Qualcomm Umumkan Chipset Snapdragon 732G Mobile Platform

Qualcomm telah mengumumkan Snapdragon 732G Mobile Platform, penerus Snapdragon 730G ini dibuat pada proses fabrikasi 8nm yang sama. Namun Qualcomm meningkatkan kemampuan CPU dan GPU-nya untuk menyuguhkan pengalaman bermain game lebih baik dengan AI Engine generasi ke-4.

Soc Snapdragon 730G sendiri merupakan chipset yang banyak digunakan oleh smartphone kelas menengah seperti Samsung Galaxy A71, Xiaomi Mi Note 10 Pro, dan lainnya. Dari CPU, Snapdragon 732G mengemas prosesor octa-core. Di mana dua inti Kryo 470 high performance-nya kini memiliki clock speed 2,3GHz, pendahulunya hanya 2,2GHz. Sisanya, enam inti Kryo 470 hemat daya berjalan pada 1,8GHz.

Selain itu, performa GPU Adreno 618 meningkat sebanyak 15%. Fitur lainnya termasuk penggunaan modem LTE X15, WiFi 6, Bluetooth 5.1 dengan fitur aptX Adaptive dan TrueWireless Stereo Plus, serta teknologi pengisian daya cepat Quick Charge 4+.

Dioptimalkan untuk bermain game, Snapdragon 732G juga mendukung fitur Snapdragon Elite Gaming yang mendukung Vulkan 1.1 dan sanggup rendering kualitas HDR dan Game Jank Reducer yang secara signifikan mencegah terjadinya lag. Smartphone pertama yang akan ditenagai oleh Snapdragon 732G ialah Xiaomi Poco yang akan diluncurkan segera.

Spesifikasi lainnya, Image Signal Processor (ISP) Spectra 350 mendukung single kamera hingga resolusi 192MP dan dapat merekam video 4K UHD pada 30 fps. Didukung HDR10 dan HLG untuk menghasilkan rekaman dengan rentang dinamis tinggi, serta video slow motion 1080p pada 120fps dan 720p 240fps.

Sumber: GSMArena

Chipset Snapdragon dari Qualcomm Ternyata Punya Masalah Keamanan

Tidak dapat dipungkiri lagi, SoC Snapdragon buatan Qualcomm memang tengah menjadi pilihan nomor satu bagi konsumen di seluruh dunia. Cip ini menawarkan kinerja yang tinggi dengan tingkat pengalaman yang baik di mata penggunanya. Namun dibalik semua itu, ternyata ada beberapa masalah keamanan yang ada pada SoC Snapdragon.

Baru-baru ini, Google mengeluarkan update untuk membenahi keamanan pada perangkat dengan sistem operasi Android. Ternyata, update tersebut dilaporkan untuk membenah 400 kerentanan yang ditemukan pada cip DSP Hexagon dari Qualcomm. Cip ini nantinya bisa dikendalikan oleh para hacker dan menjadikan sebuah smartphone sebagai alat untuk memata-matai.

DSP merupakan Digital Signal Processor, sebuah prosesor yang bakal terus menyala untuk menangani permintaan real time antara penggunanya dengan firmware. Prosesor ini juga yang bakal mengurangi beban prosesor utama, membuat sebuah perangkat menjadi lebih irit daya.

qualcomm-snapdragon-845-di-indonesia-12

Pada dasarnya, lubang keamanan yang ditemukan pada DSP tersebut rentan terhadap serangan DoS (Denial of Service) atau serangan lain yang membutuhkan hak istimewa. Mereka menamakan lubang keamanan itu dengan kode CVE-2020-11201, CVE-2020-11202, CVE-2020-11206, CVE-2020-11207, CVE-2020-11208, dan CVE-2020-11209.

Nantinya para penyerang bakal memanfaatkan jaringan untuk melakukan hacking. Setelah berhasil masuk ke dalam jaringan, penyerang dapat mengendalikan perangkat yang ada untuk menjadi sebuah alat mata-mata. Bahkan, peretas bisa merusak perangkat tersebut atau malah menggunakan sebuah malware yang tidak dapat dihapus.

Jika sang peretas sudah bisa menguasai perangkat korban, mereka dapat mengakses data pribadi dengan mudah. Hal ini termasuk foto, video, lokasi GPS, dan lain sebagainya. Terakhir, peretas akan bisa mengekploitasi perangkat tersebut saat korban terbujuk untuk mengklik sebuah file yang dikirimkan. Setelah ini terjadi, maka peretas bisa mengambil apa pun, termasuk merusak firmware dari smartphone Android tersebut.

mengupas-keunggulan-chipset-qualcomm-snapdragon-636-3

Qualcomm sendiri sudah menerima laporan keamanan ini semenjak bulan Februari lalu. Mereka juga sudah mengeluarkan sebuah fix pada bulan Juni yang lalu. Namun, belum diketahui apakah para produsen smartphone sudah mengeluarkan update untuk perangkat mereka atau belum.

Celah keamanan ini juga dimiliki oleh cip lain seperti Broadcom dan Mediatek. Namun, sampai saat ini pengguna Qualcomm tampaknya lebih banyak dibandingkan dua cip lainnya tersebut. Google sendiri telah mengeluarkan fix untuk celah keamanan ini pada Security Patch Level bulan Juli 2020. Jika perangkat Anda sudah mendapatkan patch yang satu ini, berarti perangkat yang digunakan sudah aman.

Sumber: GizChina, Android

 

[Review] Xiaomi Redmi Note 9 Pro: Fitur Lengkap dengan Prosesor Kencang dan Harga yang Murah

Xiaomi lagi-lagi menggebrak pasar Indonesia dengan mengeluarkan sebuah smartphone yang memiliki harga terjangkau. Saat ini, Xiaomi sudah memiliki sang penerus dari Redmi Note 8 Pro, yaitu Redmi Note 9 Pro. Redmi Note 8 Pro sendiri cukup dikenal karena Xiaomi pada akhirnya memasukkan NFC ke dalam perangkatnya yang salah satu variannya memiliki harga tiga jutaan. Hal tersebut pun juga diteruskan pada Redmi Note 9 Pro.

Berbeda dengan seri Redmi Note 8-nya, kali ini seri Redmi Note 9 berpindah penggunaan prosesornya. Pada seri 8, versi pro menggunakan cip Mediatek dan versi non pro menggunakan Snapdragon. Pada seri 9, versi pro menggunakan cip Snapdragon dan non pro menggunakan Mediatek. Jadi bagi kalian yang ingin melakukan upgrade, jangan sampai salah ya..

Xiaomi Redmi Note 9 Pro

Redmi Note 9 Pro ini juga meneruskan apa yang menjadi visi dari Xiaomi: menyediakan perangkat terjangkau dengan spesifikasi yang tinggi. Xiaomi membekali smartphone ini dengan kamera yang memiliki resolusi hingga 64 megapiksel. Perangkat ini juga yang pertama pada kelas Redmi yang menggunakan kamera makro dengan resolusi 5 MP. Terakhir, baterai yang digunakan juga ditingkatkan menjadi 5020 mAh.

Spesifikasi Redmi Note 9 Pro yang datang ke meja pengujian tim DailySocial adalah sebagai berikut

Redmi Note 9 Pro Redmi Note 8 Pro
SoC Snapdragon 720G Mediatek Helio G90T MT6785T
CPU 2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 2×2.05 GHz Cortex-A76 & 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 618 Mali G76 MC4
RAM 8 GB 6 GB
Internal 128 GB 64/128 GB
Layar 6,67 inci IPS 2400 x 1080 Gorilla Glass 5 6,53 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5
Dimensi 165.8 x 76.7 x 8.8 mm 161.4 x 76.4 x 8.8 mm
Bobot 209 gram 200 gram
Baterai 5020 mAh 4500 mAh
Kamera 64 MP/16 MP, 8 MP Wide, 5 MP Macro, 2MP depth, 16 MP selfie 64 MP/16 MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 20 MP selfie
OS Android 10 MIUI 11 Android 9 Pie MIUI 10

Untuk spesifikasi berdasarkan CPU-Z dan AIDA64 adalah sebagai berikut

Unboxing

Saat membuka paket penjualannya, perlengkapan inilah yang bisa didapatkan didalamnya

Xiaomi Redmi Note 9 Pro - Unboxing

Desain

Hal pertama yang saya suka dari Redmi Note 9 Pro saat pertama membuka kotak penjualannya adalah desain tanpa poni. Yup, banyak yang mengatakan bahwa desain dengan notch cukup membosankan walau sekecil apa pun. Sekarang desain dari Redmi Note 9 Pro menggunakan punch hole atau lubang pada bagian tengah atas. Hal ini tentunya membawa penyegaran pada desain smartphone dari Xiaomi.

Xiaomi Redmi Note 9 Pro - Bawah

Bagian samping dari Xiaomi Redmi Note 9 Pro terasa sekali terbuat dari plastik polikarbonat. Untuk bagian belakangnya, Xiaomi sudah melapisi dengan Gorilla Glass 5 seperti pada layar di bagian depannya. Oleh karena itu, bagian belakangnya sangat ramah terhadap sidik jari sehingga mudah terlihat kotor. Saat pengujian, saya selalu menggunakan rubber case bawaan sehingga tidak terganggu dengan kotornya sidik jari.

Layar yang digunakan pada Redmi Note 9 Pro berjenis IPS dengan resolusi 2400×1080. Walaupun sudah menggunakan Gorilla Glass 5, Xiaomi juga sudah memberikan lapisan anti gores tambahan sehingga membuatnya lebih aman dari goresan. Namun tetap saja, saya masih merekomendasikan untuk memasangkan tempered glass agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Xiaomi Redmi Note 9 Pro - Sisi Kanan

Jika dilihat pada bagian belakangnya, hanya ditemukan empat buah kamera saja serta lampu LED. Untuk sensor sidik jarinya ditempatkan pada bagian kanan tergabung dengan tombol power yang terletak di bawah tombol volume. Untuk bagian kirinya terdapat slot SIM dan microSD. Pada bagian bawah terdapat port audio 3.5mm, USB-C, microphone, dan speaker.

Xiaomi juga tidak lupa menyematkan sensor infra merah pada bagian atasnya. Hal ini sudah terbukti membantu para penggunanya (khususnya saya) saat remote untuk TV dan AC rusak atau hilang. Pada bagian atas pula juga ditemukan microphone kedua yang sering digunakan untuk merekam suara untuk video.

Xiaomi Redmi Note 9 Pro - Sisi Kiri

Saya pernah menanyakan kepada Xiaomi mengenai sensor sidik jari samping yang sering membuat masalah karena kurang responsif. Saat mencobanya, ternyata strategi Xiaomi cukup pintar. Perangkat ini akan merekam sekitar 25 posisi jari per profile, sehingga membuatnya lebih responsif dibandingkan beberapa perangkat yang pernah saya uji. Nice move, Xiaomi.

Xiaomi Redmi Note 9 Pro datang dengan menggunakan Android 10 yang dibalut dengan antar muka MIUI 11. Xiaomi juga sudah menjanjikan bahwa pada bulan Agustus 2020, MIUI 12 akan hadir untuk Redmi Note 9 Pro. Semoga saja, perangkat ini mendapatkan upgrade Android 11 nantinya.

Jaringan

Redmi Note 9 Pro menggunakan Snapdragon 720G yang berarti sudah menggunakan modem X15. Perangkat ini sendiri mendukung kanal 1 (2100), 2 (1900),3 (1800), 4 (1700), 5 (850), 7 (2600), 8 (900), 20 (800), 28 (700), 38 (2600), 40 (2300), dan 41 (2500). Modem yang digunakan mendukung LTE Cat 15 dan sudah mendukung fitur 3 Carrier Aggregation.

Untuk jaringan WiFi, perangkat ini sudah mendukung kanal 5 GHz dan 2,4 GHz dengan lancar. Penerimaan sinyalnya pun juga cukup baik, bahkan lebih baik dari Mi Note 10 yang saat ini saya gunakan.

Kamera

Xiaomi masih menggunakan rangkaian yang sama untuk kameranya pada Redmi Note 9 Pro. Yang membedakan adalah kamera makro yang digunakan memiliki resolusi 5 MP. Kamera utamanya sendiri masih menggunakan sensor 64 MP yang memiliki spesifikasi yang sama dengan ISOCELL Bright GW1 buatan Samsung.

Xiaomi Redmi Note 9 Pro - Kamera

Dengan menggunakan GW1, resolusi kamera utama dari Redmi Note 9 Pro adalah 16 MP hingga 64 MP, tergantung mode yang dipilih. Saya sendiri menguji hanya menggunakan mode 16 MP karena sudah seringkali terbukti memiliki hasil yang jauh lebih baik dibandingkan 64 MP. Hasilnya? Tentu lebih baik dibandingkan dengan Redmi Note 8 Pro.

Hasil foto kamera utamanya memang memiliki hasil yang cukup baik. Xiaomi berhasil menekan timbulnya noise pada Redmi Note 9 Pro. Namun, sepertinya algoritma tersebut membuat hasilnya menjadi lebih soft dan sedikit tidak tajam.  Hasilnya pun kurang lebih sama pada saat mengambil gambar ditempat yang menggunakan cahaya lampu. Berikut adalah contoh hasilnya

Kamera makro yang dimiliki oleh perangkat ini juga ternyata membuahkan hasil yang cukup baik. Selain untuk kreativitas tersendiri, kamera makro juga kerap dijadikan sebuah kaca pembesar untuk tulisan-tulisan yang sangat kecil. Kamera makro pada Xiaomi Redmi Note 9 Pro sudah memiliki resolusi yang lebih besar sehingga hasilnya juga lebih baik.

Kamera depan yang ada pada perangkat ini menggunakan sensor Omnivision OV16A1Q. Kamera ini menghasilkan gambar yang cukup baik pada saat cahaya yang cukup terang. Namun hasilnya memiliki karakter yang sama dengan kamera utamanya, di mana menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam.

Pengujian

Kemunculan Snapdragon 720G memang sempat menjadi sebuah perdebatan. Hal tersebut dikarenakan pada beberapa benchmark, kinerjanya sering kali di atas Snapdragon 730G. Penggunaan prosesor yang memiliki clock speed 100 MHz lebih kencang menjadi salah satu penyebab SD 720G lebih kencang.

Xiaomi Redmi Note 9 Pro - Punch Hole

Snapdragon 720G sendiri menggunakan dua core kencang Kryo 465 Gold dengan kecepatan 2.3 GHz. Enam inti prosesor lainnya bernama Kryo 465 Silver yang merupakan turunan dari Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz dan menggunakan daya yang lebih rendah dari dua inti pertama. Grafisnya menggunakan Adreno 618 yang sama digunakan pada Snapdragon 730G.

Pada pengujian kali ini, saya akan menghadirkan Snapdragon 730G serta Helio G90T. Hal ini untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari Snapdragon 720G yang digunakan pada Redmi Note 9 Pro dibandingkan dengan cip yang sekelasnya. Berikut adalah hasilnya

Menilik dari hasil yang ada, membuat perangkat ini ternyata memiliki kinerja yang tinggi. Dengan hasil seperti itu, kita tidak akan merasakan kinerja yang pelan pada saat melakukan editing gambar. Bahkan, bermain game juga akan lebih lancar dengan hasil benchmark seperti ini.

Satu hal yang cukup mengejutkan dari hasil benchmark di atas adalah hasil AI dari Redmi Note 9 Pro. Kinerjanya cukup jauh dari 730G, membuat AI-nya menjadi lebih lancar saat digunakan. Akan tetapi, kinerjanya kurang lebih sama dengan cip pembanding yang saya hadirkan.

Pengujian Daya Tahan Baterai

Redmi Note 9 Pro hadir dengan baterai berkapasitas 5020 mAh. Baterai besar seperti ini kerap bisa digunakan untuk pemakaian lebih dari sehari. Hal itu tentu saja menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin membeli perangkat ini.

Saya menguji baterai dari Redmi Note 9 Pro dengan menggunakan video MP4 resolusi 1080p. Video di-loop sampai baterai dari smartphone ini habis. Hasilnya, perangkat ini mampu bertahan hingga 15 jam 44 menit. Hasil seperti ini memang lumrah didapat oleh perangkat dengan baterai 5020 mAh serta memiliki resolusi FHD+ pada layarnya.

Verdict

Sang penerus Redmi Note pun sudah hadir di Indonesia. Dengan Redmi Note 9 Pro, Xiaomi pun meneruskan lini smartphone dengan spesifikasi yang cukup tinggi dan harga terjangkaunya di Indonesia. Dan dengan menyertakan NFC membuat perangkat yang satu ini cukup menarik untuk dimiliki.

Spesifikasi yang cukup tinggi tersebut membuat kinerja dari Redmi Note 9 Pro kencang. Dengan hasil yang ada, membuat game dan aplikasi yang ada pada Google Play bisa dijalankan dengan cukup baik, walau bukan yang terbaik. Baterai yang disematkan juga mampu membuat kinerja yang tinggi tersebut bertahan lama.

Xiaomi Redmi Note 9 Pro -

Kameranya masih menjadi andalan Xiaomi untuk mengambil momen sehari-hari. Namun hasil kameranya memang bukanlah yang terbaik. Hasilnya memang cukup bagus, rendah noise, dan memiliki warna yang baik. Namun terlalu soft sehingga kadang membuatnya tidak terlalu tajam.

Xiaomi Redmi Note 9 Pro yang saya uji memiliki RAM 8 GB dan internal 128 GB. Harga jual dari versi yang satu ini adalah Rp. 3.799.000 secara online dan Rp. 3.899.000 jika membeli di toko offline. Harga tersebut memang masih tergolong murah, mengingat feature yang dimilikinya cukup lengkap dan spesifikasi yang diberikan juga cukup tinggi. Xiaomi juga masih memiliki versi 6/64 GB dengan harga Rp. 3.399.000 jika harga tersebut terasa mahal.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Snapdragon 720G
  • Daya tahan baterai yang panjang
  • Desain yang refresh dengan tidak menggunakan notch
  • Ada NFC
  • Harga yang cukup terjangkau dengan kinerja dan fitur yang ada
  • Profiling side fingerprint yang lebih baik
  • Pengisian baterai 30 watt

Slacks

  • Mode malam yang tidak terlalu bagus
  • Layar masih 60 Hz

Snapdragon 865 Plus: Tidak Hanya Sekadar Menaikkan Clock Speed Saja

Selama ini, kita melihat bahwa smartphone Android terkencang pada tahun 2020 dipegang oleh perangkat yang menggunakan Snapdragon 865. Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Antutu yang mengeluarkan 10 perangkat terkencang dan delapan teratas dipimpin oleh perangkat dengan Snapdragon 865. SoC yang satu ini tidak hanya memberikan kinerja tinggi untuk sebuah perangkat Android, namun juga memberikan feature lengkap seperti 5G, Wi-Fi 6, GPU update, dan lain sebagainya.

Snapdragon 865 Plus (2)

Pada awal tahun 2020, banyak kabar beredar bahwa Snapdragon 865 tidak akan memiliki versi plus. Padahal, Snapdragon 855 memiliki versi plus yang lebih kencang dibandingkan versi aslinya. Namun secara tiba-tiba, Qualcomm mengumumkan bahwa mereka memiliki Snapdragon 865 plus dan meluncurkannya. Lalu apa saja yang berbeda dari Snapdragon 865 dan 865 Plus?

Clock Speed

Snapdragon 865 versi awal memiliki kecepatan 2,84 GHz untuk Kryo 585 Prime. Prosesor ini merupakan inti paling kencang dari delapan yang ada pada Snapdragon 865. SoC tersebut terdiri dari tiga cluster, yaitu Prime, Performance, dan Efficient. Cluster Performance sendiri terdiri dari tiga core Kryo 585 Gold dan cluster Efficient terdiri dari empat core Kryo 585 Silver yang berbasis Cortex A55.

Pada Snapdragon 865 Plus, Qualcomm menaikkan clock speed dari Kryo 585 Prime menjadi 3,1 GHz. Hal tersebut membuat 865 Plus menjadi Snapdragon pertama yang memiliki clock di atas 3 GHz. Qualcomm sendiri mengklaim bahwa kinerjanya meningkat 10%.

Selain kecepatan CPU, Qualcomm juga meningkatkan kinerja dari Adreno 650 pada Snapdragon 865 Plus. Sayangnya, Qualcomm tidak memberitahukan berapa peningkatan clock-nya. Namun, Qualcomm mengaku bahwa Adreno 650 pada Snapdragon 865 memiliki peningkatan kinerja sebanyak 10%.

FastConnect 6900

Snapdragon 865 Plus juga menggunakan FastConnect 6900 pada cipnya. Dengan FastConnect 6900, SoC ini memiliki standar Wi-Fi 6E baru yang memiliki kecepatan hingga 3.6 Gbps serta Bluetooth 5.2. Snapdragon 865 versi awal hanya memiliki Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.1 saja.

Snapdragon 865 Plus (1)

Konektivitas dan feature lainnya masih sama dengan Snapdragon 865 non plus. Hal tersebut seperti konektivitas 5G yang lengkap (Sub6 dan Millimeter wave), Quick Charge 4, dukungan layar 144 MHz, perekaman video dengan resolusi 8K, 10-bit HDR, dan lain sebagainya.

Siapa yang Mengadopsi?

Dengan meluncurnya cip terbaru dari Qualcomm ini, tentu saja sudah ada vendor yang siap mengadopsinya pada perangkat mereka. Dua vendor tersebut adalah ASUS dan Lenovo. ASUS akan mengadopsi Snapdragon 865 Plus pada perangkat ASUS ROG Phone 3, sementara Lenovo pada smartphone Lenovo Legion.

“ASUS sangat gembira untuk sekali lagi menawarkan pengalaman mobile gaming terbaik dengan ROG Phone 3 generasi selanjutnya, yang akan ditenagai oleh   Snapdragon 865 Plus Mobile Platform terbaru,” sebut Bryan Chang, General Manager pada Smartphone Business Unit, ASUS. “Spesifikasi lengkap dari ROG Phone 3 akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang, tetapi adanya dukungan Snapdragon 865 Plus akan memastikan performa keseluruhan yang akan ditingkatkan secara signifikan.”

Review-Asus-ROG-Phone-9

“Inovasi teknologi yang lebih pintar dan lebih cepat demi performa yang lebih tinggi dan gameplay yang imersif selalu menjadi ciri khas dari Lenovo™ Legion,” sebut Jerry Tsao, Vice President dari Lenovo Mobile Gaming Group Emerging Markets. “Tiga tahun semenjak peluncuran portofolio PC Lenovo Legion™, kami membawa nilai sejati dari sub-brand gaming terbaik kami – performa yang cepat dan bertenaga – ke mobile gaming 5G.”

“Lenovo Legion merupakan salah satu dari yang pertama untuk menawarkan Snapdragon 865 Plus pada portofolio perangkat gaming kami yang semakin bertambah di tahun ini. Lenovo memiliki sejarah panjang dalam merancang pengalaman konsumen yang luar biasa bersama dengan Qualcomm Technologies dan kami tidak sabar untuk segera berbagi lebih banyak pengalaman-pengalaman ini.” sambung Jerry.

Perangkat pertama yang menggunakan Snapdragon 865 Plus akan diumumkan pada kuartal ketiga tahun 2020. Kemungkinan, perangkat pertama tersebut akan diluncurkan antara bulan Juli sampai September 2020.

Dorong Perluasan 5G, Qualcomm Umumkan Chipset Snapdragon 690 5G

Qualcomm telah memperkenalkan mobile platform 5G pertamanya pada seri 6, yaitu Snapdragon 690 5G. System on chip ini dibangun pada proses 8nm dan berpasangan dengan modem 5G Snapdragon X51-RF System.

Qualcomm merancang Snapdragon 690 5G ini untuk menyediakan pengalaman pengguna 5G yang lebih meluas di seluruh dunia. HMD Global, LG Electronics, Motorola, SHARP, TCL, dan Wingtech adalah beberapa OEM/ODM yang akan mengumumkan smartphone yang ditenagai oleh chipset tersebut.

snapdragon-690-5g-qrd-park-2

“Mendorong perluasan 5G ke Snapdragon seri 6 memiliki potensi agar 5G lebih mudah diakses untuk lebih dari 2 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia,” jelas Cristiano Amon, President, Qualcomm Incorporated.

Snapdragon 690 5G sendiri merupakan penerus Snapdragon 675. Bila dibandingkan dengan pendahulunya, CPU Kryo 560 memberikan peningkatan kinerja hingga 20 persen dan 60 persen untuk performa grafis dengan GPU Adreno 619L. Mobile platfrom ini mendukung on-device AI untuk membawa pengalaman mobile premium, dengan Qualcomm AI Engine generasi ke-5 terbaru.

Selain itu, Snapdragon 690 5G telah mendukung perekaman video 4K HDR 30fps (true 10-bit), dapat mengambil foto hingga beresolusi 192MP, mendukung layar dengan refresh rate 120Hz hingga resolusi FHD+, dan Quick Charge 4+. Ditambah konektivitas 5G dan WiFi 6 yang memberikan akses ke game multi-player berbasis cloud secara virtual ke para gamer.

Sumber: GSMArena

Tanggapan Xiaomi Tentang Isu Whitelisting Mediatek dan Responsivitas Side Fingerprint

Xiaomi baru saja meluncurkan perangkat terbaru mereka, Redmi Note 9 dan Redmi Note 9 Pro pada tanggal 9 Juni 2020. Dengan peluncuran terbarunya ini, Xiaomi menggunakan dua prosesor berbeda, yaitu Mediatek G85 dan Snapdragon 720G. Perangkat terbarunya ini juga menggunakan sensor sidik jari pada tombol daya yang berada di sebelah kanan.

Belum lama ini, situs Anandtech menemukan bahwa cip Mediatek seri Dimensity ternyata kalah kencang dari seri sebelumnya, P95. Hal tersebut disebabkan oleh adanya sebuah file yang melakukan whitelisting beberapa aplikasi benchmark agar berjalan lebih kencang. Intinya adalah penggunaan benchmark yang sering dipakai seperti Antutu, PCMark, dan Geekbench masuk ke dalam daftar putih tersebut.

Foto 2 - Xiaomi Redmi Note 9 Pro

Saya pun menanyakan hal tersebut kepada Alvin Tse selaku Country Director Xiaomi Indonesia pada saat peluncuran Xiaomi Redmi Note 9 dan 9 Pro. Hal tersebut dikarenakan Redmi Note 9 menggunakan Mediatek G85 yang baru saja diluncurkan. Namun, seri G disinyalir masih menggunakan whitelisting terhadap aplikasi Benchmark, termasuk pada Redmi Note 8 Pro.

Alvin mengatakan bahwa mereka tidak bisa melakukan komentar atas hal tersebut atas nama Mediatek. Alvin mengaku bahwa mereka juga telah melakukan pengujian pada lab Xiaomi. Mereka menggunakan versi terbaru dari Antutu dan mengujinya dengan baterai yang penuh. Hal ini agar didapatkan hasil apple-to-apple terhadap perangkat lainnya yang juga mereka uji.

Beliau mengatakan bahwa nilai benchmark hanya merupakan salah satu patokan untuk menentukan performa. Alvin juga mengajak para pengguna untuk menguji sendiri perangkat terbaru mereka untuk bermain game. Dan biarlah para pengguna tersebut yang menjadi penentu dalam hal performa serta experience-nya.

Foto 3 - Xiaomi Redmi Note 9

Masalah lain adalah penggunaan side fingerprint. Saya juga merupakan salah satu pengguna perangkat Android dengan side fingerprint. Setelah menggunakan perangkat tersebut dalam jangka waktu lama, seringkali pemindai tidak lagi mengenali sidik jari hingga harus melakukan pendaftaran ulang sidik jari. Ternyata setelah ikut ke dalam beberapa komunitas pengguna smartphone, ada beberapa yang mengeluhkan masalah respon yang sama dari merek-merek yang berbeda.

Walaupun mungkin tidak semua perangkat akan berpengaruh pada masalah ini, saya pun menanyakan hal tersebut kepada Alvin. Alvin mengatakan bahwa pada perangkat terbarunya ini ada dua cara untuk melakukan unlock secara biometrik. Face unlock adalah salah satu hal yang bisa digunakan pada Redmi Note 9 Pro jika respon sidik jari berkurang.

Alvin mengatakan bahwa pada MIUI, Xiaomi selalu mendengarkan feedback pengguna dengan serius. Jika ternyata pada MIUI terbaru, pengguna ternyata menemukan masalah mengenai respon sidik jari, Alvin menyarankan untuk mengirimkan laporan tersebut melalui aplikasi feedback. Jadi, jangan sungkan-sungkan untuk melaporkan masalah yang ada pada perangkat Xiaomi.

Qualcomm Umumkan Snapdragon 768G, Upgrade Minor Terhadap 765G

Qualcomm mengumumkan Snapdragon 765G bersamaan dengan chipset unggulannya, Snapdragon 865, menjelang pergantian tahun kemarin. Sejumlah smartphone yang ditenagai Snapdragon 765G baru bermunculan belum lama ini. Namun yang menyebalkan, Qualcomm malah sudah mengumumkan penerusnya.

Secara teknis, SoC bernama Snapdragon 768G ini tak ubahnya 765G yang sudah di-overclock. Hampir semua komponennya sama persis, termasuk modem 5G yang terintegrasi, dan yang berbeda hanyalah CPU dan GPU clock speed. Pada 768G, satu inti Cortex-A76 terkuatnya mampu mencapai clock speed 2,8 GHz, disusul oleh inti Cortex-A76 kedua pada 2,4 GHz – 6 inti Cortex-A55 sisanya tidak berubah.

Dibandingkan dengan 765G, 768G diklaim menawarkan kinerja CPU 15% lebih cepat. Hal yang sama juga berlaku untuk GPU Adreno 620 yang diusungnya, yang turut menawarkan peningkatan performa sebesar 15% meski model chip-nya sama persis. Buat sebagian orang, relasi antara Snapdragon 768G dan 765G ini mungkin mengingatkan mereka terhadap Snapdragon 821 dan 820.

Perbedaan kecil lain yang saya temukan setelah membaca spec sheet Snapdragon 768G adalah perihal konektivitas Bluetooth. 768G mendukung Bluetooth 5.2, yang sendirinya merupakan upgrade dari Bluetooth 5.0 pada 765G.

Yang belum terjawab sampai detik ini adalah apakah 768G punya efisiensi daya yang identik seperti 765G, atau justru sedikit lebih boros karena lebih kencang. Semoga saja konsumsi dayanya tidak berubah dan tidak berdampak pada daya tahan baterai perangkat.

Smartphone pertama yang ditenagai oleh Snapdragon 768G adalah Redmi K30 5G Racing Edition yang juga baru diluncurkan di pasar Tiongkok. Beruntung konsumen tanah air tidak perlu ikut kesal karena memang belum ada ponsel Snapdragon 765G yang dipasarkan di sini.

Sumber: AnandTech.

Petinggi Meizu Sebut Tak Ada Snapdragon 865+ Tahun Ini

Tahun lalu, kategori smartphone flagship sejatinya bisa dibagi menjadi dua: yang dirilis sebelum 15 Juli 2019, dan yang dirilis setelah 15 Juli 2019. Mengapa demikian? Karena di tanggal tersebut, Qualcomm mengumumkan chipset Snapdragon 855+ yang sedikit lebih superior ketimbang Snapdragon 855.

Itu berarti ponsel yang dirilis setelah 15 Juli 2019 jelas memiliki performa yang lebih unggul meski statusnya sama-sama flagship. Pertanyaannya, apakah tahun ini tren serupa bakal terulang? Apakah tahun ini Qualcomm juga bakal merilis Snapdragon 865+?

Spekulasi itu dibantah oleh petinggi Meizu, Wan Zhigiang yang menjabat sebagai CMO. Dalam sebuah diskusi di media sosial Weibo, Wan berkomentar bahwa tahun ini tidak akan ada Snapdragon 865+. Entah apa alasannya, namun bisa jadi terkait pandemi yang tentunya menghambat proses manufaktur.

Lagipula, Qualcomm tidak selalu merilis dua chipset smartphone flagship setiap tahunnya. Snapdragon 835 dan 845 misalnya, tidak mempunyai varian “+”, meski di tahun 2016 Qualcomm sempat merilis Snapdragon 821 yang sedikit lebih unggul daripada Snapdragon 820 – beda cara penamaan saja.

Seandainya benar tidak ada Snapdragon 865+, pabrikan seperti OnePlus – yang getol merilis dua flagship di tahun yang sama – belum tentu hanya merilis satu flagship saja tahun ini. Sebelumnya, OnePlus pernah meluncurkan dua flagship yang berbeda – OnePlus 6 dan 6T – yang ditenagai oleh chipset yang sama persis, yaitu Snapdragon 845.

Sumber: GizmoChina.

Google Kabarnya Siap Memproduksi Prosesor Smartphone-nya Sendiri Tahun Depan

Di luar Apple, cuma ada dua pabrikan smartphone yang memproduksi chipset-nya sendiri, yakni Samsung (Exynos) dan Huawei (Kirin). Sisanya kebanyakan menggunakan chipset bikinan Qualcomm atau MediaTek.

Tahun depan, kemungkinan besar bakal ada satu lagi pabrikan smartphone yang mengambil jalur yang sama seperti Samsung, Huawei, maupun Apple. Berdasarkan laporan Axios, Google sudah semakin siap untuk memproduksi chipset smartphone-nya sendiri.

Chipset ini kabarnya dikembangkan dengan bantuan dari Samsung, serta akan diproduksi menggunakan teknologi fabrikasi 5 Nm racikan Samsung. Belum lama ini, Google kabarnya sudah menerima versi fungsional pertama dari prosesor ARM 8-core rancangannya. Kendati demikian, produksi massalnya baru akan dijalankan tahun depan.

Berhubung tidak ada konfirmasi langsung dari Google, cukup mudah menganggap kabar ini sebagai isu belaka. Namun indikasi bahwa Google tertarik menciptakan prosesor smartphone-nya sendiri sebenarnya sudah tercium sejak 2017, tepatnya ketika Pixel 2 dan Pixel 2 XL dirilis.

Secara teknis, kedua smartphone tersebut memang mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 835, akan tetapi Google rupanya turut menanamkan sebuah co-processor bernama Pixel Visual Core. Pixel Visual Core berfungsi untuk mendongkrak kinerja sekaligus kualitas kamera perangkat, dan itulah mengapa hasil foto seri Pixel selalu merupakan salah satu yang terbaik.

Tahun ini, Pixel 5 tampaknya masih akan memakai chipset Snapdragon 865 / Qualcomm
Tahun ini, Pixel 5 tampaknya masih akan memakai chipset Snapdragon 865 / Qualcomm

Apakah ini berarti Google sudah siap memutus kerja samanya dengan Qualcomm? Ya, tapi tidak sepenuhnya. Pasalnya, meskipun Pixel nantinya tak lagi ditenagai chipset Snapdragon, Google semestinya masih perlu memakai modem 5G garapan Qualcomm.

Skenario yang sama juga sudah dijalani Apple selama beberapa tahun. Sudah sejak lama iPhone selalu memakai prosesor bikinan Apple sendiri, akan tetapi modem-nya masih disuplai oleh Qualcomm.

Lebih lanjut, meski Apple sudah membeli bisnis modem smartphone Intel sejak tahun lalu, mereka dilaporkan masih harus bergantung pada modem buatan Qualcomm, setidaknya untuk tahun ini.

Terlepas dari itu, seri Pixel semestinya bakal mempunyai nilai jual tambahan andai kabar ini benar-benar terealisasi. Kontrol penuh atas hardware yang tertanam berarti Google bisa lebih leluasa berinovasi, semisal terkait kapabilitas machine learning di perangkat. Saya tidak akan terkejut seandainya Pixel 6 nanti menawarkan lonjakan kinerja Google Assistant yang cukup dramatis.

Sumber: Axios.

[Review] Samsung Galaxy Z Flip: Smartphone Lipat Cantik dan Kencang, namun Mahal

Dengan semua perangkat yang dikeluarkan oleh Samsung, mungkin Samsung Galaxy Z Flip merupakan yang pertama yang terlihat sangat cantik. Z Flip merupakan perangkat Android kedua dari Samsung yang memiliki layar yang dapat dilipat. Yang pertama, tentu saja Galaxy Fold.

Samsung Galaxy Z Flip sendiri secara tiba-tiba datang ke meja pengujian DailySocial, dua hari sebelum kantor kami memutuskan untuk melakukan Work From Home. Sayangnya, keadaan membutuhkan saya untuk bolak-balik periksa akan penyakit yang sedang merebak saat ini. Jadi, cukup lama setelah itu, saya baru bisa memegang barang yang satu ini. Okey, cukup curhatnya.

Samsung Galaxy Z Flip - Half

Galaxy Z Flip merupakan salah satu perangkat Android di Indonesia yang menggunakan SoC Snapdragon seri 800, yaitu 855+. Tentu saja hal ini menggembirakan mengingat banyak orang yang menunggu perangkat Samsung dengan SoC tersebut. Hal ini tentu saja terkait dengan kebijakan Samsung untuk menjual perangkat flagship mereka dengan menggunakan cip Exynos.

Spesifikasi dari Samsung Galaxy Z Flip adalah sebagai berikut

Samsung Galaxy Z Flip
SoC Snapdragon 855+
CPU 1×2.95 GHz Kryo 485 + 3×2.41 GHz Kryo 485 + 4×1.78 GHz Kryo 485
GPU Adreno 640
RAM 8 GB
Internal 256 GB
Layar 6,7 inci Foldable Dynamic AMOLED 2636 x 1080
Dimensi 167.3 x 73.6 x 7.2 mm (terbuka), 87.4 x 73.6 x 17.3 mm (dilipat)
Bobot 183 gram
Baterai 3300 mAh
Kamera 12 MP utama, 12 MP Ultrawide, 10 MP Selfie
OS Android 10 One UI 2.0

Seperti inilah hasil dari CPU-Z dan Sensorbox:

Satu hal yang cukup disayangkan adalah Samsung Galaxy Z Flip tidak disertai dengan kemampuan untuk melakukan pengisian baterai dengan lebih cepat. Tentu saja, sepertinya flagship yang ada saat ini sudah menggunakan pengisian 30 watt. Namun, Z Flip ternyata masih bertahan di 18 watt saja.

Unboxing

Seperti inilah paket penjualan dari Samsung Galaxy Z Flip

Samsung Galaxy Z Flip - Unboxing

Saya pun telah membuat video unboxing dan hands on dari Z Flip. Simak videonya di bawah ini.

Desain

Dulu, saya pernah memiliki sebuah ponsel Samsung Candybar Flip E1272 di tahun 2013-an. Dan tentu saja, “game” terbaik pada saat itu adalah melakukan buka tutup flip-nya sampai setiap hari. Hal yang sama tentu saja akan saya lakukan jika benar-benar memiliki Samsung Galaxy Z Flip ini.

Samsung Galaxy Z Flip - Sisi Bawah

Bagian terluar dari Samsung Galaxy Z Flip terbuat dari kaca. Sebelumnya, pada video saya mengatakan bahwa bagian luar dari smartphone ini terasa ringkih. Namun, ternyata bagian belakangnya dilapisi oleh Gorilla Glass 6, sehingga seharusnya memang lebih kuat. Sayangnya, standar pengujian saya tidak sampai pada tes jatuh, sehingga mohon dimaklumi kalau tes ketahanan tidak dilakukan. Gunakanlah case yang sudah ada pada paket penjualannya.

Layar dari Galaxy Z Flip memiliki resolusi yang cukup tinggi, yaitu 2636×1080 dengan rasio 19,5:9. Jenis layar yang digunakan adalah Dynamic AMOLED yang bisa dilipat atau foldable. Namun pengguna harus berhati-hati, layar jenis ini sangat rentan terhadap goresan sehingga penambahan lapisan anti gores sangat dianjurkan sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Samsung Galaxy Z Flip - Sisi Kanan

Layarnya sendiri menggunakan desain punch hole di bagian tengah atas. Pada lubang tersebut, terdapat sebuah kamera depan dengan resolusi 10 MP. Dengan desain ini, memang perangkat akan terlihat lebih menarik dibandingkan dengan model poni. Walaupun pada kenyataannya sama saja fungsinya dengan menggunakan poni.

Samsung Galaxy Z Flip - Sisi Kiri

Pada bagian luarnya, yang menjadi bagian belakang saat smartphone ini dibuka, terdapat dua buah kamera pada bagian atasnya. Di sebelahnya, ada sebuah layar kecil yang akan memberikan informasi singkat mengenai waktu, baterai, dan lain sebagainya. Dan dengan pantulan gambar dari bahan kaca yang ada, membuat selfie dengan kamera utama menjadi lebih mudah. Dan bagian bawahnya dapat ditempelkan kartu uang elektronik karena di sanalah NFC berada.

Pada bagian kanannya (saat perangkat ini dibuka) terdapat tombol volume serta power yang juga merupakan pemindai sidik jari. Pada bagian kirinya, akan ditemukan slot SIM yang bisa diisi sebuah nano SIM. Pada bagian atasnya terdapat sebuah microphone. Dan pada bagian bawahnya terdapat sebuah slot USB-C, speaker, serta microphone.

Samsung Galaxy Z Flip

Sistem operasi yang digunakan pada smartphone ini adalah Android 10. Samsung Galaxy Z Flip menggunakan antar muka terbaru mereka, yaitu One UI versi 2. One UI sendiri masih menggunakan app drawer sehingga semua icon aplikasi dikumpulkan pada satu wadah.

Koneksi ke PC

Fasilitas ini sebenarnya bukan lah hal yang baru. Microsoft selama ini menyematkan aplikasi Your Phone ke dalam Windows 10. Tujuannya adalah untuk mengakses SMS, notifikasi, dan menelepon langsung dari PC dengan melakukan sambungan nirkabel ke smartphone Android.

Samsung Galaxy Z Flip - Connect to PC

Sayangnya, kita tidak bisa mengontrol perangkat kita dari Windows 10. Namun, sepertinya kerja sama antara Samsung dan Microsoft pun membuat hal tersebut bisa terwujud. Dengan menggunakan Your Phone, sepertinya perangkat Samsung merupakan yang pertama yang mampu dioperasikan langsung melalui layar PC Windows tanpa harus terhubung dengan kabel.

Saat dioperasikan, nantinya sebuah layar kecil akan muncul pada layar PC Windows. Dari situ, kita bisa melihat layar smartphone Samsung layaknya sebuah emulator. Jadi, saat kita sedang bekerja, feature ini pun sangat berguna apabila kita mendapatkan panggilan atau pesan yang sangat penting.

Jaringan

Samsung selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Namun, sepertinya Galaxy Z Flip berbeda karena menggunakan SoC Snapdragon 855+. Kanal yang didukung adalah 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 12(700), 13(700), 14(700), 17(700), 18(800), 19(800), 20(800), 25(1900), 26(850), 28(700), 29(700), 30(2300), 34(2000), 38(2600), 39(1900), 40(2300), 41(2500), 46(5200), 66(1700/2100), dan 71(600). Tentunya, hal ini tidak hanya mencakup Indonesia saja, namun mungkin semua negara di seluruh dunia.

Kamera

Kamera tentu saja menjadi salah satu daya tarik dari Galaxy Z Flip dan semua flagship dari Samsung. Namun, saat dilihat dari spesifikasinya, sensor yang digunakan sepertinya sama dengan yang digunakan oleh Samsung Galaxy S10. Jadi, kami mengira bahwa perangkat ini menggunakan antara ISOCELL Plus S5K2L4 atau Sony SAK2L4 (keduanya sama). Kamera depannya pun juga menggunakan Sony IMX 374.

Samsung Galaxy Z Flip - Closed

Sayang memang, dalam masa karantina ini, saya tidak bisa jalan-jalan seperti biasanya. So, saya hanya bisa keliling komplek perumahan untuk mengambil gambar. Jadi, gambarnya ya itu-itu saja hehehe…

Sensor yang digunakan pada kamera utamanya ini memang mampu menangkap gambar dengan bagus. Hasilnya memang sangat mirip dengan Samsung Galaxy S10 yang membuahkan gambar yang cukup tajam, rendah noise, serta warna yang pas.

Kamera wideangle juga mampu menangkap gambar dengan cukup baik, asalkan cahaya yang ada cukup terang

Kamera depannya juga cukup baik untuk menangkap dalam keadaan cahaya yang terang. Saat melakukan hands-on, saya tidak mematikan fitur beautify sehingga kumis dan jenggot tidak tergambar dengan baik. Saat mematikan fitur tersebut, ternyata gambarnya tajam. Jika ingin mendapatkan gambar yang lebih baik lagi, gunakan saja kamera belakangnya dengan menggunakan badan belakang Z Flip sebagai kaca.

Pengujian

Menguji kinerja dari sebuah perangkat Samsung flagship yang menggunakan SoC Snapdragon memang menjadi impian sejak lama. Dengan menggunakan Snapdragon 855+ membuat kinerjanya menjadi tidak perlu lagi diragukan. Hal ini membuat Samsung Z Flip menjadi salah satu smartphone Samsung yang kencang.

Menggunakan Snapdragon 855+ membuat perangkat ini memiliki tiga cluster pada SoC-nya. 1 CPU Kryo 485 dengan kecepatan paling tinggi, 2.95 GHz, tiga Kryo 485 dengan kecepatan 2,41 GHz, dan terakhir empat CPU Kryo 485 dengan kecepatan 1,78 GHz. Walaupun SoC tahun lalu, namun kinerjanya masih tergolong salah satu yang sangat kencang di tahun ini.

Dengan SoC itu pula, saya penasaran dengan yang digunakan pada Samsung Galaxy S10+. Galaxy S10 di Indonesia dijual dengan SoC Exynos 9820 yang dinyatakan setara dengan Snapdragon 855. Oleh karena itu, kami kembali menyajikan Galaxy S10 sebagai pembanding, dan juga sebuah perangkat Snapdragon 845 untuk membandingkan antara keduanya.

Dari hasil benchmark di atas menunjukkan bahwa memang SoC yang digunakan pada Samsung Galaxy Z Flip memiliki kinerja yang tinggi. Disusul oleh Exynos 9820 dan terakhir Snapdragon 845. Namun jika dilihat, ternyata Exynos masih tertinggal dalam urusan perhitungan AI. Dan tentu saja, tidak ada SoC yang pelan pada perbandingan kali ini, semua memiliki kinerja yang menakjubkan.

Sayangnya, setelah semua benchmark berakhir, ada sebuah masalah yang cukup menghantui beberapa pengguna. Apalagi kalau bukan panas yang cukup terasa di tangan. Walaupun begitu, pada saat pengujian, saya belum menemukan lag akibat CPU yang throttle.

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Pengujian berlangsung selama 12 jam 31 menit pada unit yang kami dapatkan.

Menggunakan charger bawaan, saya berhasil melakukan pengisian ulang dengan baterai sebesar 3300 mAh ini. Ternyata dari habis sampai 100%, perangkat ini bisa diisi dalam waktu sekitar 110 menit. Hal ini memang tergolong cukup lama mengingat kapasitas yang tidak terlalu besar dan perangkat ini hanya bisa diisi dengan 15 watt saja.

Verdict

Akhirnya, smartphone lipat dengan dimensi yang tidak besar mendarat di Indonesia. Perangkat ini tidak hanya mementingkan dari sisi lifestyle saja, namun juga kinerjanya sangat baik untuk bermain game dengan seting maksimum. Selain itu, Z Flip juga membawa nostalgia lama di mana perangkat lipat banyak digemari oleh sebagian besar kalangan.

Berbicara mengenai kinerja, tidak perlu lagi dipertanyakan. Dengan membawa Qualcomm Snapdragon 855+, semua aplikasi yang ada di Google Play Store akan berjalan dengan maksimal. Namun yang perlu diingat, semakin tinggi kinerja yang dibutuhkan oleh sebuah aplikasi, maka panas yang dihasilkan juga akan lebih terasa.

Kamera pada Samsung Galaxy Z Flip memang membuahkan hasil yang memukau. Ketiga kamera yang terpasang memang mampu diandalkan dalam mengambil gambar pada setiap momen. Oleh karena itu, Anda tidak lagi perlu memiliki sebuah kamera saku jika sudah memiliki perangkat ini.

Mengenai harga, menurut saya memang Samsung Galaxy Z Flip tergolong mahal. Dengan Rp. 21.888.000, Anda bisa memiliki perangkat cantik dan kencang yang satu ini. Namun, jika Anda menginginkan kinerja tersebut tanpa memiliki dana yang ada, Anda bisa memilih Samsung Galaxy S20 yang memiliki kinerja yang lebih tinggi, dan tentu saja lebih murah harganya.

Sparks

  • Kinerja tinggi
  • Have to say this: Qualcomm Snapdragon 855+ pada perangkat mungil
  • Kualitas kamera sangat baik
  • Desain cantik
  • Bisa dilipat

Slacks

  • Panas
  • Hanya mampu mengisi 15 watt saja
  • Mahal