JBL Link View Adalah Smart Speaker Google Assistant Pertama yang Dibekali Layar Sentuh Interaktif

Masih ingat dengan Amazon Echo Show? Berbeda dari smart speaker lain yang dibekali integrasi Alexa, Echo Show sangat unik karena ia juga mengemas sebuah layar sentuh interaktif. Bagaimana dengan platform sebelah? Apakah Google dan mitra-mitranya tidak tertarik mengembangkan produk serupa?

Tentu saja mereka tertarik. Salah satu yang pertama datang dari anak perusahaan Harman. Dinamai JBL Link View, ia menjadi jawaban atas permintaan konsumen yang mendambakan fungsionalitas Echo Show, tapi lebih percaya dengan Google Assistant.

Penampilannya sepintas tampak mirip seperti speaker Bluetooth pada umumnya, akan tetapi bagian depannya dihuni oleh sebuah layar sentuh berukuran 8 inci, lalu di atasnya bermukim sebuah kamera 5 megapixel untuk keperluan video calling. Dimensinya terbilang ringkas, hanya 330 x 150 x 100 mm saja, dan secara keseluruhan tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Seperti speaker lain dari lini JBL Link, Link View tak cuma mengunggulkan integrasi Google Assistant saja, tapi juga fitur streaming Chromecast dan kapabilitas multi-room. Performa audionya ditunjang oleh sepasang speaker yang masing-masing berdaya 10 watt, lengkap dengan sebuah radiator pasif untuk menggelontorkan bass yang mantap.

Kalaupun Anda hanya butuh sebuah speaker wireless yang mumpuni, Link View mendukung streaming audio hingga resolusi 24-bit/96kHz. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung pada musim panas mendatang di Amerika Serikat, lalu menyusul ke depannya lagi untuk negara-negara lain. Sayang JBL belum mengungkapkan berapa harganya.

Sumber: Harman.

Selamat Datang Era Asisten

Di film “2001: A Space Odyssey”, sebuah karya masterpiece Stanley Kubrick yang dirilis tahun 1968, HAL 9000 dibuat sebagai sentient computer yang mengontrol sistem pesawat luar angkasa dan berkomunikasi dengan para krunya. Saat itu HAL dibayangkan sudah tersedia 20-30 tahun setelah film dibuat.

Di tahun 2018, utopia itu belum benar-benar terwujud. Meskipun demikian, Consumer Electronics Show 2018, salah satu showcase produk elektronik terbesar di dunia, menunjukkan bahwa arah pengembangan teknologi adalah “mengembangkan HAL yang realistis” berbasis Artificial Intelligence. Membantu kehidupan kita untuk mengatur segala perangkat rumah dan kendaraan.

Menurut pengamatan DailySocial, yang berkesempatan hadir secara langsung, logo Alexa (yang dibuat oleh Amazon) dan Google Assistant bertebaran di berbagai perangkat dan berbagai merk, dari televisi, smart speaker, sampai perangkat dapur air fryer.

Google, meskipun tidak menunjukkan satupun produk elektronik buatan sendiri, memanfaatkan ajang ini untuk menunjuk kapabilitas Google Assistant, termasuk dalam bentuk instalasi besar yang ditempatkan di pintu utama. Google juga menempatkan tim, di semua booth yang mendukung Google Assistant, seandainya ada pengunjung yang ingin tahu lebih lanjut tentang fitur ini.

Amazon, meskipun tidak seagresif Google, telah menggandeng setidaknya 50 brand yang bisa memanfaatkan “kepintaran” Alexa.

Di luar keduanya, masih ada Siri dari Apple, Bixby dari Samsung, Clova dari LINE, dan Cortana dari Microsoft yang bermain di ranah yang sama.

Tahun 2020 menjadi tipping point

Dalam sesi keynote-nya, President dan Kepala Divisi Consumer Electronics HS Kim memberikan komitmen bahwa Samsung, saat ini produsen perangkat consumer electronics terbesar di dunia, akan menerapkan konsep IoT untuk semua produknya di tahun 2020.

Itu artinya tidak ada lagi produk elektronik di rumah yang “tidak pintar”. Semua produk akan terhubung dan asisten akan menjadi perekat yang memudahkan komunikasi antara produk satu dan lainnya. Bixby, asisten yang dikembangkan Samsung, akan menjadi “bintang” jika semuanya mulus sesuai rencana.

DSCF4235

Kehadiran konektivitas 5G, yang ditargetkan mulai tersedia tahun 2019 mendatang, menjadi katalisator penting. Seharusnya tidak ada lagi penghalang di jalan tol bebas hambatan 5G untuk menghubungkan televisi, kulkas, mesin cuci, kamera pengintai, AC, hingga mobil kita.

Kerentanan teknologi

Tentu saja tidak ada teknologi yang tanpa celah. Isu BlueBorne atau Dolphin Attack adalah dua hal awal yang bisa digunakan untuk meng-exploit teknologi seperti ini. Dengan semakin banyaknya pemanfaatan asisten di berbagai perangkat, diyakini akan semakin banyak serangan yang terjadi.

Jika kita sudah “pusing” seandainya sebuah perangkat komputer yang kita miliki terkena hack atau virus, apa yang terjadi jika seluruh perangkat elektronik di rumah dikuasai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab?

Suatu utopia lain adalah seandainya asisten menjadi terlalu pintar dan justru malah memiliki pikiran tersendiri. Di film 2001: A Space Odyssey, HAL berubah menjadi tokoh antagonis utama karena merasa terancam dengan potensi pemutusan daya karena adanya malfungsi. Sebagai asisten, manusia haruslah tetap menjadi pengontrol utama setiap kegiatannya.

Asus Lyra Voice Adalah Router Wi-Fi Sekaligus Smart Speaker Berbasis Alexa

Tidak bisa dipungkiri, smart speaker adalah kategori yang sangat mendominasi CES tahun ini. Namun dari sekian banyak smart speaker, yang paling unik menurut saya datang dari Asus. Namanya Asus Lyra Voice, dan ia sebenarnya merupakan sebuah router Wi-Fi dengan teknologi mesh networking.

Penampilannya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia berfungsi menyebarkan jaringan Wi-Fi. Performa audionya ditunjang oleh sepasang speaker berdaya 8 watt, dan Asus tak lupa menyematkan integrasi asisten virtual Amazon Alexa ke dalamnya, sehingga pengguna dapat mengoperasikannya via perintah suara.

Kehadiran Alexa berarti perangkat ini juga dapat dipakai untuk mengendalikan perangkat smart home yang kompatibel. Dukungan layanan IFTTT juga semakin memaksimalkan perannya sebagai pusat kendali ekosistem rumah pintar.

Namun jangan sekali-kali lupa bahwa Lyra Voice juga merupakan sebuah router Wi-Fi AC tri-band. Mengikuti tren terkini, pengaturan konfigurasinya tak lagi tergantung pada PC, melainkan bisa melalui aplikasi pendamping di smartphone.

Asus Lyra Trio / Asus
Asus Lyra Trio / Asus

Menemani Lyra Voice adalah Lyra Trio yang berbentuk layaknya sebuah piramid kecil. Juga mengandalkan teknologi mesh networking, perangkat ini dimaksudkan untuk memperluas jaringan Wi-Fi utama dari Lyra Voice, sekaligus menyebarkan cakupan Alexa ke lebih banyak ruangan di dalam rumah.

Keduanya dijadwalkan hadir di pasaran mulai babak pertama tahun ini juga, sayang belum ada informasi mengenai harga jualnya masing-masing.

Sumber: CNET.

Harman Kardon Allure Portable Ramaikan Pasar Smart Speaker Berintegrasi Alexa

Kalau melihat tren tahun lalu, bisa diprediksi bahwa smart speaker bakal menjadi segmen yang mendominasi ajang CES tahun ini. Pabrikan demi pabrikan terkesan semakin agresif mengintegrasikan asisten virtual ke speaker buatannya, salah satunya Harman Kardon.

Salah satu smart speaker-nya, Harman Kardon Allure, kini punya adik kecil yang lebih portable. Mengusung embel-embel “Portable”, perangkat tetap mempertahankan gaya desain khas yang ditonjolkan kakaknya, memadukan grille berbahan stainless steel dengan penutup semi-transparan di atasnya.

Di dalamnya tertanam sepasang driver 1,75 inci berdaya 20 watt, ditemani oleh dua radiator pasif untuk mengisi satu ruangan penuh dengan suara serta dentuman bass yang mantap. Selain Bluetooth, Allure Portable turut mengemas Wi-Fi untuk mengakomodasi streaming audio beresolusi setinggi 96 kHz/24 bit.

Terkait kualitas suara, kakaknya yang bertubuh lebih kekar kemungkinan besar masih lebih unggul. Namun Allure Portable juga menyimpan kelebihannya sendiri, yakni baterai rechargaeble yang bisa bertahan sampai 10 jam, sehingga perangkat bebas Anda bawa ke mana-mana jika perlu.

Sama seperti kakaknya, tentu saja yang menjadi fitur andalan di sini adalah kontrol via perintah suara berkat integrasi Amazon Alexa. Memanggil sang asisten dari kejauhan juga dimungkinkan berkat sepasang mikrofon berteknologi noise cancelling.

Rencananya Harman Kardon Allure Portable akan dipasarkan mulai musim semi tahun ini, dengan banderol $199 – hanya terpaut sedikit dari versi standarnya.

Sumber: Business Wire.

Toshiba Symbio Adalah Smart Speaker, Kamera Pengawas dan Smart Home Hub Jadi Satu

Toshiba jelas bukan nama yang asing di segmen perangkat elektronik rumahan. Pabrikan asal Jepang itu sudah sejak lama memproduksi mulai dari TV, AC sampai mesin cuci, akan tetapi di tahun 2018 ini mereka mulai menunjukkan keseriusannya menghadapi ranah smart home.

Filosofi yang mereka bawa cukup menarik. Ketimbang menawarkan beberapa perangkat terpisah, Toshiba mencoba mengemas semuanya menjadi satu. Dari situ lahirlah Symbio, sebuah perangkat yang dideskripsikan sebagai solusi rumah pintar nan multi-fungsi.

Berwujud silinder, Symbio merangkap tugas enam perangkat sekaligus: kamera pengawas, speaker pintar, pusat kendali lisan, intercom, detektor suara pintar dan smart home hub. Toshiba sejatinya ingin menyuguhkan pengalaman yang setara dengan sistem perangkat smart home yang membutuhkan instalasi profesional.

Sebagai kamera pengawas, Symbio siap merekam video 1080p dalam sudut pandang yang luas, meneruskan live stream ke ponsel sekaligus mengirimkan peringatan berdasarkan suara atau gerakan yang dideteksi. Fungsi ini turut dimaksimalkan oleh detektor suara pintar yang bertugas memonitor suara-suara keras, seperti misalnya dari detektor asap lawas, lalu mengirimkan notifikasi ke ponsel.

Toshiba Symbio

Sebagai smart speaker, Symbio siap mengakses konten dari beragam layanan streaming musik sekaligus, lalu menyuguhkannya secara apik berkat bantuan driver rancangan Onkyo. Seperti Amazon Echo, pengguna juga dapat memanggil dan berinteraksi dengan asisten virtual Alexa pada Symbio.

Fungsi intercom kedengarannya sepele, tapi pada prakteknya mampu memberikan medium komunikasi yang praktis antara Symbio dan ponsel. Terakhir, sebagai sebuah hub, Symbio mampu disambungkan dan mengendalikan beragam sensor, lampu pintar maupun perangkat-perangkat smart home lainnya.

Ajang CES 2018 tentu saja bakal menjadi panggung debut Symbio, akan tetapi Toshiba sejauh ini belum mengungkap banderol harga maupun jadwal ketersediaannya. Kita bisa menganggap ini sebagai langkah Toshiba dalam mengantisipasi tren smart speaker, hanya saja kebetulan produk rancangannya juga berfungsi sebagai kamera pengawas dan smart home hub.

Sumber: Business Wire.

Xiaomi Umumkan Smart Speaker Mungil Berbekal Integrasi Alexa

Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca sebuah artikel mengenai nama anak yang sebaiknya dihindari di tahun 2018 ini. Salah satu yang termasuk dalam daftar adalah “Alexa”, dengan alasan bahwa nama itu bakal banyak dikaitkan dengan asisten virtual besutan Amazon, yang semakin hari semakin eksis di banyak perangkat.

Bahkan pabrikan seperti Xiaomi pun baru-baru ini memutuskan untuk mengadopsi Alexa pada perangkatnya. Perangkat yang dimaksud adalah Yeelight Voice Assistant, yang secara fisik tampak sangat mirip seperti Amazon Echo Dot.

Ini bukanlah smart speaker pertama Xiaomi, namun yang pertama membawa integrasi Alexa, di samping asisten virtual besutan Xiaomi sendiri untuk model yang bakal dipasarkan secara khusus di Tiongkok. Xiaomi melihat efektivitas perannya sebagai pusat kendali perangkat smart home – untuk sekarang baru lini lampu pintar Yeelight, namun ke depannya Xiaomi menjanjikan kompatibilitas yang lebih luas.

Xiaomi Yeelight Voice Assistant

Dalam sasis mungilnya, terdapat speaker tunggal berdaya 2 watt dan enam buah mikrofon, yang dapat merespon perintah suara pengguna selama masih berada dalam radius lima meter. Perangkat diotaki prosesor quad-core dan RAM 256 MB, plus penyimpanan internal juga sebesar 256 MB. Konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth LE tentu saja tidak terlewatkan.

Xiaomi berencana memasarkan smart speaker mungil ini mulai akhir Januari di Tiongkok, dengan banderol 199 yuan (± 410 ribu), atau setara Amazon Echo Dot. Sayang jadwal pemasaran versi globalnya masih belum diungkap.

Sumber: XDA dan MIUI.

LG Garap Smart Speaker, Perkenalkan Seri ThinkQ Berbekal Google Assistant

Amazon dan Google bisa dibilang sebagai dua pemain besar di industri smart speaker. Amazon misalnya sukses menjadikan salah satu punggawanya, Echo Dot sebagai produk paling laris di antara jajaran smart speaker keluarannya selama musim liburan. Di belakang keduanya ada Samsung dan Apple yang diyakini bakal menggenjot sektor bisnis yang sama tahun depan.

Tapi, sebelum keduanya sempat melaju di lintasan, LG sudah lebih dulu injak gas dengan mengumumkan beberapa seri smart speaker salah satunya yang cukup menarik adalah LG ThinQ Speaker yang dilengkapi asisten digital pintar, Google Assistant.

Dalam rilis resminya LG mengatakan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan Google untuk memastikan speaker pintarnya mampu menghantarkan kenyamanan yang didampingi oleh asisten pintar Google Assistant di sampingnya. Berbekal teknologi ini, LG ThinkQ mampu melakukan beberapa tugas yang menjadi fungsi utamanya, seperti menyajikan kualitas audio dan juga pilihan daftar putar sesuai dengan preferensi pemiliknya. LG sendiri belum secara gamblang menjelaskan spesifikasi produk barunya ini. Ajang CES 2018 pekan depan dipastikan bakal jadi panggung utama LG untuk memamerkan kemampuan seluruh produk terbarunya.

LG ThinkQ Smart Speaker

Tapi ada satu fitur yang dibocorkan oleh LG, bahwa ThinkQ disebut dapat menjadi media penghantar perintah suara bagi sejumlah perangkat rumahan pintar yang memiliki label LG.

Kemampuan Google Assistant sendiri mencakup banyak hal. Di perangkat smartphone misalnya, ia mampu mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh pemiliknya dengan input suara, seperti membuat catatan, menjalankan aplikasi, mengirim pesan singkat, membuat panggilan, memeriksa jadwal penting seperti penerbangan, pertandingan olahraga, dan rapat yang sudah dicatat sebelumnya.

Selain ThinkQ, LG juga memperkenalkan sound bar barunya, SK10Y yang dimotori oleh teknologi Dolby Atmos, serta satu lagi produk PK series yang lebih menjonjolkan sisi mobilitas. Semua produk ini bakal dipamerkan di ajang CES 2018 pekan depan.

Sumber berita PRNewsWire.

Bekerja Sama dengan Teenage Engineering, Baidu Luncurkan Smart Speaker Berdesain Unik

Tidak mengejutkan bagi perusahaan seperti Baidu – yang memang serius mengembangkan teknologi AI – untuk terjun ke persaingan pasar smart speaker. Di Tiongkok sendiri, Alibaba sebelumnya sudah mengawali persaingan di kategori ini lewat Tmall Genie, yang dari bentuknya saja sudah kelihatan bahwa perangkat tersebut mengambil Amazon Echo dkk sebagai sumber inspirasinya.

Namun Baidu memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Dalam mendesain smart speaker-nya, mereka menggandeng Teenage Engineering, pabrikan asal Swedia yang dikenal lewat produk-produk eksentriknya, macam synthesizer Pocket Operator. Hasilnya adalah Raven H, yang sepintas lebih cocok dijadikan dekorasi ruangan dengan penampilan warna-warninya.

Baidu Raven H

Raven H melupakan gaya desain silindris atau membulat yang selama ini diadopsi hampir semua smart speaker lain. Panel teratasnya yang berlubang-lubang sebenarnya merupakan panel LED interaktif sekaligus panel kontrol berbasis sentuh, yang dapat dilepas dan dijadikan remote control jika perlu.

Di bawahnya, sederet speaker, mikrofon dan baterai menegaskan perannya sebagai perangkat audio portable. Perangkat ini menjalankan sistem DuerOS besutan Baidu sendiri, dan fungsi yang ditawarkan kurang lebih sama seperti smart speaker lain di pasaran. Nama Raven sendiri berasal dari startup AI bernama Raven Tech yang sebelumnya sudah diakuisisi oleh Baidu.

Raven R / Teenage Engineering
Raven R / Teenage Engineering

Sayangnya, seperti yang sudah bisa kita duga, Raven H hanya akan dipasarkan di Tiongkok saja, dengan banderol harga 1.699 yuan, atau sekitar 3,5 juta rupiah. Di saat yang sama, Baidu juga memperkenalkan smart speaker lain bernama Raven R, yang juga didesain bersama Teenage Engineering.

Raven R turut mengemas panel sentuh dan panel LED interaktif, tapi yang membedakannya dari Raven H adalah sebuah lengan robotik yang bisa berdansa mengikuti irama musik jika perlu, dan untuk sekarang ia masih berwujud prototipe ketimbang produk final.

Sumber: The Verge.

Ultimate Ears Luncurkan Sepasang Smart Speaker Tahan Air

Perkembangan tren smart speaker berlangsung cepat. Satu per satu pabrikan memperkenalkan speaker bertenaga asisten virtual besutannya. Yang terbaru adalah Ultimate Ears, yang dikenal sebagai produsen speaker Bluetooth tahan banting dan tahan air.

Tidak tanggung-tanggung, Ultimate Ears langsung mengungkap dua smart speaker sekaligus: Blast dan Megablast. Keduanya datang bersama integrasi Amazon Alexa, yang sejauh ini sudah menawarkan lebih dari 25.000 skill guna menjalankan berbagai macam tugas yang diinstruksikan konsumen.

Ultimate Ears Blast dan Megablast

Pada dasarnya, UE Blast dan Megablast ini merupakan versi pintar dari UE Boom dan Megaboom. Fisiknya hampir identik, dan perbedaannya tidak kelihatan secara kasat mata: Blast dan Megablast mengemas konektivitas Wi-Fi di samping Bluetooth, dan di balik grille-nya tertanam sejumlah mikrofon untuk menangkap instruksi pengguna.

Selebihnya, Blast dan Megablast mempertahankan segala kebaikan Boom dan Megaboom. Mereka siap Anda perlakukan secara kasar, dan akan tetap beroperasi meski Anda ceburkan ke dalam kolam renang (IP67).

Ultimate Ears Blast

Sebagai speaker portable, Blast menawarkan daya tahan baterai sampai 12 jam, sedangkan Megablast sampai 16 jam. Khusus Megablast, Ultimate Ears mengklaim volumenya 40 persen lebih keras ketimbang Megaboom – yang sudah termasuk sangat keras.

Apa yang Ultimate Ears lakukan sejatinya mirip seperti yang Sonos terapkan, mengambil salah satu speaker terlarisnya, lalu menyematkan integrasi asisten virtual – meski pada kasus Sonos, asisten virtual-nya ada dua sekaligus.

Ultimate Ears Blast

Dalam kesempatan yang sama, Ultimate Ears juga mengumumkan aksesori bernama Power Up untuk Blast dan Megablast. Power Up sejatinya merupakan charging dock untuk kedua smart speaker ini. Kehadirannya cukup masuk akal mengingat Blast dan Megablast dimaksudkan untuk lebih sering ditempatkan di satu titik ketimbang dibawa ke mana saja seperti Boom dan Megaboom.

Ultimate Ears Blast dan Megablast dijadwalkan masuk ke pasaran mulai akhir Oktober ini seharga masing-masing $230 dan $300. Pilihan warnanya ada enam: hitam, putih, biru, merah, hijau dan kuning. Power Up bakal dijual terpisah seharga $40.

Sumber: Logitech.

Bocoran Gambar Moto Mod Kamera Instan dan Smart Speaker Beredar

Lini Moto Z bisa dibilang merupakan eksekusi konsep smartphone modular yang cukup menarik. Meski tidak sepenuhnya modular seperti Project Ara, hal ini justru menumbuhkan sifat opsional yang berarti konsumen bebas memilih untuk membeli aksesori pendukung (Moto Mod) yang dibutuhkannya saja.

Sebagian mungkin menginginkan Moto Mod yang dapat menambah kemampuan zoom kamera ponselnya secara signifikan, sebagian lain mungkin hanya mengincar Mod berupa baterai ekstra. Di tempat lain, mungkin ada juga pengguna Moto Z yang bermimpi bisa mengubah ponselnya menjadi kamera instan.

Baru-baru ini, beredar bocoran gambar di Twitter yang menampilkan sepasang Moto Mod baru seperti yang bisa Anda lihat di atas. Tampak jelas branding “Polaroid” pada Mod yang sebelah kanan, diikuti oleh slot horizontal di bawah lubang kamera yang bisa dipastikan merupakan tempat keluarnya hasil cetakan.

Sejauh ini memang belum ada keterangan resmi, namun saya duga Mod ini memiliki cara kerja seperti kamera instan Polaroid Snap, yang memanfaatkan kertas khusus bernama ZINK agar foto dapat dicetak tanpa memerlukan tinta. Indikasi bahwa ini merupakan Mod kamera instan makin diperkuat oleh kehadiran sebuah tombol di sisi kiri bawah, yang hampir bisa dipastikan merupakan tombol shutter.

Lain ceritanya dengan Mod di sebelah kiri, yang sejatinya sempat disinggung oleh Lenovo di ajang Mobile World Congress pada bulan Februari lalu. Label “Amazon Alexa” yang tertera mengindikasikan integrasi asisten virtual pada Mod tersebut, dan saat terpasang Mod ini bakal mengubah peran ponsel menjadi smart speaker mini ala Amazon Echo Dot.

Informasi jadwal perilisan dan banderol harganya masih belum tersedia. Namun cukup masuk akal apabila Lenovo berencana memasarkan keduanya memasuki musim liburan akhir tahun ini.

Sumber: The Verge.