Papillon Group Luncurkan “CRooT”, Token Blockhain untuk Program Loyalitas

Di tengah hype blockchain, grup media Papillon Group meluncurkan platform bernama CRooT. CRooT, singkatan dari Coin Redemption on Online Transaction, adalah token koin berbasis blockchain network dari Ethereum, tepatnya ERC20. CRooT didesain khusus untuk program loyalitas dan gamifikasi yang dimiliki suatu platform aplikasi. Di fase awalnya, CRooT baru diaplikasikan di aplikasi POPULAR Now.

Di aplikasi ini, token tersebut bisa ditukarkan dengan menjadi emas murni dan/atau merchandising lainnya, bisa juga digunakan untuk melakukan beragam aktivitas interaksi multi-arah dengan para bintang yang memainkan peranan dalam beragam program Video dari Popular TV, termasuk melakukan transaksi antar pengguna.

Selain bisa digunakan untuk redemption, token ini juga akan bisa diperjualbelikan melalui bursa koin tempat token tersebut didaftarkan.

“Fitur smart contract yang ditanamkan dalam token CRooT memungkinkan pihak mana pun yang membutuhkan sistem loyalitas dan gamifikasi menjadi bagian dari proses pemasarannya. Prosesnya bisa langsung terhubung tanpa direpotkan dengan membangun komunitas pengguna dari nol, bisa langsung live sejak pertama kali implementasi. Bahkan bisa saling berkolaborasi memberikan pengalaman dan nilai tambah yang optimal antar pengguna dan/atau target market,” jelas Co-Founder & CEO Papillon Group Vicky G. Saputra.

Lebih lanjut Vicky menjelaskan, secara fungsionalitas CRooT sebenarnya tidak hanya disediakan untuk program loyalitas atau gamifikasi. Visi besar CRooT adalah untuk menjadi token akan meningkat nilai intrinsiknya dan bisa digunakan dalam aplikasi kehidupan keseharian penggunanya.

“CRooT itu nama yang diberikan oleh para fans di POPULAR. Bukan kami sendiri, so driven by fans. Harapannya dari setiap transaksi online dalam pengguna bisa redeem beragam benefit,” ujar Vicky.

Mengapa fokus di program loyalitas?

Seiring dengan perkembangan tren pemasaran digital saat ini, pengembang CRooT berkeyakinan bahwa konsep kolaborasi dan optimalisasi fanbase bisa berjalan dengan lebih efektif dibandingkan sekedar paid advertising atau konsep pemasaran lainnya. Pengalaman yang dirasakan audience dari aktivitas pemasaran ini menjadi salah satu prioritas utama agar tujuan pemasaran dapat tercapai dengan lebih optimal.

“Fitur smart contract dari blockchain network Ethereum ini juga memungkinkan kolaborasi dapat terjadi dengan lebih mudah dan cepat serta lintas negara,” imbuh Vicky.

Selain di aplikasi POPULAR Now, target pengembangan berfokus pada pembuatan aplikasi untuk loyalty exchange dan pembuatan wallet untuk token CRooT. Harapannya bisa lebih mudah digunakan pihak lain yang menjadi mitra kolaborasi dalam program loyalitas. Adopsi token CRooT ini juga akan terus dikembangkan dalam beragam program kolaborasi lainnya secara online maupun offline.

“Bagi saya sendiri, masa depan cryptocurrency ini seperti halnya perkembangan internet di Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu, dengan kata lain sesuatu hal yang tak dapat dielakkan akan terjadi. Hanya saja kemungkinan besar adopsi cryptocurrency akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih singkat, termasuk di Indonesia. So walaupun saat ini tampaknya masih cukup complicated, akan tiba saatnya penerimaan masyarakat akan menjadi lebih baik,” pungkas Vicky.

Application Information Will Show Up Here

Borneo SkyCam, Pengembang Drone Asal Pontianak

Kalimantan adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia. Demografi wilayahnya cukup unik, selain masih banyak didominasi oleh hutan, pulau ini juga berbatasan langsung dengan negara tetangga. Medan yang menantang membuat pengawasan melalui udara menjadi lebih efektif, khususnya untuk kebutuhan militer (pengawasan perbatasan) dan pertanian (pemetaan lahan). Kondisi tersebut dilihat sebagai peluang oleh tim Borneo SkyCam, sebuah startup pengembang perangkat pengawas berbasis pesawat nirawak (drone).

Peluang selanjutnya juga dilihat dari komoditas produk drone yang ada saat ini untuk kebutuhan di Kalimantan. Jika menggunakan drone biasa, ada beberapa keterbatasan yang menjadikan prosesnya kurang efektif. Salah satunya soal kemampuan baterai yang sangat terbatas, menjadikan jam terbangnya tidak bisa lama. Untuk itu Borneo SkyCam mengembangkan drone dengan kemampuan khusus untuk pengamatan di wilayah yang luas.

Salah satu pendekatan yang dilakukan ialah baterai menggunakan panel surya –cukup menjanjikan, mengingat Kalimantan terletak di garis khatulistiwa, sehingga penyinaran matahari sangat efektif selama 12 jam. Dukungan panel surya membuat drone besutan Borneo SkyCam mampu terbang dengan jangkauan eksplorasi 4000km berkecepatan 200km/jam, dengan daya tahan baterai mencapai 16 jam.

Drone milik Borneo SkyCam

“Teknologi drone bisa dioptimalkan untuk memetakan lahan tanpa harus menelusur dengan jalur darat yang biasanya berdampak pada kerusakan hutan, karena harus membuka jalur yang belum pasti. Sampai saat ini Borneo SkyCam terus fokus kepada riset-riset pesawat nirawak dengan bahan bakar yang ramah lingkungan,” ujar Co-Founder Borneo SkyCam, Hajon Mahdy Mahmudin.

Hajon berpendapat, riset seperti inilah sangat dibutuhkan Indonesia saat ini, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau. Dibutuhkan alat yang dapat menembus pelosok-pelosok negeri. Borneo SkyCam memanfaatkan Internet of Things (IoT) sebagai media berbagi informasi hasil penelusuran yang ditangkap.

Terutama untuk pemetaan lahan

Borneo SkyCamp didirikan Tony Eko Kurniawan, Hajon Mahdy Mahmudin, Aprianto Setya Putra, Eko Jatmiko, dan Dede Himandika sejak tahun 2012 di Pontianak. Keempatnya berlatar belakang pendidikan Teknik Elektro. Awalnya Borneo SkyCam dikembangkan karena pada saat itu drone sangat langka di Kalimantan Barat. Debut yang pernah dilakukan Borneo SkyCam ialah kerja samanya dengan program TOPDAM (Topografi Daerah Militer) milik KODAM 12 Tanjungpura dan Badan Pertanahan Nasional wilayah Kalimantan Barat. Sampai saat ini Borneo SkyCam sudah melayani permintaan layanan yang lebih luas hingga terakhir ke Papua.

Drone yang sedang dibuat Borneo SkyCam memiliki lebar 3 meter. Bahan-bahan pembuat drone saat ini 80 persen merupakan bahan lokal Indonesia dan 20 persen sisanya masih impor seperti panel surya dan motor penggerak.  Drone ini dikontrol dengan dua cara, remote control dan laptop, yang disambungkan dengan internet untuk kebutuhan pemantauan real-time. Sedangkan sistem yang dikembangkan ditujukan untuk pemancar sinyal ke pelosok, kebutuhan pemantauan, dan pemetaan.

Drone milik Borneo SkyCam

Menceritakan studi kasus pemanfaatan drone yang pernah dilakukan, Hajon berujar, “Kami dari 2012 melakukan riset dan memang sudah mengembangkan sistem pemetaan. Drone kami sudah digunakan untuk memetakan 4 bandara di NTT, pemetaan wilayah di Papua, dan pemetaan beberapa perkebunan di Kalimantan. Terakhir drone yang kami produksi juga dibeli oleh salah satu kementerian untuk digunakan pemetaan lahan.”

Selain menawarkan perangkat drone yang dikembangkan, Borneo SkyCam juga mengembangkan model bisnis melalui lembaga riset  pesawat nirawak, jasa pemetaan, dan lembaga pendidikan robotika.

Platform SaaS “Monika” Mudahkan Pembuatan Proposal dan Faktur

Pekerjaan sebagai freelance mulai banyak digeluti masyarakat. Di era digital ini banyak layanan yang mendukung untuk meningkatkan performa para pekerja remote. Salah satu startup yang coba hadir untuk hal yang sama adalah Monika. Platform Software as a Services (SaaS) ini mencoba hadir untuk membantu mereka yang kesulitan membuat dan mengelola proposal dan faktur, menargetkan kalangan freelance, startup, dan UKM.

Fitur-fitur yang ada di dalam Monika dirancang untuk bisa memudahkan pelanggan membuat proposal dengan desain template yang profesional dan bisa dikustomisasi melalui dasbor yang disediakan. Semua proposal yang telah dibuat bisa segera didistribusikan tanpa harus mencetak atau melampirkannya ke dalam sebuah email. Pengguna bisa mendistribusikan tautan proposal melalui aplikasi pesan instan atau media komunikasi lainnya. Selanjutnya calon klien bisa langsung membuka dan menyetujuinya dengan mudah.

Proposal yang telah dibuat bisa langsung dikirimkan kepada klien, selanjutnya pengguna bisa menunggu proses follow up dari klien untuk semua proyek yang dibuat dalam satu tempat melalui notifikasi yang dikirimkan oleh sistem. Monika menjamin setiap data dan informasi pengguna dan klien akan disimpan dengan baik dan aman.

Monika pertama kali dikembangkan pada pertengahan tahun 2017. Kemudian Monika terus melakukan pengembangan hingga pada Januari 2018 meluncur secara resmi dengan status beta. Menurut data dari tim Monika saat ini mereka berhasil memiliki 700 pengguna aktif dan terus berupaya menambah lebih banyak pengguna di tahun ini.

Optimis bisa diterima masyarakat

Perjalanan Monika masih panjang untuk sebuah startup. Mereka harus bisa meyakinkan lebih banyak freelancer, tim penjualan maupun pemilik bisnis untuk bisa menggunakan layanan Monika. Namun di samping itu pihak Monika optimis bisa diterima baik di masyarakat, terutama target pengguna mereka.

“Melihat rutinitas target pengguna kami yang adalah kebanyakan pemilik bisnis, tim penjualan dan freelancer; yaitu pembuatan penawaran dan melakukan penagihan, kami semakin optimis bahwa masalah yang ada terus terjadi berulang-ulang dalam waktu singkat. Melihat retention rate tersebutlah, kami merasa dan tervalidasi bahwa Monika adalah ‘obat untuk penghilang rasa sakit kepala‘ mereka. Juga dengan jumlah market share yang kami masuki sebesar Rp122 miliar per tahun dengan target market freelancer, startup dan small agency,” terang Customer Relation Monika Puji Utami.

Lebih jauh Puji menjelaskan bahwa Monika memiliki keunggulan pada close rate prediction yang memanfaatkan teknologi AI (Artificial Intelligence) yang bekerja untuk mengalkulasi dan membaca behaviour masing-masing klien secara real time. Teknologi AI juga dijadikan fondasi untuk memberikan pengalaman terbaik bagi semua pengguna Monika.

“Target Monika di tahun 2018 yang pertama adalah untuk memastikan lebih dari setengah jumlah freelancer dan pekerja kreatif di Indonesia menggunakan Monika dan target yang kedua adalah membuka peluang kolaborasi antar pengguna kami yang datang dari berbagai kalangan terutama mereka yang bergerak di industri kreatif seperti web developer, arsitek, event organizer hingga creative agency,” tutup Puji.

Layanan “Deals” DealJava Siap Sambangi Kota Baru di Tahun Ini

DealJava merupakan layanan yang menampilkan daftar deals atau promo untuk banyak hal, seperti makanan hingga tiket masuk wahana permainan. Saat ini DealJava sudah berada di 6 kota besar di Indonesia, meliputi Jakarta, Medan, Surabaya, PekanBaru, Bandung dan Yogyakarta. Tidak menutup kemungkinan layanan ini akan berekspansi ke beberapa kota baru di tahun ini.

DealJava adalah nama yang dipakai DealMedan ketika pertama kali ekspansi ke Surabaya pada tahun 2015 silam. Dari penuturan Business Development Executive DealJava Robin, setelah berekspansi  ke Surabaya DealJava kemudian merambah ke beberapa kota baru, sampai pada Januari 2018 kemarin masuk ke Bandung. Sejak diluncurkan pada tahun 2013 silam, DealJava sudah memiliki lebih dari 380.000 pengguna yang tersebar di 6 kota.

“Iya [DealMedan sebagai bagian dari DealJava], Dealjava merupakan nama yang dipakai oleh perusahaan kami ketika pertama kali melakukan ekspansi ke Surabaya pada tahun 2015. Dari situ kita terus melakukan ekspansi ke berbagai kota seperti Jakarta, Pekanbaru, Yogyakarta, dan yang paling terakhir Bandung di bulan Januari 2018. Dari situ kita memutuskan untuk menggabungkan seluruh manajemen ke dalam satu nama, yaitu Dealjava,” terang Robin.

Robin menambahkan bahwa tahun ini ekspansi ke kota-kota baru menjadi salah satu target yang ingin dicapai. DealJava saat ini menawarkan promo untuk para pelanggannya dengan bekerja sama dengan merchant yang ingin memperkenalkan produk atau jasa mereka. Dengan pengalamannya yang hampir 5 tahun di industri deals, DealJava optimis bisa membantu merchant untuk mengenalkan produk mereka, termasuk juga membantu pengguna untuk menemukan penawaran terbaik.

“Kami berani menjamin bahwa promo yang kami berikan merupakan promo dengan harga terbaik, selain itu kami selalu mengedepankan kepuasan pelanggan dalam setiap promo yang kami berikan,” imbuh Robin.

Layanan deals harus beradaptasi

Seperti yang diketahui sebelumnya, industri deals di Indonesia sempat booming pada periode 2011 hingga 2012. Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan layanan deals perlahan mulai redup dan banyak yang menutup operasinya.

Dari sudut pandang Robin, industri deals di Indonesia tidak akan bertahan jika tidak mampu beradaptasi dengan hadirnya layanan teknologi finansial di area pembayaran yang juga memberikan penawaran atau promo dengan metode yang lebih praktis. Layanan deals harus bisa bersinergi dan berkolaborasi, alih-alih bersaing dengan mereka. Resep tersebut dilakukan DealJava saat ini. Mereka tidak bersaing tapi bekerja sama dengan mereka.

“Kita sedang dalam tahap mengadaptasi perubahan ini dengan melakukan kerja sama dengan sebanyak-banyaknya media payment. Apalagi media payment jaman sekarang sudah menjadi pusat perhatian dengan promo-promo yang luar biasa menarik. Jadi daripada berusaha mengalahkan raksasa tersebut, kita mencoba untuk menjadikan raksasa tersebut sebagai teman. Dengan metode kerja sama yang saling menguntungkan tentunya,” tutup Robin.

Usaha PetaRumah Jadi “Property Listing” Unggulan di Medan

Industri startup di tanah air mulai berkembang di kota-kota di Indoensia, salah satunya Medan. Sebagai salah satu kota besar, mulai banyak bermunculan startup di berbagai kategori di kota ini. Salah satu yang muncul adalah PetaRumah. Berbekal teknologi digital, PetaRumah ingin menjadi agensi properti unggulan di kota Medan.

PetaRumah sendiri menyebut diri sebagai agensi modern untuk properti dan real estate yang bekerja layaknya agensi properti lain namun memanfatkan teknologi, desain, dan transparansi informasi sehingga bisa mempermudah dan memberikan manfaat bagi penggunanya. Dengan menargetkan mereka yang ingin menjual / menyewakan dan membeli, PetaRumah berusaha dikenal luas di kota Medan.

Sejauh ini PetaRumah berhasil mengumpulkan 800 listing rumah dengan total unduhan aplikasi (Android & iOS) mencapai 8000 lebih. Sejak pertama dijalankan di bulan April 2017 sampai saat ini, mereka menyebutkan telah berhasil menyelesaikan transaksi untuk 60 unit.

Kuasai Medan dulu

“Ada rencana untuk ekspansi di luar Medan tapi hanya setelah kami menjadi agensi unggulan di kota Medan,” ujar Co-Founder PetaRumah Frendy Lee.

Meski berasal dari Medan, PetaRumah masih menemui beberapa kendala untuk bisa menguasai pasar dan menjadi agensi unggulan di Medan. Beberapa permasalahan yang dijabarkan Frendy antara lain adalah masalah data dan informasi yang terkadang harus divalidasi secara personal. Untuk mengatasi hal ini, PetaRumah melakukan survei ke setiap listing properti.

“Solusinya, kami dari Petarumah melakukan survei secara individual ke setiap listing properti, survei termasuk standarisasi informasi listing, foto yang profesional, dan validasi ke owner listing secara berkala Setelah semua sesuai dan profesional, baru kami tayangkan,” imbuhnya.

Di tahun kedua beroperasi, PetaRumah terus berbenah dan mencoba berinovasi di beberapa sektor. Beberapa di antaranya adalah meningkatkan jumlah listing dengan bekerja sama dengan agen freelance lain yang ada di Medan.

“Target utamanya itu lebih ke meningkatkan jumlah pengguna sistem, meningkatkan jumlah penjualan lebih besar dari tahun sebelumnya, dan untuk bisa ekspansi ke kota lain,” tutup Frendy.

Application Information Will Show Up Here

Pembaruan Aplikasi Qontak Hadirkan Berbagai Fitur Baru

Tugas wajib startup adalah untuk terus bertumbuh, dan Qontak memperhatikan betul hal itu. Sejak datang dari Singapura dan mengejar pasar Indonesia, Qontak telah mengalami banyak penambahan produk atau fitur. Semuanya untuk bisa lebih bersaing dan diterima di pasar Indonesia. Kabar terbaru, Qontak berusaha mengubah pola tim penjualan di ranah Business to Business (B2B) dan Business to Professional dengan menyediakan solusi teknologi penjualan di Asia Tenggara.

Fitur-fitur yang sekarang ada di Qontak antara lain adalah fitur laporan dan analisis instan. Fitur ini memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target dan membuat keputusan yang lebih strategis tanpa harus menghabiskan waktu dalam membuat laporan dan analisa secara manual. Selain itu ada juga fitur pemantauan tim sales yang meliputi pelacakan lokasi GPS, integrasi email dan telepon.

Qontak juga menghadirkan kemampuan integrasi antara CRM dengan website atau perangkat lunak lain yang digunakan dalam perusahaan. Integrasi ini dinilai dapat menciptakan proses organisasi yang lebih efisien dan lebih mudah digunakan. Juga fitur-fitur lain yang akan diterus dikembangkan untuk melengkapi fitur Qontak sebagai “yellow pages” era digital.

“Ini adalah ruang dengan perubahan cepat dan peluang BWB yang mulai bertumbuh, seiring dengan perkembangan teknologi di Indonesia. Qontak benar-benar fokus pada pengembangan teknologi berdasarkan apa yang klien kami butuhkan yang tidak dapat disediakan solusi luar dengan mudah,” terang CEO Qontak Brendan Rakphongphairoj.

Kepada DailySocial Brendan juga menjelaskan bahwa ada beberapa kendala yang ditemui untuk masuk dalam industri SaaS (Software as a Services) Indonesia. Beberapa di antaranya adalah mengenalkan solusi-solusi baru kepada mereka yang masih aktif menggunakan teknologi tradisional dan mengerti pasar lokal butuh sesuatu yang disesuaikan.

Sejauh ini Qontak disebut berhasil mendapatkan beberapa klien besar di tanah air. Seperti Telkom, Fabelio, Talenta dan beberapa lainnya. Sebagai sebuah startup Qontak tidak berhenti di titik ini. Brendan membocorkan mereka tengah menyiapkan beberapa teknologi terbaru seperti Artificial Intelligence dan akan segera melakukan penetrasi lebih jauh di pasar Indonesia.

Aplikasi Helopt Mudahkan Pengelolaan Berkas Rekam Medis

Lanskap healthtech kembali kedatangan pemain baru. Kali ini solusi diinisiasi Gorry Holdings, sebuah perusahaan yang fokus pada pengembangan layanan kesehatan berbasis analisis data, machine learning, dan big data. Di debut perdananya, mereka meluncurkan sebuah layanan aplikasi bernama Helopt (Health Optimized) di platform Android. Aplikasi ini berperan membantu masyarakat untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi riwayat kesehatan mereka. Helopt menyajikan teknologi e-filing, membantu pasien dan tenaga medis membaca rekam medis yang telah tersimpan dalam bentuk digital.

“Helopt merupakan salah satu produk kami yang mengusung konsep one stop e-wellness solution. Kami mengembangkan aplikasi ini sebagai solusi untuk memudahkan pengguna dalam menyimpan riwayat data kesehatan dalam jangka panjang,” ujar Founder & CEO Gorry Holdings William Susilo.

William menerangkan, pengguna hanya perlu mengunggah foto hasil pemeriksaan medis, resep dokter, pengeluaran rawat jalan dan inap serta dokumen lain yang terkait dengan riwayat kesehatan. Setelah diunggah, foto tersebut akan diterjemahkan ke dalam tabulasi data yang terbaca di dalam resume medis dan mudah diekstrak secara online. Apabila nanti dibutuhkan saat pemeriksaan, Helopt dengan mudah menunjukkan seluruh data berikut resume medis pasien per kasus penyakit atau kejadian melalui mobile apps tanpa harus repot mencari berkas fisiknya.

“Banyak orang yang tidak disiplin menyimpan hasil medisnya. Kalau pun sudah terdokumentasi dengan rapi, dari sisi kepraktisan cukup merepotkan apabila membawa setumpuk berkas untuk dibawa saat pemeriksaan,” imbuh William.

Data-data yang sudah diunggah akan disimpan ke dalam sistem Helopt sehingga pengguna cukup melakukan beberapa langkah praktis saat menunjukkan jejak medisnya ke dokter. Teknologi ini dinilai dapat meminimalkan risiko kehilangan dokumen penting seperti hasil laboratorium, resep obat, rontgen dan sebagainya. Terkait privasi, dalam laman Ketentuan Pengguna di situs Helopt disampaikan bahwa pihaknya memiliki sistem keamanan fisik, elektronik, dan prosedur manajerial sehingga memastikan informasi tidak disalahgunakan.

Dalam dunia kesehatan, rekam medis memiliki banyak nilai manfaat, seperti manfaat administratif, legal, finansial, riset dan juga pendidikan seperti dasar perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar, penilaian risiko kesehatan pengguna di masa depan dan pemberian rekomendasi yang tepat sasaran untuk kualitas hidup yang lebih sehat.

Aplikasi Helopt dapat menghasilkan resume medis untuk keperluan second opinion yang dapat diekstrak berdasarkan kasus penyakit. Resume ini memuat pemakaian obat dan dosisnya, diagnosa dokter, riwayat rawat jalan atau inap, hasil pemeriksaan lab, bahkan riwayat imunisasi.

“Kami akan terus menyempurnakan Helopt ke depannya. Apa yang sudah dinikmati pengguna di bulan Februari ini nantinya masih akan dikembangkan lagi. Dan belajar dari pengalaman pribadi saat ayah saya meninggal karena komplikasi stroke, diabetes dan sejumlah gangguan organ setelah perawatan intens di tahun 2017 yang lalu, saya berharap publik bisa memetik manfaat dari keberadaan Helopt ini,” pungkas William.

Application Information Will Show Up Here

Adopsi Media Videotron, Startup “Car Advertising” Adroady Resmi Hadir

Adroady, startup yang bergerak di bidang “car advertising”, meresmikan kehadirannya di Indonesia. Tidak seperti kebanyakan pemain di bidang yang sama, startup ini mengadopsi konsep programmatik dari media videotron, sejumlah perangkat IoT, dan machine learning sebagai terobosannya.

“Kami melihat ada peluang dari bisnis car advertising, media iklan stiker kurang menarik karena statis. Setelah riset hampir dua tahun, kami yakin format dengan video ini bisa diterapkan di Indonesia karena ada pasarnya,” terang CEO dan Founder Adroady Edward Halley kepada DailySocial.

Untuk format bisnisnya, Adroady menyediakan perangkat sendiri, terdiri atas videotron yang dirakit sendiri berukuran 1 m x 0,5 m, dua kamera yang terpasang dalam mobil, single board computer (SBC), dan aplikasi untuk pengemudi.

Pengiklan dapat berkreasi lebih leluasa karena format iklan yang disajikan berbentuk video berdurasi 30 detik. Kamera yang terpasang dalam mobil, satu dipakai untuk menghitung objek di belakang kendaraan dan satu lagi untuk pengamanan pengemudi.

SBC juga di pasang dalam mobil mitra pengemudi untuk dihubungkan ke aplikasi. Setiap kali ada pembaruan dari pengiklan akan tersimpan ke dalam server Adroady, dalam lima menit sekali akan dikirimkan notifikasi ke aplikasi. Nanti aplikasi akan mengirimkan data terbaru ke SBC untuk ditampilkan ke videotron.

Aplikasi dipakai untuk menarik data dari SBC terkait hasil impresi yang dihasilkan pengemudi dan dapat dilihat secara langsung oleh pengiklan. Pengemudi tidak perlu mengatur apapun dari smartphone karena semua perangkat sudah terhubung secara programmatik.

Menurut Edward, konsep ini menjamin koneksi internet tetap terjaga karena sinyal yang dipakai berasal dari smartphone pengemudi.

“Ketika pengiklan upload sesuatu dalam dashboard, bisa langsung tayang di mobil-mobil sesuai dengan cakupan area yang diinginkan. Tentunya bagi pengiklan, cara ini akan lebih menarik karena mereka bisa mengatur sendiri jadwal campaign yang diinginkan.”

Dia mengklaim, bila dibandingkan dengan anggaran yang harus dianggarkan pengiklan untuk satu videotron di pinggir jalan, jauh lebih murah tidak sampai setengah harga dari pasaran. Menurutnya, investasi untuk satu videotron umumnya sekitar Rp20 juta.

Adapun, biaya iklan yang harus dikucurkan pengiklan dihitung berdasarkan views dengan rincian US$15 per 1000 views. Sementara pengemudi akan dibayar Rp17 per view.

Target dan rencana pengembangan fitur

Edward melanjutkan, inovasi Adroady berikutnya adalah mendeteksi kendaraan berdasarkan plat dan merek kendaraan untuk menghasilkan metrik baru, yakni unique view. Dengan demikian pengiklan nantinya dapat lebih spesifik menyasar target konsumen sesuai dengan citra brand.

Untuk sementara, metode penghitungan yang dihasilkan Adroady per satu view adalah mendeteksi objek di belakang kendaraan dengan radius dua meter dan sudut 60 derajat. Itu dianggap melihat iklan. Apabila mobil yang sama terus berada di belakang mobil mitra, view hanya akan dihitung sampai empat kali.

“Kami masih proses pengembangan agar bisa deteksi plat dan merek kendaraan. Itu pengembangan lebih lanjut dari machine learning kami untuk jadi vision machine learning.”

Soal penambahan mitra pengemudi, ke depan Adroady akan menjalin dengan agensi untuk merangkul komunitas pengemudi online. Diharapkan sampai akhir tahun ini dapat mengakuisisi 1.000 unit mobil dan mulai ekspansi daerah. Wilayah cakupan Adroady sementara ini baru sekitar Jabodetabek. Tak hanya itu, pihaknya juga mulai mempersiapkan motor sebagai objek iklan.

Sejauh ini Adroady sudah bermitra dengan lima brand sebagai pengiklan. Mereka adalah Rumah.com, Lazada, Nusatrip, Ralali, dan Panorama Tours. Total tim mencapai tujuh orang, dengan jumlah tersebut mampu memproduksi tiga videotron dalam sehari.

Adroady diungkapkan juga telah menerima investasi tahap awal dari angel investor yang merupakan perusahaan marketplace iklan berbasis di Singapura dengan nilai yang tidak disebutkan.

Kolase Hadirkan Platform “Crowdfunding” untuk Bantu Musisi Wujudkan Karyanya

Transformasi digital dinilai mampu menjadi solusi yang efisien untuk berbagai permasalahan, termasuk di industri musik tanah air. PT Kirai Adiwarna Nusantara (KAWAN) mencoba menginisiasi sebuah platform berbasis crowdfunding untuk industri musik bernama Kolase.

Melalui Kolase, musisi dapat membuat sebuah kampanye penggalangan dana untuk perampungan proyek musik atau album. Lalu masyarakat umum dapat menyumbangkan dana untuk nantinya dikembalikan dalam bentuk karya yang dikerjakan tersebut. Konsepnya mirip dengan sistem crowdfunding yang sudah ada, misalnya Kickstarter.

Di peluncuran perdananya, Kolase langsung mendapatkan kucuran pendanaan awal senilai $750 ribu (atau senilai lebih dari Rp10 miliar). Dana tersebut didapat dari PT Global Basket Mulia Investama.

Pengembangan platform ini ditengarai adanya permasalahan klasik yang terjadi saat ini, yakni pembajakan. Musisi harus mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk melakukan produksi dan merekam hasil karyanya. Tak sedikit dari mereka yang harus menanggung rugi lantaran penjualan tidak maksimal akibat dari sebaran musik bajakan di berbagai media.

Menjelaskan tentang visinya, CEO Kolase Raden Maulana menjelaskan dalam sebuah keterangan pers, “Bagaimana caranya agar musisi bisa tetap fokus berkarya tanpa harus lelah memikirkan biaya produksi di awal dan risiko yang bisa mereka hadapi jika ternyata karya mereka tidak laku di pasaran. Akhirnya saya memutuskan untuk mendirikan Kolase.”

Pemilihan platform crowdfunding lantaran saat ini pertumbuhannya cukup baik, dan diyakini penerapannya di musik dapat menjadi sebuah inovasi revolusioner. Namun Raden cukup menyadari, transisi dari kultur tradisional akan banyak menyita energi, baik dari sisi konsumen maupun pelaku di industri. Oleh karenanya proses edukasi akan menjadi salah satu yang paling ditekankan.

Beberapa kampaye yang sedang berjalan di Kolase
Beberapa kampaye yang sedang berjalan di Kolase

Selain menjadi platform penggalangan dana untuk musisi Indonesia, Kolase juga diperuntukkan membantu musisi dalam menjalankan kampanye digital untuk karya yang sedang dikerjakan. Tidak hanya dalam bentuk karya album musik, namun juga dapat berbentuk karya pendukung lainnya yang berujung memajukan industri seperti acara live konser, amal, video musik, buku, brand extension dan juga tur.

“Di awal tahun 2018 ini, Kolase.com akan fokus pada peningkatan traffic dan mengedukasi masyarakat seputar crowdfunding, serta manfaatnya bagi industri musik Indonesia,” pungkas Raden.

Platform Jasa Penitipan Triplogic Ingin Berekspansi Secara Regional

Triplogic, startup yang mempermudah proses jasa penitipan barang (mulai lazim dikenal dengan istilah “jastip”), didirikan karena pengalaman pribadi pendirinya tentang penitipan yang biasa dilakukan keluarga atau teman. Kepada DailySocial, CEO Triplogic Oki Earlivan Sampurna mengungkapkan, besarnya potensi bisnis tersebut menjadi dasar pemikiran pengembangan startup ini.

“Saat saya yang sering berpergian keluar kota dan mancanegara untuk traveling, saya sering mendapatkan titipan untuk sanak famili yang berada di kota atau negara yang sama dengan tujuan berpergian saya. Saat itu saya mulai berpikir bahwa bisnis ini bukan hanya sekedar ‘jastip’, tapi bisa juga menjadi ekspedisi super cepat karena akan sampai di hari yang sama dengan traveler tiba.”

Secara umum Triplogic memberikan kesempatan kepada pengguna untuk membeli barang dari luar negeri dengan memanfaatkan ruang bagasi traveler. Barang kemudian dikirimkan melalui feeder yang merupakan mitra pengemudi Triplogic.

“Cara kerjanya terbilang cukup mudah dan praktis. Pengguna bisa memilih apakah akan menjadi pemesan barang atau traveler. Jika menjadi pemesan barang, akan muncul pilihan jasa kecepatan pengiriman dengan harga termurah dan juga sangat cepat,” kata Oki.

Nantinya pemesan akan mendapat notifikasi bahwa barang akan siap diberangkatkan dan Triplogic menjamin 100% ketersediaan traveler. Di sisi lain, jika ingin menjadi traveler, mereka bisa memilih jenis transportasi apa yang akan dipilih dan berapa kilogram bagasi yang akan dijual.

“Nantinya traveler akan mendapat notifikasi berapa kilogram yang akan bisa digunakan dan juga jenis barang yang akan Triplogic kirim melalui bagasi traveler tersebut,” ujarnya.

Strategi monetisasi dan fokus akuisisi pengguna Triplogic

Saat ini Triplogic sudah bisa diakses di platform iOS dan Android. Berdiri sejak tahun 2017, jumlah pengguna Triplogic sudah mencapai 7 ribu orang. Untuk strategi monetisasi yang dilancarkan, Triplogic mendapatkan profit langsung dari pengirim barang dan merchant yang menjalin kerja sama.

“Kami mendapatkan keuntungan sebesar 20-25% dari total profit. Sisanya akan kami bagi kepada traveler dan pengantar barang (feeder). Kami juga mendapat 10% keuntungan dari merchant yang bekerja sama dengan kami,” kata Oki.

Telah mendapatkan pendanaan sebesar $250 ribu (sekitar Rp3,4 miliar) pada tahun 2017 dari angel investor yang tidak disebutkan namanya, fokus Triplogic saat ini adalah menambah jumlah pengguna menjadi 100 ribu hingga akhir tahun 2018.

“Target lain yang ingin kami capai adalah membuka [layanan] e-commerce untuk layanan jasa titip (jastip) akan berekspansi di Asia Tenggara,” kata Oki.

Saat ini Triplogic termasuk startup yang mengikuti program inkubasi Bank Bukopin dan Kibar, BNVLabs, bersama Eragano dan Karapan.

Application Information Will Show Up Here