Fokus dan Rencana Bisnis Asana di Indonesia

Perangkat lunak manajemen pekerjaan saat ini diadopsi di berbagai segmen bisnis, mulai dari level startup sampai dengan korporasi. Alasannya untuk membuat pengerjaan tugas menjadi lebih efektif dan efisien. Hal tersebut menjadi berkah tersendiri untuk platform seperti Asana — sebuah layanan berbasis SaaS untuk pengelolaan tim, proyek, dan penugasan.

Meskipun harus bersaing dengan tools yang dihadirkan secara mainstream oleh raksasa teknologi seperti Microsoft, Google, dan lainnya, namun potensi platform manajemen pekerjaan yang bisa melakukan koordinasi proyek di masing-masing tim secara tepat dan efisien mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Asana diluncurkan oleh Dustin Moskovitz bersama dengan mantan pendiri Facebook Justin Rosenstein pada tahun 2008. Perusahaan juga telah berhasil melakukan IPO bulan Agustus tahun 2020 lalu di New York Stock Exchange (NYSE). Saat tulisan ini terbit, kapitalisasi pasar Asana telah tembus $5,26 miliar.

Terkait pendanaan ekuitas, Asana telah merampungkan 5 putaran penggalangan dana; ditambah dana segar dari angel investor, yang secara keseluruhan jumlahnya lebih dari $200 juta.

Untuk memperluas bisnis mereka di Indonesia, Asana kini sudah meluncurkan versi bahasa Indonesia ke dalam platform dan juga menempatkan Felicia Gunawan sebagai Enterprise Account Executive.

Kepada DailySocial.id, Head of Southeast Asia Andrew Baisley mengungkapkan rencana Asana untuk menjangkau lebih banyak target pengguna di Indonesia.

Mendukung kinerja pegawai

Asana bukanlah platform pertama yang ingin memudahkan pegawai di perusahaan untuk melakukan koordinasi pekerjaan secara tepat. Platform seperti Slack hingga Trello juga saat ini sudah mulai banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia.

Namun demikian menurut Andrew, Asana tidak melihat mereka adalah kompetitor, namun menggantikan cara-cara lama dari perusahaan yang masih menggunakan email, spreadsheet, dan lainnya untuk melakukan pengelolaan proyek.

Selain menghadirkan layanan kepada startup dan perusahaan teknologi, saat ini Asana juga mulai mengincar korporasi yang masih menjalankan bisnis secara konvensional. Salah satu cara untuk kemudian menarik perhatian mereka adalah menghadirkan pilihan bahasa Indonesia.

“Pilihan bahasa Indonesia sudah berjalan selama 6 bulan terakhir. Secara umum kami sudah menghadirkan 14 pilihan bahasa dari berbagai negara termasuk Indonesia. Alasan kami berinvestasi kepada pilihan bahasa Indonesia adalah, untuk memastikan pelanggan di pasar termasuk Indonesia memiliki pengalaman terbaik saat menggunakan Asana,” kata Andrew.

Pendekatan kearifan lokal ingin dilancarkan Asana untuk Indonesia. Meskipun belum memiliki kantor perwakilan di Indonesia dan masih berbasis di Singapura, saat ini mereka telah memiliki berbagai perusahaan teknologi, startup hingga korporasi yang telah menjadi klien. Dua di antara perusahaan adalah Traveloka dan Mid Plaza.

“Alasan kami untuk menempatkan Felicia menjadi Head of Indonesia adalah, kami melihat traksi di pasar dan kemudian menjadi peluang bagi kami untuk menyediakan layanan kepada high growth company, tech company hingga perusahaan tradisional seperti Mid Plaza yang juga merupakan klien kami. Kami cukup antusias dengan respons positif di pasar Indonesia,” imbuh Andrew.

Perluas edukasi dan komunitas

Saat ini Asana telah memiliki sekitar jutaan perusahaan yang telah menggunakan Asana dan sekitar 126 ribu pelanggan berbayar. Strategi monetisasi yang dilancarkan oleh Asana yaitu dengan model berlangganan, menyediakan pilihan Basic, Premium, Business, dan Enterprise.

“Kita memisahkan dua target pasar, yaitu self service motion mereka yang melakukan semua sendiri, dan kebanyakan dilakukan oleh startup. Kami juga menyediakan layanan khusus menyasar perusahaan besar contohnya seperti Traveloka,” kata Andrew.

Disinggung fitur apa yang paling banyak digunakan oleh pelanggan Asana, Andrew menegaskan ada kebiasaan yang berbeda dari masing-masing pengguna. Untuk seorang eksekutif misalnya, lebih memilih untuk menggunakan fitur Goals untuk memonitor kemajuan kinerja mereka. Sementara untuk pengguna secara individu sebagian besar lebih banyak menggunakan fitur Task untuk mengkoordinasi pekerjaan mereka.

Untuk menjangkau lebih banyak target pengguna, Asana juga melancarkan kegiatan edukasi dengan merilis berbagai konten menarik dalam platform. Bukan hanya yang menyentuh koordinasi proyek dan pekerjaan saja, namun persoalan bagi para pekerja seperti burn out dan lainnya. Selain itu Asana juga memperluas komunitas dan kemitraan dan menempatkan perwakilan yang bisa memberikan informasi yang relevan tentang Asana kepada pihak terkait.

Tren bekerja pasca pandemi

Meskipun pertumbuhan pengguna platform work management terus mengalami pertumbuhan selama pandemi, namun saat pandemi ada beberapa kebiasaan baru yang secara langsung mengubah gaya bekerja para pegawai di perusahaan. Berdasarkan laporan “Asana Anatomy of Work Index 2022: Global Report” terungkap, selama dua tahun terakhir hubungan pekerja kantoran dengan pekerjaan secara remote telah bergeser.

Ketika perusahaan dan pegawai bereaksi terhadap pandemi, mereka juga telah beradaptasi dengan hybrid work, yang merupakan kombinasi bekerja di rumah, di kantor, dan bepergian. Pegawai membagi waktu mereka antara kantor dan rumah, tapi ada keinginan dari mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Kesimpulan yang kemudian di rangkum dalam laporan tersebut adalah pekerjaan secara remote akan menjadi konsep yang diterapkan banyak perusahaan ke depannya.

Satu hal menarik yang kemudian juga dibahas dari laporan tersebut adalah gangguan dari notifikasi saat bekerja. Pemberitahuan konstan atau notifikasi adalah gangguan utama, mempersulit pekerjaan dan mengaburkan proses. Lebih dari separuh pegawai merasa mereka harus merespons notifikasi segera dan lebih dari sepertiga kewalahan oleh ping atau notifikasi terus-menerus.

48% berpikir rapat yang lebih efisien dapat membatasi pemberitahuan, sementara 45% berpikir tanggung jawab yang lebih jelas akan lebih baik. Ketika setiap tugas memiliki kejelasan siapa, apa, dan kapan, pekerjaan akan selesai lebih cepat. Generasi muda merupakan kalangan paling banyak yang mengeluhkan soal notifikasi saat bekerja.

Fakta menarik yang juga terungkap dalam laporan tersebut adalah, lebih dari separuh pegawai melakukan banyak tugas saat sedang rapat, hanya 43% yang berkontribusi sepenuhnya pada rapat virtual.

Application Information Will Show Up Here

majoo Rampungkan Pendanaan Seri A Senilai 149 Miliar Rupiah

Setelah merampungkan pendanaan pra-seri A senilai 130 miliar Rupiah awal tahun 2022 lalu, majoo kembali mengantongi dana segar melalui putaran pendanaan seri A senilai $10 juta atau sekitar 149 miliar Rupiah.

Tanpa menyebut namanya, putaran ini dipimpin investor ekuitas asal London yang berfokus pada fintech. Investor lain yang terlibat dalam pendanaan di antaranya BRI Ventures, AC Ventures, Quona Capital, dan Xendit.

Founder & CEO majoo Indonesia Adi Wahyu Rahadi mengatakan, “Dengan pendanaan ini, majoo akan terus memperluas pasar di Indonesia dengan menawarkan solusi komprehensif untuk UMKM dalam menjalankan operasional bisnis dan membantu menumbuhkan bisnis mereka”.

Lebih lanjut disampaikan, fokus utama majoo setelah pendanaan seri A adalah berinvestasi pada produk dan talenta demi bisa menghadirkan solusi terdepan untuk UMKM Indonesia. Mereka juga berkomitmen memperkuat posisi di pasar dengan memperkaya ekosistem melalui kerja sama dengan berbagai sektor industri strategis, seperti penyelenggara jasa keuangan, e-commerce, dan lainnya.

“Sebagai thesis-driven investor, tim pendiri majoo, product-market fit yang jelas, dan metrik pertumbuhan yang melonjak selama masa pergolakan pasar membuat kami bangga menjadi investor institusi pertama mereka. Kami sangat senang bergabung dengan majoo karena majoo terus memberdayakan 64 juta UMKM di negara ini,” jelas Founder & Managing Partner AC Ventures Adrian Li.

Sementara itu menurut CEO BRI Ventures Nicko Widjaja, ia percaya bahwa nilai sinergi majoo dan BRI sebagai institusi finansial untuk UMKM terbesar di Indonesia akan membantu digitalisasi di sektor tersebut. “Hal ini sejalan dengan komitmen BRI Ventures untuk terus mendorong inklusi keuangan di Indonesia di era digital ini dan menciptakan pemberdayaan UMKM yang berkelanjutan.”

majoo didirikan oleh tiga founder, meliputi Adi W. Rahadi (CEO), Audia R. Harahap (COO), dan Bayu Indriarko (VP Engineering). Sebelumnya ketiga pendiri tersebut merupakan pelaku bisnis ritel yang juga melayani pelanggan UMKM, sehingga mereka cukup memahami berbagai kesulitan yang ditemui di lapangan.

Pertumbuhan positif saat pandemi

Perusahaan juga mencatat selama pandemi pertumbuhan mencapai 800%. Hingga Juli 2022, aplikasi wirausaha majoo telah berhasil merangkul 35 ribu pelaku usaha dari seluruh Indonesia, 96% di antaranya pengguna aktif dengan retensi 12 bulan. Sejak peluncurannya, majoo mencatatkan 166 juta transaksi untuk UMKM atau setara dengan $940 juta.

Layanan “Wirausaha majoo” terdiri dari aplikasi kasir online, aplikasi inventori, aplikasi keuangan dan akunting, aplikasi absensi dan karyawan, aplikasi CRM, serta aplikasi analisa bisnis. Sementara produk lainnya, yakni “E-commerce Omnichannel majoo” memungkinkan pengguna mengelola penjualan dari beragam jenis toko online, memproses pesanan, inventori, dan laporan keuangan dalam satu dasbor terpusat.

SaaS untuk UMKM memang menjadi salah satu sektor industri digital yang banyak dilirik oleh founder, mengingat potensi besar dari UMKM di Indonesia. Untuk solusi serupa yang ditawarkan majoo, sejumlah startup juga menjajakan layanan serupa, seperti Midtrans, Sirclo, Qasir, YouTap, dan sebagainya.

Menurut laporan Boston Consulting Group, ukuran pasar layanan SaaS di Indonesia telah mencapai $100 juta di tahun 2018 dan akan bertumbuh sampai $400 juta di tahun 2023 mendatang.

Application Information Will Show Up Here

Penambahan Jumlah Pasar dan Tren Pandemi Dorong Pertumbuhan Bisnis Titipku

Sebagai platform marketplace yang fokus menghubungkan pedagang di pasar dengan konsumennya secara online, Titipku mengklaim selama dua tahun terakhir terus mengalami peningkatan bisnis yang cukup positif hingga 10x lipat. Selain menambah jumlah pasar di kawasan Jabodetabek, mereka juga memiliki rencana untuk melakukan ekspansi di pulau Jawa dan Bali. Harapannya bisa menambah sekitar 250 pasar tradisional dalam waktu satu tahun ke depan.

Dalam laporan yang dirilis Titipku bertajuk “Indonesia Online Groceries Report 2022” terungkap, para pelaku UMKM di pasar tradisional yang telah bergabung  meningkatkan visibilitas mereka untuk melakukan promosi di media sosial. Selain menjangkau pedagang pasar yang sudah cukup familiar dengan penggunaan teknologi, Titipku juga menyasar pedagang yang masih melakukan cara-cara konvensional untuk kemudian mengadopsi teknologi guna membantu bisnis mereka lebih baik lagi.

Titipku juga membagikan contoh pasar tradisional mengalami peningkatan jumlah transaksi setelah bergabung dalam ekosistem platform. Di antaranya adalah Lapak Ayam Kampung Alin di Pasar Mandiri, Lapak Regi Sayur di Pasar Tomang Barat, dan Toko 5 Saudara di Pasar Modern Paramount.

“Saat pandemi kemudian menjadi momentum bagi kami untuk mengalami pertumbuhan bisnis yang positif. Namun hal tersebut berjalan seiring dengan kegiatan kami membuka pasar baru,” kata Co-Founder & CEO Titipku Henri Suhardja.

Turut masuk ke pasar modern

Selain pasar tradisional, Titipku juga menghadirkan layanan di pasar modern dan supermarket.

Terkait dengan produk yang banyak dibeli oleh pelanggan di antaranya adalah varian protein seperti ikan,  daging segar, hingga sayuran, sesuai dengan keunggulan dari pasar yang selalu menghadirkan produk segar. Hal ini yang kemudian membedakan Titipku dengan platform online groceries lainnya yang kebanyakan fokus kepada penyediaan bahan makan beku saja untuk pelanggan mereka.

Saat ini Titipku sudah melayani di sekitar 150 pasar tradisional di wilayah Jabodetabek dan ada sekitar 8 ribu pedagang pasar yang bergabung dengan mereka. Berawal dari Yogyakarta dengan jumlah pasar dan pedagang yang terbatas, kini Titipku ingin terus menambah jumlah pedagang dan jumlah pasar untuk memperkuat ekosistem mereka sebagai marketplace.

Titipku juga terus menambah jumlah Jatiper atau personal shopper yang kebanyakan mereka rekrut langsung di masing-masing pasar. Dengan memberikan pelatihan dan evaluasi kepada mereka secara rutin, diharapkan bisa mengubah mindset mereka dalam hal pelayanan kepada pelanggan.

“Kami ingin memberikan pengalaman layaknya pelanggan melakukan pembelian di pasar tradisional namun dilakukan secara online. Sehingga bisa memudahkan mereka mengatur waktu dan efisiensi memanfaatkan layanan dari Titipku,” kata Henri.

Potensi online groceries

Dalam laporan tersebut juga terungkap bahwa pasar groceries di Indonesia bisa bernilai sekitar $169,4 miliar di tahun 2022. Meningkat jumlahnya dari sekitar $140,2 miliar di tahun 2019. Namun demikian pengecer tradisional diperkirakan kalah dengan convinience store, yang akan meningkatkan pangsa pasar mereka dari 8,6% di tahun 2020 menjadi 9,3% pada tahun 2022. Ritel grosir online juga akan berkembang dari 0,3% pada tahun 2020 menjadi 0,5% pada tahun 2021.

Di Indonesia, pasar e-grocery tumbuh lebih cepat selama pandemi COVID-19.
Menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan Redseer pada Agustus 2020, lebih dari separuh orang Indonesia melakukan kegiatan belanja secara online, dan lebih dari 60% akan terus melakukan kegiatan tersebut.

Namun demikian di Indonesia kegiatan belanja online sebagian besar masih banyak diterapkan di Jabodetabek. Namun, potensinya masih besar di daerah lain. Institute of Grocery Distribution (IGD) Asia menyebutkan nilai belanja online akan meningkat sebesar 198% dari $99 miliar pada 2019 menjadi $295 miliar pada 2023, dan Asia Tenggara diproyeksikan menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat.

Selain Titipku tercatat saat ini di Indonesia sudah ada beberapa platform yang menghadirkan layanan online groceries. Di antaranya adalah HappyFresh, Kedai Sayur, PasarNow, SayurBox, Segari, SeroyaMart, dan Tumbasin. Dengan makin banyaknya jumlah kompetitor yang ada ternyata tidak berpengaruh bagi Titipku untuk melancarkan bisnis.

Menurut Co-Founder & President Titipku Ong Tek Tjan, beberapa tahun sebelum pandemi jumlah konsumen yang melakukan pembelian groceries secara online sudah mengalami peningkatan yang positif, namun pandemi tentu saja mengakselerasi semua. Kini ketika kondisi sudah mulai pulih dan banyak orang kembali untuk melakukan kegiatan belanja di pasar tradisional secara offline, tidak menurunkan minat konsumen untuk melakukan online groceries.

“Bagi Titipku ke depannya bukan hanya meningkatkan kualitas layanan kepada pembeli saja namun juga daya saing para pedagang. Salah satunya dengan memberikan bantuan modal kepada mereka.”

Application Information Will Show Up Here

Menyimak Penerapan Teknologi Metaverse untuk Bisnis

Mengusung tema “Decentralizing The Future of Internet”, teknologi web3  menjadi topik utama di gelaran acara Nexticorn tahun ini. Sebagai salah satu perusahaan yang fokus mengembangkan teknologi web3, WIR Group, kelompok usaha dengan basis teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) ini memaparkan beberapa informasi menarik tentang peluang penerapan teknologi web3 saat ini.

Acara webinar yang menghadirkan Head of Meta Space WIR Group Joshua Budiman membahas tuntas apa itu metaverse, potensinya untuk bisnis dan gaya hidup yang kemudian bakal menjadi the new normal di masa depan.

Konsep desentralisasi web3

Berbeda dengan teknologi sebelumnya, yaitu web1 dan web2, web3 memiliki sifat yang lebih terbuka dan independen. Semua pengguna bisa menjadi kreator dengan mengedepankan konsep user generator. Untuk privasi dan kepemilikan pun lebih jelas.

Web3 mewakili internet 3D yang terbuka dan imersif. Dibangun di atas blockchain, ditambah dengan produk terdesentralisasi dan NFT, mengantarkan era baru tentang bagaimana kita semua terhubung, berinteraksi, bekerja, dan bermain dalam ekosistem yang serba transparan dan terbuka.

“Sifatnya yang terdesentralisasi membuat teknologi web2 kemudian bisa di-upgrade ke web3. Kegiatan seperti browsing dan lainnya bisa dilakukan secara bebas dalam teknologi web3,” kata Joshua.

Keuntungan lain yang juga ditawarkan oleh web3 adalah jaminan kemanan data dan privasi setiap pengguna. Tidak hanya membuat konten sendiri, setiap pengguna juga bisa memiliki ownership akan karya yang mereka di atas teknologi blockchain. Data yang kemudian berupa token tersebut lebih personal dan privasi sifatnya.

Penerapan metaverse

Dalam wawancara terpisah dengan Co-Founder & Managing Director Shinta VR Andes Rizky terungkap, pembeda yang paling mencolok antara metaverse dengan dunia online saat ini adalah keterlibatan sisi emosional. Sebab, segala tingkah laku dan perilaku emosional seseorang di metaverse bisa dikatakan hampir mendekati perilaku seseorang di dunia nyata.

“Sebagai universe yang satu kesatuan, semua kegiatan yang sulit dilakukan di dunia nyata bisa dilakukan di metaverse. Oleh karenanya, banyak banget kegunaan metaverse, tergantung bagaimana kita mau pakainya bagaimana sebab semua orang itu jadi target pengguna metaverse.”

Secara khusus metaverse adalah realitas digital yang menggabungkan aspek media sosial, game online, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan cryptocurrency untuk memungkinkan pengguna berinteraksi secara virtual.  Joshua mencontohkan apa yang sudah ditampilkan dalam film hollywood seperti Free Guy dan Ready Player One kemudian bisa menjadi acuan seperti apa itu metaverse, dan cara yang tepat untuk bisa mengakses metaverse.

“Metaverse sendiri pada dasarnya adalah dunia maya di mana semua orang bisa melakukan berbagai aktivitas seperti di dunia nyata, namun bertempat di dunia maya,” kata Joshua.

Meskipun saat ini masih belum banyak masyarakat umum yang cukup familiar dengan web3 dan teknologi turunannya, namun Joshua menegaskan serupa dengan internet saat kehadirannya dulu, disusul dengan media sosial dan lainnya, dalam beberapa tahun ke depan web3 akan menjadi the new normal untuk semua orang.

WIR Group sendiri saat ini berencana untuk menampilkan prototipe metaverse Indonesia pada November 2022 mendatang, bertepatan dengan acara G20 2022. Dengan visi untuk menciptakan ‘dunia metaverse yang dapat ditinggali untuk semua orang’, WIR Group berkomitmen untuk memperkaya pengalaman hidup bagi individu, perusahaan, dan masyarakat melalui solusi realitas digital yang mencakup Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI).

NextICorn International Summit (atau NXC) akan kembali diselenggarakan di Bali pada tanggal 31 Agustus – 2 September 2022. Kegiatan kali ini akan lebih fokus memberikan sosialisasi dan edukasi terkait web3 (web 3.0) yang digadang-gadang menjadi masa depan industri teknologi.

Gamatechno Lakukan Transformasi Bisnis, Fokus ke Pengembangan Platform

Berdiri selama 15 tahun sebagai software integrator yang secara khusus melayani klien pemerintahan, Gamatechno yang berbasis di Yogyakarta berencana melakukan ekspansi usaha dengan memfokuskan sebagai perusahaan holding, riset dan inkubator. Kepada DailySocial, Presiden Direktur Gamatechno Muhammad Aditya Arief Nugraha mengungkapkan, ke depannya Gamatechno akan mencoba  menghadirkan platform yang serupa dengan startup dan melayani segmen B2B.

Pandemi dan transformasi bisnis

Pandemi menjadi momen perubahan bagi Gamatechno. Periode ini mengubah prioritas badan pemerintahan dan membatalkan proyek-proyek non-terkait penanganan pandemi. Gamatechno harus mengadaptasi situasi ini supaya bisa bertahan.

“Pandemi memberikan dampak besar kepada kami karena kebanyakan klien kami adalah [badan] pemerintah yang harus membatalkan proyek karena pandemi. Akibat kondisi tersebut kami nyaris collapse, karena proyek yang sebelumnya telah kami dapatkan dan siap untuk dijalankan terpaksa dibatalkan,” kata Aditya.

Gamatechno akhirnya melakukan transformasi bisnis dengan menghadirkan layanan ke segmen B2B. Fokusnya bergeser dengan mengembangkan platform baru yang lebih segar dan tidak lagi menjadi integrator atau software developer. Namun demikian, Aditya menegaskan mereka belum menyasar segmen ritel.

Saat ini Gamatechno telah memiliki tiga anak perusahaan yang sudah menjalankan bisnis secara independen, bahkan sudah menerima pendanaan dari investor. Di antaranya adalah Aino Indonesia (fintech), Solusi kampus Indonesia (edtech) dan Global Data Inspirasi (big data analytics). Perusahaan berencana memperbanyak jumlah platform produktivitas ini yang rencananya di-spin off sebagai startup.

“Ke depannya Gamatechno ingin menjadi perusahaan riset, inkubator dan holding. [..] Serupa dengan startup, semua platform tersebut akan terus mengalami pengembangan dan upgrade dan saat ini statusnya sudah live,” kata Aditya.

Segmen B2B

Produk baru yang menjadi unggulan Gamatechno saat ini termasuk Sidig, 18hole, Digitalkie, dan Worxspace. Empat platform masih berada di dalam naungan Gamatechno dan membuka peluang investasi bagi masing-masing produk. Untuk mengembangkan platform tersebut, Gamatechno didukung 100 anggota tim yang 50% di antaranya adalah pengembang. Selain berkantor di Yogyakarta, mereka juga memiliki kantor cabang di Jakarta.

Salah satu produk unggulan mereka, Sidig, diciptakan untuk membantu klien meluncurkan barang elektronik dengan memberikan layanan kartu garansi digital dengan semangat layanan aftersales 4.0 di Indonesia.

“Saya melihat hingga saat ini masih ada kesulitan di kalangan end user untuk menjaga kartu garansi ketika mereka membeli berbagai barang elektronik. Sementara itu dari sisi manufaktur hingga prinsipal masih kesulitan untuk menciptakan engagement secara langsung siapa saja pembeli barang elektronik dari brand atau toko mereka. Dengan Sidig semua bisa dikembangkan dan tentunya menguntungkan kedua belah pihak,” kata Aditya.

Gamatechno juga ingin menjalin kerja sama dengan marketplace, sehingga nantinya konsumen yang membeli barang elektronik secara online dapat memperoleh kartu garansi digital.

Platform unggulan lainnya adalah Worxspace. Mengedepankan keamanan data dan meningkatkan produktivitas pegawai, platform ini digunakan untuk mengelola semua kegiatan yang melibatkan pegawai mereka, serupa dengan yang ditawarkan Slack atau WhatsApp. Gamatechno menambahkan fungsi jaminan keamanan di dalamnya.

“Dalam hal ini kami tidak ingin menggantikan fungsi WhatsApp, namun  perusahaan yang sangat peduli dengan keamanan data dan privasi bisa memanfaatkan Worxspace dalam lingkungan kerja mereka,” kata Aditya.

Untuk segmen lifestyle, Gamatechno mengembangkan platform bernama 18hole. Menyasar pecinta olahraga golf, platform ini mendigitalisasi proses pemesanan lapangan, pencatatan skor, dan komunikasi dalam forum dan informasi event.

Tersedia juga platform Digitalkie untuk melakukan rekam jejak dan melakukan scale komunikasi tim secara efektif.

“Sejauh ini yang sudah mendapatkan pendanaan awal adalah Sidig. Kami juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana kepada Sidig untuk tahapan pendanaan selanjutnya. Kami juga memiliki rencana untuk mengembangkan teknologi IoT untuk sektor transportasi,” kata Aditya.

Kiat Startup Bertahan di Tengah “Tech Winter”

Sebagai salah satu VC yang menduduki posisi teratas dalam hal investasi kepada startup di Indonesia, AC Ventures memiliki fokus khusus untuk mendukung pertumbuhan portofolio mereka. Memasuki masa sulit startup yang juga kerap disebut “Tech Winter”, AC Ventures memiliki beberapa catatan penting yang wajib di perhatikan oleh penggiat startup di tanah air.

Mulai dari strategi penggalangan dana yang tepat, potensi untuk melakukan M&A, hingga saat ini menjadi waktu yang tepat untuk merekrut talenta digital terbaik ke dalam tim. Hal ini seusai yang disampaikan Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir dalam sesi webinar yang diadakan Rabu (03/8) lalu.

Efisiensi penggunaan kapital

Masih berlangsungnya perang antara Ukraina dan Rusia, ditambah dengan aturan Zero-Covid Policy yang diterapkan oleh Tingkok, mengakibatkan tertundanya aktivitas bisnis dan penutupan pabrik yang mempengaruhi kepada supply chain di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Ditambah lagi dengan inflasi dan meninggkatnya harga berbagai barang dan kebutuhan masyarakat. Kondisi ini secara langsung mempengaruhi pertumbuhan bisnis kebanyakan startup. Untuk bisa bertahan dan mendapatkan profit, idealnya startup sudah mulai melakukan efisensi dalam hal penggunaan kapital atau modal yang ada saat ini.

Idealnya ketika dana segar sudah didapatkan oleh startup, bisa untuk menggunakan runway tersebut untuk waktu sekitar 36-48 bulan ke depan. Diprediksi pendanaan atau penawaran untuk berinvestasi dari VC akan lebih sulit diberikan. Investasi yang tahun ini kemudian final biasanya sudah dijajaki sejak tahun lalu.

“Jika saat ini Anda mencari nilai valuasi, rata-rata jumlah tersebut sudah menurun sekitar 30% di private market. Di sisi lain untuk public market, nilainya bisa mencapai sekitar 50 hingga 80% berdasarkan di negara perusahaan tersebut beroperasi,” kata Pandu.

Strategi lain yang kemudian juga bisa dilancarkan oleh startup adalah fokus mengembangkan unique value proposition untuk mendapatkan growth. Perhatikan pula unit ekonomi dan hedge risk. Untuk bisa mendapatkan market share, gunakan berbagai macam kanal, salah satunya adalah melakukan merger and acquisition (M&A). Hal ini dinilai lebih efektif dibandingkan jika perusahaan mengambil jalan melalui kanal yang organik. M&A bisa melahirkan keuntungan yang positif bagi startup, jika dieksekusi dengan tepat.

Kondisi sulit saat ini juga mewajibkan startup untuk terus menghadirkan inovasi dengan keterbatasan yang ada. Dengan melakukan cara ini diharapkan menjadikan perusahaan lebih siap ke depannya. Namun yang tidak kalah penting untuk dilakukan oleh startup saat ini adalah, untuk bisa membangun tim yang berkualitas, dengan merekrut tenaga kerja terbaik.

“Saat ini adalah waktu terbaik untuk fokus merampingkan tim. Jika telah memiliki tim dengan nilai B hingga B+, saat ini kemudian menjadi yang tepat untuk kemudian merekrut talenta dengan nilai A+. Satu orang dengan nilai A+ bisa lebih baik didapatkan dibandingkan dengan menambah tim berjumlah 6 orang dengan nilai B+,” kata Pandu.

Perubahan investasi VC saat tech winter

Menurut Pandu jika startup telah memiliki produk yang tepat dan digunakan oleh orang banyak, maka bisa menciptakan less price sensitive. Untuk itu pastikan produk yang dimiliki telah melalui proses product market fit yang tepat. Mindset ini yang baiknya diterapkan oleh semua entrepeneur.

Sementara itu menurut Director Head of Research Credit Suisse, investor saat ini lebih fokus kepada apakah startup telah memiliki revenue model atau tidak. Mereka juga akan memprioritaskan kepada startup yang bisa merekrut target pengguna mereka dengan tepat dan pada akhirnya harus memiliki strategi monetisasi yang jelas.

Jika sebelumnya proses penggalangan dana terbilang cepat waktunya, namun saat ini ketika sudah mulai banyak investor yang melakukan kalkulasi dan due diligence secara ketat, proses penggalangan dana bisa berjalan lebih lama dari biasanya. Untuk mereka yang saat ini sudah berada di tahapan Seri A ke atas, juga harus melalui proses penyaringan yang ketat. Mulai dari latar belakang pendirinya hingga unit ekonomi yang dimiliki startup.

Untuk ukuran investasi juga bakal mengalami perubahan. Tidak lagi menawarkan jumlah yang besar, saat ini investor mulai mengurangi investasi mereka dengan nilai yang lebih kecil dari biasanya. Salah satu alasan adalah, mulai banyaknya Limited Partner (LP) yang melakukan evaluasi saat proses underwriting dilakukan.

Dilihat dari jumlah investor yang masuk ke Asia Tenggara khususnya Indonesia, negara seperti Tiongkok hingga Korea Selatan juga sudah melirik banyak startup di Asia Tenggara.

Melansir dari DealStreetAsia, saat ini sudah mulai banyak VC asal Tingkok yang mendirikan kantor perwakilan mereka di Singapura. Tujuannya adalah untuk memberikan investasi kepada startup di Asia Tenggara. VC besar asal Tiongkok seperti Shunwei Capital, Source Code Capital dan Plus Capital, dikabarkan telah dalam proses melakukan ekspansi membuka kantor perwakilan mereka di Singapura.

Disinggung seperti apa dinamika IPO startup Indonesia ke depannya, Pandu menegaskan IPO yang dilakukan oleh GoTo merupakan salah satu yang terbilang sukses. Namun untuk mempercepat pertumbuhan startup jika memang bisa dilakukan kolaborasi dengan konglomerasi hingga M&A dengan kompetitor, menjadi lebih ideal dilakukan untuk mendapatkan growth yang positif.

Kondisi politik Indonesia yang akan diwarnai oleh Pemilu tahun 2024 mendatang juga diprediksi akan menunda terjadinya aktivitas investasi di tanah air. Namun saat Pemilu sudah selesai digelar, dipastikan kegiatan tersebut akan kembali berjalan normal. Untuk itu manfaatkan 9 bulan waktu sebelum Pemilu untuk kemudian startup mulai aktif melakukan kegiatan penggalangan dana.

Kuelap Sajikan Platform Digitalisasi Koperasi

Masih belum teraturnya manajemen koperasi di Indonesia menjadi landasan bagi Kuelap untuk membangun platform yang mendigitalkan proses bisnis di dalamnya. Berbasis di Seattle, Amerika Serikat, Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang dikunjungi oleh Kuelap.

Selain Indonesia, Kuelap juga sudah hadir di India dan beberapa negara di Amerika Selatan. Indonesia menjadi negara yang tepat untuk disambangi, dilihat dari banyaknya koperasi di pelosok daerah hingga kota-kota besar.

Besarnya jumlah koperasi saat ini tidak dibarengi dengan adopsi teknologi yang tepat. Masih banyak koperasi yang kemudian menggunakan cara konvensional seperti menulis semua laporan secara manual hingga masih menggunakan file Excel. Kuelap hadir menawarkan teknologi seperti laporan real-time, dashboard yang didukung dengan BI Analytics hingga jaminan keamanan.

Harapannya Kuelap bisa menerapkan standar yang tepat untuk koperasi, sehingga mereka bisa menjaga dan pemasukan mereka memanfaatkan teknologi. Saat ini Kuelap telah terdaftar, diawasi, dan berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI).

“Kami resmi meluncur akhir tahun 2019 lalu di Indonesia. Namun karena pandemi kami mengalami kesulitan untuk fokus kepada bisnis. Berbeda dengan platform lainnya yang menawarkan paylater hingga P2P, kami fokus kepada koeprasi simpan pinjam,” kata Chief Revenue Officer Kuelap Indonesia Hanung P. Semiartedy.

Sebelumya ada Djoin dan Kodi yang juga memperkenalkan diri sebagai startup SaaS yang memberikan layanan untuk pengelola koperasi. Djoin sendiri baru-baru ini mengumumkan perolehan pendanaan pra-awal dari sejumlah angel investor, nilanya mencapai 14,5 miliar Rupiah.

Faktor kepercayaan dan kekeluargaan koperasi Indonesia

Koperasi di Indonesia yang kebanyakan dijalankan oleh organisasi, komunitas, dan lingkungan warga sekitar, hingga saat ini masih menjadi tujuan pertama bagi pelaku UMKM yang membutuhkan tambahan modal hingga kebutuhan lainnya. Namun demikian masih banyak dari koperasi tersebut yang menjalankan bisnis mengandalkan faktor kepercayaan dan kekeluargaan. Artinya tidak adanya ketegasan atau hukuman yang kemudian diberikan kepada anggota koperasi jika melanggar.

Dengan fitur dashboard yang bisa dikelola langsung oleh koperasi, semua pencatatan laporan dan informasi relevan lainnya, bisa dilihat secara langsung. Dengan demikian ke depannya memungkinkan bagi koperasi untuk mendapatkan pinjaman dari pihak luar seperti perbankan dan multifinance, jika pembukuan mereka rapi dan teratur.

Sementara untuk anggota, memanfaatkan aplikasi mobile bisa dilakukan proses pembayaran, pembelian dan lainnya serupa dengan aplikasi yang dimiliki oleh perbankan.

“Untuk monetisasi kita menerapkan kepada pemodal atau mereka yang memberikan pinjaman. Sementara untuk anggota setiap pinjaman yang bisa mereka dapatkan kami mengenakan komisi sekitar 1%,” kata Hanung.

Saat ini Kuelap telah memiliki sekitar 100 koperasi yang telah menjalin kemitraan dengan mereka. Setelah awalnya fokus kepada wilayah Jawa Barat, tahun ini Kuelap mulai fokus untuk mengakuisisi lebih banyak koperasi dan anggotanya di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.

Bagi mereka yang tertarik untuk bergabung bersama Kuelap, dipastikan telah memiliki izin resmi, termasuk dalam kategori koperasi yang aktif dan kerap melakukan rapat anggota hingga laporan yang telah diaudit. Saat ini Kuelap belum melayani koperasi syariah.

Dengan sistem yang ditawarkan, antara lain kemudahan mengurus koperasi, kemudahan memantau kondisi kesehatan koperasi melalui beragam indikator yang akurat, aplikasi layanan transaksi digital dan aplikasi untuk pengurus koperasi yang dapat diakses secara online dan offline, termasuk daerah terpencil.

“Sejak awal kami telah melakukan edukasi hingga memudahkan koperasi dan anggotanya untuk menggunakan teknologi Kuelap. Tahun ini kami memiliki rencana untuk melakukan perluasan layanan secara agresif,” kata Hanung.

Perluas kolaborasi dengan pemerintah dan pihak lainnya

Untuk bisa memperluas layanan, Kuelap memiliki rencana untuk terus menjalin kolaborasi strategis dengan pemerintah. Di sisi lain kerja sama strategis dengan startup hingga perusahaan teknologi juga akan terus dilakukan, untuk memperkaya aplikasi mobile yang digunakan oleh anggota mereka.

Disinggung apa yang membedakan Kuelap dengan platform serupa lainnya, Hanung menegaskan meskipun memiliki fitur yang hampir mirip, namun dengan teknologi BI Analytics yang mereka miliki, bisa membantu pemodal melakukan credit scoring kepada anggota koperasi yang membutuhkan modal.

Produk dan layanan Kuelap sendiri memang secara khusus didesain untuk memberikan kemudahan dan membantu proses transformasi digital bagi koperasi. Kuelap berkomitmen untuk terus mendukung Koperasi Go Digital. Kuelap memberikan produk layanan yang mempercepat pertumbuhan koperasi di Indonesia melalui kemudahan bagi koperasi dan anggota koperasi.

“Selain melakukan ekspansi ke beberapa wilayah, Kuelap Indonesia juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana. Saat ini Kami berada dalam naungan Mifos Initiative yang didirikan oleh salah satu petinggi di Microsoft, Paul Maritz,” kata Hanung.

Menyimak Potensi Platform Social Commerce di Indonesia

Dalam laporan yang dirilis oleh DailySocial.id membahas perkembangan ekosistem social commerce di Indonesia, terungkap selama satu dekade terakhir e-commerce telah berhasil menjadi lokomotif industri yang mendorong berbagai inovasi digital di berbagai sektor. Namun demikian masih ada gap yang belum terselesaikan, khususnya terkait pemerataan jangkauan layanan.

Gap tersebut dilandasi berbagai faktor, misalnya terkait distribusi layanan di kota tier 3 atau 4. Sampai dengan literasi digital masyarakat rural yang belum maksimal. Dari kondisi tersebut kemudian muncul inovasi baru berjuluk “Social Commerce”.

Dalam sesi #Selasastartup kali ini, CEO Dagangan Ryan Manafe mengungkapkan tantangan dan peranan Dagangan untuk bisa merangkul lebih banyak mitra dari kalangan perusahaan multinasional, agar bisa memberikan layanan terpadu kepada masyarakat Indonesia.

Pendekatan teknologi yang relevan

Tidak dapat dimungkiri, teknologi memiliki peranan penting untuk bisa membantu mempercepat layanan dan pengiriman barang kepada mereka yang tinggal di daerah tertentu hingga pedesaan. Namun demikian dalam penerapannya, idealnya tidak disamakan pemahaman teknologi mereka yang tinggal di pedesaan atau daerah tertentu hingga pedesaan, dengan mereka yang tinggal di kota-kota besar.

Jika memang dibutuhkan, bisa ditawarkan penggunaan aplikasi, microsite, hingga pemesanan melalui WhatsApp. Namun untuk membantu proses lebih mudah lagi, perlu memberikan juga penjelasan yang lebih akurat dan langsung oleh tim di lapagan.

“Dalam hal ini Dagangan menawarkan tim penyuluh di masing-masing daerah untuk membantu mereka melakukan pemesanan, mengelola, dan mengumpulkan pemesanan hingga akhirnya dapat disalurkan kepada masing-masing pembeli,” kata Ryan.

Untuk mempercepat pengiriman dan menekan biaya ongkos kirim yang kebanyakan cukup tinggi di daerah tertentu, Dagangan melakukan kerja sama strategis dengan logistik pihak ketiga. Mereka juga menerapkan model Hub and Spoke untuk mempercepat proses distribusi barang.

Seperti yang disebutkan dalam laporan sebelumnya, konsep yang ditawarkan oleh platform social commerce saat ini lebih menekankan kepada memberdayakan komunitas sebagai perwakilan setiap transaksi yang ada. Selain konsumen yang merupakan target dari semua platform social commerce, komunitas dalam hal ini berfungsi sebagai mitra strategis dari social commerce.

Saat ini selain Dagangan sudah banyak platform social commerce di Indonesia. Di antaranya adalah Super, Evermos, Mapan, RateS, Woobiz dan lainnya.

Tantangan platform social commerce

Salah satu tantangan yang masih ditemui oleh platform social commerce saat ini adalah, bagaimana mereka bisa meyakinkan produsen dan principal untuk bisa bersama memberikan layanan kepada kota-kota di lapis 2 dan 3.

“Masih menerapkan kearifan lokal, sekarang saya bawa ke level berbeda yaitu meyakinkan principal yang merupakan multinasional company yang sudah memiliki pengalaman untuk bisa bermitra dengan Dagangan,” kata Ryan.

Minat dari investor lokal hingga asing untuk memberikan pendanaan kepada platform social commerce juga terlihat semakin meningkat. Meskipun tidak selalu fokus kepada pengembangan teknologi atau berbasis teknologi, namun jika platform social commerce memiliki visi yang baik yaitu menjangkau lebih banyak area di kota tier 2 dan 3, ternyata mampu menarik perhatian dari investor untuk memberikan kepercayaan.

Dalam laporan juga disebutkan, GMV (Gross Merchandise Value) untuk industri e-commerce di Indonesia diprediksi mencapai $104 miliar pada tahun 2025. Terlepas dari platform e-commerce yang sudah banyak digunakan oleh pengguna, masih ada potensi pasar yang besar dari masyarakat terfragmentasi di media sosial.

Bagi platform social commerce yang saat ini perlu diperhatikan adalah, bagaimana model bisnis yang berkelanjutan, unit ekonomi dan visi yang mereka tawarkan bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan barang dengan cepat dan harga terjangkau lebih baik lagi.

Doku Debut Ekspansi Regional Pertamanya Lewat Akuisisi senangPay

Bertujuan untuk menghadirkan sinergi antara pasar Malaysia dan Indonesia, DOKU penyedia solusi pembayaran berbasis teknologi, melakukan akuisisi kepada platform payment gateway asal Malaysia bernama senangPay.

Kepada DailySocial.id, COO DOKU Nabilah Alsagoff menegaskan, Malaysia menjadi negara pertama di Asia Tenggara untuk ekspansi. Selain adanya kesamaan pasar dan kultur, Malaysia juga menjadi pasar yang ideal bagi DOKU untuk melebarkan bisnis mereka di luar Indonesia.

“Kami melihat pasar Malaysia dalam hal kebiasaan pembayaran dan lainnya tidak berbeda dengan Indonesia namun tidak serumit pasar di Indonesia. Mereka lebih terbiasa dengan pembayaran dompet digital dan kartu kredit. Sementara di Indonesia hingga saat ini pembayaran melalui bank transfer masih lebih banyak digunakan,” kata Nabilah.

Ditambahkan olehnya, banyaknya pekerja migran dan pelajar  di Malaysia dari Indonesia turut menjadi alasan mengapa akuisisi ini dilakukan. Aksi korporasi ini dilakukan DOKU setelah menerima pendanaan dari Apis Growth Fund II tahun 2021 lalu.

Melalui akuisisi DOKU, senangPay berencana untuk memperkuat dan memperluas layanan di luar payment gateway online, mengadopsi layanan baru seperti e-wallet, remittance, dan pembayaran offline seperti Tap On Glass, M2M (mobile to mobile), dan lainnya.

Dengan penawaran baru ini, senangPay memungkinkan para merchant untuk melakukan transisi dari model toko fisik ke versi digital, sejalan dengan inisiatif “Malaysia Digital” yang dibentuk pemerintah setempat.

“Ketika kami mendirikan senangPay, kami berniat untuk membuat payment gateway alternatif untuk usaha kecil menengah terutama bagi pemilik bisnis yang tidak memiliki keterampilan teknis dan tidak terbiasa dengan digital tools.,” jelas CEO senangPay Mansor Abd Rahman.

Didirikan tahun 2015 lalu senangPay membantu para pebisnis Malaysia agar dapat menerima pembayaran dari pelanggan dengan mudah melalui berbagai metode, termasuk di antaranya melalui metode pembayaran kartu kredit, kartu debit, dan internet banking.

Menjalin kolaborasi dengan regulator

Salah satu kunci sukses DOKU menjalankan bisnis selama 14 tahun terakhir adalah pemahaman yang sangat mendalam tentang aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh regulator.

Sebagai perusahaan teknologi yang menyasar kepada solusi pembayaran secara digital, yang perlu diketahui adalah, sangat ketat aturan yang diberlakukan oleh pemerintah dan regulator untuk semua platform yang ada. Hal tersebut yang kemudian menjadikan mereka pemain yang mampu bertahan dan bersaing dengan pemain lainnya.

Berdiri sejak tahun 2007, DOKU menyediakan rangkaian produk pembayaran terluas, baik dari segi online maupun offline; dan memiliki pilihan pembayaran elektronik yang paling beragam, melayani lebih dari 150.000 merchant dari lintas industri. DOKU juga telah memiliki lima lisensi dari Bank Indonesia, yang memungkinkan mereka untuk memberikan layanan beragam, seperti payment gateway, transfer dana domestik, remitansi, PPOB, uang elektronik, dompet elektronik, serta QRIS.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Newfemme Hadirkan Informasi Kesehatan dan Gaya Hidup Perempuan

Berdasarkan data yang dirilis Kemendagri tahun 2021 menyebut jumlah penduduk perempuan Indonesia lebih dari 135 juta jiwa atau 49,5 % dari total jumlah penduduk. Data lain dari Survei Indeks Literasi Digital Nasional 2021 menyebutkan, 56,6 % pengguna internet di Indonesia adalah perempuan, lebih tinggi dari angka pengguna internet berjenis kelamin laki-laki.

Tingginya jumlah perempuan Indonesia saat ini, kemudian memotivasi Newfemme untuk berdiri dan menjadi sahabat perempuan Indonesia dalam mengakses informasi seputar kesehatan, gaya hidup, info terkini, sampai life hacks. Diluncurkan pada tahun 2021 lalu, platform tersebut memiliki misi meningkatkan kesadaran peduli kesehatan perempuan.

Setelah sebelumnya dapat di akses melalui website, kini Newfemme meluncurkan aplikasi mereka yang sudah bisa diunduh di Play Store.

“Newfemme hadir sebagai aplikasi yang paling mengerti wanita. Aplikasi yang dapat menolong para wanita, dan mencerdaskan mereka di setiap fase kehidupan mereka. Baik ketika mereka masih gadis dan baru mulai menstruasi, fase ketika mereka berpacaran, fase ketika menikah, fase ketika mengandung dan melahirkan, fase mendidik anak, sampai kepada hingga mereka menua dan menopause,” kata CEO Newfemme Grace.

Selain merangkum artikel yang diproduksi internal, Newfemme juga memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk berkontribusi berbagi insight lewat layanan UGC (User Generated Content) yang ada diaplikasi. Melalui program bernama “Sahabat Pena Newfemme”, program tersebut membantu penulis-penulis lepas dalam memuat karyanya dan mendapat reward berupa saldo e-wallet setiap tulisannya dimuat oleh Newfemme. Saat ini sudah ada sekitar 1.000 penulis lepas yang bergabung.

Untuk memperluas jumlah pengguna, Newfemme juga memiliki rencana untuk menjalin kerja sama strategis dengan komunitas. Melalui Newfemme, tidak ada informasi yang tabu untuk dibagikan. Karena informasi itu nantinya akan berguna dan justru menjadi pembelajaran berharga bagi perempuan di komunitas Newfemme.

“Selain fokus kepada pasar Indonesia, Newfemme juga memiliki rencana untuk bisa melakukan ekspansi di negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina,” kata Grace.

Di Indonesia sendiri, sebelumnya juga sudah ada platform yang fokus pada konten gaya hidup dan isu-isu seputar perempuan. Beberapa di antaranya Female Daily, Magdalene, IDN Media (Popbela, Popmama), dan sejumlah lainnya.

Fitur konsultasi dan gamifikasi

Untuk memberikan informasi yang lebih mendalam, Newfemme juga memiliki fitur konsultasi dengan dokter bersertifikat yang bisa diakses secara on-demand. Saat ini mereka sudah memiliki dua dokter untuk fitur konsultasi. Ke depannya mereka juga memiliki rencana untuk menambah jumlah dokter yang ada. Di fase awal, konsultasi tersebut masih diberikan secara cuma-cuma oleh Newfemme.

Newfemme juga akan meluncurkan beberapa fitur baru, seperti fitur Pregnancy Monitoring yang akan membantu calon ibu dalam mengawasi kandungannya dan tetap sehat selama masa kandungan, serta fitur konten video multiplatform yang akan membahas berbagai hal tentang wanita. Untuk layanan ini startup lain yang memberikan layanan serupa salah satunya Tentang Anak.

Tidak hanya sebagai platform konsultasi dan monitoring kesehatan, Newfemme juga menyediakan fitur tambahan seperti game interaktif Makeover Glow Up dan Podcast NewFM yang kini juga dapat didengarkan di website Newfemme dan juga Spotify. Semua fitur dan permainan yang ada di Newfemme bisa digunakan secara gratis dengan penukaran sejumlah koin Newfemme.

Untuk mendapatkan koin Newfemme, pengguna dapat merekomendasikan ke pengguna lainnya, bisa juga dengan membagikan artikel dan podcast di media sosial mereka, hingga melakukan daily login ke aplikasi dan permainan. Konsep tersebut serupa dengan yang ditawarkan oleh marketplace saat ini.

“Kami yakin Newfemme akan menjadi aplikasi pelopor bagi wanita Indonesia yang dapat menjawab kebutuhan dan tantangan wanita saat ini dan masa mendatang. Dengan interaksi, konsultasi, dan konten yang berkualitas, Newfemme bahkan akan mampu menjadi panduan hidup dan mencerdaskan kita, para wanita Indonesia,” tutup Grace.

Application Information Will Show Up Here