Bappebti Lakukan Penyesuaian Aturan Kripto, Utamakan Kepastian dan Perlindungan Hukum

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka (Bappebti) lakukan penyesuaian aturan serta menambah daftar aset kripto yang diperdagangkan di Indonesia menjadi 501. Hal ini dimuat dalam aturan baru mengenai perdagangan aset kripto di Indonesia, yakni PerBa Bappebti Nomor 4 Tahun 2023 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.

Kepala Bappebti Didit Noordiatmoko dalam keterangan resmi mengungkapkan bahwa aturan ini disahkan untuk memenuhi kebutuhan perdagangan aset kripto serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat dalam bertransaksi. Penyesuaian ini telah ditetapkan dan mulai berlaku sejak 9 Juni 2023.

PerBa Nomor 4 Tahun 2023 ini disebut akan menggantikan peraturan sebelumnya, yaitu PerBa No. 11 Tahun 2022 yang dikeluarkan pada 8 Agustus 2022. Penyesuaian ini mengadopsi pendekatan positive list yang bertujuan untuk memperkecil risiko perdagangan jenis aset kripto yang tidak memiliki kejelasan whitepaper atau bertujuan ilegal seperti pencucian uang dan sebagainya.

Dalam menetapkan daftar aset kripto, Bappebti berkolaborasi dengan asosiasi, dan pelaku usaha, sehingga proses penilaian akan lebih cepat dan akurat. Selain itu untuk memberikan kepastian hukum, CPFAK yang akan melakukan listing atau delisting jenis aset kripto yang telah ditetapkan, wajib terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala Bappebti.

Salah satu platform pedagang aset kripto di Indonesia, Tokocrypto, juga terlibat dalam proses penilaian ini. Melalui VP Corporate Communication-nya Rieka Handayani, perusahaan mengungkapkan apresiasi atas langkah Bappebti dalam menerbitkan PerBa terbaru ini. Ia melihat hal ini sebagai langkah penting untuk memperkuat kerangka regulasi aset kripto di Indonesia.

“Kami menganggap inisiatif ini sebagai langkah yang penting dalam memperkuat kerangka regulasi aset kripto. Daftar ini memberikan kejelasan dan kepastian hukum kepada pelaku industri dan pengguna aset kripto. Serta memberikan pelindungan yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan dalam perdagangan aset kripto,” ungkapnya.

Utamakan kepastian dan perlindungan hukum

Sementara regulator tengah mengupayakan terbentuknya ekosistem aset kripto yang sehat dan aman, kabar tidak sedap terus berdatangan dari ranah global. Teranyar, Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat menggugat perusahaan pertukaran kripto, Binance dan Coinbase, atas tuduhan penggelapan dana nasabah dan pelanggaran regulasi sekuritas serius.

Indonesia Fintech Society (IFSOC) buka suara mengenai hal tersebut. Pihaknya memandang bahwa permasalahan Binance dan Coinbase, serta serangkaian permasalahan aset kripto, menjadi peringatan yang serius pada ekosistem dan
tata kelola kripto tanah air.  Terlebih, Binance memiliki exposure yang besar di Indonesia.

Seperti diketahui, salah satu platform perdagangan aset kripto, Tokocrypto, telah resmi diakuisisi oleh Binance. Perusahaan mengumumkan restrukturisasi organisasi menyeluruh menyusul aksi penambahan kepemilikan oleh Binance selaku pemegang saham mayoritas perusahaan. Tokocrypto juga melakukan pemangkasan karyawan (layoff) jilid kedua dengan penyesuaian hingga 58%.

Peristiwa ini tentu mempengaruhi bagaimana para investor memandang aset kripto. Hal ini mendorong pihak regulator untuk melakukan berbagai upaya  preventif untuk memastikan kejadian yang sama tidak terulang di Indonesia.

Ketua Steering Committee IFSOC Rudiantara mengungkapkan bahwa Indonesia telah menunjukkan satu langkah konkret yang dalam merespons perkembangan kripto ke depan adalah dengan terintegrasinya pengaturan kripto dengan sektor keuangan nasional melalui Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).

“Melalui UU PPSK, apalagi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nantinya akan ada Dewan Komisioner yang mengatur khusus aset kripto, maka ke depan kita berharap pengaturan dan pengawasan aset kripto akan lebih komprehensif. Hal ini juga akan mendorong pengembangan pasar kripto dan mengoptimalkan
dampaknya pada sektor keuangan dan ekonomi nasional,” tambah Rudiantara.

Di sisi lain, Anggota Steering Committee IFSOC Tirta Segara menekankan urgensi adanya regulasi dan skema perlindungan dana investor. Menurutnya, hal ini akan berperan sebagai tonggak dan acuan jelas kepada platform mengenai batasan-batasan pengelolaan dana investor.

Menurut Tirta, sebagaimana telah diterapkan di area pasar modal, platform dan pelaku industri kripto mestinya juga tidak boleh menampung, mengalihkan, dan apalagi menginvestasikan dana yang dikelola secara serampangan dengan risiko tinggi tanpa izin. Hal ini sangat krusial dalam meningkatkan aspek perlindungan konsumen di area kripto.

Ia juga mengatakan perlunya penguatan aspek kelembagaan di pasar kripto sehingga fungsi-fungsi yang ada dan dapat mengalami benturan kepentingan dapat disegregasi dengan baik: peran sebagai pedagang, pialang, kustodian, dll. “Segregasi fungsi lembaga di pasar kripto ini mendesak segera dilakukan untuk mewujudkan tata kelola yang baik di pasar kripto,” tegasnya.

Target bursa kripto

Di Indonesia sendiri, pemerintah tengah menargetkan peluncuran bursa perdagangan aset kripto di tahun 2023.  Bursa kripto akan menjadi platform terbuka bagi para pemangku kepentingan terkait dengan mengutamakan perlindungan konsumen secara komprehensif dan menciptakan ekosistem kripto yang aman.

Pihak Bappebti mengaku akan terus melakukan peninjauan terhadap inovasi kripto yang terjadi di pasar. Mereka juga akan melakukan peninjauan kembali minimal setiap satu tahun sekali terhadap aset kripto di exchange atau platform yang tersedia di Indonesia untuk melihat status legalitasnya masih layak diberikan atau tidak.

Sejauh ini, terdapat 28 calon pedagang fisik aset kripto (CFAK) yang telah mengantongi lisensi operasional dari Bappebti. Salah satu startup pedagang aset kripto teranyar yang juga telah mendapatkan pendanaan dari AC Ventures adalah Rekurebrand dari Rekeningku.

Di samping itu, Bappebti juga mencatat nilai transaksi kripto sepanjang tahun 2022 mencapai Rp 306 triliun,dimana nilai tersebut menurun 64% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 859 triliun. Meskipun begitu, jumlah Investor Kripto di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 16,7 juta orang, meningkat 45% dari tahun sebelumnya yang mencapai 11,2 juta orang. Dengan jumlah investor yang semakin besar, potensi pertumbuhan kripto di Indonesia tentu masih besar.

Iklim Investasi Aset Digital Membaik, Nanovest Catat Pertumbuhan Positif Awal Tahun Ini

Platform wealthtech merupakan salah satu segmen yang meroket popularitasnya selama pandemi. Platform investasi aset digital Nanovest, yang memberikan peluang konsumen Indonesia berinvestasi di aset kripto dan saham perusahaan asing, mengklaim pertumbuhan 20% dibandingkan Q4 2022 lalu.

Kepada DailySocial.id, CMO Nanovest Jovita Widjaja mengungkapkan kondisi perusahaan tahun ini.

Pertumbuhan pengguna

Ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa platform investasi aset digital masih belum luas adopsinya di Indonesia. Faktor terbesar adalah ketakutan karena modal yang dibutuhkan cukup besar. Didominasi segmen konsumen berusia muda, layanan seperti ini dituntut memberikan tampilan yang user friendly. Selain itu literasi finansial masyarakat secara umum masih menjadi momok.

Nanovest, yang mulai bisa dinikmati publik sejak akhir 2021, mencoba mengatasi poin-poin tersebut dengan solusinya yang memberikan kemudahan investasi mulai dari Rp5000.

Secara demografi pengguna Nanovest adalah generasi muda yang tersebar di berbagai daerah, khususnya seperti Jabodetabek, Bandung, dan Sukabumi.

“Hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia masih belum begitu besar, karena persentasenya masih di angka 49,68 persen. Nanovest turut berkontribusi dalam mengajak para anak muda untuk semakin melek akan pentingnya manfaat berinvestasi untuk dapat mencapai kebebasan finansial dari dini,” kata Jovita.

Di Q1 2023 ini, diklaim kenaikan jumlah pengguna Nanovest mencapai lebih dari 20% dibanding kuartal sebelumnya.

Menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan, pada akhir tahun 2022 telah tercatat jumlah pengguna aset kripto mencapai 16,55 juta orang. Angka itu meningkat 48% dibandingkan akhir November 2021, yaitu sebanyak 11,2 juta orang.

“Target ke depannya, Nanovest berusaha memperkuat posisi sebagai marketplace investasi yang aman, mudah dan dipercaya oleh semua orang, khususnya untuk para generasi muda,” kata Jovita.

Nanovest menyediakan program perlindungan cybercrime yang disediakan  Asuransi Sinar Mas guna untuk melindungi setiap aktivitas transaksi. Perusahaan adalah peserta Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator tahun 2022 lalu.

Lanskap investasi aset digital di Indonesia

Platform investasi membuka pintu bagi individu untuk berpartisipasi dalam berbagai jenis aset digital. Di sisi lain, platform investasi aset digital memiliki potensi meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

Rangkaian “Bulan Literasi Kripto” awal tahun ini diselenggarakan BAPPEBTI, Kementerian Perdagangan, dan Asosiasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) yang menandai keseriusan pemerintah dan pelaku industri untuk mengembangkan ekosistem perdagangan aset kripto.

“Potensi ekonomi digital Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu sebesar $146 miliar. Hingga saat ini, aset digital merupakan salah satu media investasi yang cukup besar diminati, terutama kalangan anak muda,” ungkap Direktur Utama Nanovest Billy Surya Jaya.

Amir Karimuddin berkontribusi untuk penulisan artikel ini

Application Information Will Show Up Here

Stockbit dan Fullerton Kolaborasi Mengakuisisi Perusahaan Manajemen Aset Ayers Asia

Platform wealthtech PT Stockbit Sekuritas Digital (Stockbit) dan Fullerton Fund Management Company Ltd. (Fullerton) mengumumkan kemitraan strategis untuk mengakuisisi firma manajemen investasi PT Ayers Asia Asset Management (Ayers Asia). Tidak disebutkan nilai transaksi dari aksi strategis ini.

Lewat akuisisi tersebut, kedua perusahaan akan saling berkolaborasi untuk mengembangkan dan mendistribusikan produk investasi di Indonesia yang menjadi salah satu pasar dinamis di kawasan Asia Tenggara.

Co-Founder dan CEO Stockbit Sigit Kouwagam menilai, Fullerton memiliki rekam bisnis yang kuat untuk memberikan solusi yang menguntungkan bagi investor di Indonesia. “Kami senang bermitra dengan Fullerton dengan ekspertis dan fokus mendalam di bidang investasi dan manajemen risiko,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Sementara, CEO Fullerton Fund Management Jenny Sofian mengaku bersemangat untuk memperluas pasarnya ke Indonesia melalui Stockbit. “Ambisi mereka mengembangkan solusi investasi yang dapat dijangkau lebih luas, melengkapi komitmen kami dalam menawarkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang dinamis ini,” tuturnya.

Sebelumnya, Stockbit mengakuisisi platform marketplace reksa dana Bibit pada 2019. Akuisisi dilakukan untuk menangkap potensi investor reksa dana dari semua kalangan, terutama milenial.

Pertumbuhan investor

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal di Indonesia tumbuh sebesar 38% (YoY) menjadi 10,3 juta pada tahun lalu dibandingkan sebelumnya 7,49 juta investor di 2021. Peningkatan tersebut didorong oleh semakin mudahnya investor dalam berinvestasi.

Dalam keterangan terpisah, sebelumnya Direktur Utama Uriep Budhi Prasetyo sempat mengatakan bahwa pencapaian tersebut menandakan bahwa investor lokal semakin sadar pentingnya investasi pasar modal.

“Pencapaian ini menjadi kabar baik, terlebih jumlah investor ini didominasi oleh investor lokal. Kami harap dominasi ini dapat memberikan ketahanan bagi pasar modal Indonesia apabila diterpa isu global,” ujarnya tahun lalu.

Apabila dirinci, jumlah investor reksa dana menyumbang porsi terbesar 9,3 juta atau naik 36% (YoY), di mana 80% adalah investor dari selling agent fintech dan 99% investor lokal. Dari jumlah tersebut, investor reksa dana pasar uang (RDPU) mendominasi dengan 2,47 juta, diikuti reksa dana pendapatan tetap (RDPT) dengan jumlah investor 934.000.

Application Information Will Show Up Here

BMoney Perluas Produk Investasi Saham

PT Buka Investasi Bersama (BIB), perusahaan patungan antara Bukalapak dan Ashmore Asset Management Indonesia, memperluas produk investasi saham di dalam platform BMoney. Fitur saham tersebut hadir berkat kemitraan dengan PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia. Sebelumnya BMoney baru menyediakan produk investasi reksa dana dan obligasi.

Tak hanya sediakan fitur jual beli saham, kini BMoney juga mulai menggarap segmen nasabah premium dengan nama layanan BMoney Priviledge. Diklaim kolaborasi antar kedua perusahaan tersebut adalah pertama kalinya antara platform teknologi dengan perusahaan sekuritas di Indonesia.

Hal itu memungkinkan, lantaran BIB juga baru mengantongi izin sebagai MPPE (Mitra Pemasaran Perantara Pedagang Efek) level II dari OJK. Dalam ketentuan, MPPE adalah pihak yang menyediakan layanan pemasaran Perantara Pedagang Efek kepada nasabah dan/atau calon nasabah berdasarkan kontrak kerja sama.

“Dengan menggabungkan pengalaman dan expertise CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dengan ketangguhan platform teknologi BMoney dalam memfasilitasi kebutuhan investasi pada penggunanya, kami melihat kemitraan ini sebagai langkah yang strategis dalam mendorong habit investasi saham yang tepat dan aman di Indonesia,” ucap President Director PT CGS-CIMB Indonesia Lim Kim Siah saat konferensi pers peluncuran BMoney Saham di Jakarta, Selasa (16/5).

CEO BukaFinancial & Commerce Bukalapak Victor Lesmana menyampaikan, melalui kehadiran fitur Saham dan BMoney Priviledge, diharapkan dapat memberikan layanan yang inklusif bagi lebih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai kebutuhan investasi. “Hal ini juga bagian dari tujuan BMoney untuk membantu masyarakat dalam menemukan pilihan produk investasi yang aman dan sesuai kebutuhan mereka” kata Victor.

Turut hadir dalam peresmian tersebut, Director of Trading and Membership BEI Irvan Susandy. Ia mengapresiasi kolaborasi perdana antara perusahaan teknologi dengan sekuritas ini, dalam rangka mendongkrak jumlah investor ritel baru. Berdasarkan data BEI, sepanjang tahun lalu dari total investor sebanyak 50% di antaranya berasal dari investor ritel.

“Berdasarkan kemampuan dari value-nya [investor ritel] ini cukup besar. Walau agak melambat di 2023 karena mereka sudah mulai kembali ke aktivitas normal, tapi tetap tertinggi dari masa sebelum terjadi pandemi. Semoga momentum ini bisa terus di pelihara sehingga partisipasi investor ritel, institusi, dan asing tetap terjaga,” terangnya.

Fitur BMoney

COO PT Buka Investasi Bersama Dhinda Arisyiya menjelaskan, mengutip dari data BEI di 2022, tercatat jumlah investor dalam negeri di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan mencapai 10 juta single investor identification (SID) dan jumlah investor saham sebanyak 4 juta SID yang terdaftar.

Mengacu pada data tersebut dan data internal BIB, disimpulkan bahwa terdapat ketertarikan yang tinggi terhadap investasi saham terutama dari kalangan non-investor dan potensi yang masih sangat besar dalam meningkatkan penetrasi investor saham di tanah air.

“Oleh karena itu, fitur transaksi saham pada BMoney kami rancang untuk mengakomodir kebutuhan pengguna dan meningkatkan habit investasi yang sehat bagi para pengguna dalam mencapai tujuan finansialnya,” terangnya.

Adapun untuk BMoney Privilege, pihaknya menyediakan kemudahan pengalaman investasi untuk membantu para investor dalam mengembangkan asetnya. Investor akan diberikan akses ke portofolio, real-time data insight, dan berita-berita terbaru seputar bursa saham, dukungan dari para tenaga pemasar, kesempatan untuk melebarkan jaringan, serta opsi-opsi investasi yang terdiri dari pilihan reksa dana dari beragam kelas aset.

Diklaim sejak BMoney dirilis pada 2020, telah melayani hampir satu juta investor dengan total dana kelolaan mencapai lebih dari Rp1 triliun. Dana kelolaan ini disebutkan tumbuh tiga kali lipat sepanjang 2022. Kemudian, dari data investor ternyata sekitar 60% datang dari kelompok usia produktif 20-45 tahun dan
40% dari total investor adalah investor pemula (first time investor).

“Berangkat dari pertumbuhan ini, kami ingin memperluas layanan kami dalam memfasilitasi lebih banyak lagi kebutuhan investasi masyarakat,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Platform Investasi Properti Briix Resmikan Kehadiran [UPDATED]

Investasi properti merupakan salah satu kelas aset yang memiliki banyak peminat sejak dulu, tapi prosesnya belum terdigitalisasi sepenuhnya, belum lagi ini berkaitan dengan priviledge. Melihat masalah tersebut, Briix meresmikan kehadirannya dengan menawarkan solusi menyeluruh lewat satu aplikasi.

Sebelum menjelma jadi perusahaan teknologi, orang-orang di belakang Briix memiliki pengalaman lebih dari satu dekade di industri properti real estat dan hospitality. Keputusan untuk masuk ke dunia digital, tak lain dikarenakan ingin mendemokritasi akses investasi properti untuk ke lebih banyak orang.

Briix didirikan pada 2020 oleh Conrad Warren (CEO) dan David Anderson (Chairman) di Bali. Proses mempersiapkan seluruh lisensi yang dibutuhkan sebagai fondasi perusahaan, menjadi alasan mengapa startup ini baru diluncurkan. Salah satu lisensi yang sudah dikantongi adalah penyelenggara IKD di OJK.

“Briix terdiri dari tiga unit bisnis, properti (Briix Property Management), finansial (Briix Financial Services), dan teknologi (Briix Financial Technology). Kami mengintegrasikan ketiganya sebagai pilar bisnis dengan tujuan utama membuat investasi properti jadi lebih efisien. Selama ini akses tersebut hanya bisa diakses oleh sebagian orang saja dan kami ingin mendemokratisasi tersebut ke lebih banyak orang,” ujar Warren saat peresmian Briix di Jakarta, Rabu (5/4).

Sebagai catatan, investasi properti yang ditawarkan Briix sejauh ini untuk vila dan condo dengan total 26 vila yang dikelola sendiri di Bali dan Lombok. Kedua lokasi ini dipilih karena menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisata domestik dan internasional, sekaligus lokasi yang banyak diminati oleh ekspat dan lokal untuk berinvestasi properti.

Model bisnis Briix

Melalui aplikasi Briix, calon investor dapat mengisi informasi mereka untuk mendapatkan akses ke pinjaman dan memilih properti vila yang saat ini tersedia. Briix fokus menilai aset yang calon investor inginkan, bukan untuk melihat kemampuan finansial investor tersebut.

Jika disetujui, nantinya tim screening akan menghubungi calon investor. Karena Briix memiliki lisensi sebagai perusahaan multifinance, nantinya calon investor berkesempatan untuk mendapatkan hingga 70% pinjaman terhadap nilai (loan-to-value) dengan tenor 12 tahun dan tersedia opsi pembayaran tagihan yang fleksibel.

Pada tahap awal ini, Briix baru menyediakan aset vila yang perusahaan kelola sendiri untuk permudah saat penilaian aset sebelum dibuka untuk calon investor. Meskipun demikian, Warren memastikan ke depannya mulai membuka aset properti non-perusahaan dapat dikelola dan menjadi lahan investasi bagi para investor.

Demo aplikasi Briix

Bahkan membuka kemungkinan untuk menyediakan fractional ownership. Adapun saat ini di Briix, satu aset properti hanya bisa dimiliki oleh satu investor saja. “Kami juga sedang mempertimbangkan untuk masuk ke fractional ownership ke dalam pipeline.”

Fractional ownership dalam real estat adalah membagi biaya pembelian dengan beberapa beberapa orang, masing-masing memiliki persentase kepemilikan dan berbagi hak pakai.

Briix juga menyediakan solusi manajemen properti. Nantinya setiap aset yang sudah didanai para investor akan dikelola operasionalnya, mulai dari pemesanan ke berbagai platform OTA, jasa perawatan, dan sebagainya.

“Investor dapat melihat day-to-day bisnis secara berkala lewat aplikasi, termasuk lihat komisi dari booking di OTA, harga kamar, pajak, dan lain-lain, semuanya melalui aplikasi. Sebelumnya dalam bisnis manajemen properti belum ada yang seperti itu.”

Satu hal yang diunggulkan dari solusi Briix adalah membuka kesempatan bagi para ekspat untuk berinvestasi properti dengan cara yang legal di Indonesia. Meski tidak dirinci seperti apa prosesnya, namun dari tim Briix akan membantu mereka membangun PT PMA sebelum membeli properti dan memiliki status Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan (HGB).

“Kita sudah teregulasi untuk dapat memberikan solusi mortgage untuk WNA.”

Warren menyebut Briix masih bootstrap dalam menjalankan operasional hariannya. Menurutnya dengan model bisnis seperti, ditargetkan perusahaan dapat mencapai product-market-fit sebelum melaju cari pendanaan tambahan dari VC.

*) Kami menambahkan informasi terbaru seputar Briix yang memiliki lisensi sebagai perusahaan multifinance

Application Information Will Show Up Here

Perkuat Lini Wealthtech, Induk Shopee Akuisisi Perusahaan Sekuritas

Sea Group menunjukkan keseriusannya untuk menggarap lini bisnis wealthtech  dengan mengakuisisi perusahaan sekuritas PT Yuanta Asset Management, melalui mitra bisnisnya, Andy Indigo. Yuanta Asset Management kini resmi tercatat di OJK dengan nama PT Sea Aset Manajemen.

Ini bukan inisiatif pertama yang dilakukan Sea Group untuk masuk ke ranah manajemen investasi. Sebelumnya, anak perusahaan Sea Group, Shopee telah bekerja sama dengan startup wealthtech Bibit untuk menyediakan fitur Investasi Reksa Dana dan Investasi Pintar dalam platformnya. Kolaborasi ini diharapkan mempermudah akses bagi para pengguna Shopee untuk masuk ke pasar modal.

Di samping itu, perusahaan juga sempat bekerja sama dengan Pegadaian untuk menghadirkan Tabungan Emas di aplikasi Shopee. Layanan ini memungkinkan seluruh lapisan masyarakat yang terdaftar di aplikasi Shopee untuk mulai berinvestasi emas hanya dengan Rp500, membeli dan melakukan transfer emas ke sesama pengguna.

Ragam inisiatif yang diluncurkan terkait manajemen investasi ini menunjukkan respons perusahaan terhadap meningkatnya minat investasi masyarakat Indonesia. Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 28 Desember 2022 telah meningkat 37,5 persen menjadi 10,3 juta investor dari sebelumnya 7,48 juta investor per akhir Desember 2021.

Nasabah milenial diyakini menjadi katalis utama dalam pertumbuhan bisnis perusahaan rintisan di bidang teknologi manajemen investasi. Menurut Databoks Indonesia, investor pasar modal terbanyak berasal dari generasi milenial yang berusia di bawah 30 tahun. Meskipun begitu,  nilai asetnya dinilai paling rendah di antara kelompok usia lainnya.

Selain itu, kemudahan yang diciptakan semakin menarik minat berbagai lapisan masyarakat untuk mulai berinvestasi. Tak heran banyak perusahaan yang mempertimbangkan untuk masuk ke ranah wealthtech. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 96 perusahaan yang sudah terdaftar di OJK sebagai manajer investasi per Januari 2023.

Terkait perkembangan bisnis, Sea Group belum lama ini menempuh langkah efisiensi. Hal ini tertuang dalam memo internal dari pendiri Sea Forrest Li yang mengumumkan bahwa perusahaan “perlu fokus pada profitabilitas setelah tahun 2022 yang sulit”, dan menambahkan bahwa ekonomi pada tahun 2023 “mungkin terbukti lebih menantang” di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan meningkatnya tingkat inflasi.

Dengan demikian, perusahaan juga memutuskan untuk menghentikan kenaikan gaji bagi karyawan yang belum dipromosikan. Li juga menambahkan bahwa sebagian besar perubahan telah dilakukan. Sea juga telah memberhentikan lebih dari 7.000 karyawan atau sekitar 10 persen dari tenaga kerjanya pada Desember tahun lalu.

Langkah efisiensi ini juga dilakukan terhadap Garena pada September 2022, termasuk penutupan beberapa proyek besar untuk meningkatkan profitabilitas Sea. Pada bulan yang sama, lebih banyak karyawan Shopee juga diberhentikan, dengan beberapa dari mereka tawaran pekerjaan dibatalkan beberapa hari sebelum mereka mulai bekerja.

Tren akuisisi sekuritas

Aksi akuisisi perusahaan sekuritas dan aset manajemen di Indonesia sendiri kian ramai. Tahun 2022 lalu, terdapat dua perusahaan rintisan (startup) di sektor keuangan atau fintech yang gencar melakukan ekspansi dengan mengakuisisi perusahaan sekuritas hingga bank. Tren akuisisi ini semakin meramaikan ekosistem keuangan digital oleh perusahaan rintisan fintech.

Salah satunya adalah Stockbit yang telah merampungkan proses akusisi atas PT Mahakarya Artha Sekuritas pada awal 2022 lalu. Sebelumnya, fitur trading saham di Stockbit sempat terhenti karena karena kongsi perusahaan dengan Sinarmas Sekuritas telah berakhir per 6 Agustus 2021.

Sebelumnya, platform investasi Ajaib juga telah melakukan inisiatif serupa dengan mencaplok saham PT Primasia Unggul Sekuritas. Dalam pemberitaan sebelumnya, Director of Stock Brokerage Ajaib Sekuritas Anna Lora sempat menyampaikan bahwa akuisisi ini bertujuan memudahkan Ajaib untuk mengembangkan lebih banyak produk di masa depan.

Application Information Will Show Up Here

Layanan “Bibit Bisnis” Fasilitasi Perusahaan Investasikan Aset di Reksa Dana

Setelah “Bibit Premium“, platform wealthtech Bibit kembali memperkenalkan fitur baru bernama “Bibit Bisnis”. Sesuai namanya, fitur ini ditujukan bagi pemilik bisnis dan perusahaan yang ingin mengoptimalkan dana ‘nganggur’ mereka melalui investasi reksa dana.

Dalam keterangan resminya, Bibit Bisnis dikatakan menjadi opsi diversifikasi aset pemilik bisnis dan perusahaan, termasuk founder startup, melalui produk reksa dana dari berbagai pilihan manajer investasi di Indonesia. Tujuannya adalah mengoptimalkan dana nganggur dan memaksimalkan return mereka.

Menurut Co-Founder & CEO Bibit Sigit Kouwagam, layanan baru ini hadir untuk menjawab situasi yang sering ditemui oleh pemilik bisnis. “Saat aset perusahaan semakin berkembang, banyak yang merasa bingung karena tidak dapat mengoptimalkan idle cash. Di sisi lain, kita tidak mau mengambil risiko dengan uang perusahaan,” kata Sigit.

Bibit mengklaim perusahaan atau pemilik bisnis dapat meraup return hingga 3%-7% dari dana nganggur yang diinvestasikan ke reksa dana. Pemilik bisnis dapat berinvestasi tanpa minimum dana penempatan, biaya transaksi, dan biaya administrasi. Selain itu, mereka dapat menarik dana tanpa biaya penalti.

“Fitur Bibit Bisnis dapat digunakan oleh pemilik bisnis dalam mengelola dana perusahaan dengan efektif untuk memaksimalkan return, tetapi juga tetap menjaga likuiditas dan risiko,” tambahnya.

Berdasarkan pantauan DailySocial.id, fitur Bibit Bisnis sudah muncul di aplikasi yang terletak pada laman Profil pengguna.

Lebih lanjut, pengguna Bibit yang sudah memiliki akun personal dapat menggunakan fitur ini. Caranya, klik ‘toggle‘ untuk switch ke akun bisnis mereka. Diharapkan cara ini dapat memudahkan pengguna memonitor portofolio investasi pribadi dan bisnis secara real-time.

Ada pula fitur Multi Level Access yang memungkinkan pemilik bisnis untuk mengatur siapa yang memiliki akses ke portofolio investasi. Akses ini terbagi ke dalam empat kategori, yakni Owner, Super Admin, Checker, dan Maker, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kewenangan perusahaan.

Investasi reksa dana

Sejauh ini, belum ada fitur sejenis yang dihadirkan oleh platform wealthtech di Indonesia. Fitur Bibit Bisnis dapat menjadi langkah awal untuk mengetahui minat pemilik bisnis untuk menginvestasikan idle cash lewat reksa dana.

Di kalangan investor individual, reksa dana banyak dipilih sebagai produk investasi karena risikonya dinilai lebih rendah dibandingkan instrumen lain. Selain itu, reksa dana juga dapat diinvestasikan dengan modal minim. Demikian juga dengan deposito yang dikatakan punya risiko rendah.

Adapun untuk aset perusahaan biasanya memang banyak dialokasikan untuk investasi ke instrumen lain, baik deposito (risiko rendah) ataupun berinvestasi ke unit usaha lain secara langsung atau melalui unit ventura yang dimiliki.

Adapun, opsi investasi lain seperti saham dan obligasi memerlukan kehati-hatian. Mengutip sebuah sumber, perusahaan perlu menganalisis profil risiko dengan memerhatikan aset, liabilitas, modal, hingga aktivitas operasional jika ingin menginvestasikan dana nganggurnya lewat saham atau obligasi.

Application Information Will Show Up Here

Tamasia Pivot Bisnis Jadi Pedagang Emas Fisik

Platform jual beli emas Tamasia mengumumkan akan pivot bisnis. Melalui unggahan di akun Instagram, pihaknya menyampaikan keterangan resminya.

“Kami Tamasia Indonesia, sejak berdiri hingga kini selalu mengupayakan yang terbaik untuk Tamasian. Namun saat ini, Tamasia berada di kondisi yang harus mengikuti ketentuan regulator sehingga perlu bertransformasi business model. Oleh karena itu, kami memohon maaf kepada Tamasian jika ada beberapa perubahan yang terjadi.”

Perusahaan pun menutup, “Sekali lagi kami ucapkan permohonan maaf. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami. Itu, sangatlah berharga dan kami tidak pernah bermaksud menyia-nyiakan kepercayaan itu.”

Sebelumnya, dalam surat pelanggan yang tersebar di media sosial, perusahaan menyampaikan, “Melalui email ini kami ingin menyampaikan bahwa Tamasia akan bertransformasi business model menjadi pembelian logam mulia/tamagold/emas fisik melalui media online yang akan sampai di tangan pelanggan setelah pembelian terjadi,” tulis perusahaan.

Atas dasar keputusan tersebut, perusahaan mengambil langkah dengan mendorong para pengguna yang masih memiliki saldo di akun Tamasia untuk menjual emas mereka sampai tanggal 15 Februari 2023.

“Kami menyampaikan permohonan maaf atas informasi ini. Sekali lagi, terima kasih sudah setia menjadi Tamasian,” tutup surat tersebut.

Sebagai catatan, Tamagold bukanlah barang baru di Tamasia. Menurut keterangan resmi perusahaan, Tamagold yang sudah diresmikan sejak April 2021 ini merupakan produk logam emas mulia yang dapat dibeli dengan ukuran terjangkau, mulai dari 0,1 gram, 0,2 gram, dan 0,5 gram. Produk ini menargetkan masyarakat kelas menengah agar dapat membeli emas mini dengan harga terjangkau dan kemasan yang menarik.

Akan tetapi dalam praktiknya, menurut cuitan akun Twitter pengguna Tamasia, dirinya mengaku kesulitan mengakses aplikasi Tamasia sejak awal tahun dan ketika ingin menjual saldo emasnya di aplikasi, ternyata harga jual kembali (buyback) dibanderol di harga Rp800 ribu per gram dan harga beli Rp880.088 untuk 16 Januari 2023.

Mengutip dari harga emas Antam per tanggal tersebut, dipaparkan harga jual emas sebesar Rp1,04 juta per gram dan harga buyback sebesar Rp950 ribu per gram.

Tak hanya harga jual yang selisih jauh dari harga Antam, Tamasia juga memberlakukan harga yang lebih mahal untuk cetak fisik emas sebesar Rp300 ribu untuk 1 gram. Harga ini terpaut jauh dari harga yang dibebankan oleh pemain sejenisnya. Ambil contoh, di Pegadaian harganya dipatok Rp120 ribu untuk ukuran yang sama.

Saat dimintai konfirmasi, Co-founder Tamasia Muhammad Assad mengaku sudah tidak menjabat sebagai CEO perusahaan. Melalui pesan singkat kepada DailySocial.id, ia menyampaikan, “Saya sudah setahun lebih bukan lagi CEO Tamasia,” ucapnya.

Posisi CEO Tamasia kini dipegang oleh Dendy Dwi Putra. Hingga berita ini diturunkan, Dendy tidak merespons seluruh pertanyaan yang dikirimkan DailySocial.id.

Tidak terdaftar di BAPPEBTI

Sebelumnya, perusahaan sejenis Orori juga dikabarkan tidak memenuhi kewajibannya. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari manajemen terkait informasi tersebut. Baik situs dan kantor pusat Orori telah ditutup. Akun media sosialnya dihujani oleh keluhan konsumen yang tidak menarik dananya.

Baik Tamasia dan Orori, tidak terdaftar di BAPPEBTI sebagai pedagang emas digital. Menurut BAPPEBTI, sejauh ini hanya ada lima perusahaan yang sudah terdaftar. Mereka adalah IndoGold, Treasury, LakuEmas, Pluang, dan Sakumas. Kelima perusahaan ini membentuk asosiasi Perkumpulan Pedagang Emas Digital Indonesia (PPEDI) atau Indonesia Digital Gold Traders Society (IDGTS).

Sesuai amanat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 119 Tahun 2018 tentang Kebijakan Umum Perdagangan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka serta Peraturan BAPPEBTI Nomor 4 Tahun 2019 sebagaimana diubah dengan Peraturan BAPPEBTI No 13 Tahun 2019 Tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka, BAPPEBTI telah memberikan persetujuan kepada pedagang fisik emas digital yang telah memenuhi persyaratan,seperti aturan mengenai permodalan, penyimpanan emas, pencatatan, dan lainnya.

Sesuai regulasi, setiap perusahaan terdaftar wajib mencantumkan di mana mereka menyelenggarakan perdagangan emas fisik dan mencatatkan transaksi kliring dan penyelesaian transaksi. Sebagai contoh, Pluang dan Sakumas menyelenggarakan perdagangan emas fisiknya di PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan mencatatkan transaksi kliring dan penyelesaian transaksi di PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Ketua PPEDI dan juga CEO Lakuemas Junior Sambyanto menuturkan, pemberian izin kepada pedagang fisik emas digital sudah lama ditunggu bukan hanya oleh pedagang, melainkan masyarakat yang ingin adanya kepastian keamanan investasi emas fisik. “Lakuemas bangga menjadi salah satu pedagang yang mendapat persetujuan dan berkomitmen untuk memajukan industri ini melalui IDGTS bersama dengan pedagang yang lain,” ucapnya dikutip dari CNBC Indonesia.

Popularitas emas digital juga sejalan dengan banyaknya platform aplikasi investasi ataupun e-commerce yang menyediakan pilihan tersebut. Keberadaan payung hukum serta berdirinya asosiasi dapat memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada setiap investor emas digital, sekaligus sebagai bentuk kontrol dan landasan yang jelas bagi para penyedia jasa investasi.

Seperti diketahui, emas digital merupakan emas yang catatan kepemilikannya dilakukan secara digital atau elektronis. Emas digital telah menjadi salah satu instrumen investasi yang digemari oleh masyarakat dari semua kalangan karena performanya dianggap lebih stabil dibandingkan kelas aset lainnya.

IndoGold sebagai salah satu pedagang yang juga menjual emas melalui gerai offline dan online, menyampaikan sebelum pandemi kebiasaan masyarakat untuk aktivitas jual beli masih di dominasi oleh transaksi secara fisik atau kehadiran di tempat. Seiring berjalannya waktu, selama dan sesudah pandemi, kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi melalui online sudah mulai menjadi bagian dari cara investasi yang dipercaya.

“Masyarakat juga sudah bisa menerima cara transaksi emas secara online. Tercatat transaksi online di 2022 mengalami peningkatan hampir 100% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” terang Managing Director IndoGold Amri Ngadiman saat dihubungi DailySocial.id.

Kendati begitu, dalam data internal perusahaan per tahun lalu, kontribusi antara gerai offline masih mendominasi dengan persentase bisnis sebesar 65% dibandingkan dengan platform online sebesar 35%. IndoGold sendiri memiliki aplikasi tersendiri dan empat gerai offline berada di Tangerang. Perusahaan memiliki tiga produk: Rencana Emas, Gadai Cicil Emas, dan Gadai Emas.

Application Information Will Show Up Here

Akademi Crypto Hadirkan Platform Edukasi Investor Kripto Pemula

Aset kripto kini semakin diminati sebagai salah satu instrumen investasi yang cukup digandrungi di Indonesia. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor kripto di Indonesia sebanyak 16,55 juta pada November 2022. Dari jumlah tersebut, 48% diantaranya berasal dari kalangan muda dengan rentang usia 18-35 tahun.

Melihat pertumbuhan besar serta regulasi yang mulai tertata, aset kripto diproyeksikan menjadi sektor investasi yang menjanjikan di masa depan. Hal ini  menginspirasi pengusaha sekaligus investor muda Indonesia Timothy Ronald untuk membuat platform edukasi bernama Akademi Crypto.

Platform ini dirancang bagi pemula yang ingin mengetahui sekaligus memperdalam pemahaman terkait dunia kripto, mulai dari pengetahuan mengenai blockchain sebagai dasar pengembangan aset kripto, serta ragam produk turunannya, seperti decentralized finance (DeFi), metaverse, dan NFT.

Akademi Crypto menawarkan dua layanan utama yang bersumber langsung dari para pengajar dan praktisi yang berpengalaman di bidangnya. Pertama, layanan berbentuk lebih dari 24 modul yang mengupas tuntas sejarah hingga perkembangan cryptocurrency. Modul tersebut tersedia untuk dipelajari kapan saja sesuai level pemahaman pengguna.

Selanjutnya, layanan komunitas yang dapat digunakan pengguna untuk berbagi insight dan berinteraksi langsung dengan para pengajar. Di Akademi Crypto, para pengajar hadir dengan identitas ‘Profesor’ sesuai dengan prinsip anonimitas yang berlaku. Mereka adalah expert di bidangnya, seperti blockchain security engineer di institusi ternama, peneliti di bidang blockchain, hingga akademisi di universitas papan atas.

Bagi para investor pemula yang tertarik dan ingin mempelajari lebih dalam dunia aset kripto, platform ini segera dapat diakses mulai bulan Januari 2023 dengan sistem berlangganan. Platform mematok harga khusus untuk pengguna yang ingin berlangganan di bulan peluncurannya, yaitu Rp233 ribu per bulan.

Founder & CEO Akademi Crypto Timothy Ronald mengungkapkan, “melalui platform dan ragam modul yang telah disiapkan, kami berharap bisa mendongkrak jumlah masyarakat yang ingin berinvestasi khususnya pada aset kripto. Ke depannya, kami ingin terus menghadirkan layanan yang relevan untuk generasi muda yang memiliki semangat belajar investasi aset kripto.”

Pasar aset kripto di Indonesia

Dalam laporan terbaru yag dirilis Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Indonesia Crypto Network (ICN) bertajuk “Indonesia Crypto Outlook Report 2022“, disebutkan bahwa industri blockchain dan kripto di Indonesia tumbuh secara eksponensial selama enam tahun terakhir. Transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp279,8 triliun pada periode Januari-Oktober 2022.

Pemerintah juga semakin menunjukkan dukungannya pada pengembangan industri ini. Di awal 2023, Bappebti telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) untuk mengoptimalkan pengembangan, pemberdayaan, dan pengawasan ekosistem penyelenggaraan perdagangan pasar fisik aset kripto di Indonesia.

Selama 2022, Bappebti tercatat memberikan perizinan berupa tanda daftar sebagai calon pedagang fisik aset kripto kepada 25 perusahaan untuk dapat melakukan perdagangan di pasar fisik aset kripto. Bappebti juga telah menetapkan jenis aset kripto yang diperdagangkan di pasar fisik aset kripto sebanyak 383 jenis. Dari jumlah tersebut, sepuluh aset kripto di antaranya merupakan koin lokal.

Salah satu yang teranyar adalah platform wealthtech Ajaib yang mulai menawarkan investasi aset kripto. Solusi ini hadir di bawah unit usaha Ajaib Group, dengan badan hukum PT Kagum Teknologi Indonesia. Fitur Ajaib Kripto ini disebut akan segera diistribusikan secara bertahap ke pengguna Ajaib. Dengan fitur ini, untuk pertama kalinya investor Indonesia dapat berinvestasi di aset kripto, saham, dan reksa dana dalam satu aplikasi.

Selain Ajaib, platform wealthtech Stockbit terus memperkaya portofolio produk investasinya dan masuk ke investasi aset kripto melalui aplikasi terpisah “Stockbit Crypto”. Pemain yang sudah lebih dulu menawarkan platform investasi aset kripto lainnya termasuk Pintu, Zipmex, Indodax, juga Tokocrypto yang belum lama ini telah diakuisisi oleh Binance.

Shopee Kini Sediakan Investasi Reksa Dana dengan Dukungan Bibit

Shopee bekerja sama dengan Bibit, startup wealthtech, untuk menghadirkan fitur Investasi Reksa Dana dan Investasi Pintar yang bisa diakses melalui aplikasi Shopee. Kolaborasi ini menjadi alternatif bagi para pengguna Shopee untuk mulai masuk ke pasar modal dengan cara yang mudah.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (05/1), melalui pilihan fitur investasi untuk pengguna Shopee, Bibit menawarkan investasi mulai dari nominal Rp10 ribu, seluruh proses dilakukan secara online, baik pendaftaran, pembelian, hingga penjualan reksa dana. Bahkan pengguna juga dapat melihat imbal hasil investasi mereka secara langsung lewat aplikasi.

Selain itu, terdapat berbagai pilihan tipe reksa dana, mulai dari reksa dana pasar uang, reksa dana obligasi, dan reksa dana saham yang dapat dipilih sesuai dengan profil risiko pengguna. Adapun untuk fitur Investasi Pintar, lebih diarahkan untuk pengguna yang baru belajar investasi atau belum pernah sama sekali. Oleh karenanya, fitur ini didukung dengan reksa dana pasar uang. Jenis ini berisiko relatif lebih rendah, sehingga cocok untuk mereka yang baru belajar investasi.

“Shopee senang sekali dapat bermitra dengan Bibit untuk menghadirkan fitur investasi yang dapat diakses melalui aplikasi kami. Dengan adanya fitur ini, kami harap pengguna tidak hanya memanfaatkan aplikasi Shopee untuk berbelanja dan hiburan, tetapi juga dapat menjadi opsi pelengkap kebutuhan terutama dalam perencanaan keuangan bersama Bibit,” ucap Head of Marketing Growth Shopee Indonesia Monica Vionna.

Sementara itu, perwakilan dari Bibit, PR & Corporate Communication Lead William menambahkan, pihaknya percaya bahwa setiap orang berhak atas masa depan keuangan yang lebih baik melalui investasi yang benar di pasar modal. “Kami berharap agar integrasi layanan Reksa Dana dan Investasi Pintar melalui aplikasi Shopee tidak hanya membuat investasi reksa dana jadi lebih praktis, namun juga memperluas jangkauan untuk melengkapi kebutuhan pengguna, khususnya dalam perencanaan keuangan.”

Lebih lanjut, melalui kerja sama ini, nantinya para pengguna cukup melakukan verifikasi akun pada fitur Reksa Dana atau Investasi Pintar di bagian Pulsa, Tagihan, dan Tiket, di aplikasi Shopee. Selanjutnya, mengikuti langkah-langkah registrasi yang tertera bagi pengguna yang belum memiliki akun Bibit atau klik “mulai” bagi pengguna yang sudah terdaftar di Bibit.

Sebelum menghadirkan fitur investasi reksa dana, pada 2020 kemarin, Shopee bekerja sama dengan Pegadaian untuk menghadirkan Tabungan Emas. Fitur ini memungkinkan pengguna Shopee untuk beli dan titip emas sehingga memudahkan investasi emas secara aman, mudah, murah, dan terpercaya. Nominal awalnya juga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu, bahkan bisa transfer emas ke sesama pengguna Shopee minimal 0,01 gram dan maksimal 100 gram.

Shopee bisa dikatakan cenderung tidak secepat dalam menghadirkan fitur-fitur seputar keuangan dibandingkan kompetitor terdekatnya, Tokopedia. Untuk investasi emas saja, Tokopedia bekerja sama dengan dua penyedia, yakni Pegadaian dan Pluang. Sementara untuk investasi reksa dana bekerja sama dengan beberapa manajer investasi dan agen penjual efek reksa dana (APERD). Salah satunya adalah Bareksa untuk APERD.

Data OJK menunjukkan, jumlah reksa dana yang beredar di publik pada 2021 tercatat mencapai 2.198. Dari jumlah tersebut, nilai aktiva bersih (NAB) tercatat mencapai Rp 578,43 triliun, meningkat tipis 0,85% dibandingkan besaran NAB reksa dana pada 2020.

Meski meningkat tipis, NAB reksa dana ini jauh lebih tinggi dibandingkan posisi pada 2017 silam, di mana dari 1.777 reksa dana yang beredar, NAB tercatat sebesar Rp 457,5 triliun. Peningkatan NAB ini mengindikasikan peminat investasi reksa dana terus meningkat, sejalan dengan semakin banyaknya kaum milenial yang melek finansial. Tak heran bila semakin banyak pemain wealthtech bermunculan untuk menangkap kesempatan tersebut.

Application Information Will Show Up Here