Daftar Startup Fintech di Indonesia

Sektor teknologi finansial atau umumnya disebut dengan istilah fintech, menjadi salah satu yang banyak berkembang dewasa ini di kalangan startup tanah air. Potensinya luar biasa, karena fungsionalitas dari sebuah layanan finansial umumnya menjadi penggerak sektor keuangan. Saat ini yang ada di Indonesia pun bentuknya sudah sangat beragam, mulai dari layanan P2P (Peer-to-Peer) Lending, e-money, layanan utang paymet gateway dan beragam lainnya.

DailySocial mencoba mendaftar startup di kategori tersebut, yang sudah lama berdiri dan bertahan, juga yang baru meluncurkan produknya. Berikut ini daftar startup fintech di Indonesia dalam basis data DailySocial:

Amartha

Amartha merupakan sebuah lembaga keuangan mikro yang telah berdiri sejak tahun 2010. Menanggapi geliat konsumen digital yang terus bertumbuh, sejak tahun 2015 mereka mencoba mendigitalkan bisnisnya. Melalui PT Amartha Mikro Fintek, layanan digital ini menyenggarakan jasa P2P Lending Platform dengan sasaran spesifik penggerak ekonomi inklusif (UMKM).

Amartha mencoba menjadi jembatan antara orang yang pemilik modal sebagai investor dan orang yang membutuhkan pembiayaan bisnis. Untuk itu, startup yang didirikan oleh Andi Taufan Garuda Putera ini menyebut dirinya sebagai P2P Lending Marketplace. Saat ini sudah puluhan ribu transaksi yang telah diproses Amartha, dan per Juni 2016 lalu, pihak Amartha menginformasikan kepada DailySocial bahwa telah membukukan dana Rp 37 miliar, dengan rasio kredit macet 0%.

Cashlez

Didirikan oleh Teddy Setiawan Tee, Cashlez menyediakan perangkat mPOS (Mobile Point of Sales) yang memudahkan pengguna (dalam hal ini pemilik merchant dan konsumen) untuk melakukan transaksi finansial melalui smartphone. Bediri sejak tahun 2015, Cashlez menghadirkan produk dongle mPOS yang dapat dimiliki dan digunakan penyedia jasa untuk dapat memproses transaksi melalui ponsel konsumen yang terhubung lewat sambungan bluetooth dalam proses pembayaran.

Application Information Will Show Up Here

CekAja

CekAja merupakan sebuah portal web yang menyajikan perbandingan beragam produk finansial yang ada di Indonesia. Mulai dari tabungan, berbagai produk kredit, produk syariah, produk asuransi, untuk individu dan UKM. Didirikan oleh J.P. Ellis, startup yang sudah berdiri sejak tahun 2014 ini mengaku telah memiliki traksi terbesar pengguna untuk layanan sejenis di tanah air.

Hal tersebut dibuktikan dengan kemantapan CekAja berekspansi ke Filipina dengan produk eCompareMo. Per tahun 2015 rata-rata kunjungan unik ke situs mencapai 2 juta pengguna. Baru-baru ini pihaknya juga mulai memperlebar cakupan bisnis dengan menghadirkan layanan penjualan asuransi secara online.

Cermati

Masih tentang situs pembanding produk finansial, Cermati juga menjadi salah satu startup yang turut meramaikan persaingan di lanskap layanan tersebut. Bedanya Cermati memfokuskan diri untuk menyasar tech-savvy users, alias orang-orang yang sudah terbiasa dengan layanan digital.

Cermati diluncurkan pada akhir tahun 2014. Dari data pengguna yang telah terhimpun, saat ini rata-rata pengguna layanan Cermati adalah masyarakat usia produktif 20 – 40 tahun yang sedang dalam tahap pematangan finansial. Umumnya mereka sudah terbiasa dengan smartphone dan layanan digital ala media sosial, e-commerce atau on-demand.

DavestPay

Startup asal kota Makassar ini menyediakan layanan digital untuk segmentasi B2C (Business to Consumer). DevestPay memberikan kemudahan kepada konsumen (masyarakat umum) untuk melakukan pembayaran berbagai jenis tagihan dan pembayaran layanan online (seperti e-commerce) melalui smartphone. Semua transaksi pembayaran di DavestPay dilakukan secara online. Para pengguna dapat mengisi saldo deposit yang kemudian bisa digunakan untuk bertransaksi.

DavestPay memiliki ragam fitur pembayaran dalam satu aplikasi, seperti pembayaran listrik (prepaid, post-paid, non-taglis), iuran BPJS, tagihan PDAM, tagihan telepon, tagihan internet, TV berlangganan, pembayaran cicilan kendaraan, pembelian pulsa, tiket pesawat, voucher hotel, hingga voucher game. Ke depan mereka juga akan memiliki fitur transfer serta peminjaman uang.

Application Information Will Show Up Here

Dimo

Didorong rendahnya penetrasi produk perbankan di masyarakat terutama kartu kredit, dan tingginya kepemilikan smartphone di Indonesia, Dimo (dulunya FLASHiZ Indonesia) meluncur menyuguhkan layanan yang cukup unik untuk kategori mobile payment, yakni Pay by QR. Pay by QR merupakan metode pembayaran yang dapat digunakan oleh para pengguna smartphone melalui berbagai sumber (bank, telco, e-wallet) di merchant apa pun yang sudah menjadi mitra dari Pay by QR. Pay by QR sudah bisa diunduh di platform iOS dan Android. Saat ini Pay by QR sudah mendukung aplikasi Dompetku, Uangku, Simobi, dan Zimplepay.

Doku

Doku telah berdiri selama tujuh tahun sebagai penyedia platform pembayaran online untuk berbagai layanan digital. Melalui layanan andalannya Doku Wallet, per tahun 2015 pihaknya telah merangkul lebih dari 850 ribu pengguna, dengan jumlah merchant mencapai 17 ribu. Hingga kini Doku Wallet juga masih didominasi pembayaran e-commerce oleh kebanyakan penggunanya.

Jenis transaksi yang kerap digunakan di antaranya adalah transfer uang sesama pengguna Doku Wallet, pembayaran atau pembelian rutin seperti voucher pulsa, pembayaran premi asuransi, BPJS dan pembelian program promo dari merchant menjalin kemitraan dengan Doku melalui Doku Wallet, pembelian konten online games, kebutuhan sehari-hari di Alfa Online, kebutuhan travel seperti pembelian tiket di Ezytravel, Citilink, KAI dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Dompet Sehat

Dompet Sehat menyediakan layanan online untuk jasa pengatur keuangan untuk kebutuhan sehari-hari. Layanan ini membantu pengguna personal dalam mengelola berbagai macam hal, mulai dari  tabungan, isi dompet, ataupun sumber lain yang dapat disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya. Anggaran-anggaran seperti makan keluarga, bayar tagihan, transfer, dll dapat dialokasikan saat pertama kali menggunakan layanan ini. Nantinya pengguna tinggal mencatat pengeluaran yang dilakukan maka Dompet Sehat secara otomatis platformnya akan mengurangi dari pos anggaran yang sesuai.

Dompet Sehat juga dapat mengetahui jumlah rekening yang terdapat dalam tabungan penggunanya apabila pengguna menambahkannya dengan mengisi form login seperti pada layanan internet banking yang disediakan. Meski belum mendukung banyak bank, namun setidaknya nasabah bank BCA, BNI, dan Mandiri sudah dapat menambahkan data ke dalam akun Dompet Sehat yang dimiliki.

Pengembang Dompet Sehat juga sempat mengembangkan Veryfund, sebuah layanan mobile menawarkan kemudahan untuk memeriksa saldo dan juga melacak transaksi keuangan berbagai akun bank yang dimiliki penggunanya. Namun sayangnya sampai saat ini Veryfund tidak memiliki kejelasan, sampai artikel ini dirilis website official-nya pun tidak bisa diakses. Konon tim pengelola sedang dalam keadaan vakum.

Flip

Flip merupakan sebuah layanan berupa virtual wallet yang mengedepankan kemudahan transfer antar bank. Salah satu keunggulan yang ditawarkan adalah tidak adanya biaya tambahan untuk transfer ke bank mana pun. Didesain untuk melakukan transaksi, sebagai antisipasi keamanan lebih Flip sudah menyiapkan beberapa skenario keamanan seperti keamanan di layer aplikasi, layer transmisi dengan memanfaatkan SSL dan keamanan two step verification yang bisa digunakan sesuai kebutuhan pengguna. Flip dikembangkan oleh orang-orang berbakat yang juga pernah mengembangkan aplikasi donasi Pushla, yakni Rafi Putra Arriyan (kiri), Luqman Sungkar (tengah), dan Ginanjar Ibnu Solikhin (kanan).

Investree

Startup ini memiliki konsep marketplace yang akan mempertemukan para investor (mereka yang mempunyai dana) dengan peminjam. Startup yang digawangi oleh Adrian Asharyanto Gunadi, Andi M Andries dan Dickie Widjaja ini meluncur pada akhir tahun lalu.

Jojonomic

Jojonomic merupakan startup yang menyediakan layanan pengelolaan keuangan, baik untuk pribadi maupun untuk kalangan bisnis (dalam Jojonomic Pro). Melalui aplikasi dengan pendekatan social platform, Jojonomic mencoba untuk menghadirkan kenyamanan bagi pengguna sehingga memiliki manajemen finansial yang lebih tertata.

Melalui versi Jojonomic Pro, prosedur reimbursement di organisasi/perusahaan cukup dilakukan melalui foto dan pengisian formulir di aplikasi ponsel. Mereka mengklaim departemen sumber daya manusia bakal menghemat waktu pengurusan reimbursement hingga 70%.

Application Information Will Show Up Here

Kanopi

Kanopi mengkhususkan diri hadir untuk membantu institusi-institusi finansial di Indonesia dengan menyediakan solusi untuk pemantauan rekening dan transaksi dilengkapi dengan teknologi mobile terpadu dan real-time. Kanopi juga menyediakan perangkat Android kepada staf-staf perusahaan finansial mikro untuk melakukan registrasi dan transaksi yang diklaim lebih aman dan akurat. Kanopi mendistribusikan smartphone Android untuk staf-staf institusi finansial mikro untuk memudahkan mereka melakukan transaksi di mana saja, termasuk menghubungkan mereka dengan kantor pusat menggunakan sistem yang dikembangkan Kanopi.

Kartuku

Kartuku dikenal sebagai sebuah perusahaan teknologi keuangan Indonesia yang mengkhususkan diri pada solusi pembayaran. Sebagai penyedia Third Party Processor (TPP) dan Payment Service Provider (PSP), Kartuku memberikan solusi end-to-end yang dapat diterapkan mitranya dalam mengelola pembacaran secara cashless melalui sistem elektronik.

Kesles

Aplikasi membership yang sudah tersedia di platform Android ini memungkinkan transaksi keuangan dilakukan melalui pemindaian QR Code. Selain kemudahan cara bertransaksi, Kesles juga menawarkan sejumlah keuntungan lain seperti penawaran menarik dari merchant dan juga poin reward yang didapat setiap kali bertransaksi. Dari segi keamanan, pihak Kesles menjamin bahwa tingkat keamanan layanan mereka setara dengan mobile banking atau mobile payment lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Koinworks

KoinWorks merupakan sebuah platform online yang menyediakan sistem penilaian pinjaman, sistem pembayaran, dan teknologi yang memberikan pengalaman lebih baik untuk para pemberi pinjaman dan peminjam. Layanan peminjaman uang digital ini diinisiasi dengan dalih untuk memberikan sebuah alternatif layanan finansial yang sederhana.

Selain itu juga memberi pilihan di tengah opsi pinjaman dari institusi finansial yang masih mematok margin bunga (Net Interest Margin) yang sangat tinggi (jika dibandingkan negara-negara lain). Koinworks juga menerapkan sistem fraud-check yang ketat, dan juga membuat algoritma khusus untuk analisis kredit.

Modalku

Modalku merupakan platform P2P Leding yang mengklaim sebagai perusahaan dengan model bisnis pertama di Indonesia yang meluncurkan produk bisnis alternatif dari investasi berbasis digital. Dengan konsep mirip seperti crowdfunding, para pemberi pinjaman dapat menyalurkan dananya dan berinvestasi di perusahaan UKM yang membutuhkan dana.

NgaturDuit

NgaturDuit merupakan sebuah layanan web interaktif yang memberikan kemudahan kepada penggunanya untuk mengatur berbagai jenis kegiatan finansial. Mulai dari pencatat pengeluaran, memonitor portofolio investasi hingga melakukan konsultasi keuangan secara gratis. Didirikan oleh Api Perdana, layanan ini sudah berdiri sejak tahun 2010. Tidak hanya membantu melakukan pencatatan keuangan, sistem NgaturDuit juga memandu penggunaannya dalam merencanakan dan memantau realisasi anggaran. Kategori pengeluarannya pun sangat disesuaikan dengan kebutuhan finansial pengguna di Indonesia.

PayBill

Paybill menyediakan layanan online untuk pembayaran tagihan (termasuk tagihan asuransi, listrik, cicilan motor, mobil, PDAM, hingga TV berbayar) dan pembelian voucher digital. Startup yang resmi diluncurkan awal tahun ini datang dengan menawarkan kemudahan dan pengalaman baru kepada pengguna untuk melakukan transaksi rutin. Paybill saat ini juga telah bekerja sama dengan ATM Bersama sebagai rekanan teknologi untuk produk akun virtual atau transfer pembayaran.

PinjemDoku

PinjemDoku adalah platform digital yang bisa menjembatani antara kreditur dan debitur. Startup fintech asal Surabaya ini mengusung dua pendekatan sekaligus, B2C dan B2B. Untuk B2C, masyarakat yang butuh pinjaman kredit multiguna bisa mengisi data pribadinya lewat platform PinjemDoku. Berikutnya, petugas akan datang untuk survei dan memeriksa kelengkapan data. Bila setuju dana akan cair dalam beberapa hari kemudian.

Sementara untuk konsep B2B, tenaga pemasar PinjemDoku yang dinamai Sahabat Doku akan memasarkan produk cicilan multiguna yang dimiliki MUF (PT Mandiri Utama Finance sebagai rekanan PinjemDoku) kepada orang-orang yang tidak memiliki akses internet. Nantinya, proses pengajuan akan dilakukan dalam loket yang dimiliki PinjemDoku untuk kemudian diproses ke kantor pusat MUF.

SatuLoket

SatuLoket merupakan startup asal Yogyakarta yang memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengakomodir kegiatan pembayaran sehari-hari. Produknya melingkupi pembelian voucher pulsa seluler, voucher online game, voucher listrik atau token PLN, tagihan PAM, dan lain sebagainya.

Shiv App

Shiv bekerja sebagai perantara antara seseorang yang ingin mentransfer uang dengan calon penerimanya. Setiap transaksi dilakukan melalui rekening perantara Shiv. Nantinya Shiv akan mengirimkan kepada penerima yang dituliskan, meski ke nomor rekening berbeda. Keuntungan bagi pengguna, tidak ada biaya transfer untuk kebutuhan tersebut. Saat ini limit transfer tiap pengguna per hari mencapai 2 juta.

Taralite

Taraline merupakan portal online yang menyediakan layanan kredit kepada penggunanya. Layanan Taralite juga memberikan pinjaman sesuai dengan spesifikasi kebutuhan, misalnya untuk kebutuhan pendidikan, kredit usaha, persalinan, ataupun umroh. Modal untuk pinjaman Taralite menggunakan dana yang dimiliki perusahaan dan bekerja sama dengan beberapa rekanan perbankan.

Secara khusus saat ini Taralite juga telah bermitra dengan Uber. Hal ini untuk mempermudah pengguna ketika ingin mendapatkan pinjaman dana untuk pembelian mobil yang akan digunakan bisnis. Taralite bekerja sama dengan Uber untuk membantu calon driver Uber (Uber Partner) baru maupun yang sudah menjadi Uber Partner memiliki mobilnya sendiri.

UangTeman

UangTeman mencoba memberikan solusi bagi masyarakat yang sedang membutuhkan pinjaman atau dana talangan dengan jumlah maksimal Rp 3,5 juta serta dengan jangka waktu peminjaman yang tidak lebih dari 30 hari. Karena tidak adanya agunan dalam proses ini, meskipun peminjamannya tergolong mudah bunganya yang diberikan bisa dibilang tinggi. Di situsnya disebutkan suka bunga pinjaman rata-ratanya adalah 1% per hari. Ada pula sejumlah biaya dan denda yang dikenakan jika cicilan tidak dibayar tepat pada waktunya.

Application Information Will Show Up Here

Veritrans

Veritrans juga bermain dalam sektor payment gateway. Sejauh ini Veritrans menawarkan beberapa produk untuk metode pembayaran seperti VT-Link, VT-Web, dan VT-Web. Salah satu hal yang membuat Veritrans ini layak diperhitungkan adalah jalinan kerja sama yang telah dibangun dengan beberapa bank kenamaan seperti BNI, Mandiri, CIMB Niaga, BCA, BRI, serta Permata Bank. Keragaman payment channel yang dimiliki Veritrans juga menjadi keunggulan Veritrans.

Komitmen Bantu UKM Go-Online, Lazada Indonesia Tak Lagi Kenakan Biaya Komisi

Lazada Indonesia baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya kini tidak lagi mengenakan komisi untuk mitra penjual. Menurut Co-CEO Lazada Indonesia Duri Granziol, inisiatif ini dihadirkan untuk memberikan tambahan manfaat bagi para pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Indonesia yang ingin berjualan secara online. Dari data di rilis yang kami terima, saat ini di platform Lazada Indonesia telah terhimpun sekurangnya 15.000 penjual yang telah bergabung pada platform marketplace.

“Kami percaya bahwa para penjual kami, termasuk pelaku UKM di Indonesia, akan menyambut baik penawaran bebas komisi ini karena dapat membantu mereka memberikan harga terbaik bagi konsumen dan meningkatkan penjualan mereka,” ujar Duri.

Skema bebas komisi ini juga merupakan kelanjutan dari inisiatif Lazada dengan memberikan gratis biaya pengiriman kepada konsumen di lebih dari 30 kota di Indonesia dan inisiatif untuk menghadirkan pilihan bayar di tempat (COD) untuk lebih banyak produk sebagai metode pembayaran pilihan konsumen belanja online di Indonesia.

Baru-baru ini Lazada juga meluncurkan proyek percobaan untuk membantu UKM di Indonesia berjualan ke pasar Malaysia, mendukung perkembangan bisnis dan kualitas produk Indonesia. Tujuan jangka panjang dari kedua inisiatif ini adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan mempersiapkan Indonesia untuk menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN dengan jaringan ritel online yang dimiliki Lazada.

Inisiatif ini mengawali kuartal terakhir di tahun 2016 yang akan dipersiapkan sebagai momen belanja online terbesar, yaitu Online Revolution yang akan diselenggarakan selama satu bulan penuh. Selama Online Revolution tahun lalu jumlah kunjungan meningkat hingga 13 juta kunjungan dan mencapai jumlah pesanan hingga 600.000 pada tiga hari terakhirnya

Submisi Aplikasi Indonesia Next Apps 3.0 Resmi Ditutup Hari Ini

Malam ini pukul 24.00 submisi aplikasi untuk Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) resmi ditutup. Dengan rangkaian Workshop dan Code Night di enam kota, sebanyak lebih dari 250 apps sudah terkumpul kepada panitia. Nantinya semua apps yang telah terkumpul akan dikelompokkan ke tiga kategori utama perlombaan, yakni apps untuk smartphone Tizen, apps untuk wearable/Gears dan konten untuk Gear VR. Masing-masing kategori akan dinilai oleh dewan juri yang berbeda untuk menentukan yang terbaik

Untuk pengembang aplikasi smartphone Tizen dan wearable, nantinya akan dipilih 3 peserta/kelompok terbaik yang akan memperolah hadiah Rp 40.000.000 untuk juara pertama, Rp 20.000.000 untuk juara kedua, dan Rp 10.000.000 untuk juara ketiga. Sedangkan untuk kategori konten Gear VR akan dipilih 3 juara terbaik dengan hadiah Rp 50.000.000 untuk juara pertama, Rp 25.000.000 untuk juara ketiga dan Rp 15.000.000 untuk juara ketiga. Pemenang akan diumumkan segera melalui kanal microsite dan pemberitaan DailySocial setelah babak penjurian telah selesai.

Indonesia Next Apps merupakan acara tahunan yang diadakan Samsung bekerja sama dengan DailySocial untuk memberikan wadah kepada pengembang aplikasi lokal berkarya dan berkompetisi. Setiap tahunnya INA membawakan tantangan yang unik, dan menghadirkan inovasi-inovasi aplikasi baru dari para peserta di berbagai kota di Indonesia.

Harapannya dengan adanya sarana untuk berkompetisi ini, para developer lokal dapat memiliki lebih banyak pilihan dalam membangun atau mengawali karier teknopreneur mereka. Seperti yang sudah dibudayakan dari lulusan INA sebelumnya, salah satunya Kakatu. Kakatu merupakan sebuah aplikasi pengendali dan pemantau penggunaan smartphone bagi anak. Prestasinya di INA membawa traksi yang luar biasa bagi Kakatu (simak video wawancara selengkapnya di sini).

Ini Daftar Ide Terpilih yang Berhak Mengikuti Facebook Indonesia Developer Challenge 2016

Setelah sukses melaksanakan rangkaian Developer Meetup di empat kota (Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Bandung) yang memberikan insight kepada para peserta seputar berbagai tools pengembangan pada platform Facebook, para peserta ditantang untuk mensubmisikan ide kreasi mereka untuk dikembangkan dalam sebuah aplikasi. Tidak hanya itu, ide tersebut juga harus mengintegrasikan setidaknya dua dari Facebook Developer tools yang telah dijelaskan dan didemokan sebelumnya dalam sesi Meetup.

Dari total 123 ide yang berhasil masuk ke sistem, sebanyak 28 akan dipilih dan diikutkan ke dalam Mengikuti Facebook Indonesia Developer Challenge 2016 (FBhacks 2016). Berikut ini adalah daftar ide-ide yang terpilih:

Team Name

Idea Title Team Lead Name Domicile

No. of Member in Team

SSS Linda Sonny Lazuardi Hermawan Bandung 3
Vannya Vannya Bayu Aldi Yansyah Surabaya 2
BETAS Follow Me Hermansyah Jakarta 1
Arcirv Lab Anaku Muslim Lilis Bandung 3
Estella Estella Alif Raditya Rochman Bandung 3
Cloud Piercer Report now Bowi Andreyano Bogor 3
iwal CodeForGirl Irene Wiliudarsan Bandung 2
Winaafi Indonesia Sembako Mart Febrianto Mulyawan Jakarta 3
catalina.id Chefelina Alifa Nurani Putri Bandung 2
Kodr Indonesia Edcomm (Education Communicator) Sandi Andrian Bandung 1
R.E.Y blanChat Ryandy Baghaskoro Jakarta 1
TanyaBot Puber Bot Rahmat Nur Faizin Yogya 2
Inivin Inivin Alvin Leonardo Malang 2
Hamsterman Hamsterman Stefio Kurniadi Bandung 3
AbigaelDev Mak Comblang Bot Leonardus Litik Bekasi 2
Monolog SmartFAQ Faris Jakarta 3
Mobilecomm People M. Yusuf Rahman Bandung 3
iwal SMEboto Angela Lynn Bandung 2
Semoga Berkah ID Toilet Rate Yugnan Adi Sasongko Bandung 3
Naposo AirBot Reinhard Denis Najogie Jakarta 3
Casablanca Talk a Bot (English) Kurniadi Jakarta 3
CauGedang Cubbis Rizky Purba Dharmawan Bogor 3
BotFather LunaFood Aldi Jakarta 2
Run to Win Star-ters Mercy Sihombing Jakarta 3
The Sieg Automated Customer Service Chatbot Christ Angga Saputra Bandung 3
Mobilecomm Party Finder M. Yusuf Rahman Bandung 3
Goers Goers Anselmus Krisma Adi Kurniawan Jakarta 3
Nya apa? SOPHIA Thea Olivia Bandung 2

Selamat kepada para peserta terpilih, nantinya akan dihubungi oleh komite, dan untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi Arif Hardiayanto ([email protected]). Semoga keikutsertaan ini menjadi sebuah langkah awal untuk terlahirnya sebuah inovasi yang membanggakan.

Asosiasi Venture Capital Indonesia dan Singapura Bentuk ASEAN Venture Council

Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) dan Singapore Venture Capital and Private Equity Association (SVCA) hari ini mengumumkan kolaborasinya dalam pembentukan ASEAN Venture Council. Melalui kesepakatan SVCA dan AMVESINDO akan bersama-sama memanfaatkan kekuatan masing-masing bersinergi dengan praktik terbaik untuk memperkuat, mempromosikan dan mendukung ekosistem kewirausahaan dan ekosistem finansial pendukungnya di kawasan ASEAN.

Secara khusus ASEAN Venture Council dimaksudkan untuk membantu asosiasi dan anggota mereka mempromosikan peranan venture capital di wilayah Asia Tenggara. Hal ini dilandasi oleh pertumbuhan startup dan perusahaan digital, terutama di wilayah Indonesia dan Singapura. Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan bersama dengan pagelaran Fintech Festival and Conference di BSD yang turut dihadiri oleh Presiden Jokowi.

Selain itu ASEAN Venture Council juga berharap mampu menjadi payung yang mewadahi asosiasi dari venture capital atau asosiasi yang terlibat untuk dapat mengembangkan sepak terjang dan strateginya di seluruh wilayah cakupan dewan secara terpadu. Khususnya strategi di bidang advokasi, penelitian, edukasi, hingga dalam pembuatan kesepakatan.

Menanggapi tentang pembentukan dewan ini, Ketua AMVESINDO Jefri Sirait berujar:

“Negara-negara di ASEAN terus bekerja sama mencapai integrasi ekonomi yang lebih ketat, AMVESINDO percaya bahwa venture capital Indonesia dan komunitas startup akan menjadi lebih besar dan lebih kuat melalui kerja sama dan sinergi dengan asosiasi di wilayah ini (Asia Tenggara). Kami berharap untuk dapat berkontribusi dan bekerja sama dengan SVCA membuat ASEAN Venture Council mendulang sukses.”

Turut memberikan komentar juga Ku Kay Mok dari Gobi Partners (ASEAN) selaku Committee Member of the SVCA and Partner. Ia mengatakan bahwa pembentukan dewan ini sangat memungkinkan untuk mendukung berbagai industri yang bertumbuh di kawasan ini. Ia mencontohkan pertumbuhan startup yang ada di Indonesia, termasuk yang paling subur di wilayah ASEAN dan diharapkan mampu menjadi penyokong ekonomi digital terbesar pada tahun 2025.

Aplikasi Fashion dan Kecantikan LYKE Bukukan Pendanaan Seri A Rp 53,1 Miliar

Aplikasi fashion dan kecantikan LYKE mengumumkan baru saja mendapat pendanaan Seri A senilai hampir $4 juta (Rp 53,1 miliar). Investasi ini dipimpin oleh sebuah venture capital asal Jerman bernama Holtzbrinck Ventures, dengan dukungan APACIG (Asia Pacific Internet Group) yang berbasis di Singapura. Baik LYKE maupun APACIG didukung oleh Rocket Internet.

Pendanaan ini berikan menyusul pencapaian pengguna LYKE yang baru-baru ini telah mencapai 1 juta unduhan dalam 6 bulan sejak peluncuran. Investasi untuk Lyke ini, bagi Holtzbrinck Ventures, adalah salah satu investasi pertama mereka di Asia Tenggara

Beberapa waktu lalu LYKE juga baru mengumumkan kerja sama strategis dengan beberapa mitra e-commerce di Indonesia, termasuk Sociolla, Berrybenka, HijUp dan MatahariMall. LYKE mengaku bahwa saat ini traksi penggunanya sebagai sebuah the go-to app untuk kalangan muda sudah cukup tinggi. LYKE membukukan bahwa setiap bulan sedikitnya sudah ada 30.000 order.

“Kami telah berkembang secara konsisten dengan mendengarkan pengguna kami dan berinvestasi dalam produk, dan kami berencana untuk terus melakukannya. Pengguna kami menyukai LYKE, yang mengakibatkan angka retention rate dan engagement rate jauh melebihi target. Kami mempunyai nilai conversion rate sebanyak e­commerce, namun dengan user engagement rate sebanyak aplikasi media sosial,” ujar CEO LYKE Bastian Purrer.

Saat ini LYKE tersedia untuk pengguna platform Android dan iOS, dan telah menampung lebih dari 150.000 produk. Dengan investasi pendanaan ini, LYKE akan melanjutkan pengembangan aplikasi mobile yang dimilikinya, sehingga mampu memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna.

Application Information Will Show Up Here

Travelio Dapatkan Pendanaan Pra-Seri A sebesar Rp 26,5 Miliar

Situs pemesanan akomodasi penginapan Travelio hari ini mengumumkan baru saja mendapatkan pendanaan Pra-Seri A sebesar $2 juta (Rp 26,5 miliar) yang dipimpin perusahaan permodalan Gobi Partners. Anthill Ventures (Singapura), Kuok Group (Malaysia), Zhenzhen Sun (Tiongkok) dan CEO Travel+Leisure Tian Gu turut berpartisipasi dalam pendanaan ini. Sebelumnya PT Horizon Internusa Persada (HIP), selaku pengusung situs Travelio, menerbitkan mandatory convertible notes (surat utang) sebesar Rp 21 miliar.

“Karena integrasi mempersempit kesenjangan antara ekonomi digital dan ekonomi riil, perusahaan seperti Travelio akan dapat menemukan cara baru untuk memberikan nilai lebih bagi bisnisnya dan juga konsumen. Karena itulah, kami sangat gembira bisa bermitra dengan perusahaan permodalan dan ahli perhotelan untuk membantu kami membawa Travelio ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Christina Suriadjaja, Co-Founder Travelio.

Penambahan modal dalam pendanaan kali ini akan difokuskan Travelio untuk melakukan ekspansi. Termasuk menambah jumlah item propertinya di Indonesia dan di luar negeri. Dari informasi yang diberikan, Travelio saat ini mengaju telah memiliki basis data properti sebanyak 12.000 item yang tersebar di wilayah Asia Pasifik dan Oseania. Selain itu Travelio juga akan memperkuat tim dan memperluas cakupan pemasaran produk mereka.

“Travelio menawarkan kombinasi unik antara Priceline dan model negosiasinya. Kami percaya bahwa model bisnis ini akan berhasil menggabungkan dua tren yang sedang berkembang saat ini, gamifikasi saat berinteraksi dengan konsumen dan sharing-economy ketika penyewaan akomodasi berhasil mengubah apartemen menjadi (berstandar) hotel,” ujar Kay Mok Ku dari Gobi Partners.

Travelio sendiri didirikan oleh Hendry Rusli, Christina Suriadjaja, Furia Agustinus dan Christie Amanda pada awal tahun 2015 lalu. Awalnya Travelio merupakan anak perusahaan PT Surya Semesta Internusa Tbk., namun kini Travelio telah menjadi perusahaan sendiri sehingga dapat membuka diri untuk menerima modal dari investor lain.

Travelio menyediakan berbagai macam pilihan akomodasi, dari jenis properti pribadi untuk disewakan, seperti vila, rumah atau apartemen. Sebagai sebuah marketplace akomodasi penyewaan properti, Travelio juga bekerja sama dengan jaringan properti global sebagai perantara atau bekerja sama langsung dengan pemilik propertinya.

Application Information Will Show Up Here

Ambruknya Bisnis Foodpanda di Indonesia dan Kekuatan Startup dengan Sentuhan Lokal

Kabar hangat datang dari startup besutan Rocket Internet yang juga beroperasi di Indonesia, Foodpanda. Diberitakan TechCrunch, berdasarkan sumber yang mereka peroleh, bahwa startup yang melayani pesan antar makanan tersebut akan segera menjual operasi bisnis Foodpanda Indonesia. Yang menjadi sorotan adalah nilai jualnya, yang hanya sekitar $1 juta. Sementara itu basis bisnis keseluruhan startup asal Berlin tersebut sudah tersebar di lebih dari 500 kota di 23 negara dunia.

Menurut pemaparan CEO Ralf Wenzel, Foodpanda sudah memantapkan pasar (hingga mendapatkan keuntungan) di wilayah Eropa Timur dan Timur Tengah. Asia Tenggara, khususnya Indonesia, tampaknya bukan menjadi pasar yang pas untuk Foodpanda, karena sejak bisnisnya berdiri, sangat sulit menemui potensi pemasukan bisnis.

Saat ini tim Foodpanda juga dikabarkan tengah melakukan evaluasi kritis untuk keseluruhan bisnis di Asia Tenggara. Tahun lalu bisnis Foodpanda di Vietnam pun sudah terlebih dulu dijual. Pun demikian bisnisnya di India dan Hong Kong, akhir-akhir ini banyak diberitakan miring.

Kami telah menanyakan informasi lebih lanjut ke tim Foodpanda Indonesia dan sejauh ini masih belum mendapatkan jawaban.

Pemain lokal memang harus lebih piawai merangsang pasar

Melemahnya pergerakan Foodpanda di Indonesia disebut-sebut karena dominasi pemain lokal di sektor on-demand, dalam hal ini layanan Go-Food dari Go-Jek. Jumlah rekanan driver yang lebih banyak dan adopsi yang cukup kencang oleh masyarakat lokal membuat Go-Jek makin digandrungi. Apalagi jika dibandingkan dari sisi kelengkapan makanan yang ditawarkan, Go-Food memang terasa lebih bervariasi dari sudut pandang penikmat makanan lokal.

Kedua startup tersebut betul-betul harus berjuang keras mengakuisisi pelanggan. Namun kokohnya Go-Jek sebagai pemain lokal, menjadi sebuah indikasi menarik bahwa produk atau layanan lokal sebenarnya dapat bersaing dengan layanan luar, bahkan yang sudah “mapan” sekalipun, asalkan memiliki kecakapan dan penetrasi yang kuat.

Lebih memahami bagaimana kultur pengguna di Indonesia

Keterbatasan jangkauan pengantaran oleh kurir Foodpanda menjadi salah satu faktor yang banyak diperbincangkan. Padahal Foodpanda membatasi hal ini dengan alasan kualitas pelayanan yang lebih baik. Masyarakat ternyata lebih menghargai Go-Food yang mampu membantu membeli makanan hingga sejauh 25 km dari lokasi pengantaran, padahal hanya berbekal plastik biasa dan tidak menggunakan kotak penyimpanan khusus selama perjalanan.

Startup yang mampu memaksimalkan potensi layanan akan mampu bertahan lebih kuat. Go-Jek awalnya didirikan untuk kebutuhan transportasi, tapi mampu mengemas kekuatan armadanya untuk bisa memenuhi berbagai kebutuhan lain. Inilah yang disebut dengan memahami kultur. Mampu mengoptimalkan sebuah layanan untuk merangkul proses bisnis yang lebih luas.

Apa yang terjadi di Indonesia bisa terjadi di negara-negara basis Foodpanda yang lain. Cepat atau lambat jika perusahaan tidak mampu menyesuaikan tatanan bisnis dengan kebutuhan lokal yang ada, atau menyesuaikan karakteristik bisnis dengan kultur yang ada, maka pemain lokal di tiap negara tersebut bersiap untuk mengakuisisi ekosistem pengguna yang sudah adaptif dengan layanan on-demand. Hal ini menjadi pelajaran bagi para pelaku startup menanggapi persaingan yang semakin kompetitif secara global.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Pengembang SaaS Pendidikan Quintal Bukukan Pendanaan Awal dari East Ventures

Startup pengembang layanan SaaS (Software as a Services) pendidikan Quintal baru saja mendapatkan putaran pendanaan awal (seed funding round) yang dipimpin oleh East Ventures. Tidak dipaparkan seberapa banyak nilai investasi yang disuntikkan. Pendanaan ini akan difokuskan banyak untuk perekrutan talenta baru (terutama di tim teknis) dan pengembangan sistem pemasaran B2B yang saat ini dijalankan Quintal.

Layanan Quintal sendiri terdiri dari beberapa sistem yang dikembangkan untuk menunjang kebutuhan administratif sekolah, yakni berupa LMS (Learning Management System) dan Sistem Informasi Administratif Sekolah. Pangsa pasarnya cukup spesifik, yakni untuk sekolah berjenjang K-12 di Indonesia (atau setara SD-SMA).

Gagasan pengembangan sistem ini muncul untuk mengatasi isu efisiensi pengajaran yang selama ini mengganggu kegiatan belajar. Guru-guru seringkali dibebankan dengan pemenuhan kebutuhan administrasi sehingga mengganggu jam belajar di kelas. Quintal mendesain agar proses tersebut dapat dikerjakan secara terstruktur melalui pendekatan digital, sehingga meringankan kerja guru.

Tidak hanya itu, Quintal juga menyediakan layanan belajar online yang memungkinkan guru untuk mengunggah bahan ajar dan kegiatan ujian. Sistem juga mendesain agar orang tua siswa dapat memantau perkembangan anaknya di sekolah. Saat ini sistem Quintal sudah diimplementasikan di lima sekolah swasta dan memenuhi kebutuhan administratif untuk lebih dari 2.000 siswa.

Sebelum kucuran investasi ini, Quintal berjalan secara bootstrapping selama satu setengah tahun. Tahun ini Quintal menargetkan untuk perluasan pangsa pasar dan fitur baru pada produknya. Termasuk hendak meluncurkan sistem pengelolaan finansial sekolah untuk mengakomodasi pembayaran SPP, penggajian hingga biaya pembangunan. Saat ini beberapa kurikulum pendidikan juga sudah diterapkan ke dalam sistem, di antaranya Kurikulum 2013, KTSP (2006) dan kurikulum internasional Cambridge.

“Untuk mengimplementasikan teknologi pendidikan saat ini tantangannya pada cara kita untuk dapat beradaptasi dengan penyesuaian atau pembaruan yang sangat cepat. Misalnya sekolah tertentu mengadopsi kurikulum dengan desain tertentu yang harus kita sesuaikan, termasuk ketika ada perubahan kurikulum dari sisi regulasi. Tim pengembang harus bergerak lebih cepat,” ujar Co­-Founder dan CEO Quintal Danny Saksono.

Ke depan, ada rencana Quintal untuk menjalin kerja sama dengan regulator pendidikan di Indonesia untuk membuat masif pemanfaatan sistem pendidikan ini di sekolah-sekolah di Indonesia.

Forum Pojok AXIS dan Aplikasi AXISnet Diluncurkan untuk Layanan Pelanggan Virtual AXIS

Guna memberikan akses bagi pelanggan untuk menyampaikan aspirasinya, AXIS baru saja meluncurkan forum interaksi bernama Pojok AXIS dan aplikasi mobile AXISnet. Aplikasi AXISnet sendiri saat ini telah tersedia untuk pengguna platform Android dan iOS.

Pojok AXIS berupa website berformat forum yang dapat digunakan untuk berinteraksi secara langsung antar pengguna AXIS. Forum baru ini akan menjadi saluran komunikasi bagi AXIS untuk dapat secara lebih cermat jelas menyerap aspirasi serta menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.

Sedangkan AXISnet akan memudahkan pelanggan untuk mengakses berbagai informasi seperti nomor telepon mereka, sisa pulsa yang dimiliki, masa aktif, sisa kuota paket dan info transaksi.

VP AXIS Business Unit Kirill Mankovski mengatakan bahwa forum yang ditargetkan untuk konsumen remaja ini diharapkan mampu mengakomodasi konsumen yang enggan menghubungi call center untuk menyampaikan saran atau keluhan, dan kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk mencari solusi secara online.

Terlepas dari inovasi tersebut, sebenarnya ada saluran yang lebih bersahabat dengan konsumen di masa kini, yakni melalui media sosial. Sering kali masyarakat mengeluhkan atau menanyakan suatu layanan melalui akun resmi penyedia jasa melalui media sosial. Namun tak jarang yang justru kecewa dengan jawaban yang tidak begitu membantu.

Upaya untuk memperkuat wawasan tim media sosial tentunya bisa menjadi alternatif yang lebih efisien, tanpa harus memikirkan skema sosialisasi dan pengenalan cara penggunaan sebuah layanan pelanggan baru yang lebih kompleks.

Application Information Will Show Up Here