Shopee Gandeng Traveloka, Jual Tiket Pesawat dalam Aplikasi

Shopee mengumumkan kerja sama dengan Traveloka untuk menyajikan penjualan tiket pesawat dalam aplikasinya. Kehadiran Traveloka menjadi manuver Shopee untuk jadi situs marketplace terdepan yang mampu memberikan semua kebutuhan pengguna.

“Senang sekali bisa bekerja sama dengan mitra kami Traveloka, yang sudah memiliki fitur dan pengalaman dalam bidang pembelian tiket pesawat. Kerja sama ini dihadirkan agar pengguna Shopee dan Traveloka mendapatkan pengalaman pembelian tiket yang aman dan nyaman,” ujar Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar kepada DailySocial.

Dalam pengembangan produk digital dalam aplikasi Shopee, sambungnya, perusahaan selalu bekerja sama dengan mitra-mitra terpercaya. Oleh karenanya, menarik pihak ketiga dalam aplikasi Shopee bukan pertama kalinya dengan Traveloka saja. Sebelumnya perusahaan pernah bekerja sama dengan lembaga-lembaga zakat untuk memberikan sumbangan pada daerah yang terdampak bencana.

Tidak dijelaskan lebih lanjut bagaimana kolaborasi lebih lanjut dengan Traveloka akan sedalam apa dan target spesifik yang dibidik Shopee terhadap kehadiran fitur teranyar ini. Kemungkinan besar Traveloka akan jadi mitra yang bakal memperkaya produk digital Shopee, lantaran Traveloka memiliki vertikal bisnis yang cukup kuat dan bervariasi di lanskap OTA.

Pembelian tiket pesawat di Shopee sejauh ini hanya bisa dilakukan lewat aplikasi. Tampilan UI/UX-nya cukup simpel sama seperti saat pengguna ingin membeli tiket pesawat di Traveloka atau aplikasi OTA lainnya. Cukup memilih bandara keberangkatan dan destinasi yang dituju.

Hanya saja, dalam aplikasi Shopee baru tersedia sebagian destinasi yang bisa dipilih dan itu pun tergolong lokasi favorit wisata seperti Bali, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Makassar, Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok.

Setelah mengisi data diri, pengguna akan diarahkan untuk menyelesaikan pembayaran. Opsi yang dapat dipilih mulai dari transfer bank, kartu kredit, ShopeePay, atau melalui gerai Indomaret dan Alfamart.

Dalam produk digital Shopee, kini makin ramai dengan berbagai opsi transaksi PPOB, bayar roaming, tagihan telepon, listrik, TV kabel, PDAM, voucher streaming, tiket kereta, zakat, donasi, sampai tiket atraksi.

Shopee masih mengandalkan berbagai gimmick marketing seperti gratis ongkos kirim, untuk meningkatkan transaksinya. Mengutip dari Katadata, sepanjang momen Ramadan yang akan segera tiba ini, perusahaan menargetkan dapat memproses lebih dari 1,5 juta transaksi sama seperti pencapaian pada periode yang sama di tahun lalu.

Mengungkap Layanan E-Commerce Terpopuler di Indonesia

Melati sering berbelanja secara online. Untuk keperluan pribadi, terutama membeli aksesoris smartphone, grocery, dan lainnya ia mempercayai layanan asal Tiongkok, JD.id. Alasannya cukup sederhana, ia percaya dengan tagline #Dijaminori, yaitu hanya menjual produk original. Soal harga atau cepatnya pengiriman ternyata bukan menjadi pilihan pertama.

Di sisi lain, bagi Adel, bebas ongkos kirim justru menjadi pemicu utama. Tak heran jika ia memilih Shopee Indonesia sebagai layanan e-commerce favorit.

Semua alasan tersebut mengerucut pada bagaimana layanan e-commerce menangkap kebutuhan dan keinginan konsumen. Tidak lagi tergoda dengan diskon atau promo, konsumen lebih mencari kepuasan personal, karena dimudahkan untuk membeli produk yang diinginkan.

Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee melesat

iPrice Group, pengusung layanan metasearch engine yang beroperasi di Asia Tenggara, baru-baru ini menghadirkan The Map of E-commerce Indonesia yang mengupas peta layanan e-commerce berdasarkan average quarterly traffic, mobile application ranking, social media followers dan jumlah pegawai. Hasil data terkini berdasarkan data Q2 2018.

Hal menarik yang menjadi highlight adalah melajunya Tokopedia dan Bukalapak sebagai layanan e-commerce dengan traffic tertinggi, di atas Lazada yang selama ini merajai pasar Asia Tenggara. Memang metrik yang digunakan hanya menghitung traffic di browser (desktop dan mobile) dan tidak menghitung penggunaan aplikasi, tetapi data ini menunjukkan pergeseran tentang bagaimana konsumen Indonesia memilih layanan e-commerce favoritnya.

Statistik kunjungan dan ranking aplikasi mobile untuk e-commerce Indonesia
Statistik kunjungan dan ranking aplikasi mobile untuk e-commerce Indonesia

Kepada DailySocial, Head of Corporate Communications Tokopedia Priscilla Anais mengungkapkan, Tokopedia dikunjungi lebih dari 73 juta masyarakat (unique visit) Indonesia per bulannya (situs dan aplikasi), dengan total kunjungan dalam sebulan mencapai 332 juta (total visit), pada bulan Mei 2018.

Hal menarik yang menjadikan Tokopedia mengalami lonjakan pengunjung di kuartal kedua 2018 adalah festival belanja online Ramadhan Ekstra. Program ini menghadirkan ratusan produk eksklusif, flash sale, dan potongan harga yang sangat menarik untuk berbagai kebutuhan Ramadhan.

Disebutkan penggunaan layanan Tokopedia 80% berbasiskan mobile, sejalan dengan perilaku konsumen Indonesia yang mobile first dan harga smartphone yang semakin terjangkau.

Sementara Chief Strategy Officer Bukalapak Teddy Oetomo, kepada DailySocial, mengungkapkan, pihak Bukalapak tidak dapat membenarkan atau menyalahkan hasil perhitungan iPrice tersebut.

Teddy merinci, berdasarkan data yang dimiliki Bukalapak, traffic di Q2 2018 naik hampir 3 kali lipat dibandingkan Q2 2017, sementara jumlah active user meningkat hingga 2 kali lipat. Sepanjang Q2 2018, Bukalapak mencatat jumlah pengguna terbanyak menggunakan platform Android, disusul mobile web dan desktop.

Informasi enam layanan e-commerce terbesar di Indonesia
Informasi enam layanan e-commerce terbesar di Indonesia

Hal yang tak kalah menarik adalah berjayanya Shopee sebagai layanan yang menduduki posisi pertama di ranah aplikasi mobile, baik untuk Android maupun iOS. Angka ini cukup mengejutkan, mengingat Shopee baru tiga tahun hadir bersaing di Indonesia.

Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar kepada DailySocial mengatakan, sesuai data yang dikumpulkan iPrice, Shopee selama ini fokus kepada inovasi aplikasi mobile. Menurut data yang dikumpulkan Shopee, saat ini Shopee telah diunduh lebih dari 61 juta kali dengan rata-rata tiap bulannya mencapai 110 juta kunjungan. Lebih dari 95% pengguna Shopee melakukan transaksi melalui smartphone.

Survei ke masyarakat

Untuk mendukung data ini, DailySocial melakukan survei, bekerja sama dengan JakPat, untuk mengetahui layanan e-commerce favorit versi responden. Survei dilakukan terhadap 2026 responden di seluruh Indonesia.

Berdasarkan survei ini, Shopee ternyata menjadi layanan e-commerce yang paling sering digunakan oleh responden (34%). Posisi berikutnya berturut-turut diikuti Tokopedia (28%), Bukalapak (17,5%) dan Lazada (14%). Blibli menduduki posisi juru kunci dalam hal popularitas di masyarakat.

Berdasarkan survei DailySocial dan JakPat, Shopee kini jadi layanan e-commerce terpopuler
Berdasarkan survei DailySocial dan JakPat, Shopee kini jadi layanan e-commerce terpopuler

 

Lebih lanjut, hasil survei ini mengungkapkan bahwa sebuah layanan e-commerce dianggap favorit dengan alasan harga yang lebih terjangkau (31%), promo diskon (26%), variasi pilihan produk (19%), dan pengiriman gratis (15%).

Urusan harga masih jadi faktor penting yang mendorong preferensi layanan e-commerce
Urusan harga masih jadi faktor penting yang mendorong preferensi layanan e-commerce

Potensi masa depan

Studi McKinsey pada tahun 2016 memprediksi bahwa di tahun 2025 dampak ekonomi digital bagi Indonesia bisa meningkatkan GDP hingga $35 miliar dan menambah 3,7 juta lapangan pekerjaan baru.

Menurut Ketua Umum idEA Ignatius Untung, ke depannya persaingan antara layanan e-commerce akan semakin sengit. Dibutuhkan dana yang besar agar bisnis bisa berjalan. Mereka yang tidak memiliki strategi akan terancam merger, diakuisisi atau terpaksa gulung tikar. E-commerce yang masih berusaha mencari dan membangun pembeli yang loyal dengan memberikan harga murah, akan mengalami kesulitan.

Dari enam besar pemain industri ini, tiga layanan e-commerce di Indonesia memiliki investor yang terafiliasi dengan Alibaba, yaitu Lazada (akuisisi penuh), Tokopedia, dan Bukalapak (melalui Ant Financial). Sementara dua layanan lainnya terafiliasi dengan Tencent, yaitu Shopee dan JD.id. Hanya Blibli yang murni dimiliki konglomerasi lokal melalui GDP Venture.

“Karena pada akhirnya produk yang dijual sama, hari ini brand A bisa lebih murah, tapi hari lain bisa gantian. Untuk itu kemungkinan pemain akan mulai fokus ke area yg lebih unik. Tidak cuma sekedar asal lebih murah, karena semua juga bisa murah dengan promo,” kata Untung.

Shopee Indonesia Konfirmasi Kantongi Lisensi Uang Elektronik

Shopee Indonesia, melalui induk perusahaannya Sea Group, telah mengantongi izin Bank Indonesia untuk penyelenggaraan uang elektronik. Lisensi diberikan untuk PT AirPay Internasional Indonesia. Nantinya lisensi ini akan diaplikasikan untuk Shopee Pay yang masih dalam tahap pengembangan.

Kepada DailySocial, Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar mengatakan, “Kami baru mendapatkan lampu hijau dari Bank Indonesia terkait dengan Shopee Pay itu beberapa minggu lalu. Untuk rencana selanjutnya silahkan ditunggu saja, karena saat ini masih dalam tahap pengembangan.”

Melalui Shopee Pay, Shopee Indonesia akan memaksimalkan pembayaran alternatif di dalam platform yang saat ini masih didominasi transfer perbankan.

“Yang jelas nanti akan ada fase pengetesan terlebih dahulu karena yang kami inginkan kesiapannya mendekati 100% sebelum sobat Shopee bisa menikmati fitur Shopee Pay,” katanya.

BI membekukan fitur pembayaran internal milik Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak sejak September 2017 karena isu regulasi. Sejauh ini Tokopedia dan Bukalapak masih belum mendapatkan kejelasan soal lisensi ini. Bukalapak sendiri mulai menggandeng DANA, melalui Buka DANA, untuk pemanfaatan uang elektronik.

Aturan ketat e-money

Bank Indonesia telah merilis aturan baru mengenai uang elektronik yang dimuat dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 20/6/PBI 2018 yang merevisi peraturan sebelumnya. Aturan baru ini diharapkan bisa memastikan penyelenggaraan uang elektronik yang aman, efisien, lancar dan andal.

Dalam tiga bulan terakhir, BI telah merilis perizinan penyelenggaraan uang elektronik ke sejumlah pemain baru, termasuk untuk BluePay dan Paytren. Nama Shopee/Airpay belum tercantum di daftar terkini lisensi uang elektronik BI.

Application Information Will Show Up Here

DStour #47: Konsep Kolaborasi di Kantor Baru Shopee Indonesia

Terletak di kawasan SCBD Jakarta Selatan, kantor baru Shopee Indonesia sarat dengan fasilitas lengkap bagi karyawan bekerja dan bersantai. Didominasi warna oranye sebagai signature color Shopee, kantor yang memiliki empat lantai tersebut dilengkapi dengan collaboration room, working place, dan dining room.

Dipandu Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar, berikut liputan DStour selengkapnya.

Tren Penggunaan “Video Marketing” bagi Startup

Salah satu kegiatan pemasaran yang saat ini makin marak dilakukan sartup berbentuk video marketing. Konsepnya yang menghibur mampu untuk menciptakan brand awareness dan edukasi kepada target pengguna. Bentuk video kini tak hanya berupa video yang dipublikasi di YouTube atau di Facebook. Modelnya juga bisa berupa Stories yang hanya muncul dalam jangka waktu tertentu. Dalam waktu singkat, popularitas Stories yang baru  diperkenalkan sekitar setahunan di Instagram, Facebook, dan WhatsApp meningkat pesat.

Data pengguna aktif harian Stories di WhatsApp, Instagram, Facebook, Facebook Messenger, Snapchat / TechCrunch
Data pengguna aktif harian Stories di WhatsApp, Instagram, Facebook, Facebook Messenger, Snapchat / TechCrunch

Berdasarkan data tersebut, kita bisa melihat bahwa penggunaan video mampu melancarkan kegiatan pemasaran dan brand awareness ke target pengguna. Peluang tersebut sangat ideal untuk dimanfaatkan oleh startup dan pelaku UKM.

Jangan hard selling

Kemudahan yang ditawarkan video secara langsung membuka kesempatan bagi perusahaan untuk menyampaikan pesan hingga informasi kepada orang banyak. Namun demikian, yang perlu diingat sebelum video marketing dibuat, upayakan untuk tidak terlalu hard selling di video dan fokus kepada audience yang tepat.

“Ada baiknya untuk melakukan riset terlebih dahulu, gunakan insight dan buat konten yang tepat. Yang wajib diperhatikan adalah get to the point dan sesuaikan dengan brand message dan personality,” kata CEO Brilio Joe Wadakethalakal.

Hal lain yang wajib dicermati saat membuat video marketing adalah tidak takut mencoba membuat satu pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

“Berani keluar dari zona aman karena tren selalu tidak pernah membuat aman kita juga sebagai creator. Jangan lupa untuk berani melakukan banyak experiment. Berencana untuk tidak menggunakan rencana dalam sebuah materi video kreatif,” kata AVP Creative Marketing Division Bukalapak Lembu Wiworo Jati.

Selain menghibur, upayakan untuk membuat konten yang menarik dan menempatkan real people sebagai isi dari konten tersebut. Hal ini bisa menciptakan peluang engagement dengan target pengguna.

“Hal penting lainnya yang wajib diperhatikan adalah always have a call to action at the end of every video. Jadi setelah menonton video, pengguna akan melakukan action, misalnya meninggalkan komentar/like video atau subscribe channel dan lainnya,” kata Video Producer Female Daily Network Gyanda Agtyani.

Pisahkan pesan

Perubahan teknologi juga mempengaruhi konsep konten video marketing. Jika dulunya variasi media terbatas, kini mulai banyak pilihan untuk melakukan kegiatan pemasaran memanfaatkan video marketing. Salah satu contoh adalah Instagram Stories yang mulai dimanfaatkan untuk melancarkan kegiatan video marketing.

“Selain perubahan teknologi yang cepat, ada hal lain yang bisa dilakukan saat membuat video marketing. Contoh sederhana adalah menambahkan subtitle di video. Hal ini perlu dilakukan karena banyak orang menonton video pada perangkat mobile tanpa menyalakan suaranya [mute],” kata Joe.

Untuk itu pastikan visual sudah mampu menggambarkan dan menceritakan konten yang ingin disampaikan. Visual yang engaging bisa menarik perhatian pengguna.

“Video juga memberikan ruang buat pemirsa untuk ikut andil dalam video ini, baik dalam menikmati visual maupun audio, sekecil apapun detail yang kita paparkan. Jangan sampai kita menutup ruang bicara antara pesan kita dan audience. Karena di ruang itulah kita sengaja membuka engagement untuk target kita,” kata Lembu.

Lantas, mindset seperti apa yang idealnya wajib diterapkan saat membuat video marketing? Menurut Gyanda, idealnya perlu dibuat dua konten video yang berbeda untuk edukasi pelanggan dan brand awareness.

“Ada konten video yang fokus pada brand awareness, ada yang memang fokus pada edukasi. Jangan memaksakan dua pesan tersebut ada dalam satu konten video, karena biasanya malah pesannya tidak tersampaikan dengan baik.”

Tambah Lembu, jangan lupa untuk memasukkan value perusahaan, energi brand, serta banyak pesan dalam konteks yang menarik, informatif dan menghibur. Tren update bisa juga menjadi acuan.

YouTube masih favorit

Mobilitas, kemudahan, dan popularitas yang ditawarkan YouTube masih menjadi pilihan brand dan perusahaan saat melancarkan kegiatan video marketing. Hal tersebut juga mempengaruhi conversion rate hingga popularitas (viral) video saat kampanye dilakukan.

“Di Female Daily sendiri, video-video kami di YouTube bisa dibilang sangat sukses meningkatkan brand awareness dan pengguna pada website, aplikasi, maupun aset media sosial kita yang lain,” kata Gyanda.

Dimulai dari YouTube, pengguna kemudian diarahkan untuk melihat konten di situs hingga media sosial perusahaan. Hal ini dirasa cukup ampuh mendapatkan pengguna baru, traffic, dan interaksi dengan pengguna.

Joe mendukung pernyataan ini, dengan menyebutkan jumlah views video di Brilio bisa dilihat hingga lima kali lebih banyak daripada artikel.

“Namun demikian masih sulit bagi kami untuk mengukur kesuksesan conversion rate dari video, karena kita tidak bisa memasukkan link.”

Shopee, yang selama tiga tahun cukup masif melancarkan promosi memanfaatkan video marketing, telah mendapatkan hasil yang positif. Salah satu bentuk nyatanya adalah iklan mereka (Godaan Shopee) mendapatkan penghargaan dari YouTube sebagai salah satu dari 10 iklan yang paling populer.

“Untuk tahap awal, perusahaan seperti Shopee yang baru berumur kurang dari tiga tahun, kami bisa mengatakan bahwa usaha kami di video marketing cukup berhasil. Namun bukan berarti kami berpuas diri. Dengan memanfaatkan kanalisasi konten video marketing di aset-aset digital yang kami punya, utamanya media sosial, materi video Shopee selalu mendapatkan apresiasi dan impresi yang baik dari publik,” kata Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar.

Tren video marketing

Meskipun sudah terlihat cukup sesak, promosi memanfaatkan video marketing diperkirakan akan semakin besar. Tidak lagi dalam konsep biasa, video marketing nantinya juga akan berevolusi dan menghadirkan tayangan yang sarat dengan edukasi, informasi, dan menghibur.

“Saya melihat akan semakin ramai. Brand akan semakin gencar menggunakan video marketing karena tipe konten audiovisual memang paling mudah diterima dan dicerna. Apalagi aksesnya juga semakin mudah. Internet dan smartphone sudah jadi perangkat sehari-hari di semua lapisan demografi masyarakat. Karena akan semakin riuh, perang kreativitas akan semakin diuji. Konten video mana yang seperti apa yang akan stand out di antara yang lain,” kata Lembu.

Salah satu konsep atau kreativitas yang bakal banyak diterapkan perusahaan adalah meluncurkan serial atau serial dokumentasi, melibatkan talenta dalam sebuah cerita yang dikemas dalam bentuk hiburan. Selain itu penggunaan Live video streaming, Live Video, dan video pendek berdurasi 1-2 menit juga akan makin berkembang.

“Saya melihat ke depannya konsumen sudah semakin cerdas melihat video marketing apa yang menarik perhatian mereka. Tidak lagi hanya selebriti, tapi orang biasa yang memiliki konten menarik dan pengikut yang banyak di akun media sosial (influencer) juga makin banyak dilihat oleh konsumen,” kata Gyanda.

Hal senada diungkapkan Rezki. Ke depannya video akan semakin mempunyai peranan yang krusial dalam dunia marketing, karena mulai berubahnya ruang dan waktu konsumen dalam menikmati video.

“Dahulu kita hanya bisa menikmati konten video marketing di televisi. Sekarang di era digital, kita bisa menikmatinya melalui berbagi media tanpa terbatas ruang dan waktu. Untuk itu ke depannya, atensi kami terhadap video akan semakin besar. Mulai dari konten, produksi, distribusi di berbagai saluran dan yang tidak kalah penting masukan serta tanggapan dari pemirsa,” tutup Rezki.

Lengkapi informasi Anda tentang digital marketing dengan 21 strategi ini, baca selengkapnya.

Mengenal Program Loyalitas di Indonesia

Program loyalitas pelanggan adalah sebuah strategi brand atau bisnis untuk menjaga kesetiaan pelanggan lama sekaligus menjaring pelanggan baru. Dalam dua tahun terakhir, startup kenamaan seperti GO-JEK, Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Traveloka, Grab, dan lain-lainnya tercatat menerapkan program ini. Ada pula sejumlah startup yang khusus menjalankan model bisnis mengelola program loyalitas pelanggan.

Program loyalitas pelanggan umumnya berbentuk poin dan sejenisnya. Setiap pelanggan melakukan transaksi atau memenuhi kondisi tertentu, mereka mendapatkan poin sebagai kompensasinya. Poin tersebut nantinya bisa digunakan atau ditukarkan dengan promo atau lainnya.

Untuk mengembangkan program ini, perusahaan memiliki dua opsi. Pertama menggandeng banyak merchant untuk menambah daftar pilihan atau opsi kedua menggandeng pihak ketiga untuk mengelola program loyalitas pengguna mereka. Solusi yang terakhir ini salah satunya ditawarkan Ponta.

Sepak terjang Ponta di Indonesia disebut cukup positif. Marketing Manager Ponta Rina Maria kepada DailySocial menceritakan pertumbuhan keanggotaan Ponta di Indonesia meningkat cukup pesat. Tercatat hingga tahun 2018 Ponta sudah mengantongi 19 juta pelanggan dengan lebih dari 30 partner atau perusahaan yang menggunakan Ponta sebagai penyedia program loyalitas. Partner Ponta di Indonesia meliputi sektor ritel, restoran, hingga klinik kesehatan.

“Saat ini sudah lebih dari 30 partner tergabung dalam jaringan Ponta, dengan berbagai bidang usaha, ritel, restoran, klinik kesehatan, dan masih banyak lagi. Selain itu juga telah bergabung puluhan merchant yang menerima kartu Ponta,” terang Rina.

Hal serupa diamini pihak Shopee. Dalam dua tahun terakhir Shopee terus menanjak menjadi salah satu aplikasi marketplace yang paling banyak dipasang dan digunakan di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, tapi yang konsisten dilakukan Shopee sejak tahun 2016 adalah mengelola fitur program loyalitas sehingga menjadi salah satu pembeda dengan layanan sejenis.

“Sejak diperkenalkan, Koin Shopee menerima tanggapan yang positif dari pengguna kami. Sejak awal 2018, kami meletakkan home button Reward Koin Shopee yang didedikasikan untuk memudahkan pengguna mengakses Koin Shopee,” terang Country Brand Manager Shopee Rezki Yanuar.

Koin Shopee memiliki tiga cara untuk pengumpulan poinnya, yakni cashback setiap kali melakukan pembelanjaan,  daily check-in dengan membuka aplikasi Shopee setiap hari dan mengklik “Reward Koin Shopee”, dan daily prize sebagai pilihan hadiah setiap harinya.

Koin Shopee
Koin Shopee

Tanggapan masyarakat

Ada sudut pandang menarik yang dipaparkan Ponta dan Shopee mengenai program loyalitas pengguna. Ponta menilai masyarakat Indonesia masih perlu pembiasaan dan pemahaman mengenai manfaat program loyalitas pengguna. Di banyak kasus, pengguna masih belum sadar bahwa pelanggan loyal memiliki hak-hak khusus yang bisa terus dimanfaatkan.

“Sebagai contohnya member lupa atau enggan menunjukan kartu keanggotaannya pada saat bertransaksi di outlet-outlet. Padahal jika mereka cukup memahami, loyalitas pelanggan adalah reward yang diberikan atas kepercayaan pelanggan yang senantiasa menggunakan produk tersebut. Reward tersebut merupakan hak pelanggan untuk mendapatkannya. [..] Saat ini, di kebanyakan program loyalitas, member belum merasa bahwa mendapatkan reward adalah hak dan ini yang senantiasa kami sampaikan,” terang Rina.

Sementara bagi Shopee, program loyalitas Koin Shopee bisa diterima baik oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah pengguna yang memanfaatkan Koin Shopee dalam dua tahun terakhir.

Potensi pengembangan

Program loyalitas pengguna tidak hanya berhenti sebatas koin dan promo. Ada hal-hal yang lebih besar yang bisa diupayakan dan dikembangkan. Salah satu contohnya adalah apa yang direncanakan Rakuten. Mereka menyiapkan program loyalitas pelanggan dengan mengusung teknologi blockchain. Tidak hanya sekedar poin, mereka juga dikabarkan tengah membangun cryptocurrency, Rakuten Coin.

Inovasi yang digerakkan Rakuten suatu saat akan diterapkan banyak perusahaan digital di Indonesia. Hanya menunggu soal peluang dan waktu.

Berbicara soal inovasi dan potensi, Ponta dan Shopee memberikan jawaban yang senada. Mereka sama-sama tengah mengupayakan inovasi dan pembenahan untuk menjadi lebih baik lagi.

“Di tahun 2018 ini kami ingin lebih meningkatkan benefit untuk para member. Dengan jumlah member yang terus meningkat, diperlukan usaha untuk supaya member tersebut senantiasa menggunakan kartu Ponta,” terang Rina.

Sementara Shopee tidak menjelaskan secara detail langkah selanjutnya, tetapi tetap berkomitmen mengembangkan produk ini.

“Kami melihat Koin Shopee ini mendapatkan respon yang luar biasa dari konsumen kami, sehingga fokus kami adalah untuk mengembangkan produk ini agar semakin nyaman / menarik lagi,” terang Rezki.

 

Gandeng Thisable Enterprise, Layanan E-Commerce elevenia Dukung Penyandang Disabilitas

Hari ini elevenia mengundang media untuk berkenalan lebih jauh dengan Thisable Enterprise, sebuah wadah yang menampung anak muda yang mengalami disabilitas tuna rungu, tuna wicara, tuna daksa dan tuna netra. Komunitas yang didirikan oleh Angkie Yudistia ini, telah aktif melakukan kegiatan positif sejak tahun 2011. Di tahun 2016 ini Thisable telah berhasil masuk sebagai salah satu seller atau penjual di elevenia.

“Sebenarnya selama ini kami dari Thisable telah mengirimkan invitation kepada tiga e-commerce terbesar di tanah air dan elevenia salah satunya, namun yang menerima penawaran kami barulah elevenia,” kata Founder dan CEO Thisable Angkie Yudistia kepada media.

Selama ini Thisable telah membantu anak-anak muda penyandang disabilitas untuk bisa mencari pekerjaan dengan memanfaatkan skill dan kreativitas untuk kemudian dijual secara online. Terdapat dua kategori yang bisa dipelajari oleh para penyandang disabilitas yang ingin bergabung dengan Thisable yaitu soft skill dan hard skill.

“Untuk soft skill kami mengajarkan bagaimana caranya mempelajari berjualan memanfaatkan media sosial, sementara untuk hard skill kami mengajak anggota kami untuk membuat berbagai produk yang disukai, mulai dari fashion hingga beauty care,” kata Angkie.

Selama tiga bulan terakhir Thisable telah menjual dua produk andalan mereka yaitu produk Ready to Wear dan Beauty Care. Semua diproduksi dan dipasarkan oleh anggota dari Thisable dan sudah tersedia di situs serta aplikasi elevenia.

“Dua produk andalan kami yaitu busana dan produk kecantikan merupakan produk yang saat ini kami jual di elevenia. Pilihan tersebut kami tetapkan setelah melalui proses mentoring dan konsultasi dengan pihak dari elevenia,” kata Angkie.

Program jangka panjang elevenia dan Thisable

Dipilihnya Thisable sebagai salah satu seller di elevenia diklaim sesuai dengan visi dan misi yang diusung oleh elevenia, yaitu platform layanan e-commerce untuk semua. Bukan hanya penjual dari kalangan umum saja namun penyandang disabilitas juga bisa berjualan memasarkan produknya di elevenia.

“Sejak awal kami tidak ingin memosisikan teman-teman dari Thisable sebagai penyandang disabilitas, karena proses kurasi kami lakukan berdasarkan produk yang dijual. Meskipun masih terbilang dini dan masih diperlukan perbaikan dan penyesuaian produk, namun kami melihat seller dari Thisable memiliki potensi yang cukup menjanjikan,” kata Senior Manager Brand & PR elevenia Rezki Yanuar.

Saat ini penjual dari Thisable masih mendapatkan mentoring, cara pemasaran yang tepat serta edukasi packaging yang ideal dan sesuai dengan standar dari elevenia melalui program seller zone dari elevenia. Untuk meningkatkan kualitas dan kondisi produk, tim elevenia juga senantiasa memandu dan mendampingi penjual dari Thisable.

“Di era ekonomi digital seperti sekarang ini para penyandang disabilitas pun semakin dimudahkan dalam memasarkan dan mengembangkan usaha mereka, karena mereka bisa melakukan bisnis kapan saja dan di mana saja,” kata Rezky.

Untuk ke depannya elevenia akan berusaha menghadirkan program-program menarik yang diharapkan bisa membantu Thisable untuk bisa menghasilkan produk yang berkualitas.

Gencar melakukan penggalang dana

Selama ini untuk pendanaan Thisable masih mengandalkan program CSR korporasi di Indonesia. Untuk menambah modal usaha, Thisable masih membutuhkan dana bantuan dari investor atau kalangan terkait yang diharapkan bisa membantu jalannya usaha.

“Saat ini Thisable telah mampu memproduksi produk beauty care dan fashion secara mandiri, namun untuk ke depannya kami tentunya masih membutuhkan modal tambahan untuk mengembangkan usaha anggota kami,” kata Angkie.

Ditambahkan oleh Angkie e-commerce secara tidak langsung telah membantu anggota dari Thisable untuk menjalankan bisnis dengan mudah dan cepat. Mengandalkan smartphone yang ada, para anggota saat ini semakin aktif menghadirkan produk yang berkualitas dibuat oleh anggota Thisable penyandang disabilitas.

“Kami bersyukur e-commerce sudah mampu memberikan pendapatan baru untuk anggota kami yang selama ini kesulitan untuk mendapatkan pendapatan. Diharapkan ke depannya dukungan pemerintah dan pihak terkait bisa mendorong lebih banyak lagi kreativitas dari para penyandang disabilitas di tanah air,” kata Angkie.