Unggulkan Sistem Kelas Dunia, iSeller Bersiap Menjadi Solusi Transformasi Digital Bagi Seluruh Pebisnis

Salah satu kunci penting dalam upaya pemulihan ekonomi adalah melalui transformasi digital. Pergeseran yang komprehensif pada pola dan perilaku konsumsi di masyarakat akibat pandemi, membuat transformasi digital menjadi langkah yang esensial. Tak heran di tahun 2024, pemerintah pun menargetkan ada sekitar 30 juta pelaku ekonomi mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah terdigitalisasi. Dalam merespon isu tersebut, dibutuhkan inovasi dan langkah yang strategis dari para stakeholder.

Berbicara mengenai inovasi, salah satu stakeholder yang memiliki peranan ini datang dari sektor startup teknologi. Hingga kini industri startup teknologi tanah air telah cukup rajin menelurkan berbagai macam inovasi layanan dan produk dalam mendorong kesiapan pebisnis dalam memasuki ekosistem digital. Seperti halnya yang disuguhkan oleh iSeller – startup penyedia platform omnichannel sebagai solusi bisnis yang mampu membantu para pemilik bisnis dalam mengelola sekaligus mendistribusikan beragam kebutuhan bisnis ke berbagai kanal melalui satu platform. Mari kita kenali iSeller lebih lanjut.

Solusi mendigitalisasi bisnis yang paling komprehensif dengan SLA 99.99 persen

Di ranah global, model bisnis dan solusi yang diusung iSeller sekilas hampir serupa dengan Shopify, meski begitu, keberadaan iSeller juga mampu menjadi jawaban bagi tantangan pasar di negara berkembang perihal pemahaman bisnis online – terlebih bagi pasar yang berada di wilayah tier 2 dan 3. Solusi omnichannel yang ditawarkan iSeller bisa jadi memangkas isu tersebut. iSeller memungkinkan pebisnis untuk berjualan dan mengelola semua bisnis baik itu secara online, maupun offline, dengan SLA kelas dunia yang mencapai 99,99 persen, berikut dengan bandwidth dan performa sistem online store yang 10 kali lebih optimal. Sehingga memudahkan pebisnis dalam mengelola, sekaligus memanjakan konsumen dalam berbelanja.

Tingkat SLA yang tinggi dengan jaminan performa sistem yang mumpuni menjadi hal yang menarik, sebab, iSeller pada akhirnya mampu menyuguhkan sistem yang paling lengkap dalam bentuk portal web modern, yang memungkinkan klien bisnis memanfaatkan fitur integrasi, dashboard online untuk mengatur inventori, pemasaran, layanan pelanggan, sampai operasional bisnis, hingga sistem POS (point of sale) yang bisa dimanfaatkan bagi pebisnis luring.

Mendukung pertumbuhan pebisnis melalui teknologi dan layanan yang saling terintegrasi

Integrasi layanan dalam pengelolaan bisnis online menjadi salah satu dari sekian yang diunggulkan iSeller di atas untuk memikat pasar. Fitur integrasi iSeller terpusat pada beberapa elemen yang esensial dalam menjalankan bisnis online seperti; integrasi multi kanal penjualan, integrasi pembayaran digital melalui iSeller Pay, dan juga integrasi layanan logistik yang seluruhnya bisa diakses melalui satu dashboard. iSeller Pay sendiri merupakan fitur yang ditawarkan iSeller dalam membuka akses layanan pembayaran secara lengkap mulai dari pemanfaatan produk e-wallet populer, kartu debit/kredit, platform “pay later” seperti Atome, dan lain sebagainya.

Sistem serba terintegrasi yang ditawarkan iSeller diklaim merupakan solusi terbaik bagi segala jenis bisnis, mulai dari bisnis kuliner, retail, elektronik, dan lain sebagainya. iSeller juga menyediakan akses layanan yang cepat dan mudah dilakukan di mana saja melalui Admin App iSeller yang membantu pelaku bisnis memantau penjualan dan operasional tanpa terkendala lokasi dan waktu.

“Melalui ekosistem iSeller yang lengkap, kami percaya mampu mempercepat proses digital transformasi bangsa dengan menyediakan berbagai inovasi serta pelayanan kelas dunia guna membantu UMKM bertumbuh dan naik kelas” terang Jimmy Petrus, Founder & CEO iSeller Commerce dalam keterangannya.

Melihat inovasi dan pengembangan yang diusung iSeller tadi rasanya tak begitu berlebihan jika iSeller layak memperoleh apresiasi dalam kehadirannya sebagai salah satu startup teknologi yang mampu membantu mempercepat kemajuan ekonomi digital Indonesia, terlebih bagi sektor UMKM yang justru beberapa kali terbukti sebagai sektor yang memberikan dampak pemulihan yang besar di tengah ketidakpastian ekonomi. Meski begitu, dukungan dan dorongan dari stakeholder seperti yang dilakukan oleh iSeller harus tetap lestari di masa mendatang untuk menghadirkan solusi yang efisien bagi dunia wirausaha.

“Semangat untuk berwirausaha di Indonesia ini sangat tinggi, Meskipun begitu, kami melihat masih banyak kendala yang kerap dialami, seperti menjalankan bisnis yang kurang efisien dan berujung pada bisnis yang merugi. Adanya iSeller diharapkan bisa membantu para pebisnis meningkatkan efisiensi dan menumbuhkan bisnis mereka lebih besar lagi”, ujar Kevin Ventura selaku CCO iSeller Commerce.

Dari sisi bisnis, iSeller menutup tahun 2021 dengan apik. Pada Oktober lalu, perusahaan ini dikabarkan telah menerima pendanaan pra-seri B senilai 120 miliar rupiah dengan target ekspansi bisnis yang masif dan pertumbuhan yang diincar hingga 3 kali lipat. Terakhir, iSeller juga mengklaim telah digunakan oleh lebih dari 60 ribu pelaku usaha yang tersebar di 10 kota di Indonesia. Sangat menarik untuk kita nantikan perkembangan selanjutnya dari iSeller.

Advertorial ini didukung oleh iSeller.

Komitmen Alibaba Cloud Dukung Ekosistem Startup Indonesia Lewat Inisiatif dan Solusi Terpadu Teknologi Cloud

Perusahaan penyedia layanan teknologi komputasi awan terkemuka, Alibaba Cloud kian memantapkan komitmennya untuk mendukung ekosistem digital Indonesia. Setelah serius menggarap talenta lokal dalam pengadopsian teknologi cloud, perusahaan belum lama ini memaparkan bagaimana Alibaba Cloud membuktikan dukungan penuhnya terhadap pertumbuhan industri startup tanah air melalui infrastruktur cloud yang mumpuni. Setidaknya, hal tersebut yang menjadi intisari dari acara Asia Forward: Indonesia Startup Day pada Kamis, 24 Maret 2022 yang dipersembahkan oleh Alibaba Cloud.

Dalam acara yang dihelat di bilangan Jakarta itu, sejumlah pelaku startup lokal mengaku, infrastruktur teknologi seperti komputasi awan memberikan daya akselerasi yang signifikan, tak hanya dalam pengembangan produk, namun juga dalam upaya mengakomodir permintaan pasar akan konsumsi produk dan layanan digital, yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Hal itu diungkapkan oleh Ronald Molenaar selaku Director of Business Development dari Advance.AI. Sebagai salah satu dari sekian pelanggan dari kalangan startup, dirinya mengaku berinvestasi di infrastruktur cloud sangat penting untuk pertumbuhan perusahaan yang lebih pesat. Lebih lagi, teknologi dan layanan yang disuguhkan oleh Alibaba Cloud juga membantunya untuk semakin mengukuhkan eksistensi perseroan di ranah global.

“Sejak awal kami selalu mempercayakan Alibaba Cloud sebagai mitra untuk tak hanya membantu kami berkembang lebih pesat dan besar lagi di Indonesia, namun juga membantu kami untuk menguatkan eksistensi di pasar Asia Tenggara,” ungkap Ronald.

Ia pun menambahkan, bisnis perusahaan yang sebagian besar berada di ranah financial technology (fintech) tentu tak akan terakselerasi dengan baik, tanpa tersedianya infrastruktur yang cakap dan handal. Sebagai informasi tambahan, Advance.AI merupakan perusahaan yang menaungi Atome – platform fintech paylater yang kini tengah naik daun.

“Saya sangat berterima kasih sekali kepada Alibaba Cloud yang telah membantu kami untuk meraih kesuksesan di Indonesia,” tambahnya.

Serupa dengan testimoni di atas, solusi komputasi awan Alibaba Cloud juga diklaim sangat mumpuni untuk mendukung pertumbuhan startup yang bergerak di bidang blockchain – bidang yang saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, mulai dari cryptocurrency, metaverse, hingga NFT. Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Wendy Taufiq Hidayah, VP of Technology TokoCrypto yang menyatakan, solusi cloud sangat krusial bagi TokoCrypto dan ekosistem blockchain di dalamnya.

“Ekosistem produk dan layanan TokoCrypto sangat kompleks, tentu saja hal itu membutuhkan infrastruktur teknologi yang mampu kami andalkan, dan Alibaba Cloud kami percayakan untuk menjadi mitra yang mampu menangani hal tersebut. Apalagi saat ini kami punya Tokoverse yang dimotori oleh TKO (TokoToken), jadi menurut kami kehadiran Alibaba Cloud punya peran yang penting untuk kami,” ujar pria yang akrab disapa Wendy tersebut.

Dari “kisah” tadi, tentu menimbulkan sedikit tanya, tentang seperti apa sebenarnya dukungan Alibaba Cloud untuk industri startup secara spesifik? Dalam pemaparan di waktu yang sama, Tifi Liu Head of Marketing Indonesia & Vietnam Alibaba Cloud menjelaskan tentang bagaimana Alibaba Cloud mengusung inisiatif yang bertajuk “Go Startup Program”. Tifi Liu mengungkapkan, inisiatif tersebut mengusung program akselerasi startup yang paling komprehensif dari sisi dukungan teknologi dan solusi komputasi awan. Dirinya menjelaskan, go Startup Program memboyong objektif utama untuk menyokong industri startup Indonesia agar kian maju, sukses, dan berdaya saing tinggi di kancah global.

Go Startup Program secara garis besar mengusung sejumlah agenda, seperti misalnya; pelatihan terpadu, workshop, demo day, sampai fasilitas networking di industri teknologi internasional. Di samping agenda taktis, program ini juga menawarkan ragam benefit terkait dukungan resources, product credit, dan lain sebagainya.

Ragam startup dapat berpartisipasi dengan inisiatif Go Startup Program, hanya saja ada beberapa syarat dan ketentuan seperti; startup telah dimodali minimal secara seed funding, merupakan pelanggan baru dari Alibaba Cloud, dan yang terpenting memiliki minat dan ketertarikan dengan solusi teknologi cloud.

Sebagai salah satu dari sekian penyedia layanan teknologi komputasi awan, Alibaba Cloud menjadi korporasi yang terlihat cukup serius dalam menggarap industri startup tanah air. Pada event tersebut juga dijabarkan, bagaimana dukungan teknis dan pelatihan disediakan secara komprehensif dan berdedikasi dari Alibaba Cloud kepada pelanggan dan mitranya. Bagi pelaku startup, dukungan semacam ini jelas diperlukan untuk membangun daya saing yang mumpuni baik dari talenta, hingga pengembangan teknologi dan produk.

“Di tahun ini [2022], kita fokus menanamkan investasi jutaan dolar untuk mendukung ekosistem startup Indonesia. Dukungan itu juga melalui training, aktivitas, inisiatif, dan lain-lain. Intinya kita ingin memajukan ekosistem startup Indonesia yang punya banyak sekali unicorn, dan kami selalu bersemangat untuk memajukan startup Indonesia bersama dengan solusi dari Alibaba Cloud,” papar Leon Chen, General Manager Alibaba Cloud Indonesia.

Detil program startup yang akan diluncurkan Alibaba Cloud pada 5 April 2022 dapat dilihat di halaman ini.

Advertorial ini didukung oleh Alibaba Cloud Indonesia.

DSX Airdrop Event 2022: Let’s Go To The Moon 🚀🌑

Seiring maraknya rilisan token kripto karya anak bangsa belakangan ini, sebagai sebuah digital media company yang menjunjung tinggi kreativitas dan inovasi talenta teknologi lokal, DailySocial (selanjutnya disebut DS) menyadari betul euforia semacam ini patut diapresiasi. Setelah hampir 3 (tiga) tahun lalu DS resmi merilis token kripto DSX, kami ingin berbagi kabar menarik yang pastinya sangat ditunggu-tunggu oleh crypto dan blockchain enthusiast, apa lagi kalau bukan DSX Airdrop Event!

Sebagai penyegar ingatan Anda, airdrop adalah istilah yang tak asing bagi komunitas crypto di belahan dunia mana pun. Seperti yang dilansir dari berbagai sumber, airdrop adalah pemberian aset kripto (crypto asset) pada sebagian orang atau komunitas yang diberikan secara cuma-cuma. Karena airdrop diberikan secara cuma-cuma, kegiatan ini biasanya menjadi salah satu aktivitas promosi dalam marketing. Biasanya dilakukan untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk aset kripto baru. Dapat pula dimanfaatkan untuk meningkatkan volume trading di platform exchange ketika pertama kali meluncur ke bursa (ICO). Alhasil, perhatian pada aset kripto tersebut akan bertumbuh.

Pada 2019 lalu, DSX token sebetulnya pernah melangsungkan hal serupa, dengan mekanisme DSX token akan dibagikan secara gratis kepada setiap pengguna yang membaca artikel DS secara utuh. Untuk artikel biasa akan mendapatkan 0,0000001 DSX per selesai membaca. Sementara untuk longform dan research akan mendapatkan 0,0000002 DSX per selesai membaca.

Nah bagaimana dengan tahun ini? Sudah siap ingin segera mengoleksi DSX token dan bersama-sama go to the moon? Langsung saja scroll halaman ini untuk temukan caranya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tunggu dulu, sebelum kita terbang ke bulan bersama-sama, kami ingin Anda mendalami informasi seputar dunia blockchain melalui artikel-artikel di bawah ini.

Bagi Anda yang ingin mengenal cryptocurrency, bitcoin, blockchain dan sejenisnya, bisa sowan ke artikel berikut ini:

Memahami Kembali Perbedaan Bitcoin dan Blockchain

Menerka Masa Depan Bitcoin

Laporan DailySocial.id: Cryptocurrency di Indonesia

Menelusuri Lebih Dalam Blockchain untuk Bisnis

Mengenal Cryptocurrency dan Mekanisme Transaksinya

Mengeksplorasi Potensi Pemanfaatan Blockchain di Indonesia

Pentingnya Mempelajari Seluk Beluk Kripto Sebagai Aset Digital

Tren Aset Digital Kian Meningkat, Ada Peluang Bangun Startup Berekosistem Blockchain

Buat Anda yang ingin tahu soal risiko berinvestasi di proyek blockchain, artikel ini mungkin bisa membantu Anda membuka cakrawala soal investasi di dunia kripto.

Tips Memahami Risiko Berinvestasi di Proyek Blockchain

Ada pula istilah baru dari komunitas blockchain yang dikenal dengan decentralized-finance (DeFi) bagi industri keuangan. Info lengkapnya bisa Anda baca di bawah ini.

Mengenal DeFi, Tren Baru dari Komunitas Blockchain dan Industri Keuangan

Mengenal DeFi, Tren Blockchain Baru yang Menarik dan Populer

Penasaran dengan NFT yang belakangan sering diperbincangkan? Kami punya artikel-artikel menarik yang membahasnya di sini.

Memahami Non-Fungible Token (NFT), Mempercepat Adopsi di Indonesia

Metaverse Bakal Banyak Dilibatkan di Dunia Gaming, Demikian Pula NFT dan Cryptocurrency

Main Game Dapat Uang? Inilah 10 Game NFT dan Cryptocurrency Populer yang Bisa Dicoba

Sebuah Aset NFT Super-Langka untuk The Sandbox Berhasil Terjual Seharga $650.000

Kolektor NFT: Impian Lama Mendukung Kreator Secara Langsung

[Seri NFT] Memahami Alasan NFT Lahir dan Kenapa Ia Dibutuhkan

NFT Sebagai Gerbang Awal Ekonomi Kreator

[Seri NFT] Rarity, Utility, Community: Mempelajari Tiga Pilar Terpenting NFT

Lalu bagaimana dengan DSX Airdrop Event?? Dengan berat hati kami harus ungkapkan bahwa event airdrop yang kami gaungkan di atas sesungguhnya adalah bagian dari semangat menyemarakkan April Mop! Tak perlu kecewa, Anda masih tetap bisa pantau informasi seputar dunia blockchain, crypto, NFT dan sebagainya di DailySocial.id. Siapa tahu Anda bisa dapat kabar event airdrop teranyar yang bisa diikuti di masa mendatang.

Mendalami Strategi dan Inovasi Rukita Dalam Upaya Memimpin Pasar Proptech Indonesia

Sebagai salah satu sektor industri yang terdampak pandemi, industri properti diklaim sebagai sektor yang pemulihannya cukup signifikan. Di dalamnya, sejumlah penyedia platform property technology (proptech) juga dinyatakan tengah bersiap untuk melaju lebih pesat dan bersaing dalam memenangkan pasar. Derasnya arus kompetisi di industri ini tentu mendorong para pemainnya untuk terus konsisten dalam berinovasi mempersembahkan produk, dan layanan yang menjawab kebutuhan pasar properti.

Rukita, yang dikenal sebagai platform penyedia sewa hunian jangka panjang, merupakan salah satu startup proptech yang menarik perhatian kami. Pertumbuhannya yang pesat di sela usianya yang masih terbilang belia, membuat Rukita patut dipertimbangkan dalam mencari calon pemimpin industri proptech Indonesia di masa mendatang. Untuk mencari tahu lebih dalam, DailySocial.id sempat berbincang dengan Xu-Zonne Ho, Co-Founder dan Chief Technology Officer Rukita tentang bagaimana strategi Rukita dalam bersaing dan memenangkan pasar melalui inovasi teknologi. Seperti apa?

Evolusi teknologi dalam mengimprovisasi pengalaman di ekosistem industri properti.

Sebagai pimpinan di departemen teknologi perusahaan, Xu memiliki pandangan menarik soal mengapa evolusi teknologi mampu menawarkan solusi, sekaligus meningkatkan pengalaman pelaku pasar di industri properti. Dirinya berpendapat, implementasi kemajuan sains teknologi bagi industri properti sangat kompleks. Mulai dari teknologi pemetaan, data science, AI, Virtual Reality, hingga Internet-of-Things (IoT) seluruhnya dihadirkan untuk tak hanya menjawab permasalahan, namun juga meningkatkan pengalaman bagi para pelaku pasarnya.

Xu menambahkan, pemanfaatan teknologi modern bagi industri properti juga kian relevan dengan situasi saat ini. “Sekarang bahkan calon pembeli Anda tidak harus datang ke lokasi untuk melihat langsung keadaan properti. Anda hanya cukup memasang headset VR untuk melihat bahkan sampai pada desain interior bangunan tersebut sekaligus dapat memvisualisasikan project Anda ke depannya,” ujar pria yang akrab disapa Xu ini kepada DailySocial.id.

Melalui pengembangan teknologi yang konsisten, Rukita menawarkan solusi yang komprehensif bagi pasar sewa hunian jangka panjang.

Xu mengaku, Rukita saat ini berfokus pada banyak hal. Salah satu fokusnya adalah tentang bagaimana pengembangan produk teknologi Rukita mampu meningkatkan pengalaman terhadap para pelaku ekonomi di dalam ekosistemnya, mulai dari konsumen (penyewa), agen properti, hingga rekan atau mitra. Berbicara mengenai mitra, bisnis Rukita sejatinya bergantung pada pengakuisisian hal tersebut, sebab, produk teknologi yang ditawarkan Rukita juga dihadirkan sebagai property management yang diyakini mampu mengakselerasi mitra dalam mengelola operasional.

“Jadi yang kita lakukan sejauh ini adalah property management, keseluruhan proses manajemen semuanya didigitalisasi seperti pembayaran sewa sampai reporting dari operasional. Misalnya Anda adalah seorang pemilik kost, Anda bisa mengetahui berapa keuntungan harga sewa yang akan Anda dapatkan bulan ini, bulan depan, atau bahkan minggu depan,” paparnya.

Teknologi juga punya peran krusial untuk business development Rukita.

Xu menjelaskan, bahwasanya 80% proses sales di Rukita dijalankan secara digital. Mulai dari keperluan sales, booking, dan lain sebagainya, dapat diselesaikan dengan baik melalui teknologi yang dikembangkan oleh Xu dan tim dalam mempersingkat proses-proses yang dahulu masih dilakukan secara manual.

Ia mencontohkan, teknologi sangat membantu untuk mengerucutkan proses dalam mengelola ribuan sales inquiries setiap harinya. Implementasi teknologi lainnya yang tak kalah krusial dalam menjaga mesin bisnis Rukita terus berputar diklaim Xu melalui solusi teknologi bagi mitra bisnis Rukita.

“Bagi mitra properti kita, mereka bisa mengakses secara real-time, informasi-informasi penting melalui (produk) mobile apps kita. Saat ini kita memiliki aplikasi khusus yang sengaja diperuntukkan buat pemilik properti. Jika dahulu mereka diharuskan untuk call atau email untuk sekedar meminta laporan bulanan, nah sekarang mereka bisa pantau langsung performance-nya secara real time. Intinya, teknologi sangat membantu kita buat scale-up bigger, dan juga membantu kita mengorganisasikan segala hal dengan semua stakeholder baik dengan tenants maupun para property partner,” imbuh Xu.

Rencana Rukita dalam upaya memimpin pasar proptech tanah air.

Xu mengaku, sebagai platform penyedia sewa hunian jangka panjang, kontribusi Rukita bagi industri properti tanah air belum mengarah untuk mengakomodir kebutuhan industri proptech secara keseluruhan. Meski demikian, dirinya menyatakan konsistensi menjadi modal yang terus dipegang Rukita untuk mengakomodasi pasar yang membutuhkan hunian bersama (kost, co-living space, dan sejenisnya) dengan layanan dan kualitas yang ditingkatkan, namun dengan biaya yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.

“Jadi long-term goal kita adalah mampu menyediakan tempat tinggal yang nyaman, terjangkau, dan hassle-free di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Beberapa waktu lalu, Rukita juga baru saja mengakuisisi Infokost yang merupakan startup yang bergerak di bidang online listing untuk sewa hunian seperti indekos dan sejenisnya. Dalam keterangannya, melalui pengakuisisian ini Rukita menargetkan bakal memperluas cakupan bisnisnya untuk semakin memantapkan kiprahnya di industri proptech tanah air.

Advertorial ini didukung oleh Rukita.

Panduan Lengkap Email Marketing Bagi Pemula

Di ranah digital, “Email Marketing” kerap didaulat sebagai kanal pemasaran yang dianggap cukup penting dalam memperoleh, melibatkan, dan mempertahankan pelanggan secara digital. Tak pelak, email marketing menjadi kanal yang diandalkan di era ini. Lalu bagaimana email marketing berfungsi dan bekerja pada sebuah bisnis? Kami akan membahasnya secara komprehensif di bawah ini tentang bagaimana persiapan bagi pemula menjalankan email marketing, dan hal-hal apa saja yang diperlukan oleh sebuah bisnis untuk menjangkau pelanggan mereka dengan lebih dekat dan personal? Berikut langkah-langkah panduan email marketing bagi pemula yang kami kutip dari MTarget – penyedia layanan marketing automation tool terkemuka di Indonesia.

Sejarah “Email Marketing”

Teknologi email sejatinya telah ada sejak 50 tahun yang lalu, atau tepatnya pada tahun 1970 yang dikembangkan oleh Ray Tomlinson. Satu dekade kemudian, email dengan jumlah penerima yang besar mulai diujicobakan pada tahun 1980, meski dengan teknologi informasi yang masih terbilang sederhana. Barulah pada tahun 1991, bertepatan dengan lahirnya teknologi internet, email menjadi bagian dasar dari sistem informasi berbasis web dalam urusan surat menyurat secara elektronik. Sekian dekade kemudian, diikuti dengan perkembangan teknologi informasi, penggunaan email melonjak pesat pada era 2010-an, seiring dengan adopsi teknologi internet di perangkat mobile yang kian pesat. Baru di tahun 2012, para marketer mulai melakukan segmentasi email list agar email yang dikirimkan tepat sasaran, dan setahun berikutnya, inovasi terhadap teknologi email automation diklaim mampu memberikan dampak pada conversion rate sebesar 50 persen.

Jenis-jenis “Email Marketing”

Sesuai perkembangan teknologi, email marketing pun turut berkembang yang akhirnya menelurkan berbagai macam jenis. Lalu, apa saja jenis email marketing yang efektif untuk mendukung pertumbuhan bisnis?

Key Performance Indicator (KPI) Email Marketing

Dalam mengelola email marketing tentu dibutuhkan pula pemahaman mengenai berbagai macam metrik yang bisa diukur untuk menentukan keberhasilan kampanye email marketing. Ada beberapa alasan mengapa memantau Key Performance Indicator (KPI) email marketing penting, salah satunya adalah untuk membantu melihat performa dari setiap pengiriman email yang dikirimkan, memilah strategi pengiriman mana yang harus diulang dan mana yang harus dibuang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebelum beranjak lebih jauh pada hal tersebut, berikut ini KPI email marketing yang perlu diperhatikan.

  • Deliverability Rate
    Deliverability rate adalah tingkat kemampuan untuk mengirimkan email dengan sukses ke inbox pelanggan.
  • Open Rate
    Open rate adalah indikasi bahwa email marketing yang dikirimkan telah dibuka oleh subscriber.
  • Click-Through-Rate (CTR)
    Click-Through-Rate (CTR) adalah persentase orang yang mengklik atau melakukan action tautan di email.
  • Unsubscribe Rate
    Unsubscribe rate adalah persentase orang yang mengklik tombol “unsubscribe” pada email yang dikirimkan.
  • Bounce Rate
    Bounce rate adalah persentase total email yang dikirim namun tidak terkirim ke penerima email.
  • Spam Rate
    Spam rate adalah persentase seseorang yang melaporkan atau menandai email yang dikirim sebagai spam.

Do’s & Don’ts dalam Email Marketing

Seperti diketahui sebelumnya, bahwa email marketing adalah channel marketing dengan memiliki performa pemasaran yang cukup diandalkan. Namun, sebelum terjun penuh ke sana, ada baiknya Anda menyimak beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam campaign email marketing Anda.

Perkembangan Email Marketing saat Ini

Setelah lebih dari 50 tahun, email berevolusi mengikuti perkembangan teknologi, dan personalisasi konten di tengah derasnya arus internet di masa ini. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi email telah mampu memfokuskan distribusinya terhadap pelanggan atau penerimanya. Di tahun 2021 lalu, tren personalisasi email diklaim dapat menembus filter “spam” yang ketat pada provider email populer seperti Google. Hal ini menandakan bahwa beberapa tahun terakhir dan tahun yang akan datang, email marketing akan lebih fokus kepada pendekatan dua arah. Pertama yakni membuat email dengan kualitas pesan yang lebih baik untuk audiens, disertai dengan personalisasi dan dikirimkan sesuai dengan segmentasi. Kedua, email marketing yang “mobile friendly” dianggap bakal terus jadi primadona di dunia digital marketing.  Sebuah studi bahkan mengatakan, 60 persen pengguna internet membuka email melalui perangkat smartphone mereka.

Berikut ini beberapa perkembangan yang perlu diketahui dalam email marketing:

  • Hyper Personalization
    Hyper-Personalization adalah strategi marketing via email yang sangat personal. Cakupannya lebih dalam dibandingkan pemasaran personal lainnya. Oleh karena itu, tingkat keberhasilannya dalam mengonversi pelanggan jauh lebih tinggi. Jika pemasaran personal lainnya hanya menggunakan pesan tentang penyebutan nama kontak dan promosi produk yang dibutuhkan, maka hyper-personalization ini lebih mendalam, misalnya bisa memasukkan data yang berkaitan dengan perilaku konsumen sebelumnya.
  • Penggunaan Artificial Intelligence (AI) ke dalam Email Marketing
    Penggunaan AI dalam email marketing menjadi tren di tahun 2020 hingga saat ini dan menjadi tren yang paling banyak dimanfaatkan oleh para marketer. Penggunaan AI dalam email marketing ini biasanya ditemukan pada fitur analytic yang bisa membantu untuk melakukan analisa performa campaign dengan auto generated yang dibantu oleh AI. Selain itu, penggunaan AI dalam email marketing dapat ditemukan pada fitur segmentasi, dengan begitu mengelompokkan pelanggan berdasarkan behaviour secara otomatis dapat dilakukan dengan mudah.
  • User-Generated Content (UGC)
    UGC adalah segala bentuk konten (teks, video, gambar, audio) yang dibuat oleh pengguna akhir barang atau jasa, bisa dibilang user-generated content ini adalah konten testimoni dari user pengguna. Sekitar 70% dari semua konsumen mendasarkan keputusan pembelian mereka pada ulasan dan penilaian dari pengguna lain. Oleh karena itu, ketika marketer memasukkan ini ke dalam email mereka, hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap produk atau layanan yang dipromosikan.
  • Interactive Email
    Interactive email adalah hal kunci dalam email marketing. Interactive email ini mampu meningkatkan interaksi dan engagement pelanggan pada email. Interaksi dalam email marketing dapat membantu bisnis atau brand untuk mendapatkan engagement dari audiens. Interaksi di dalam email ini bisa dimulai dengan membuat konten berupa polling, kuis singkat, dan CTA untuk melanjutkan berlangganan atau membaca pesan selengkapnya. Karena pada dasarnya, audiens ingin merasakan terlibat langsung dengan bisnis atau brand melalui berbagai channel yang digunakan untuk menjangkau mereka.
  • Mobile Friendly
    Email mobile friendly adalah email dibuat responsif untuk berbagai device dan browser yang digunakan oleh pengguna. Sebuah bisnis perlu menerapkan email yang mobile friendly karena menurut eMailmonday, pengguna email lebih sering membuka email mereka melalui ponsel, sehingga konten email perlu ditampilkan dengan benar di layar mereka. Jika pengguna kesulitan melihat promosi atau penawaran yang dikirim, mereka kemungkinan tidak akan menunggu sampai mereka tiba di rumah dan membuka email mereka melalui desktop. Selain itu, email marketing yang dioptimasi untuk mobile dapat meningkatkan open rate sebesar 50%.
  • Fokus Pada Privasi
    Ketika General Data Protection Regulation (GDPR) diluncurkan pada tahun 2018, dunia email marketing berubah, dan mereka masih belum sepenuhnya menyesuaikan diri dengan realitas baru. Kemudian, pada 2020 dan 2021 tepat ketika pandemi mulai mewabah di berbagai belahan dunia, berbagai bisnis dengan gencar mengirimkan pembaruan terkait bisnis mereka kepada pelanggan melalui email. Pelanggan dibanjiri oleh berbagai email setiap harinya, baik tentang pembaruan perusahaan, maupun email promosi. Karena hal tersebut, di tahun ini tren fokus pada privasi menjadi tren utama.
  • E-Billing
    E-Billing pada email erat kaitannya dengan Peraturan Pemerintah tentang “PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM” pada Bagian Kedua mengenai Penempatan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan atau Pusat Pemulihan Bencana, pasal 21 ayat 1 yang berbunyi: “Bank wajib menempatkan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan Pusat Pemulihan Bencana di wilayah Indonesia.” Sehingga dapat diartikan Bank diwajibkan memiliki pusat data yang berada di wilayah Indonesia.Kemudian berdasarkan pasal 21 ayat 2 yang berbunyi: “Bank hanya dapat menempatkan Sistem Elektronik pada Pusat Data dan atau Pusat Pemulihan Bencana di luar wilayah Indonesia sepanjang mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.” Berdasarkan bunyi pasal tersebut, apabila Bank memiliki sistem di luar negeri, harus mendapatkan persetujuan dari OJK terlebih dahulu.Dan seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa dampak dari pandemi di berbagai dunia membuat berbagai bisnis perlu lebih waspada lagi akan segala hal yang mereka keluarkan pada publik. Salah satunya, dampak di Indonesia yaitu adaptasi teknologi di masyarakat diklaim terakselerasi sampai dengan 7 kali lipat. Hal ini tentunya mengubah kebiasaan masyarakat dalam bersosialisasi dan bertransaksi salah satunya pada proses jual beli.Dengan segala keterbatasan, melalui teknologi berbasis situs atau aplikasi memungkinkan masyarakat untuk dapat membeli segala kebutuhan tanpa perlu keluar rumah melalui transaksi elektronik. Namun, hanya sebagian kecil dari transaksi yang terjadi melalui bantuan internet ini dianggap sah dimata hukum yang diatur dalam UU ITE dan PP tentang “PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI”, yang mana hal ini diberlakukan untuk melindungi data transaksi penyedia layanan dan pelanggannya.Secara tidak langsung, email merupakan salah satu channel yang paling aman digunakan untuk transaksi online dan bukti pembayaran online atau e-billing, karena email merupakan salah satu channel marketing yang legal dan segala percakapan di dalamnya dapat dijadikan bukti sah di pengadilan ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

    Dan berdasarkan UU ITE nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pasal 1 angka 2 UU ITE mendefinisikan transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan atau media elektronik lainnya. Salah satu aktivitas yang dimaksud adalah bukti transaksi yang harus dan dapat dijadikan alat bukti yang sah.

Tantangan dalam Email Marketing

Sebelumnya telah dibahas bahwa beberapa tahun terakhir, penggunaan AI untuk segmentasi dan relevansi pesan menjadi tren yang banyak dibahas oleh para email marketer, karena menjadi tantangan sekaligus solusi sendiri untuk mempermudah proses campaign email marketing. Selain itu, ini dia beberapa tantangan dalam email marketing:

  • Frekuensi Pengiriman Email
    Menentukan frekuensi pengiriman email sangat diperlukan, karena hal ini erat kaitannya dengan segmentasi dan relevansi pelanggan. Sebuah brand tidak diperbolehkan mengirimkan campaign email dengan waktu yang berdekatan apalagi dikirim kepada audiens yang sama, karena hal tersebut akan berdampak pada performa pengiriman email mereka.
  • Subscriber Engagement
    Penerima email biasanya cukup responsif saat pertama kali berlangganan. Namun, setelah beberapa waktu, minat mereka mulai menurun karena beberapa alasan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk para email marketer, karena mereka perlu mencari tahu alasan penurunan minat subscriber yang akhirnya berdampak pada engagement email campaign. Kemudian, mereka juga memiliki tantangan untuk mengatasi hal tersebut agar tidak berlarut terlalu lama.
  • Meningkatkan Customer Acquisition
    Email marketing adalah channel retensi dan akuisisi pelanggan yang cukup efektif. Namun, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para marketer, karena pada saat customer list bertumbuh, bisnis belum memiliki plan panjang terkait hal ini. Selain itu, Customer Acquisition Costs (CAC) juga terus meningkat selama lima tahun terakhir, dan akuisisi hanya mengacu pada mendapatkan pelanggan baru, tidak ada yang mengatakan mereka tidak akan churn.
  • Meningkatkan Retensi Pelanggan
    Dalam bisnis, revenue tidak didapatkan dari pelanggan baru, melainkan dari pelanggan lama. Oleh karena itu, penting untuk fokus pada retensi pelanggan dibandingkan dengan akuisisi pelanggan baru, meskipun akuisisi ini juga penting dilakukan. Selain itu, memperoleh customer baru dapat menghabiskan biaya lima kali lipat lebih besar dari mempertahankan yang sudah ada.

Demikian langkah-langkah yang perlu diperhatikan bagi pemula dalam mempersiapkan, sekaligus mengelola email marketing. Pantau terus kanal DScovery untuk tips dan trik lain seputar dunia teknologi.

Advertorial ini didukung oleh MTarget.

5 Pilihan Studi Profesional Demi Mempersiapkan Karir di Era Serba Digital

Sukses dalam berkarir tentu menjadi “goal” bagi setiap pekerja. Salah satu kunci dalam meraihnya adalah pekerja diharuskan memiliki penguasaan bidang pekerjaan profesional yang komprehensif. Hal itu menjadi krusial, sebab, di era digital seperti saat ini, para pekerja dituntut untuk memiliki keahlian yang relevan demi menjawab kebutuhan industri.

Bagi generasi muda, siasat berkiprah di dunia pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan di masa mendatang sangat penting, tatkala industri masa depan membutuhkan keahlian-keahlian baru. Secara garis besar, keahlian yang dibutuhkan terkait dengan revolusi industri yang cenderung mengarah ke arah digitalisasi. Untuk itu, buat Anda yang tengah mencari studi pendidikan tinggi, berikut ini ada 5 (lima) program perguruan tinggi dengan konsentrasi spesifik yang dibutuhkan di dunia kerja di masa mendatang yakni; Software Engineering, Cyber Security, Multimedia Technology, Business Management, dan Communication Studies.

Software Engineering

Dikutip dari laman IDS Digital College STMIK Indo Daya Suvana, ilmu Software Engineering umumnya memiliki peran dan posisi yang esensial, khususnya di industri startup teknologi yang kini sedang berkembang pesat. Seorang software engineer memiliki kemampuan untuk merekayasa perangkat lunak yang sesuai dengan teknologi mutakhir, untuk mengembangkan produk teknologi seperti aplikasi seluler, aplikasi web, serta perangkat lunak lainnya.

Software Engineer memiliki prospek karir yang cerah di masa depan. Menurut riset Mckinsey, keahlian software engineer masih dibutuhkan di beberapa dekade mendatang, dengan jangkauan karir di berbagai industri, khususnya startup teknologi. Kesempatan besar juga terbuka di industri media, komunikasi, finansial, kesehatan, manufaktur, sistem keamanan, distribusi, bahkan pemerintahan. Tertarik mengambil studi Software Engineering? Anda bisa cari informasinya sekaligus mendaftar di halaman ini.

Cyber Security

Produk digital yang saling terhubung antara satu sama lain kini semakin berkembang pesat di tengah masyarakat. Meski begitu, resiko keamanan siber juga turut berkembang, untuk itu sosok profesional yang menangani penanganan dan proteksi di dunia maya sangat diperlukan di industri. Ilmu Cyber Security berfokus kepada teknik merancang sistem sekuriti, pengujian sistem, teknik pertahanan dari cyber attack hingga teknik meretas (hacking) yang etis (sesuai hukum).

Prospek karir seorang cyber security sangat luas. Karir profesional cyber security mulai dari Cyber Security Consultant, Digital Forensics Analyst, Information Security Analyst, hingga Network Engineer.

Jika Anda tertarik untuk mendalami profesi Cyber Security, Anda dapat bergabung di IDS Digital College STMIK Indo Daya Suvana jurusan Cyber Security yang dapat dikunjungi di halaman ini.

Multimedia Technology

Di era produk digital, konten yang tersaji di publik juga mesti dalam bentuk digital (multimedia). Untuk itu, kebutuhan para perancang teknologi multimedia juga diperlukan dalam industri profesional di tahun-tahun mendatang. Seorang ahli teknologi multimedia harus memiliki beberapa kemampuan taktis seperti; pengolahan citra dan komputasi multimedia yang meliputi: pemrosesan informasi berupa text, speech, music, still image, video, animation beserta sumber-sumber lain ke dalam suatu coherent datastream, serta interaksi antar sejumlah perangkat antarmuka.

Program studi Multimedia Technology kini juga tersedia di IDS Digital College STMIK Indo Daya Suvana. Klik laman ini untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

Business Management

Program studi Manajemen Bisnis juga menjadi salah satu pendidikan yang memiliki relevansi di industri masa depan. Betapa tidak, industri startup teknologi yang berkembang pesat belakangan ini memicu dinamika kewirausahaan yang besar di generasi muda. Business Management secara garis besar berfokus pada tata ilmu manajemen dalam sebuah bisnis. Sederhananya, jurusan ini mempersiapkan calon profesional dalam mengelola bisnis baik yang sudah berjalan dalam skala kecil, menengah, dan besar, hingga mempersiapkan untuk kemampuan entreprenership.

Communication Studies

Ilmu komunikasi juga diklaim sebagai salah satu jurusan pendidikan dengan prospek karir yang cerah di masa mendatang. Ilmu komunikasi secara umum mempelajari tentang bagaimana proses penyampaian pesan secara efektif kepada sasaran yang dituju. Selain itu, umumnya ilmu komunikasi sangat adaptif terhadap perkembangan teknologi sehingga prospek karir pemegang titel Ilmu Komunikasi sangat terbuka lebar.

Advertorial ini didukung oleh IDS Digital College STMIK Indo Daya Suvana.

Mengenal Kredivo, Pionir Sekaligus Pemimpin Pasar “Buy Now Pay Later” di Indonesia

Berbicara mengenai industri fintech di Indonesia, tentu selalu tidak ketinggalan dengan berbagai kabar menarik di dalamnya. Perkembangan industri fintech yang bertumbuh sangat pesat dipicu oleh banyak hal. Yang teranyar, salah satunya adalah temuan dari laporan DSInnovate yang mengemukakan, nilai GMV (Gross Merchandise Value) tanah air yang mencapai US$70 miliar diyakini menjadi salah satu sebab fintech kian populer di masyarakat Indonesia.

Wujud fintech yang ada di Indonesia hadir dengan berbagai macam layanan. Di antara layanan yang ada, salah satu layanan yang kini digemari oleh konsumer Indonesia adalah layanan BNPL (Buy Now Pay Later). Sesuai istilahnya, layanan itu memfasilitasi konsumen untuk menikmati fasilitas cicilan tanpa kartu kredit untuk berbelanja di platform e-commerce.

Tatkala hadir hanya sejak beberapa tahun ke belakang, adopsi layanan BNPL berkembang secara signifikan. Hal itu tentu tidak tercipta secara instan. Tren pertumbuhan konsumen e-commerce di Indonesia dari tahun ke tahun, dan juga rendahnya kepemilikan kartu kredit menjadi dua faktor utama mengapa layanan paylater menjadi layanan andalan dalam memanfaatkan layanan kredit – khususnya untuk keperluan belanja online.

Dari dua faktor tadi, alhasil beberapa penyedia layanan BNPL mulai bermunculan. Salah satu pionir yang patut diperhatikan adalah Kredivo. Startup fintech yang berada di bawah naungan FinAccel – sebuah perusahaan teknologi finansial asal Singapura ini berhasil memperkenalkan konsep “Buy Now Pay Later” (BNPL) pertama kali di masyarakat Indonesia sejak 2016 silam.

Tanpa perlu waktu lama, Kredivo dinilai mampu tampil memimpin pasar bagi pangsa pasar yang membutuhkan fasilitas kredit konsumtif, tanpa harus memiliki kartu kredit perbankan yang hingga kini penetrasinya sangat rendah. Kebutuhan itu kemudian disempurnakan pula oleh kenyamanan dan fleksibilitas layanan yang ditawarkan.

Bukan tanpa alasan. Dalam risetnya, Kredivo mengklaim, pengguna paylater yang dikelolanya menyatakan memberi respon kepuasan yang baik, terkait dengan proses pengajuan yang mudah, pengalaman bertransaksi, hingga syarat administratif yang cenderung tidak berbelit.

Hasil riset itu sejalan pula dengan fleksibilitas kredit paylater yang ditawarkan Kredivo, dengan sejumlah product unique selling point berupa limit kredit tinggi (hingga 30 juta rupiah), tenor cicilan hingga 12 bulan, hingga ketersediaan layanan di lebih dari 1000 merchant di Indonesia. Tak ketinggalan, keamanan transaksi dan data pengguna juga turut menjadi fokus pengembangan produk dengan fitur keamanan berupa data pengguna yang terenkripsi. Di samping itu, secara legalitas Kredivo juga telah terdaftar dan diawasi secara resmi oleh OJK.

Melalui upaya optimal di atas, tak heran jika Kredivo mampu menguasai pasar BNPL dengan mudah. Dalam studi paylater yang dirilis DailySocial.id, platform Kredivo telah terintegrasi di hampir seluruh e-commerce terkemuka di Indonesia seperti Bukalapak, Lazada, Tokopedia, Blibli, Elevenia, JD.id, Ralali, iLotte, Jakmall, Bhinneka, Matahari.com, Fabelio, dan juga Sociolla.

Dari sisi pengguna dan bisnis, Kredivo juga berhasil dipercaya oleh lebih dari 5 juta pengguna. Dalam keterangannya, basis pengguna Kredivo diklaim tumbuh hingga dua kali lipat selama 10 bulan terakhir, begitu pula dengan pendapatan tahunan yang juga tumbuh dua kali lipat selama 7 bulan terakhir.

Hal tersebut menjadi menarik, tatkala di tengah tantangan perlambatan ekonomi akibat pandemi, Kredivo justru berhasil meraih pertumbuhan yang signifikan, dan berhasil memimpin pasar BNPL dengan “wallet share” yang mencapai setidaknya 50% di mayoritas merchant e-commerce tanah air.

Hal ini senada dengan apa yang dikatakan CEO Kredivo Indonesia, Umang Rustagi, dalam fintech report 2021 yang akhir tahun lalu diterbitkan. “Kredivo sebagai e-commerce enabler mendapatkan keuntungan juga dari tren e-commerce karena pasar yang terus tumbuh dengan cepat. Sebagai e-commerce enabler yang fokus pada layanan paylater, ada kenaikan permintaan untuk jasa ini. Selama sepuluh bulan terakhir, customer Kredivo meningkat hingga 2x lipat.” terang Umang.

Perjalanan Kredivo dalam mengakselerasi pertumbuhan yang signifikan diperkirakan bakal terus berlanjut. Selain mengantongi angka jumlah pengguna dan wallet share yang gemilang, kabar rencana “go public”, diikuti dengan raihan pendanaan terbaru dan kemitraan strategis dengan berbagai entitas (salah satunya dengan Bank Sampoerna merilis kartu “Paylater” Flexi Card) diyakini bakal menjadi amunisi Kredivo, dalam mengukuhkan posisinya sebagai pionir, sekaligus pemimpin pasar kredit online di Indonesia.

Advertorial ini didukung oleh Kredivo.

Paylater Berkembang Pesat Selama Pandemi, Seiring Perkembangan E-Commerce dan Transaksi Digital

Seiring berkembangnya teknologi, ada aspek lain yang terus tumbuh dan berkembang, yaitu pertumbuhan e-commerce dan juga maraknya perusahaan financial technology (fintech), sebuah industri yang bergerak dalam layanan keuangan. Dua aspek ini menggeser kebiasan masyarakat dalam preferensi pembayaran, di mana pembayaran tunai beralih menjadi pembayaran digital atau yang biasa disebut cashless, yang merupakan pengaruh dari meningkatnya penetrasi internet dan adopsi konsumen digital.

Pembayaran digital juga membuka sektor transportasi, layanan pengiriman makanan, transportasi online, dan media online untuk mengadopsi sistem transaksi digital. Bahkan, sektor-sektor tersebut diprediksi oleh laporan e-Conomy SEA 2021 mampu menyumbang angka sebesar $70 miliar pada tahun 2021.

Paylater melesat untuk menjangkau berbagai kalangan

Seiring meningkatnya transaksi digital, perusahaan fintech memiliki kesempatan baru untuk melebarkan sayapnya dalam menghadirkan fasilitas paylater. Hal ini tersirat dari laporan khusus mengenai ekosistem paylater di Indonesia rilisan DSInnovate yang mengemukakan, paylater menjadi layanan favorit peringkat kedua pada tahun 2020 (72,5%) atau sedikit di bawah platform dompet digital yang memiliki rekognisi sebesar 82,2%.

Di sisi lain, tren positif e-commerce yang kian terakselerasi oleh pandemi turut menjadi pemicu tingginya adaptasi produk paylater di masyarakat. Bukan tanpa alasan, riset yang dirilis oleh ResearchAndMarkets di penghujung 2020 kemarin menyatakan, prediksi pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) yang bakal mencapai angka US$8,5 miliar di 2028 diperkirakan bakal turut mendongkrak fasilitas paylater sebesar kira-kira 76,7% setiap tahunnya.

Pun dengan halnya riset terbaru yang dirilis oleh Kredivo dan Katadata Insight Center berjudul “Consumer Behavior of E-Commerce Indonesia 2021”, juga menunjukkan peningkatan pengguna paylater, yakni terdapat 55% pengguna baru yang menggunakan fitur paylater Kredivo..

Tingginya penggunaan paylater juga memberikan dampak positif dari sisi supply, di mana fitur tersebut mampu membantu merchant dalam peningkatan AoV (average order value), meningkatkan penjualan dengan menawarkan kredit tanpa kartu kredit, dan juga meningkatkan konversi penjualan dengan mengurangi friksi selama proses belanja.

Sementara paylater sendiri memiliki dua klasifikasi, yaitu: paylater yang dimiliki oleh startup digital (e-commerce, OTA, ride-hailing service, dan lainnya) dan yang kedua adalah layanan paylater yang dimiliki oleh startup fintech. Di Indonesia sudah banyak perusahaan fintech yang menyediakan layanan paylater, implementasinya tidak terbatas, paylater besutan fintech umumnya menjadi platform kredit “online” yang dapat digunakan di mana saja, mulai dari e-commerce, hingga gerai ritel.

Pionir paylater di Indonesia, Kredivo, akan melayani puluhan juta pelanggan di Indonesia.

Di antara banyaknya perusahaan fintech di Indonesia yang bergerak di bidang paylater, Kredivo semakin menjadi yang terdepan dalam layanan paylater di Indonesia, terutama setelah mengumumkan rencana go public melalui skema SPAC. Dengan demikian Kredivo akan mencapai penilaian ekuitas sebesar $2,5 miliar dan berhasil menjadi “unicorn” di tahun 2021.

Menurut Umang Rustagi selaku CEO Kredivo Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat di Indonesia, membuat investor asing dan pasar global paylater juga semakin melirik.

“Populernya e-commerce dan transaksi digital, serta rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia menyebabkan paylater justru menjadi pintu masyarakat ke akses kredit yang terjamin. Hal ini terlihat lewat riset internal yang menunjukkan bahwa 60% pengguna kami mendapatkan kredit pertamanya lewat Kredivo,“ ujarnya.

Sebagai pionir paylater di Indonesia, tentunya layanan paylater yang dimiliki oleh Kredivo sudah menjamur di banyak platform e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, JD.id, Blibli, dan Elevenia. Selain itu juga, bunga yang ditawarkan Kredivo menjadi yang terendah (per September 2021) dibandingkan penyedia layanan paylater lainnya.

Sumber: DSInnovate Indonesia Paylater Ecosystem Report 2021 (09/2021)

Kredivo melalui PT FinAccel Finance Indonesia beroperasi dengan lisensi perusahaan pembiayaan (multifinance) di bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diperoleh melalui akuisisi PT Swarna Niaga Finance.

Advertorial ini didukung oleh Kredivo.

Implementasi Chatbot Untuk Performa Layanan Pelanggan Lazada

Pada dasarnya, teknologi selalu berkembang mengakselerasi kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan teknologi yang cepat ini menjadikan manusia beradaptasi dengan segala inovasi yang ada. Sejarah mencatat, perkembangan teknologi selalu diikuti dengan revolusi industri yang memberikan dampak komprehensif baik bagi perekonomian maupun kehidupan bermasyarakat. Seperti yang kerap digaungkan oleh banyak pihak dengan istilah industri 4.0. Tidak dapat dipungkiri, dalam era industri 4.0, segala aspek pekerjaan telah terkomputasi satu dengan yang lainnya. Sehingga, berbagai macam inovasi teknologi terus bermunculan di era teknologi modern ini.

Perkembangan teknologi modern yang kini tengah hangat diadaptasi oleh industri yakni teknologi Artificial Intelligence (AI). Teknologi berbasis komputasi mesin dan kecerdasan buatan ini dianggap memiliki manfaat yang kaya tak hanya bagi industri, namun juga bagi masyarakat. Terlebih, zaman sekarang, masyarakat hidup dan tumbuh berdasar pada teknologi digital sebagai sistem operasinya. Atau secara sederhana disebut memanfaatkan teknologi digital.

Dari sisi industri, implementasi teknologi AI bisa ditemukan berbagai hal. Salah satunya untuk kebutuhan merespon pelanggan seperti yang belum lama ini dilakukan oleh Lazada. Implementasi teknologi AI di Lazada menjelaskan peran penting AI dalam layanan pelanggan dengan mengimplementasikan fitur chatbot. Chatbot merupakan program komputer yang mensimulasikan percakapan manusia melalui perintah suara, obrolan teks, atau keduanya. Biasanya dirancang untuk berinteraksi dengan manusia melalui beberapa platform.

Fitur chatbot di Lazada membantu mempercepat penyelesaian kontak atau pertanyaan yang masuk, terutama untuk pertanyaan-pertanyaan dari pembeli yang sifatnya rutin (FAQ). Chatbot juga tidak hanya berfokus pada layanan pembeli. Namun fitur chatbot di Lazada juga melayani sisi penjual. Diklaim, chatbot mampu mengeksplorasi kebutuhan penjual untuk menjawab inkuiri pelanggan secara cepat (di bawah 30 menit). Dan dapat dikatakan dengan lebih spesifik lagi, chatbot dapat meningkatkan response rate kepada pelanggan karena kecepatannya dalam menjawab dan mengurangi waktu tunggu.

Dalam keterangannya. teknologi AI yang diusung oleh Lazada mampu mengidentifikasi pola-pola acak dalam pertanyaan umum, seperti pelacakan paket dan pembayaran penjual. Produk teknologi tersebut diperkenalkan dalam 3 (tiga) lini yaitu; CLEO (Chatbot pembeli), ADA (Chatbot penjual), dan LISA (Chatbot Pesan Instan) untuk menjawab pertanyaan pelanggan dengan cepat dan efisien.

Dalam pengembangannya, teknologi berbasis kecerdasan buatan ini tetap membutuhkan pemahaman dan intuisi manusia. Lazada mengklaim, teknologi AI dalam chatbot “dilatih” oleh AI trainer yang diharuskan memiliki pemahaman mendalam terhadap tren dan kebiasaan penggunaan bahasa tulis, termasuk bahasa daerah, istilah, singkatan dan lain sebagainya. Hal itu ditujukan agar chatbot semakin mampu menyerupai komunikasi manusia.

Walaupun sudah menggunakan kecerdasan buatan, tapi chatbot masih perlu sentuhan manusia. Karena manusia masih menjadi aspek yang krusial dalam pengembangan teknologi AI – seperti yang juga dilakukan oleh Lazada.

Menariknya, pandangan tersebut juga bisa menyimpulkan bahwa kehadiran teknologi AI yang diadaptasi di industri mampu membuka peluang bagi lapangan pekerjaan baru, terutama bagi pekerja yang ingin berkiprah di ekosistem ekonomi digital. Salah satunya yaitu AI Trainer. AI Trainer menjadi salah satu kunci kesuksesan chatbot ini karena mereka harus bisa membentuk karakter kecerdasan buatan agar dapat memahami berbagai ragam gaya bahasa yang digunakan para pengguna. AI Trainer bertugas untuk melatih kecerdasan buatan agar dapat optimal dalam melakukan tugas.

Seorang AI Trainer bertugas menganalisa jawaban yang diberikan dan mengajari chatbot untuk mengenali bahasa yang beragam, dan memberikan jawaban yang solutif dengan bahasa yang mudah dipahami.

Performa AI dalam layanan konsumen diukur dari tingkat penyelesaian masalah atau Chatbot Resolve Rate (CRR), di mana saat ini CRR Lazada cukup tinggi, lebih tinggi dari angka rata-rata di industri.

Seperti yang dijanjikan, teknologi AI yang diadaptasi oleh Lazada semestinya mampu mengakselerasi Lazada dari segi bisnis, dan juga performa layanan pelanggan yang mungkin dapat menginspirasi bisnis serupa untuk implementasi teknologi AI. Anggapan tersebut bukan tanpa alasan, sebab, belum lama ini Lazada Indonesia resmi mengantongi penghargaan dari Asian Experience Award dalam kategori “Digital Experience” dan “Product Experience”. Penghargaan tersebut menunjukkan komitmen Lazada Indonesia dalam upaya membangun bisnis yang berkelanjutan di Indonesia, dengan menerapkan teknologi AI dalam layanan dukungan pelanggan.

Artikel ini didukung oleh Lazada Indonesia.

Mengenal Metode Pemasaran “Influencer Marketing”

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh para pelaku bisnis dalam mempromosikan bisnis mereka. Terlebih, di era digital ini, berbagai bentuk cara pemasaran bermunculan. Pemanfaatan teknologi digital memunculkan bentuk pemasaran mulai dari social media marketing, sampai “influencer marketing”. Seperti apa ya?

Apa itu Influencer Marketing?

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai influencer marketing, kita kenalan terlebih dahulu dengan istilah yang satu ini. Secara harfiah, influencer adalah orang yang memiliki pengaruh yang kuat untuk memengaruhi orang lain. Namun, dalam era digital saat ini, influencer merupakan orang yang memiliki banyak followers (pengikut) dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap followers mereka, biasanya sosok ini diwakili oleh publik figur seperti selebritis,  atau sosok di balik akun pribadi sosial media ternama yang belakangan kerap disebut dengan “selebgram” (selebritis Instagram). Influencer juga bisa lahir dari vlogger platform YouTube ternama yang punya basis subscriber masif.

Influencer marketing merupakan salah satu dari kampanye pemasaran di era digital ini. Karena disebutkan tadi bahwa, influencer memiliki pengikut yang banyak di media sosial, maka sangat dimungkinkan dan efisien untuk memasarkan produk yang ditawarkan oleh pelaku bisnis. Jadi, dapat diartikan bahwa influencer marketing adalah cara kampanye pemasaran produk menggunakan influencer melalui media sosial seperti Instagram, Youtube, Twitter, dan media sosial lainnya.

Dasar dari kerja influencer yaitu melakukan promosi atau praktik pemasaran secara lisan terhadap produk yang dipromosikan. Forbes melansir, sebuah survey dari MuseFind menyatakan bahwa 92% konsumen mempercayai influencer lebih dari iklan atau endorsement selebriti tradisional. Kepercayaan ini didasari dari ulasan yang diberikan oleh para influencer tersebut, seakan terlihat alami dan tidak dibuat-buat. Jadi, bisa dibilang kalau mempromosikan bisnis yang kamu punya akan efisien jika menggunakan influencer marketing.

Berbagai lini bisnis dapat menggunakan influencer marketing, mulai dari bisnis kuliner, fashion, teknologi, baik dari bisnis besar, bisnis kecil, maupun startup. Influencer marketing memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

  1. Membangun Kepercayaan
    Biasanya, para influencer adalah orang pertama yang mengetahui tentang produk terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan. Influencer ini akan merekomendasikan dan memberikan ulasan terhadap produk tersebut. Para influencer ini menjadi trendsetter, sehingga orang-orang atau para pengikut mereka di media sosial akan percaya terhadap informasi yang diberikan.
  2. Meningkatkan Brand Awareness
    Penggunaan Influencer marketing dapat meningkatkan brand awareness, lho. Karena influencer merupakan trendsetter, maka orang-orang dan pengikut mereka akan tertarik terhadap produk yang dipromosikan. Tingkat kepercayaan para pengikut influencer tersebut memiliki nilai yang tinggi, sehingga mereka akan kenal dan bisa menjadi pelanggan brand tersebut.
  3. Menentukan Arah Target
    Setiap influencer memiliki ciri khas tersendiri, seperti influencer makanan, teknologi, fashion, ataupun startup. Menggunakan influencer marketing, kita bisa menentukan target audiens yang akan kita sasar. Dengan influencer tersebut, kita bisa menjangkau ceruk pasar yang spesifik.
  4. Menghasilkan Electronic Word of Mouth
    Dari penggunaan influencer marketing, maka akan terbentuk electronic word of mouth (e-WOM) dimana para pengikut dari influencer tersebut akan memberikan komentar, membagikan postingan, memberikan review juga. Sehingga, pemasaran bisa secara sekaligus terjadi.
  5. Bisa Menargetkan Audience Secara Efektif
    Influencer biasanya memiliki spesifikasi tersendiri terhadap dirinya, seperti berfokus kepada makanan, fashion, travel, dan lainnya. Sehingga mereka memiliki pengikut yang menyukai hal-hal serupa. Hal ini bisa menjangkau target audience yang lebih spesifik dan akan lebih efisien untuk menargetkan marketing.
  6. Memperluas Pangsa Pasar
    Influencer menggunakan media sosial untuk menyebarkan konten mereka. Dengan penggunaan media sosial tersebut, penyebaran konten secara masif dan serentak dapat menjangkau pangsa pasar dengan cepat, terkhususnya menjangkau generasi milenial dan Gen Z. Hal ini akan sejalan dengan e-WOM. Nantinya, penggunaan influencer marketing bisa meningkatkan penjualan.

Penggunaan influencer marketing efisien terhadap pemasaran di era digital ini. Dalam dunia startup sendiri, terdapat beberapa akun yang menjadi influencer marketing, diantaranya taktekbum, ecommurz, hrdbacot. Beberapa influencer marketing startup tersebut tidak hanya memiliki satu akun sosial media saja, namun ada beberapa yang memiliki 2 akun sosial media. Mereka akan melakukan pemasaran kepada startup yang menawarkan kerja sama.

Berbicara mengenai influencer dan promosi, tidak terlepas dari yang namanya Brand Ambassador. Namun, patut digarisbawahi, kalau influencer marketing dengan brand ambassador itu berbeda, lho.

Influencer marketing vs Brand Ambassador

Walaupun memiliki prinsip yang sama, yaitu untuk meningkatkan penjualan sebuah brand, kedua hal itu memiliki perbedaan yang signifikan, lho.

Menurut Keyhole, perbedaan antara brand ambassador dengan influencer yaitu, brand ambassador adalah orang yang setuju dan akan menjadi wajah sebuah brand dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan influencer hanya terlibat di satu campaign saja. Setelah kampanye selesai, kontrak mereka telah habis dalam mempromosikan sebuah produk. Namun, bisa jadi pada kampanye selanjutnya, mereka akan digunakan kembali.

Seorang Brand Ambassador (BA) akan menjadi influencer marketing sebuah brand, namun influencer marketing tidak bisa menjadi Brand Ambassador dari brand tersebut.

Itulah penjelasan mengenai influencer marketing. Banyak cara yang bisa digunakan untuk mempromosikan dan menjual produk kamu, terlebih di era digital ini. Penggunaan influencer marketing bisa menjadi salah satu solusi yang bisa diterapkan.

Jadi, apakah kamu tertarik menggunakan influencer marketing untuk meningkatkan penjualan produk startup mu?