Simak Kecanggihan Asus ROG GX800, Laptop Gaming Dengan Pendingin Cairan Seharga Hampir Rp 100 Juta

Seperti banyak produsen lain, Asus tidak membuang-buang waktu dan segera merangkul teknologi chip Intel Core generasi ke-7 begitu Intel resmi meluncurkannya di bulan Januari kemarin. Tapi berbeda dari para rival yang umumnya hanya melakukan refresh, Asus memberikan perhatian khusus pada satu perangkat top-end di lini Republic of Gamers mereka.

GX800 19

Meskipun diracik sebagai penerus GX700, ada banyak upgrade yang Asus bubuhkan di ROG GX800. Dan setelah pertama kali diungkap di CES 2017 (kebetulan saya sempat mencoba, namun Asus saat itu belum mendemonstrasikan kapabilitasnya), sang perusahaan asal Taiwan akhirnya membawa ROG GX800 ke Indonesia. Tingginya performa dan fitur-fitur unik di sana memang dibarengi dengan tingginya harga, Asus menyebutnya sebagai ‘notebook gaming dewa khusus untuk sultan’.

GX800 24

GX800 25

Asus ROG merupakan keluarga perangkat gaming dengan anggota terbanyak – selain hardware serta PC, ROG juga meliputi beragam gaming gear. Dan sebelum membahas GX800, di presentasi, Asus memberikan penjelasan soal positioning masing-masing seri laptop gaming ROG: Strix (diumumkan perdana berbarengan dengan GX700 tahun lalu) ditujukan untuk gamer core, seri G diramu buat mereka yang menginginkan performa high-end, lalu seri GX disiapkan bagi konsumen yang menginginkan inovasi ekstrem.

GX800 17

Terobosan ekstrem yang dibawa oleh ROG GX800 sama seperti pendahulunya: ia adalah sebuah desktop replacement yang dipadu sistem pendingin berbasis cairan. Gunanya? GX800 bisa di-overclock – upaya peningkatan kecepatan komponen PC – sehingga Anda memperoleh performa lebih tinggi dari setup standar.

GX800 15

GX800 9

Tapi sejujurnya, laptop ini bukanlah produk ‘standar’. Komposisi hardware-nya sendiri masuk ke kategori monster: GX800 menyimpan sepasang kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1080, dipasangkan dengan prosesor Intel Core i7-7820HK, lalu ada RAM DDR4 64GB, dan penyimpanan berupa tiga SSD M.2 PCIEX4 NVMe, masing-masing berkapasitas 512GB.

GX800 11

GX800 13

ROG GX800 mempunyai arahan desain hampir serupa dengan GX700. Tubuhnya dibalut pelat metalik berwarna kelabu, dikombinasikan bersama lapisan hitam di area keyboard, palm rest, dan bingkai layar. Asus bilang, rancangan bersudut dan tema asimetris di sana terinspirasi dari wujud pesawat tempur siluman. Lalu sisi depannya – dengan logo ROG menyala dan dua garis oranye, diadopsi dari baju exoskeleton Iron Man.

GX800 6

GX800 2

Karena masuk ke kategori desktop replacement, GX800 bukanlah laptop yang pas untuk Anda bawa sehari-hari. Dimensinya sangat besar (45,8×33,8×4,54-sentimeter) dan tubuhnya sangat berat (5,7-kilogram). Dan angka ini belum termasuk docking Hydro Overclocking System-nya: berukuran 35,9×41,8×13,3-sentimeter, dengan berat 4,7-kilogram. Lalu agar berjalan sempurna, Anda harus menggunakan dua adaptor sebesar batu bata. Untuk membawanya, Asus menyediakan koper khusus.

GX800 4

Walaupun sudah pernah mencoba (atau mungkin memiliki) GX700, penampilan ROG GX800 tetap sanggup mengejutkan Anda. Saat dinyalakan, pencahayaan LED Aura RGB di keyboard segera menari indah. Masing-masing tuts bisa diprogram untuk menampilkan warna berbeda, dan output-nya terlihat terang dan vivid. Ketika tombol-tombol di sana ditekan, Anda juga akan mendapatkan sensasi berbeda dari GX700.

GX800 14

GX800 1

Hal ini disebabkan oleh pemanfaatan keyboard ber-switch mekanik. Menariknya, Asus memutuskan untuk tidak mengadopsi switch third-party, malah memanfaatkan kreasi mereka sendiri: switch bernama Mechanical Tactile Advanced Gaming atau MechTAG, menyuguhkan key travel sejauh 2,5mm dengan sensasi tactile dan fitur anti-ghosting – bisa membaca input 30 tombol sekaligus. Di bagian atas, Anda juga dapat menemukan tombol macro dan shortcut.

GX800 10

Untuk layarnya, ROG GX800 menghidangkan panel Nvidia G-Sync seluas 18,4-inci beresolusi 4K. Setup tersebut tidaklah berlebihan mengingat jeroan plus fitur overclocking di sana memungkinkan GX800 sanggup menangani permainan-permainan blockbuster terbaru di resolusi UHD dengan setting visual ‘ultra‘ di 60 frame rate per detik.

GX800 8

GX800 22

Overclock mungkin merupakan istilah yang terdengar kompleks di telinga orang awam, bahkan gamer core sekalipun. Namun dengan GX800, prosesnya berlangsung sederhana dan aman. Anda hanya perlu menyambungkan laptop ke Hydro Overclocking System, kemudian menguncinya dengan menekan tuas. Selanjutnya, sambungkan dua colokan power ke masing-masing komponen, dan Anda segera bisa mengakses profile ‘Extreme’ di app Gaming Center – membuat kecepatan CPU meningkat dari 3,2GHz ke 4,2GHz, kartu grafis melesat di 1.961MHz, lalu memori video serta DDR4 dapat di dorong masing-masing ke angka 5.200MHz dan 2.800MHz.

GX800 18

GX800 5

Acara konferensi pers yang dilaksanakan Asus di Jakarta kemarin menandai tersedianya ROG GX800 di Indonesia. Harganya memang tidak main-main – Asus tidak salah saat bilang bahwa device ini cocok buat para sultan. GX800 dibanderol seharga Rp 95,5 juta. Bundel pembelian sudah termasuk Hydro Overclocking System, gaming mouse, koper, tas ransel serta antena. Kabarnya, setidaknya dua unit GX800 telah terjual…

GX800 16

GX800 23

GX800 20

GX800 21

Asus Hadirkan ROG Strix GL553 ke Indonesia, Sajikan GTX 1050 dan Intel 7th-Gen

Hadirnya GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti di laptop adalah angin segar bagi konsumen yang mendamba notebook gaming bertenaga kartu grafis anyar Nvidia di harga bersahabat. Para produsen mulai mengadopsi GPU Pascal baru itu semenjak dilangsungkannya ajang CES 2016, dan Asus mengabarkan mereka telah membawa satu produk mainstream baru ke tanah air.

Produsen hardware dan PC asal Taiwan itu mengumumkan ketersediaan Republic of Gamers Strix GL553 di Indonesia, sebuah gaming notebook bersenjata GeForce GTX 1050/1050Ti dan Intel Core generasi ke-7, menggantikan versi sebelumnya yang menyimpan Intel Skylake dan GTX 960M. Hardware tersebut dikemas dalam case khas Strix, dengan striping jingga kemerahan yang tampak kontras di latar belakang hitam.

Asus ROG Strix GL553 4

ROG Strix GL553 baru ini mengusung wujud serupa varian sebelumnya, juga menyuguhkan layar 15,6-inci. Meski belum bisa masuk ke kategori ultra-thin, perbandingan ukuran tubuh dan ketebalannya ideal, membuat notebook tetap terlihat ramping – dimensinya adalah 383x255x30mm. Menariknya lagi, sisi konektivitas Strix GL553 sangat lengkap, memastikannya tak hanya andal untuk kegiatan gaming, namun juga mendukung penyajian konten hiburan lain.

Asus ROG Strix GL553 3

Laptop ini memanfaatkan arahan desain bersudut dan tema asimetris, dapat dilihat dari lekukan-lekukan di area palm rest, penempatan touchpad yang sedikit menjorok ke kiri, serta tombol di papan ketik – terutama spasi. Keyboard tersebut menyimpan LED berwarna merah, menyajikan key travel sejauh 2,5-milimeter dan mempunyai tekstur ala karet agar terasa lembut ketika jari Anda menyentuhnya.

Asus ROG Strix GL553 2

Layarnya menggunakan jenis IPS dengan viewing-angle 178 derajat dan resolusi full-HD. Panel tersebut dijanjikan memiliki rasio kontras dan konsistensi warna yang baik, sehingga tidak ada perubahan warna sewaktu Anda melihatnya dari posisi ekstrem. Selanjutnya, Asus memilih jenis finishing matte demi meminimalisir pantulan. Untuk mendukung sisi hiburan multimedia, Asus menyematkan speaker Bang & Olufsen ICEpower serta menyediakan optical disk drive Blu-ray.

Asus ROG Strix GL553 1

Ada dua varian ROG Strix GL553, yakni GL553VE dan GL553VD. Perbedaan di antara mereka terletak pada konfigurasi kartu grafis, storage dan kapasitas RAM, tapi selain itu mereka berdua tetap identik. GL553VE menyuguhkan GPU GeForce GTX 1050 Ti, RAM 16GB dan penyimpanan SSD 256 plus hard drive 1TB; sedangkan GL553VD menghidangkan GeForce GTX 1050 RAM 8GB dengan SSD 128GB serta hard disk 1TB. Keduanya diotaki oleh prosesor Intel Core i7-770HQ.

Asus ROG Strix GL553 sudah bisa Anda miliki, masing-masing model dijajakan di harga Rp 20,3 juta dan 18,8 juta.

Asus ROG XG Station 2 Sulap Laptop Biasa Jadi Device VR Ready

Fleksibilitas dalam menentukan komponen adalah satu alasan mengapa PC dipilih jutaan orang sebagai perangkat gaming, pendukung kegiatan olah data berat hingga buat menjalankan VR. Tapi meskipun mengusung hardware hampir serupa, penerapan upgrade hardware di notebook jauh lebih kompleks. Itu sebabnya banyak produsen memutuskan untuk menyediakan solusi eksternal.

Setelah Asus memperkenalkan docking multimedia penambah performa grafis pertama di tahun 2007, arahan ini akhirnya diimplementasikan di Republic of Gamers. Minggu ini, Asus mengumumkan XG Station generasi 2, sebuah docking yang mampu mendongkrak kinerja laptop ataupun PC all-in-one biasa sehingga sanggup menangani game-game bergrafis berat, bahkan bisa menyulapnya jadi perangkat VR Ready.

Asus ROG XG Station 2 2

Mirip Razer Core, ROG XG Station 2 merupakan rumah bagi kartu grafis discrete. Agar sesuai dengan tema perangkat ROG lainnya, docking ini mengangkat tema desain ‘kuil Maya’ khas berwarna hitam. Device mirip G20, namun wujudnya lebih pendek dan lebar, berdimensi 45,6×15,8×27,8cm. Buat melengkapi aspek penampilannya, XG Station 2 juga dibekali sistem pencahayaan RGB Aura Sync. dan ‘tabung plasma’ di sana bisa Anda konfigurasi.

Asus ROG XG Station 2 3

Selain menginjeksi tenaga ekstra, XG Station 2 juga menyempurnakan aspek konektivitas fisik PC Anda. Di sisi belakang, Anda bisa menemukan empat buah port USB 3.0, Gigabit Ethernet, konektor USB type-B, HDMI, DVI, serta koneksi Thunderbolt 3 via USB type-C. Lalu agar menunjang kartu-kartu grafis high-end, docking turut dilengkapi unit pemasok tenaga 600-Watt bersertifikasi 80 Plus Gold.

Asus ROG XG Station 2 4

ROG XG Station 2 mendukung GPU racikan Nvidia maupun AMD – seri GeForce GTX 1000, GTX 900, Radeon R9 atau Radeon RX; beserta pendingin dengan lebar maksimal 2,5-slot. Pemakaiannya juga sangat mudah, Anda hanya tinggal mencolokkan satu kabel dari docking ke PC. Lalu berkat tersedianya port USB type-B, Anda bahkan bisa mendorong tingkatan performanya lagi, hingga 10 persen dari kinerja maksimal GPU.

Uniknya lagi, Asus juga membuat proses pengoperasiannya lebih praktis dengan memungkinkan Anda mencolok dan melepas connector tanpa perlu mematikan atau me-restart sistem. Sang produsen Taiwan itu bilang, secara teori XG Station 2 dapat kompatibel ke semua PC, tapi besar peluang jadi bottleneck jika user menyambungkannya ke komputer ber-hardware lawas.

Oleh sebab itu, buat sekarang Asus hanya merekomendasikan beberapa tipe saja, di antaranya: ROG G701VI, ROG GL502VM, ROG GL702VM, Transformer T303UA dan Transformer305CA.

Asus belum menginformasikan harga dari ROG XG Station 2, kabarnya docking tersebut akan mulai tersedia secara global di awal 2017.

Sumber: Asus.

Asus ROG G11 Dapatkan Upgrade Nvidia GeForce GTX Seri 10, Kini Sudah VR Ready

Sudah beredar cukup lama di pasar, Asus Republic of Gamers G11 ialah bukti bahwa perangkat gaming tidak selalu menuntut Anda mengeluarkan seluruh isi dompet ataupun memaksa Anda mempelajari dulu cara kerja hardware PC. Untuk sebuah produk ROG dengan spesifikasi mumpuni, G11 dijajakan di kisaran harga yang masuk akal – mulai dari US$ 800 saja.

Namun seperti perangkat ROG lain, dimulainya era Pascal tentu memacu sang produsen hardware asal Taiwan itu untuk memperbarui perangkat gaming mereka. Dan ada kabar baik bagi Anda yang sedang mengincar device ROG terjangkau, Asus belum lama meng-upgrade G11 dengan GPU-GPU anyar Nvidia, memperkenalkan tiga tipe baru yaitu G11CD-EH51-GTX1060, G11CD-WB51-GTX1070, dan G11CD-DB72-GTX1080.

Asus ROG G11 2

Nama-namanya memang panjang dan mungkin sukar diingat, tapi di sana Anda tidak akan kesulitan melihat versi kartu grafis yang mentenagai mereka. Dengan kehadiran GTX seri 10, G11 kini ‘resmi’ mengusung titel VR Ready; menjanjikan pengalaman virtual reality next-gen, kemudahan plug-and-play, dan level latency super-rendah. PC sudah pasti memperoleh dukungan penuh dari Nvidia VRWorks.

Ketiga G11 anyar tetap disertai penampilan serupa pendahulunya. Asus mendeskripsikannya sebagai desain luar angkasa yang dipadu elemen-elemen suku Maya. Perangkat ini adalah PC mid-tower berdimensi 176x440x422-milimeter, dihias rangkaian LED di empat area, menyajikan keleluasaan kustomisasi dengan delapan juta warna dan efek pencayahaan berbeda. Buat mengatasi panas, Asus menyediakan delapan ventilasi: lubang di samping untuk fokus pada CPU, lalu ventilasi di depan ialah tempat udara masuk.

Asus ROG G11 1

G11CD-EH51-GTX1060 merupakan varian Pascal paling ekonomis, dibekali GPU GTX 1060, Intel Core i5-6400, RAM DDR4-2133 8GB, penyimpanan berbasis hard disk sebesar 1TB dan unit power supply 500W. Spesifikasi tersebut telah berada di batas optimal buat menopang Vive maupun Rift. Tapi jika masih belum puas, silakan pilih G11CD-WB51-GTX1070. Setup komponen hampir identik seperti versi GTX 1060, hanya saja ia dipersenjatai GeForce GTX 1070. Masing-masing G11 dijajakan di harga US$ 1.000 dan US$ 1.200.

Model G11CD-DB72-GTX1080 sendiri adalah ROG G11 pamungkas Asus. Ditawarkan di harga US$ 1.800, sang produsen tidak mau main-main dengan komposisi hardware-nya: membenamkan prosesor Intel Core i7-6700, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1080, RAM DDR4 16GB, serta penyimpanan SSD 512GB dan hard disk 1TB.

Asus ROG G11 3

Mereka semua dibundel bersama aplikasi monitoring Aegis II, GameAlive buat memudahkan proses perekaman serta editing sesi gaming, dan ada teknologi audio SonicMaster. Versi refresh G11 ini rencananya akan tersedia di awal bulan November 2016.

Sumber: Asus.

Asus Perkenalkan Laptop Gaming ROG Strix 17-Inci yang Ramping, Stylish dan Bertenaga

Sudah satu dekade berlalu setelah Asus memperkenalkan Republic of Gamers, dan kini ia diakui sebagai salah satu nama terbesar di segmen gaming. Tapi ROG bukanlah satu-satunya brand gaming sang produsen Taiwan, mereka juga mempunyai Strix, produknya meliputi periferal sampai kartu grafis. Dan di bulan April, muncullah notebook yang mengusung kedua brand.

Notebook ROG Strix berpedoman pada arahan desain keluarga Strix. Ketika pada ROG biasa, Asus sama sekali tidak segan-segan bereksperimen, ROG Strix dirancang dalam wujud ramping dan stylish tanpa mengorbankan performa. Bulan Agustus lalu mungkin Anda telah mendengar rencana Asus meng-upgrade deretan laptop gaming mereka dengan Nvidia GTX seri 10, salah satunya ialah ROG Strix GL502. Dan kali ini, Asus menyingkap varian 17-incinya, dinamai ROG Strix GL702VM.

Asus ROG Strix GL702VM 3

Dari perspektif desain, ROG Strix GL702VM hampir identik dengan GL502, namun dibekali panel lebih luas. Efeknya adalah device terlihat tipis karena Asus mampu menjaga ketebalannya di angka 24.7-milimeter. Tambahan lebar memang mengurangi level mobilitas GL702VM, tapi Asus mengklaim notebook ini tetap ultra-portable, mudah diselipkan dalam tas, serta tidak terlalu membebani punggung karena bobotnya hanya 2.7kg – sempurna untuk event LAN party.

Tentu saja Asus mendandai GL702VM dengan penampilan khas ROG Strix: warna oranye terang menggantikan merah, diterapkan pada LED di punggung laptop, huruf-huruf di keyboard, sampai key-cap WASD.

Asus ROG Strix GL702VM 2

Anda dihidangkan layar 17-3-inci anti-glare dengan teknologi Nvidia G-Sync dan NTSC 72 persen. Panel tersebut merupakan salah satu keunggulan laptop karena berapapun frame rate yang Anda dapatkan, G-Sync memastikan visual game tetap terhidang nyaman, tanpa tearing maupun stuttering. Seperti model GL702, konsumen ditawarkan pilihan display beresolusi 3840X2160 atau full-HD 1920×1080.

Asus ROG Strix GL702VM 1

ROG Strix GL702VM dipersenjatai dua tipe prosesor, yakni Intel Core i5-6300HQ atau i7-6700HQ, dengan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060, RAM DDR4 32GB, penyimpanan SSD 128GB/256GB/512GB plus hard drive 1TB, dan ada baterai 76WHrs build-in di dalam. Terdapat tiga kipas dan dua heat pipe demi menjaga sistem selalu sejuk – satu unit ‘boost‘ diletakkan di atas GTX 1060 agar tetap berjalan optimal meski dibebani tugas berat.

Produk sudah bisa dipesan melalui Amazon dan Newegg. Versi i7 dengan RAM 16GB-nya dibanderol seharga mulai dari US$ 1.400. Kabarnya, proses distribusi Asus ROG Strix GL702VM akan dilakukan di akhir minggu ini.

Sumber: Asus.

 

Laptop-Laptop Gaming Terbaik yang Bisa Anda Miliki Sekarang

Gagasan laptop gaming memang ditentang gamer PC puritan. Menurut mereka, buat apa mengeluarkan uang begitu besar jika Anda bisa memperoleh performa jauh lebih tinggi di harga yang lebih murah. Namun semakin canggihnya teknologi hardware membuat fungsi gaming notebook kian meluas. Kini mereka lebih portable, mendukung beragam kegiatan produktif, bahkan sanggup menangani VR.

Ada banyak sekali laptop gaming dari para produsen lokal maupun global tersedia di pasar saat ini. Tapi Anda tak perlu bingung, saya sudah merangkum beberapa model yang patut mendapatkan perhatian karena mereka boleh dibilang merupakan varian terbaik di kelasnya:

6. Asus ROG GL502VT Strix

Gaming Notebook List 1

Di kelas ukuran layar terpopuler, ROG GL502VT Strix dari Asus merupakan penawaran menarik. Ia cukup mungil (berketebalan 23,5mm) dan ringan (2,2kg) untuk Anda bawa sehari-hari, namun menyimpan susunan komponen mumpuni buat menangani permainan-permainan blockbuster anyar: prosesor Intel Skylake Core i7-6700HQ, RAM DDR4 16GB, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, dan penyimpanan SSD 256GB serta HDD 1TB.
Beli di Blibli, harga Rp 26 juta.

5. Acer Predator 17

Gaming Notebook List 2

Setelah vakum cukup lama, brand Acer Predator kembali dengan line-up tangguh yang mengusik ketenangan para rival. Predator 17 ialah andalan Acer di kelas 17-inci, dan meski belum mengusung sertifikasi ‘VR Ready’ seperti varian 17 X, permainan-permainan baru dipastikan berjalan mulus di sistem berprosesor Intel Core i7-6700HQ dipadu GPU GeForce GTX 970M ini. Hardware lainnya meliputi RAM DDR4 16GB, serta storage SSD 256GB dan HDD 1TB.
Beli di Bhinneka, harga Rp 30 juta.

4. Xenom Hercules HC17S G-Sync

Gaming Notebook List 3

Diramu oleh talenta nusantara, Hercules adalah salah satu notebook  gaming high-end terbaik yang dapat Anda beli. Di tubuh dengan layar 17-incinya tersimpan kartu grafis desktop Nvidia GeForce GTX 980, ditemani Intel Core i7-6700K, RAM DDR4 16GB, dan storage SSD M.2 256GB plus HDD 1TB. Selain tidak kesulitan suguhkan VR, panel 1080p di sana telah dibekali teknologi G-Sync, memastikan pengalaman gaming super-mulus.
Beli di Blibli, harga Rp 54,4 juta.

3. MSI GT72S 6QF Dominator Pro G Dragon Edition

Gaming Notebook List 4

Ketika uang tak jadi masalah dan Anda ingin sesuatu yang istimewa, GT72S Dominator Pro G Dragon Edition ialah jawabannya. Bagian punggung berwarna merah dengan ilustrasi khas sudah pasti akan menarik perhatian siapapun. Lalu berkat kombinasi GPU desktop GeForce GTX 980, prosesor Intel Core i7-6820HK serta RAM DDR4 16GB, Anda bisa menikmati konten VR terbaik via Oculus Rift maupun HTC Vive, kapan pun dan di mana pun.
Beli di Bhinneka, harga Rp 50 juta.

2. Xenom Shiva SV15S

Gaming Notebook List 5

Terbatasnya modal tidak menutup kemungkinan untuk memiliki laptop gaming canggih, hanya saja Anda perlu mencarinya di ‘tempat yang tepat’. Lupakan produk-produk asing, Xenom punya solusinya berupa perangkat bernama Shiva. GeForce GTX 960M di sana cukup ampuh buat menjalankan game-game baru, dengan sedikit penyesuaian pada setting grafis. Komponen lain sama sekali tidak mengecewakan: ada Intel Core i7-6700HQ, RAM DDR3L 8GB, penyimpanan SSD 256GB dan HDD 1TB.
Beli di Blibli, harga Rp 18 juta.

1. MSI GS40 6QE Phantom

Gaming Notebook List 6

Jika alasan Anda membeli notebook  gaming adalah mencari titik keseimbangan teroptimal antara mobilitas dan performa, maka GS40 dijamin memenuhi dua kriteria itu. Di review, saya tidak segan-segan bilang bahwa GS40 6QE Phantom merupakan gaming laptop terbaik di segmen 14-inci. Desain tubuhnya yang kecil membuat notebook sangat mudah dibawa-bawa, tapi di dalam, ia menyimpan spesifikasi monster – tak kesulitan melahap judul-judul game terbaru.
Beli di Lazada, harga 23,2 juta.

Asus Singkap Rencana Untuk Hadirkan Gaming PC Futuristis ROG GT51CA ke Indonesia

Setelah dua pemain besar di ranah grafis akhirnya mengungkap deretan GPU mereka, kini tinggal para produsen hardware saling adu balap menciptakan produk canggih serta melakukan refresh komponen terhadap device yang masih dipasarkan. Asus sendiri tidak membuang banyak waktu, segera melangsungkan acara gathering kecil selepas masa liburan.

Di sini, sang perusahaan teknologi asal Taiwan itu tidak melangsungkan peluncuran besar-besaran seperti biasa, hanya menginformasikan agenda jangka pendek serta men-tease satu device anyar di keluarga Republic of Gamers, ditujukan bagi konsumen ‘tradisional’ yang masih menganggap PC desktop sebagai medium gaming terbaik. Sempat dipamerkan di Computex 2016, Asus menyingkap rencana untuk membawa ROG GT51CA ke Indonesia.

Asus ROG Gathering 10

Sebelum membahasnya lebih jauh, ada satu kabar buruk: unit demo ROG GT51CA yang seharusnya dipamerkan di acara itu masih tertahan di Bea Cukai. Jadi Asus hanya bisa memberikan presentasi mengenai fitur dan performa hardware, tapi tidak ada sesi hands-on serta demonstrasi.

Asus ROG Gathering 9

Desktop gaming ROG memang terkenal dengan penampilan uniknya, dan GT51CA sama sekali tidak mengecewakan jika Anda menginginkan desain yang futuristis serta agresif. Sekalias, bagian depannya mengingatkan saya pada robot Decepticon. Kesan ini diperkuat oleh sepasang lampu LED berwarna merah mirip mata, dan area ‘mulut’ asimetris ala turbin pesawat tempur.

Asus ROG Gathering 11

Wujud tubuhnya terinspirasi dari prinsip aerodinamis, terdiri atas rangkaian poligon. Di sisi samping, terdapat jendela buat memudahkan kita mengintip hardware di dalam. Asus menyediakan sistem pengelolaan kabel sehingga jeroan PC Anda terlihat rapi. Besarnya perhatian Asus terhadap desain membuahkan hasil membanggakan, GT51CA merupakan penerima penghargaan CES Innovation Awards 2016 dan memenangkan iF Design Award 2016.

Asus ROG Gathering 12

GT51CA turut membawa kabar gembira bagi Anda yang gemar mengutak-atik. PC ini menawarkan keleluasaan kustomisasi efek pencahayaan di casing, dari mulai logo khas ROG, air in-take ‘turbin jet’, serta striping – dengan pilihan sebanyak delapan juta warna. Satu lagi: saat mode overclock diaktifkan, pola pencahayaan akan berubah lebih dramatis. PC mengusung lighting ‘Aura’ di mana efek LED tak cuma terbatas di luar, namun juga tersinkronisasi ke LED di motherboard.

Asus ROG Gathering 1

Melihat wujudnya secara keseluruhan, Asus TOG GT51CA memang kurang cocok bagi ruang gaming berukuran kecil. Dimensi desktop gaming tersebut cukup besar, yaitu 262,17×599,5×582,88-milimeter, dan mempunyai bobot 23-kilogram.

Buat mempermudah user, Asus mencantumkan port-port penting di bagian depan PC, di antaranya tiga USB 3.0, sebuah port USB type-C, dan sepasang port audio in/out. Selain sajikan kecepatan transfer hingga 10Gbps, USB type-C juga mendukung fitur Quick Charging. Oh, port audio di sana bukan tipe biasa, Asus tak lupa membubuhkan chip DAC dan amplifier ESS Sabre.

Asus ROG Gathering 2

Beralih ke performa hardware, Asus mempersenjatai ROG GT51 mereka dengan CPU Intel Core generasi ke-6 (i7-6700K) yang sudah dimodifikasi sehingga performanya lebih kencang sekitar 14 persen dari varian standar. Produsen kemudian menambahkan fitur Turbo Gear, yaitu kemudahan overclock via satu tombol, mendongkrak CPU hingga 4,6GHz tanpa perlu reboot. Buat solusi panas, Asus telah menyiapkan Hydro Overclocking System.

Asus ROG Gathering 3
Produk-produk lain yang dipamerkan di ROG Store Mangga Dua.

Representasi Asus sempat menjelaskan sistem pendingin yang dipakai di GT51: solusi mereka ialah memisah zona panas. CPU ditangani oleh pendingin berbasis cairan, GPU diberikan saluran udara sendiri, lalu unit power supply di bawah juga mempunyai ruang sirkulasi terisolasi. Asus mengklaim, metode tersebut bisa mengurangi temperatur sistem sampai 31 persen.

Asus ROG Gathering 4
Asus ROG ‘Dream Machine’ dengan casing yang bisa dibuka-tutup secara otomatis.

Di dapur pacu grafis, Asus menyiapkan opsi dual GPU Nvidia GeForce GTX Titan X (12GB GDDR5) atau sepasang GTX 980 (4GB GDDR5) via SLI. Menjawab pertanyaan saya, ke depan akan ada pilihan GTX seri 1000, tetapi tidak ada rencana buat menghadirkan GPU Radeon.

Asus ROG Gathering 7
Sistem water-cooling dari GX700.
Asus ROG Gathering 8
Asus ROG GX700.

Menopang kedua komponen di atas, Asus membekali ROG GT61CA dengan memori RAM 16GB atau 64GB, penyimpanan SSD M.2 Gen 3 x4 (RAID 0) plus hard drive 2TB atau SSD 256GB SATA 3 256GB ditambah hard disk 1TB (tersedia konfigurasi HDD sampai 3TB dan SSD hingga 512GB), ditenagai oleh power supply 700- atau 500-Watt.

Keunikan lain ROG GT51 adalah kehadiran aksesori wearable ROG Band. Dengan mengenakan device tersebut layaknya smartband, sistem baru akan mengizinkan Anda mengakses data-data personal dalam GT51CA, atau dapat juga digunakan untuk mengaktifkan mode overclocking.

Asus ROG Gathering 13
ROG Band.

Berbicara harga, ROG GT51CA memang merupakan barang premium. Ada dua varian yang masuk ke Indonesia, tipe ‘entrylevel‘ dibanderol Rp 33,4 juta, sedangkan model ‘topend‘ ditawarkan seharga Rp 80,4 juta. Produk kabarnya akan tersedia pada bulan Agustus nanti.

Asus Ungkap ROG Avalon, Konsep PC Modular Tanpa Kabel

Masih ingat dengan Project Christine, konsep PC modular rancangan Razer? Konsep tersebut memang masih belum terwujudkan hingga sekarang, dan Razer sendiri sepertinya merasa ragu untuk meneruskannya. Namun kita sebagai konsumen tidak perlu khawatir, karena Asus baru-baru ini juga mengumumkan konsep serupa.

Dipamerkan di ajang Computex 2016, perangkat bernama ROG Avalon ini bisa dibilang sebagai Project Christine dengan pendekatan yang lebih konvensional. Misinya sama, yakni mempermudah proses perakitan beragam komponen PC. Namun kalau Christine menempatkan semua komponen di luar, Avalon masih mengemas semua komponen yang dibutuhkan di dalamnya.

Lalu apa yang membuat Avalon lebih unik ketimbang casing PC pada umumnya? Yang paling utama, Anda tak akan menjumpai kabel-kabel yang mengular di dalamnya. Semua komponen tersambung ke motherboard lewat konektor khusus yang bisa dilepas-pasang dengan mudah – mungkin saja masih ada kabel di dalam Avalon, tapi nampaknya Asus berhasil menyembunyikan semuanya dengan baik.

Motherboard dijadikan satu bagian dengan casing dalam ROG Avalon / Asus
Motherboard dijadikan satu bagian dengan casing dalam ROG Avalon / Asus

Pada kenyataannya, rancangan seperti ini berhasil dicapai karena Asus merancang casing bersamaan dengan motherboard. Dengan kata lain, motherboard-nya merupakan satu bagian dengan casing. Hal ini pun membuat Asus bisa bereksperimen dengan rancangan modular secara lebih mudah.

Komponen seperti SSD atau HDD bisa diselipkan dengan mudah di sederet ‘laci’ yang ada pada bagian depan Avalon. Di bagian sisinya, terdapat ruang khusus untuk dihuni oleh kartu grafis. Penempatan seperti ini secara langsung berdampak pada aliran udara yang lebih lancar, yang berarti kartu grafis bisa bekerja dalam suhu yang lebih adem.

Terakhir, deretan port yang biasa kita jumpai di bagian belakang PC sangatlah berbeda di Avalon. Portport ini dikemas dalam satu modul yang bisa dilepas-pasang. Premisnya adalah, Anda bisa menggunakan modul I/O yang berbeda untuk kegiatan tertentu, seperti VR gaming atau mode home theater.

Modul I/O di bagian belakang ROG Avalon bisa diganti sesuai kebutuhan / Asus
Modul I/O di bagian belakang ROG Avalon bisa diganti sesuai kebutuhan / Asus

Secara keseluruhan, ROG Avalon mungkin terdengar kalah canggih dibanding Project Christine. Akan tetapi hal ini juga berarti kemungkinannya terealisasi lebih besar. Asus sendiri masih belum mengungkapkan kapan kira-kira Avalon bakal dirilis, namun sejauh ini mereka sudah punya prototipe yang fungsional – satu hal yang tak dimiliki Razer dengan Project Christine.

Tidak percaya? Simak video hands-on yang diunggah oleh akun 4Gamers TangBao di bawah ini.

Sumber: Asus.

Mouse Asus ROG Spatha Diramu Untuk Bantu Anda Taklukkan Game MMO

Di CES 2016 bulan Januari lalu, Asus melengkapi deretan gaming gear mereka dengan memperkenalkan sejumlah periferal baru. Mereka meliputi keyboard Republic of Gamers Claymore, mouse ROG Spatha, serta headphone ROG 7.1. Saat itu detail mengenai produk tersebut masih terbilang minim, dan memang belum lama Asus menyingkap informasinya lebih lengkap.

Di artikel ini, kita akan mengulik ROG Spatha, mouse gaming yang Asus sengaja ramu untuk menjadi periferal spesialis permainan massively multiplayer online, biasa disingkat MMO. Ia merupakan salah satu gear high-end produsen asal Taiwan itu. Asus tak menganggapnya sebagai mouse biasa, melainkan ‘simbol status bahwa Anda serius’, dirancang agar segala fungsi game berada di genggaman Anda.

ROG Spatha 2
Tampilan atas ROG Spatha.

Asus ROG Spatha mengusung arahan desain ergonomis, bukan ambidextrous, sehingga ia kurang cocok digunakan gamer kidal – terutama bagi mereka yang memakai mouse di tangan kiri. Namun bagi mayoritas, Spatha berpeluang besar untuk jadi periferal favorit. Chassis-mya terbuat dari logam magnesium, sisi-sisinya dipisahkan garis tebal, dan ada tiga zona lampu LED terpisah.

Desain tersebut bukan sekedar pemanis penampilan. Tombol sebelah kanan lebih panjang karena umumnya ukuran jari tengah kita lebih panjang dari telunjuk, lalu pola ‘kuil suku Maya’ di sisi samping dibubuhkan di sana demi menjaga cengkeraman tetap mantap meski Anda memiliki telapak tangan yang besar. Spatha juga cocok untuk dua tipe pemakaian mouse, yaitu palm atau claw grip.

Switch Omron di dalam memastikan ROG Spatha tetap berfungsi normal hingga 20 juta kali klik. Ia menyuguhkan total 12 tombol yang bisa dikustomisasi, termasuk enam thumb button. Soket switch-nya upgradable sehingga Anda dimudahkan mengkustomisasi ‘feel‘ dari mouse tersebut. Spatha dapat dipakai sebagai mouse wired ataupun wireless, menyuguhkan sensor laser 8.200dpi, mampu mendeteksi kecepatan 150-inci per detik dan akselerasi 30g.

ROG Spatha
Bundel pembelian ROG Spatha.

Ada sedikit perbedaan polling rate antara mode kabel (via iUSB 2.0) dan wireless, masing di 2.000Hz dan 1.000Hz. Asus ROG Spatha mengusung koneksi berkecepatan 2,4GHz untuk berkomunikasi dengan PC, sehingga level latency-nya minimal. Mouse dibundel bersama dua tipe kabel – kabel karet 1-meter serta braided sepanjang 2-meter. Warna dan pola lampu LED, serta fungsi tombol dapat Anda konfigurasi melalui software ROG Armory, tersedia berupa download.

Menarik bukan? Sayangnya meskipun Asus telah memublikasikan press release di awal minggu ini, mereka belum memberi tahu harga serta kapan ROG Spatha tersedia di Indonesia.

Sumber: Asus.com.

Indonesia Menjadi Tempat Peluncuran Perdana Asus ROG Strix GL502

Diambil dari bahasa Latin burung hantu, Strix adalah brand gaming gear yang pernah Asus perkenalkan. Dengan memafaatkan deretan produk Strix – berupa headset, mouse, keyboard sampai kartu grafis, sang perusahaan Taiwan itu ingin gamer memperoleh segala keunggulan dalam ber-gaming. Namun sepertinya, Asus tidak mau membatasi Strix pada periferal dan komponen saja.

Dalam acara pendaratan ROG GX700 di Indonesia, Asus turut memberikan satu kejutan. Mereka memperkenalkan Republic of Gamers GL502, notebook gaming pertama di seri ROG Strix. Pengumuman ini dilakukan pertama kali di dunia, sebagai sebuah ‘keseriusan memperkuat posisi mereka di segmen gaming‘. Pertanyaannya: jika ROG sudah sangat sukses, lalu untuk siapa ROG Strix dibuat?

ROG Strix GL502 02

ROG Strix GL502 06

Di press release, Asus mendeskripsikannya sebagai perangkat gaming kelas elit, menawarkan performa tinggi khas ROG, beserta teknologi inovatif dan kualitas jempolan. Rancangan GL502 diramu supaya lebih dinamis, dihadirkan dengan penampilan sedikit berbeda dan warna lebih cerah. Kata Asus, GL502 difokuskan pada aspek kecepatan dan mobilitas tinggi.

Desain Strix GL502 cukup kontras dibanding wujud kebanyakan notebook gaming ROG, terutama di kelas menengah. Ia mempunyai spesifikasi display hampir serupa ROG G501JW, yaitu panel 15,6-inci beresolusi ultra-HD 3840×2160. Di belakang layar terdapat sepasang ‘mata’ dan logo ROG LED. Kemudian di area keyboard, warna oranye tampak menggantikan merah, diaplikasikan pada huruf, garis pembatas touchpad, lampu indikator, serta tombol WASD.

ROG Strix GL502 03

ROG Strix GL502 04

Tapi saat orang masih mempertanyakan apakah GTX 960M di G501JW sanggup menjalankan game di 4K, Asus membekali Strix GL502 dengan opsi kartu grafis GTX 970M atau GTX 980M. Komponen canggih ini berhasil dibenamkan dalam tubuh aluminium-plastik yang ramping. Strix GL502 berdimensi 39×26,6×3,01-sentimeter dan memiliki bobot hanya 2,2-kilogram.

Ukuran ini memberikan ruang cukup besar bagi Asus untuk membubuhkan keyboard chiclet full-size ber-key travel 1,6mm serta sistem pendingin Hyper Cool ‘duo-copper‘ yang diposisikan di CPU dan GPU.

ROG Strix GL502 05

Intel turut memberikan andil dalam penyusunan hardware. Anda disuguhkan prosesor Core i7-6700HQ, dipadu RAM DDR4 2133MHz (16 atau 32GB), serta penyimpanan SSD PCIE (256/512GB) dan hard disk 1TB. Konektivitasnya meliputi tiga buah port USB 3.0, satu USB 31 type-C, HDMI, mini DisplayPort, card reader 3-in-1, Wi-Fi dan Bluetooth.

Dua tipe ROG Strix GL502 ditawarkan seharga Rp 25,3 juta (GTX 970M) dan Rp 32,3 juta (GTX 980M).