Memetik Ilmu Karyawan untuk Para Founder Startup

Membangun tim itu menjadi hal yang penting untuk dilakukan, namun belajar dari tim itu adalah hal lain. Jika Anda meluangkan waktu untuk mendengarkan karyawan Anda, maka Anda akan tumbuh sebagai pribadi yang baik sebab kegiatan tersebut akan membantu dalam pengembangan bisnis.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut ilmu seperti apa yang bisa Anda pelajari sebagai founder dari karyawan Anda. Berikut rangkumannya:

1 Karyawan lebih pintar dari Anda

Karyawan telah mengajari Anda bahwa mereka lebih pintar dari jenis pekerjaan yang biasa ditangani, seharusnya memang demikian. Sebab hal ini akan membantu Anda dalam membuat keputusan untuk merekrut talenta jadi lebih baik.

Anda dapat mengidentifikasi apakah seorang kandidat dapat mengajari Anda suatu ilmu yang baru dan bisa memberi nilai bagi perusahaan. Juga, membantu Anda menyadari bahwa Anda tidak mungkin bakal tidak acuh kepada karyawan yang benar-benar memberikan nilai lebih bagi perusahaan dengan memberikan peluang karir yang lebih.

2. Kepercayaan dan delegasi pekerjaan itu penting

Berbicara mengenai kepercayaan dalam tim itu cukup biasa, namun jadi tidak biasa ketika Anda ingin mendelegasikan tugas ke karyawan. Cukup sulit memang untuk membiarkan orang lain melakukan suatu pekerjaan dengan cara mereka. Anda bakal belajar untuk mempercayai kemampuan tim dan membiarkan mereka menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Anda harus yakin bahwa ada banyak cara untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

3. Ketidaksepakatan bukan berarti selalu buruk

Seorang karyawan sejatinya tidak boleh takut untuk tidak setuju dengan atasan mereka. Jika Anda menerapkan ini dalam lingkungan kerja, maka Anda akan menemukan banyak hal yang berkesan ditawarkan oleh karyawan. Mereka jadi tidak takut mengemukakan pendapat yang berbeda. Bisa ditarik kesimpulan bahwa ketidaksepakatan bisa menjadi hal yang sehat dan benar-benar bisa membantu bisnis lebih berkembang.

4. Berbeda perspektif membuahkan inspirasi baru

Tidak jauh dari poin sebelumnya, saat Anda bekerja pasti selalu mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas. Anda menyadari bahwa karyawan adalah sumber inspirasi terbaik karena mereka tidak berpikir seperti Anda. Namun, mereka harus menghadapi masalah yang sama.

Dengan berbagai perspektif yang mengarah pada satu titik pemecahan masalah, maka tim akan mendapatkan inspirasi baru. Membuahkan sebuah solusi yang dapat dipakai semua orang, pekerjaan pun jadi lebih cepat terselesaikan.

Lima Cara Meningkatkan Layanan Pelanggan Startup

Jika saat ini Anda berencana untuk meluncurkan startup dengan konsep customer-centric, ada baiknya untuk menerapkan cara tersebut dengan tepat. Banyak hal yang mempengaruhi kesuksesan dari layanan yang bakal Anda hadirkan, jika diterapkan dengan baik bisa membina hubungan baik dengan pelanggan Anda. Belajar dari entrepreneur asal Amerika Serikat Chief “Taco” Officer at HeyTaco!, artikel berikut ini mengupas lima cara tepat membina hubungan baik dengan pelanggan Anda.

Lebih responsif

Saat ini ketika teknologi telah memungkinkan semua hal menjadi mudah, kecepatan dalam hal penanganan pelanggan menjadi sangat krusial. Pelanggan sudah mengerti dan menuntut lebih banyak kepada layanan pelanggan untuk bisa membantu mengatasi masalah mereka dengan cepat dan sukses.

Jika Anda ingin pelanggan tetap setia dan kembali lagi menggunakan layanan atau produk yang ada, cobalah untuk secara cepat lebih responsif kepada kebutuhan pelanggan Anda. Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah langsung mengirimkan Email auto-responders usai email keluhan dari pelanggan diterima.

Lebih transparan

Sampaikan informasi dan perubahan yang ada kepada pelanggan Anda, jangan lupa untuk menerima semua feedback yang masuk dan upayakan untuk bisa melakukan perubahan sesuai dengan permintaan dari pelanggan. Tampil lebih transparan kepada pelanggan, bisa membantu pelanggan Anda lebih percaya dan pada akhirnya mencintai produk atau layanan startup Anda.

Melakukan follow up

Setelah Anda mendapatkan pelanggan cobalah untuk membina hubungan baik tersebut dengan melakukan engagement dan pendekatan lebih kepada pelanggan Anda. Upayakan untuk memberikan informasi seputar fitur dan layanan terbaru hingga promosi dan diskon ditawarkan oleh layanan atau produk startup Anda. Dengan melakukan beberapa hal kecil tersebut, cukup ampuh membuat pelanggan Anda bakal mengingat dan terus menggunakan layanan startup.

Cari tahu pelanggan Anda

Saat ini sudah banyak perusahaan hingga startup yang memberikan survei kepada pelanggan melalui email hingga aplikasi. Cara tersebut ternyata cukup efektif untuk melihat minat, keluhan hingga impian dari pelanggan terkait dengan layanan atau produk startup Anda. Untuk itu posisikan seorang CS Officer atau CRM yang mampu untuk mengolah dan mengumpulkan data tentang pelanggan Anda.

Berikan penghargaan

Pelanggan adalah kunci dari keberhasilan bisnis yang Anda miliki, untuk itu sebaik mungkin binalah hubungan baik dengan pelanggan Anda dengan memberikan penghargaan dan apresiasi. Bisa dalam bentuk gift card, poin atau sekedar kartu ucapan biasa, yang bisa membuat pelanggan Anda lebih istimewa dan betah menggunakan layanan startup Anda.

4 Tips “Elevator Pitch” Para Founder

Sebagai founder, pasti Anda familiar dengan istilah elevator pitch. Kata ini diambil mengikuti makna elevator yang sesungguhnya, yaitu moda pemindahan secara cepat. Sehingga elevator pitch dapat diartikan sebagai percakapan singkat untuk membuat Anda, brand atau produk Anda lebih dikenal dan dapat menarik perhatian audiens yang Anda targetkan seperti klien atau investor. Panjang rata-rata elevator pitch adalah 56 detik. Sehingga Anda benar-benar harus memanfaatkan waktu berharga tersebut.

Berikut beberapa tips buat Anda agar sukses dalam menjalankan elevator pitch karena kesempatan tidak datang dua kali.

Apa yang menjadi daya tarik, show them off!

Penting bagi seorang founder untuk bisa “memamerkan” apa yang telah dikerjakan oleh perusahaannya. Termasuk jika klien Anda sebelumnya adalah pesaing klien barumu sekalipun. Anda harus tetap bangga dengan apa yang telah dikerjakan karena hal tersebut akan menunjukkan kredibilitas perusahaan. Klien barumu harus tahu bahwa perusahaan Anda sudah tumbuh dan mengalami perkembangan.

Believe in you and be proud of what you have

Karena waktu yang tersedia singkat, tidak ada waktu untuk Anda merasa ragu. Klien akan dengan mudah menangkap keraguan yang ada didiri Anda. Anda harus yakin dengan apa yang Anda miliki atau perusahaan Anda miliki. Dengan keyakinan, elevator pitch yang terkemas singkat akan tetap bisa membuat klien mempercayai Anda. Yakinkan bahwa Anda memiliki keahlian untuk mengeksekusi dan tahu persis apa yang akan dilakukan nanti.

Rata-rata kerja sama bisnis yang sukses terwujud dari elevator pitch adalah sebanyak 25%.

Show them with numbers

Untuk semakin meyakinkan klien terkadang Anda juga perlu menggambarkan proposisi angka, misalnya terkait peluang dan pasar atau juga bisa terkait keuntungan yang dihasilkan. Ada baiknya Anda juga mempelajari lebih dulu klien yang akan Anda temui karena Anda harus melakukan penyesuaian terhadap apa yang akan Anda bicarakan saat bertemu. Karena arti penting dari sebuah elevator pitch adalah terciptanya networking. Sangat disayangkan bila elevator pitch berlalu begitu saja tanpa ada hasil berupa jaringan koneksi baru. Tidak ada salahnya juga Anda melakukan latihan terlebih dahulu agar waktu singkat tersebut tidak menjadi sia-sia.

Be specific

Ceritakanlah secara spesifik solusi apa yang bisa Anda dan perusahaan Anda berikan. Jika banyak, fokuskan pada masalah yang sedang tren sekarang. Tidak perlu bertele-tele karena klien tidak membutuhkan itu. Jika Anda telah berhasil mendapatkan chemistry-nya, untuk pertemuan selanjutnya Anda punya kesempatan untuk menjabarkannya lebih lanjut.

Sebagai contoh template elevator pitch milik eBay:

Banyak orang ingin membuang barang bekas mereka, tetapi mereka tidak ingin memberikannya secara gratis. Saya membuat website yang membantu mereka melelang barang bekas ke penawar tertinggi.

Yang perlu diingat dalam elevator pitch, tujuan Anda bukanlah untuk melakukan hard sell. Melainkan hanya melakukan percakapan ringan namun dapat menyampaikan pesan Anda dengan tepat. Meski terjadi dalam waktu yang singkat, Anda tidak disarankan untuk berbicara terlalu cepat. Percakapan timbal balik juga disarankan sehingga klien atau investor akan merasa lebih dihargai. Inti dari sebuah elevator pitch adalah untuk mendapatkan chemistry dan membuat Anda mudah dikenali.


Disclosure: Artikel tamu ini ditulis oleh Gina Dwi Prameswari. Gina adalah Content Consultant di BBOX Consulting. Ia bisa dihubungi melalui blog BBOX.

Tiga Metode Pengukuran Produktivitas Karyawan

Apa pun bisnisnya produktivitas karyawan  menjadi motor penggerak kemajuan. Terkait dengan profit dan pendapatan menjadi alasan khusus mengapa produktivitas menjadi salah satu yang harus dijaga dan ditingkatkan oleh setiap bisnis. Untuk menjaga produktivitas perlu metode pengukuran yang tepat. Fungsinya jelas, mengetahui secara pasti sejauh mana produktivitas sebuah bisnis.

Berikut ini adalah beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengukur produktivitas karyawan.

Metode manajemen dengan objektif

Untuk bisa menggunakan metode manajemen dengan objektif secara akurat, bisnis harus bisa mengukur produktivitas dengan cara yang menunjukkan penampilan karyawan yang berkontribusi terhadap target dan tujuan bisnis.

Agar metode ini bisa berjalan dengan baik karyawan harus dijelaskan terlebih dahulu mengenai tujuan peningkatan produktivitas individual. Lengkap dengan alat dan informasi yang digunakan untuk bisa mencapai tujuan tersebut. Evaluasi juga harus diakukan berkala, mulai dari per semester hingga tahunan untuk mengatasi keluhan dan kekurangan untuk bisa segera ditemukan solusi dan ditindaklanjuti.

Metode pengukuran produktivitas secara kuantitatif

Metode ini mengukur produktivitas dengan menghitung jumlah bagian atau produk yang dikerjakan dalam periode waktu tertentu, baik harian atau bulanan. Metode ini cocok digunakan untuk mengelola kelompok kecil. Metode pengukuran seperti ini cukup sederhana dan tidak memakan banyak waktu. Pasalnya pekerjaan mengukur task di era digital bisa menggunakan program atau layanan monitoring proyek. Hasil bisa diukur baik menggunakan kuantitas produk yang dibuat atau oleh nilai finansial produk atau layanan yang dikerjakan.

Metode feedback 360 derajat

Jika komunikasi dalam tim berjalan baik, dan interaksi terjaga satu sama lain metode ini bisa diterapkan untuk mendapatkan ukuran produktivitas karyawan. Metode pengukuran ini mengharuskan produktivitas karyawan dievaluasi oleh setiap orang yang bekerja atau berinteraksi dengan mereka dalam kesehariannya. Metode ini bekerja paing baik di departemen atau organisasi kecil, tempat semua orang tahu dan berinteraksi satu sama lain.

Untuk mendapatkan akurasi yang baik karyawan harus terlebih dulu menerima pelatihan tentang cara memberikan masukan yang seimbang dan tidak memihak.

Menghitung Valuasi Startup dan Kaitannya dengan Perusahaan Tradisional

Topik ini merupakan hal yang sering ditanyakan oleh berbagai pihak. Banyak yang menyebutkan bahwa valuasi perusahaan startup itu “ajaib”. Bagaimana mungkin startup yang merugi besar memiliki valuasi yang gila-gilaan? Pada tulisan ini saya mencoba untuk menjabarkan hal-hal yang biasanya digunakan dalam menghitung valuasi startup, serta bagaimana hal tersebut memiliki dasar yang sama dengan menghitung valuasi perusahaan pada umumnya.

Apa itu startup?

Banyak pihak mendefinisikan startup, namun satu definisi yang saya cukup sukai adalah bisnis yang mencoba memecahkan suatu problem dengan solusi yang belum terbukti keberhasilan/skalabilitasnya. Belum berhasil atau belum scalable di sini dapat bermakna belum digunakan oleh banyak pihak (early/seed stage) atau sudah mulai digunakan oleh banyak pihak namun belum sustainable secara bisnis (growth stage).

Baik early/seed maupun growth stage, pada umumnya startup tersebut belum memperoleh keuntungan. Beberapa di antaranya sudah memperoleh pendapatan namun belum sampai memperoleh keuntungan.

Lantas mengapa investor mau mendanai startup yang masih merugi? Jawabannya adalah prospek masa depan, yakni investor menganalisis bahwa startup tersebut akan berkembang dari sisi ukuran maupun pendapatan sehingga di kemudian hari startup tersebut akan menjadi perusahaan besar — dan menguntungkan.

Hal ini digambarkan dengan grafik yang disebut kurva J yang tampak seperti di bawah.

Kurva J
Kurva J

Kurva ini menggambarkan posisi keuangan/kas perusahaan relatif dari titik awal sebelum perusahaan tersebut berdiri. Di awal (titik X), startup berada di bawah titik nol karena startup mengeluarkan modal awal untuk membangun perusahaan. Selanjutnya (antara titik X dan titik Y), startup mulai berjalan namun belum menghasilkan penghasilan. Dengan demikian, keuangan perusahaan akan terus berkurang/turun.

Pada akhirnya, startup mencapai BEP di titik Y, sehingga keuangan perusahaan tidak turun lagi. Jika setelah itu startup mencapai keuntungan, maka keuangan perusahaan akan naik dari titik Y. Titik Y ini dapat dianggap sebagai total investasi sebenarnya yang dibutuhkan oleh startup tersebut.

Apabila ini terus berlanjut, maka keuangan perusahaan akan terus naik hingga di atas titik nol (titik Z), dan setelah itu, keuangan akan perusahaan tumbuh secara eksponensial.

Tentu saja, kurva di atas adalah gambaran secara ideal. Pada kenyataannya, kondisi startup berbeda-beda. Ada yang berhasil mencapai kondisi seperti di atas, ada juga yang gagal (tidak berhasil naik dari titik Y). Keberhasilan suatu startup terletak pada kemampuannya untuk memperoleh keuntungan (naik dari titik Y) namun tetap tumbuh pesat secara ukuran.

Matriks untuk menghitung valuasi startup

Karena kondisi merugi, tentu sulit mengukur valuasi perusahaan berdasarkan laba/rugi (disebut dengan istilah price earning ratio atau PER). Oleh karena itu, biasanya investor akan menilai dari top line startup, yakni Gross Merchandise Value (GMV) atau nilai total transaksi.

Sebagai contoh, pada startup e-commerce, GMV menandakan jumlah transaksi melalui sistem pembayaran startup tersebut. Sementara itu, pada startup transportasi online, GMV menandakan total nilai tumpangan (ride) melalui startup tersebut.

Berapa faktor pengali (multiple) yang digunakan untuk menghitung valuasi berdasarkan GMV? Hal ini akan sangat beragam berdasarkan beberapa faktor, di antaranya:

  • Industri (semakin besar potensi industri, semakin besar multiple)
  • Pertumbuhan (semakin cepat pertumbuhan startup tersebut, semakin besar multiple)

Kaitan dengan perusahaan tradisional

Nah, bagaimana kaitan antara valuasi startup berdasarkan GMV dengan valuasi perusahaan pada umumnya? Jawabannya terletak pada IRR/ROI yang diharapkan oleh investor. Meskipun saat ini startup belum memperoleh keuntungan, namun investor berharap di masa yang akan datang startup akan untung sehingga menghasilkan return bagi investor.

Sebagai contoh, mari kita lihat tabel di bawah ini.

Perbandingan GMV dan keuntungan dua perusahaan
Perbandingan GMV dan keuntungan dua perusahaan

Pada umumnya, pertumbuhan startup mengalami pola seperti pada tabel Company 1. Tentu saja, ini merupakan penyederhanaan, tetapi pada intinya, startup memiliki pertumbuhan yang pesat, dan seiring dengan pertumbuhan tersebut, startup memperkuat model bisnis sehingga pada akhirnya dapat memperoleh keuntungan.

Sementara itu, perusahaan tradisional mengalami pola seperti pada tabel Company 2. Dapat dilihat ciri perusahaan tradisional yang memperoleh keuntungan sejak awal namun memiliki pertumbuhan yang tidak secepat startup.

Selanjutnya, mari kita anggap kedua perusahaan tersebut berada pada industri dan pasar yang sama sehingga kita gunakan PER yang sama, sebagai contoh 10. Dengan demikian, pada tahun 2021 kedua perusahaan ini memiliki valuasi yang sama yaitu 20 juta * 10 = 200 juta dolar.

Nah, apabila kita gunakan tingkat suku bunga 10% dan perhitungan present value, maka valuasi company 1 pada tahun 2017 adalah 136.6 juta dolar (dihitung dari 200/(1+10%)⁴). Apabila kita bandingkan dengan GMV company 1, maka kurang lebih ini setara dengan 1.4x GMV.

Di sinilah kita dapat melihat bahwa menilai startup dari GMV memang memiliki dasar finansial, bukan sesuatu yang mengawang-awang atau ajaib, asalkan startup tersebut diproyeksikan untuk memperoleh keuntungan (besar) di kemudian hari.

Apabila valuasi company 1 pada tahun 2017 ternyata sebesar 1x GMV atau 100 juta dolar, maka dengan asumsi proyeksi ini tercapai, startup ini menghasilkan IRR sebesar rata-rata 19% (dihitung dari (200/100)^(1/4) -1) bagi investor.

Apakah startup yang mengalami pertumbuhan pesat berarti pada akhirnya akan selalu memperoleh keuntungan? Belum tentu! Salah satu contoh paling fenomenal pada saat ini adalah Uber, yang masih diperdebatkan oleh banyak pihak apakah akan mungkin memperoleh keuntungan. Sampai artikel ini ditulis, Uber masih merugi, tepatnya rugi 645 juta dolar. Apakah ini berarti Uber gagal? Belum tentu juga, karena mungkin saja ia akan memperoleh keuntungan dalam beberapa waktu ke depan.

Kuncinya, seperti beberapa kali saya kemukakan sebelumnya, adalah startup harus tumbuh dari sisi ukuran dan juga dari sisi pendapatan. Startup harus mampu memperlihatkan pertumbuhan pendapatan yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan top line startup tersebut. Sebagai contoh, Facebook merugi di awal berdirinya hingga tahun 2008 sebelum akhirnya memperoleh keuntungan sejak tahun 2009 hingga sekarang.

Pergeseran matriks top line ke pendapatan atau keuntungan

Fakta bahwa investor menjadikan GMV sebagai tolok ukur dalam menjadikan banyak startup berusaha untuk mengejar GMV dengan cara apa pun termasuk dengan cara yang berkesan kurang masuk akal. Termasuk di dalam hal ini misalnya mensubsidi transaksi (sehingga alih-alih memperoleh keuntungan dari tiap transaksi, startup justru memperoleh kerugian dari tiap transaksinya). Bahkan, ada startup yang berusaha untuk membuat transaksi palsu untuk meningkatkan GMV.

Hal-hal tersebut di atas saat ini cenderung dipandang kurang sustainable oleh investor sehingga selain melihat GMV, investor juga biasanya meminta data-data lain seperti:

  • Breakdown GMV (untuk melihat potensi seberapa besar kemungkinan transaksi palsu di atas)
  • Pendapatan dan keuntungan
  • Jumlah pelanggan baru dan berulang

Meskipun pada akhirnya biasanya GMV tetap dijadikan ukuran, namun hal-hal di atas akan dijadikan pertimbangan terhadap multiple. Dua startup dengan GMV yang mirip, namun startup yang satu memiliki GMV yang sehat besar kemungkinan memiliki multiple yang lebih tinggi dibandingkan dengan startup lain yang memiliki GMV yang sebagian didorong oleh transaksi palsu.

Pada akhirnya, valuasi bisnis adalah kesepakatan antara pembeli/investor dengan penjual/pemilik bisnis, yang berarti bahwa sepanjang terjadi kesepakatan, maka itulah valuasi bisnis yang bersangkutan.

Hal ini sama seperti menghitung harga tanah/rumah — apakah ada rumus untuk menghitungnya? Tidak ada. Harga tanah/rumah tersebut diestimasi berdasarkan harga pasaran tanah/rumah di lokasi sekitarnya, kondisi bangunan, dan semacamnya. Pada akhirnya apabila terjadi transaksi, maka itulah harga rumah/tanah tersebut. Hal ini juga berlaku pada startup.


Disclosure: Tulisan ini dibuat Co-Founder and CFO Bukalapak Fajrin Rasyid dan dipublikasi ulang atas seizin penulis. Artikel aslinya bisa dilihat di sini.

Fajrin dapat dihubungi melalui akun LinkedIn atau Twitter-nya.

Kiat Bagi Founder dalam Mengoptimalkan Program Akselerasi Startup

Setiap perusahaan rintisan atau startup dunia memulai bisnis dari nol sampai menyandang unicorn atau IPO. Dalam perkembangannya, program inkubator dan akselerator memberikan banyak dampak, tak terkecuali untuk lanskap startup di Indonesia..

Umumnya sebelum masuk ke program akselerator, startup tahap awal akan mengikuti rangkaian kegiatan inkubasi. Saat produk dan proses bisnis telah mapan, maka akan beranjak ke proses akselerasi. Umumnya program akselerasi berjalan lebih cepat. Waktu yang relatif lebih singkat dari program akselerator ini karena potensi startup tinggal dimatangkan dan memaksimalkan strategi.

Ketika startup ada dalam program akselerasi, founder akan berperan cukup sentral. Sehingga perlu memiliki berbagai persiapan agar program dapat berjalan dengan maksimal. Berikut tips yang dapat diikuti founder agar kegiatan akselerasinya dapat menuai hasil lebih baik.

Memperhitungkan persiapan

Sebagai pemimpin startup, ketika bisnisnya ada dalam program akselerasi, dapat menjadi momentum untuk secara intensif memperhitungkan fase perkembangan startupnya. Hal tersebut dikarenakan dalam proses akselerasi beragam proses bisnis ataupun produk akan divalidasi ulang, untuk mampu merangkul pangsa pasar yang lebih luas.

Memiliki pemahaman tentang program akselerator yang diikuti menjadi kunci penting, agar dapat mengikuti setiap prosesnya, dan bahkan mempersiapkan berbagai kemungkinan untuk mematangkan validasi.

Penyesuaian startup

Jangan gegabah dalam mengambil keputusan untuk mengikuti program akselerator. Ketika startup diterima akselerator, setiap visi yang dimiliki juga akan diuji ulang. Founder harus membawa sebuah keyakinan bahwa visi tersebut terukur dan bisa direalisasikan dengan beragam strategi yang dilansir.

Agar diterima dalam program akselerator, startup juga perlu menunjukkan ide awal yang telah mampu dikembangkan dengan baik. Utarakan juga apa yang sebenarnya menjadi tujuan utama bisnis tersebut. Dengan begitu mentor dapat membantu membimbing startup untuk berjalan.

Memosisikan produk

Setelah mengikuti akselerator, startup kemungkinan akan mengalami proses pemasaran yang lebih gencar, mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk perluasan pangsa pasar. Manfaatkan program ini untuk mendapatkan masukan tentang bagaimana masuk ke area pasar baru tersebut, keahlian para mentor atau rekanan pada program akselerasi akan banyak membimbing.

Jaringan bisnis juga akan dapat berkembang baik manakala founder mampu memosisikan diri dengan baik di program tersebut. Menjalin hubungan yang menguntungkan bagi bisnis.

Cara Memotivasi Karyawan Tanpa Melibatkan Uang

Sebagai seorang pemimpin, memotivasi karyawan merupakan tugas yang tidak terelakkan. Motivasi berkaitan erat dengan produktivitas, berkaitan juga dengan misi bisnis untuk terus tumbuh. Pemimpin harus bisa membangkitkan semangat dan menjaganya untuk tetap berkobar. Untuk membantu hal tersebut, berikut berapa tips yang dilakukan untuk memotivasi karyawan, tanpa melibatkan uang langsung atau bonus.

Otonomi, penguasaan, tujuan

Sebagai seorang pemimpin Anda mempunyai hak untuk mengatur banyak hal dalam tim. Tetapi jika memiliki tujuan untuk memotivasi para pegawai Anda coba libatkan mereka dalam beberapa hal. Beri mereka keleluasaan untuk mengatur sesuatu, kesempatan yang diberikan akan memberikan rasa keterlibatan yang berdampak penting dalam hubungan dalam tim. Di samping itu memberikan umpan balik dan penghargaan juga menjadi pelengkap yang baik dalam strategi memotivasi anggota tim.

Memberikan pujian dan penghargaan yang spesifik

Memberikan ucapan “terima kasih” adalah upaya memberikan sebuah pujian dan penghargaan atas capaian yang didapat oleh setiap karyawan. Untuk bisa lebih optimal, gunakan pujian yang spesifik. Misalnya dengan menyebutkan subjek yang dikerjakan sambil memberikan beberapa masukan dan meminta tanggapan sebagai bentuk hubungan yang lebih dalam.

Mengembangkan komunitas

Untuk lebih meningkatkan rasa terhubung di dalam anggota tim strategi membangun komunitas bisa diupayakan, baik itu komunitas offline maupun komunitas online. Dengan komunitas ini, setiap karyawan bisa lebih saling terhubung satu sama lain. Menghabiskan waktu kerja bersama dan sesekali bermain bermain-main bersama.

Tetap terhubung

Satu cara lain untuk bisa menjalin dan meningkatkan keterlibatan dengan anggota tim adalah tetap terhubung baik di dalam maupun di luar pekerjaan. Tentu dengan batasan dan koridor tertentu. Seperti tetap memperhatikan mereka sebagai manusia yang memiliki kesibukan lain dan keluarga yang perlu diperhatikan. Dengan tetap terhubung Anda bisa berlatih untuk memahami dan mengenali anggota tim lebih jauh.

Sediakan fasilitas dan hak istimewa

Motivasi berkaitan erat dengan kenyamanan anggota tim. Untuk bisa membangun motivasi sekaligus kenyamanan pimpinan bisa mencoba cara menyediakan beragam fasilitas. Seperti fasilitas bermain, makanan, dan lainnya. Beri hak mereka untuk memanfaatkan hal-hal tersebut. Menciptakan kenyamanan tempat kerja, meningkatkan produktivitas.

Mengoptimalkan Penggunaan Platform Media Sosial dalam Bisnis

Melihat generasi millenials yang sangat intens menggunakan media sosial menjadikan banyak perusahaan dan startup memfokuskan pada strategi pemasaran digital. Salah satu yang bisa dimanfaatkan dari besarnya konten yang ada di media sosial ialah menggunakan pendekatan digital analytics, untuk memastikan pelaku usaha mendapatkan manfaat yang maksimal karena tepat sasaran dalam memasarkan produknya.

Melalui diskusi #SelasaStartup yang diselenggarakan DailySocial, hadir Co-Founder GDILab Jefri Dinomo (atau akrab dipanggil Uje) untuk berbagi pemahamannya tentang menghindari kesalahan pemasaran menggunakan media sosial. GDILab sendiri melahirkan sebuah platform analitik berbasis media sosial yang dinamakan GDI Analytics yang ditargetkan untuk para UKM atau korporasi di Indonesia.

Berikut beberapa hal yang menjadi catatan kami dalam #SelasaStartup kali ini berkaitan dengan pemanfaatan media sosial.

Memiliki strategi media sosial yang terarah

Menurut Uje, ketika menggunakan media sosial, harapan konsumen adalah mendapatkan kebutuhan melalui platform. Melalui kampanye media sosial inilah yang harusnya menjadi pemasaran terbesar pada media sosial saat ini.

Dengan model strategi yang hanya menjual teks melalui media sosial terkesan biasa saja untuk pembaca. Namun, dengan menambahkan beberapa animasi dapat mewakili apa pun sampai kepada target penjualan. Apalagi di Twitter dan Facebook memiliki chatbot yang bisa berhubungan langsung dengan banyak konsumen.

“Ketika menjual mobil di Twitter dengan banyak target, pastikan mengatur tim kreatif pastikan bahwa itu ada gambar atau animasi, dan video selain membahas kontennya. Karena itu akan mendukung strategi penjualan melalui platform media sosial,” ujar Uje.

Memilih platform yang sesuai

Semakin banyaknya pengguna yang memasarkan barang/jasa jauh dari model pemasarannya menyebabkan menurunnya intensitas nilai dari platform marketing tersebut. Menurut Uje, Twitter dan Facebook masih menjadi platform media sosial yang tepat untuk melakukan postingan berupa teks, foto, animasi maupun video, salah satunya karena bisa menambahkan tautan. Hal ini akan sangat berguna bila dijadikan acuan bisnis dalam mengembangkan pemasaran di kedua media sosial itu.

Sehingga, banyaknya kompetitor yang bersaing dalam platform penyedia kebutuhan pengguna saat ini, tidak hanya investasi yang diutamakan, namun waktu yang panjang untuk sebuah platform yang dibutuhkan.

“Seperti online shop ada yang memasarkan barang melalui Instagram selalu di bill-nya ada akun lain, seperti LINE, WhatsApp, Twitter. Karena mereka (Instagram) belum dapat memecahkan transaksi penjualan berhasil langsung dari platform-nya,” tutur Uje.

Meningkatkan brand produk di media sosial

Media sosial tempat yang tepat memasarkan melalui aktivitas online dan melakukan perbandingan brand dengan platform lain. Pengguna berlomba-lomba melakukan promosi, memperkenalkan produk, membangun jaringan dengan pelanggan demi tercapainya brand yang lebih baik. Kegiatan inilah yang meningkatkan brand pada pengguna media sosial.

Perhatian konsumen terhadap produk pun tidak terlepas pada isi konten yang di branding. Jangan lupa untuk selalu kreatif dalam mencari ide, demi membungkus konten iklan yang dengan mudah konsumen tertarik pada brand yang dipasarkan.

Tahap Pendanaan dan Peranannya dalam Roda Bisnis Startup

Pendanaan saat ini menjadi hal yang sangat umum dibutuhkan startup untuk akselerasi. Dengan banyaknya dana yang didapat membuat startup menjadi produktif dan berkembang pesat. Bagi startup pendanaan dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti untuk hasil dari menyewa kantor yang lebih luas, membayar pekerja, serta menyiapkan dana untuk kampanye pemasaran, dan sebagainya.

Pendanaan sebagai investasi startup sendiri sebenarnya dapat didefinisikan lebih luas. Biasanya terbagi menjadi dua hal:

  1. Anda bisa mendapatkan pendanaan dari hasil tabungan Anda atau keluarga. Istilah ini biasa digunakan startup sebagai bootstrapping, yaitu menggunakan dana pribadi untuk tahap awal kelangsungan startup.
  2. Dengan mencari atau pitching ke investor sebagai bagian dari usaha investasi startup untuk mendapatkan dana dengan pembagian kepemilikan dalam startup yang Anda jalani.

Itulah mengapa startup membutuhkan pendanaan untuk bertahan dari tahap investasi. Namun, lebih beruntung lagi di era sekarang ini, banyak investor baik asing maupun lokal yang berani investasi pada startup.

Akses dan pitching ke investor pun tidak sesulit dulu, berkat kesuksesan para Founder hebat dari startup lokal. Maka dari itu, investor akhirnya melihat potensial startup di Indonesia sebagai target investasi.

Jika ingin mencari investor untuk pendanaan, ada baiknya Anda memahami beberapa stage dalam mendapatkan investasi ini:

Pre-Seed Funding

Pendanaan tahap awal ini menjadi angin segar bagi para founder startup. Namun, cara tersebut bukan dengan gegabah untuk bertemu investor skala besar. Ada cara lain yang bisa dilakukan startup dengan berkenalan dengan pihak angel investor, yang biasa tidak memiliki dana besar, tapi setidaknya mampu membiayai keperluan Anda di tahap awal.

Seed Funding

Melalui tahap ini lah kisaran dana investor bisa menyokong dana berkisar antara USD500 – 1 juta. Namun, pada putaran ini investor lebih memperhatikan startup yang Anda bentuk sesuai harapan. Beberapa startup di antaranya masih berada dalam seed funding adalah Taralite, KitaBisa, Kakoa Chocolate.

Adapun angel investor yang berada di tahapan ini, yaitu Cyber agen Venture, Fenox, East Venture, GEPI, ANGIN.

Pendanaan seri A sampai seri berikutnya

Tahap berikutnya dalam pendanaan startup setelah seed funding adalah pendanaan seri A. Startup ini pada umumnya sudah memiliki beberapa produk yang matang dan mendapat banyak klien, namun masih membutuhkan inovasi untuk terus growth. Kunci kesuksesan dalam tahap seri A ini adalah menemukan VC yang tepat, melihat dan mencari partner yang sesuai.

Setelah lanjutan dari pendanaan serieA, pada tahap seri B startup biasanya  sudah berumur 2-4 tahun dengan keuangan perusahaan akan diaudit oleh auditor publik sebelum dana masuk oleh investor untuk mengetahui kondisi riil kas startup.

Sehingga pada tahap seri C ini, startup sudah memasuki tahap dewasa. Umumnya dana funding ini digunakan untuk ekspansi produk dan membuka cabang secara nasional atau internasional.

Beberapa startup di Indonesia yang sudah mencapai pendanaan tersebut misalnya aCommerce, HappyFresh, YessBoss, eFishery, Jualo, Fabelio, HijUp.

IPO

IPO (Initial Public Offering) adalah tahap akhir “pendanaan” startup oleh investor, perusahaan Anda akan go public dan dijual sahamnya di pasar terbuka. Dengan adanya ini, startup Anda memiliki tahap yang paling lama untuk mendapat pendanaan. Biasanya, 5-10 tahun sebelum akhirnya startup memberanikan diri untuk IPO.

Dari pendanaan tahap akhir ini, startup yang akan melantai di bursa efek Indonesia, yaitu PT Mcash Integrasi (MCI) dan Kioson.

Beberapa Tipe Investor yang Perlu Dihindari Startup dalam Mengembangkan Bisnis

Tujuan utama investasi, selain untuk mendorong akselerasi startup, juga membangun hubungan antara investor dengan pebisnis sebagai bentuk kerja sama yang menguntungkan. Hal yang berkaitan ini menjadi kunci keberhasilan dunia bisnis. Pengusaha membutuhkan investor untuk meningkatkan pendanaan di sektor infrastruktur, dengan investor yang mengapresiasi dengan bentuk dukungan finansial dan bimbingan terhadap perusahaan rintisan tersebut.

Sebagai pendiri perusahaan sejatinya harus lebih mengenal jenis investor yang akan menaungi bisnisnya, agar tidak terjadi hal buruk pada bisnisnya kelak. Sehingga perusahaan dapat berkembang dengan merangkul investor terpercaya menjalin hubungan yang harmonis.

Namun, di era globalisasi yang sudah maju ini, ternyata masih menyisakan pilu terhadap ekspektasi perusahaan menghasilkan hubungan yang baik dengan investor dengan kendala yang tidak sesuai harapan. Adapun karakter investor yang segera dihindari pebisnis, antara lain:

Berniat memegang kendali bisnis sepenuhnya

Sebelum melakukan investasi para investor harus mengetahui dampak/risiko yang ditanggung dalam melakukan penanaman modal pada perusahaan. Namun, saat ini perusahaan masih dihadirkan oleh investasi yang mencari kesempatan saat bisnis mengalami kesulitan.

Awalnya investor ini berperilaku baik sebagai teman dekat Anda. Namun, begitu bisnis mengalami penurunan kualitas, mereka malah membuat klausa perjanjian sebagai pemegang kendali bisnis Anda.

Padahal, investor seharusnya menjadi roda perkembangan bisnis yang membantu mencapai kemajuan bisnis. Bukan dengan karakter investor seperti ini, mengambil alih bisnis melalui perjanjian yang menjebak.

Investor “predator”

Dari namanya sudah isyaratkan kurang baik, untuk  investor yang memberikan dampak buruk pada perkembangan bisnis Anda. Padahal sebelum menjalin kerja sama ada pembahasan yang saling menguntungkan bagi keduanya, ternyata berbalik merugikan perusahaan dengan menanggung kerugian investor.

Faktor ini harus segera di meminimalkan atau pun dijauhi oleh para pebisnis selaku penyedia wadah investor. Sehingga kejadian seperti ini yang terkait dengan dana, menjadi peringatan sendiri bagi investor predator dalam menanggung kerugiannya.

Memberi harapan tanpa kepastian

Hadirnya investor dalam usaha bisnis, sesungguhnya memiliki maksud dan tujuan yang jelas mengapa mereka investasi. Namun, sangat berbeda dengan investor yang cenderung muncul dengan banyak alasan pertanyaan yang kurang jelas arahnya. Mereka datang sekedar mengetahui prospek bisnis Anda, namun tidak satu pun arah kesepakatan dalam pembicaraan tersebut.

Perantara investor

Saat ini sangat banyak orang atau investor jadi-jadian di sekitar para pengusaha bisnis atau startup. Mereka akan sangat pintar menjadi pengacara maupun seorang akuntan, yang pada akhirnya membuat Anda mempercayai sebuah perjanjian pembayaran untuk ditandatangani sebelum bertemu investor sesungguhnya.

Perantara ini memang sering berguna untuk mengantarkan Anda pada investor besar yang menjanjikan. Akan tetapi, sebagai pengusaha baru tetap waspada mengantisipasi datangnya investor sejati atau hanya pura-pura.