Vivo Berpeluang Menjadi Pabrikan Pertama yang Menelurkan Smartphone dengan Teknologi Over-the-Air Wireless Charging

Kita semua mengenal Vivo sebagai salah satu pabrikan smartphone yang paling berani berinovasi, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir ini. Mereka adalah salah satu yang pertama merealisasikan teknologi in-display fingerprint scanner, tidak ketinggalan juga kamera selfie pop-up sebagai solusi alternatif terhadap notch.

Belum lama ini, Vivo diam-diam telah meneken kontrak kerja sama dengan Energous, perusahaan yang selama beberapa tahun terakhir ini mengembangkan teknologi over-the-air wireless charging. Teknologi garapan mereka yang dijuluki WattUp memungkinkan perangkat untuk diisi ulang baterainya benar-benar secara nirkabel, tanpa harus diletakkan di atas charging pad seperti yang kita kenal selama ini.

Asalkan perangkatnya berada tidak lebih dari sekitar 4,5 meter dari base station WattUp, baterainya akan terisi, dan selama itu perangkat juga masih bisa kita gunakan seperti biasa. Kecepatannya mungkin lebih terbatas ketimbang Qi wireless charging, namun baru-baru ini Energous juga telah mendemonstrasikan versi baru WattUp dengan kapasitas 20 watt di ajang MWC di Barcelona.

Singkat cerita, apa yang dikerjakan Energous bisa dianggap sebagai bentuk paling sempurna dari teknologi wireless charging. Selama beberapa tahun Energous sibuk mematangkan teknologinya sekaligus mengurus berbagai perizinan demi membuktikan bahwa teknologi besutan mereka aman dipakai untuk skenario sehari-hari.

Buat Vivo, kemitraan ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengeksplorasi teknologi WattUp, tentunya dengan maksud supaya suatu saat teknologi ini dapat mereka integrasikan ke smartphone bikinannya. Kapan itu bakal terealisasi? Belum ada yang tahu, tapi kalau melihat rekam jejak Vivo, mereka termasuk tipe yang tidak ingin berlama-lama dalam mempersembahkan terobosan terbaru kepada konsumen.

Sumber: Digital Trends dan Energous.

Belkin BoostUp Wireless Charging Dock Dapat Mengisi Tiga Perangkat Buatan Apple Sekaligus

iPhone 8, iPhone 8 Plus dan iPhone X yang dirilis tahun lalu adalah smartphone pertama Apple yang mendukung wireless charging. Begitu antusiasnya Apple dengan fitur tersebut, mereka juga sempat menyinggung soal wireless charger garapan mereka sendiri yang bernama AirPower, yang dirancang untuk mengisi ulang baterai tiga perangkat sekaligus: iPhone, Apple Watch, dan AirPods.

Sayangnya, hingga peluncuran iPhone XS, XS Max dan XR beberapa waktu lalu, AirPower tak kunjung diluncurkan. Menurut rumor yang berseliweran, Apple belum bisa mengatasi problem overheating pada AirPower, sehingga mereka memilih untuk terus bungkam soal perangkat tersebut, dan sampai sekarang tidak ada yang tahu apakah Apple masih berniat merilisnya atau tidak jadi sama sekali.

Belkin BoostUp Wireless Charging Dock

Ketidakjelasan ini dimanfaatkan dengan baik oleh produsen aksesori macam Belkin. Mereka baru saja mengungkap aksesori bernama BoostUp Wireless Charging Dock yang sanggup mengisi ulang tiga perangkat sekaligus, meski salah satunya bukan secara wireless. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar, yang di-charge secara wireless hanyalah iPhone dan Apple Watch, lalu satu perangkat sisanya menggunakan sambungan USB biasa.

Secara teknis, charger ini mampu mengisi iPhone yang kompatibel dengan kecepatan 7,5W. Untuk Apple Watch, sayang kapasitasnya cuma 5W/1A, demikian pula yang menyambung via USB – bisa Anda bayangkan sendiri betapa lamanya mengisi ulang iPad lewat sambungan USB-nya. Charger-nya sendiri menggunakan adaptor 45W.

Belkin PowerHouse Charge Dock / Belkin
Belkin PowerHouse Charge Dock / Belkin

Terlepas dari itu, yang ingin ditonjolkan adalah kepraktisan mengisi ulang tiga perangkat menggunakan satu charger saja, meski belum sepraktis sesumbar Apple terkait AirPower. Alternatifnya, kalau hanya perlu mengisi iPhone dan Apple Watch saja, ada PowerHouse Charge Dock yang lebih menyerupai docking charger tradisional dengan konektor Lightning.

Belkin berencana memasarkan BoostUp Wireless Charging Dock pada bulan Desember seharga $160, sedangkan PowerHouse Charge Dock lebih awal di bulan November seharga $100. Sekali lagi, keduanya bukanlah alternatif setara AirPower, tapi setidaknya penawaran Belkin ini tidak bersifat gaib.

Sumber: 9to5Mac dan PR Newswire.

Huawei Sedang Siapkan True Wireless Earphone yang Mendukung Wireless Charging

Dari sekian banyak brand ternama yang memproduksi true wireless earphone, mungkin Huawei yang paling banyak menjiplak Apple. Perangkat buatannya yang bernama FreeBuds sepintas kelihatan sangat mirip seperti AirPods. Bedanya, eartip-nya berbahan silikon, dengan bentuk mirip earphone pada umumnya.

Namun ternyata itu tidak ada apa-apanya dibandingkan penerusnya, Huawei FreeBuds 2 Pro, yang baru-baru ini beredar bocoran gambarnya melalui situs asal Jerman, WinFuture. Seperti yang bisa Anda lihat sendiri di bawah, wujudnya jadi semakin mirip AirPods berkat perubahan desain eartip-nya.

Huawei FreeBuds 2 Pro

Seakan belum puas, Huawei rupanya juga mencontek desain charging case AirPods. Namun untung kesamaannya berhenti sampai di situ, charging case FreeBuds 2 Pro ini diyakini bisa diisi ulang secara wireless di samping menggunakan kabel USB-C. Pada peluncuran iPhone X tahun lalu, Apple sebenarnya sempat menyinggung soal AirPods versi baru yang case-nya mendukung wireless charging, tapi janjinya tak kunjung dipenuhi hingga kini.

Lebih istimewa lagi, ternyata charging case FreeBuds 2 Pro ini juga dapat diisi ulang dengan cara diletakkan di atas punggung Huawei Mate 20 Pro, yang dilaporkan bakal meluncur bersama earphone ini dalam waktu dekat. Meski kesannya aneh – ‘mencuri’ baterai smartphone demi memperpanjang masa penggunaan sang earphone – tapi fitur ini bisa jadi bermanfaat di saat darurat.

Secara teknis, FreeBuds 2 Pro dikabarkan telah mendukung protokol Hi-Res Wireless Audio, yang diyakini menawarkan kualitas suara lebih baik karena bitrate-nya cukup tinggi, tepatnya di angka 560 Kbps. Mikrofonnya disebut menganut teknik bone conduction, tapi selengkapnya kita masih harus menunggu peluncuran resminya.

Sumber: WinFuture via CNET.

Luna Luncurkan Smartphone Android X Prime: Notch dan Wireless Charging!

Pasar smartphone mainstream dengan harga empat juta sepertinya menjadi sweet spot bagi para vendor. Hal tersebut dikarenakan tingkat penjualan pada rentang harga tiga sampai empat juta tergolong yang tertinggi. Hal tersebut pula lah yang mendorong Luna untuk mengeluarkan smartphone dengan harga tersebut.

Luna X Prime Launch

Bertempat di Ballroom hotel Ayana Midplaza Jakarta tanggal 25 Juli 2018, Luna meluncurkan smartphone premium mereka dengan nama X Prime. Luna mengklaim bahwa mereka merupakan satu-satunya smartphone dengan harga Rp. 3.999.000 yang memiliki AR Emoji. Biasanya, fitur tersebut hanya tersedia pada smartphone kelas atas.

Luna juga membawa fitur smartphone mahal ke harga empat juta kurang, yaitu wireless charging. Selain itu, pada bagian depan Luna X Prime, terdapat notch yang berisikan dua kamera, yaitu IR Camera untuk deteksi wajah dan RGB camera 16 MP untuk selfie. Pada bagian belakangnya terdapat kamera dengan resolusi 16 MP + 5 MP. Kamera dengan sensor 16 MP pada bagian depan dan belakangnya menggunakan sensor OmniVision.

Luna X Prime

Untuk dapur pacunya, Luna bekerja sama dengan vendor SoC MediaTek. X Prime menggunakan MediaTek Helio P60, SoC yang sama dipakai pada OPPO F7. Tentunya, hal ini membuat Luna menjadi salah satu smartphone yang memiliki kinerja kencang yang ada di pasar tiga jutaan saat ini.

Spesifikasi lengkap Luna X Prime adalah sebagai berikut

 

SoC Mediatek Helio P60
CPU 4 x 2.0 GHz Cortex A73 & 4 x 2.0 GHz Cortex A53
GPU Mali-G72 MP3
RAM / Internal Storage 4 GB / 64 GB
Layar 6,2” 2246×1080 19:9 Gorilla Glass 3
Baterai 3000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1
Kamera Depan: 16 MP f/2.0 , Belakang: 16+5 MP

Luna X Prime Wireless Charging

Dengan harga Rp. 3.999.000, Luna akan memberikan charger wireless-nya secara gratis pada saat perdana penjualannya di Shopee. Setelah promo, charger tersebut dijual dengan harga Rp. 300.000.

Untuk pemilihan spesifikasi di sektor kamera cukup disayangkan memang, menggunakan sensor OmniVision pada smartphone dengan harga empat juta rupiah menurut saya terasa kurang. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan sensor OmniVision tidak menangkap gambar setajam Sony IMX dan Samsung ISOCELL.  Walaupun begitu, fitur lain yang dibawa oleh X Prime memang cukup menarik.

Wireless Charger untuk Mobil Bukan Lagi Sebatas Impian

Sama seperti smartphone, mobil elektrik juga menggunakan baterai yang bisa diisi ulang oleh aliran listrik. Kalau smartphone dapat di-charge secara wireless (induktif), mobil pun semestinya juga bisa. Kira-kira demikian cerita di balik tercetusnya ide akan sebuah wireless charger untuk mobil, namun ini bukan lagi sebatas angan-angan.

BMW adalah salah satu pabrikan yang mencoba merealisasikannya dalam waktu dekat. Wireless charger ini telah dirancang agar kompatibel dengan banyak model hybrid milik BMW sendiri, dan tahap produksinya bakal dimulai pada bulan Juli mendatang. Sayangnya, pemasarannya tidak langsung dilakukan secara luas.

Awalnya, wireless charger ini bakal dimasukkan sebagai opsi tambahan bagi konsumen yang membeli sedan hybrid BMW 530e iPerformance secara kredit. Namun sejauh ini belum ada yang tahu berapa harganya dan seberapa besar biaya cicilan mobil akan bertambah.

Kenapa tidak bisa langsung secara luas? Karena semua ini tergolong masih baru – mobil elektrik sendiri sampai sekarang belum bisa dikatakan mainstream. Langkah yang diambil BMW ini pada dasarnya untuk berjaga-jaga seandainya ke depannya bakal dibentuk semacam konsorsium untuk menetapkan standar wireless charging di industri otomotif.

BMW wireless charging

Cara kerjanya sendiri cukup mirip dengan yang Qualcomm dan General Motors kembangkan, di mana koil dalam modul yang tertanam di lantai bakal meneruskan energi elektromagnetik ke koil di bagian dasar mobil, sebelumnya akhirnya dikonversi menjadi energi listrik dan diteruskan ke baterai.

Sebelumnya, tentu saja pemilik mobil harus menempatkan tunggangannya di posisi yang tepat, dan dalam kasus BMW, mereka akan dipandu lewat live feed kamera parkir yang ditampilkan di layar dashboard. Saat memperkenalkan konsepnya tahun lalu, BMW bilang bahwa baterai 530e iPerformance bisa terisi dari kosong hingga penuh dalam waktu 3,5 jam saja.

Waktu yang dibutuhkan jelas akan lebih lama untuk mobil yang full-elektrik, tapi toh mengisinya menggunakan colokan tembok biasa juga sudah cukup lama, dan idealnya charging memang dilakukan di malam hari selagi pengguna beristirahat. Seperti halnya di smartphone, wireless charging di industri otomotif pun juga baru sebatas menawarkan kepraktisan, setidaknya untuk sekarang.

Sumber: Car Magazine.

Premium Sekaligus Fungsional, MousePad+ Adalah Wireless Charger yang Menyamar Sebagai Alas Mouse

Selain lebih praktis, salah satu kelebihan Qi wireless charger adalah, perangkatnya sebenarnya bisa disamarkan menjadi apa saja. Komponen utamanya cuma terdiri dari sebuah logic board dan koil, jadi selama Anda bisa menanamkannya ke permukaan suatu objek, objek tersebut pun bisa menjadi wireless charger.

Salah satu contohnya adalah rancangan studio desain bernama Takieso Graft berikut ini. Mereka menyamarkan wireless charger sebagai mousepad premium yang mudah dibawa-bawa. Mengapa harus mousepad? Apalagi kalau bukan karena kebiasaan kita meletakkan ponsel di atas meja.

Jadi ketimbang keleleran di atas meja, letakkan saja ponsel di atas perangkat bernama MousePad+ ini, dan charging pun bakal berlangsung. Mousepad-nya sendiri tinggal dicolokkan ke laptop via USB, atau dilipat dan digulung kabelnya ketika hendak dibawa pergi.

MousePad+

MousePad+ kompatibel dengan semua perangkat yang mengadopsi standar Qi wireless charging. Fast charging pun turut didukung untuk perangkat seperti iPhone X (7,5 W) ataupun perangkat Android lain (10 – 15 W). Semua ini masih kurang memikat? Coba amati tekstur lembut permukaannya yang terbuat dari wol asli.

Saat ini MousePad+ sedang dipasarkan melalui Kickstarter, dengan harga $29, atau $35 kalau membutuhkan adapter USB-C. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $69.

Cuma $25, PowerPod Case Hadirkan Wireless Charging pada Battery Case AirPods

Pada event peluncuran iPhone 8 dan iPhone X, Apple mengumumkan bahwa teknologi wireless charging nantinya juga akan merambah ke AirPods. Seperti yang kita tahu, battery case milik AirPods yang ada sekarang masih harus di-charge menggunakan kabel Lightning.

Solusi yang ditawarkan Apple nantinya adalah menjual battery case AirPods yang mendukung wireless charging secara terpisah. Harganya belum diketahui, tapi rumor yang beredar mengatakan sekitar $69. Nyaris separuh harga AirPods baru, dan ini hanya untuk case-nya saja.

Hal ini memotivasi seorang kreator bernama Sameer Bhutani untuk memikirkan solusi yang lebih ekonomis. Buah pemikirannya adalah PowerPod Case, semacam sleeve protektif yang sanggup memberikan kapabilitas wireless charging pada case standar AirPods yang ada sekarang.

PowerPod Case

Cukup selipkan case AirPods ke dalam PowerPod Case, lalu letakkan di atas Qi wireless charger untuk mengisi baterainya. Entah mengapa skenario AirPods di dalam case, dan di dalam case satu lagi ini mengingatkan saya pada film Inception.

PowerPod Case terbuat dari bahan silikon, sehingga bisa memberikan proteksi meski tidak sepenuhnya, sebab bagian atas case AirPods masih terekspos. Ini demi mempertahankan kepraktisannya, di mana case masih bisa dibuka dan AirPods di dalamnya masih bisa dikeluarkan dengan mudah tanpa perlu melepas PowerPod Case.

Video demonstrasinya di bawah juga menunjukkan bahwa PowerPod Case sama sekali tidak mengganggu fitur pairing instan yang ditawarkan AirPods. Namun yang terpenting, perangkat ini dihargai cuma $25 di Kickstarter (harga retail-nya diperkirakan berkisar $40), dan Anda tak perlu membuang case AirPods yang lama hanya karena ada yang baru yang mendukung wireless charging.

Nomad Wireless Charging Hub Siap Menjadi Teman Travelling yang Ideal

Tidak semua wireless charger diciptakan sama, meski secara konsep hampir semuanya mirip seperti tatakan gelas. Salah satu yang cukup unik datang dari Nomad, startup yang mengawali kiprahnya lewat Kickstarter, dan dari pertama sudah langsung menggeluti bidang isi-mengisi ulang baterai perangkat mobile.

Produk terbarunya, Nomad Wireless Charging Hub, bukan sembarang Qi wireless charger. Dimensinya jauh lebih besar sekaligus lebih tebal. Namun sebelum Anda mengkritisi, diameter yang lebar biasanya merupakan poin positif untuk sebuah wireless charger, sebab itu berarti pengguna bisa lebih mudah meletakkan ponsel di atasnya.

Nomad Wireless Charging Hub

Namun rahasia di balik tebalnya yang tidak umum itu tersembunyi dengan rapi di bagian bawahnya. Di situ Anda akan menjumpai total lima colokan: satu untuk menenagai perangkat itu sendiri, satu port USB-C dengan output 3A, satu USB standar dengan output 2,4A dan dua sisanya USB dengan output 1A.

Ini berarti secara total pengguna bisa mengisi ulang baterai lima perangkat secara bersamaan, seperti terindikasi oleh lima indikator LED di bagian depannya, yang dilengkapi sensor ambient light untuk mengatur tingkat kecerahannya secara otomatis. Meski demikian, semuanya dipastikan tetap kelihatan rapi karena seluruh kabel yang menancap akan dilewatkan ‘jalur’ yang sama.

Nomad Wireless Charging Hub

Kalau melihat harganya yang dipatok $80, Nomad Wireless Charging Hub mungkin terlalu mahal untuk digolongkan sebagai aksesori wajib. Akan tetapi kalau Anda sering bepergian sambil membawa beberapa gadget sekaligus – termasuk satu smartphone yang mendukung wireless charging dan satu gadget lain yang mengandalkan konektor USB-C – ia semestinya bisa membantu mengurangi ribetnya barang bawaan Anda.

Sumber: The Verge.

Bukan Power Bank Biasa, Avido WiBa Isi Ulang Ponsel Anda Secara Wireless

Wireless charging bukanlah barang baru, akan tetapi trennya kembali mencuat sejak Apple mengumumkan duo iPhone 8 dan iPhone X yang semuanya mendukung teknologi ini. Oleh karena itu, tidak heran apabila antusiasme pabrikan aksesori di sektor ini kembali menguat, hingga akhirnya melahirkan inovasi yang kedengarannya sepele tapi sangat efektif pada prakteknya.

Contoh aksesori inovatif yang saya maksud adalah Avido WiBa berikut ini. Ia merupakan sebuah power bank sekaligus Qi wireless charger. Mophie sebelumnya sudah punya produk serupa, akan tetapi WiBa adalah yang pertama yang bisa beroperasi 100% tanpa kabel.

Maksudnya begini: selain mengisi ulang baterai smartphone secara wireless, WiBa sendiri ternyata juga bisa di-charge secara wireless. Cukup letakkan WiBa di atas charging dock-nya (yang termasuk dalam paket penjualan), maka baterai 5.000 mAh-nya akan terisi. Sesudah penuh, tempatkan WiBa di meja kerja Anda, lalu letakkan ponsel di atasnya untuk mewujudkan skenario charging tanpa kabel yang ideal.

Avido WiBa

Menggunakan WiBa jelas lebih praktis ketimbang wireless charger biasa sebab tidak ada lagi kabel yang mengganggu di atas meja kerja Anda. Satu-satunya kabel yang dilibatkan adalah kabel dari charging dock-nya, yang bisa dengan mudah Anda ‘sembunyikan’ di meja sebelah tempat tidur.

Selebihnya, WiBa tidak berbeda dari power bank biasa. Kalau ternyata smartphone Anda belum mendukung wireless charging, atau Anda perlu mengisi ulang baterai dengan cepat karena terburu-buru, Anda masih bisa memanfaatkan port USB-C maupun USB-A standar yang tertanam pada WiBa.

Avido WiBa rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Februari seharga $100. Dengan harga yang sama, Anda sebenarnya bisa meminang produk serupa besutan Mophie tadi, yang bahkan berkapasitas dua kali lebih besar, hanya saja masih harus di-charge menggunakan kabel seperti biasa.

Sumber: The Verge.

WiBotic PowerPad Adalah Wireless Charger untuk Drone

Kehadiran kamera, GPS beserta segudang sensor lainnya merupakan alasan mengapa mayoritas drone hanya bisa mengudara selama beberapa menit saja. Baterai yang dapat diganti dengan modul lain merupakan salah satu solusi, tapi dengan semakin populernya penggunaan drone di sektor komersial, solusi lain yang lebih efektif menurut perusahaan bernama WiBotic adalah wireless charging.

Dari situ lahirlah WiBotic PowerPad, sejenis platform berukuran 90 x 90 cm yang berfungsi sebagai wireless charger ketika sebuah drone mendarat di atasnya. Juga merupakan bagian dari PowerPad adalah sebuah modul kecil dan antena yang bisa dipasangkan dengan mudah ke berbagai macam drone, termasuk yang berukuran besar dan biasa digunakan di kawasan industri.

PowerPad terbuat dari perpaduan bahan aluminium dan plastik, serta diklaim tahan terhadap cuaca yang tidak bersahabat. Ia bisa ditempatkan di atas atap gedung untuk, misalnya, drone yang bertugas menginspeksi ketika alarm peringatan berbunyi di sebuah pabrik atau tambang, atau di dalam ruangan untuk drone yang bertugas memanajemen inventaris gudang.

WiBotic PowerPad

Charging menggunakan PowerPad memerlukan waktu satu sampai dua jam untuk drone seukuran DJI Inspire, sedangkan drone industrial yang lebih besar lagi membutuhkan waktu tiga sampai lima jam. Ke depannya, WiBotic berencana merilis versi lain PowerPad yang memiliki kapasitas charging lebih cepat.

Proses charging-nya sendiri berjalan secara otomatis sesaat setelah drone mendarat di atas PowerPad. Operator bisa mengatur kinerja charging-nya dari kejauhan; bisa pelan untuk charging semalaman demi memperpanjang umur baterai, bisa juga cepat untuk di jam-jam kerja.

WiBotic saat ini sudah memasarkan PowerPad, namun seperti yang saya singgung di awal, target pasar utamanya adalah sektor komersial. Harganya ada di kisaran ribuan dolar, tergantung seberapa weatherproof fisik PowerPad yang dibutuhkan.

Sumber: WiBotic dan GeekWire.