Grab Permudah Layanan Pembayaran Non-Tunai Melalui GrabPay Credits

Ada yang baru dari layanan ride-sharing asal Singapura, Grab. Hari ini (29/11) Grab mengumumkan peluncuran layanan pembayaran non-tunai GrabPay Credits yang pada dasarnya merupakan ‘upgrade’ dari layanan GrabPay yang telah meluncur pada Januari 2016 silam. Lewat layanan yang baru tersedia di Singapura dan Indonesia ini, pengguna diberikan pilihan yang lebih banyak untuk melakukan top-up, mulai dari ATM hingga ke minimarket seperti Alfamart.

Sejak berganti brand menjadi Grab, ada banyak perubahan dan inovasi layanan yang dilakukan oleh pihak Grab untuk terus mengembangkan platform yang lebih kokoh di pasar Asia Tenggara. Salah satu inovasinya yaitu dengan mengembangkan GrabPay, cash-less digital wallet service, yang meluncur pada Januari 2016 lalu.

Namun, Grab tidak berhenti sampai di situ saja dan pada bulan Juli 2016 Grab mengumumkan untuk mengembangkan layanan pembayaran mobile non-tunai sebagai diferensiasi layanan dan pendorong keterlibatan pengguna lebih jauh terhadap layanan non-tunai. Pengembangan layanan tersebut pun melibatkan Lippo Group sebagai rekanan.

Ide dari pengembangan GrabPay sendiri pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan layanan digital wallet pada umumnya, yakni menawarkan tempat menyimpan “uang tunai” dalam bentuk digital untuk pembayaran sehari-hari. Namun, dalam hal ini adalah pembayaran untuk setiap layanan yang ditawarkan oleh Grab.

Pasar Asia Tenggara yang dibidik pun menjadi pasar yang penting dalam pengembangan layanan non-tunai mengingat kawasan ini kegiatan ekonominya masih didominasi dengan transaksi berbasis tunai. Dari total 620 juta penduduk di Asia Tenggara, berdasarkan data World Bank, hanya 27 persen dari jumlah penduduk yang memiliki rekening bank dan baru 9 persen orang dewasa yang telah memiliki kartu kredit.

Co-Founder Grab Hooi Ling Tan dalam keterangan media mengatakan, “Kami percaya bahwa menguasi metode pembayaran non-tunai merupakan hal yang sangat krusial bagi pencapaian misi kami, driving Southeast Asia forward, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat transisi menuju masyarakat non-tunai.”

“Sejak peluncuran GrabPay pada Januari 2016, [kami] telah menarik minat lebih banyak pengguna yang ditandai dengan pertumbuhan dua digit kami yang berkelanjutan dari bulan ke bulan […] sehingga memacu kami untuk menghadirkan GrabPay Credits yang memungkinkan setiap orang menikmati pembayaran non-tunai untuk setiap perjalanan,” lanjutnya.

GrabPay Credits sendiri pada dasarnya merupakan versi peningkatan dari GrabPay yang meluncur di tahun 2016. Kini, pengguna dapat melakukan top-up saldo GrabPay melalui saluran yang lebih beragam, mulai dari jaringan ATM lokal, transfer bank online lokal, layanan e-money Doku Wallet, Debit atau Credit Card (Visa dan MasterCard), dan tempat perbelanjaan (Alfamart, Dan+Dan, dan Lawsons). Sementara pilihan saldo yang tersedia untuk top-up yaitu Rp50.000, Rp 100.000, dan Rp200.000 atau jumlah mulai dari Rp50.000 hingga Rp999.999.

Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah, saldo dalam GrabPay Credits ini hanya bisa digunakan untuk perjalanan dengan Grab di negara tempat pembelian saldo. Menurut pihak Grab, ini demi kapatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan juga alasan keamanan.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, “GrabPay Credits kini memungkinkan kami untuk meningkatkan aspek keamanan dan kenyamanan dari pembayaran non-tunai baik bagi penumpang dan pengendara kami. Penumpang tak lagi harus menggunakan uang tunai atau menunggu uang kembalian. […] Para pengemudi juga dapat mengurangi jumlah uang tunai yang dibawanya dan tidak perlu khawatir akan jumlah uang kembalian sehingga dapat lebih fokus dalam memberikan pengalaman berkendara terbaik.”

Dengan kehadiran GrabPay Credits, Grab terlihat lebih tegas dalam terjun ke layanan pembayaran non-tunai yang menyesuaikan kondisi masyarakat yang memiliki penetrasi kartu kredit sangat rendah.

Application Information Will Show Up Here

Grab Resmi Luncurkan Layanan GrabHitch (Nebeng) di Jakarta

Setelah sempat disinggung sebelumnya di Echelon Indonesia 2016 beberapa waktu lalu, hari ini (19/10) Grab resmi meluncurkan layanan berbagi kendaraan roda duanya GrabHitch (Nebeng). Layanan ini menawarkan perjalanan jarak jauh door-to-door dengan biaya terjangkau bagi para komuter yang tinggal di wilayah seputaran Jakarta, meliputi Bekasi, Depok dan Tangerang. Cara kerja GrabHitch (Nebeng) ialah mencocokkan pengemudi yang akan menuju ke rute yang sama dengan orang yang akan nebeng.

Mengacu pada data yang dirilis Badan Pusat Statistik DKI Jakarta tahun 2014 lalu, sebanyak 69,46 persen dari 1.38 juta komuter melakukan perjalanan harian dengan kendaraan pribadi, kendati akan berhadapan dan menyebabkan kemacetan semakin parah. Sembari infrastruktur transportasi dibangun, GrabHitch (Nebeng) berupaya menjembatani kesenjangan yang ada dengan memberikan peluang bagi pengemudi ke pusat kota dengan menerapkan sistem carpool atau bikepool dengan penumpang.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata meyakini bahwa GrabHitch (Nebeng) dapat menjadi alternatif yang baik, menjadi pilihan kepada komuter yang menggunakan layanan berbiaya rendah seperti bus dan kereta untuk menuju tempat kerja. Hal ini turut didukung dengan studi internal Grab terhadap 10.000 komuter di Jabodetabek, 73 persen di antaranya melakukan perjalanan seorang diri ke tempat kerja, baik dengan mobil maupun motor.

Tarif perjalanan dengan GrabHitch (Nebeng) dihitung berdasarkan jarak perjalanan dan diinformasikan di muka sehingga memungkinkan penumpang untuk mempertimbangkan biayanya sebelum melakukan pemesanan. Pengemudi sepeda motor yang melakukan perjalanan menuju tempat kerjanya kini dapat mengurangi biaya perjalanannya dengan tarif GrabHitch (Nebeng) yang dirancang untuk menutupi variabel biaya pengemudi, seperti bahan bakar dan depresiasi kendaraan.

“Kehadiran GrabHitch (Nebeng) akan membantu sebagian besar dari pengemudi yang melakukan perjalanan seorang diri ini untuk mencari penumpang dengan mudah guna berbagi biaya perjalanannya dan juga bersosialisasi saat di pemberhentian dalam perjalanan panjangnya. Hal ini merupakan pengembangan dari budaya nebeng di Jakarta dan kami meningkatkannya melalui sistem pencocokkan pengguna yang efisien serta tingkat keamanan yang lebih tinggi,” ungkap Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar.

Untuk menjamin keamanan penumpang, seluruh pengemudi GrabHitch (Nebeng) dan kendaraannya akan dicek dan diverifikasi oleh pihak Grab sebelum mereka diperbolehkan untuk membawa penumpang. Mereka diwajibkan untuk menyediakan dokumen-dokumen sah, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM) hingga Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Tim Grab juga akan melakukan pengecekan informasi pelanggaran apapun yang akan membahayakan penumpangnya.

GrabHitch (Nebeng) bukan yang pertama kali di Jakarta, sebelumnya telah dikenalkan Nebengers dan UberPool.

Application Information Will Show Up Here

Grab Indonesia dan Mandiri E-Cash Jalin Kemitraan Strategis

Grab Indonesia dan PT Digital Artha Media, perusahaan pengembang Mandiri E-Cash, meresmikan kemitraan strategis. Kini pelanggan Grab sudah bisa menggunakan Mandiri E-Cash sebagai alternatif pembayaran elektronik. Sebelumnya Grab dan Lippo juga telah menjajaki pengembangan produk pembayaran mobile non-tunai.

Seperti diketahui, Mandiri E-Cash merupakan produk keuangan digital yang dikeluarkan oleh bank pelat merah Bank Mandiri dan menunjuk Digital Artha sebagai pihak pengembang. Digital Artha merupakan anak usaha dari perusahaan firma lokal PT Kresna Graha Investama Tbk.

Pelayanan terbaru ini, menurut Indra Suryawan, CEO Digital Artha, menjadi opsi terbaru pembayaran cashless yang dapat dipilih pengguna Grab Indonesia selain menggunakan kartu kredit atau debit. Sekaligus membantu pengemudi Grab dalam mengelola keuangannya secara elektronik.

“Kemitraan ini adalah bagian dari inisiatif kami untuk mewujudkan mimpi sebagai pemain infrastruktur pembayaran terkemuka di kawasan regional,” ujar Indra seperti dikutip dari Jakarta Globe.

[Baca juga: Grab dan Lippo Garap Pembayaran Mobile Non-Tunai]

Bagi Grab, kemitraan ini akan memberikan akses jaringan ke bank terbesar di Indonesia. Bank Mandiri memiliki jaringan ATM sebanyak 17 ribu dan kerja sama dengan lebih dari 25 ribu outlet Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi di seluruh Indonesia. Pengumudi Grab dapat mencairkan uangnya ke seluruh tempat tersebut.

Dari sisi pengguna kartu Mandiri E-Cash telah menembus angka sebesar 2 juta orang. Sepanjang tiga tahun terakhir, Mandiri E-Cash terus berekspansi menjalin kemitraan tidak hanya untuk pembayaran transportasi umum saja, tetapi sudah merambah minimarket, dan tol.

[Baca juga: Mandiri E-Cash Ditargetkan Miliki 100 Juta Pengguna di Tahun 2020]

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia, mengatakan inisiatif ini didukung karena teknologi yang kuat dan luasnya jaringan perbankan. “Kami percaya dengan Mandiri E-Cash akan menjadi langkah baru bagi Grab dalam memberikan pelayanan yang lebih aman, nyaman, bagi pengguna maupun mitra pengemudi,” ujar dia.

Langkah ini, sambungnya, merupakan jawaban Grab atas ketatnya persaingan bisnis transportasi online antara Uber dan Go-Jek. Pada April lalu, Go-Jek mengumumkan Go-Pay sebuah platform digital yang memungkinkan pelanggannya untuk menyimpan uangnya di dalam aplikasi Go-Jek sebagai alat pembayarannya.

Go-Pay disebut-sebut sebagai ide yang cerdas, mengingat jumlah pengguna kartu kredit di Tanah Air baru mencapai sekitar 4% dari total penduduk.

Sementara ini, Mandiri E-Cash baru bisa digunakan oleh pengguna Grab yang menggunakan smartphone berplatform Android. Kehadiran solusi ini di platform iOS masih dalam tahap pengembangan.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Lippo Garap Pembayaran Mobile Non-Tunai

Grab salah satu layanan transportasi online yang beroperasi di Indonesia dikabarkan tengah berinovasi untuk menyuguhkan platform pembayaran e-money di Indonesia. Grab akan menjalin kemitraan dengan Lippo Group untuk memungkinkan lebih dari 50 juta pelanggan bersama dari kedua perusahaan melakukan pembayaran melalui perangkat mobile atau menggunakan aplikasi Grab untuk seluruh jajaran layanan lintas perusahaan ritel Lippo, termasuk departemen sore, bioskop, kedai kopi dan layanan e-commerce yang terafiliasi.

Kerja sama antara Grab dan Lippo Group kali ini merupakan perluasan kemitraan strategis antara kedua perusahaan tersebut yang ditandatangani pada bulan Maret silam. Melalui kerja sama ini Lippo Group akan mengembangkan platform pembayaran universal yang memungkinkan pelanggan di Indonesia untuk melakukan top-up akun e-money dan dapat digunakan untuk membayar layanan dan produk dari Lippo secara digital.

Grab juga akan mengintegrasikan platform pembayaran aplikasi Grab sebagai opsi mobile walet di dalam fitur GrabPay sehingga pengguna mobile dapat menggunakan aplikasi Grab tidak hanya untuk membayar kebutuhan transportasi tetapi juga layanan dan produk lainnya.

“Kami sangat menghargai upaya pemerintah untuk mendorong Indonesia menuju masyarakat non-tunai, dan kami menantikan untuk dapat berkontribusi guna mencapai tujuan ini. Kemitraan Grab dengan Lippo Group untuk mengembangkan platform pembayaran universal akan menjadi langkah maju untuk e-money di Indonesia. Dengan pertumbuhan pesat dari kelas menengah, masyarakat akan menginginkan opsi mobile wallet di dalam aplikasi Grab, yang dapat mereka gunakan untuk kehidupan sehari-hari, baik untuk transportasi atau pembayaran transaksi-transaksi mendasar lain,” ujar Co-Founder dan Group CEO Grab Anthony Tan.

Anthony juga menambahkan bahwa platform pembayaran mobile di Asia Tenggara memiliki potensi yang tidak terbatas. Masih banyak masyarakat Asia Tenggara yang belum menggunakan layanan perbankan namun memiliki perangkat mobile. Untuk itu perlu adanya solusi non tunai yang bisa membantu mereka mengelola uang, dan mobile walet merupakan salah satu solusinya.

“Kemitraan dengan Lippo Group ini merupakan satu langkah maju guna mencapai tujuan Grab untuk menyediakan solusi pembayaran mobile kepada jutaan orang di Asia Tenggara. Kami akan bekerja sama dengan mitra lokal untuk mewujudkan transaksi non-tunai bagi sebagian besar masyarakat Asia Tenggara,” imbuh Anthony.

Hal senada juga disampaikan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Menurutnya Indonesia sebagai pasar terbesar Grab, untuk itu Grab akan terus berupaya untuk berinvestasi pada layanan-layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, salah satunya pembayaran non tunai mobile.

Platform pembayaran universal ini rencananya akan diluncurkan untuk perusahaan-perusahaan dari Lippo Group dan diintegrasikan ke dalam aplikasi Grab secara bertahap mulai dari kuartal keempat tahun 2016.

Grab Beberkan Informasi Layanannya di Echelon Indonesia 2016

Dalam presentasinya di ajang Echelon Indonesia 2016, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyebutkan secara singkat data layanan Grab, misi yang ingin dicapai oleh Grab, dan strategi yang dilakukan untuk pasar lokal.

Pertumbuhan Grab saat ini disebutkan rata-rata 35% per bulan untuk yang GrabCar, dan 75% per bulan untuk GrabBike. Grab sendiri telah menyediakan layanan di Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam dan Indonesia. Setidaknya ada 4 layanan yang telah bisa dinikmati di sini, yaitu GrabTaxi, GrabCar, GrabBike dan GrabExpress.

grab

Saat ini Grab telah memiliki 250 pengemudi di enam negara dan melayani 30 kota dengan akses dari aplikasi di 13 juta perangkat. Selain menjalankan layanan yang telah ada, Grab juga mempersiapkan layanan lain, yaitu GrabHitch, layanan carpooling yang secara fungsi tak berbeda jauh dengan Nebengers.

Sebagai perusahaan berbasis teknologi mobile, Grab sendiri telah mendapatkan investasi mendekat $700 juta 2 tahun setelah berdiri. Sebagai startup ia juga bekerja sama dengan perusahaan lain yang lebih besar seperti Ola, Didi Kuaidi, dan Lyft dalam menghadapi persaingan global dengan kompetitor.

Ridzki bercerita misi perusahaan yang diemban Grab adalah menyediakan layanan transportasi teraman di Asia Tenggara, menjadikan transportasi mudah dijangkau oleh semua orang, dan meningkatkan taraf hidup para mitra dalam hal ini adalah pengemudi.

Yang terpenting bagi Grab dalam menjalankan perusahaan adalah menciptakan nilai (lebih) bagi pengguna dan mitra mereka. Sisi keamanan yang di-cover Grab tidak hanya dari sisi aplikasi, tetapi juga proses penyediaan layanan secara menyeluruh, termasuk rekrutmen supir.

grab 1

Layanan Grab memang menjadi sorotan akhir-akhir ini terutama dari sisi peraturan dan ‘benturan’ dengan beberapa layanan transportasi lain, terutama untuk GrabCar dan juga GrabBike. Menyinggung hal ini, Ridzki menjawab cukup diplomatis bahwa Indonesia merupakan wilayah yang unik dan Grab terbuka untuk mendukung regulasi pemerintah. Meski belum sempurna sebagai layanan transportasi publik, layanan Grab jelas dibutuhkan masyarakat sebagai alternatif pilihan.

Tentang pasar lokal, Grab mencoba untuk melakukan pendekatan hyperlocal. Jadi ada kemungkinan menjalankan layanan yang secara khusus hanya hadir di Indonesia.

Grab Dukung MatahariMall Kembangkan Layanan O2O

Satu lagi strategi online-to-offline (O2O) dilancarkan Lippo Group untuk MatahariMall. Kali ini mereka bermitra dengan Grab dalam hal pengantaran dan pengambilan barang. Armada Grab akan menjadi salah satu layanan kurir mitra MatahariMall.

Dalam membangun layanannya, O2O selalu menjadi fokus yang ditonjolkan MatahariMall, misalnya dengan membangun loker di berbagai tempat, dan kemitraan kali ini berusaha meningkatkan image tersebut. Lippo Group sendiri tidak asing bagi Grab, karena sebelumnya dikonfirmasi bahwa Lippo Group merupakan early backer Grab.

“Kami bangga dapat bermitra dengan Grab dan percaya bahwa kolaborasi dari dua perusahaan teknologi dan internet terdepan di Asia Tenggara ini akan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan,” ujar Executive Director Lippo Group Emirsyah Satar dalam rilisnya hari ini.

”MatahariMall tengah muncul sebagai platform e-commerce nomor satu di Indonesia, dan skala dan pertumbuhan dari Grab dalam ranah bisnisnya di Indonesia telah mendemonstrasikan pemahaman yang mendalam terhadap pasar lokal Indonesia. Dengan menggabungkan wawasan kami terhadap pasar Indonesia, hal ini akan membantu kami untuk membangun pengalaman online-to-offline yang paling efektif untuk memastikan bahwa pembeli online di mana pun di Indonesia dapat menerima atau mengambil pembelian mereka dengan mudah,” ungkap Direktur Lippo Group John Riady.

[Baca juga: Grab Siap Uji KIR, Tawarkan Dua Opsi Pajak, dan Kerja Sama dengan Koperasi PPRI]

Co-Founder dan Group CEO Grab Anthony Tan menambahkan, “Lippo Group dan Grab merupakan perusahaan yang lahir dan bertumbuh di Asia Tenggara. Teknologi dapat menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi, dan kami berdua telah berinvestasi untuk membuka ekonomi digital kepada seluruh masyarakat Indonesia. Untuk Grab, kemitraan ini berarti menggunakan teknologi untuk membantu pengguna layanan transportasi dapat melewati kemacetan lalu-lintas, dan memberikan mitra pengemudi penghidupan yang lebih baik dan berkesinambungan.”

Seperti apa dan berapa biaya yang ditawarkan oleh Grab terkait dengan kemitraannya dengan MatahariMall masih belum diungkapkan dengan jelas. Grab sendiri memiliki armada terdedikasi GrabExpress yang memang ditujukan untuk kemudahan pengantaran barang. Selain GrabExpress, ada kemungkinan pengantaran dilakukan menggunakan GrabCar untuk kapasitas yang lebih besar. GrabCar di Indonesia sendiri telah tumbuh 30 persen dibanding bulan sebelumnya pasca pengumuman rebranding Grab pada bulan Februari 2016.

GrabCar sendiri, dan Grab secara umum, baru saja “menyelesaikan” polemiknya dengan armada taksi konvensional dengan menjanjikan siap mengikuti uji KIR, menjanjikan dua opsi pembayaran pajak, dan mewadahi asosiasi mitra pengemudi dalam bentuk koperasi.

“Kami berterima kasih kepada masyarakat Indonesia karena telah mempercayai Grab untuk menghadirkan tumpangan yang aman dan nyaman, dan kami akan terus bekerja sama dengan mitra lokal kami seperti Lippo Group dan pemerintah untuk terus meningkatkan transportasi publik di Indonesia,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Siap Uji KIR, Tawarkan Dua Opsi Pajak, dan Kerja Sama dengan Koperasi PPRI

Setelah sebelumnya resmi bekerja sama dengan Koperasi Jasa Perkumpulan Pengusaha Rental Indonesia (PPRI), Grab Indonesia menyatakan kesiapannya untuk melakukan uji KIR untuk armada GrabCar. Nantinya seluruh mitra yang bergabung bersama aplikasi Grab bisa melakukan uji KIR, sesuai dengan permintaan dari pemerintah DKI Jakarta terkait dengan penetapan wajib pajak terhadap GrabCar sebagai penyedia aplikasi transportasi.

“Setelah ada pengesahan koperasi ini, kami siap uji KIR sesuai arahan Dinas Perhubungan. Kami juga sudah menyiapkan mekanisme pembayaran pajak. Ada dua opsi yang kami siapkan,” ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata kepada Beritasatu.

Opsi pembayaran pajak yang direkomendasikan Grab terbagi menjadi dua kategori. Kategori pertama yaitu dengan pembayaran uang tunai, nantinya semua pajak akan dibayarkan oleh pihak koperasi dalam hal ini Koperasi Jasa Perkumpulan Pengusaha Rental Indonesia (PPRI).

Opsi kedua adalah pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, semua transaksi dari pengguna yang menggunakan kartu kredit akan dibayarkan secara otomatis oleh Grab. Terkait dengan pembahasan tarif, pihak Grab menyebutkan tidak akan sama dengan mekanisme perhitungan dengan Gubernur seperti yang selama ini dilakukan oleh taksi pada umumnya, Grab mengklaim sebagai angkutan sewa seluruh perhitungan tarif ditentukan sesuai dengan mekanisme pasar.

Peranan koperasi untuk akuntabilitas Grab

Kerjasama yang telah dilakukan oleh Grab selaku perusahaan penyedia aplikasi merupakan langkah positif yang diambil oleh Grab untuk bisa tetap eksis dalam menjalankan usahanya. Diharapkan dengan kemitraan ini, beberapa keluhan serta permintaan yang ada terkait dengan kehadiran Grab yang tidak memiliki badan hukum, bisa terjawab.

“Dengan berkoperasi, artinya kita sudah memiliki wadah secara resmi untuk menjalankan usaha sewa mobil, termasuk yang menggunakan aplikasi teknologi. Kita disatukan dalam satu wadah koperasi,” kata Ketua Koperasi Jasa PRRI Ponco Seno kepada Beritasatu.

Banyak kelebihan serta manfaat yang nantinya akan diberikan oleh PRRI kepada para pengemudi atau mitra dari Grab, di antaranya adalah mengadakan program untuk kesejahteraan anggota koperasi dan keluarganya.

“Beberapa manfaatnya adalah kita menyiapkan asuransi jiwa untuk para pengemudi. Koperasi juga sudah memiliki pool bengkel untuk sekitar 300 unit mobil. Bahkan, nantinya, koperasi akan bekerja sama dengan bengkel lain dan ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) dalam hal perawatan mobil para anggota koperasi,” kata Ponco.

Kemitraan dengan PRRI dianggap telah memenuhi peraturan pemerintah untuk menjalankan bisnis transportasi di Indonesia, sesuai dengan ketentuan UU Nomor 22/2009 tentang angkutan umum.

Application Information Will Show Up Here

Grab Indonesia Targetkan Miliki 50% Pasar Transportasi Roda Dua

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata kemarin (3/2) secara resmi memperkenalkan Grab Indonesia sebagai entitas baru. Mempersatukan seluruh layanan transportasi di bawah satu bendera, Grab ingin menjaga momentum dari serangkaian pencapainnya di Indonesia.

Dengan wajah yang direpresentasikan oleh logo baru Grab sebagai filosofi kebebasan yang diusungnya. Dua garis pada logo baru tersebut terinspirasi dari jalan raya, dan mewakili jalan dengan segala kemungkinan yang tak berujung. Logo tersebut merupakan simbolisasi dari perjalanan baru Grab bersama dengan para mitranya, baik penumpang, pengemudi, karyawan, dan masyarakat pada umumnya.

“Kami merasa rebranding ini datang pada waktu yang tepat, dan merupakan hasil dari komitmen kami untuk menyediakan pelayanan serta pengalaman yang terbaik bagi seluruh pengguna di tanah air, dengan penekanan pada kecepatan, keamanan dan kehandalan,” ujar Ridzki dalam keterangannya.

Ridzki turut mengungkapkan ambisi Grab di Indonesia untuk meraih market share sebesar 50% di pasar transportasi roda dua. Mereka berharap meraih 50%-50% pasar antara GrabBike dan Go-Jek.

“Di Indonesia Grab telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Grab menjadi satu-satunya aplikasi transportasi yang dapat memberikan kebebasan kepada penumpang dalam memilih jenis transportasi yang mereka inginkan, mulai dari taksi, kendaraan pribadi hingga ojek, mengokohkan posisi nya sebagai aplikasi transportasi darat terkemuka di Indonesia. Kami juga menargetkan dan berada di jalur untuk memiliki 50 persen transportasi darat, kategori ojek,” papar Ridzki.

Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2012, Grab telah berevolusi dari aplikasi sederhana untuk pemesanan taksi menjadi perusahaan penyedia layanan transportasi darat terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 200.000 pengemudi aktif, diunduh di lebih dari 11 juta perangkat dengan 1,5 juta pemesanan di kawasan ini.

Sejak pertengahan tahun 2015, Grab mencatat rata-rata pertumbuhan jumlah tumpangan sebesar 35% per bulannya untuk layanan GrabCar dan 75% untuk layanan GrabBike di seluruh Asia Tenggara.

 

Ridzki Kramadibrata Ditunjuk Sebagai Managing Director GrabTaxi Indonesia

GrabTaxi baru saja mengumumkan penunjukkan Ridzki Kramadibrata sebagai Managing Director untuk Indonesia. Ridzki akan bertanggung jawab memimpin ekspansi GrabTaxi Indonesia serta mengawasi program-program lokal yang berkaitan dengan regulasi.

Ridzki sebelumnya menjabat sebagai Director & COO Indonesia Air Asia dan terakhir menempati posisi Regional Director AirAsia Group. Sebelumnya ia pernah juga menjabat sebagai Executive Vice President di Bakrie Telecom. Dengan pengalaman di berbagai jabatan eksekutif perusahaan nasonal, Ridzki dinilai mampu memberikan arahan strategis dan pemahaman bisnis lokal untuk mendorong pertumbuhan dan layanan GrabTaxi di Indonesia.

Menyambut kehadiran Ridzki di GrabTaxi, Anthony Tan selaku CEO dan Co-Founder GrabTaxi mengatakan:

“2015 merupakan tahun yang sangat baik untuk kami di Indonesia. Kami telah dapat mengembangkan lansekap transportasi di Indonesia melalui diluncurkannya layanan GrabBike, GrabCar dan GrabExpress untuk melengkapi layanan taksi kami. Kami percaya bahwa di bawah pimpinan Pak Ridzki, kami akan dapat mencapai tingkatan yang lebih tinggi dan memungkinkan kami untuk mewujudkan misi kami untuk menghadirkan layanan transportasi yang aman, dapat diandalkan, dan dapat diakses oleh semua orang di Asia Tenggara.”

Sementara itu Ridzki dalam sambutannya mengatakan:

“Saya sangat bersemangat dengan kesempatan untuk berkolaborasi dengan tim yang luar biasa dan dinamis ini, yang telah mentransformasi lansekap transportasi publik di Indonesia. Memenuhi kebutuhan transportasi dari masyarakat Indonesia dengan menyediakan tumpangan yang paling aman selagi meningkatkan kehidupan para rekan pengemudi kami akan terus menjadi prioritas utama. Sebagai platform teknologi untuk layanan transportasi, saya percaya aplikasi GrabTaxi akan dapat mendorong Indonesia untuk maju bersama dengan seluruh tim, semua pemangku kepentingan dan masyarakat.”

Di Indonesia layanan GrabTaxi sudah beroperasi di Jakarta dan Bali. Beberapa jenis layanan juga sudah beroperasi, mulai dari pesan jasa transportasi mobil, motor hingga jasa antar barang. Sebagai sebuah layanan baru (on-demand), menyelaraskan bisnis dengan kultur yang ada di masyarakat akan menjadi tantangan besar bagi Ridzki.