[Review] Samsung Galaxy M31, Andalkan Baterai 6.000 mAh dan Kamera 64MP

Salah satu jagoan Samsung di pasar smartphone kelas menengah adalah Galaxy M31. Kapasitas baterai jumbo 6.000 mAh menjadi salah satu keunggulannya.

Ya, berbeda dengan Galaxy A series yang menyasar generasi live dan Gen Z. Galaxy M31 ini lebih ditujukan untuk pengguna dengan banyak aktivitas yang butuh daya tahan baterai lama.

Selain baterai besar, daya tarik utama dari Galaxy M31 terletak pada kamera utamanya yang beresolusi 64MP. Dibanderol dengan harga Rp3.999.000, berikut review Samsung Galaxy M31 selengkapnya.

Desain

review-samsung-galaxy-m31-1
Punggung Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung Galaxy M31 tampil simpel dengan desain minimalis khas smartphone kelas menengah Samsung. Walau tertanam baterai 6.000 mAh, profil body smartphone ini masih cukup ringkas dengan dimensi 159.2×75.1×8.9 mm dan bobot 191 gram.

Pada bagian depan, Galaxy M31 membawa Infinity-U display dengan panel Super AMOLED berlapis Corning Gorilla Glass 3 untuk melindunginya dari goresan ringan. Layarnya terlihat lapang 6,4 inci dengan bezel tipis dan notch berbentuk U, panelnya beresolusi 1080×2340 piksel dalam aspek rasio 19.5:9.

Beralih ke belakang, tampilan punggung Galaxy M31 yang berwarna ocean blue ini tampak cukup memikat mata. Meski tidak dihiasi dengan pola maupun efek gradasi khusus saat terpapar pantulan cahaya seperti yang terdapat pada Galaxy A series.

Empat unit kamera belakangnya disusun membentuk huruf L di dalam modul persegi panjang di pojok sisi kiri atas. Tak jauh dari kamera, bisa dijumpai sensor pemindai sidik jari konvensional yang posisinya terlalu tinggi sehingga agak sulit digapai.

Bagian bingkai dan cangkang belakangnya terbuat dari material plastik polikarbonat dengan finishing glossy, tapi menurut saya tidak terkesan murahan. Dengan sudut-sudut yang agak melengkung, body-nya terasa solid dalam kepalan tangan.

Untuk atributnya, tombol power dan volume berada di sisi kanan. SIM Tray disebrangnya yang terdiri dari tiga slot. Jack audio 3,5mm, port USB Type-C, mikrofon utama, dan speaker di sisi bawah, serta mikrofon sekunder di sisi atas.

OneUI 2.0; Android 10

review-samsung-galaxy-m31-7
Antarmuka Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung Galaxy M31 berjalan pada OneUI versi 2.0 berbasis Android 10 dengan patch keamanan April 2020. Kelebihannya, antarmuka Samsung ini simpel dengan ikon aplikasi berukuran besar. Karena berkonsentrasi pada pengalaman pengguna dan kemudahan penggunaan.

Samsung membenamkan banyak bloatware di Galaxy M31. Mulai dari aplikasi besutannya, aplikasi Google, aplikasi dari Microsoft, hingga aplikasi populer seperti Facebook, Spotify, dan Netflix. Ditambah lagi AppCloud, rekomendasi aplikasi dari Samsung yang harus kita install.

Quad Camera 64MP

review-samsung-galaxy-m31-8
Kamera Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain baterai berkapasitas besar 6.000 mAh, sektor kamera juga menjadi daya tarik utama Galaxy M31. Di mana membawa konfigurasi quad camera dengan kamera utama beresolusi 64MP f/1.8 menggunakan sensor ISOCELL Bright GW1.

Sensor tersebut berukuran 1/1.72 inci dengan ukuran per piksel 0.8µm. Namun dengan teknologi Tetracell 2×2, secara default hasil optimal yang didapat hanya seperempat yaitu 16MP tapi dengan ukuran per piksel lebih besar 1.6µm sehingga dapat diandalkan di kondisi pencahayaan rendah.

Proses pengambilan gambarnya didukung fitur HDR yang akan secara otomatis aktif bila dibutuhkan. Serta, AI Scene Optimizer yang akan meningkatkan kualitas foto sesuai kondisi pemotretan seperti jenis objek dan pemandangan. Kalau butuh bantuan untuk agar komposisi fotonya lebih baik, bisa mengaktifkan fitur ‘shot suggestions‘.

Bila membutuhkan resolusi aslinya, mode foto 64MP bisa dipilih di pengaturan aspek rasio (ubah ke 3:4 64MP). Namun perlu dicatat, kita kehilangan fitur HDR dan AI Scene Optimizer. Idealnya gunakan resolusi tinggi ini pada siang hari dengan kondisi cahaya yang cerah dan dynamic range-nya tidak seluas ketika fitur HDR aktif.

review-samsung-galaxy-m31-18
Kamera Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Lanjut ke kamera 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 12mm, kita mendapatkan bidang pandang yang sangat lebar 123 derajat. Di mana bisa menghasilkan foto yang unik dengan memanfaatkan efek distorsinya. Catatan saya, bila Anda lebih mengejar hasil optimal dari Galaxy M31 maka kualitas kamera utamanya lebih menjanjikan.

Kemudian, ada 5MP f/2.4 dengan lensa macro, 5MP sebagai depth sensor untuk fitur Live Focus, dan kamera depannya 32MP f/2.0. Catatan untuk mode macro ini optimal dengan jarak 3-5cm dari objek dan untuk mendapatkan fokus secara tepat, kita perlu bergerak maju lebih dekat atau mundur sedikit.

review-samsung-galaxy-m31-17

Untuk aplikasi kameranya cukup intuitif dan kaya fitur. Untuk beralih ke mode wide angle, klik ikon tiga pohon saat berada di mode photo dan video. Lalu, kita bisa mencubit layar untuk zoom tersedia pilihan 0,5, 1x, 2x, dan 8x atau gunakan slider zoom untuk menentukan sendiri dan sebaiknya tidak lebih dari 2x untuk menjaga kualitas foto.

Selain mode photo dan video, mode kamera yang tersedia adalah Live Focus, Pro, panorama, macro, food, night, super slow-mo, slow motion, dan hyperlapse. Serta, fitur filter, beauty, Bixby Vision, dan AR Emoji.

review-samsung-galaxy-m31-16

Kalau untuk membuat konten video bagaimana? Kamera depan dan belakangnya sudah mendukung perekaman video 4K 30fps, fitur ini penting bagi video content creator terutama untuk keleluasaan post processing. Namun ada catatan, fitur digital image stabilization atau EIS hanya tersedia pada resolusi 1080p 30fps.

Bila butuh yang lebih stabil lagi, terdapat fitur Super Steady tapi menggunakan kamera ultra wide dengan crop signifikan untuk mendapatkan perekaman yang mulus. Tetapi, kualitas videonya tidak lebih bagus dibandingkan saat kita menggunakan kamera utama.

Lalu, yang cukup disayangkan adalah absennya video dengan frame rate tinggi seperti 1080p pada 60fps. Opsi ini berguna bagi video content creator, karena bisa memperlambat video hingga 40 persen pada sequence 24fps. Galaxy M31 memang menyematkan mode slow-mo dan super slow-mo, tapi pengaturannya tidak bisa diotak-atik dan hasilnya terbatas pada resolusi 720p.

Berikut hasil foto dari kamera belakang Samsung Galaxy M31:

Performa

Dari sisi performa, Galaxy M31 mengandalkan chipset Exynos 9611 yang dibangun pada proses fabrikasi 10nm. SoC ini juga dapat dijumpai smartphone kelas menengah Samsung seperti Galaxy M30s, M21, A51, dan A50s.

Chipset Exynos 9611 ini mengemas CPU octa-core. Terdiri dari quad-core Cortex-A73 2.3 GHz untuk mengerjakan tugas berat seperti bermain game dan quad-core Cortex-A53 1.7 GHz untuk tugas rutin harian.

Sejauh yang saya coba, performa Galaxy M31 bisa dibilang cukup cepat dan konsisten, proses scrolling dan beralih antar aplikasi. Bersama GPU Mali-G72 MP3, didukung RAM sebesar 6GB, penyimpanan internal 128GB, dan fitur Game Booster. Serta, kombinasi layar Super AMOLED dan baterai 6.000 mAh, Galaxy M31 pun siap memanjakan gamer mobile.

Pengaturan Game Booster ini bisa dijumpai pada aplikasi Game Launcher yang mengumpulkan semua hal terkait gaming pada satu tempat. Untuk performa yang optimal, pastikan pilih opsi focus on performance pada mode game performance.

Lalu, Game Booster ini bisa kita akses saat sedang bermain game, lewat ikon berada di samping tombol navigasi virtual. Di sini kita bisa monitoring temperature, memory, dan level baterai. Juga, mengambil screenshot dan membuat konten video dengan merekam gameplay pada resolusi 1080p.

Yang cukup menarik adalah keberadaan fitur pop-up panel, yang memungkinkan kita menyematkan empat aplikasi favorit dan ditampilkan secara pop-up. Hal ini berguna saat kita sedang melakukan aksi grinding dan sambil menunggu kita bisa sambil nonton YouTube, chatting, atau browsing.

Selain itu, kapasitas baterai 6.000 mAh tentunya membuat Galaxy M31 bisa bertahan seharian. Untuk pemakaian normal, setidaknya bila pagi baterai penuh bisa menemani sampai menjelang tidur.

Perlu dicatat, dukungan Adaptive Fast Charging-nya hanya 15W yang artinya masih belum cukup ngebut untuk mengisi daya sebesar 6.000 mAh.  Kurang lebih dalam waktu 30 menit dari baterai 0 persen akan tersisi sekitar 20 persen dan 40 persen setelah satu jam, serta butuh lebih dari satu setengah jam untuk mengisi penuh. Jadi, jangan lupa mengisi daya sebelum tidur agar Galaxy M31 bisa digunakan seharian.

Verdict

review-samsung-galaxy-m31-23
Paket penjualan Samsung Galaxy M31 | Photo by Lukman Azis/Dailysocial

Samsung Galaxy M31 adalah solusi lengkap bagi Anda yang membutuhkan smartphone dengan daya tahan baterai tangguh, kualitas layar bagus dengan Super AMOLED Full HD+, kamera utama 64MP yang mengesankan, dan performanya lumayan powerful. Semua itu dikemas dalam harga yang sangat kompetitif, yaitu Rp4 jutaan.

Perlu dicatat juga, dibanding Galaxy A series di kelasnya – Galaxy M31 tidak membawa semua elemen kekinian. Layarnya masih menggunakan desain Infinity-U display dengan notch, back cover polosan tanpa pola maupun efek gradasi, dan sensor pemindai sidik jarinya konvensional bukan di bawah layar.

Sparks

  • Baterai 6.000 mAh yang bisa bertahan seharian
  • Layar Super AMOLED Full HD+
  • Kamera utama 64MP 
  • Chipset Exynos 9611 yang cukup powerful
  • Harga kompetitif 

Slacks

  • Fast charging hanya 15W, kurang cepat
  • Masih menggunakan desain lama Infinity-U display
  • Sensor pemindai sidik jari konvensional

ASUS Umumkan Trio Laptop ZenBook Tipis Tanpa Mengorbankan Konektivitas

Laptop dengan body yang tipis (ultra thin / ultrabook) biasanya mengorbankan kelengkapan port IO demi portabilitas. Hal ini bisa berujung menjadi sesuatu yang merepotkan di kemudian hari bagi beberapa pengguna.

ASUS tampaknya memahami tersebut dan telah meluncurkan tiga laptop premium seri ZenBook, meliputi ZenBook 13 (UX325), ZenBook 14 (UX425 / UM425), dan ZenBook Flip (UX363). ASUS ZenBook 13 dan 14 seri terbaru ini memiliki body ringkas dengan ketebalan hanya 13,9, tapi tidak mengorbankan port konektivitas.

Kedua laptop tersebut masih menawarkan port USB Type-A full size, port Thunderbolt 3 – USB Type-C, dan punya microSD card reader. Selain tipis, bobotnya juga cukup ringan – ZenBook 13 (UX325) beratnya 1,07 kg, sedangkan ZenBook 14 (UX425 / UM425) punya bobot 1,13 kg.

Soal kekuatan performanya, ZenBook 13 (UX325) dan ZenBook 14 (UX425) ini ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-10. Dengan opsi konfigurasi Intel Core i3, i5 dan i7, berpadu RAM hingga 32GB dan storage hingga 2TB.

Khusus ZenBook 14 (UM425), ASUS juga menyediakan versi dengan AMD Ryzen 7 4700U 8-core mobile processor. Dengan opsi RAM hingga 16GB dan storage hingga 2TB.

Beralih ke ZenBook Flip 13 (UX363), perangkat ini punya engsel yang dapat diputar 360 derajat. Sehingga menyuguhkan berbagai skenario penggunaan, baik mode laptop, tablet, stand (mode dudukan), maupun tent (mode tenda).

Profil body ZenBook Flip 13 (UX363) juga terbilang ringkas, dengan ketebalan 13,9mm DAN BOBOT 1,3kg. Keunggulan lainnya, ASUS mengklaim baterainya sanggup bertahan hingga 16 jam dan bisa mengisi daya sebanyak 60 persen dari kondisi baterai kosong dalam waktu 49 menit.

Sumber: Engadget

NiSi Umumkan Macro Focusing Rail Untuk Focus Stacking yang Lebih Presisi

Dalam fotografi macro, lensa macro dengan focal length panjang seperti 100mm atau lebih. Lebih nyaman saat digunakan karena bisa menjaga jarak atau tidak harus terlalu dekat dengan objek.

Meski begitu makin panjang focal length, depth of field atau area yang fokus menjadi lebih sempit. Ditambah lagi bila menggunakan nilai aperture yang besar dan jarak pemotretannya dekat. Solusi untuk mendapatkan bidikan macro yang detail, salah satunya bisa menggunakan teknik focus stacking.

Caranya dengan mengambil beberapa bidikan, masing-masing dengan titik fokus yang berbeda dan kemudian menggunakan aplikasi edit foto misalnya Photoshop untuk menggabungkannya. Proses pengambilan gambarnya ini susah-susah gampang dan perlu alat tambahan seperti Macro Focusing Rail.

NiSi (2)

Kabar baiknya, pembuat lensa cinema dan filter – NiSi merilis Macro Focusing Rail NM180. Harganya cukup kompetitif yaitu US$130 atau sekitar Rp1,8 juta dan menawarkan banyak fitur yang memberikan banyak kontrol untuk pemotretan macro termasuk focus stacking yang lebih presisi.

NiSi (1) NiSi (7) NiSi (6)

Macro Focusing Rail NM180 punya rel sepanjang 180mm dan 160mm yang bisa digunakan untuk memudahkan kita mendapatkan fokus yang tepat dengan menggerakan kamera ke depan atau belakang. Berguna juga bila Anda menggunakan lensa telephoto yang panjang. Untuk memudahkan mengatur komposisi, kepalanya bisa diputar 360 derajat.

NiSi (5) NiSi (4) NiSi (3)

Kontruksi body-nya sendiri terbuat dari material berkualitas yaitu CNC machined aluminum dan memiliki quick release clamp dengan plate bawaan yang kompatibel dengan tipe Arca. Bagian bawahnya terdapat lubang sekrup 3/8 inci dan ¼ inci sehingga bisa langsung ditempatkan ke tripod. Bisa juga berdiri sendiri, karena dilengkapi dengan kaki yang bisa di lepas pasang.

Semoga saja, NiSi bisa membawa Macro Focusing Rail NM180 ke Indonesia. Aksesori ini memang dibutuhkan oleh fotografer macro, terutama yang menggunakan lensa macro manual.

Sumber: Petapixel

Google Merilis Android 11 Beta 1.5, Fokus Perbaiki Beberapa Bug

Google telah merilis Android 11 Beta 1 pada awal bulan Juni lalu. Sejumlah fitur baru yang dibawa termasuk ‘bubble menu‘ yang mirip seperti Facebook chat head, menu power baru, pembaruan untuk Pixel Launcher dengan ikon baru untuk home screen seperti Pebble, Tapered Rectangle, dan Vessel, serta kontrol pemutaran musik dapat disematkan di notifikasi, dan banyak lagi.

Kini Google telah merilis Android 11 Beta 1.5 dengan nomor build RPB1.200504.020. Factory images telah siap diunduh, bila Anda tidak suka menunggu update secara OTA (over-the-air), Anda tetap bisa menginstalnya secara manual.

Tentunya Android 11 Beta ini tersedia bagi pengguna smartphone Google Pixel seperti Pixel 2, 3, 3a, dan 4 yang telah terdaftar dalam program Android Beta. Program ini cocok untuk diikuti para developer, untuk keperluan testing, atau pengguna umum yang doyan ngoprek.

Salah satu bug yang ditemukan pada Android 11 Beta 1 adalah pengguna tidak bisa melakukan pembayaran tanpa melalui Google Play Store. Google telah memperbaiki bug tersebut pada update kali ini, beserta bug lain seperti memperbaiki reboot crash saat menggunakan navigasi berbasis gesture untuk berpindah aplikasi dalam orientasi yang berbeda dan bug yang terkait dengan eSIM pada smartphone Pixel 3 dan 3a.

Saat ini sistem operasi Android 11 masih dalam pengembangan aktif. Jadi, sangat wajar bila sistem dan aplikasi di Android 11 Beta 1.5 mungkin tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bagi pengguna umum, kita tunggu saja sampai Google merilis versi final Android 11 dan dioptimasi lagi oleh brand smartphone sebelum akhirnya tiba di smartphone kita.

Sumber: GSMArena

Adobe Tingkatkan Tool Select Subject di Photoshop dengan AI, Edit Foto Portrait Jadi Lebih Mudah

Kabar gembira datang bagi para fotografer yang mengandalkan software besutan Adobe seperti Photoshop, Lightroom, dan Camera Raw untuk post processing. Sebab, Adobe telah merilis update Creative Cloud untuk bulan Juni yang membawa sejumlah fitur baru untuk pengolahan gambar yang lebih baik.

Pada Photoshop versi desktop misalnya, Adobe telah memperbarui tool Select Subject dengan algoritma baru menggunakan teknologi machine learning Sensei AI untuk memberikan hasil seleksi yang lebih akurat.

Ya, saat mengedit foto portrait, biasanya kita perlu usaha ekstra untuk memisahkan subjek dengan background secara sempurna. Terutama elemen rumit seperti bagian rambut, dengan Select Subject yang baru ini hasil seleksinya bakal jauh lebih rapi dalam sekali klik.

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-1

Selain Select Subject, fitur lainnya termasuk pattern atau pola yang bisa diputar, aktivasi otomatis untuk Adobe Font saat membuka file Photoshop yang menggunakan font yang belum terinstall. Lalu, Match Font yang dapat mendeteksi font dalam gambar dan menyarankan font yang tampak serupa.

Lightroom

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-2

Beralih ke Lightroom, Adobe telah menambahkan kontrol baru Local Hue. Di mana kita bisa membuat perubahan seperti warna kulit tanpa mempengaruhi warna keseluruhan gambar.

Sementara, di Lightroom Mobile versi iOS, Adobe menambahkan kemampuan “Edit in Photoshop“. Artinya, kita bisa langsung melanjutkan proses editing dari Lightroom Mobile ke Photoshop di iPad, tanpa perlu export dan import secara manual.

adobe-tingkatkan-tool-select-subject-di-photoshop-dengan-ai-edit-foto-portrait-jadi-lebih-mudah-3

Lanjut ke Adobe Camera Raw, Adobe merombak layout antarmukanya dan memperbarui tool pengeditan agar memberikan pengalaman pengguna yang terasa seperti Lightroom. Seperti slider baru yang mirip Lightroom, peningkatan tool crop, dan Curve UI yang lebih mudah digunakan.

Masih banyak lagi, peningkatan yang dibawa oleh Adobe pada update Creative Cloud bulan Juni ini. Hal yang cukup menarik adalah semua update kali ini terfokus untuk memanjakan para fotografer.

Sumber: Blog Adobe

Dorong Perluasan 5G, Qualcomm Umumkan Chipset Snapdragon 690 5G

Qualcomm telah memperkenalkan mobile platform 5G pertamanya pada seri 6, yaitu Snapdragon 690 5G. System on chip ini dibangun pada proses 8nm dan berpasangan dengan modem 5G Snapdragon X51-RF System.

Qualcomm merancang Snapdragon 690 5G ini untuk menyediakan pengalaman pengguna 5G yang lebih meluas di seluruh dunia. HMD Global, LG Electronics, Motorola, SHARP, TCL, dan Wingtech adalah beberapa OEM/ODM yang akan mengumumkan smartphone yang ditenagai oleh chipset tersebut.

snapdragon-690-5g-qrd-park-2

“Mendorong perluasan 5G ke Snapdragon seri 6 memiliki potensi agar 5G lebih mudah diakses untuk lebih dari 2 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia,” jelas Cristiano Amon, President, Qualcomm Incorporated.

Snapdragon 690 5G sendiri merupakan penerus Snapdragon 675. Bila dibandingkan dengan pendahulunya, CPU Kryo 560 memberikan peningkatan kinerja hingga 20 persen dan 60 persen untuk performa grafis dengan GPU Adreno 619L. Mobile platfrom ini mendukung on-device AI untuk membawa pengalaman mobile premium, dengan Qualcomm AI Engine generasi ke-5 terbaru.

Selain itu, Snapdragon 690 5G telah mendukung perekaman video 4K HDR 30fps (true 10-bit), dapat mengambil foto hingga beresolusi 192MP, mendukung layar dengan refresh rate 120Hz hingga resolusi FHD+, dan Quick Charge 4+. Ditambah konektivitas 5G dan WiFi 6 yang memberikan akses ke game multi-player berbasis cloud secara virtual ke para gamer.

Sumber: GSMArena

3 Fitur ColorOS 7 Untuk Menunjang Produktivitas di Era New Normal

Setelah tiga bulan pandemi, akhirnya saat ini kita memasuki era new normal. Tentunya berjalan dengan penerapan protokol kesehatan. Meskipun begitu, ada beberapa perusahaan yang berhasil beradaptasi secara cepat menggunakan solusi digital dan memutuskan memperpanjang masa bekerja di rumah (WFH). Ada pula yang mengkombinasikan antara WFO dan WFH untuk mempersiapkan menghadapi kenormalan baru.

Pada keadaan saat ini, smartphone menjadi perangkat yang sangat dapat diandalkan. Di mana membuat kita tetap terhubung dengan tim dan membantu bekerja secara efektif. Untuk menunjang produktivitas, terutama bagi pengguna smartphone OPPO – kalian bisa memanfaatkan tiga fitur terbaru di sistem operasi ColorOS 7 berikut ini.

1. Focus Mode

Focus Mode ColorOS

Salah satu tantangan saat WFH adalah banyaknya distraction. Untuk membantu berkonsentrasi dan fokus pada hal-hal yang sedang dikerjakan, kita bisa memanfaatkan ‘focus mode‘. Saat fitur baru di ColorOS 7 ini diaktifkan, smartphone akan memutar musik ambient dan sekaligus menonaktifkan notifikasi smartphone untuk sementara waktu agar terbebas dari gangguan.

Durasinya bisa kita ditentukan sendiri, tapi saya merekomendasikan Anda untuk mencoba teknik Pomodoro. Singkatnya, kita akan mengatur waktu bekerja selama 25 menit, setelah itu ambil istirahat 5 menit, dan setelah empat kali sesi bisa mengambil waktu istirahat lebih lama.

2. Split Screen

Split Mode ColorOS

Komputer PC atau laptop tentunya masih menjadi alat terbaik untuk bekerja dengan nyaman dan optimal dari rumah. Terkadang ada beberapa tugas yang bisa diselesaikan lebih cepat kalau kita membuka beberapa aplikasi sekaligus.

Layar smartphone yang cukup besar, berpadu dengan fitur Split Screen yang memungkinkan kita membuka dua aplikasi secara berdampingan. Tentu kita bisa memanfaatkan smartphone sebagai monitor tambahan untuk memudahkan aktivitas multitasking. Misalnya, kita bisa menampilkan daftar tugas dan referensi di layar smartphone, serta fokus mengerjakannya di laptop.

3. Digital Wellbeing

Digitak Wellbeing ColorOS

Smartphone dengan segala daya tariknya, ibarat seperti dua sisi uang koin. Di mana punya sisi kelebihan yang dapat membantu kita lebih produktif dan juga sisi kekurangan yang mana kita bisa lupa waktu.

Digital Wellbeing ini akan membantu untuk memantau penggunaan smartphone sehari-hari. Lewat aplikasi kita bisa melihat aplikasi yang sering digunakan dan waktu yang kita habiskan, dengan begitu diharapkan kita dapat menerapkan batasan dan lebih bijak dengan menggunakan smartphone untuk hal-hal yang bersifat produktif.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

[Review] Samsung Galaxy A11, Selevel Galaxy A01 dengan Tambahan Fitur

Pada tanggal 31 Mei lalu, Samsung diam-diam menghadirkan Galaxy A11 yang akhirnya dirilis bersamaan dengan Galaxy A21s. Kalau dilihat dari silsilah keluarganya, Galaxy A11 tak lain adalah saudara kandung dari Galaxy A10s.

Dibanding kakaknya tersebut, Galaxy A11 kini mengusung desain Infinity-O display dengan punch hole di pojok kiri atas bukan notch di tengah. Punya konfigurasi triple camera dan chipset Qualcomm Snapdragon 450 yang lebih bertenaga. Dibanderol dengan harga Rp2.099.000, berikut review Samsung Galaxy A11 selengkapnya.

Desain

review-samsung-galaxy-a11-1

Samsung Galaxy A11 tersedia dalam dua pilihan warna, hitam dan putih. Unit yang saya terima berwarna putih polos dengan finishing glossy tanpa pola khusus maupun efek saat terkena cahaya dan gradasi.

Meski begitu, tampilan punggung dari Galaxy A11 tetap terlihat cantik. Sayangnya, Samsung tidak menyediakan case bawaan sehingga rentan kotor dan mudah tergores. Demi kenyamanan dan keamanan penggunaan, sebaiknya kita membeli anti gores dan case untuk melindungi layar dan back cover.

Ke bagian muka, tersaji Infinity-O display yang tampil kekinian, tapi masih menggunakan panel TFT PLS, bukan IPS maupun Super AMOLED. Ukuran layarnya cukup lapang 6,4 inci dengan resolusi sebatas HD+ (720×1560 piksel) dalam rasio 19.5:9.

Harap dimaklumi, Samsung memang menempatkan Galaxy A11 sebagai smartphone entry-level. Kualitas layarnya tidak istimewa, tapi sudah cukup baik dalam menampilkan konten media sosial seperti Instagram, browsing, dan nonton video.

review-samsung-galaxy-a11-6

Balik ke belakang, bisa dijumpai tiga unit kamera yang berjejer secara vertikal tanpa bingkai persegi panjang. Tak jauh dari kamera, ada area yang lekung sendirian di tengah back cover. Bagian tersebut ialah sensor pemindai sidik jari konvensional.

Secara keseluruhan, desainnya seperti Galaxy A series lain dengan sudut-sudut yang agak membulat. Material body-nya terbuat dari plastik, tapi tidak terasa murahan. Selain itu, meski terbenam baterai 4.000 mAh, ketebalan body-nya hanya 8 mm dengan bobot 177 gram.

Lanjut ke perlengkapan atributnya, di sisi kanan terdapat tombol power dan volume. SIM tray berada di sisi kiri, dengan tiga slot yang terdiri dari dua nano SIM dan satu slot microSD. Bagian atas dijumpai jack audio 3.5 mm dan mikrofon sekunder. Sementara, bagian bawah terdapat speaker, port USB Type-C, dan mikforon utama.

Kamera

review-samsung-galaxy-a11-11

Terkait fotografi, Samsung Galaxy A11 sudah dibekali konfigurasi triple camera di bagian belakang. Namun, Anda masih belum mendapatkan kamera dengan resolusi tinggi seperti Galaxy A31 dengan 48MP dan berteknologi Quad Bayer.

Sebab, kamera utama Galaxy A11 hanya beresolusi standar 13MP dengan aperture f/1.8. Bersama 5MP f/2.2 dengan lensa ultra wide yang memberikan bidang pandang seluas 115 derajat, dan 2MP f/2.4 sebagai depth sensor untuk fitur Live Bokeh.

Sedangkan, kamera depannya 8MP f/2.0 untuk selfie, video call, dan face unlock. Untuk kemampuan perekam videonya, baik kamera depan maupun belakang hanya mendukung sebatas 1080p 30fps. Berikut hasil foto dari Galaxy A11:

Software & Hardware

Samsung Galaxy A11 telah mengusung antarmuka OneUI versi 2.0 yang berfokus pada pengalaman pengguna dan kemudahan pengoperasian. Berbasis sistem operasi Android 10, sejumlah fitur baru pun melengkapi Galaxy A11. Termasuk dark mode untuk mengubah tampilan background serba hitam, sistem navigasi gesture yang lebih natural, opsi perizin baru, dan banyak lagi.

Dapur pacunya mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 450 yang cukup mumpuni di kelas entry-level. SoC ini mengemas CPU octa-core Cortex A53 yang berdetak pada 1.8 GHz dengan GPU Adreno 506.

review-samsung-galaxy-a11-13

Performa yang disuguhkan dibantu besaran RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB yang menurut saya merupakan standar minimum untuk memperolah pengalaman ber-smartphone yang layak. Beruntung penyimpanan bisa diperluas lewat penggunaan microSD, sehingga memori internal bisa didedikasikan untuk menginstal aplikasi.

Untuk kebutuhan daya, Galaxy A11 mengusung kapasitas baterai yang sama dengan pendahulunya, yaitu 4.000 mAh yang terbilang besar. Bila pemakaiannya normal, smartphone bisa bertahan seharian dalam sekali pengecesan.

Namun bila pemakaian cukup intens, sudah pasti Anda akan mengisinya setidaknya sehari dua kali. Kabar baiknya, Samsung sudah membenamkan adapter fast charging 15W dalam paket penjualan, meski tidak cepat tapi pengisian dayanya dapat dipersingkat.

Verdict

review-samsung-galaxy-a11-12

Seperti halnya smartphone Galaxy A series lainnya, Galaxy A11 juga dirancang sebagai teman setia Gen Z untuk menjalani aktivitas digitalnya. Dibanderol Rp2.099.000, dengan spesifikasi yang ditawarkannya, terus terang saya agak berat merekomendasikan Galaxy A11.

Bukan karena Galaxy A11 jelek, tapi karena keberadaan Galaxy A21s yang posisinya cukup dekat tapi perbedaannya cukup siginifkan. Galaxy A21s dibanderol 2.799.000 dan sudah berfitur sangat lengkap untuk membuat konten.

Menurut saya, posisi Galaxy A11 ini masih di level yang sama seperti Galaxy A01 dengan sedikit pembaruan fitur dan peningkatan spesifikasi. Masih ditujukan untuk pemula, misalnya untuk anak sekolah yang baru pertama kali dibelikan smartphone oleh orang tuanya dan untuk para pengguna smartphone jadul.

Sparks

  • Infinity-O display dengan punch hole yang kekinian
  • SoC Snapdragon 450 yang cukup bertenaga di kelas entry-level
  • Punya konfigurasi triple kamera

Slacks

  • Kamera utama masih standar 13MP
  • Masih satu level dengan Galaxy A01 dengan tambahan fitur

Adobe Photoshop Camera Akhirnya Tersedia di Android dan iOS

Pada bulan November tahun lalu, Adobe telah mengumumkan aplikasi baru yang disebut Photoshop Camera. Kini aplikasi kamera tersebut akhirnya telah tersedia dan dapat diunduh secara gratis di Play Store maupun App Store.

Aplikasi ini mengandalkan platform Adobe Sensei, dengan artificial intelligence (AI) dan machine learning untuk mengenali subjek dalam foto dan merekomendasikan filter. Dengan Photoshop Camera, kita bisa menerapkan berbagai filter dan efek menarik untuk menciptakan foto yang unik dan kreatif untuk konten media sosial.

adobe-photoshop-camera-akhirnya-tersedia-di-ios-dan-android-2

Adobe telah membenamkan lebih dari 80 filter khusus untuk kita explore dan akan terus bertambah seiring waktu. Beberapa diantaranya Portrait, Studio Light, Bloom, Pop Art, Spectrum, Desync, Food, Scenery, Natural Skies, Analog, Night Shift, Comic Skies, Interstellar, Dreamcatcher, Celestial, Supersize, Double Expo, dan banyak lagi.

Selain filter, Photoshop Camera membawa fitur editing berbasis AI, auto-tune untuk menyesuaikan secara otomatis kecerahan dan bayangan, auto-masking, portrait controls, dan content-aware recommendations untuk mendapatkan foto dengan efek terbaik.

adobe-photoshop-camera-akhirnya-tersedia-di-ios-dan-android-3

Ya, meski membawa nama Photoshop, Adobe merancang aplikasi ini bukan untuk para fotografer profesional. Melainkan untuk para content creator di media sosial dan influencer untuk memudahkan mereka membuat konten kreatif.

Sayangnya, perangkat yang kompatibel dengan Photoshop Camera jumlahnya masih sangat terbatas. Untuk pengguna iDevice, setidaknya memiliki iPhone 6s dengan iOS 12. Sementara, untuk Android terbatas untuk pengguna smartphone Google Pixel 3 /XL, Pixel 4/XL, Samsung Galaxy S9/S9+, Samsung Galaxy S10/S10+/S10 5G, Samsung Galaxy Note 9, Samsung Galaxy Note 10/10+/10 5G, Samsung Galaxy S20 5G/S20+ 5G/S20 Ultra 5G, dan OnePlus 6/6T.

Sumber: Xda-developers

Tamron Umumkan Lensa Zoom 28-200mm F2.8-5.6 Di III RXD Untuk Sony E-Mount

Kalau bicara soal ekosistem lensa di sistem Sony E-Mount, bisa dibilang sudah sangat kuat. Terutama lensa native full frame-nya (FE) yang dikembangkan dengan sangat baik, tapi di sisi lain harga lensa Sony FE lumayan tinggi.

Alternatifnya kita bisa mempertimbangkan lensa buatan produsen pihak ketiga seperti Tamron. Baru-baru ini Tamron telah meluncurkan lensa zoom 28-200mm F2.8-5.6 Di III RXD untuk body kamera Sony dengan sensor full frame yang harganya relatif cukup terjangkau.

Ini adalah lensa sapu jagat yang serba guna, karena menawarkan rentang zoom yang sangat luas dari wide sampai ke tele. Meski begitu, dimensinya cukup ringkas dengan panjang 11,7cm dan bobotnya 576 gram.

Tamron 28-200mm F2.8-5.6 Di III RXD ini mengusung 18 elemen dalam 14 grup, termasuk elemen glass-molded aspherical, hybrid aspherical, extra low-dispersion (XLD), dan low-dispersion. Jarak fokus minimumnya 19,1cm di focal length 28mm dan 80cm di 200mm.

Sistem autofocus-nya menggunakan motor penggerak yang disebut RXD yang bekerja secara senyap sehingga ideal untuk merekam video. Diameter filternya berukuran 67mm, tahan lembab dan elemen depan memiliki pelapis fluorin yang secara efektif mengusir minyak dan air.

Rencanaya lensa Tamron 28-200mm F2.8-5.6 Di III RXD akan mulai tersedia di pasar global pada akhir bulan Juni dengan harga US$729 atau sekitar Rp10,3 jutaan. Namun karena covid-19, kemungkinan ketersediaannya akan tertunda.

Sumber: DPreview