Tantangan Startup Menjalankan Bisnis

Persoalan talenta, meyakinkan investor untuk mendapatkan pendanaan, hingga memasarkan produk merupakan masalah yang kerap ditemui oleh startup. Sifatnya yang men-disrupt menjadikan startup cukup sulit untuk mengembangkan bisnis di awal. Meskipun saat ini sudah ada 4 startup Indonesia yang berstatus unicorn, namun masih banyak startup baru yang kesulitan untuk memulai bisnis.

Di sesi diskusi Starthub Connect 2018 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition, BSD, empat narasumber menyampaikan pengalaman dan mengupas permasalahan terkait dengan startup di Indonesia.

Dipandu CEO DailySocial Rama Mamuaya, keempat panelis tersebut adalah CTO EmasDigi Natali Ardianto, CEO Digital Ventures dan Emerging Business Sinar Mas Land Herry Santoso, CTO Investree Dickie Widjaja, dan Co-Founder dan CEO Goers Sammy Ramadhan.

Talenta asing vs lokal

Masih minimnya talenta yang berkualitas saat ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga engineer di startup, masih merupakan kendala yang banyak ditemui oleh startup. Salah satu solusi yang mulai banyak dilakukan adalah dengan merekrut tenaga kerja asing yang ternyata banyak memiliki kemampuan di atas rata-rata dibandingkan talenta lokal.

Menurut Natali Ardianto, langkah ini memang menjadi jalan pintas, namun di sisi lain membuktikan bahwa belum banyak talenta Indonesia yang memiliki kemampuan dan kualifikasi yang ideal.

“Sebenarnya sudah banyak effort yang dilakukan oleh pelaku startup dan teknologi di Indonesia untuk mengembangkan talenta yang ideal, namun permasalahan kurikulum dan hal terkait lainnya, menyulitkan universitas untuk mulai memberikan pelajaran tersebut kepada mahasiswanya,” kata Natali.

Sammy Ramadhan menambahkan, saat ini demi mendapatkan talenta yang berkualitas, sudah banyak inkubator hingga lembaga pendidikan yang memberikan edukasi dan pelatihan pemrograman kepada siswa SMK hingga orang umum. Di Goers sendiri, salah satu cara untuk merekrut talenta adalah dengan menjalin kerja sama dengan SMK dan Binar Academy.

Sementara itu menurut Dickie Widjaja, talenta yang ideal tidak hanya mengedepankan latar belakang pendidikan saja, tapi mereka juga harus kreatif. Kebanyakan startup masih terlalu fokus untuk mengembangkan bisnis, masih sulit untuk menemukan talenta yang ideal sesuai dengan kebutuhan.

Menemukan investor yang tepat

Dalam kesempatan tersebut turut hadir perwakilan investor Herry Santoso yang cukup aktif merangkul perusahaan teknologi untuk berkantor di BSD, Tangerang.

Disinggung strategi apa baiknya yang bisa diterapkan startup untuk mendapatkan perhatian dari investor, Herry menyebutkan startup harus memiliki produk yang long lasting yang pada akhirnya bisa meyakinkan investor. Ditambahkan olehnya, pada akhirnya investor hanya ingin mendapatkan return dan profit yang lebih dari startup, usai investasi diberikan.

“Untuk memulai bisnis tidak perlu menyesuaikan investor yang relevan dengan bisnis yang akan dijalankan, misalnya startup yang menyasar healthtech harus mendekati investor yang memiliki latar belakang tersebut, jika produk menarik dan dinilai memiliki potensi, semua investor pasti akan tertarik untuk berinvestasi,” kata Herry.

Menurutnya, pada akhirnya pemilik startup harus bisa menentukan model bisnis dari startup yang didirikan, menemukan value dari tim, hingga menentukan investor yang relevan.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Starthub Connect 2018

JD.ID Introduces “JDVirtual” as Modern Retail in Train Stations

JD.ID introduces a modern retail as the new service for its customers called JDVirtual. It is now available in some train stations, including Jakarta Kota, Sudirman, Juanda, Gondangdia, Cikini, Tebet, Pasar Minggu, and Depok Baru.

JDVirtual sells food, beverages, and some household stuff, the items you usually seen in retail stores. It is expected to facilitate customers in selecting goods, it’ll later be delivered to the address placed in the app.

Not only to discover a new model, it’s also an attempt to extend the high-potential of commuters in Jakarta.

PT Kereta Commuter Indonesia in its official page said by June 2018, the average number of commuters in working days has reached 1 million, there’s a time when they have to serve up to 1.154.080 customers.

The previous O2O (Online-to-Offline) concept was demonstrated by JD.ID through the launch of its futuristic shop JD.ID X at PIK Avenue in early August. However, on JD.ID X, items are sold directly with payment via an app.

Purchasing with QR Code

Using QR Code technology, JDVirtual offers a modern shopping method while prioritizing the borderless and cashless shopping. JD.ID users can directly purchase by scanning the product code in JDVirtual. Furthermore, the transaction can be processed in JD.ID app, including payment.

JD.ID, with JDVirtual, aims to provide a new shopping experience for its loyal customers. It doesn’t rule out the possibility for JDVirtual service to be added in some strategic places of public transportation services, such as bus terminals and airports.

“Customers are our inspiration to run the business in Indonesia. We believe in JD.ID Virtual borderless shopping concept to provide real solutions for the modern retail industry while carrying out a mission for better Indonesia,” Zhang Li, JD.ID’s President Director, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

JD.ID Hadirkan Toko Ritel Modern “JDVirtual” di Stasiun Commuter Line

JD.ID menghadirkan layanan baru bagi penggunanya berupa toko ritel modern bernama JDVirtual. JDVirtual saat ini bisa ditemui di stasiun Jakarta Kota, Sudirman, Sudimara, Juanda, Gondangdia, Cikini, Tebet, Pasar Minggu dan Depok Baru.

JDVirtual menjual produk makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga, persis seperti yang biasa banyak ditemukan di toko ritel. Toko ritel disajikan untuk memudahkan pengguna memilih jenis barang yang dibeli, nantinya barang tersebut akan dikirimkan ke alamat yang tertera pada aplikasi.

Selain menjajaki model baru, upaya ini dilakukan untuk merangkul potensi mobilitas pengguna commuter line yang cukup tinggi di Jakarta.

Berdasarkan data dari PT Kereta Commuter Indonesia di laman resminya, hingga Juni 2018 rata-rata jumlah pengguna KRL di tiap hari kerja mencapai 1 juta orang, dengan rekor jumlah pengguna terbanyak yang dilayani dalam satu hari adalah 1.154.080 pelanggan.

Konsep O2O (Online-to-Offline) sebelumnya juga dijajal JD.ID melalui peluncuran toko futuristis JD.ID X di PIK Avenue awal Agustus lalu. Hanya saja di JD.ID X barang dijual langsung, pembayaran dilakukan melalui aplikasi.

Pembelian menggunakan kode QR

Memanfaatkan teknologi kode QR, JDVirtual menawarkan cara berbelanja modern dengan tetap mengedepankan konsep belanja tanpa batas (borderless) dan non-tunai (cashless). Bagi pengguna aplikasi JD.ID, bisa langsung melakukan pembelian dengan memindai kode produk di JDVirtual. Selanjutnya proses transaksi akan dilakukan di aplikasi JD.ID, termasuk pembayaran.

Target JD.ID dengan JDVirtual ini adalah memberikan pengalaman baru dalam berbelanja bagi para pelanggan setianya. Tidak menutup kemungkinan layanan JDVirtual akan ditambah di beberapa titik strategis layanan transportasi masyarakat seperti di terminal bus dan bandara.

“Pelanggan adalah inspirasi kami dalam menjalankan bisnis di Indonesia. Kami percaya dengan JD.ID Virtual konsep berbelanja yang tak mengenal batas dapat memberikan solusi nyata bagi industri ritel modern sekaligus menjalankan amanah kami untuk memajukan Indonesia,” kata President Director JD.ID, Zhang Li.

Application Information Will Show Up Here

RenovAsik Tawarkan Jasa Tukang dan Pembiayaan Renovasi Rumah

Persoalan ketersediaan jasa tukang untuk melakukan renovasi rumah atau bangunan, saat ini masih menjadi kendala yang banyak ditemui orang banyak. Melihat permasalahan tersebut, RenovAsik, startup yang menyediakan platform untuk melakukan renovasi rumah atau bangunan hingga pembiayaan, resmi meluncur di Jabodetabek.

Merupakan brand yang berdiri dibawah naungan dari PT Renovasi Indonesia Satu (RI 1), RenovAsik berdiri pada bulan Juli 2018. Startup yang baru berusia satu bulan ini, digawangi tiga pendiri yang memang sudah berkecimpung di bidang konstruksi bangunan. Mereka adalah, Fendy Hidayat (CEO), Ressa Ferdian (COO), dan Indra Setiawan (CMO).

Kepada DailySocial, CMO RenovAsik Indra Setiawan mengungkapkan, RenovAsik berupaya melakukan semua kegiatan terkait renovasi rumah atau bangunan, yang meliputi penghitungan anggaran bangunan, memilih bahan material yang berkualitas, membuat desain yang ideal, mencari tukang yang jujur dan berkualitas, serta masalah ketersediaan biaya renovasi sendiri yang terkadang menjadi penghalang utama untuk bisa melakukan renovasi rumah.

Cara kerja RenovAsik

Untuk menikmati layanan RenovAsik, pelanggan bisa mengakses situs RenovAsik dan melakukan simulasi budget. Harga yang muncul di simulasi hanya berupa estimasi saja dan belum final. Semua tergantung pelanggan, apakah ingin menggunakan bahan material kelas standar atau kelas premium.

Pada saat simulasi selesai dilakukan, pelanggan pun bisa langsung menentukan jadwal untuk visit atau kedatangan. Setelah survei biasanya akan terjadi negosiasi ulang mengenai perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan desain. Setelah terjadi kesepakatan, renovasi bisa langsung dikerjakan.

“Pada intinya kami menggabungkan konsep bisnis O2O (Online to Offline) dan juga sebaliknya, Offline to Online melalui platform RenovAsik,” kata Indra.

Saat ini RenovAsik mempunyai beberapa sumber pendapatan. Yang berkaitan dengan project dibagi menjadi 4 kategori, yaitu Jasa Pembangunan, Jasa Maintenance, Jasa Design, dan Jasa Renovasi. Per kategori tersebut di dalamnya masih ada rincian item pekerjaan lagi.

“Jika kami persingkat point utamanya yaitu kami mengambil profit gross margin hanya 7–10% saja dari nilai RAB apapun item jenis pekerjaan. Di samping dari pekerjaan project, RenovAsik juga mengambil profit dari program member get member yang kami terapkan, yaitu sebesar Rp30-35 ribu per anggota yang mendaftar,” kata Indra.

Saat ini RenovAsik telah memiliki sekitar 50 anggota yang bergabung dalam platform. Tugas mereka selain sebagai tim pemasaran, juga membantu pekerjaan RenovAsik sebagai freelancer, yang juga disebut “Sahabat RenovAsik”.

Berkolaborasi dengan institusi finansial

Layanan lain yang disediakan RenovAsik adalah menyediakan pembiayaan renovasi untuk pelanggan. Hal ini dilakukan melihat besarnya budget yang akan dikeluarkan, saat renovasi rumah atau bangunan dilakukan. Untuk itu RenovAsik menggandeng institusi finansial untuk membantu mencarikan nasabah kredit untuk renovasi.

Masih menjalankan bisnis secara bootstrapping, RenovAsik tengah mempersiapkan kegiatan penggalangan dana dalam waktu dekat. Sebelumnya marketplace yang menyasar serupa, Arsitag, di tahun 2016 sempat mendapatkan pendanaan awal dari East Ventures.

“Ke depannya kami menargetkan untuk bisa membuka lowongan kerja kepada minimal 1000 mandor (kepala tukang). Yang mana per satu orang mandor biasanya mempunyai 10 orang tukang di bawah arahannya. Artinya kami menargetkan minimal membuka lapangan kerja kepada 10 ribu orang sampai dengan dua tahun ke depan,” kata Indra.

Ajaib Hadirkan Layanan Manajer Keuangan untuk Investasi Reksa Dana

Setelah kolaborasi Jagartha Advisors dan Bareksa yang fokus membantu pengguna menemukan investasi reksa dana online yang tepat, hadir pula layanan serupa yang menyasar individu kalangan menengah untuk berinvestasi reksa dana secara online bernama Ajaib.

Startup lulusan program Y Combinator ini didirikan Anderson Sumarli, Yada Piyajomkwan, dan Kevin Lee. Kepada DailySocial, Chief Growth Officer Yada Piyajomkwan mengungkapkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami peningkatkan middle class dan diprediksi akan mencapai 120 juta penduduk pada tahun 2020.

“Hampir sama dengan yang terjadi di Tiongkok dan India, dengan meningkatnya disposable income akan semakin banyak orang yang akan memulai untuk berinvestasi,” kata Yada.

Ditambahkan Yada, saat ini hanya 0,5% penduduk Indonesia dari 260 juta yang sudah memulai untuk berinvestasi. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan utama mengapa Ajaib didirikan.

“Kami juga melihat bahwa layanan perencanaan keuangan saat ini hanya tersedia bagi kalangan menengah ke atas. Misi kami ingin mendemokrasikan akses produk keuangan dan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia bagi semua kalangan,” kata Yada.

Rekomendasi berdasarkan profil risiko investasi

Ketika middle class ingin memulai berinvestasi, hal pertama yang mereka hadapi adalah tantangan, yaitu kurangnya pengetahuan dan sedikitnya sumber referensi yang bisa diminta untuk memberikan saran. Saat ini jika ingin memiliki manajer keuangan pribadi, dibutuhkan biaya yang tidak murah dan layanan ini hanya mampu dinikmati oleh kalangan premium.

Secara khusus, Ajaib menyediakan portofolio yang personal berdasarkan profil risiko pengguna. Ajaib juga memungkinkan pembukaan akun untuk tabungan dan investasi, memanfaatkan manajer keuangan yang memiliki lisensi. Secara otomatis semua portofolio tersebut diawasi Ajaib. Dimulai dari reksa dana, rencana Ajaib adalah menambah pilihan investasi lainnya.

“Kami memberikan sebuah rekomendasi portofolio yang dipersonifikasi sesuai dengan tujuan masing-masing individu. Ajaib membantu memberikan rekomendasi profil resiko investasi yang berbeda,” kata Yada.

Menurut Yada, proses tersebut cukup banyak diterapkan di Amerika Serikat, namun belum terlalu familiar dan masih sedikit dimanfaatkan di Indonesia. Manajer investasi yang ada saat ini, masih cukup mahal tarifnya, untuk dimanfaatkan oleh kalangan menengah.

Ajaib merekomendasikan kepada pengguna untuk memulai portofolio di bawah $15 (sekitar Rp 200 ribu lebih). Ajaib juga tidak mengenakan biaya untuk akun tersebut. Ajaib hanya mengenakan biaya manajer investasi di dalam platform.

“Kami menciptakan portofolio yang lebih personal untuk pengguna kapan saja dimana saja melalui smartphone mereka dan menyematkan automate portfolio management, termasuk fitur seperti auto-rebalancing [menggunakan robo advisor],” kata Yada.

Rencana dan target Ajaib

Meskipun masih belia usianya, Rencana Ajaib selanjutnya adalah menyempurnakan produk dan layanan di aplikasi, yang saat ini sudah tersedia di Android. Dalam waktu dekat Ajaib juga akan meluncurkan aplikasi dalam versi iOS.

Target Ajaib lainnya adalah membantu lebih banyak masyarakat Indonesia melakukan pengembangan produk, sehingga aplikasi yang Ajaib sediakan mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat di Indonesia

“Setelah mendapatkan funding dari Y Combinator, kami akan mulai melakukan edukasi dan penetrasi ke berbagai lapisan masyarakat untuk mencapai tujuan dan misi kami yaitu meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, dan menyediakan layanan keuangan yang bisa dijangkau oleh siapa saja untuk memulai berinvestasi dengan mudah dan aman,” tutup Yada.

Application Information Will Show Up Here

TrueMoney Indonesia Fokus Tambah Kemitraan dan Peningkatan Jumlah Agen Toko

Menyesuaikan rencana yang sudah disusun sejak awal tahun 2018, TrueMoney Indonesia, salah satu perusahaan penyedia layanan uang elektronik, menambah sejumlah kemitraan dengan institusi finansial di Indonesia.

Kepada DailySocial, Direktur Operasional True Money Indonesia Rio da Cunha mengungkapkan, saat ini TrueMoney Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan empat institusi finansial. Mereka adalah BFI Finance, Kreditplus, Pusat Gadai Indonesia dan BPRS Al Salaam.

Untuk BPRS Al Salaam, nantinya anggota yang tertarik bisa melakukan cicilan biaya umroh. Untuk membedakan TrueMoney Indonesia dengan layanan lainnya, DP atau uang muka adalah 10% dari nilai biaya umroh. Pembayaran cicilan bisa dilakukan usai pengguna melakukan perjalan umroh, penawaran yang cukup menarik untuk pengguna di Indonesia.

“Fokus kita saat ini ingin menjalin lebih banyak lagi dengan institusi keuangan, apa pun itu guna membantu anggota dan agen TrueMoney.”

Sebelumnya TrueMoney Indonesia juga telah menjalin kemitraan dengan kiosk digital Mcash dan asuransi mikro, Allianz.

16 ribu agen

Saat ini TrueMoney Indonesia telah memiliki 16 ribu agen, yang kebanyakan adalah toko kelontong. Agen ini yang bergerilya menawarkan berbagai produk TrueMoney ke konsumen umum.

Tahun ini sebenarnya TrueMoney menargetkan 17 ribu agen baru, namun persoalan edukasi kepada calon agen dan anggota yang memberatkan TrueMoney Indonesia untuk mencapai target tersebut.

“Kami mencatat masih banyak masyarakat Indonesia yang menyukai pertemuan langsung dengan agen kami dibandingkan melakukan transaksi secara online. Untuk itu kami fokus kepada agen yang memiliki toko kelontong di seluruh Indonesia,” kata Rio.

Kerja sama dengan EmasDigi, Orori, dan Alfamart

Selain menambah kemitraan strategis dengan institusi keuangan, dalam waktu dekat TrueMoney Indonesia juga akan menambah kemitraan dengan EmasDigi dan Orori. Masih dalam proses penjajakan, kerja sama ini nantinya memungkinkan TrueMoney Indonesia bukan hanya sebagai alat pembayaran, namun juga platform untuk pembelian emas dan tabungan emas.

“Investasi ini menurut saya sangat menguntungkan, melihat tren pembelian emas secara online, diharapkan bisa menambah layanan baru untuk pengguna,” kata Rio.

TrueMoney Indonesia juga akan memberikan keuntungan kepada anggota dan agen TrueMoney Indonesia untuk menjual produk dalam e-katalog, yang disiapkan Alfamart. Dengan demikian memungkinkan agen dan anggota menambah penghasilan tambahan.

Perusahaan mencatat, kerja sama dengan Alfamart melalui “TrueMoney Pengiriman Uang” untuk pengiriman uang domestik saat ini sudah mengakomodasi 26 ribu transaksi per harinya. Kontribusi dari Alfamart diklaim paling banyak, dibanding layanan lainnya.

“Harapannya TrueMoney Indonesia bisa menjadi layanan remitansi nomor satu di Indonesia, baik domestik maupun internasional,” tutup Rio.

Application Information Will Show Up Here

Resmikan Kepengurusan Baru, idEA Fokus ke Pengembangan Ekonomi Digital

Pasca terpilihnya Country General Manager Rumah123 Ignatius Untung sebagai  Ketua Umum idEA (Asosiasi E-Commerce Indonesia) untuk masa bakti 2018-2020, idEA secara resmi memperkenalkan kepengurusan yang baru dan menyampaikan sejumlah rencana yang akan dijalankan.

Salah satu fokus utama idEA saat ini adalah mengubah konsep asosiasi yang dulunya hanya fokus ke layanan e-commerce. Kini mereka memfasilitasi semua bisnis ekonomi digital, bahkan di luar layanan e-commerce. Termasuk yang dicakup adalah sharing economy, on demand service, health technology, agriculture, internet of things, game, content. Istilah yang nantinya akan diterapkan adalah Digital Economy Association.

Perubahan tersebut dianggap relevan dilakukan idEA untuk kebutuhan yang akan datang. Di kepengurusan kali ini, Asosiasi e-commerce Indonesia memiliki visi mengakselerasi keberpihakan terhadap industri ekonomi digital.

“Secara khusus idEA ingin mengajak stakeholder untuk berpihak kepada teknologi digital. Bukan cuma fokus kepada layanan e-commerce, tapi juga semua pihak terkait yang masuk dalam ekonomi digital,” kata Untung.

Kepengurusan periode ini akan lebih comprehensive mendorong kedaulatan ekonomi yang bertumpu pada ekonomi digital, meliputi pendampingan pemerintah dalam penciptaan aturan dan iklim bisnis yang mendukung tumbuh kembang industri ekonomi digital.

Membuat portal komunitas

Fokus lain yang akan dilancarkan idEA adalah membentuk sebuah wadah berbentuk komunitas, agar perusahaan teknologi, termasuk di dalamnya pekerja, bisa bertemu dan melakukan diskusi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kompetisi sengit antar perusahaan. Di sisi lain, startup juga bisa dengan mudah menemukan talenta yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi sesama pekerja.

“Dari pengalaman saya pribadi bekerja di portal properti, banyak sekali benturan dan persaingan bisnis. Melalui komunitas ini harapannya semua bisa didiskusikan, agar persaingan bisa berjalan lebih positif,” kata Untung.

idEA juga secara khusus akan melakukan consumer research, market education, public relation dan market research. Harapannya kegiatan ini bisa membantu regulator mengumpulkan data dan melakukan sosialisasi ke pelaku usaha.

“Tentunya tantangan kami dari idEA adalah mengumpulkan data transaksi yang akurat dan lengkap dari layanan e-commerce. Bersama BPS diharapkan hal tersebut bisa memberikan hasil lebih cepat,” kata Untung.

Mengeluarkan standarisasi layanan e-commerce

Ketua Umum idEA Ignatius Untung
Ketua Umum idEA Ignatius Untung

Meneruskan program yang diusung sejak kepemimpinan Daniel Tumiwa, yaitu standarisasi layanan e-commerce, layanan e-commerce bisa mendapatkan peringkat atau grade berdasarkan rekomendasi dan standarisasi yang dikeluarkan idEA, termasuk soal pembelian dan pengantaran.

Masih dalam tahapan sosialisasi dan diskusi, peringkat atau grade tersebut akan terbagi menjadi grade A, B, C.

“Misalnya ketika pembeli melakukan pembelian hingga pengiriman, seberapa cepat respon dari penjual hingga barang tiba di rumah. Semua proses tersebut bisa masuk dalam standarisasi idEA,” kata Untung.

Layanan e-commerce bisa mengajukan standarisasi tersebut kepada idEA, namun mereka tidak memaksa semua layanan e-commerce untuk comply dengan standarisasi yang nantinya akan serupa konsep ISO (International Organization for Standardization). Targetnya hingga tahun 2020, sosialisasi dan pembagian kategori standarisasi tersebut bisa final.

Hal lain yang menjadi fokus idEA adalah penerapan tarif bawah. idEA akan memonitor adanya pemberian subsidi dari layanan e-commerce terkait penjualan produk impor dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya di pasaran.

Jika terbukti memberikan subsidi, layanan tersebut akan diperiksa, apakah masih memberikan keuntungan atau merugi. Di sisi lain, kegiatan ini bisa meminimalisir kegiatan pemberian subsidi yang makin masif di kalangan layanan e-commerce di Indonesia.

“Pada dasarnya tidak ada layanan e-commerce hingga transportasi online yang ingin memberikan subsidi. Namun semakin ketatnya persaingan menjadikan kegiatan ini tidak bisa dihindari. Untuk itu idEA akan melakukan monitoring dan memastikan semua bisnis tetap mendapatkan keuntungan dan tentunya tidak merugi dengan memberikan subsidi tersebut,” kata Untung.

Terapkan Skema O2O, Platform Marketplace Fesyen Muslim HIJUP Segera Hadirkan “Offline Store” di London

Sejak tahun 2017, marketplace fesyen khusus busana muslim, HIJUP, melancarkan skema O2O (online to offline) dengan membuka gerai offline pertama di Pejaten, Jakarta Selatan. Tahun ini Hijup menggencarkan pembukaan toko offline di berbagai daerah, total sudah memiliki 8 toko, dan berniat membuka toko pertamanya di London, Inggris.

“Banyak pelanggan yang sudah melihat produk secara online, tetapi tidak berani beli karena mungkin ada ketakutan dengan ukuran dan sebagainya. Sekarang, mereka bisa langsung mengunjungi HIJUP Warehouse Store di Jakarta atau store di daerah masing-masing. Sebaliknya, jika sudah pernah melihat dan mencoba barang di HIJUP store dan belum sempat beli bisa langsung membeli melalui situs atau aplikasi HIJUP di smartphone,” kata CEO HIJUP Diajeng Lestari.

Rencana menghadirkan offline store di London

Berangkat dari HIJUP warehouse store di Pejaten Jakarta Selatan yang hadir untuk memenuhi permintaan pelanggan untuk membeli, melihat, dan merasakan langsung produk HIJUP yang tersedia di situs, HIJUP mencatat ternyata minat belanja offline masih cukup besar, khususnya di daerah.

Melalui offline store ini, HIJUP berupaya untuk menciptakan keseimbangan pelayanan antara online dengan offline. Fungsinya mengikuti pola belanja masyarakat yang belum sepenuhnya online.

Saat ini Hijup telah memiliki 8 offline store di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Padang, Lombok, Palembang, Makassar, Bandung, Pekanbaru). HIJUP Store Samarinda merupakan offline store HIJUP terbaru yang menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat di Samarinda dan sekitarnya. HIJUP sudah hadir di Malaysia dan menyusul rencana pendirian offline store di London, Inggris.

Awal tahun ini HIJUP telah mengakuisisi Haute-Elan, platform marketplace terbesar Inggris Raya untuk modest fashion, dengan nilai yang tidak disebutkan. Pasca akuisisi ini, mereka meluncurkan Hijup UK Limited yang menjadi langkah pertama Hijup go global.Hiju

“Pengadaan HIJUP Store sendiri kita masih mengikuti permintaan pasar. Sampai saat ini HIJUP Store telah hadir di 8 kota besar di Indonesia, satu HIJUP Store Malaysia dan menyusul HIJUP Store London,” kata Diajeng.

Application Information Will Show Up Here

Platform Gaya Hidup Berbasis Keanggotaan “Club Alacarte” Tambah Dua Segmen Pasar dan Perkenalkan Logo Baru

Telah hadir sejak tahun 2017 lalu, layanan yang memberikan program keanggotaan berbasis aplikasi untuk restoran, Club Alacarte, secara resmi mengubah logo dan merambah dua segmen baru, yaitu produk ritel (toko belanja) dan lifestyle. Menurut Co-Founder dan CEO Club Alacarte Ferdinand Sutanto, meskipun berawal dari pemberian diskon dan promo khusus seperti Buy 1 Get 1 Free untuk restoran, kini Club Alacarte ingin menjadi aplikasi gaya hidup untuk warga Jakarta.

“Secara resmi di aplikasi Club Alacarte telah tersedia pilihan ritel dan produk lifestyle untuk pengguna. Pilihan tersebut hadir setelah melihat tren dan demand dari pengguna kami.”

Saat ini Club Alacarte telah memiliki sekitar 200 merchant, 50 ribu customer traffic generated, dan mengklaim telah membantu semua mitra meningkatkan penjualan hingga Rp 10 miliar. Sejak awal Club Alacarte memiliki komitmen untuk mendorong penjualan mitra restoran dan menyasar kalangan menengah ke atas. Dengan mengedepankan skema berlangganan, pengguna bisa memilih berlangganan Lite Membership dan Premium membership.

Penerapan investasi keanggotaan berskala kecil untuk semua fitur dining, lifestyle, dan ritel melalui aplikasi Club Alacarte dapat diperoleh dengan mengunduh aplikasi secara online yang dilanjutkan dengan proses registrasi. Pengguna yang telah berhasil terdaftar sebagai member Club Alacarte dapat memanfaatkan fitur-fiturnya secara langsung di semua mitra yang telah bergabung.

“Setelah menjalan bisnis selama satu tahun, kami melihat antusias yang positif dari mitra kami. Dengan alasan itulah, kami menambah dua [segmen] layanan baru untuk menambah pengguna sekaligus merchant kami,” kata Ferdinand.

Segera kantongi pendanaan baru

Dengan teknologi yang dimiliki, Club Alacarte berusaha membantu pelaku bisnis offline dalam menghadapi adanya pergeseran pola perilaku konsumen yang mulai menjadi serba online. Club Alacarte berperan sebagai platform yang mendorong konsumen untuk mendatangi mitra secara langsung, baik itu restoran, penyedia layanan kebutuhan gaya hidup, atau toko perbelanjaan.

Saat ini aplikasi Club Alacarte sudah diunduh lebih dari 5 ribu orang. Menurut Ferdinand, fokus Club Alacarte saat ini adalah lebih kepada awareness, sehingga metrik active user bukanlah menjadi prioritas.

“Kami sangat yakin dan percaya dengan model bisnis yang kami tawarkan bisa membantu pemilik usaha meningkatkan penjualan sekaligus berpromosi,” kata Ferdinand.

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, Club Alacarte menyebutkan segera mendapatkan pendanaan baru tahapan awal yang diperoleh dari investor lokal dan asing. Mengklaim sudah di tahap closing, pendanaan baru ini akan dimanfaatkan Club Alacarte untuk mengembangkan bisnis.

“Target Club Alacarte setelah mengganti logo dan menambah dua [segmen] layanan baru adalah untuk memperkenalkan lebih luas lagi layanan keanggotaan berbasis aplikasi yang dimiliki oleh Club Alacarte,” kata Ferdinand.

Application Information Will Show Up Here

Raditya Dika Joins Penulis.ID as Chief Creative Officer

The massive content marketing implementation for marketing purposes is one opportunity for startup targeting the sector. One example is Penulis.ID, a content agency startup providing content marketing, from articles, press release, social media management, and video.

In creating a solid team and accelerate the company’s development, Penulis.ID collaborates with a celebrity, Raditya Dika. Appointed as Chief Creative Officer, Raditya Dika will focus on improving the company’s quality of social media, video, and content teams.

“With Raditya Dika joining Penulis.ID team, we target the next two years to grow 5 times from where we are now. His experience in the two channels is very valuable,” Adhika Dwi Pramudita, Penulis.ID’s CEO, said to DailySocial.

Currently, Penulis.ID claimed to have dozens of top companies in need to improve their content strategies in order to attract a broader audience.

“The future trend of marketing is content. Without any good content, brands will have difficulty to reach the audience. It’s a great business market,” Raditya Dika added.

Yet to plan a new fundraising

In order to facilitate startups and brands to use its services, PenulisID provides three bundles with variant prices. Starts from IDR 2.4 million to IDR 11 million, the company can get the full services which quite affordable.

“Content marketing market is rapidly growing. In fact, we’re currently having some big brands as clients in Indonesia, including one of the unicorns,” Pramudita said.

After the fundraising in 2014, Penulis.ID haven’t had any plan to make another one. They claimed to have positive cash flow in 2017, the next target is to expand to other SEA countries.

“With Raditya Dika on board, we’re optimistic. It’s possible with us achieving the target, fundraising and SEA expansion will likely to happen. It certainly possible for the next 1-2 years,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian