Mewujudkan Pemerintahan Digital yang Ideal

Selama bertahap dalam kurun waktu yang cukup singkat, teknologi khususnya internet dapat mengubah segala aspek dalam kehidupan masyarakat. Mulai dari gaya hidup masyarakat secara pribadi, hingga ke dalam ranah pemerintahan. Integrasi teknologi digital dalam pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah mampu menjadikan berbagai kegiatan pemerintahan dapat dijalankan dalam waktu yang lebih singkat, dengan efektivitas dan efisiensi lebih tinggi, serta dapat memberikan transparansi lebih baik kepada masyarakat. Hal inilah yang diistilahkan sebagai Pemerintahan Digital atau Digital Government.

Secara umum, digital government dapat diartikan sebagai sebuah platform yang memungkinkan masyarakat dapat mengakses berbagai informasi dan layanan pemerintahan kapan pun, di mana pun, dan dengan perangkat apa pun. Isi dari platform ini secara garis besar terbagi menjadi tiga, yaitu informasi, layanan publik, dan peraturan. Platform ini juga didukung oleh teknologi antara lain cyber security, big data, jaringan, mobile, dan sebagainya.

Pemerintahan Digital di Indonesia

Meskipun belum direalisasikan secara menyeluruh, pemerintahan di Indonesia telah mulai menerapkan konsep transformasi digital dalam beberapa aspek. Salah satu contohnya adalah Jakarta Smart City Lounge yang dibangun oleh Pemda DKI Jakarta dan diresmikan pada tahun 2015 lalu. Tempat ini berfungsi sebagai pusat monitoring, koordinasi, analisis data, dan inkubator developer sekaligus menjadi destinasi wisata. Tempat ini menjadi pusat integrasi beberapa instrumen audio dan video, sensor, CCTV, alat monitoring ketinggian air sungai, dan sebagainya yang menjadi sumber informasi pemerintahan sekaligus sebagai sumber informasi bagi masyarakat.

Command center ini juga bukan merupakan yang pertama di Indonesia. Karena sebelumnya juga telah didirikan Bandung Command Center untuk memantau kondisi terkini Kota Bandung, Jawa Barat, mulai dari data cuaca, peta, video feed, special vehicles location, video analisis dan sebagainya. Integrasi smart city ini juga dilengkapi dengan aplikasi smartphone sebagai penunjang smart city yang dapat diunduh oleh warganya.

Kolaborasi dengan Pemerintah New Zealand

Penerapan teknologi juga telah dilakukan oleh berbagai daerah lain di Indonesia. Selain kolaborasi dengan startup teknologi lokal seperti Qlue (Jakarta), ada pula kolaborasi dan kerjasama yang dilakukan dengan negara lain. Salah satunya adalah kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan Pemerintah Selandia Baru (NZTE Government to Government atau G2G) lewat program G2G Know-How. Program ini merupakan inisiatif dalam membantu negara mitra untuk meningkatkan kinerja pelayan publik dan pemerintahan.

Selandia Baru adalah salah satu negara yang sukses dalam menerapkan transformasi pemerintahan digital. Selandia Baru menduduki peringkat ketiga dunia dalam “Stand-Out Digital Nations” (Tufts University, 2017) dan merupakan satu dari Digital 7 (D7) Nations, yang merupakan jaringan negara digital termaju di dunia. Kesuksesan program transformasi Selandia Baru dimungkinkan oleh inovasi dan kolaborasi aktif antara lembaga pemerintah dan sektor swasta. Salah satu contoh kolaborasi ini adalah Creative HQ, sebuah penyelenggara program inovasi yang merupakan bagian dari inisiatif transformasi digital di Wellington, Selandia Baru.

Melalui G2G Know-How pemerintah Selandia Baru melakukan kerja sama dengan beberapa daerah di Indonesia. Tujuan dari kerja sama ini adalah transfer pengalaman dan pengetahuan mengenai transformasi digital pada sektor pelayanan publik di Selandia Baru. Hasil kerja sama ini berupa rekomendasi dan technical assistance dalam mengembangkan fasilitas layanan publik terpadu, yang mempermudah akses daring bagi masyarakat untuk mendapatkan panduan dalam mencari dan menggunakan berbagai layanan publik yang tersedia. Hal ini telah lama diterapkan oleh pemerintah Selandia Baru melalui domain https://www.govt.nz.

Salah satu bentuk kolaborasi lain yang berhasil dilakukan pemerintah Selandia Baru dalam melakukan transformasi digital adalah dengan Eightwire, penyedia platform data sharing yang berbasis di Selandia Baru, dalam bentuk proyek konsolidasi data layanan kesehatan. Melalui kolaborasi ini, jaringan layanan kesehatan di Selandia Baru dapat lebih fleksibel serta lebih banyak melakukan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat. Kolaborasi ini juga memungkinkan adanya pemeriksaan performa kinerja seluruh dokter di Selandia Baru. Selain itu, konsolidasi dan pertukaran data yang aman akan memungkinkan sektor ini setidaknya dapat mengurangi 50% waktu dalam proses dan analisis interoperabilitas (Eightwire, 2020).

Peran Masyarakat dalam Pemerintahan Digital

Dalam mewujudkan pemerintahan digital, bukan hanya pemerintah dan teknologi saja yang memiliki peran. Masyarakat sebagai pengguna layanan juga memiliki peran yang tak kalah besar untuk membantu meningkatkan kualitas platform teknologi yang telah dibuat. Peran aktif yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan memberikan umpan balik berupa masukan positif dan kritik membangun mengenai berbagai hal. Misalnya fitur, kemudahan akses, kecepatan akses, layanan dan informasi tambahan, dan sebagainya.

Dengan hubungan timbal balik yang berkelanjutan antara pengguna dan penyedia layanan, maka platform layanan pemerintahan publik yang ideal dapat terwujud. Dengan pemerintahan digital yang baik, pemerintah dapat menjalankan fungsinya dengan lebih efektif dan efisien, masyarakat dapat menikmati kemudahan dan kenyamanan dalam mengakses layanan publik yang mereka butuhkan setiap saat.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh NZTE

Inovasi Teknologi untuk Keamanan dan Privasi Data

Kepercayaan merupakan hal yang menjadi unsur utama dalam sebuah bisnis. Ketika seseorang telah percaya akan reputasi sebuah perusahaan, maka mereka tak akan ragu untuk mengeluarkan sejumlah dana untuk menggunakan layanan atau produk yang ditawarkan. Di era digital ini, tak jarang perusahaan menyimpan data pengguna untuk berbagai keperluan. Tujuannya adalah meningkatkan kenyamanan dan pengalaman pengguna. Kemampuan perusahaan untuk menjaga keamanan dan privasi data, baik data perusahaan sendiri maupun data pengguna, menjadi faktor penting yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat.

Perkembangan Inovasi Teknologi Untuk Keamanan Data

Salah satu upaya menjaga dan meningkatkan kepercayaan pengguna adalah dengan menerapkan inovasi teknologi terdepan dalam produk yang dimiliki. Bukan hanya sebatas fitur yang menarik dan memberi kemudahan, atau dapat diakses dengan cepat, melainkan juga soal keamanan sistem perusahaan. Mulai dari data perusahaan hingga data pengguna, semua harus menjadi perhatian utama dalam mengembangkan bisnis.

Penerapan inovasi teknologi dalam sistem keamanan dapat memberikan keuntungan, baik dari sisi pengguna maupun dari sisi perusahaan itu sendiri. Sistem keamanan canggih dapat mencegah risiko kebocoran atau pencurian data, yang jika terjadi dapat menjadi bencana besar bagi perusahaan, karena berpengaruh pada berbagai hal. Mulai dari kerugian dari segi operasional, kehilangan kepercayaan pengguna, hingga jatuhnya reputasi di mata masyarakat umum.

Kolaborasi antara Perusahaan

Dalam menerapkan inovasi teknologi sistem keamanan, kolaborasi merupakan hal yang lazim dilakukan. Salah satunya adalah kolaborasi yang dilakukan oleh Primeforce Indonesia dengan Eightwire. PrimeForce Indonesia merupakan perusahaan jasa konsultasi manajemen dan ICT. Fokus usahanya adalah layanan jasa untuk melakukan transformasi organisasi dan bisnis bagi perusahaan. Sedangkan Eightwire adalah perusahaan asal Selandia Baru yang bergerak dalam bidang data integrator.

Primeforce memiliki hubungan dengan sejumlah klinik dan rumah sakit Indonesia. Lewat hubungan ini, dibangunlah inisiatif untuk mendukung efisiensi dan efektivitas operasional klinik perawatan primer yang diberi nama Klinik Bagus. Eightwire berperan dalam mengintegrasikan data pasien di seluruh klinik dan rumah sakit yang bekerja sama dengan Primeforce untuk meningkatkan kemudahan dalam penyediaan perawatan mereka. Integrasi data dan rekam medis yang terkonsolidasi ini memungkinkan pasien tetap mendapatkan penganalisaan yang baik dan perawatan yang maksimal, meskipun saat mereka harus datang ke klinik yang berbeda.

Ke depannya, integrasi ini juga akan dikembangkan sehingga dapat mencakup ekosistem layanan kesehatan yang lebih luas, mulai dari rumah sakit, klinik, hingga apotek dan komunitas. Dalam proyek ini, Primeforce memanfaatkan pengalaman Eightwire dalam mengembangkan industri perawatan kesehatan di Selandia Baru untuk diterapkan di Indonesia.

Melalui pengalaman sebelumnya, Eightwire telah berhasil mengadakan proyek konsolidasi data layanan kesehatan di Selandia Baru. Hal ini membuat jaringan layanan kesehatan dapat lebih sering dan fleksibel dalam melakukan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat serta memungkinkan adanya pemeriksaan performa kinerja seluruh dokter di Selandia Baru. Bagi sektor kesehatan sendiri, hal ini membawa banyak keuntungan. Konsolidasi dan pertukaran data yang aman akan memungkinkan sektor ini setidaknya dapat mengurangi 50% waktu dalam proses dan analisis interoperabilitas.

Keamanan Data dalam Industri Finansial dan Perbankan

Selain di bidang kesehatan, finansial dan perbankan merupakan industri yang sangat penting menerapkan inovasi teknologi terdepan dalam keamanan dan privasi data, karena mereka mengelola keuangan dalam jumlah besar, serta memiliki data pengguna atau nasabah dengan detail yang sangat lengkap.

Pengguna dalam industri ini mampu menitipkan dana yang mereka miliki, bahkan dalam jumlah besar harapan dana tersebut terjamin keamanannya, serta dapat menghasilkan keuntungan dari investasi yang dilakukan. Penerapan teknologi canggih dapat menjaga keamanan dana dan data yang dikelola, serta mampu menjaga dan meningkatkan kepercayaan penggunanya.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh NZTE

Mengoptimalkan Multi-Touch Attribution dalam Mobile Marketing

Dalam memahami bagaimana customer journey sebuah brand, pemasar harus dapat mengukur efektivitas media yang digunakan untuk berinteraksi dengan calon pelanggannya. Dengan mengetahui efektivitas masing-masing contact point, pemasar dapat lebih mengetahui tentang customer journey calon pelanggannya serta dapat lebih jeli dalam mengatur strategi pemasarannya. Salah satu cara untuk mengukur efektivitas tersebut adalah dengan menggunakan Multi-Touch Attribution (MTA).

Akan tetapi, bagi pemasar yang belum terbiasa atau baru mengadopsi MTA mungkin akan menemukan beberapa kesulitan dalam mengoptimalkan strategi pemasarannya. Untuk itu, seorang pemasar perlu melakukan beberapa persiapan serta mengetahui tantangan dalam menggunakan MTA sebelum mengimplementasikannya. Berikut persiapan dan tantangan yang dapat diatasi dalam penggunaan MTA yang juga kami rangkum dari The Adjust Multi-Touch Guide.

Memahami Persiapan Tim dari Awal

Sebelum memulai penggunaan MTA dalam strategi pemasaran Anda, pastikan bahwa tim Anda telah memiliki pemahaman yang sama dalam pelaksanaan implementasinya. Caranya dengan melakukan persiapan secara tim dari awal. Berikut beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk melakukan persiapan sebelum mulai menggunakan MTA.

A. Ubah Pola Pikir Tim

Penggunaan MTA yang cukup berbeda membuat Anda lebih baik memberikan pemahaman terhadap seluruh anggota tim mengenai proses dan hasil baru yang akan didapat termasuk mengatur ekspektasi terhadap keberhasilan penggunaan. Selain itu, anggota tim juga penting untuk mengetahui mengapa dalam strategi pemasaran ini menggunakan MTA serta apa keunggulannya. Dengan mengetahui hal tersebut, Anda akan lebih mudah dalam mengimplementasi MTA karena sudah memiliki pengetahuan yang sama sejak dari awal.

B. Susun KPI Baru dan Mulai dari Kampanye Kecil

Perubahan strategi membuat Anda akan memiliki KPI baru yang menjadi tolak ukur dalam mencapai tujuan kampanye pemasaran Anda. Susun KPI baru tersebut bersama dengan tim Anda yang terlibat sehingga mudah untuk mengintegrasikan pekerjaan masing-masing anggota selama kampanye berlangsung. Selain itu, Anda dapat mulai mengadopsi penggunaan MTA dalam skala kecil terlebih dahulu agar dapat melakukan tes serta melihat pemahaman tim terhadap implementasi yang diharapkan.

C. Atur Data yang Didapat Lalu Optimalisasikan

Saat mulai menggunakan MTA, Anda akan mulai mendapatkan data-data baru yang didapat dari masing-masing touchpoint yang digunakan. Hal ini membuat tim Anda harus mulai mengatur kategori dan tipe-tipe data tersebut sebelum nantinya dapat dioptimalisasikan setelah mengetahui performa dan efektivitas masing-masing touchpoint dari data-data tersebut.

Bersiap Menghadapi Tantangan

Selain persiapan secara internal, seorang pemasar juga harus bersiap dalam menghadapi beberapa tantangan saat menggunakan MTA. Berikut beberapa tantangan yang mungkin akan ditemui saat mulai menggunakan MTA.

A. Install Tidak Lagi Jadi Fokus Utama

Hal ini menjadi tantangan bagi pemasar yang masih fokus terhadap tingkat install aplikasi sebagai konversi utama dalam menggunakan MTA. Bagi beberapa brand, pembelian dalam aplikasi jauh lebih penting daripada sekadar meng-install aplikasinya. Sehingga, seorang pemasar harus dapat memikirkan bagaimana tindak lanjut dari konversi tersebut hingga seorang calon konsumen akhirnya melakukan pembelian melalui aplikasi.

B. Kurangnya Visibilitas Iklan

Seorang pemasar akan menemukan tantangan ini bila terlalu berfokus terhadap penggunaan mobile marketing. Data yang kurang lengkap dan hanya mencatat interaksi terakhir pengguna memang masih menjadi kekurangan dari pemanfaatan mobile sebagai media berinteraksi dengan calon pelanggan. Untuk itu, pemasar juga perlu memaksimalkan touchpoint lain untuk memperkaya data mengenai calon konsumennya.

C. Kehadiran Fraud yang Mengganggu Pengukuran

Satu tantangan lagi yang harus dihadapi oleh pemasar adalah hadirnya bentuk fake clicks yang membuat pengukuran dapat menjadi kurang efektif. Hal ini membuat pemasar akan mendapatkan data yang kurang akurat mengenai customer journey dalam mencapai konversi yang ingin dituju. Hal ini membuat pemasar harus lebih jeli dalam melihat data seperti jumlah klik sebelum konversi agar dapat lebih mengerti efektivitas touchpoint yang diukur.

Dengan memahami persiapan yang harus dilakukan serta tantangan yang mungkin dihadapi, Anda mungkin dapat mengimplementasikan MTA dengan lebih optimal bersama dengan tim Anda. Pemahaman yang lebih baik akan membuat penggunaan MTA tidak hanya membantu mencapai konversi yang dituju, tetapi juga dapat mendatangkan konsumen yang lebih loyal untuk brand. Anda juga dapat mengetahui lebih lanjut tentang persiapan dan tantangan dalam penggunaan MTA ini melalui The Adjust Multi-Touch Guide dari Adjust yang dapat diunduh lewat tautan berikut ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust

Tiga Cara Menjaga Produktivitas Tim Startup selama WFH

Masa pandemi yang mendorong banyak perusahaan untuk melakukan work from home (WFH) tidak hanya memberikan keuntungan, tetapi juga memberikan tantangan yang harus dihadapi oleh para pekerja. Di satu sisi, pekerja mungkin diuntungkan dengan fleksibilitas kerja, penghematan biaya, dan yang pasti dapat terhindar dari penyebaran virus COVID-19. Di sisi lain, tantangan seperti komunikasi dan koordinasi yang terhambat, kegiatan supervisi yang tidak dapat berjalan dengan baik, serta sulitnya menjaga spirit tim untuk tetap menjaga produktivitas selama WFH menanti untuk diatasi tiap harinya.

Tantangan-tantangan tersebut seringkali menjadi perhatian lebih oleh para CEO ataupun pemimpin perusahaan lainnya. Bila tidak, produktivitas kerja dan kondisi mental para pekerja dapat terus menurun yang nantinya justru akan berdampak banyak kepada perkembangan usaha. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut kami hadirkan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para CEO, Founder, ataupun para pemimpin lainnya dalam perusahaan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Maksimalkan Platform Kolaborasi

Salah satu cara untuk tetap menjaga produktivitas karyawan meski tidak dapat bertemu secara langsung adalah dengan memaksimalkan penggunaan platform kolaborasi. Anda dapat memanfaatkan platform seperti Slack, Microsoft Teams, Trello, Astana, hingga platform berbagi file seperti Google Drive ataupun Dropbox. Dengan begitu, sebagai seorang pemimpin atau manajer Anda dapat lebih mampu membantu tim untuk memiliki sistem project management baru yang memudahkan koordinasi dalam melakukan pekerjaan yang membutuhkan banyak kolaborasi antar karyawan serta menjaga linimasa proyek yang sedang berjalan tetap sesuai dengan deadline. Selain itu, menggunakan platform kolaborasi ini juga dapat mempermudah tim melihat pekerjaan apa yang harus diprioritaskan dan memperlihatkan kesulitan yang dihadapi kepada rekan kerja lainnya secara langsung.

Lakukan Meeting Reguler

Selain menjaga produktivitas, sebagai pemimpin Anda juga perlu memperhatikan kondisi internal tim ataupun individu dengan melakukan check-in yang reguler dilakukan baik harian maupun mingguan. Selain dapat saling update tentang pekerjaan yang sedang berjalan, melalui meeting ini masing-masing anggota juga dapat membicarakan hal lain di luar pekerjaan selayaknya seperti saat di kantor. Upaya ini setidaknya dapat sedikit membantu menjaga konektivitas antar anggota tim melalui interaksi yang dilakukan. Dengan melakukan hal ini, Anda juga dapat memiliki kesempatan untuk mendengar atau mengetahui apa kesulitan yang dialami karyawan baik terkait produktivitas ataupun tantangan lainnya yang dialami selama WFH.

Ikuti Program Pelatihan Pengembangan Leadership

Bila upaya-upaya yang telah Anda lakukan untuk menjaga produktivitas dan konektivitas tim menemui jalan buntu atau justru ini adalah kesempatan pertama Anda dalam menghadapi situasi memimpin tim secara remote sehingga banyak kesulitan yang ditemukan saat menjalaninya, mungkin ini saat yang tepat bagi Anda untuk mengembangkan kemampuan leadership selama work from home ini. Dengan mengembangkan kemampuan kepemimpinan, Anda mungkin dapat lebih terlatih dalam menghadapi berbagai jenis kesulitan yang dialami tim serta dapat lebih peka untuk menemukan permasalahan di situasi new normal yang mendorong Anda untuk memimpin dan mengkoordinasikan tim dengan lebih baik saat bekerja dari rumah.

Salah satu program pelatihan yang dapat Anda ikuti dengan gratis namun tetap berkualitas adalah program pelatihan yang bertajuk “Reinvigorating Your WFH Teams” oleh Daniel Tumiwa. Program pelatihan ini akan diadakan selama 6-10 pekan melalui Zoom call. Melalui program ini, para peserta akan dibantu untuk melihat permasalahan-permasalahan yang dapat diperbaiki dalam menjalankan usaha selama WFH. Program pelatihan ini juga dapat melibatkan secara langsung tim Anda sehingga ilmu yang didapatkan dapat langsung dipraktekkan serta diberi masukan langsung oleh Daniel Tumiwa.

Di tengah situasi yang sulit seperti ini, kemampuan memimpin seorang CEO atau manajer sangat diandalkan untuk terus menjaga kelangsungan perusahaan. Pelatihan seperti program tersebut mungkin bisa menjadi salah satu cara Anda untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi selama masa pandemi ini. Bila tertarik untuk mengikuti program pelatihan tersebut, silahkan daftarkan diri Anda dengan mengunjungi link berikut ini.

Melihat Kontribusi Startup melalui AI, Big Data, dan Machine Learning selama Pandemi

Salah satu cara yang terus diupayakan dalam melakukan perlawanan terhadap situasi pandemi ini adalah dengan pemanfaatan teknologi seperti artificial intelligence (AI) serta machine learning untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mulai dari kebutuhan informasi terkait pandemi hingga bantuan pelayanan kesehatan dapat dinikmati dengan lebih cepat dan mudah melalui pemanfaatan teknologi-teknologi tersebut.

Hal ini yang juga menjadi pembahasan dalam webinar “Behind The Wheel” seri keempat yang diselenggarakan pada Rabu (20/5) lalu. Memasuki seri terakhirnya, webinar ini mengambil tema “AI and Machine Learning to Fight COVID-19”. Seri keempat ini mendatangkan beberapa pembicara seperti Budi Gunadi Sadikin (Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara), Faizal Djoemadi (Chief Digital and Innovation TelkomGroup), Irzan Raditya (CEO Kata.ai), Bachtiar Rifai (CEO Volantis), Shannon Lee (Investment Director MDI SG), Kyle Kling (Head of Investment MDI US), serta dimoderatori oleh Kenneth Li (Managing Partner MDI SG). Melalui tema ini, dibahas bagaimana implementasi AI dan machine learning dalam penanganan virus covid di Indonesia sejauh ini.

Penerapan AI di Indonesia selama Pandemi

Selama masa pandemi, pemanfaatan dari AI cukup berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia. Penggunaan  AI, big data, dan machine learning disebut dapat mengubah bentuk pelayanan kesehatan terhadap masyarakat melalui implementasinya pada berbagai use case di industri kesehatan.

Hal ini juga disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin pada awal sesi webinar ini. Beliau mengatakan bahwa pemanfaatan AI dapat digunakan untuk early disease detection serta sebagai tindakan preventif mulai dari layanan kesehatan hingga penyediaan obat selama masa pandemi ini. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa situasi krisis belakangan ini juga harus dilihat sisi lainnya sebagai kesempatan untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

“Many people see this as a danger, but some people should see this as an opportunity” tambahnya.

Bila dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, tingkat adopsi AI di Indonesia sudah termasuk tinggi bahkan juga disebut berada di atas Singapura. Meski begitu, penerapan AI di negara tersebut kurang lebih sama cakupannya seperti di Indonesia yaitu melalui pemanfaatan chat assistant, contact tracing, dan otomatisasi proses pekerjaan dengan menggunakan teknologi tersebut.

It’s going to limit human involvement and help push social distancing so we can perform tasks that workers otherwise can’t do at home” terang Investment Director MDI Singapore, Shannon Lee.

Melihat Potensi Implementasi di berbagai Use Case

Penggunaan AI dan machine learning yang dapat dimanfaatkan di berbagai use case juga diharapkan dapat terus mendorong hadirnya inovasi baru untuk membantu masyarakat khususnya selama masa pandemi ini. Akan tetapi, menurut Chief Digital and Innovation TelkomGroup, Faizal Djoemadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui apa masalah atau use case yang ingin diselesaikan terlebih dahulu. Dengan begitu, inovasi yang dihadirkan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Problem atau use case ini bisa datang dari customer, atau datang dari orang yang membutuhkan, atau datang dari kita yang kreatif mencoba menerka-nerka kira-kira apa permasalahan yang bisa diselesaikan” ujar Faizal.

Pemanfaatan di berbagai use case ini juga dilihat oleh Head of Investment MDI US, Kyle Kling. Kyle melihat beberapa implementasi seperti population health analytics, disease management, patient monitoring, dan diagnostics solution sebagai bentuk kontribusi penggunaan AI dan dalam membantu pelayanan kesehatan yang lebih efisien selama masa pandemi ini.

The faster, cheaper, more effective tests can help doctors quickly help patients” tambah Kyle

Kontribusi Startup melalui Inovasi Produknya

Situasi pandemi ini juga dimanfaatkan oleh berbagai startup yang memiliki inovasi produk dengan menggunakan AI dan Big Data untuk memberikan dampak lebih dalam membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kesempatan berkontribusi ini juga dilihat oleh dua startup yang bergabung dalam platform Indonesia Bergerak, Kata.ai dan Volantis.

Saat ini, Kata.ai tengah fokus mengembangkan platform yang memberikan informasi terkini dalam bentuk chatbot terkait virus corona di Indonesia. CEO Kata.ai, Irzan Raditya, melihat bahwa situasi pandemi ini membawa dua masalah yang harus segera diselesaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu masalah kesehatan dan ekonomi sosial.

It’s an opportunity for everyone to collaborate, not about the economic value but the real impact for the society” tambah Irzan.

Bagi CEO Volantis, Bachtiar Rifai, situasi pandemi ini juga dapat memperlihatkan pentingnya data untuk pemberian informasi yang akurat. Sehingga, data-data tersebut dapat membantu masyarakat lebih waspada dan juga dapat membantu pemerintah daerah melakukan prediksi dalam penanganan penyebaran virus di daerahnya.

“Adanya misinformasi antar satu lembaga dengan lembaga lain atau adanya ketidakakuratan data sinkronisasi mungkin membuat masyarakat bingung” tambah Bachtiar.

Selain itu, kontribusi startup-startup ini juga dapat dilihat melalui aplikasi buatan TelkomGroup, Peduli Lindungi, yang menggunakan dashboard dari startup-startup yang tergabung di Indonesia Bergerak. Aplikasi ini memiliki fungsi tracing, tracking, dan fencing yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi wabah virus corona di Indonesia.

Pembahasan mengenai pemanfaatan AI ini menjadi penutup dari rangkaian seri webinar Behind The Wheel yang telah berlangsung selama empat pekan. Melalui webinar ini, MDI Ventures dan TelkomGroup membahas banyak topik seputar bagaimana peran startup dalam berkontribusi dan memberikan dampak positif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat selama masa pandemi ini.

Disclosure: Artikel ini merupakan bagian dari publikasi seri webinar Behind The Wheel yang diselenggarakan oleh MDI Ventures.

Menakar Rencana IPO Startup Indonesia di 2020

Perkembangan bisnis yang terus melaju tiap tahunnya membuat beberapa startup di Indonesia mulai melihat initial public offering (IPO) sebagai salah satu strategi exit untuk startupnya. Mulai dari mendapatkan dana dengan jumlah yang cukup besar hingga dapat melakukan akselerasi lanjutan dalam pengembangan produk menjadi salah satu keunggulan dalam melakukan IPO bagi startup.

Rencana IPO Startup Indonesia

Akan tetapi, salah satu tantangan yang akan ditemukan startup saat ingin melakukan IPO adalah proses yang panjang dan tidak sederhana serta biaya yang dibutuhkan cukup besar. Untuk itu, perlu perencanaan yang matang agar proses pengajuan IPO dapat lebih lancar dan terlaksana tanpa banyak kendala.

Menurut laporan DailySocial Startup Report 2019, setidaknya tercatat tiga startup besar yang sedang merencanakan upaya IPO mulai tahun 2020. Berikut beberapa rencana IPO startup Indonesia yang akan dimulai tahun ini.

1. Gojek

6e86bf28071cfc4825267385213395a9_Paket-Makan-Keluarga-Mitra-Gojek-2-1

Salah satu startup yang kini telah berstatus decacorn ini juga sudah mulai melakukan perencanaan untuk melakukan penawaran publik. Meski begitu, sampai saat ini belum ada keterangan waktu resmi kapan mereka akan mulai melantai di bursa saham.

Gojek sendiri diperkirakan memiliki peluang untuk memulai debut IPO-nya dengan melakukan pencatatan di dua tempat atau disebut juga sebagai dual listing. Mereka juga telah memastikan bursa efek Indonesia (BEI) akan menjadi satu dari dua pilihan sebagai tempat melakukan pencatatan saham tersebut. Hal ini juga diharapkan dapat mendorong pemain lain di kalangan startup untuk melakukan pencatatan pertamanya di BEI.

2. Tokopedia

ec38f462f151441d410b77b71dd9522b_Tokopedias-new-innovations-to-facilitate-all-sellers

Kabar tentang perencanaan IPO juga datang dari raksasa digital lainnya, Tokopedia. Melalui Founder & CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, Tokopedia saat ini sedang menyiapkan rencana untuk melakukan pre-IPO meski juga belum bisa memastikan kapan akan dimulai. Pre-IPO adalah fase penawaran saham dimana perusahaan melakukan penawaran saham kepada investor individu sebelum resmi melantai di bursa dengan nilai saham yang ditawarkan biasa lebih rendah dibandingkan saat resmi IPO.

Saat ini, mereka tengah fokus untuk mengupayakan agar neraca keuangan perusahaan terus dalam kondisi positif sebagai persiapan dari rencana IPO tersebut. Selain itu, rencana IPO ini juga disebut akan tetap mengutamakan aksi listing di pasar lokal sesuai dengan fokus Tokopedia yang terpusat pada lokal dalam pengembangan bisnisnya.

3.Traveloka

32f11f9bc9d29130815625b76a641751_Traveloka-officials-to-predict-the-fintech-business-will-be-worth-1-billion-this-year

Kabar terakhir mengenai rencana IPO startup Indonesia datang dari Traveloka. Saat ini mereka sudah mengabarkan tentang rencana IPO yang akan dilakukan dalam kurun waktu 2-3 tahun yang akan datang. Isu rencana go-public ini juga dibarengi dengan pemberitaan bahwa adanya kemungkinan Traveloka melakukan listing akan terlebih dahulu dilakukan di Amerika Serikat terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan dengan melakukan listing di BEI.

Sebagai bagian dari upaya melakukan akselerasi pertumbuhan bisnisnya, saat ini Traveloka sedang fokus untuk terus melakukan penggalangan dana yang juga diharapkan dapat membantu mereka melakukan pengembangan baru di dua vertikal, yaitu gaya hidup dan teknologi finansial.

Selain tiga perusahaan besar di atas, sudah ada beberapa startup yang memiliki valuasi lebih rendah seperti Pigijo dan Cashlez telah melakukan pencatatan saham melalui papan akselerasi dari BEI tahun ini. Selain itu, beberapa startup lain juga memilih aksi merger dan akuisisi sebagai strategi exit. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa banyak cara dan kesempatan yang saat ini sudah terbuka untuk startup dalam menentukan strategi exit-nya.

Saat memilih IPO, startup harus siap melakukan berbagai perencanaan dan proses yang panjang sebelum benar-benar resmi melantai di bursa saham. Untuk mengetahui lebih lanjut seputar rencana IPO startup Indonesia di tahun 2020 serta catatan industri startup Indonesia sepanjang tahun 2019 lalu, silahkan download DailySocial Startup Report 2019 melalui link berikut ini.

Solusi Teknologi untuk Perawatan Rutin Saat Masa Pandemi

Semakin meningkatnya angka positif corona di Indonesia membuat pemerintah terus tegas dalam membuat aturan dan memberikan anjuran untuk berkegiatan dari rumah. Hal ini tentunya dapat menjadi kekhawatiran tersendiri apabila kita sedang membutuhkan perawatan rutin di rumah sakit sementara fasilitas kesehatan sedang penuh dan fokus dalam penanganan virus corona.

Bagi pasien dengan penyakit kronis atau sedang membutuhkan perawatan rutin dan konsultasi ke Dokter Spesialis tentunya tetap membutuhkan pelayanan kesehatan meski akses ke rumah sakit sedang terbatas. Hal tersebut dapat diatasi dengan memaksimalkan penggunaan teknologi yang dapat membantu menyediakan kebutuhan pelayanan kesehatan dan bantuan medis meski hanya dari rumah.

Konsultasi dengan Dokter Spesialis Secara Online

Meski sedang tidak dapat bertemu tatap muka dengan dokter secara langsung, Anda tetap dapat memanfaatkan layanan konsultasi dengan dokter secara online. Bila merasakan gejala-gejala tertentu yang membutuhkan pemeriksaan dokter atau membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis, Anda tidak perlu langsung ke rumah sakit bila ragu akan dapat tertular virus. Anda dapat memeriksakan gejala tersebut dengan memanfaatkan fitur konsultasi tersebut melalui aplikasi penyedia layanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang memanfaatkan teknologi untuk membantumu tetap mendapatkan perawatan meski dari rumah tersebut dapat dinikmati melalui aplikasi kesehatan aido health. Khusus layanan konsultasi online, baru-baru ini aido health juga meluncurkan layanan teknologi kesehatan yang bekerja sama dengan salah satu jaringan rumah sakit swasta di Indonesia, Siloam Hospitals Group.

Melalui menu Rawat Jalan Online pada aplikasinya, aido health menyediakan konsultasi secara online dengan ratusan dokter spesialis dari jaringan SIloam Hospitals di seluruh Indonesia. Selain mendapatkan layanan konsultasi online, pengguna juga dapat menerima resep obat, rekomendasi pemeriksaan pendukung, serta catatan konsultasi yang tercatat dalam electronic medical record (EMR) rumah sakit sehingga hasilnya aman dan dapat dipertanggungjawabkan secara klinis.

Untuk mendapatkan layanan konsultasi pemeriksaan online ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini;

  1. Download dan akses aplikasi aido health melalui Google Play Store atau App Store
  2. Klik bagian “Rawat Jalan Online
  3. Pilih rumah sakit Siloam Hospitals dan dokter yang dituju
  4. Tentukan jadwal appointment
  5. Lakukan pembayaran
  6. Anda akan diberikan meeting ID, password dan instruksi / tata cara lebih lanjut melalui email atau whatsapp.

Melalui aplikasi tersebut, Anda dapat menikmati layanan kesehatan lengkap mulai dari asesmen kesehatan, layanan langsung oleh tenaga medis yang kompeten dan berpengalaman, membeli obat, hingga melakukan tes laboratorium untuk mengecek kesehatan Anda. Pelayanan kesehatan tersebut dapat dinikmati tanpa membuat Anda atau keluarga harus bepergian dan bisa tetap di rumah dengan nyaman.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh aido.

Application Information Will Show Up Here

Menilik Merger dan Akuisisi Startup Indonesia Sepanjang 2019

Selain melakukan initial public offering (IPO), salah satu cara exit yang cukup populer untuk dilakukan oleh startup dalam melakukan pengembangan skala bisnisnya adalah melalui merger dan akuisisi (M&A). Dengan melakukan merger dan akuisisi, masing-masing startup dapat saling mengintegrasikan produk maupun operasional perusahaan untuk mencapai keuntungan dan menciptakan produk-produk baru.

Aksi Merger dan Akuisisi Sepanjang 2019

Banyak hal yang menjadi alasan sebuah startup melakukan merger dan akuisisi, mulai dari memaksimalkan efisiensi, meredam potensi disrupsi bisnis, hingga mendapatkan sumber daya manusia yang diinginkan dari perusahaan lain yang diakuisisi. Menurut catatan DailySocial Startup Report 2019, di Indonesia sendiri sudah mulai banyak startup yang memilih M&A sebagai cara exit mereka. Berikut beberapa startup yang tercatat melakukan merger dan akuisisi sepanjang tahun 2019 lalu.

1. Warung Pintar

Di awal tahun 2019 lalu, startup yang menyediakan solusi transformasi digital terhadap operasional toko kelontong, Warung Pintar, resmi melakukan akuisisi terhadap Limakilo dengan nilai yang tidak disebutkan. Kedua startup ini merupakan startup yang sama-sama dibawah naungan portofolio East Ventures. Melalui akuisisi ini, Warung Pintar akan memanfaatkan platform Limakilo untuk memperoleh suplai produk makanan pokok kepada mitra mereka langsung dari para petani.

warung pintar

Selain bisa mendapatkan harganya yang lebih murah, para mitra Warung Pintar juga dapat melakukan pemantauan inventori makanan pokok melalui solusi teknologi yang diberikan oleh Limakilo. Bagi Limakilo sendiri, hal ini dapat membantu mereka untuk mencapai target peningkatan pasokan beras dari petani yang terdaftar di platform mereka serta menambah jangkauan distribusi yang dapat dilakukan.

2. CT Corp

 

20111202121024871

Aksi akuisisi juga dilakukan oleh CT Corp dalam mengakuisisi Female Daily Network tahun lalu. Layanan yang  fokus untuk memberikan informasi seputar dunia kecantikan ini tetap akan beroperasi secara independen, para pendiri pun masih akan tetap memiliki kendali terhadap perusahaan. Akuisisi ini sendiri sejalan dengan kebutuhan Female Daily Network yang mencari mitra strategis dalam mendukung rencana perusahaan yang salah satunya adalah memasuki industri e-commerce yang sesuai dengan audience mereka.

3. Tokopedia

Salah satu startup unicorn Indonesia, Tokopedia, juga melakukan aksi akuisisi pada bulan Juni tahun lalu. Mereka melakukan akuisisi terhadap platform Bridestory dan Parentstory. Melalui aksi ini, Tokopedia akan mengambil alih seluruh aset yang dimiliki oleh kedua platform tersebut, termasuk sumber daya manusianya. Founder & CEO Bridestory, Kevin Mintaraga, sendiri saat ini sudah menjabat sebagai Vice President dari Tokopedia.

tokopedia

Meski begitu, Bridestory dan Parentstory sendiri tetap akan beroperasi dan menciptakan produk secara independen walau telah mengintegrasikan platformnya dengan Tokopedia untuk memperluas jangkauan. Bagi Tokopedia, kehadiran Bridestory sendiri dapat membantu mereka dalam menciptakan kemitraan strategis untuk merangkul bisnis offline dalam mengoptimalkan bisnisnya dengan bantuan inovasi teknologi.

4. Carro

Setelah mendapatkan pendanaan lanjutan dari penggalangan seri B, penyedia layanan marketplace otomotif, Carro, turut melakukan kegiatan akuisisinya terhadap Jualo. Akuisisi ini dilakukan sebagai bagian dari strategi mereka dalam melakukan ekspansi di Asia Tenggara khususnya terhadap pasar otomotif di Indonesia.

1491cc4c99894b5066a7cf793761f52d_Carro-Team-Picture

Setelah diakuisisi, Jualo sendiri saat ini tengah fokus dalam menambah jumlah tim dan mempercepat pertumbuhan bisnis di sektor otomotif. Selain itu, akuisisi ini juga mendatangkan pertumbuhan positif dan terus inovasi-inovasi baru di platform Jualo.

5. Ovo

Perusahaan layanan keuangan digital yang juga saat ini telah berstatus unicorn, Ovo, juga turut meramaikan aksi akuisisi tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, Ovo langsung melakukan akuisisi terhadap dua platform, Bareksa dan Taralite. Akuisisi ini dilakukan untuk memperluas jangkauan dan penggunaan layanan Ovo pada kedua platform tersebut.

1589527498722

Ovo sendiri juga merupakan investor tunggal di Bareksa pada pendanaan seri B mereka dengan nilai yang dirahasiakan. Kolaborasi yang dilakukan oleh Bareksa dan Ovo hadir dalam bentuk produk reksadana yang saat ini bisa dibeli melalui aplikasi Ovo.

Hal ini dapat mempermudah investor untuk melakukan pembelian melalui layanan keuangan digital. Untuk Taralite sendiri, akuisisi ini membantu mereka untuk meningkatkan pemerataan akses dalam penggunaan platform pinjaman online mereka. Salah satu bentuk kerjasama yang telah dilakukan tahun lalu adalah hadirnya produk Ovo Pay Later sebagai salah satu bentuk metode pembayaran di Tokopedia pada tahun lalu.

Masih banyak lagi kegiatan akuisisi yang melibatkan startup-startup Indonesia pada tahun lalu seperti yang dilakukan oleh Yummy Corp, iCarAsia, hingga CekAja. Menurut DailySocial Startup Report 2019, terdapat 11 kegiatan merger dan akuisisi sepanjang tahun lalu. Jumlah ini hampir menyamai catatan pada tahun sebelumnya yang menurut Startup Report 2018 mencatatkan sebanyak 12 perusahaan.

Meski begitu, aksi perusahan ini juga mendatangkan tantangan tersendiri dalam proses melakukannya, mulai dari proses menggabungkan dua budaya perusahaan hingga membutuhkan proses yang tidak sebentar. Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kegiatan merger dan akuisisi serta catatan industri startup Indonesia sepanjang tahun 2019 lalu, silahkan download DailySocial Startup Report 2019 melalui link berikut ini.

Melihat Sinergi dan Inovasi Startup selama Masa Pandemi

Semakin meningkatnya angka positif virus corona di Indonesia membuat setiap elemen masyarakat terus bahu membahu untuk bersama-sama menekan laju penyebaran virus tersebut, termasuk startup-startup lokal. Bagi startup sendiri, mereka dapat memberikan kontribusi melalui inovasi produk serta sinergi yang diciptakan untuk membantu kegiatan dan kebutuhan masyarakat selama masa pandemi. Di sisi lain, kontribusi ini sendiri dapat menunjukkan apakah produk yang dimiliki memang tetap dibutuhkan masyarakat meski saat masa-masa sulit.

Hal ini yang juga menjadi pembahasan webinar “Behind The Wheel” seri ketiga yang diselenggarakan pada Rabu (13/5) lalu. Memasuki minggu ketiganya, webinar ini mengangkat tema “Tech Startups Role During COVID-19 Pandemic”. Seri ketiga ini mendatangkan cukup banyak pembicara dari latar belakang yang beragam antara lain Suci Arumsari (Co Founder & Director Alodokter), dr. Alni Magdalena (Head of Medical Community-Operations Alodokter), Edward Jusuf (CEO Opsigo), Achmad Sugiarto (CSO Telkom Group), Fajar Eri Dianto (Ketua Umum Relawan TIK), Tomy Hendrajati (President of Human Initiative), dan dimoderatori oleh Aldi Adrian (VP of Investment MDI Ventures). Melalui pembahasan minggu ini, masing-masing pembicara memberikan pendapatnya mengenai peran inovasi startup dalam membantu masyarakat selama masa pandemi ini serta adanya peningkatan adopsi digital yang terjadi di masyarakat.

Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Digital

Salah satu vertikal bisnis startup yang mungkin bersentuhan langsung dalam menghadapi masa pandemi ini adalah healthtech. Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan tetap dapat terlayani meski memiliki keterbatasan interaksi secara langsung melalui platform layanan kesehatan digital. Co Founder & Director Alodokter, Suci Arumsari, mengatakan bahwa kebutuhan akan informasi tentang kesehatan mengalami peningkatan. Hal ini membuat platform healthtech sendiri juga terus terdorong untuk meningkatkan kualitas layanan digital setelah meningkatnya permintaan dari masyarakat.

“Ada dampak positif bagi masyarakat, yaitu mereka menjadi lebih aware mengenai kesehatan” tambah Suci.

Meningkatnya kebutuhan informasi ini juga dapat terlihat dari data kunjungan rumah sakit yang menurun namun terjadi peningkatan penggunaan layanan tele-konsultasi oleh masyarakat selama masa pandemi ini. Tidak hanya masyarakat, dokter dan rumah sakit pun saat ini juga mulai mencari platform digital agar tetap dapat melayani pasien meski dalam berbagai keterbatasan.

“Kurang lebih 50-70% kunjungan ke rumah sakit turun” terang Head of Medical Community-Operations Alodokter, dr. Alni Magdalena.

Bagi Alodokter sendiri, salah satu cara mereka dalam menjaga dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan digital yang semakin dibutuhkan masyarakat ini adalah dengan menerapkan SOP yang ketat kepada para dokter serta membantu memberikan informasi yang tepat dan akurat sehingga masyarakat terhindar dari hoax mengenai informasi kesehatan.

Menciptakan Sinergi dan Inovasi selama Pandemi

Salah satu yang juga turut terus menjadi bahasan dalam webinar kali ini adalah bagaimana startup-startup di Indonesia dapat terus menciptakan inovasi produk serta melakukan sinergi untuk menjawab kebutuhan masyarakat selama masa pandemi. Situasi ini juga disebut sebagai momen yang pas untuk startup dalam menemukan ceruk yang paling dibutuhkan oleh masyarakat lalu mulai melakukan penambahan fitur berdasarkan kebutuhan tersebut meskipun startup tersebut harus melakukan pivot.

Salah satu startup yang juga melakukan pivot di masa pandemi ini adalah Opsigo. Lesunya industri pariwisata akibat larangan bepergian selama masa pandemi ini membuat Opsigo mencari peluang baru dalam memberikan manfaat kepada masyarakat melalui platformnya. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan pivot dari penyedia layanan pemesanan kamar hotel ke pemesanan dan pengecekan ketersediaan kamar rumah sakit terutama untuk pasien COVID-19.

“Di satu titik kita juga mendapatkan satu challenges baru, selama pandemi ini kita belum mendengar pemerintah memiliki platform untuk mendeteksi ketersediaan rumah sakit” terang CEO Opsigo, Edward Jusuf.

Kita melakukan sedikit perubahan dari sistem yang sudah kita develop sebelumnya, sekarang ini kita melakukan sedikit pivoti

Adaptasi bisnis dalam bentuk pivot seperti ini penting untuk dilakukan startup dalam vertikal manapun untuk terus bertahan dan memiliki dampak positif bagi masyarakat selama masa pandemi ini

Disruption dalam setiap vertikal industri sangat mungkin terjadi” terang CSO Telkom Group, Achmad Sugiarto.

Selain menghadirkan inovasi produk baru, salah satu peran yang dapat dilakukan oleh startup adalah menciptakan sinergi dalam bentuk kolaborasi antar startup untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Kolaborasi ini dapat dimulai dengan melakukan kongsi kecil namun tetap dapat memberikan dampak.

“Kita berpikir bahwa tahun ini sebenarnya tidak bisa kita melakukan secara parsial, secara sendiri, yang bagus adalah kita melakukan sinergi” tambah Achmad.

Kolaborasi seperti ini juga tidak hanya dilakukan oleh startup, tetapi juga oleh Non Government Organization (NGO) seperti Human Initiative yang juga melakukan penggalangan donasi selama masa pandemi ini di platform sendiri dan melalui kegiatan partnership dengan pihak lain untuk memperluas jangkauannya.

“Kolaborasi itu menjadi harga mati untuk kita menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini” ujar Tomy Hendrajati selaku President dari Human Initiative.

Memanfaatkan Peningkatan Adopsi Digital Masyarakat

Situasi pandemi ini juga dianggap tetap dapat mendatangkan potensi-potensi dari kebiasaan baru dalam menggunakan platform digital yang diadopsi oleh masyarakat. Menurut CEO Opsigo, Edward Jusuf, salah satu hal positif yang dapat diambil dari situasi pandemi ini adalah potensi baru yang hadir dalam memudahkan penjualan produk ke depannya. Salah satu penyebabnya adalah karena saat ini masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya platform digital dalam mendukung kegiatan mereka. Meski begitu, Edward sendiri tidak menampik bahwa tetap ada ancaman-ancaman baru terutama bagi industri pariwisata atau travel yang harus segera disiasati secara strategis.

“Sedikit banyak ada satu ancaman baru dimana orang-orang mulai terbiasa dengan meeting online ” ujar Edward.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Relawan TIK, Fajar Eri Dianto. Fajar mengungkapkan bahwa adopsi digital meningkat secara pesat karena masa pandemi saat ini. Masyarakat ikut terdorong untuk menggunakan platform digital mulai dari kegiatan belajar hingga pembelian kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan apakah produk startup yang saat ini tersedia sudah dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat selama pandemi ini. Selain itu, hal yang patut diperhatikan sebagai efek samping penggunaan teknologi yang meningkat ini adalah kesadaran terhadap privasi. Masih banyak masyarakat yang membutuhkan literasi digital tentang hal ini salah satunya karena adopsi digital yang dilakukan secara mendadak.

“Kita mulai menekankan kepada masyarakat kalau privasi seperti ini, jangan asal hanya karena ingin online, harus online, semua data harus di-share” tambah Fajar.

Melalui pembahasan webinar kali ini, kita dapat melihat bahwa startup harus terus dapat melihat potensi sinergi dan inovasi dalam memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui produk-produknya. Tentunya masih banyak penerapan produk teknologi yang dapat dibahas dalam membantu masyarakat selama masa pandemi, salah satunya adalah penggunaan artificial intelligence (AI) dan machine learning.

Kedua produk tersebut juga akan menjadi pembahasan pada rangkaian terakhir dari webinar Behind The Wheel di minggu depan. Dengan mengusung tema “Artificial Intelligence & Machine Learning to Fight COVID-19”, webinar kali ini akan mendatangkan beberapa pembicara seperti Irzan Raditya (CEO Kata.ai), Bachtiar Rifai (CEO Volantis), dan beberapa pembicara lainya yang dapat memberikan insight menarik tentang penggunaan AI dan machine learning dalam membantu masyarakat di masa pandemi ini. Bagi kalian yang tertarik untuk mengikuti seri webinar minggu depan, silahkan mendaftarkan diri secara gratis melalui link berikut ini.

Disclosure: Artikel ini merupakan bagian dari publikasi seri webinar Behind The Wheel yang diselenggarakan oleh MDI Ventures.

Model-model dalam Multi-Touch Attribution

Pengalaman konsumsi media yang semakin beragam membuat seorang pemasar harus terus beradaptasi untuk mengerti bagaimana interaksi harus dilakukan kepada calon pelanggannya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan berbagai media untuk berinteraksi dan mengetahui bagaimana customer journey yang dimiliki oleh calon pelanggannya. Untuk dapat mengukur efektivitas berbagai media yang digunakan tersebut, seorang pemasar dapat menggunakan Multi-Touch Attribution (MTA) yang dapat mengukur bagaimana rangkaian perjalanan interaksi calon pelanggan dengan media pemasaran yang digunakan.

Menggunakan MTA juga membuat kita dapat lebih mengetahui contact point yang paling efektif dalam menjangkau calon pelanggan serta bagaimana contact point tersebut memberikan pengaruh terhadap konversi dalam rangkaian kampanye pemasaran yang dilakukan. Akan tetapi, penggunaan MTA memerlukan kecermatan oleh seorang pemasar, karena MTA sendiri memiliki beberapa model yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pemasar dalam menggunakannya. Untuk lebih memahaminya, melalui artikel ini kami hadirkan penjelasan mengenai model-model MTA yang kami rangkum dari The Adjust Multi-Touch Guide.

The Linear Model

1586932395876

Model ini adalah model yang paling simpel dalam penggunaan MTA. Karena penerapannya yang cukup mudah dimengerti, model ini tepat untuk Anda yang baru mulai menggunakan MTA. Pada Linear Model, seluruh touchpoint yang dimiliki akan mendapatkan kredit yang sama untuk pengaruhnya terhadap pemberian konversi pada calon pelanggan. Untuk itu, bobot biaya yang diberikan untuk seluruh media yang digunakan juga sama.

Time Decay Model

1586932418060

 

Pada model ini, persentase kredit dan bobot tiap touchpoint-nya terus naik dari awal hingga periode akhir kampanye sebelum titik konversi. Kenaikan ini dilakukan secara bertahap tergantung dengan masa kampanye pemasaran. Model ini sangat cocok untuk Anda yang ingin memasarkan produk yang memiliki short purchase cycles dan masa kampanye pemasaran yang tidak lama.

U-Shaped Model

1586933065407

 

Bila Anda adalah pemasar yang menganggap titik awal dan titik akhir adalah yang paling berpengaruh terhadap tingkat konversi calon pelanggan, maka model ini mungkin adalah model yang tepat untuk Anda. Pada model ini, bukan berarti Anda tidak memanfaatkan siklus tengah yang dimiliki, melainkan lebih menitikberatkan titik awal dan akhir untuk memiliki bobot yang lebih banyak untuk membuat calon pelanggan memiliki awareness dan menuju lead akhir yang menjadi tujuan dari kampanye pemasaran.

W-Shaped Model

1586933126295

 

Berbeda dengan U-shaped model yang menitikberatkan pada awal dan akhir,, model MTA ini juga menitikberatkan pada titik tengah siklus kampanye Anda. Model ini cocok untuk masa kampanye pemasaran yang panjang sehingga membutuhkan titik berat di tengah-tengah untuk tetap menjaga calon pelanggan Anda mencapai titik konversi yang dituju.

Custom Model

1586933368594

 

Model ini cukup tepat untuk digunakan jika Anda mungkin sudah cukup sering menggunakan MTA dan ingin lebih memiliki insight terhadap customer journey yang lebih dalam dan kompleks. Sesuai namanya, pada model ini Anda sebagai pemasar dapat leluasa melakukan kustomisasi bobot yang diberikan pada tiap touchpoint sepanjang siklus menuju titik konversi yang Anda tuju. Akan tetapi perlu diingat bahwa menurut The Adjust Multi-Touch Guide yang dibuat oleh Adjust, semakin kompleks model yang digunakan juga potensi error juga semakin tinggi sehingga membutuhkan pengalaman yang banyak sebelum Anda memutuskan menggunakan model yang semakin kompleks.

Dengan memilih model yang tepat, Anda sebagai pemasar akan lebih dapat mengerti media mana yang paling efektif saat menggunakan MTA sesuai dengan kebutuhan. Tidak semua model dapat sesuai dengan setiap pemasar, sehingga Anda perlu merefleksikan kembali kebutuhan, tujuan pemasaran, dan kemampuan dalam menggunakan MTA sebelum menyusun strategi pemasaran Anda. Anda juga dapat mengetahui lebih lanjut tentang model-model dalam penggunaan MTA ini melalui The Adjust Multi-Touch Guide dari Adjust yang dapat diunduh lewat tautan berikut ini.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Adjust