salah satu dari kualitas visual atau performa. Ya, monitor berlayar 27 inci ini juga menawarkan resolusi 4K + HDR dan refresh rate maksimum 144 Hz.

Dukungan G-Sync pun turut tersedia, sehingga screen tearing tidak akan menjadi problem bagi pengguna kartu grafis Nvidia. Spesifikasi lengkapnya cukup impresif: rasio kontras 1000:1, response time 4 ms, serta tingkat kecerahan maksimum 1.000 nit, memungkinkannya untuk mendapatkan sertifikasi DisplayHDR 1000 dari VESA.

Bicara soal HDR, bisa dipastikan monitor ini superior soal reproduksi warna maupun kontras. Pada kenyataannya, ia diklaim mampu menampilkan 99% dari spektrum warna AdobeRGB, atau 97% dari DCI-P3. Asus tak lupa membekalinya dengan teknologi full-array local dimming (FALD) backlight 384 zona macam yang terdapat pada TV high-end guna semakin memantapkan kualitas visualnya.

Asus ROG Swift PG27UQ

Konektivitasnya terbilang standar. Selain HDMI 2.0, ada input DisplayPort 1.4 yang dibutuhkan apabila Anda hendak menikmati tampilan 4K 144 Hz (HDMI hanya mentok di 60 Hz). Sepasang port USB 3.0 juga tersedia, demikian pula jack audio 3,5 mm.

Soal penampilan fisik, ia tampak ‘lebih gaming‘ ketimbang Acer Predator X27 4K berkat pencahayaan RGB, plus kemampuan memproyeksikan gambar ke belakang serta bawah kakinya. Juga unik adalah kehadiran ambient light sensor macam di ponsel, yang berarti monitor bisa menyesuaikan sendiri tingkat kecerahannya berdasarkan kondisi ruangan.

Asus berencana memasarkan monitor ini di akhir bulan Juni nanti seharga $2.000. Selain spesifikasi, banderolnya rupanya juga identik dengan besutan Acer, meski Acer bakal memasarkan miliknya sedikit lebih awal.

Sumber: AnandTech.

Final Garuda Cup 2018 Akan Jadi Arena Bertempurnya 120 Gamer Pro

Memang masih ada banyak tantangan bagi industri eSport di tanah air, tapi semenjak pemerintah mengakui ranah ini melalui didirikannya IeSPA, perkembangannya berjalan lebih mulus. Turnamen-turnamen lokal bertambah banyak dan ada semakin banyak pihak yang tertarik untuk mendukung bidang ini (meski mungkin gaming bukanlah fokus bisnis mereka). Publik juga kian paham tentang potensi eSport berkat ekspansinya di perangkat bergerak.

Di bulan April 2018 silam, Mineski dan tim MET Indonesia telah memulai kompetisi Garuda Cup 2018. Sesi kualifikasinya dilangsungkan beberapa kali secara online serta ‘offline‘, dan sebentar lagi, 120 kontenstan akan berlaga dalam babak final yang digelar di Mall Taman Anggrek pada tanggal 19 sampai 20 Mei 2018.

 

Sedikit meringkas yang telah terjadi sejauh ini:

Kualifikasi Garuda Cup 2018 dimulai pada tanggal 28 April kemarin. Tiga tim tersaring secara online dan lima tim mengamankan slot menuju final sesudah sukses melewati qualifier di Mineski Infinity Kemanggisan Jakarta. Seminggu setelahnya, di tanggal 5 Mei, kualifikasi dilaksanakan di Mineski Infinity Arena Maranatha Bandung. Dan dengannya, penyelenggara mendapatkan lagi tujuh skuat (empat kualifikasi online dan tiga offline).

Babak kualifikasi ketiga kembali diselenggarakan di Mineski Infinity Kemanggisan, kali ini hanya secara ‘tatap muka’. Dari sana, lima tim lain memperoleh kesempatan bertanding di putaran final.

Andi Monang selaku head of MET Indonesia memperkirakan akan ada ribuan pengunjung memadati lokasi turnamen buat menyakikan tim jagoannya bertanding di grand final. Para finalis ini akan menguji kemampuan mereka mengadapi dua juara turnamen sebelumnya, yaitu Aerowolf dan Louvre.

MET Indonesia menyiapkan hadiah total Rp 50 juta. Lalu empat tim terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam PUBG Southeast Asia Championship di Thailand. Selanjutnya, pemenang event tersebut akan diberikan tiket ke PUBG Global Invitation Berlin 2018, yakni ‘kejuaraan resmi’ pertama PlayerUnknown’s Battlegrounds dengan prize pool senilai US$ 2 juta.

Garuda Cup 1

Grand final Garuda Cup 2018 akan dimeriahkan oleh dua permainan: PlayerUnknown’s Battlegrounds dan Mobile Legends: Bang Bang. Masing-masing game terdiri dari 80 dan 40 pemain.

Tokopedia merupakan sponsor utama Garuda Cup 2018. Sang perusahaan eCommerce memutuskan buat mendukungnya karena mereka melihatnya sebagai bentuk inisiatif yang memacu kreativitas anak bangsa. Turnamen kelas nasional seperti ini dapat menjadi batu lompatan bagi individu-individu bertalenta untuk mewujudkan mimpinya berkiprah di kejuaraan internasional.

Selain Tokopedia, Asus juga memegang peranan penting dalam penyelenggaraan Garuda Cup 2018. Perusahaan hardware asal Taiwan itu memfasilitasi arena eksibisi dengan perangkat Republic of Gamers dan smartphone ZenFone Max Pro M1. Selain itu, Asus berencana untuk memberikan empat tiket dan akomodasi buat para pemenang Garuda Cup menuju SEA Championship di bulan Juni 2018 nanti.

Garuda Cup 3

Jika kebetulan Anda tidak bisa datang ke lokasi acara, pertandingan-pertandingan di event tersebut dapat disaksikan secara live melalui Nimo TV -parner sekaligus platform resmi live stream Garuda Cup by Tokopedia Voucher Game. Layanan ini bisa diakses dari perangkat mobile, tersedia buat Android dan iDevice.