Movic is Car Rental Marketplace from Astra Digital

Astra Digital continues making innovation based on application. Movic is one example. Movic is a service to connect car owner with car renter. The system works to make it easier for car renters to find a suitable car and for car owners to earn additional income by renting out their cars.

The service is available for public since September 2018 for Android platform.

“By developing a digital platform, Astra Digital presents more innovative, relevant, and customer oriented solution. In addition to the on-target solution, customer engagement is also important to reach and tighten relationship to customers, particularly millennials which also Astra’s future,” Dja Tet Fa, Chief of Astra Digital, explained.

As a platform that brings out a concept of connecting car renter with the car owner, Movic gives freedom for prospective car renters to choose car types and rental forms, with or without a driver.

Prospective car renters can select the type of cars, such as hatchbacks, sedan, MPV, SUV, bus, pickup, and luxury. In addition, they can choose the nearest vehicle available.

In terms of car owners, Movic offers additional income by renting a car. All transactions will be recorded and accessible through reports provided in the app. Movic also guarantees every transaction for all accounts has been verified in order to provide security for self-drive rental.

“Movic concept is simple. In Jakarta, for example, besides being able to drive and rent their car, car owners can also rent their unused car while working. The driver can be a trusted friend or the car renter,” Christianto, Movic‘s Product Owner, said.

Movic is well aware that to grow faster and be able to compete in the market, they have to provide additional value. Thus it provides Astra Life insurance for car renters. Those who rent a car in Movic will automatically be listed in Astra Life. It’ll provide a guarantee for all Movic customers in the form of cash for death compensation due to accidents worth of Rp10,000,000 and reimbursement of medical expense by accidents up to Rp1,000,000.

“In a year, Movic will be focused on becoming the top-of-mind online car rental app. In order to achieve the goal, Movic will keep improving the UI/UX for user satisfaction,” Christianto said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Dompet Kilat Hadirkan Layanan Fintech Lending untuk Masyarakat Kelas Bawah

Layanan digital berbasis fintech lending terus hadir di pasar Indonesia. Dompet Kilat jadi salah satu platform yang turut meramaikan. Resmi beroperasi di awal tahun ini, Dompet Kilat secara spesifik menargetkan kalangan bawah (berpenghasilan rendah) dengan nominal pinjaman kecil dan jangka waktu yang relatif singkat.

“Kami ingin menciptakan produk keuangan khusus menyasar kalangan bawah. Tapi dalam berjalannya waktu kita melihat bahwa sebetulnya kebutuhan itu tidak hanya untuk pinjaman konsumen, tetapi banyak yang terkait dengan kegiatan modal kerja,” terang founder Dompet Kilat, Sunu Widyatmoko

Di Dompet Kilat pengguna bisa mengajukan pinjaman dengan pilihan tenor mulai dari 7 hari, 15 hari, hingga 21 hari dengan kisaran pinjaman mulai dari 500 ribu Rupiah hingga 2 juta Rupiah. Bunga yang dikenakan berkisar 10% untuk setiap pinjaman.

Sementara untuk syarat pengajuan pinjaman, Dompet Kilat hanya membutuhkan KTP. Bila pengguna memiliki dan mau mengunggah slip gaji, maka akan mempercepat karena tidak akan lagi diwawancara melalui email.

Dompet Kilat sendiri baru beroperasi pada Februari 2018, meski perusahaannya sudah berdiri sejak tahun 2017 silam di bawah PT Indo Fin Tek. Saat ini layanannya sudah berizin dan diawasi oleh OJK.

Mengusung konsep p2p lending Dompet Kilat paham betul bahwa ada risiko besar yang harus ditanggung, untuk itu hingga saat ini Dompet Kilat masih belum membuka secara penuh layanannya untuk pengguna yang ingin menjadi penyedia dana. Dompet Kilat masih membatasi hanya untuk institusi dan individu dengan kriteria tertentu.

“Kerena risiko pinjaman di sektor ini relatif besar, saat ini kita masih dalam proses analisis dan risk modeling-nya. Untuk risk modeling membutuhkan data yang relatif besar, jadi kami belum membuka pintu besar-besar untuk umum. Kami  hanya berbicara di kalangan tertentu, institusi atau individu yang sangat memahami konsep risiko,” lanjut Sunu menjelaskan.

Di Indonesia Dompet Kilat akan bersaing dengan banyak pemain lain, baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Kendati demikian Sunu optimis dengan peluang yang dimiliki oleh Dompet Kilat. Selain potensi pasar yang besar, Dompet Kilat juga terus berusaha memberikan literasi keuangan untuk memberikan wawasan bagi masyarakat dan menghindarkan dari jeratan layanan teknologi finansial ilegal yang mulai banyak di Indonesia.

“Kita sangat optimis dengan market Indonesia bahwa banyak masyarakat yang masih belum tersentuh layanan perbankan, atau layanan pinjaman profesional, jadi menurut saya pintu untuk layanan fintech terbuka lebar, hanya tugas kita semua adalah bagaimana agar image tentang fintech ini tidak negatif karena pemain ilegal,” lanjut Sunu.

Ke depannya Sunu bercita-cita menjadikan Dompet Kilat sebuah layanan yang bisa membantu individu untuk menjadi wirausahawan dengan memudahkan mereka mendapatkan modal. Hal ini tidak terlepas dari besarnya potensi usaha mikro di Indonesia.

“Saya punya impian untuk membantu setiap individu untuk menjadi wiraswasta. Karena saya percaya kegiatan usaha mikro di Indonesia potensinya sangat besar,” tutup Sunu.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Movic, Marketplace Penyewaan Mobil dari Astra Digital

Astra Digital terus berupaya melahirkan inovasi berbasis aplikasi. Salah satunya melalui Movic. Movic adalah layanan yang membantu menghubungkan pemilik dan penyewa mobil. Sistemnya bekerja memudahkan penyewa mencari mobil sesuai kebutuhan dan membantu pemilik mobil mendapatkan penghasilan tambahan dengan menyewakan mobilnya.

Layanan yang mulai beroperasi sejak September 2018 ini sudah tersedia untuk platform Android.

“Dengan memperkuat platform digital, Astra Digital hadir memberikan solusi yang lebih inovatif, relevan, dan customer oriented. Selain solusi yang tepat, customer engagement menjadi hal yang sangat penting untuk menjangkau dan mempererat hubungan kami dengan pelanggan, khususnya dengan generasi milenial yang juga konsumen masa depan Astra,” terang Chief of Astra Digital Djap Tet Fa.

Sebagai platform yang mengusung konsep menghubungkan penyewa dengan pemilik mobil. Movic memberikan kebebasan bagi calon penyewa untuk memilih jenis mobil dan bentuk penyewaannya, beserta sopir atau lepas kunci.

Calon penyewa dapat menentukan jenis mobil, mulai dari hatchback, sedan, MPV, SUV, bus, pickup hingga luxury. Selain itu calon penyewa bisa memilih kendaraan berdasarkan lokasi terdekat.

Sementara itu, untuk pemilik mobil, Movic menawarkan penghasilan tambahan dengan menyewakan mobilnya. Semua transaksi yang ada di Movic akan tercatat dan dapat dilihat melalui laporan yang disediakan di aplikasi. Pihak Movic juga menjamin setiap transaksi karena setiap akun telah melalui proses verifikasi, dalam rangka memberikan rasa aman ketika ada transaksi penyewaan lepas kunci.

“Konsep Movic ini sebenarnya sederhana. Di Jakarta misalnya, selain pemilik mobil dapat menjadi pengemudi dan menyewakannya, ia juga dapat menyewakan mobilnya yang nganggur saat ditinggal kerja. Pengemudinya bisa orang yang dipercaya atau penyewa mobil tersebut,” terang Product Owner Movic Christianto.

Pihak Movic sadar betul bahwa untuk bisa berkembang secara cepat dan bersaing di pasar Movic harus memberikan nilai lebih. Salah satu usahanya adalah dengan memberikan asuransi jiwa Astra Life bagi penyewa. Secara otomatis penyewa yang memesan kendaraan di Movic akan langsung terdaftar dalam asuransi jiwa Astra Life. Asuransi ini memberikan perlindungan kepada seluruh pengguna Movic berupa santunan kematian akibat kecelakaan sebsar Rp10.000.000 dan penggantian biaya pengobatan kecelakaan up-to Rp.1.000.000.

“Untuk satu tahun ke depan fokus Movic adalah menjadi top of mind aplikasi penyewaan mobil secara online. Agar dapat mencapai tujuan tersebut, Movic terus melakukan peningkatan pada UI/UX untuk dapat meningkatkan kepuasan pengguna,” ujar Christianto.

Application Information Will Show Up Here

Poinin Hadirkan Aplikasi Informasi Promo dan Program Loyalitas

Adanya promo atau diskon sering dijadikan alasan seseorang dalam memilih suatu produk atau layanan. Melihat hal tersebut, Poinin hadir memberikan kurasi info promo-promo yang ada dari ratusan merchant ke dalam sebuah aplikasi. Tujuannya, Poinin ingin menjadi mesin pencari untuk promo bagi masyarakat.

“Kita sering kelewatan (promo), karena infonya tidak kita dengar. Beberapa merchant juga menyediakan promo berupa point reward bagi pelanggan setianya. Tapi malah jadi merepotkan karena setiap transaksi harus membawa kartu anggota. Poinin adalah solusi atas semua masalah itu,” terang Founder Poinin, Ahmad Firdaus.

Mengusung tagline “SmartPromo App” Poinin tidak hanya berfokus pada penjualan voucher promo belanja. Poinin justru berfokus untuk meningkatkan shopping experience dan membuat kegiatan berbelanja menjadi semakin menyenangkan. Dengan menggunakan layanan dari Poinin pengguna bisa mendapatkan info promo yang sesuai, termasuk mendapatkan notifikasi dari brand-brand favorit.

Untuk aplikasi, Poinin memiliki beberapa fitur, antara lain Discovery and Nearby untuk memudahkan mendapatkan informasi mengenai promo yang berlangsung di sekitar atau berdasarkan kata kunci.

Poinin juga menghadirkan fitur untuk bisa mengikuti brand favorit, fitur dimaksudkan agar pengguna tidak ketinggalan promo yang berlangsung. Ketika mengikuti sebuah brand tertentu, setiap kali ada promo baru info tersebut akan otomatis muncul di halaman utama.

Fitur lainnya yang ada di Poinin adalah Loyalty Point, memungkinkan pengguna mengumpulkan loyalty point di beberapa merchant pilihan. Diklaim lebih efektif karena pengguna tidak perlu repot membawa kartu anggota, cukup memindai QR Code dengan aplikasi.

“Semua orang suka promo. Semua pembeli ingin lebih praktis. Dalam 3 bulan pertama, hampir 50 ribu pengguna mengunduh aplikasi ini,” ujar Firdaus menceritakan capaian positifnya.

Lebih jauh Firdaus juga menjelaskan bahwa dalam waktu dekat mereka akan meluncurkan beberapa fitur baru yang didesain untuk memudahkan pengguna. Sementara untuk promo, mereka saat ini fokus melakukan promo di mall yang ada di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Medan dan Makassar.

“Poinin sedang menjalin kerja sama dengan beberapa entitas agar bisa memberikan dampak sosial. Salah satunya adalah program save money to save others, para smart shopper bisa beramal dengan uang yang berhasil dihemat. Secara konten, kami juga akan menyediakan info promo non-mall dan mencakup lebih banyak kota-kota di Indonesia.”

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Kerjaholic, Layanan Marketplace Pekerjaan “Freelance” dan Paruh Waktu

Satu dari banyak jenis peluang usaha digital adalah menciptakan platform yang menghubungkan penyedia kerja dan pencari kerja. Salah satu startup yang menjalankan layanan ini adalah Kerjaholic. Meski tergolong baru, Kerjaholic optimis bisa diterima di masyarakat karena mereka mencoba melakukan pendekatan yang berbeda dan terus mengembangkan fitur di aplikasinya. Fokus pasar Kerjaholic adalah pekerja lepas (freelance) dan paruh waktu (part time).

Saat ini Kerjaholic mengklaim sudah mendapatkan 7000 unduhan dengan rata-rata lima lowongan baru setiap harinya. Startup yang beroperasi sejak Juni 2018 ini sudah hadir di Jakarta dan Semarang dan berharap bisa menjangkau kota-kota lainnya.

Perjalanan Kerjaholic dimulai ketika lima co-founder bertemu. Mereka adalah Gibran Rakabuming Raka, Leon Hidajat, Josh Ching, Michael, dan Daniel Hidajat. Kelimanya memiliki cara pandang yang sama mengenai susahnya mencari pekerja yang cocok dan juga tingginya biaya yang dikenakan para makelar. Dari sanalah kemudian lahir Kerjaholic.

“Kami berlima merasakan betapa susahnya mencari pekerja yang cocok dibalik tingginya biaya yang dikenakan para makelar. Di sisi lain banyak para pekerja yang menganggur dan kesulitan mencari lowongan,” terang CEO Kerjaholic Leon Hidajat.

Fokus dan persaingan

Konsep yang diambil Kerjaholic sebenarnya bukan hal baru. Beberapa startup sudah lebih dulu mengusung konsep yang dan memungkinkan adanya persaingan. Menyikapi hal ini, pihak Kerjaholic tetap optimis bisa terus berkembang dan diterima oleh masyarakat. Leon menjelaskan, adanya persaingan menunjukkan bahwa pangsa pasar di sektor marketplace kerja ini cukup besar dan perusahaan terus berupaya untuk terus melakukan validasi dan menerapkan metode Lean Startup untuk terus berkembang.

Dengan modal sendiri dan pre-seed dari angel investor, Kerjaholic fokus pada dua jenis pekerjaan, freelance dan pekerja paruh waktu. Untuk menjangkau lebih banyak pengguna, Kerjaholic berupaya mengoptimalkan iklan di berbagai media sosial dan jmelakukan strategi pemasaran secara offline dengan rajin hadir di banyak bursa lowongan pekerjaan.

User base Kerjaholic akan terus ditingkatkan supaya menapai tahap viral dan kami akan berupaya memastikan pengguna tetap setia menggunakan layanan yang kami berikan,” terang Leon.

Di KerjaHolic pengguna dibedakan menjadi dua. Pertama adalah pencari kerja (Pekerjaholic) dan kedua adalah penyedia lapangan kerja (Bosholic). Untuk para pencari kerja akan ada fitur “status online Instanholic”. Fitur ini memungkinkan para pencari kerja mendapatkan tawaran pekerjaan. Mereka bisa melihat semua daftar lowongan pekerjaan yang tersedia melalui aplikasi atau menggunakan fungsi filter.

Sementara untuk penyedia pekerjaan, fitur Instanholic memungkinkan mereka mencari pekerja secara real time berdasarkan industri dan lokasi terdekat. Fitur ini bisa sangat berguna bagi mereka yang membutuhkan tenaga kerja di situasi-situasi mendesak.

“Saat ini semua fitur kami masih gratis, namun ke depan ada kemungkinan kami akan memungut biaya untuk setiap pemasangan lowongan kerja maupun untuk iklan berbayar,” imbuh Leon.

Di tahun pertamanya, Kerjaholic masih fokus menghadirkan fitur-fitur baru yang bermanfaat, termasuk juga menjadwalkan kehadiran aplikasi iOS mereka.

“Fokus di 2018 adalah mengembangkan fitur-fitur baru pada aplikasi Android dan melakukan penetrasi pasar Kerjaholic di Jakarta dan sekitarnya. Tahun depan akan ada aplikasi kami di iOS dan mulai melakukan pemasaran di kota-kota lain,” tutup Leon.

Application Information Will Show Up Here

Siji Creates Digital Museum with Augmented Reality

Augmented Reality (AR) technology can be a medium to represent various objects visually. In Siji Studio, AR is used to digitize museum in making the content of history class more interesting.

Dimas Fuady, Siji Digital Solution’s Co-Founder & CEO, said that the development of digital museum using AR should be effective. In fact, nowadays, the museum’s artifacts are considered not “out of the box”, some even have inadequate guides.

“It’s a different situation when we visit museum abroad, in Singapore for instance. The display is quite mesmerizing, combining a good storytelling with technology and art installation,” he added.

However, this initiative is going independently by Siji team. We haven’t involved in any special partnership with the government. Siji has a direct partnership with museum’s proprietor which also get the annual subscription of Siji AR service.

“Museum Kebangkitan Nasional, Museum Perumusan Naskah Proklaasi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Nasional have implemented Siji AR product. It’s also worked as a virtual guide for visitors,” he explained.

Siji AR has been established since 2014. It’s when they’re under Telkom incubation program. Siji Studio is now Telkom’s strategic partner for digital product development, where Telkom also involved as Siji Studio’s shareholder.

It’s not only AR product development

Siji Studio also produces some IoT-based supporting technology solution, such as artificial intelligence platform, automation tools, and robotics. One of Siji portfolios is the first Toko Tanpa Awak (Shop without keepers) in Indonesia, has been operating since March 2018 on the 11th floor of Telkomsel Smart Office.

Siji also designed the Bank Tanpa Awak (Bank without clerk) in one of the red-plate institutions. The developing digital branch was designed for banking (create an account, card renewal, and customer service) will be fully assisted by a machine.

“Siji AR was dedicated as an alternative media for advertising. It was implemented in one of the auto magazines, but due to the lack of users, it was stopped. Lesson’s learned, we thought to penetrate further into the market, along with technical and business evaluation,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Rekeningku Optimis Bersaing di Bisnis Aset Digital, Andalkan Kualitas Pelayanan

Popularitas cryptocurrency di Indonesia memancing banyak pihak mengembangkan layanan untuk jual-beli aset digital. Salah satu layanan yang saat ini mengudara adalah Rekeningku. Beroperasi sejak Desember 2017, Rekeningku mencoba menawarkan pelayanan transaksi aset digital selama 24 jam.

“Kami meluncurkan Rekeningku karena pasarnya masih cukup besar. Kebetulan background saya di finansial. Target penggunanya adalah trader aktif dan minner. Karena minner butuh wallet dan tempat untuk menjual hasil minning-nya,” terang CEO Rekeningku, Sumardi Fung.

Rekeningku saat ini didukung oleh beberapa investor. Salah satunya RND Kapital yang berinvestasi di Rekeningku untuk seed funding. Sedangkan untuk putaran pendaan Seri A Sumardi, masih belum bisa membagikan investor mana saja yang terlibat.

Di segmen yang sama, Rekeningku berhadapan dengan beberapa platform, seperti Indodax, TokoCrypto, Luno, Coinone Indonesia dan beberapa lainnya. Menyikapi persaingan ini Sumardi optimis Rekeningku termasuk salah satu yang paling lengkap untuk cryptocurrency yang ditawarkan.

Dengan fitur marketplace cryptocurrency ditambah dengan pelayanan yang ada, Sumardi yakin Rekeningku bisa menjadi pilihan yang tepat bagi para minner maupun trader cryptocurrency.

“Kita menawarkan support live chat 24 jam, withdraw rupiah diproses di bawah 30 menit, semua masalah teknis akan selesai dalam 1×24 jam atau kami akan bertanggung jawab penuh,” terang Sumardi.

Untuk menggenjot pertumbuhan pengguna, saat ini Rekeningku sudah menyiapkan beberapa strategi seperti pengembangan aplikasi mobile untuk memudahkan pengguna mengakses layanan Rekeningku. Selain itu mereka juga rutin menghadirkan diskon dan bonus koin.

Sementara itu saat ini Rekeningku tengah fokus untuk meningkatkan kualitas platform dan terus berusaha untuk memberikan platform yang berkualitas bagi para penggunanya.

Sedangkan untuk jangka panjang Rekeningku tengah berusaha membangun perusahaan dengan sumber daya yang berkualitas dan profesional. Serta terus berusaha menambah daftar jenis coin atau token yang diperjualbelikan di platform Rekeningku.

Oper Sediakan “Online Helper”, Saat Ini Sediakan Layanan Driver

Makin terbiasanya masyarakat Indonesia dengan teknologi dimanfaatkan Oper untuk menghadirkan layanan “penolong online” bagi masyarakat. Oper sudah memiliki 2 buah layanan, yakni Oper Valet dan Oper Driver. Keduanya bisa diakses melalui aplikasi Oper.

Oper sendiri merupakan akronim dari Online Helper. CEO Oper Robin Lazendra sejak awal memiliki semangat menghadirkan layanan yang bisa digunakan dan dipesan oleh masyarakat dengan mudah. Memulai debutnya pada tahun 2016 silam saat ini Oper memiliki dua layanan utama yakni Oper Valet yang bekerja sama dengan  KING Valet untuk tenaga driver-nya dan Oper Driver yang berkolaborasi dengan PT Mukti Abadi Sadaya (OTO Group) sebagai penyedia tenaga driver-nya.

“Untuk dua fitur tersebut misi kami adalah memberikan better experience kepada pengguna. Untuk Oper Valet sebagai contohnya, dengan aplikasi Oper pengguna tidak harus datang ke booth untuk pengambilan mobilnya dan ke depannya akan menggunakan e-ticket sehingga akan mengurangi tiket hilang. Bagi pemilik lokasi, keuntungannya adalah semua data terdata di sistem sehingga akan mengurangi kecurangan. Di sini terlihat jelas Oper akan memberikan better experience baik untuk pengguna ataupun pemilik lokasi,” terang Robin.

Untuk Oper Driver pihak Oper menyediakan tiga pilihan layanan, berdasarkan rute, sewa 8 jam dan sewa 12 jam. Oper juga menyediakan solusi bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan jasa driver.

“Sebagai contoh apabila driver mereka sedang sakit atau berhalangan, kami dapat menyediakan driver pengganti. Salah satu client perusahaan kami untuk Oper Driver adalah JAYA Konstruksi sedangkan untuk Oper Valet adalah Angkasa Pura II dan Angkasa Pura Solusi,” imbuh Robin.

Oper

Memanfaatkan penguasaan teknologi yang lebih baik

Sebagai layanan yang fokus pada penyediaan jasa-jasa yang membantu masyarakat, Robin cukup yakin apa yang mereka kerjakan bisa diterima di masyarakat mengingat semakin majunya perkembangan teknologi dan penggunaan smartphone di Indonesia. Terlebih Oper berusaha menghadirkan pengalaman terbaik bagi setiap penggunanya.

“Masyarakat Indonesia sudah sangat siap dengan perkembangan teknologi. Berdasarkan laporan e-Marketer, pengguna aktif smartphone di Indonesia akan tumbuh dari 55 juta orang pada tahun 2015 menjadi 100 juta orang tahun 2018. Sehingga potensi aplikasi smartphone sangatlah besar, sehingga apabila Oper dapat memberikan better experience saya yakin masyarakat akan menerimanya,” terang Robin.

Layanan Oper bukan satu-satunya di segmen penyedia jasa, termasuk layanan penyedia driver. Namun Robin menyambut positif adanya persaingan tersebut. Menurutnya dengan persaingan Oper akan berusaha untuk menjadi yang terbaik.

Menyinggung soal inovasi ke depannya, Robin tidak menutup kemungkinan akan menghadirkan layanan-layanan baru yang bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Application Information Will Show Up Here

Siji Digitalkan Museum dengan Augmented Reality

Teknologi augmented reality (AR) dapat dijadikan alat untuk merepresentasikan beragam jenis objek secara visual. Di tangan Siji Studio, AR dimanfaatkan untuk mendigitalkan museum agar membuat konten belajar sejarah di dalamnya menjadi lebih seru.

Menurut pemaparan Dimas Fuady selaku Co-Founder & CEO Siji Digital Solution, pengembangan konten museum dengan AR dinilai akan efektif. Pasalnya kondisi saat ini penyajian artefak museum dinilai kurang “out of the box”, bahkan di beberapa tempat pemandunya kurang memadai.

“Situasi ini berbeda ketika kita berkunjung ke museum di luar negeri, katakanlah di Singapura. Di sana penyajiannya sangat menawan, mengombinasikan story telling yang bagus dengan teknologi dan instalasi seni,” ujar Dimas.

Sayangnya inisiatif ini masih dilakukan oleh tim Siji secara mandiri. Belum ada kemitraan khusus dengan pemerintah. Siji bekerja sama langsung dengan pengelola. Museum berlangganan layanan Siji AR yang dibayar secara tahunan.

“Museum Kebangkitan Nasional, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Nasional kini sudah mengimplementasikan produk Siji AR. Siji AR juga berfungsi sebagai virtual guide bagi pengunjung,” terang Dimas.

Siji AR sudah dikembangkan sejak tahun 2014 lalu. Ketika itu Siji Studio tengah dalam naungan program inkubasi Telkom. Hingga pada akhirnya setelah lulus, kini Siji Studio menjadi mitra strategis Telkom untuk pengembangan produk digital — Telkom juga memiliki kepemilikan saham di Siji Studio.

Tak hanya kembangkan produk AR

Siji Studio juga memproduksi beberapa teknologi penunjang  solusi berbasis IoT, seperti platform artificial intelligence, peralatan automation, dan robotika. Salah satu portofolio Siji adalah Toko Tanpa Awak pertama di Indonesia, sejak Maret 2018 sudah beroperasi di lantai 11 gedung Telkomsel Smart Office.

Siji juga mengarsiteki sistem Bank Tanpa Awak di salah satu institusi pelat merah. Digital branch yang dikembangkan didesain untuk layanan bank (buka rekening, ganti kartu ATM, layanan pengaduan dan pelanggan) bisa dilakukan sepenuhnya dengan mesin.

“Siji AR awalnya dedikasikan sebagai media alternatif untuk industri periklanan. Siji AR sempat diimplementasi di salah satu majalah otomotif, tapi memang secara pengguna masih sedikit sekali sehingga tidak diperpanjang. Dari situ kami berpikir untuk tidak melanjutkan penetrasi ke pasar, sambil melakukan evaluasi bisnis dan teknis,” tutup Dimas.

Platform Database Digital untuk Pekerja Kreatif HAHO Incar Satu Juta Pengguna di Tahun 2019

HAHO memang terbilang masih baru di industri digital Indonesia. Kendati demikian, startup yang didirikan Anthonius Andy Permana ini memiliki visi memajukan industri kreatif Indonesia hingga ke kancah internasional.

Di sela perhelatan World Conference of Creative Economy di Nusa Dua, Bali pada 7 November 2018, DailySocial berkesempatan untuk berbincang dengan Andy, sapaan akrabnya.

HAHO adalah database solution yang menyediakan informasi dan profil lengkap para pekerja kreatif di Indonesia, atau mereka yang termasuk ke dalam 15 sub sektor Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF).

HAHO berdiri setelah melalui proses panjang, mulai dari ideation di 2015, concepting, hingga akhirnya layanan ini meluncur dalam bentuk website dan aplikasi Android di akhir 2017. Untuk aplikasi iOS sendiri ditargetkan meluncur pada awal tahun depan.

Kepada DailySocial, Andy mengungkap keinginannya untuk menjadi platform solutif bagi pekerja seni. Ia menilai saat ini masih terdapat gap cukup besar dalam mempertemukan supply dan demand di industri ini.

“Bisa dikatakan HAHO itu semacam ‘Linkedin’ untuk pekerja seni. Memang ada yang pasang profil di Linkedin, tetapi informasinya tidak lengkap. Makanya, pekerja seni ini tidak punya digital identity yang profesional karena tidak ada channel untuk pasang experience portfolio. Media sosial itu tidak proper,” jelas Andy.

Selain itu, lanjutnya, pasar Indonesia dinilai masih sangat sempit dalam mendefinisikan pekerja seni, yakni hanya sebagai aktris dan aktor film. Padahal, pekerja seni memiliki definisi luas sebagai orang yang bergelut di industri kreatif, seperti musisi, event, magician, stand up comedian, hingga barista sekalipun.

Di aplikasi HAHO terdapat empat menu utama, yakni Talent, Company, Jobs Vacancy, dan Project (mulai dari film, event, musik, dan lain-lain). Saat ini, HAHO telah berkolaborasi dengan rumah produksi ternama, yaitu Starvision.

“HAHO itu two-sided network yang mempertemukan supply dan demand. Siapapun bisa mencari talent di sini, karena kami sediakan profiling dengan lengkap. Contoh, teman saya mau adakan fashion show yang mana mereka butuh model dengan tinggi 170 cm. Tidak mungkin reach satu-satu,” ungkapnya.

Mencari pendanaan baru demi raihan satu juta pengguna

Di tahun depan, Andy berencana untuk mendongkrak jumlah pengguna HAHO dari 60.000 saat ini menjadi satu juta di tahun depan. Untuk mencapai target ini, pihaknya membutuhkan investasi dalam mendukung kegiatan promosi dan marketing. Misalnya, strategi membership dan kolaborasi dengan lebih banyak rumah produksi (PH) dan Event Organizer (EO).

“Kita mengadopsi model bisnis seperti di Linkedin dan IMDB, misalnya dengan membership subscription. Tapi kalau user-nya baru puluhan ribu, it’s useless. Nah, kami tengah mencari pendanaan baru because we have to burn money untuk acquire user,” tuturnya.

HAHO telah menerima pendanaan pre-early seed funding dari angle investor. Untuk selanjutnya, Andy saat ini telah menjajaki pendanaan baru untuk seed funding dengan pemodal ventura (VC).

Sebetulnya, kata Andy, banyak model bisnis yang bisa diimplementasikan ke HAHO. Tapi menurutnya saat ini HAHO belum masuk fase untuk menghasilkan pendapatan. Kalaupun sudah, pendapatan ini dari lini bisnis HAHO yang lain, yakni penjualan tiket. Untuk lini bisnis ini, HAHO bekerja sama dengan Go-Tix dari Go-Jek.

“Target 1 juta pengguna di 2019 memang ambisius, tetapi harus terukur. Kami (perlu) bakar uang untuk akuisisi. Intinya, kami punya impactful tagline, yakni enpowering do generation to be discovered easily worldwide. Kami ingin talent Indonesia bisa bersaing, tak hanya lokal, tetapi juga internasional. Kami ingin industri digital membuat impact semakin luas.”

Application Information Will Show Up Here