Tokopedia Kini Didukung Pembayaran Instan Melalui Gerai Alfamart

Tokopedia hari ini resmi mengumumkan telah menambah pilihan pembayaran instan mereka. Kali ini giliran Alfamart yang digandeng untuk memudahkan pembayaran pengguna Tokopedia. Ini adalah kali ketiga Tokopedia menyediakan pembayaran instan menggandeng perusahaan retail yang memanfaatkan gerainya sebagai loket pembayaran. Sebelumnya Tokopedia juga telah bekerja sama dengan Indomaret dan 7-eleven untuk hal yang sama.

“Toppers (pengguna Tokopedia – Ed) kini bisa membayar pesanannya melalui gerai Alfamart terdekat. Tanpa harus memiliki rekening tabungan, siapa saja dapat semakin mudah berbelanja di Tokopedia,” ujar Vice President Tokopedia Melissa Siska Juminto.

Salah satu keunggulan pembayaran instan ini adalah proses konfirmasi pembayaran yang otomatis. Pembeli tinggal membayar ke kasir Alfamart, saat proses pembayaran selesai secara otomatis pembayaran akan diverifikasi dan pesanan akan langsung diteruskan ke penjual.

Melissa lebih jauh juga menjelaskan bahwa dengan metode pembayaran ini tidak hanya menguntungkan pembeli tetapi juga menguntungkan menjual. Menurutnya, proses verifikasi dan notifikasi langsung masalah pembayaran dan pesanan membantu pemrosesan order lebih cepat. Ia melanjutkan hal ini bisa meningkatkan reputasi toko online penjual yang bersangkutan.

Pembayaran melalui Alfamart adalah metode pembayaran instan ke sekian milik Tokopedia. Sebelumnya Tokopedia juga menerima pembayaran melalui mandiri clickpay, mandiri e-cash, BCA KlikPay, KlikBCA, e-Pay BRI, Indomaret, 7-Eleven, Pos Indonesia, Kartu Kredit, dan Saldo Tokopedia.

Pendekatan menyediakan pembayaran di gerai-gerai semacam Alfamart, Indomaret, dan 7-eleven memang cocok untuk coba menjaring pengguna yang belum tersentuh akses bank dan juga pelanggan yang tersebar di daerah-daerah.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Fasilitasi Pengajuan Pinjaman Modal Penjual Lewat Mitra Toppers

Hari ini (13/6) Tokopedia secara resmi mengumumkan kehadiran Mitra Toppers, program kerja sama Tokopedia dengan mitra penyedia pinjaman yang bertujuan memudahkan penjual mendapatkan pinjaman modal. Setidaknya, sudah ada lima bank dan dua startup di bidang fintech yang bekerja sama untuk memberikan pinjaman modal melalui program Mitra Toppers. Tokopedia ingin mengajak para pemiliki toko online dan pelaku usaha yang terkendala modal untuk memperbesar lingkup bisnis daringnya melalui program ini.

Vice President Tokopedia Melissa Siska Juminto mengatakan, “Melalui Mitra Toppers, Tokopedia hadir sebagai wadah bagi para penjual yang membutuhkan tambahan atau pinjaman modal usaha bagi pengembangan bisnis online-nya. Kami percaya bahwa setiap orang dapat menciptakan peluang usahanya sendiri.”

[Baca juga: Menilik Strategi Pengiklanan Tokopedia]

Lebih jauh, Melissa menjelaskan bahwa Tokopedia dalam hal ini hanya berperan sebagai penghubung antara penjual dan mitra penyedia pinjaman untuk memperoleh kredit modal. Artinya, tidak ada pungutan biaya apapun yang ditarik oleh Tokopedia dari tiap transaksi yang terjadi. Lama waktu pencairan dana juga akan ditentukan oleh pihak penyedia pinjaman berdasarkan jenis pinjaman yang diajukan.

Kredit modal dari mitra penyedia pinjaman yang ditawarkan melalui Mitra Toppers ini bervariasi dan bisa diperoleh lewat metode cicilan atau kredit dengan bunga rendah. Program Mitra Toppers sendiri dikhususkan untuk para pemilik toko online di Tokopedia saja.

[Baca jugaTak Cuma Startup, Amar Bank Coba Masuki Layanan KTA Online dengan Tunaiku]

Untuk mendapatkan pinjaman, penjual hanya perlu mengisi formulir secara online tanpa perlu datang ke bank dan Melissa mengklaim, kini sudah ada ribuan aplikan yang masuk untuk mengajukan pinjaman melalui program Mitra Toppers.

Saat ini sudah ada lima bank dan dua startup fintech yang bergabung dalam program Mitra Toppers. Bank Sampoerna, Bank Amar, BRI, DBS, dan UOB adalah mitra yang datang dari pihak bank. Sedangkan Taralite dengan produk KMK Taralite dan Modalku dengan produk UKM e-loan 50 adalah mitra yang datang dari pihak startup fintech di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Pos Indonesia, Tokopedia Tambah Metode Pembayaran

Tokopedia hari ini mengumumkan telah menjalin kerja sama dengan Pos Indonesia untuk menambah pilihan metode pembayaran miliknya. Dengan kerja sama ini memungkinkan pengguna Tokopedia untuk bisa membayar transaksi mereka di kantor atau agen pos terdekat.

“Kini Toppers [pengguna Tokopedia] juga bisa membayar barang pesanannya lewat kantor atau agen pos,” ungkap Vice President Tokopedia Melissa Siska Juminto.

Bagi pengguna yang ingin menggunakan metode pembayaran ini tinggal memilih Pos Indonesia di kolom metode pembayaran. Setelah itu pengguna akan mendapatkan kode pembayaran yang kemudian di tunjukkan kepada petugas kantor atau agen pos tempat dilakukan pembayaran. Selanjutnya sistem Tokopedia akan secara otomatis memverifikasi kode tersebut dan pesanan langsung diteruskan ke penjual.

Ini bukan kali pertama Tokopedia berinovasi dengan metode pembayaran. Sebelumnya dengan pendekatan yang sama (online to offline) Tokopedia juga telah menggandeng Indomaret dan 7-Eleven untuk memungkinkan penggunanya membayar di gerai-gerai Indomaret dan 7-Eleven terdekat.

Menyediakan sebanyak mungkin metode pembayaran memang merupakan satu dari banyak strategi untuk mendapatkan pengguna. Dengan pilihan dan kemudahan yang ditawarkan tentu akan menambah nilai lebih pada pengalaman pengguna. Termasuk pendekatan online to offline yang bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang belum memiliki atau belum terbiasa menggunakan layanan perbankan.

Seperti diungkapkan Melissa dalam rilisnya, pihak Tokopedia berharap dengan kerja sama ini bisa lebih memudahkan pengguna Tokopedia dalam bertransaksi, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil.

“Pos Indonesia memiliki ribuan kantor dan puluhan ribu agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Toppers yang tinggal di kota-kota kecil kini bisa merasakan kemudahan pembayaran barang pesanan melalui kantor atau agen pos terdekat,” tutur Melissa.

Application Information Will Show Up Here

Srikandev Dukung Pemberdayaan Pengembang Perempuan Indonesia

Usia terbilang masih belia, belum genap satu tahun, namun Srikandev memiliki visi dan misi yang positif untuk mendukung perkembangan karier developer perempuan Indonesia. Didirikan oleh Lidya Novianti dan Retno Ika Safitri, Srikandev bertujuan untuk mempertemukan developer perempuan baru dengan para profesional yang sudah cukup lama terjun dalam dunia teknologi.

“Dalam wadah Srikandev kita harapkan para developer perempuan yang hingga kini masih malu-malu dan enggan bergabung dengan kami, bisa bergabung dan berbagi pengalaman serta informasi dengan developer perempuan lainnya,” kata Co-Founder Srikandev Retno Ika Safitri.

Di acara meetup pertama yang dilangsungkan di Jakarta Digital Valley Kamis (28/04), Srikandev mengundang dua orang perempuan Indonesia yang sudah lama berkecimpung di dunia teknologi dan bergabung dengan startup ternama di tanah air, yaitu Product & Technology Tokopedia Devy Pranowo dan VP User Experience & Product Design Go-Jek Monika Halim. Tema yang diambil cukup menarik, yaitu “Build a Great Product and Experiences That People Love.”

“Tema yang dipilih serta pembicara yang kami undang untuk meetup Srikandev pertama diharapkan bisa menginspirasi dan bisa memberikan sebuah impact serta kolaborasi antara developer perempuan,” kata Retno.

Produk telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

Dalam presentasinya Monika Halim yang selama ini telah malang melintang bekerja di startup, agensi dan lainnya menyebutkan, ada beberapa hal menarik yang menjadikan sebuah produk dicintai oleh konsumen. Desain yang baik belum tentu menjadi alasan utama produk tersebut diminati, namun sisi humanis lain yang bersifat personal dan tentunya membantu.

“Apa yang GO-FOOD tawarkan selama ini tentunya menjadi relevan kepada konsumen yang setiap hari semakin dihadapkan dengan kemecatan, tuntutan pekerjaan, terutama bagi ibu-ibu muda yang memiliki pekerjaan namun juga harus memperhatikan keluarga, kemudahan yang ditawarkan oleh GO-FOOD merupakan bukti nyata produk yang dibutuhkan akan menjadi yang paling dinimati,” kata Monika.

Selain itu Monika juga menambahkan dengan semakin majunya teknologi membuat sebagian besar konsumen menuntut kecepatan serta relevansi. Jika kedua layanan tersebut bisa dihadirkan oleh sebuah produk akan secara alami konsumen pun akan menjadi loyal dan enggan untuk berpaling kepada produk lain.

“Yang perlu diingat ketika membuat sebuah produk adalah untuk mengedepankan the best user experience. Kemudian yang paling penting adalah produk yang bisa membuat kehidupan seseorang berubah menjadi lebih baik,” kata Monika.

Di kesempatan yang sama, Devy Pranowo dari Tokopedia menyambut baik kegiatan meetup yang diadakan oleh Srikandev.

“Dari pengalaman saya dulu studi di AS saya melihat komunitas seperti Srikandev cukup membantu para developer perempuan untuk belajar dan tentunya berbagi pengalaman untuk menjadi seorang developer yang baik dan tentunya handal,” kata Devy.

Terkait dengan membuat produk yang dicintai, sebelum membuat sebuah produk yang pada akhirnya disukai oleh konsumen adalah, menentukan terkebih dahulu mindset yang tepat dan tentunya sesuai, sebelum akhirnya produk dikembangkan.

Yang tidak kalah penting adalah bagaimana memanfaatkan feedback baik atau buruk terhadap produk menjadi sebuah sumber yang kemudian bisa diperbaiki oleh tim untuk menghasilkan produk yang baik. Kolaborasi merupakan kunci utama keberhasilan sebuah produk yang dibuat.

Deals@DS Minggu Ini (29 April 2016)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi pembaca terdaftar dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Keluarga Konglomerat Hong Kong Li Ka-shing Disebutkan Terlibat Putaran Pendanaan Terbaru Tokopedia

Akhir pekan lalu, Tech In Asia melaporkan, meski belum dikonfirmasi, bahwa Tokopedia telah memperoleh pendanaan terbaru, Seri F, sebesar $147 juta (hampir 2 triliun Rupiah). DailySocial mendapatkan informasi, setidaknya dari dua pihak, bahwa keluarga konglomerat terkaya Hong Kong Li Ka-shing terlibat dalam putaran pendanaan kali ini. Ka-shing sendiri adalah Chairman perusahaan investasi Horizons Ventures yang sudah terlibat di pendanaan berbagai startup besar, seperti Facebook, Spotify, Waze, dan Slack.

Tidak disebutkan secara jelas apakah pendanaan ini dilakukan Ka-shing secara pribadi atau melalui Horizons Ventures. Berdasarkan portofolionya di 70 perusahaan, Horizons sangat jarang berinvestasi di Asia dan lebih banyak berinvestasi di Amerika Serikat dan Israel. Sejauh ini Horizons, yang didirikan Ka-shing bersama Solina Chau dan Debbie Chang, hanya mencantumkan satu startup di Tiongkok dan satu startup India dalam daftar investasinya. Jika terkonfirmasi, hal ini akan menjadikan Tokopedia startup pertama yang didanai kelompok Ka-shing di kawasan Asia Tenggara.

Kami tidak memiliki informasi apakah Ka-shing (atau Horizons) menjadi satu-satunya investor dalam putaran pendanaan Tokopedia kali ini. Di putaran Seri E lalu, Softbank Internet and Media (SIMI) dan Sequoia Capital menjadi dua perusahaan yang bergabung sebagai investor layanan marketplace yang didirikan William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison tahun 2009 ini.

“Bocornya” informasi pendanaan Tokopedia ini menjadi hal yang menarik karena selama ini Tokopedia selalu mengumumkan perolehan pendanaannya, berturut-turut setiap akhir tahun, sejak awal pendiriannya hingga pendanaan Seri E sebesar $100 juta di tahun 2014 yang menghebohkan itu.

Setahun terakhir ini Tokopedia sangat agresif menggunakan perolehan pendanaannya untuk melakukan kegiatan periklanan, terutama secara offline. Bisa kita lihat baliho, banner, dan iklan Tokopedia yang secara ekstrim bertebaran di berbagai media. Mereka juga membangun kantor yang sangat menarik di bilangan Slipi.

Menurut riset Adsensity, sepanjang 2015 Tokopedia mengeluarkan lebih dari 550 miliar Rupiah untuk budget pemasaran. Nilai itu sudah mencakup separuh dari perolehan pendanaan yang diperoleh di Seri E, jadi wajar saja jika saat ini mereka kembali mencari pendanaan tambahan untuk mendanai operasionalnya di saat persaingan pasar marketplace, khususnya B2C, terus memanas.

traffic_e-commerce_indonesia_dec2015

Di percaturan startup Indonesia, Tokopedia, menurut pendapat kami, masih menjadi kandidat kuat startup unicorn pertama asal Indonesia, bersama Traveloka dan Go-Jek.

Secara traffic, data comScore yang dikompilasi Nikkei menunjukkan Tokopedia berada di posisi ketiga segmen e-commerce Indonesia, setelah Lazada dan Bukalapak, dengan 1,9 juta visitor setiap bulannya.

Berikut ini adalah video DStour saat mengunjungi kantor Tokopedia:

Transaksi Tokopedia Kini Bisa Dibayar Melalui 7-Eleven

Tokopedia kembali membuat gebrakan dalam hal solusi pembayaran. Kali ini melanjutkan kolaborasi online to offline, Tokopedia menjalin 7-Eleven sebagai mitra untuk pembayaran transaksinya. Dengan kerja sama ini transaksi yang ada di Tokopedia dapat dibayarkan langsung melalui gerai 7-Eleven.

“Toppers (pengguna Tokopedia, ed.) kini bisa membayar pesanannya melalui gerai 7-Eleven terdekat,” ujar VP Tokopedia Melissa Siska Juminto dalam rilis yang kami terima.

“Caranya sangat mudah, Toppers tinggal menunjukkan struk pemesanan—yang bisa didapatkan dari mesin Kiosk 7-Eleven—ke kasir untuk menyelesaikan pembayaran,” imbuh Melissa.

Selanjutnya pembayaran melalui 7-Eleven ini akan diverifikasi secara otomatis oleh sistem Tokopedia dan pesanan langsung diteruskan ke penjual.

Kerja sama mengenai pembayaran ini bukan yang pertama bagi Tokopedia. Sebelumnya Tokopedia juga telah bermitra dengan Indomaret untuk memungkinkan transaksi di Tokopedia bisa dibayarkan di seluruh gerai Indomaret.

Pemilihan 7-Eleven tentu bukan hanya strategi Tokopedia untuk menjangkau mereka-mereka yang belum memiliki kartu kredit atau rekening bank. Melihat distribusi gerai 7-Eleven yang hanya dapat dijumpai di kota-kota tertentu di Indonesia langkah Tokopedia ini murni untuk memberikan alternatif pembayaran yang mudah.

Di saat infrastruktur pembayaran digital yang masih terus berkembang dan belum banyak diminati masyarakat, memberdayakan kolaborasi dengan pelaku di ranah luring adalah hal yang cukup masuk akal.

DStour #7: Serba Hijau Ala “Sarang” Tokopedia

Pasca perolehan pendanaan senilai lebih dari 1 triliun Rupiah tahun 2014, Tokopedia mencoba untuk berhenti berpindah tempat. Kini mereka membangun “sarang” di beberapa lantai Wisma 77 Tower 2. Dengan nuansa kekinian yang didominasi warna hijau khas Tokopedia, mereka mencoba membangun kantor yang nyaman bagi karyawan bekerja. Eh, mereka punya lantai khusus yang isinya tempat bermain dan bersantai lho! Penasaran? Simak liputan DStour di Tokopedia yang dipandu CEO Tokopedia William Tanuwijaya berikut ini.

Tokopedia dan Traveloka adalah Startup Pengiklan TV Terbesar Tahun 2015

Indonesia sebagai negara berkembang dengan populasi yang masif selalu menjadi negara dengan potensi menggiurkan untuk berbagai sektor industri, termasuk e-commerce. Berdasarkan data Adstensity, sepanjang tahun 2015 kemarin layanan e-commerce secara total tercatat menghabiskan sekitar Rp 1,792 Triliun untuk belanja iklan di televisi. Tokopedia sendiri menduduki posisi teratas dengan biaya belanja iklan yang dihabiskan mencapai lebih dari Rp 559 miliar.

Tahun 2015 kemarin bisa dibilang adalah tahun untuk industri e-commerce. Pertumbuhan ekosistem yang kian matang dan juga drama yang muncul dari berbagai sisi mewarnai perjalan e-commerce Indonesia tahun lalu. Munculnya berbagai pemain baru pun tak bisa dilupakan, seperti Matahari Mall yang mendapat dukungan dari Grup Lippo.

Salah satu alasan pertumbuhan e-commerce yang semakin seksi adalah besarnya potensi pasar Indonesia sebagai negara berkembang  dengan populasi yang masif. Berbagai upaya pun dilakukan oleh para pelakunya demi merengkuh potensi sebesar-besarnya, termasuk melalui iklan di layar kaca (TV). Berdasarkan data Adstensity yang dikutip Indotelko, tercatat bahwa e-commerce Indonesia menghabiskan biaya belanja iklan untuk TV hingga Rp 1,792 Triliun.

Tokopedia, sebagai salah satu pemain lama, tercatat sebagai perusahaan yang mengalami pertumbuhan belanja iklan paling tinggi sepanjang tahun 2015. Ini tak lepas dari kampanye yang diluncurkan Tokopedia di akhir kuartal II tahun 2015 kemarin. Secara total, Tokopedia menghabiskan belanja iklan lebih dari Rp 559 Miliar dan kini berada di posisi puncak perusahaan e-commerce yang menghabiskan belanja iklan paling tinggi.

Traveloka berada di posisi kedua dengan dengan total belanja iklan yang dihabiskan sepanjang tahun 2015 lalu mencapai lebih dari Rp 553 Miliar.

Traveloka dan Tokopedia sendiri masuk ke dalam daftar 10 besar perusahaan yang menghabiskan belanja  iklan TV tinggi.  Dalam daftar 10 besar tersebut secara berurutan ada Djarum, Sampoerna, Pepsodent, Dettol, Lifebuoy, Frisian Flag, Indomie, Mie Sedaap, Tokopedia, dan Traveloka. Selain dua layanan e-commerce ini, sisanya adalah brand atau perusahaan FMCG.

Hal menarik lainnya adalah masuknya pemain baru Matahari Mall ke dalam daftar 10 besar perusahaan e-commerce dengan biaya belanja iklan TV yang tinggi. Dalam rentang waktu tujuh bulan sejak resmi meluncur, Matahari Mall berhasil menghabiskan biaya belanja iklan dengan total lebih dari Rp 83 Miliar.

Berikut adalah 8 besar pemain e-commerce dengan biaya belanja iklan TV yang tinggi berdasarkan data Adstensity:

  1. Tokopedia (Rp 559 M)
  2. Traveloka (Rp 553 M)
  3. OLX (Rp 283 M)
  4. Blibli (Rp 237 M)
  5. Bukalapak (Rp 119 M)
  6. Lazada (107 M)
  7. Matahari Mall (Rp 83M)
  8. Trivago (Rp 80 M)

Angka-angka yang disebutkan ini diperoleh Adstensity berdasarkan rekaman semua iklan TVC yang ada di 13 televisi nasional di Indonesia. Adstensity mencatat volume iklan dan harga iklan sesuai dengan data yang dipublikasikan (published rate), sehingga nilai yang tercatat adalah nilai bruto.

5 Startup Indonesia Terpopuler Sepanjang Tahun 2015

Tahun 2016 akan menjadi tahun yang sangat menarik melanjut kelanjutan perkembangan industri startup Indonesia. Catatan yang patut diapresiasi adalah pengadopsian layanan dari  para startup yang mulai mainstream di tengah masyarakat. Berikut ini kami rangkumkan lima startup yang gaungnya nyaring terdengar sepanjang tahun 2015 sebagai perusahaan baru yang berbasiskan teknologi.

BukaLapak

Dipimpin Achmad Zaky, online marketplace BukaLapak menjadi salah satu pemain yang keberadaannya cukup diperhitungkan. Bermodalkan kucuran dana dari Group EMTEK, BukaLapak gencar melakukan aktivitas pemasaran melalui kanal konvensional seperti iklan televisi dan radio. Belum lama ini BukaLapak juga menerima dua penghargaan sekaligus dalam ajang penganugerahan dan apresiasi industri teknologi bergengsi Indonesia IDByte.

MatahariMall

Marketplace O2O MatahariMall yang merupakan langkah pertama Lippo Group memasuki ranah e-commerce sempat mewarnai headline media-media nasional seputar bisnisnya. Diawali pengenalannya pada bulan Februari lalu, MatahariMall menggebrak industri ini dengan klaim modal dana sekitar Rp 6.6 triliun kala itu. Berangkat dari dana masif tersebut, pihaknya merekrut profil besar seperti Hadi Wenas, Emirsyah Satar, Adrian Suherman, dan lainnya. Pihaknya juga merevolusi konsep online-to-offline dalam pengiriman produknya memanfaatkan eLocker atas kerja samanya dengan PopBox.

Go-Jek

Dalam pembahasan kami tentang startup unicorn, aman untuk menyebutkan bahwa Go-Jek menjadi gerbang bagi masyarakat awam tentang pemahaman startup digital bekerja. Layanannya yang “mengganggu” dalam skala besar, menawarkan alternatif metode transportasi, memberikan kisah inspiratif, dan berita kontroversional lainnya nyaris terdengar sepanjang minggu. Rasanya mayoritas masyarakat di kota besar, yang telah maupun yang belum mencoba layanannya, setidaknya mengetahui apa itu Go-Jek. Penilaian ini juga dilatari bahwa Go-Jek pernah menduduki puncak tertinggi sebagai aplikasi gratis terpopuler di App Store. Di platform Android, Go-Jek terpilih sebagai salah satu aplikasi terbaik Google Play Indonesia tahun ini, bersanding dengan Traveloka dan Tokopedia.

Traveloka

Menjadi platform top-of-mind untuk pembelian tiket pesawat, Traveloka juga dinobatkan sebagai aplikasi terpopuler di Google Play Indonesia dalam segmen travel. Dalam riset Nielsen dikatakan bahwa belanja iklan Traveloka selama tahun 2015 ini mengalami peningkatan hingga 700% hingga senilai Rp 547 miliar. Sama seperti BukaLapak, televisi juga menjadi kanal favorit Traveloka untuk menyuarakan layanannya.

Tokopedia

Riset Nielsen turut memberitakan bahwa Tokopedia memiliki belanja iklan yang senilai dengan Traveloka. Menariknya, peningkatan tersebut tercatat hingga 17 kali lipat dari tahun sebelumnya. Tak jauh berbeda dengan BukaLapak dan Traveloka, Tokopedia turut menjalankan strategi pengiklanan menggunakan cara konvensional yang tidak bisa diukur dalam angka dan data. Metode yang nampaknya berhasil merebut perhatian banyak masyarakat secara luas dengan perlahan. Kita tak bisa melupakan kala Tokopedia mengejutkan industri startup dengan perolehan pendanaan raksasa $100 juta tahun 2014 silam.

Tiga dari lima startup di atas sebelumnya juga kami bahas perihal prediksi label unicorn yang akan disandang pada tahun mendatang. Tidak heran jika sudah semestinya mereka telah diterima dengan akrab oleh masyarakat Indonesia. Kelimanya menjelma menjadi startup yang paling dikenal, dibicarakan, digunakan sepanjang tahun ini.

Pendapat masyarakat

Kami juga membuka polling singkat melalui Twitter mengenai popularitas dari startup-startup tersebut. Go-Jek meraup suara terbanyak dengan perolehan 67% dari total suara, disusul oleh Traveloka, Tokopedia, dan BukaLapak. Polling ini direspon oleh 54 orang dalam waktu 24 jam pada tanggal 1 Desember 2015.