Gojek Gandeng Maingame.com Perkaya Fitur GoGames

Gojek, melalui GoGames, menjalin kerja sama dengan platform penyedia game lokal Maingame.com untuk menghadirkan berbagai kompetisi dan hiburan game di aplikasi.

Menurut pemaparan Head of Third Party Platform Gojek Sony Radhityo, inisiatif ini diharapkan dapat turut mengisi waktu luang pelanggan di tengah karantina mandiri yang tengah dilakukan masyarakat di berbagai daerah.

“Kehadiran Maingame.com semakin memperkuat posisi GoGames sebagai one-stop gaming ecosystem, yang kini fokus untuk menghadirkan pengalaman bermain para pecinta game maupun masyarakat umum lewat berbagai macam game menarik hanya dalam satu platform,” ujar Sony.

Integrasi aplikasi GoGames dan Maingame.com di Gojek
Integrasi aplikasi GoGames dan Maingame.com di Gojek

Maingame.com didirikan oleh Anton Soeharyo sejak November 2019. Di bawah naungan PT Bahagia Bersama Indonesia, platform ini dikembangkan untuk memudahkan pengguna memainkan berbagai game tanpa harus repot mengunduh aplikasi satu per satu.

Berbasis situs web berbasis HTML 5 dan Progressive Web App, layanan ini diharapkan bisa menjangkau semua kalangan. Karena relatif lebih efisien dan bersahabat dengan berbagai tipe ponsel pintar.

Salah satu fitur andalan di Maingame.com adalah “Kompetisi”, memungkinkan para peserta untuk bergabung dalam sebuah kontes permainan yang diadakan dalam periode tertentu. Ada hadiah utama dan hadiah harian yang akan diberikan untuk setiap pemenang.

Untuk kebutuhan transaksi pembayaran khususnya membeli tiket ke kompetisi, selain potong pulsa, Maingame.com juga telah mengintegrasikan layanannya dengan GoPay.

Gojek sendiri telah merilis fitur GoGames sejak September 2019 lalu. Di fase awalnya, terdiri dari tiga fitur utama. Pertama adalah GoGames Top-up, memungkinkan pengguna melakukan top-up kredit dan membeli barang virtual untuk kebutuhan bermain game.

Kedua ada GoGames Recipe, berisi kanal informasi yang juga dilengkapi tips dan trik permainan game. Dan yang ketiga adalah GoGames TV, menampilkan konten terkurasi perhelatan kompetisi game tingkat nasional dan internasional.

Application Information Will Show Up Here

Produk Asuransi Mikro Terkustomisasi Jadi Kunci Meningkatkan Penetrasi

Masuknya Gojek, Grab dan perusahaan teknologi lainnya ke ranah insurtech memberi keyakinan bahwa sudah saatnya masyarakat untuk diperkenalkan lebih dalam dengan variasi produk wealth management berikutnya, yakni asuransi. Di bank, produk asuransi masuk dalam rangkaian produk wealth management, setelah sekuritas dan reksa dana.

Berdasarkan data dari OJK, penetrasi asuransi pada tahun lalu tergolong rendah yaitu 3,01%. Rasio jumlah penduduk dengan polis asuransi yang dimiliki Indonesia tertinggal dari Malaysia, Thailand dan Filipina. Angka kecil ini menjadi kue gurih bila dilihat menurut kacamata bisnis. Makanya, insurtech menjadi vertikal bisnis berikutnya dari fintech yang kini ramai-ramai dirambah.

Mengutip dari laporan DSResearch, faktor-faktor keengganan orang Indonesia terhadap asuransi disebabkan oleh sejumlah faktor. Yakni, terkait prosedur untuk mendapatkannya (33,62%); harga yang dinilai terlalu mahal (24,15%); tidak memahami tentang produk dan manfaat (20,76%). Ada beberapa responden (13,56%) yang mengaitkan dengan larangan agama.

Pemain teknologi yang terjun sebenarnya membuka akses terhadap produk-produk baru dengan cara yang simple namun punya dampak besar. Selain Gojek dan Grab, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, ada Tanamduit yang sudah buat unit khusus membuat insurtech.

Bila diperhatikan, produk yang mereka tawarkan bersama mitra asuransi kebanyakan adalah produk mikro dengan harga premi terjangkau dan punya jangka waktu pendek. Itu semua ada tujuannya. Bahwa mereka ingin perlahan-lahan memfamiliarkan produk asuransi berdasarkan kebutuhan sehari-hari.

Gojek, melalui produk GoSure bersama PasarPolis, menyediakan produk asuransi untuk gadget, asuransi perjalanan untuk pesawat dan kereta api, dan asuransi motor. Harga premi yang ditawarkan cukup terjangkau, misalnya Rp20 ribu/tahun untuk gadget, dan Rp50 ribu/tahun untuk motor dengan manfaat perlindungan hingga Rp2,5 juta.

Layanan GoSure / Gojek
Layanan GoSure / Gojek

“Sejak hadir dalam versi beta pada Oktober 2019, GoSure mendapat antusiasme positif dari pelanggan. Secara keseluruhan, total produk yang terjual sampai Januari 2020 meningkat hingga 60 kali lipat, asuransi gadget yang paling banyak diminati,” ucap Head of Third Party Platform Gojek Sony Radhityo kepada DailySocial.

“Sehingga ke depan, kami akan terus mengembangkan ragam perlindungan yang unik dan sesuai dengan kebutuhan yang memudahkan keseharian pelanggan kami,” tambahnya.

GoSure juga mencakup layanan perlindungan asuransi kecelakaan untuk mitra pengemudi dan penumpang saat menggunakan layanan GoRide.
Grab juga melakukan strategi yang mirip. Sebelumnya, Grab melakukan uji coba dengan Qoala, salah satu peserta dari Grab Velocity Ventures, untuk meluncurkan insurtech khusus pasar Indonesia. Produk yang disediakan adalah asuransi gadget.

Sementara di Singapura, melalui Grab Financial Group, mereka merilis GrabInsure Insurance Agency dengan menggandeng Chubb sebagai mitra asuransi. Produk yang pertama kali dijual adalah asuransi perjalanan, dengan harga premi 2,5 dolar Singapura per hari untuk destinasi manapun di global.

Disebutkan produk ini akan dirilis secara bertahap untuk pasar Grab lainnya di Asia Tenggara untuk beberapa bulan ke depan. Chubb juga memiliki kantor operasional di Indonesia.

Produk mikro agar lebih mudah dikenal

Director Insurtech Tanamduit Itha Sargianitha menjelaskan, merilis produk asuransi mikro dan unik adalah pendekatan tercepat agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari berasuransi. Sebelum digital mendisrupsi industri asuransi, produk ini dikenal sangat eksklusif dan punya kesan sangat susah untuk klaim. Satu lain hal, ini menjadi suatu alasan kuat mengapa produk asuransi punya penetrasi yang rendah.

“Langkah awal terbaik adalah masuk ke produk mikro agar lebih mudah dimengerti dan lebih mudah mengombinasikan dengan gaya hidup masyarakat,” terang Itha kepada DailySocial.

Proses klaim yang cepat sebenarnya bisa dilakukan, namun untuk beberapa produk tertentu saja. Diantaranya asuransi perjalanan apabila penerbangan dibatalkan maskapai. Informasi tersebut sudah bisa diintegrasikan dengan perusahaan asuransi, sehingga bila kondisi itu terjadi klaim otomatis akan langsung dibayarkan tanpa nasabah harus membuat laporan.

Mengindetifikasi klaim agar tidak terjadi penipuan adalah SOP wajib buat perusahaan asuransi. Ada proses-proses yang tidak bisa dipotong. “Ini jadi challenge terbesar di asuransi. Tapi dengan teknologi bisa dibantu sebagai solusinya. Di kami, setiap ada klaim secara otomatis akan memberitahu progresnya melalui aplikasi.”

“Masyarakat bukan enggak mau beli asuransi, tapi karena belum percaya, after sales-nya yang susah pas mau klaim. Yang bisa kita lakukan sekarang bukan menjanjikan klaim yang cepat, tapi klaim yang mudah,” sambungnya.

Tanamduit, awalnya berbasis aplikasi investasi online, merambah insurtech  sejak September 2019 karena melihat dibutuhkannya produk tambahan yang bisa melengkapi produk sebelumnya. Pendekatan yang diambil juga kemudahan membeli asuransi dengan metode pembayaran terkini seperti LinkAja, Dana dan GoPay.

Sejauh ini Tanamduit telah merilis lima produk asuransi gadget, proteksi bebas penyakit, proteksi 5 penyakit, proteksi penyakit tropis dan proteksi DBD.

Jajaran manajemen tanamduit saat peluncuran produk asuransi / DailySocial
Jajaran manajemen tanamduit saat peluncuran produk asuransi / DailySocial

Strategi ke depannya, Tanamduit akan merilis produk asuransi perjalanan dan kecelakaan diri, asuransi hewan peliharaan, asuransi kendaraan, dan produk unik lainnya yang berbasis komunitas. Di sisi lain, perusahaan juga terus meningkatkan teknologinya agar pelayanan klaim semakin seamless.

“Kita mau produk asuransi yang unik-unik untuk mendampingi rangkaian produk asuransi yang biasa didengar masyarakat. Produk unik ini tidak asal kita cari partner yang sudah punya saja, tapi melihat lebih dalam benefit-nya. Kita juga melakukan seleksi dan minta costum agar sesuai dengan apa yang nasabah cari.”

Insurtech mendorong asuransi lebih kreatif

Perusahaan teknologi dengan bank data konsumen yang kuat adalah senjata ampuh untuk mengetahui seperti apa kemauan konsumen. Korelasi ini membuat Gojek dan Tanamduit punya “power” lebih untuk mendorong perusahaan asuransi lebih kreatif dalam meramu produk baru secara kostumisasi menyesuaikan target masing-masing.

Gambaran lebih jelasnya dilakukan oleh Tokopedia yang menyediakan fitur InsurLater. Di dalam sini perusahaan menyediakan produk asuransi yang sudah dikostumisasi untuk setiap transaksi yang terjadi di dalam platform.

Perusahaan menjual asuransi proteksi gadget, elektronik, elektronik kecantikan, furnitur, perjalanan, otomotif, ibu dan anak, kecantikan, makanan. Perlindungan ini akan di-bundling ketika checkout ke laman pembayaran dengan harga premi yang ringan.

Masa perlindungan akan bergantung pada jenis produk yang dibeli, akan tetapi di Tokopedia dimulai dari 30 hari sampai maksimal 12 bulan.

“’Kami juga melakukan riset, misalnya untuk asuransi hewan peliharaan. Kami tanya-tanya ke pengguna, biasanya hewan kalau sakit seperti apa, biaya rawat inap dan rawat jalan seperti apa. Dari situ kita kasih tahu ke asuransi untuk diskusi lebih lanjut untuk proses berikutnya,” tutup Itha.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Gaet Doogether Luncurkan Layanan Reservasi Pusat Kebugaran “GoFitness”

Gojek merilis layanan reservasi tempat kebugaran GoFitness dan menggaet Doogether sebagai mitra eksklusif. Ini adalah layanan keempat, setelah GoGive, GoMall, dan GoNews, yang diperkenalkan ke publik dengan menggandeng pihak ketiga.

Head of Third Party Platform Gojek Group Sony Radhityo mengatakan, inovasi ini lahir berdasarkan peningkatan tren gaya hidup sehat yang tercermin dalam perilaku pengguna aplikasi Gojek.

Salah satunya dari GoRide, sejak awal tahun ini terdapat rata-rata lebih dari 11 ribu pengguna yang melakukan perjalanan ke tempat olahraga dan kebugaran setiap bulannya. Untuk layanan GoFood, dalam periode yang sama telah mengantarkan lebih dari 600 ribu porsi menu makanan yang terdapat dalam kategori makanan sehat.

Informasi tersebut diolah untuk optimalisasi dan personalisasi produk dan layanan sesuai dengan preferensi tiap konsumen, sehingga dapat menjadi solusi untuk permudah aktivitas sehari-hari.

“Informasi mengenai tren gaya hidup sehat inilah yang melatarbelakangi hadirnya GoFitness sebagai layanan terbaru Gojek,” terang Sony, Rabu (28/7).

Menurutnya, Doogether adalah salah satu aplikasi lokal yang kuat di bidangnya. Punya kesamaan target, ingin permudah kehidupan sehari-hari. Sehingga dari kacamata bisnis, daripada Gojek harus satu per satu akuisisi pusat kebugaran sebagai merchant, lebih baik gandeng mitra agar bisa jangkau pengguna lebih luas lagi.

CEO Doogether Fauzan Gani menambahkan, kedua perusahaan punya kesamaan visi, bahwa teknologi punya peranan besar untuk memudahkan kehidupan masyarakat. GoFitness merupakan salah satu perwujudan partisipasi aktif perusahaan untuk meningkatkan perkembangan industri olahraga di Indonesia.

“Tren adopsi gaya hidup sehat di Doogether meningkat pesat sejak tahun lalu, secara keseluruhan bisnis kami naik 900%. Ini terlihat dari meningkatnya jumlah pusat kebugaran yang mendorong orang untuk mulai aktif berolahraga,” terang Fauzan.

Secara bertahap, database dari Doogether akan sepenuhnya tersedia di GoFitness. Adapun saat ini baru tersedia untuk wilayah Jakarta saja, sementara layanan Doogether telah tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Bali dengan total 200 pusat kebugaran dan lebih dari 20 ribu kelas olahraga.

UI/UX akan semakin disempurnakan. Sementara ini, untuk bisa mengakses GoFitness harus sudah terdaftar sebagai pengguna Doogether. Sony memastikan ke depannya proses akan jauh lebih seamless.

Terlebih, GoFitness ini juga telah terhubung secara eksklusif dengan Gopay untuk metode pembayarannya. Konsumen pun bisa mendapat berbagai promosi yang ditawarkan dari Gopay.

GoFitness segera tersedia dalam bentuk tile untuk versi Android, bersama dengan menu lainnya dari Gojek. Sedangkan untuk versi iOS, bentuk tile akan menyusul, sekarang ini masih dalam bentuk shuffle card yang harus di-scroll dalam laman utama Gojek.

Application Information Will Show Up Here

Setelah Go-News, Gojek Kenalkan Go-Mall dan Go-Komik

Awal tahun 2019 Gojek meluncurkan fitur-fitur hasil kolaborasi dengan pihak ketiga. Mereka adalah Go-News, Go-Mall, dan Go-Komik. Ketiganya akan melengkapi fitur yang sudah ada di dalam aplikasi Gojek dalam usahanya menjadi super app dengan time spent konsumen yang semakin lama.

Sejauh ini secara keseluruhan Gojek sudah memiliki 21 layanan dan 6 fitur dalam satu aplikasi yang menhubungkan 2 juta mitra dengan puluhan juta pelanggan di seluruh kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data App Annie, Gojek disebut menjadi aplikasi on-demand dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak sepanjang tahun 2018.

Head of Third-Party Platform Gojek Sony Radhityo menyatakan, sebagai super app pertama di Indonesia, berbagai inovasi yang berhasil menjawab kebutuhan pengguna merupakan kunci dari pertumbuhan sejauh ini.

“Berbagai data internal dan eksternal kami menyatakan bahwa kebutuhan belanja dan mengakses info terkini menjadi perhatian penting bagi pelanggan Gojek dan lingkungannya. Kedua fitur ini [Go-Mall dan Go-News] menjawab kebutuhan tersebut, sesuai dengan tujuan kami untuk membantu pelanggan menemukan layanan yang mereka cari dalam satu aplikasi,” imbuh Sony.

Go-News merupakan fitur news aggregator yang dikembangkan dengan tujuan menambah alasan pengguna terhubung dengan aplikasi Gojek. Kumparan adalah portal berita pertama yang menjadi mitra.

JD.id dan Blibli menjadi platform e-commerce yang menjadi mitra Go-Mall. Dua platform belanja online ini dipilih karena dianggap bisa membantu visi Gojek membantu pengguna berbelanja berbagai macam kebutuhan.

Kolaborasi dengan JD.id dan Blibli untuk Go-Mall juga diikuti integrasi sistem pembayaran Go-Pay untuk kedua platform tersebut.

“Akan selalu ada tantangan baru. Seperti yang sudah kami buktikan selama ini, misi utama Gojek adalah terus menggunakan teknologi untuk menjadi solusi bagi tantangan-tantangan tersebut. Hal ini kami capai tentunya dengan mengutamakan kerja sama dengan para mitra dan partner bisnis kami untuk terus memberikan dampak sosial positif bagi masyarakat melalui keberadaan Gojek,” terang Sony.

Startup unicorn asal Indonesia ini juga mengembangkan Go-Komik, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna membaca komik dari para komikus lokal. Menurut pantauan DailySocial, mereka yang sudah berpartisipasi adalah Tahilalats, Sebut Saja Oloy, dan Maghfirare.

Application Information Will Show Up Here

Go-News Jadi Produk Pertama Kolaborasi Gojek dengan Pihak Ketiga

Akhir Oktober kemarin DailySocial sempat mewartakan inovasi terkini Gojek yang saat itu kami sebut dengan istilah “in-app news”. Gojek kemudian memformalisasi produk ini dengan nama Go-News, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna bisa membaca berita melalui aplikasi Gojek.

Menurut Sony Radhityo, Head of Third-Party Platform Gojek, sejauh ini Gojek sudah membangun lebih dari 19 produk dan Go-News adalah produk pertama yang dibangun dengan kolaborasi pihak ketiga.

“Sebelum Go-News, semua produk dalam platform Gojek dibuat untuk transaksi. Kami belum menjelajah ke ranah produk-produk non-transaksional. Ini berarti bahwa ketika pengguna kami tidak perlu membeli makanan, memesan tumpangan, mencari pijatan, atau semua kasus penggunaan transaksional lainnya, mereka memiliki insentif yang sangat kecil untuk membuka aplikasi kami,” ungkap Sony.

Go-News dihadirkan dengan harapan agar pengguna tetap membuka aplikasi Gojek meski tidak sedang ingin bertransaksi. Versi pertama Go-News menggandeng Kumparan, salah satu media yang masuk dalam portofolio Go-Ventures.

DailySocial mencoba menguhubungi pihak Gojek mengenai Go-News ini. VP Corporate Communications Gojek Group Kristy Nelwan menjelaskan bahwa saat ini mereka memang menampilkan konten berita dari Kumparan, namun tidak menutup kemungkinan untuk juga menampilkan konten berita lainnya.

“Saat ini, Go-News menyajikan berita yang dikurasi oleh Kumparan. Ke depannya, kami terus terbuka pada kesempatan untuk menjalin kerja sama lain agar dapat terus menyajikan konten berita bagi para pelanggan Gojek,” terang Kristy.

Perjalanan menuju super app

Perusahaan berusaha berkembang menjadi apa yang disebut sebagai super app. Sebuah konsep yang menjadikan aplikasi Gojek sebagai aplikasi super lengkap, tidak hanya berbasis transaksional seperti saat ini.

Go-News adalah bagian dari perjalanan tersebut. Berawal dari menyajikan konten berita untuk menjaga pengguna tetap berinteraksi dengan aplikasi Gojek, Go-News bisa jadi bagian penting dalam proses menjaga jumlah kunjungan.

“Agregator berita Go-News merupakan salah satu perwujudan komitmen Gojek sebagai super app terdepan di Indonesia untuk memudahkan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan teknologi. Jadi, hanya dengan menggunakan satu aplikasi Gojek, pelanggan dapat memenuhi berbagai kebutuhannya dengan praktis dan nyaman, dalam hal ini termasuk akses terhadap konten berita terkini,” terang Kristy.

Application Information Will Show Up Here

Target Pengguna yang Tepat Menentukan Desain Produk Startup

Dalam sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial menghadirkan Country Lead Canva Indonesia Sony Radhityo. Canva, penyedia layanan platform desain online asal Australia, sejak tahun 2017 sudah hadir di Indonesia dengan pilihan bahasa lokal untuk memudahkan pengguna menggunakan platform-nya.

Makin meningkatnya jumlah pengguna Canva, yang kebanyakan berasal dari kalangan millennial, merupakan salah satu alasan pada akhrnya Canva melakukan pelokalan hingga kolaborasi dengan desainer lokal.

“Sebelum Canva resmi hadir di Indonesia kebanyakan pengguna berasal dari Indonesia yang tertarik untuk menggunakan Canva melakukan editing foto untuk media sosial. Melihat besarnya potensi tersebut akhirnya Canva memutuskan untuk hadir di Indonesia.”

Sebagai salah satu platform yang menyediakan pilihan desain, editing, dan filter yang menarik untuk pengguna, Canva tidak hanya digunakan untuk melakukan penyuntingan foto di media sosial. Pelaku UKM dan startup melakukan kegiatan pemasaran dengan budget terbatas menggunakan Canva.

“Dengan pilihan desain yang beragam dan harga yang terjangkau, Canva ingin menjadi bagian dari para pelaku startup hingga UKM di Indonesia untuk meningkatkan kegiatan pemasarannya dengan harga yang terjangkau,” kata Sony.

Ditambahkan Sony, selain memberikan pilihan desain beragam dan harga terjangkau, Canva juga kerap melakukan kolaborasi dengan para desainer lokal untuk mendaftarkan desain yang mereka miliki ke Canva.

“Kami menyediakan profit sharing yang menarik dan tentunya kesempatan untuk mempromosikan desain kepada orang banyak melalui platform Canva,” kata Sony.

Tentukan target pasar sebelum membuat desain

Salah satu poin penting yang wajib dicermati startup saat bersiap untuk membuat desain produk adalah menentukan terlebih dahulu target pasar yang diincar. Dengan demikian akan tercipta desain yang menarik dan sesuai dengan target pasar yang relevan.

“Untuk Canva misalnya, kami melihat kebanyakan adalah kalangan millennial yang menyukai media sosial dan ingin mempercantik foto mereka sebelum diunggah. Dengan demikian memudahkan Canva untuk membuat desain yang tepat,” kata Sony.

Jika target pasar telah ditemukan, mulailah untuk membuat desain dan lakukan uji coba secara rutin. Lemparkan beberapa pilihan desain kepada publik, dan cermati seperti apa desain yang berpotensi untuk viral dan segera tarik desain yang kurang diminati. Lakukan trial and error  ini secara rutin, sampai akhirnya desain produk yang tepat sudah ditemukan.

Desain idealnya harus berupa gambar dilengkapi dengan informasi yang menarik dan relevan. Untuk itu ciptakan konten desain untuk kalangan atau komunitas tertentu yang sudah dipastikan bakal menggunakan produk startup Anda nantinya. Hindari membuat desain produk untuk orang banyak.


Disclosure: #SelasaStartup adalah kegiatan mingguan DailySocial yang diadakan setiap hari Selasa yang mempertemukan audience dan pelaku industri startup Indonesia