Arsanesia Peroleh Pendanaan dari Discovery Nusantara Capital

Setelah Touchten Games, Toge Productions dan Duniaku, kini giliran Arsanesia startup lokal di bidang game yang mendapatkan pendanaan, dalam jumlah yang tak disebutkan, dari Discovery Nusantara Capital (DNC). Dana investasi dari DNC akan digunakan untuk memperkuat lini bisnis Arsa Kids. Jaringan dan pengalaman yang dimiliki oleh DNC juga dinilai akan membantu Arsa Kids untuk mengembangkan produk di pasar global.

Didirikan sejak tahun 2011 oleh Adam Ardisasmita, game studio asal Bandung ini fokus mengembangkan game casual di platform mobile. Salah satu game yang cukup sukses mendulang ratusan ribu download adalah Roly Poly Penguin. Pada tahun 2015, Arsanesia mulai masuk ke dunia edukasi melalui unit bisnis yang bernama Arsa Kids.

Dalam satu tahun terakhir Arsa Kids telah meluncurkan 6 game edukasi yang telah memenangkan berbagai penghargaan antara lain Pemenang Intel Education App Challenge 2015, Juara Indosat Ooredoo IWIC 2016, dan Lenovo VR Challenge Winner 2016. Arsa Kids memiliki visi untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia melalui game edukasi.

Pasar digital native yang terus bertambah dan kebutuhan akan konten edukasi berkualitas tinggi menuntut pertumbuhan yang cepat pada Arsa Kids. Kehadiran DNC diharapkan akan membantu Arsa Kids untuk bisa mengambil porsi lebih di market edukasi.

Selain meningkatkan fokus di market edukasi, Arsanesia juga akan tetap mengembangkan game casual dengan membawa Intelectual Property (IP) yang mereka miliki salah satunya adalah Pippo Penguin. Misi Arsanesia adalah menjadikan karakter Pippo sepopuler Mickey Mouse, Doraemon, atau Angry Bird melalui game.

Arsanesia percaya bahwa game adalah media yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan positif dan Arsanesia memiliki harapan besar agar Pippo dapat mendunia agar dapat membantu menyampaikan pesan positif tentang Indonesia.


Disclosure: CEO Arsanesia Adam Ardisasmita adalah kontributor DailySocial

Application Information Will Show Up Here

Kartu Muslim Optimalkan Teknologi “Augmented Reality” untuk Pembelajaran Agama

Banyak cara untuk memberikan pengajaran kepada anak, termasuk melalui cara yang atraktif dan kreatif. Seperti yang coba diusung dalam game permainan Kartu Muslim. Menggunakan basis teknologi Augmented Reality (AR), permainan kartu tersebut memberikan pengajaran agama kepada anak-anak.

Penggunaannya cukup sederhana, kartu berhologram khusus dipasarkan dalam satu set produk, misalnya dalam seri belajar Wudhu. Untuk menyajikan konten unik di dalamnya, kartu tersebut dapat disorot menggunakan kamera dan aplikasi khusus di ponsel Android.

Pada awalnya Kartu Muslim adalah sebuah karya kolaborasi antara Touchten dan Ustad Wijayanto. Saat ini Kartu Pintar masih terus dilanjutkan pengembangan bisnisnya, salah satunya oleh Nilwafa Praduta, Co-Founder Kartu Muslim sekaligus Art Director di Touchten Games. Beberapa rekannya di Touchten juga masih tetap membantu pengembangannya.

“Ide awalnya dari kebutuhan pribadi saya untuk mengajarkan anak tentang agama Islam, sebagai orang tua baru saya berpikir bagaimana bisa menyajikannya agar anak cepat tangkap dan mengerti tanpa ada pemaksaan, karena jika anak dipaksa belajar takut dia akan malah menjauh. Alhamdulillah Touchten sangat mendukung ide itu dan sebagian talent yang mengerjakan kartu muslim adalah dari dalam Touchten sendiri,” ujar Nilwafa.

Kartu Muslim dikembangkan dalam tiga bagian utama, yakni konten, fisik kartu, dan aplikasi. Untuk pengerjaan konten, tim pengembang masih bekerja sama dengan Ustad Wijayanto, dan direpresentasikan dalam animasi dan kartu oleh artist dan graphic desainer Kartu Muslim. Untuk aplikasinya sendiri dibuat oleh pengembang menggunakan teknologi AR dan program Unity yang biasa dipakai untuk pembuatan mobile games pada umumnya.

“Kami rasa aplikasi AR di masa depan akan terintegrasi dengan baik dan natural pada kehidupan sehari-hari, AR dapat membantu memberikan added value atau informasi tambahan pada masyarakat dan akan semakin banyak produk yang memakainya,” lanjut Nilwafa.

Terkait pengembangan produk Kartu Muslim, Nilwafa turut menerangkan ke depannya akan ada terus dikembangkan tema lain. Pihaknya juga mengaku tidak menutup diri akan inovasi selain bentuk kartu, karena akan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, terutama orang tua yang ingin mengajarkan anaknya.

“Kami sangat gembira atas sambutan masyarakat Indonesia yang sangat baik atas produk kami selama ini, dan kami ingin terus menyajikan produk yang lebih baik dan lebih menarik lagi, kami berharap Kartu Muslim dapat terus diterima dengan baik dan dapat menjadi bentuk kontribusi dan media dakwah kami terhadap generasi penerus bangsa ini,” pungkas Nilwafa.

Application Information Will Show Up Here

Wavemaker Partners Siapkan Dana $50 Juta, Indonesia Menjadi Prioritas Investasi

Perusahaan modal ventura Wavemaker Partners hari ini mengumumkan tengah menyelesaikan proses kucuran dana baru senilai $50 juta (atau 664,5 miliar rupiah) untuk wilayah Asia Tenggara. Pada kucuran pendanaan keduanya kali ini di Asia Tenggara, Indonesia akan menjadi sasaran utama untuk berinvestasi. Startup digital di tahap awal (early-stage) di sektor B2B akan menjadi fokus sasaran Wavemaker Partners.

Ditargetkan investasi akan ditargetkan kepada kurang lebih 80 startup, setelah sebelumnya memiliki 10 portofolio di Indonesia. Di Asia Tenggara debut Wavemaker Partners bisa dikatakan sukses, dalam dua tahun setidaknya 5 startup sudah berhasil “exit“, termasuk dua di antaranya diakuisisi oleh Google dan LVMH. Keberadaan Wavemaker juga menjadi representatif dari Draper Venture Network (DVN) di Asia Tenggara.

[Baca juga: Rencana Investasi Tim Draper di Indonesia]

Untuk memastikan upayanya berinvestasi di Indonesia, bersama investor Tim Draper dari DVN, perwakilan Wavemaker mengunjungi Indonesia. Dalam kunjungannya Draper mengatakan bahwa ada banyak hal menarik di Indonesia, salah satunya pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) yang sangat cepat didorong oleh populasi muda yang cerdas dan piawai secara digital, berimbas pada angkatan kerja yang semakin terampil dan peningkatan kelas menengah di kalangan masyarakat.

“Ini adalah lingkungan yang bagus untuk memulai scaling startup. Saya di sini untuk bertemu dengan para pendiri dan investor, belajar lebih banyak tentang negara ini dan berbagi beberapa pelajaran yang telah saya pelajari mengenai startup. Saya ingin menemukan lebih banyak kesepakatan untuk berinvestasi bersama Wavemaker dan memanfaatkan DVN untuk membantu mereka tumbuh,” ujar Draper.

Badan Siber dan Sandi Nasional Diharapkan Menjadi Induk Pengamanan Siber

Peraturan Presiden (PP) Nomor 53 Tahun 2017 tentang Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) telah ditandatangani Presiden pada 19 Mei 2017 lalu. Lembaga negara non-kementerian tersebut akan efektif bertugas (selambatnya) mulai Oktober 2017 mendatang. Tugas utamanya untuk melaksanakan keamanan siber dengan memanfaatkan, mengembangkan dan mengkonsolidasikan berbagai unsur yang terkait.

Salah satu yang melatarbelakangi pembentukan BSSN adalah permasalahan siber di Indonesia yang belum terintegrasi. Dari tata kelola yang cenderung masih bersifat parsial, celah kerawanan masih banyak ditemukan di sana-sini. Dikhawatirkan menjadi ancaman ketahanan dan keamanan secara nasional.

Berkaitan dengan pembentukan BSSN ini kami mencoba mendiskusikan beberapa hal terkait dengan urgensi dan harapan capaian. Kami berdiskusi dengan Plt Ka Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Komunikasi dan Informatika Noor Iza.

“Pembentukan BSSN sangat penting, fungsinya memungkinkan kolaborasi yang telah dilakukan oleh berbagai kementerian/lembaga kemudian disatukan di dalam BSSN. Termasuk dalam melakukan pengamanan siber untuk objek vital nasional. Dengan ditatanya Lembaga Sandi Negara menjadi BSSN, keamanan siber nasional diharapkan dapat diwujudkan lintas sektor secara efektif dan efisien,” ujar Iza.

Berdasarkan Perpres yang telah disahkan, BSSN menjadi lembaga yang akan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menko Polhukam. Lembaga Sandi Negara dan Direktorat Keamanan Informasi di bawah Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo juga akan melebur ke dalam BSSN.

“Saat ini belum ada yang menjadi induk pengamanan siber dari masing-masing sektor strategis. Kemenkominfo sudah mengawali peta jalan keamanan siber untuk objek vital nasional. Roadmap ini nanti tentu akan terus ditingkatkan dan dikembangkan di BSSN, sehingga BSSN yang akan menjadi induk atau pengkoordinasi pengamanan siber nasional. Dengan demikian pembentukan BSSN akan mengoptimalkan sistem pengawasan dan keamanan siber negara yang sudah ada dengan memperkuat koordinasi dan sinergi lintas sektor,” lanjut Iza.

Terkait dengan kebutuhan badan pengamanan siber berskala nasional sebenarnya juga sudah diisyaratkan sejak lama. Keresahan terhadap serangan siber sendiri memuncak di Indonesia ketika Ransomeware WannaCry beberapa waktu lalu menjangkit banyak komputer di instansi krusial. Dari situ banyak yang mulai menaruh kewaspadaan terkait keamanan komunikasi jalur internet.

“Serangan siber sangat bermacam-macam, yang masing-masing memiliki keunikan cara bekerjanya sehingga tentu dalam menanganinya juga harus meliputi jurus-jurus yang tepat untuk setiap serangan. Serangan siber juga terus tumbuh dan bahkan selalu mengintai titik lemah suatu instalasi komputer. Oleh karena itu penanganan keamanan siber harus komprehensif. Dalam suatu penyelenggara objek vital nasional harus tersedia sistem, gugus kendali dan tata kelola yang diikuti dengan pemantau dan pengawasan. Gugus kendali akan melakukan mekanisme kerja identify, detect, protect, respond, dan recover,” jelas Iza.

Sesuai dengan fungsinya, BSSN nantinya akan dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh Sekretariat Umum serta empat deputi yaitu, Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi, Deputi Bidang Proteksi, Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan, serta Deputi Bidang Pemantauan dan Pengendalian.

BBM Hadirkan WebComics untuk Pengguna di Indonesia

Manuver BBM masih terus berlanjut. Setelah tepat sehari yang lalu mengumumkan kemitraannya bersama Sale Stock untuk inovasi “conversation-based shopping”, hari ini BBM mengumumkan kerja sama dengan penerbit webtoon dan webnovel asal Korea Selatan bernama Neobazar. Pengumuman kerja sama ini sekaligus menjadi debut awal peluncuran WebComics untuk penggemar BBM di Indonesia.

WebComics di BBM saat ini sudah bisa dinikmati dalam pembaruan aplikasi di platform Android. Sedangkan untuk iOS diagendakan baru akan terbit pada 14 Juni 2017 mendatang. Penggemar komik akan mendapatkan beragam pilihan WebComics di menu Discover yang terdapat di aplikasi pesan BBM. Pada peluncuran perdananya, WebComics telah menyajikan lebih dari 200 judul yang terdiri dari 135 webtoon dan 65 webnovel.

“Saat ini masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di aplikasi pesan ketimbang hal lain di perangkat mobile mereka. Kami berupaya menyediakan lebih banyak fitur untuk pengguna BBM, terutama pengguna paling aktif dan paling besar di Indonesia, tempat mereka menghabiskan waktu. WebComics akan menjadi tambahan hebat dan menyediakan banyak sekali bacaan, yang dapat diakses dengan mudah oleh pengguna kami,” sambut Matthew Talbot selaku CEO Creative Media Works, perusahaan yang mengoperasikan dan menjalankan BBM secara global.

Di kancah platform messaging, layanan semacam ini telah dimulai sejak beberapa tahun lalu oleh LINE Webtoon. Dalam perjalanannya bahkan LINE turut berkolaborasi dengan komikus dan ilustrator di tanah air. Jika melihat apa yang menjadi visi WebComics di BBM tampaknya juga tak akan jauh berbeda, pasalnya selain menyediakan konten mancanegara, karya dalam negeri juga akan menjadi prioritas suguhan.

“Kami sangat senang dapat menambahkan webcomics dan webnovel sebagai konten baru bagi pengguna BBM di Indonesia, di mana konsumsi konten digital kian meningkat. Pengguna BBM dapat dengan mudah menikmati konten kami dengan sekali sentuh tanpa harus memasang aplikasi baru. Selain itu kami ingin menjalin kerja sama dengan lebih banyak penulis, penerbit serta pembuat konten Indonesia untuk memperkaya konten setempat,” ujar CEO NeoBazar Jinil Seong.

Application Information Will Show Up Here

Startup Weekend Bali akan Fokus Melahirkan Inovasi di Bidang Pariwisata

Startup Weekend akan kembali dilaksanakan di Pulau Dewata. Diinisiasi Hubud Co-Working & Community Space, acara ini akan berlangsung pada tanggal 9-11 Juni 2017. Senada dengan tema yang diangkat “Tourism Edition”, pagelaran Startup Weekend kali ini akan berfokus melahirkan startup digital yang fokus pada inovasi produk di bidang pariwisata.

Menurut tim Hubud, tidak ada alasan untuk melewatkan tema tersebut. Data menunjukkan pada tahun 2016 sebanyak lebih dari 5 juta turis internasional mengunjungi Bali. Oleh Tripadvisor tahun ini Bali juga dimasukkan ke dalam “World’s Best Destination”. Harapannya kebutuhan akan gagasan inovatif tentang bagaimana cara mendorong pariwisata yang berkelanjutan dan terarah dapat terfasilitasi.

Konsep acara Startup Weekend adalah memberikan kesempatan bagi para entrepreneur memvalidasi ide dan  mematangkan konsep untuk memulainya. Acara akan dimulai dengan “open mic”, setiap peserta berhak menyampaikan ide yang telah dimiliki di depan para hadirin. Presentasi harus meyakinkan, karena di sana juga berkesempatan untuk menemukan anggota tim guna merealisasikan ide tersebut.

Pada hari berikutnya, setelah tim terbentuk, para peserta akan difokuskan pada beberapa tahapan, mulai dari memvalidasi ulang ide mereka, diajarkan praktik metodologi Lean Startup dan pengembangan Minimal Viable Product. Setelah itu tim akan melakukan presentasi di hadapan para ahli yang dihadirkan. Beberapa di antaranya adalah Rui Wang (Pre-Sales and Consulting Manager Amadeus Asia), Augustine Merriska (Community and Impact Director Plus), dan Ria Templer (Founder Utama Spice).

Selama 54 jam para tim yang beranggotakan spesialis teknis dan non-teknis akan berpikir tentang produk mereka. didampingi oleh 12 mentor terpilih.

“Startup Weekends sangat menarik bagi Bali, karena pulau yang menakjubkan ini adalah titik fokus bagi pengusaha dan inovator muda dari seluruh dunia,” ujar Paul Spence salah satu veteran Startup Weekend.

Untuk informasi lebih lanjut seputar Startup Weekend Bali, kunjungi situs resminya di tautan: https://www.hubud.org/specialevents/startup-weekend-bali.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Startup Weekend Bali.

Antara Scrum, Kanban, dan Pendekatan Terbaik dalam Pengembangan Produk Teknologi

Agile Indonesia Conference 2017 akan segera dilaksanakan, menghadirkan banyak ahli perencanaan pengembangan perangkat lunak “Agile” baik dari Indonesia ataupun luar negeri. Salah satu pemateri yang akan hadir adalah Renee Troughton, Founder Unbound DNA dan Enterprise Agile Coach.

Dalam sebuah kesempatan, Renee memberikan pandangannya tentang ragam metodologi dan pendekatan yang ia sering ajarkan dalam pengembangan produk perangkat lunak.

“Saya adalah seorang polymath yang penuh gairah. Saya ingin membuat dunia lebih baik melalui menemukan cara kerja baru dan membagikannya kepada orang lain. Saya tidak akan mengatakan bahwa saya hanya seorang pelatih Agile, saya menggunakan banyak metodologi dan pendekatan yang berbeda, mencoba untuk fokus pada sains dan apa yang terbukti bekerja dalam kenyataan,” ujar Renee memperkenalkan dirinya.

Dalam konferensi mendatang, scaling adalah salah satu tema pembahasan yang akan dibawakan Renee. Akan cukup menantang, pasalnya dalam konsep pengembangan masalah skalabilitas belum populer di Indonesia. Dalam blog tentang Agile yang sering ditulis, Renee membahas secara mendetail “Scaling Agile Tricks”.

Dari tulisan tersebut disimpulkan empat prinsip utama dalam scaling, yaitu: (1) mengurangi handoff dan dependensi, (2) memperbaiki arus proses, (3) memvalidasi dan memperbaiki hingga menjadi sesuatu yang benar, dan (4) terakhir mengintegrasikan Agile, Lean dan Desain Thinking. Namun demikian, Renee menggarisbawahi, empat prinsip dasar tersebut harus mampu berjalan beriringan untuk terciptanya sebuah hasil proses yang utuh.

Antara Scrum dan Kanban

Di Indonesia, khususnya di kalangan korporasi, Scrum menjadi pendekatan primadona. Di sisi lain, Kanban adalah salah satu pendekatan yang didalami oleh Renee. Ia menjelaskan karakteristik dan perbedaan di antara keduanya.

“Mungkin perbedaan utama antara Scrum dan Kanban akan berada pada pendekatan dasarnya. Di Scrum, tim merasa bahwa proses tersebut menggantikan proses pengembangan yang ada. Di Kanban, adopsi dimulai dengan apa yang dilakukan sekarang dan menambahkan beberapa praktik dan prinsip ekstra,” jelas Renee.

Ia juga menambahkan, selain dari sudut pandang adopsi dalam memulai, perbedaan inti kedua adalah dalam timeboxing. Scrum memiliki timeline yang jelas dan teratur, sedangkan Kanban lebih berfokus pada arus yang terus menerus dan terkelola. Scrum cenderung memiliki manajemen visual yang sangat sederhana dengan pekerjaan dipecah menjadi “To Do”, “Doing”, dan “Done”. Di Kanban, pekerjaan tidak dipecah menjadi beberapa tugas, namun  sebaliknya, pengelolaan visual merupakan representasi arus kerja menurut kelas pelayanan.

Lalu lebih baik yang mana untuk diterapkan di korporasi? Selengkapnya akan dibahas dan didemokan oleh Renee Troughton pada sesi Agile Indonesia Conference 2017. Selain membahas tentang Scrum dan Kanban, konsep Holacracy dari Brian Robertson turut akan disampaikan Renee.

Para profesional IT, manajer proyek perangkat lunak, manajer produk, programmer, tester dan komponen lainnya yang tertarik untuk mengikuti konferensi ini dapat segera mendaftarkan diri melalui laman resmi Konferensi Agile Indonesia http://2017.agileindonesia.org.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Konferensi Agile Indonesia.

Pendaftaran G-Startup di Indonesia telah Dibuka, Janjikan Investasi Hingga 2 Miliar Rupiah

Kompetisi startup berskala global G-Startup mengumumkan kerja samanya dengan beberapa pihak untuk meningkatkan perolehan hadiah bagi para pemenang. Bersama GDP Venture, Kejora Ventures, Sequoia Capital, dan FbStart, G-Startup akan mencari kandidat startup terbaik pada acara Global Mobile Internet Conference (GMIC) Jakarta pada bulan September mendatang.

Sebanyak 15 startup akan dipilih untuk melakukan presentasi di depan beberapa investor dan disaksikan tech leader yang diundang dalam GMIC Jakarta. Pemenang akan mendapatkan investasi sebesar $150.000 (atau senilai 2 miliar rupiah) dari hasil patungan antara GWC Innovator Fund, GDP Venture dan Kejora Ventures.

Selain investasi tersebut, pemenang juga akan diterbangkan gratis ke Silicon Valley untuk mengikuti kompetisi final G-Startup Worldwide untuk mendapatkan tambahan investasi $250.000.

“Melihat bagaimana G-Startup mampu menarik minat dari para pengusaha dan investor terkemuka dunia, kami tahu bahwa kami juga harus turut mengambil kesempatan ini untuk mendukung lebih lanjut perkembangan startup di Indonesia dan Asia Tenggara. Kejora sangat bersemangat untuk ikut memberikan investasi sebesar $50.000 kepada pemenang utama,” sambut Founding Partner Kejora Ventures Andy Zain.

15 startup terpilih juga akan otomatis diterima ke dalam program FbStart dari Facebook. Mereka akan mendapatkan dukungan seperti Ad Credits, Partner Services dan pelatihan dari Product Manager serta Engineer Facebook kepada startup yang memiliki aplikasi messenger bot. Khusus untuk pemenang G-Startup Jakarta, FbStart akan memberikan Ad Credits sebesar $5000.

“GDP Venture dengan bangga mengumumkan bahwa kami akan memberikan investasi sebesar $50.000 kepada pemenang pertama dari G-Startup Jakarta. Tahun ini, kami juga ingin berperan aktif dalam kompetisi ini. Sebagai venture builder, kami ingin membantu dan mendorong kesuksesan dari komunitas startup di Indonesia, inilah yang membuat hubungan kerja sama kami dengan G-Startup menjadi sangat natural,” ujar CMO GDP Venture Danny Oei Wirianto.

G-Startup merupakan kompetisi yang dikhususkan untuk startup di tahap awal (jika sudah mendapatkan investasi, maka tidak boleh lebih dari $2 juta).

Pendaftaran G-Startup saat ini sudah dibuka melalui tautan https://www.f6s.com/g-startupworldwideapplications/apply dan akan ditutup pada 20 Agustus mendatang. G-Startup sudah memulai debutnya sejak tahun 2010, hingga saat ini telah membukukan investasi keseluruhan senilai $11,6 miliar. Beberapa alumni ajang G-Startup juga berhasil diakuisisi perusahaan teknologi raksasa dunia seperti Google, Amazon, Alibaba, Apple, dan Pinterest.

Brata Rafly Undur Diri dari Dimo

Setelah menahkodai Dimo Pay Indonesia sejak Desember 2015, hari ini Brata Rafly melalui laman Facebook pribadinya mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO. Belum diinformasikan ke mana selanjutnya ia akan berkarier.

Sepak terjang Brata di dunia korporasi memang cukup “bervariasi”. Selepas menjadi Country Manager untuk Microsoft Advertising tahun 2009, beberapa perusahaan telah dicicipi, mulai dari Yahoo, Intel, Mandala, Brandtone, hingga yang terakhir Dimo.

Selama menjabat sebagai CEO, ia membawa platform PayByQR menjadi brand mobile payment yang cukup disegani di tengah industri fintech yang bergeliat bersaing keras.

[Baca juga: Rencana Bisnis Dimo di 2017 dan Keamanan Sistem Transaksi Online]

Perluasan kerja sama juga tampak menjadi strategi perluasan penggunaan platform Dimo. Beberapa perusahaan yang berhasil digaet mulai dari perbankan, layanan e-wallet, perusahaan logistik hingga e-commerce. Salah satu hasilnya menjelang akhir tahun 2016 lalu Dimo membukukan sekitar 80 ribu pengguna aktif bulanan.

Simak perbincangan kami dalam DScussion bersama Brata Rafly beberapa waktu yang lalu membahas teknologi Pay by QR dan tren industri pembayaran mobile di Indonesia.

Nodeflux Kombinasikan Komputasi Pintar untuk Ragam Kebutuhan Analisis

Implementasi yang pas dari teknologi mampu menghasilkan sebuah pemrosesan baru yang lebih pintar, cepat dan efisien. Salah satunya seperti yang diupayakan oleh Nodeflux, startup teknologi yang mengembangkan produk berbasis distributed-computation platform.

Sederhananya sistem pemrosesan yang dimiliki Nodeflux mampu untuk mengitepretasikan data dari berbagai sumber (teks, audio, video, gambar, dan lain sebagainya) dan memadupadankan dengan operasi komputasi untuk menghasilkan sebuah analisis yang lebih bermanfaat untuk pengguna.

Salah satu yang sudah diimplementasikan adalah pemrosesan gambar dan video dari kanal media perekaman (CCTV, Webcam dan lainnya) untuk membantu bisnis mengetahui tren aktivitas tertentu. Beberapa pemrosesan yang dilakukan di antaranya deteksi orang, menghitung jumlah orang dalam kerumunan, pengenalan wajah, deteksi usia dan jenis kelamin, menghitung jumlah suatu objek, hingga memahami perilaku dalam sebuah kerumunan.

Sampai sini tentu sudah makin mudah diterka beberapa skema implementasi produk Nodeflux dalam kehidupan sehari-hari. Nodeflux didirikan oleh dua Co-Founder lulusan ITB, Meidy Fitranto dan Faris Rahman.

Konsep dasar platform Nodeflux
Konsep dasar platform Nodeflux

Memadukan teknologi komputasi canggih

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Nodeflux Meidy menerangkan bahwa fungsi platform Nodeflux sebenarnya adalah kemampuan komputasi terdistribusi dan juga kemampuan menyebarkan “brain”, komputasi dan kecerdasan buatan secara scalable. Di sini “brain” yang dimaksud dapat digunakan untuk implementasi pada pengolahan seperti Big Data, IoT dan Machine Learning.

“Kalau untuk sekarang kami sedang berfokus mendalami penerapan Artificial Intelligence, Machine Learning dan Deep Learning di area Computer Vision. Jadi Nodeflux men-deploy brain ke CCTV, Webcam, Smartphone dan beberapa perangkat lainnya sehingga mereka mampu melakukan banyak fungsi kecerdasan di luar kemampuan awalnya. Contohnya untuk mendeteksi objek, mengklasifikasikan tipe objek dan sebagainya,” ujar Meidy.

Dua Co-Founder Nodeflux Faris Rahman dan Meidy Fitranto
Dua Co-Founder Nodeflux Faris Rahman dan Meidy Fitranto

Dari perpaduan teknologi tersebut, saat ini Nodeflux telah siap diimplementasikan untuk beberapa sektor bisnis. Untuk ritel memberikan solusi pemantauan persediaan barang, memantau arus pengunjung, menganalisis antrean, hingga menganalisis alur jalan pengunjung. Kemudian di dalam bangunan, Nodeflux dapat membantu pengelolaan parkir, sistem keamanan pintar serta manajemen kedatangan. Selain itu skema implementasi juga sudah disiapkan untuk kota pintar, transportasi, manajemen jalan tol hingga fasilitas keselamatan.

“Kita bisa menggunakan CCTV existing sebagai input source, lalu membuat CCTV yang awalnya standar menjadi pintar, dari biasanya hanya untuk kebutuhan surveillance security, bisa melakukan hal pintar seperti menghitung density kendaraan suatu jalan, identifikasi pelat nomor, mendeteksi PKL Liar, angkutan umum yang mengetem, sampah di kali, ketinggian air, dan sebagainya,” ujar Meidy lebih lanjut.

Studi kasus dan tingkat efektivitas

TransJakarta menjadi salah satu mitra studi kasus yang telah menerapkan Proof of Concept (POC) solusi Nodeflux. Yakni untuk memantau tingkat antrean kepadatan dan dilakukan analisis guna pengambilan keputusan di lapangan dalam operasional. Salah satu yang menarik juga sebuah implementasi untuk mendeteksi angkutan umum yang parkir tidak pada tempatnya, umum disebut ngetem. Ada juga implementasi untuk mengotomatiskan lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan di setiap arah. Dan masih banyak lagi.

Salah satu implementasi Nodeflux dalam "Ngetem Detector"
Salah satu implementasi Nodeflux dalam “Ngetem Detector”

Menjelaskan tentang efisiensi dalam penerapannya Meidy menjelaskan, “Contoh studi kasus, Traffic Monitoring, yang sebelumnya dilakukan manual, kini dapat dilakukan secara otomatis dan real time, reduce cost, dan informasi yang disajikan lebih reliable dan lengkap. Kemudian Stock Monitoring, yang sebelumnya harus dilakukan manual, kini dapat dilakukan dengan cara otomasi dan near real time. Mengurangi opex dan opportunity loss.”

Pada dasarnya sudah sangat jelas, masa depan penerapan teknologi memang membuat segalanya menjadi canggih dan terukur. Apa yang dikembangkan Nodeflux bisa dikatakan mencicil inovasi masa depan dari penerapan teknologi dalam dunia nyata, saat semua menjadi serba pintar dan memberikan inisght yang bermanfaat pagi penggunanya.

“Dari sisi inovasi produk, secara solusi, kami ingin bisa memberikan solusi yang signifikan dengan menggunakan pendekatan teknologi. Secara kualitas kami ingin menghasilkan produk teknologi yang mampu compete secara global. Dan dari sisi bisnis kami ingin agar bisa menjadi startup yang solutif dan terdepan dalam komputasi dan AI di Indonesia,” pungkas Meidy menjelaskan visi besarnya bersama Nodeflux.