Kaskus Rambah Layanan Video Streaming, Umumkan Kehadiran “Kaskus TV”

Kaskus meresmikan layanan video streaming “Kaskus TV” dengan pendekatan program dan video format pendek seputar minat, hobi, dan gaya hidup sesuai dengan DNA perusahaan. Dalam mengisi konten, Kaskus bekerja sama dengan para pegiat hobi, komunitas, dan para mitra konten.

“Kaskus TV menghadirkan tayangan konten yang sudah dikurasi dan spesifik mengenai minat dan hobi, sesuai dengan fokus utama Kaskus. Di tahap awal ini, kami menghadirkan lebih dari 45 katalog program dengan total durasi lebih dari 200 jam,” terang CEO Kaskus Edi Taslim, Kamis (27/9).

Kaskus juga ikut memproduksi konten original yang dibuat khusus, seperti “Bermusik”, sebuah web series mengenai musik dan hobi yang dipandu mantan Editor-in-Chief Rolling Stone Indonesia Adib Hidayat. Tak hanya itu, bersama rumah produksi mereka menghadirkan secara eksklusif beberapa serial film pendek.

Dalam mengisi kontennya, Kaskus TV bekerja sama dengan sejumlah mitra, seperti Narasi.TV, Opini.id, SuperMusic, SuperAdventure, Indonesia Kaya, DailySocial, dan Kumparan.

Layanan ini juga menyuguhkan konten video mengenai minat dan hobi unik, berkolaborasi dengan pegiat hobi serta komunitas seperti Kaskus Traveller, Kaskus Table Tennis Club, Kaskus Motovlogger, SJCam, IndoExoticPets, dan masih banyak lagi.

“Kaskus TV berkaitan dengan platform diskusi Kaskus, jadi di bawah video ada thread untuk berdiskusi dengan sesama Kaskuser sebab inti utama Kaskus itu adalah forum diskusinya.”

Untuk mengisi konten di Kaskus TV akan ada proses kurasi yang dilakukan tim Kaskus. Jadi tidak sembarang konten yang bisa dikonsumsi di dalamnya. Langkah ini dilakukan demi memonitor kualitas konten tetap selaras dengan DNA Kaskus.

“Bisa ditonton siapa saja secara gratis tapi untuk mengisi kontennya kami yang kurasi. Prosesnya bisa dari kami yang mengajak kerja sama dengan pengisi konten, lalu diskusi sial model lisensinya seperti apa, dan komersialisasinya bagaimana. Siapa yang mau biayai, kemudian bagaimana sistem bagi hasilnya.”

Guna dukung para kreator konten, Kaskus sudah menyiapkan fasilitas studio mini lengkap beserta peralatan dan operatornya. Studio ini terletak di kantor Kaskus dan dimanfaatkan secara gratis.

“Platform video Kaskus TV dan fasilitas studio serta auditorium dibangun untuk mendukung berbagai aktivitas online dan offline komunitas di Kaskus. Juga untuk menghargai karya Kaskuser yang akan diproduksi dan dikembangkan jadi web series, baik format video dan audio podcast.”

Tambahan pemasukan bisnis

Edi melanjutkan Kaskus TV adalah rencana bisnis yang sudah jauh-jauh hari disiapkan Kaskus. Perusahaan mengalokasikan sejumlah investasi untuk menggunakan platform video khusus yang juga dipakai oleh jaringan TV kabel HBO. Kendati demikian, ia enggan menyebutkan nilai investasi ini.

Platform video tersebut dipakai untuk mendukung kontrol Kaskus terhadap konten agar tidak mudah dibajak, sekaligus mendukung unsur eksklusivitas setiap konten yang diproduksi karena tidak ada di platform streaming lainnya.

“Di Indonesia kebanyakan media tidak menggunakan platform video sendiri, akhirnya menggunakan platform yang gratis sehingga mengorbankan strategi monetisasinya jadi terbatas. Investasi yang kami keluarkan ini dapat sepadan dengan angka viewers yang bisa kami cetak ke depannya.”

Nantinya platform ini akan jadi manuver tambahan pemasukan dari iklan untuk bisnis Kaskus. Ada yang diambil dari sewa lisensi, bagi hasil revenue, atau lainnya. Persentase untuk bagi hasil bervariasi, ada 50-50, bahkan ada yang 70-30.

Pada tahap awal ini, strategi tersebut belum menjadi fokus Kaskus. Pihaknya ingin memastikan adanya pertumbuhan secara organik untuk angka penonton.

“Video ini memiliki nilai lebih dibandingkan konten tulisan atau gambar, lagipula susah juga untuk di-copy paste. Kami tidak ingin melulu soal revenue. Kaskus TV ini akan diarahkan untuk memanjakan komunitas supaya ada wadah baru.”

Sejak dua minggu ini dilepas secara publik, salah satu program Kaskus TV, yakni Bermusik telah tembus ditonton oleh 250 ribu orang. Angka ini terbilang cukup fantastis untuk sebuah platform video streaming yang baru berusia 1,5 bulan ini.

Edi menargetkan sampai akhir tahun diharapkan dapat tembus 1 juta unique views.

“Kami cukup percaya diri dengan pencapaian yang masih baru ini. Artinya, pengguna Kaskus bisa mendapat tontonan yang cukup layak dan bervariasi sesuai dengan hobi dan minat mereka,” pungkas Edi.

Untuk mendukung Kaskus TV, ada tambahan inovasi berupa audio podcast yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan komunitas. Audio podcast ini rencananya akan diresmikan pada bulan Oktober 2018.

Application Information Will Show Up Here

Capaian dan Rencana Aplikasi Streaming TV OONA

Penetrasi internet yang meningkat turut mendongkrak konsumsi data. Hal ini tercermin dari capaian pesat yang dialami aplikasi streaming TV OONA. Platform ini mengklaim telah memiliki 600 ribu pengguna, meski resmi hadir secara publik kurang lebih lima minggu lalu.

Menurut CEO dan Founder OONA Global Christophe Hockart, pencapaian tersebut sebenarnya melebihi ekspektasi perusahaan. Secara rata-rata, lama kunjungan mencapai 16 menit per sesi setiap harinya. Angka tersebut meningkat drastis dibandingkan saat OONA baru hadir sekitar 2 menit, lalu meningkat jadi 10 menit.

Peningkatan kunjungan tersebut terjadi lantaran semakin bertambahnya jumlah channel TV yang bisa ditonton para pengguna. Terhitung kini OONA memiliki 115 channel dari berbagai segmen, sekitar 50% di antaranya adalah konten lokal dan sisanya dari internasional.

“Lima minggu yang lalu kami baru memiliki 60 channel, sekarang sudah 115. Kami akan terus menambah channel agar pengguna kami bisa menikmati layanan OONA secara gratis,” terang Hockart, Kamis (31/8).

Dia bilang sampai akhir tahun ini OONA bakal menambah 50 channel baru, sehingga bila ditotal setidaknya ada 160 channel tersedia di dalam aplikasi. Semakin bertambahnya konten diharapkan OONA dapat menjaring 2,5 juta pengguna.

Andalkan iklan untuk pemasukan

Hockart menjelaskan, memasang iklan adalah cara paling tepat untuk model bisnis aplikasi streaming. Hanya saja OONA berkomitmen untuk memberikan pengalaman yang berbeda baik ke pengguna maupun para pengiklan. OONA tidak memaksa pengguna untuk menonton iklan, melainkan memberikan sejumlah reward (berbentuk poin) apabila pengguna rela memberikan waktunya untuk iklan.

Perusahaan sadar betul bahwa karakter milenial saat ini adalah enggan berkomitmen untuk bayar biaya langganan. Mereka suka sesuatu yang gratis, namun tidak suka juga bila dipaksa untuk menonton iklan di tengah tayangan favoritnya.

“Saat ini iklan adalah model bisnis yang paling tepat untuk kita terapkan. Namun kami tetap mengutamakan kontrol ada di tengan pengguna dengan tidak memaksa mereka dengan menyelipkan iklan ditengah-tengah tontonan mereka karena saya sendiri tidak suka dengan itu.”

Pengguna bisa memilih mau menyaksikan iklan atau tidak. Bila iya, akan muncul iklan selama 30 detik setelah itu pengguna akan menerima poin yang dapat ditukar dengan berbagai hadiah. Bila tidak memilih, akan tetap muncul pop up iklan di sisi kanan/kiri atas. Pengguna tetap menerima reward dari situ.

Ke depannya, OONA akan menyediakan fitur bidding. Setiap poin yang didapat pengguna dapat di-bid setinggi-tingginya untuk mendapatkan hadiah seperti smartphone, motor, atau tiket konser.

“Fitur ini akan diluncurkan September mendatang, pengguna bisa mendapatkan hadiah yang mereka inginkan dengan cara bidding.”

Persiapkan IPO

Dalam kesempatan yang sama, Hockart menuturkan pihaknya berencana untuk ekspansi ke tiga sampai lima negara baru. Sayangnya dia enggan membeberkan negara mana saja yang dibidik, hanya saja dia berkeinginan untuk menyambangi negara di Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Asia.

Rencana berikutnya setelah hadir di tiga sampai lima negara tersebut, OONA akan melakukan pencatatan di bursa sebagai perusahaan terbuka. Ini termasuk rencananya untuk bisnis OONA di Indonesia, kendati dia belum mengumumkan kapan bakal terealisasinya. Setelahnya, OONA akan melakukan IPO secara global di kantor pusatnya di Hong Kong.

“Sehingga pada 2021 mendatang kami sudah tercatat sebagai perusahaan terbuka untuk OONA global.”

OONA dikembangkan oleh PT OONA Media Indonesia, salah satu anak usaha PT NFC Indonesia Tbk yang bermitra dengan Telkom Indonesia. Indonesia adalah ekspansi perdana OONA setelah resmi berdiri selama dua tahun di Hong Kong.

Application Information Will Show Up Here

Betulkah Valve Sedang Mengembangkan Platform Video Streaming ala Twitch?

Saat ini, nama Valve hampir selalu diasosiasikan dengan layanan distribusi digital terbesar kreasi mereka. Namun sebelum reputasi tersebut mereka peroleh, Valve lebih dikenal konsumen sebagai developer game. Proyek pengembangan permainan video yang mereka lakukan bisa dihitung jari, namun Valve sudah cukup sering menggagas sejumlah ide radikal.

Setelah prakarsa Steam Machines datang dan pergi, kali ini Valve Corporation diketahui tengah mencoba menggarap platform stream video bernama Steam.tv. Eksistensinya pertama kali diketahui oleh pengguna Twitter Pavel Djundik akhir minggu lalu. Di awal momen kemunculannya, situs hanya menampilkan tulisan ‘Selamat datang di Steam.tv’; dan berdasarkan sertifikasi, Steam.tv merupakan website resmi punya Valve.

Tak lama, Valve tiba-tiba meluncurkan live stream dari The International 2018 dan membubuhkan chat bar. Waktu itu, Steam.tv hanya diisi oleh konten stream. Namun menariknya, di sana kita bisa log-in ke akun Steam serta mengakses daftar kawan. Berdasarkan laporan dari CNET, situs ini bahkan turut ditunjang fitur voice chat jika diakses dari browser Google Chrome.

Steam.tv kabarnya menyuguhkan interface yang lebih baik dari page Steam Broadcast yang sudah ada. UI-nya menyediakan cukup ruang untuk menambahkan tab/window chat, namun fungsi-fungsi di sana sepertinya masih belum sepenuhnya rampung. Namun buat sekarang, jika Anda pergi mengunjungi Steam.tv, website hanya akan menampilkan laman kosong – karena telah dinonaktifkan.

Lalu apakah benar Steam.tv benar-benar merupakan proyek baru yang tengah Valve kerjakan? Kabar baik, sang developer telah mengonfirmasi keberadaannya. Saat ini, Valve mengaku sedang melakukan pengujian, dan kemunculannya minggu lalu adalah kejadian tidak disengaja.

“Kami tengah mempersiapkan update untuk Steam Broadcasting buat menayangkan acara utama perhelatan The International 2018, yaitu turnamen tahunan Dota 2,” tutur perwakilan Valve Corp. via PC Gamer. “Yang khalayak lihat belum lama ini adalah tampilan uji coba, yang secara tak disengaja terungkap ke publik.”

Ajang The International 2018 rencananya digelar mulai hari ini tanggal 20 Agustus, dan akan berlangsung sampai tanggal 25 Agustus nanti. Kita boleh berasumsi, stream pertandingkan dan fitur-fitur Steam.tv dapat dinikmati dalam waktu dekat.

Meskipun Valve baru bilang bahwa Steam.tv hanya dikhususkan buat menampilkan pertandingan The International 2018, ada cukup besar peluang developer akan memperluas fungsi serta kontennya. Dengan jumlah pengguna Steam yang begitu banyak, saya rasa Valve tidak mau membuang-buang kesempatan untuk menciptakan platform video stream buat menandingi Twitch dan YouTube Gaming…

Upaya Viddsee Memaksimalkan Pasar Indonesia

Viddsee mengklaim mendapat respon cukup baik di Indonesia. Sebagai salah satu negara terbesar di Asia Tenggara Indonesia masuk dalam empat pasar utama Vidsee bersama dengan Singapura, Malaysia, Filipina dengan sumbangsih sepertiga dari total penonton yang ada.

Indonesia sendiri masih menjadi pasar kedua bagi Viddsee, karena masalah internet cepat yang belum merata ke semua wilayah. Meski penggunaan perangkat mobile dan media sosial yang tinggi akses internet cepat masih menjadi kendala jika dibandingkan dengan negara lainnya. Kendati demikian Indonesia menyimpan potensi besar untuk menjadi basis pengguna terbesar Viddsee.

“Apa yang telah kami pelajari adalah orang Indonesia membuat pilihan strategis untuk konsumsi video online dan hiburan mereka. Mereka sangat savvy. Dan setelah mereka memiliki user experience  yang memuaskan, mereka menjadi komunitas terpercaya, engaged, dan setia. Kami melihat ini dalam cara mereka terlibat secara sosial, dengan cara mereka engage dengan konten hiburan di platform kami, dan bagaimana kami mengembangkan komunitas Viddsee baik itu online maupun offline,” terang CEO Viddsee Ho Jia Jian.

Salah satu bagian strategi Viddsee adalah membangun komunitas, baik secara global maupun di Indonesia. Pihak Viddsee sendiri berharap untuk bisa memelihara hubungan autentik dan terus tumbuh secara berkelanjutan.

Di Indonesia Viddsee berusaha untuk menyesuaikan dengan pasar lokal. Upaya Viddsee tersebut salah satunya adalah dengan menggandeng mitra lokal untuk mengembangkan komunitas pembuat film, seperti bekerja sama dengan Badan Perfilman Indonesia untuk mempromosikan film Indonesia ke khalayak Internasional.

Dari segi konten, Viddsee berusaha menyuguhkan konten yang sesuai dengan pengalaman pengguna di Indonesia seperti memberikan terjemahan Bahasa Indonesia untuk film-film luar negeri.

“Kami memperluas penawaran konten kami dengan mengidentifikasi bagian utama konten yang akan lebih mudah diakses dengan subtitle Bahasa Indonesia, yang didukung komunitas subtitle global kami. Hal ini merupakan inisiatif dan kegiatan pada tingkat produk dan komunitas,” papar Jia Jan.

Penikmat Viddsee Indonesia menyumbang sepertiga total penonton Viddsee dengan demografi pengguna 60% di rentang usia 18-24 tahun dan 30% di rentang usia 25-34 tahun. Viddsee juga terus mengupayakan pertumbuhan dengan berkembang dari platform kurasi menjadi platform kreasi.

“Pembuatan konten adalah area yang menunjukan peluang nyata untuk teruss tumbuh, seperti yang ditunjukan oleh Viddsee Studios di Singapura yang telah menciptakan 49 konten original dalam delapan bulan pertama ejak didirikan pada November 2017 dengan tim yang sangat ramping. Kami memperluas penawaran konten kami dengan mengidentifikasi bagian utama konten yang akan lebih mudah diakses dengan subtitle Bahasa Indonesia, yang didukung oleh komunitas subtitle global kami,” terang Jia Jian.

Application Information Will Show Up Here

iflix Siapkan Investasi Rp700 Miliar untuk Perkuat Konten Lokal

iflix menyiapkan dana investasi sekitar Rp560 miliar hingga Rp700 miliar dalam dua tahun mendatang. Investasi tersebut difokuskan untuk perkuat konten lokal yang kini menjadi amunisi utama iflix dalam menggaet pengguna di Indonesia.

Investasi tersebut diklaim terbesar yang pernah dilakukan iflix sejak berdiri, demi mengukuhkan posisinya sebagai pemain terkuat di bidang video streaming berbasis aplikasi. Indonesia disebut sebagai pasar utama iflix dari 27 negara lainnya.

Co-Founder & CEO Iflix Mark Britt merinci investasi tersebut akan dipakai untuk produksi lima konten lokal original yang digarap bersama BEKRAF dan Badan Perfilman Indonesia (BPI), berupa film yang diinspirasi dari lagu anak, pemenang kompetisi Cipta Lagu Anak 2018.

iflix sebagai investor utama akan mengundang sineas muda untuk mengirimkan proposal sebelum nantinya mulai masuk tahap produksi. Film tersebut bakal tayang secara eksklusif di platform iflix pada akhir tahun ini sampai 2019. Di luar itu, iflix terus perkuat kerja sama dengan perusahaan studio secara eksklusif dan produksi serial original lainnya.

Britt melanjutkan, selain produksi baru, iflix akan merestorasi film lama ke dalam bentuk digital untuk memperkuat inventaris perusahaan. Pengguna pun memiliki banyak pilihan untuk menikmati konten sesuai selera.

“Pada akhirnya ambisi kami adalah membuat pengguna iflix di Indonesia dimanjakan dengan konten yang disediakan. Indonesia adalah pasar terbesar kami di antara negara berkembang lainnya. Banyak strategi yang kami persiapkan, termasuk mengundang orang lokal untuk menempati posisi strategis di manajemen,” ujar Britt , kemarin (25/7).

Sejalan dengan strategi perusahaan yang ingin mengakuisisi pengguna baru, kali ini iflix menghadirkan inovasi iflix 3.0, perubahan tampilan UI/UX yang lebih segar. Ditambah fitur dan konten baru untuk dua macam pengguna.

Pertama, iflix versi gratis menyajikan konten film, video pendek (iflix Snacks), serial TV original dan internasional eksklusif, episode perdana dari serial TV premium, dan film original premium eksklusif (iflix Originals). Seluruhnya dapat diunduh dan ditonton secara offline.

Kemudian, iflix VIP dengan fitur di atas versi gratis karena bisa menikmati siaran olahraga premium, siaran langsung suatu event, dan tidak ada iklan.

iflix mengklaim saat ini layanannya telah dinikmati oleh lebih dari 1 miliar orang sedunia. Indonesia sendiri menyumbang 10 juta orang, terbesar dibandingkan 27 negara iflix beroperasi.

Pertumbuhan pengguna iflix Indonesia pada tahun lalu 6,6 juta orang, sementara di 2016 sebanyak 2,3 juta. Diharapkan tahun ini pengguna iflix Indonesia dapat tembus 15 juta orang.

Dilihat dari waktu streaming yang sudah dihabiskan pengguna mencapai 2,2 juta menit per Juni 2018. Angka ini melesat tumbuh dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 0,5 juta menit dan 0,2 juta menit di Juni 2016.

Secara komposisi, konten lokal di iflix mencapai lebih dari 70% dari inventori, sisanya ditempati dari luar negeri dan regional.

Perkenalkan komisaris baru

Dalam kesempatan yang sama, Britt juga memperkenalkan Alexander Rusli, eks CEO Indosat Ooredoo sebagai komisaris di iflix Indonesia. Posisi ini diberikan dalam rangka mendukung ambisi iflix untuk memajukan konten lokal lewat sosok yang senior di bidangnya.

Menurut Britt, Alex pun juga berinvestasi di iflix dengan nilai yang tidak disebutkan pada beberapa bulan lalu.

“Alex adalah bagian terbesar kami saat pertama kali iflix berdiri. Setelah kami bujuk selama dua tahun, akhirnya dia bersedia jadi bagian kami, resmi bulan lalu.”

Alex menambahkan dirinya setuju bergabung ke iflix , lantaran perusahaan tersebut sejak awal berkomitmen untuk memajukan konten lokal ke ranah internasional. Hal itu masih dilakukan hingga kini.

“Waktu launching Spotify dan iflix dengan Indosat, saya setuju karena semangatnya mau dorong konten lokal ke seluruh dunia. Distribusi mereka itu luas, jadinya perlu,” kata Alex.

Selain iflix , Alex juga berinvestasi ke sembilan startup lainnya. Dua di antaranya berlokasi di luar negeri, startup yang bergerak di bidang sistem keamanan berbasis di Amerika Serikat dan bidang wifi sharing di Singapura.

Sisanya ada yang bergerak fintech, di antaranya Digi Asia perusahaan yang memiliki beragam produk keuangan seperti remitansi, transfer dana, dan lainnya. Anak usaha Digi Asia diantaranya PT Solusi Pasti Indonesia (PayPro), PT Tri Digi Fin (KreditPro) dan PT Reyhan Putra Mandiri (RemitPro).

“Ada satu juga investasi untuk fintech yang beri pinjaman ke petani rumput laut. Saya investasinya kecil-kecil dan saya investasi ke founder-nya. Dari semua yang saya investasikan, tidak ada yang di posisi manajemen, semuanya di komisaris,” tutup Alex.

Application Information Will Show Up Here

Bigo Bantu Pemerintah Monitor Peredaran Konten Pornografi

Layanan live video streaming yang berbasis di Singapura, Bigo, mengumumkan rencana ekspansi dan komitmennya di Indonesia. Global Marketing Head Bigo Live Chang Chen mengungkapkan, pertumbuhan Bigo yang cepat diklaim sesuai dengan misi Bigo untuk mengajak lebih banyak orang membagikan konten video yang positif.

“Sebanyak 40% kontribusi diberikan oleh pengguna di Indonesia. Menjadikan Indonesia salah satu negara terbesar di Asia Tenggara pengguna Bigo.”

Teknologi AI untuk pengawasan konten pornografi

Saat ini Bigo Indonesia telah memiliki sekitar tiga juta pengguna terdaftar, satu juta pengguna aktif, 55 menit waktu dihabiskan untuk menggunakan platform, dan sebanyak 20 ribu video live streaming tersedia setiap harinya.

“Untuk menjaga konten yang ada, Bigo juga telah menjalin kerja sama dengan Kemenkominfo untuk mengawasi secara ketat peredaran konten yang dinilai negatif dan mengandung unsur pornografi,” kata Chang.

Hal ini dilakukan agar Bigo terhindar dari pemblokiran pemerintah Indonesia, seperti yang terjadi akhir tahun 2016 lalu. Saat ini Bigo telah memiliki kantor perwakilan di Indonesia dan menerapkan algoritma untuk menyaring konten pornografi.

“Penyaringan tersebut di antaranya adalah langsung melakukan pemblokiran jika mulai terlihat adanya konten berbau pornografi dalam waktu 60 detik sesuai dengan standar Bigo, menyesuaikan standar dari pemerintah Indonesia yaitu 3 menit,” kata Chang.

Dengan menerapkan cara tersebut, Bigo mengklaim mampu mendapatkan hasil yang sempurna hingga 99%, memanfaatkan teknologi AI untuk menangkap gambar yang dinilai pornografi di setiap ruangan live video streaming pengguna. Bigo juga memiliki tim yang bekerja secara non-stop setiap harinya untuk mengawasi kegiatan tersebut.

Dukung penghapusan peredaran konten pornografi

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Dirjen Aptika Samuel Abrijani yang menyambut baik tindakan preventif Bigo untuk menghapus semua konten pornografi di platformnya. Sebagai badan pengawas yang bertanggung jawab memonitor semua kegiatan layanan seperti Bigo, Kemenkominfo telah memanfaatkan tools yang dimiliki Bigo untuk membantu pemerintah mengawasi peredaran konten pornografi secara online.

“Meskipun sempat melakukan pelanggaran, namun saat ini dengan tools yang dimiliki oleh Bigo yaitu memanfaatkan algoritma untuk pencarian gambar porno, justru membantu kami di Kemenkominfo untuk mengawasi lebih banyak lagi peredaran konten pornografi. Untuk itu kami menyambut baik upaya yang telah dilakukan,” kata Samuel.

Internet positif merupakan kampanye yang dilancarkan pemerintah. Hal ini dilakukan agar bisa meminimalkan peredaran konten pornografi secara online, baik melalui layanan live video streaming maupun situs-situs pornografi lainnya.

Ke depannya Kemenkominfo juga berniat untuk memperluas kegiatan monitoring ke layanan Internet Service Provider (ISP) dan operator telekomunikasi, yang masih memiliki tanggung jawab untuk menghapus konten pornografi.

“Meskipun situs porno sudah diblok namun masih banyak beredar gambar-gambar terpisah di laman pencarian. Untuk itu kami berencana untuk memanggil pihak terkait mengatasi kendala tersebut,” kata Samuel.

Nickelodeon Gandeng Telkomsel Luncurkan Aplikasi Streaming Video Anak “Nickelodeon Play”

Brand televisi dan hiburan anak Nickelodeon resmikan kehadiran di Indonesia lewat peluncuran aplikasi streaming video Nickelodeon Play. Kendati demikian, operasional untuk layanannya di Indonesia masih dikelola oleh kantor regional Asia yang berlokasi di Singapura.

Aplikasi streaming video ini berisi lebih dari 500 konten serial Nickelodeon populer, seperti SpongeBob SquarePants, Teenage Mutant Ninja Turtles, Avatar: The Legend of Aang, dan Alvin and The Chipmunks.

Untuk peresmian kehadirannya tersebut, pihak Nickelodeon menggandeng Telkomsel sebagai operator telekomunikasi lokal dalam menjaring pengguna baru yang bukan berasal dari pelanggan TV kabel.

“Kami melihat jumlah populasi di Indonesia cukup besar, penetrasi smartphone-nya pun semakin tinggi. Selama ini konten kami baru bisa dinikmati oleh pengguna TV kabel, kami ingin lebih luas menyebarkan konten anak ke seluruh Indonesia, untuk itu [kami] menggandeng Telkomsel,” ujar VP Nickelodeon Asia, Viacom International Media Networks Syahrizan Mansor, Rabu (7/3).

Dalam menghadirkan kontennya, Nickelodeon menerapkan model bisnis freemium. Artinya pengguna bisa menikmati konten lebih banyak apabila berlangganan secara bulanan. Biaya aktivasi sebesar Rp29 ribu sudah termasuk paket data VideoMax 1,5 GB dapat diakses melalui aplikasi MyTelkomsel atau dengan kode USSD *363#.

Apabila kuota tersebut habis, pelanggan tetap bisa mengakses Nickelodeon Play jika berlangganan paket internet Telkomsel yang didalamnya sudah ter-bundling dengan VideoMax.

General Manager of Video Business Telkomsel Eriek H Lukito berharap lewat kemitraan ini distribusi konten Nickelodeon akan semakin luas hingga ke daerah rural. Diklaim jaringan Telkomsel mencapai 99% wilayah Indonesia dengan total 190 juta basis pelanggan.

“Kemitraan ini akan menambah nilai VideoMax, membuat kami mampu memberikan pelayanan lebih baik kepada pelanggan kami dari berbagai tingkat usia, dan memberi pelanggan pilihan yang lebih banyak,” terangnya.

Di dalam VideoMax, Telkomsel telah bekerja sama dengan berbagai layanan OTT seperti CatchPlay, Hooq, Supersoccer TV dan Viu. Sejauh ini, Nickelodeon Play telah diunduh lebih dari 130 ribu kali sejak pertama kali hadir di Indonesia pada Desember 2017.

Nickelodeon Play diluncurkan pertama kali di Singapura pada 2016, kemudian diboyong ke Indonesia per Desember tahun lalu sebagai negara tujuan kedua. Di Singapura, Nickelodeon bermitra dengan SingTel yang merupakan salah satu pemegang saham Telkomsel.

Mencermati Masa Depan Teknologi “Mobile Advertising” Global

Saat ini secara perlahan sudah banyak brand hingga perusahaan mulai meninggalkan televisi untuk platform beriklan. Hal tersebut tentunya terjadi karena makin meningkatnya penetrasi smartphone di kalangan masyarakat Indonesia. Perubahan ini ternyata memberikan peluang baru untuk memanfaatkan mobile sebagai media untuk beriklan, dengan konsep baru dan segar. Mulai dari meningkatkan engagement hingga interaktif dengan pengguna.

Dalam kesempatan Global Mobile Internet Conference (GMIC) Jakarta 2017, Managing Director AdColony Asia Pacific Vikas Gulati menyampaikan presentasi singkatnya seputar tren mobile video disruption dan masa depan mobile advertising.

Konten yang kreatif mempengaruhi kesuksesan iklan

Salah satu fungsi dari iklan adalah agar brand bisa mempromosikan produknya kepada masyarakat dan berharap bisa menarik perhatian untuk kemudian membeli produk tersebut. Cara konvensional yang sebelumnya banyak difokuskan kepada iklan televisi, saat ini mulai bergeser kepada mobile. Beriklan di mobile pun kemudian banyak dimanfaatkan oleh brand dengan berbagai konten untuk menarik perhatian pengguna.

Namun demikian menurt Gulati, iklan yang bersifat seadanya tanpa adanya sentuhan kreativitas, akan menjadi sia-sia dan membuang budget saja. Ketika semakin banyaknya ad block saat ini, dan layanan video streaming berlangganan yang menghilangkan iklan dengan biaya berlangganan, brand harus lebih pintar membuat iklan yang menarik dalam waktu singkat.

“Jangan hanya berpikir pendapatan atau result jangka pendek apa yang bisa didapatkan oleh brand, fokuskan kepada iklan yang memiliki akuntabilitas, faktanya saat ini tidak semua iklan di mobile dalam format video memberikan impact yang sama.”

Streaming video VS video Instant-Play™

Untuk bisa memberikan hasil yang lebih baik dalam waktu cepat kepada target pengguna, sudah waktunya brand dan perusahaan memanfaatkan teknologi video Instant-Play™ dan mulai mengurangi promosi streaming video. Selain lebih cepat dan bebas buffering, video Instant-Play™ juga disesuaikan dengan kondisi koneksi internet di Indonesia yang belum sepenuhnya cepat dan sempurna.

“Saya lihat video Instant-Play™ adalah platform iklan yang paling tepat saat ini tanpa adanya buffering atau streaming, menjadikan fitur ini tampil lebih unggul dibandingkan dengan media lainnya,” kata Gulati.

Buat iklan video sesingkat mungkin namun sarat dengan informasi dan gambar menarik yang mampu menarik perhatian dalam waktu singkat (sekitar 26 detik) saat pengguna melihatnya di smartphone.

Terkait dengan tren yang bakal banyak ditemui di mobile advertising adalah penggunaan teknologi touch screen, filter overlay video, hingga video interaktif yang melibatkan pengguna untuk menikmati iklan dan tentunya lebih personal.

“Untuk bisa menarik perhatian pengguna, nantinya iklan video di mobile akan jauh lebih advance, memanfaatkan teknologi, meningkatkan engagement langsung dengan pengguna, bukan sekedar visual saja,” kata Gulati.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Global Mobile Internet Conference Jakarta 2017.

MNC Group Hadirkan Platform “Video On-Demand” Moviebay

Konglomerat media MNC Group makin banyak mengeluarkan produk OTT berbasis video. Setelah menyediakan aplikasi khusus untuk pelanggan Indovision bertajuk Indovision Anywhere dan platform video MeTube, kini mereka menghadirkan Moviebay. Moviebay adalah platform video on-demand, seperti Netflix, untuk menonton film dan tayangan televisi.

“Berawal dari adanya aplikasi Indovision Anywhere yang merupakan aplikasi untuk menonton tayangan channel premium dari Indovision dimana saja melalui gadget. Sejalan dengan perkembangannya industri Over-the-top content (OTT) di tanah air, MNC Group ingin membuat aplikasi Indovision Anywhere bisa lebih dinikmati oleh target konsumen yang lebih luas,” kata Head Marketing Communication MNC Media Mushofi kepada DailySocial.

“Moviebay hadir dalam dua pijakan posisi sebagai pemain di industri Over-the-top content (OTT) Video Streaming, yaitu sebagai Value Added Services (VAS) dari produk Direct-To-Home (DTH) seperti Indovision, Top TV, Okevision dan Fiber to the home (FTTH) yaitu MNC Play dari MNC Group serta murni sebagai layanan berlangganan untuk berbagai konten film dan serial TV,” lanjutnya.

Secara keseluruhan saat ini Moviebay telah memiliki ribuan konten yang terdiri dari film Internasional, film Indonesia, film Asia, FTV dan serial televisi.

Pilihan pembayaran dan target Moviebay

Saat ini Moviebay sudah bisa dinikmati secara gratis melalui aplikasi mobile platform android dan iOS. Usai mendaftarkan diri, pengguna sudah bisa menikmati beragam pilihan acara televisi lokal hingga asing yang telah dikurasi. Untuk pilihan pembayaran Moviebay menawarkan kemudahan kepada pengguna baru, yaitu melalui potong pulsa atau billing carrier dan pilihan lainnya.

“Saat ini kami masih memberikan gratis untuk menikmati semua layanan di Moviebay. Ke depan kami pasti akan melakukan kerjasama potong pulsa dengan semua operator telko. Tidak hanya dengan telko, kerjasama untuk mempermudah pembayaran akan kami lakukan juga secara E- Payment, jadi pelanggan kami bisa membayar melalui Credit Card, ATM atau Mandiri Clickpay,” kata Mushofi.

Kehadiran Moviebay secara langsung nanti akan bersaing dengan layanan seperti Iflix, Hooq, Netflix, dan Amazon Prime.

Untuk awal peluncuran Moviebay menargetkan pengguna yang telah menjadi pelanggan televisi berbayar MNC Group terlebih dahulu. Meskipun demikian, saat ini kesempatan untuk mendaftarkan sebagai pengguna bari di Moviebay sudah bisa dilakukan.

“Pastinya kami ingin semua pelanggan Pay TV MNC Group menggunakan Moviebay sebagai Value Added Services (VAS) mereka. Baru pada kuartal dua tahun 2017 kami akan melakukan [pengumuman] official untuk mendapatkan konsumen lebih luas,” tutup Mushofi.

Application Information Will Show Up Here

Facebook Perkenalkan Fitur Live 360

Facebook percaya bahwa video adalah masa depan internet. Pandangan itu dinyatakan dalam beberapa kesempatan saat perwakilan Facebook berbicara di atas panggung. Sejalan dengan keyakinan itu, Facebook telah secara aktif mengerjakan dan merilis fitur-fitur yang memungkinkan miliaran penggunanya berkreasi dengan video melalui perangkat mobile dan menikmati kontennya dari desktop. Facebook Live menjadi salah satu pemain vital di segmen ini.

Kemarin, Senin (12/12) waktu setempat Facebook kembali mengumumkan kehadiran fitur baru yang sama pentingnya, Live 360.

Tak sulit untuk menerka fitur apa yang disuguhkan oleh Live 360. Sesuai namanya, fitur ini menghadirkan kemampuan sudut pandang 360 derajat ke aplikasi Facebook Live. Dukungan baru ini memungkinkan penonton untuk menyaksikan video secara langsung dengan sudut pandang yang lebih luas dan interaktif. Penonton dapat melihat sudut manapun yang mereka inginkan dengan menggerakkan mouse atau menggeserkan smartphone ke arah yang berbeda.

phone1

Kedatangan fitur Live 360 terbilang di Facebook terbilang lambat. Pasalnya, sang rival YouTube sudah lebih dulu menghadirkan fitur serupa dua minggu lalu. Untungnya Facebook Live punya sejumlah keunggulan yang berpotensi membuat penggunanya sulit untuk berpaling. Yap, hingga kini Facebook Live telah diperkaya sejumlah fitur unik seperti menyiarkan video ke grup dan event, durasi hingga empat jam, tampilan full screen, geo-video untuk akurasi lokasi, dukungan Facebook Workplace dan juga Signal, aplikasi untuk para jurnalis.

Live 360 dijadwalkan untuk rilis hari ini, 13 Desember waktu Utah yang dapat dipantau dari halaman National Geographic langsung dari Mars Desert Research Station. Sejumlah Fan Page pilihan bakal disambangi melalui Live API dalam hitungan bulan ke depan, sedangkan Fan Page dan profil global baru akan didukung di tahun 2017 mendatang.

Sumber berita FB.