Sony Umumkan Game Gratis Bulan Januari 2018 Untuk Pelanggan PlayStation Plus

Dengan berlangganan PlayStation Plus, Anda dapat mencicipi versi early access game-game baru, memperoleh diskon secara reguler, memanfaatkan fitur update otomatis, serta mendapatkan ruang penyimpanan cloud seluas 10GB yang bisa menampung 1.000 file save permainan. Tentu saja, ‘fitur’ PS Plus yang jadi favorit para user adalah penyajian game gratis.

Lewat blog resminya, Sony mengumumkan permainan-permainan yang bisa dinikmati secara cuma-cuma oleh pelanggan PS Plus di bulan Januari 2018 – tersedia baik untuk pemilik sistem current-gen, last-gen, console handheld, serta pengguna PlayStation VR. Sony tampaknya punya agenda untuk menghebohkan momen pergantian tahun ini, terutama melalui dua judul game yang cukup baru.

Beberapa hari lagi, pelanggan PS Plus dapat segera memainkan Deus Ex: Mankind Divided dan Batman: The Telltale Series – dua permainan yang dirilis kurang dari 18 bulan silam. Pemilik head-mounted display PSVR juga boleh berbahagia karena Sony mempersilakan Anda menikmati Starblood Arena, permainan flight combat bertema sci-fi yang mengadu gamer dalam arena tempur 360 derajat berbekal pesawat ruang angkasa.

Deus Ex: Mankind Divided sendiri merupakan pelanjut petualangan Adam Jensen yang dimulai di Human Revolution. Game kembali mengangkat tema cyberpunk, di-setting di masa depan ketika praktek modifikasi organ tubuh memicu perpecahan dan konflik di masyarakat. Mankind Divided mengombinasikan beberapa elemen gameplay berbeda: shooter, stealth, serta sistem dialog dan upgrade ala RPG.

Selanjutnya, Batman: The Telltale Series adalah permainan petualangan sang Cape Crusader yang dipadu gameplay khas Telltale Games: memanfaatkan formula point-and-click dan dilepas secara episodik. Permainan menyuguhkan cerita baru dan mengusung latar belakang era modern – sering kali Anda akan melihat karakter-karakter di sana menggunakan drone atau smartphone.

Selain tiga permainan ini, ada empat judul lagi yang akan hadir untuk PlayStation Plus pada tanggal 2 Januari 2018 besok, di antaranya:

  • Sacred 3 (PS3)
  • The Book of Unwritten Tales 2 (PS3)
  • Psycho-Pass: Mandatory Happiness (PS VIta)
  • Uncanny Valley (PS4, PS Vita 3)

Dan ini adalah daftar game yang bisa Anda unduh di bulan Desember 2017 sebelum Sony me-refresh-nya:

  • Darksiders II: Deathinitive Edition (PS4)
  • Kung Fu Panda: Showdown of the Legendary Legends (PS4)
  • Until Dawn: Rush of Blood (bonus PS Plus, memerlukan PSVR)
  • That’s You! (bonus PS Plus)
  • Xblaze Lost: Memories (PS3)
  • Syberia Collection (PS3)
  • Forma 8 (PS4, PS Vita)
  • Wanted Corp (PS Vita)

Game Card Battle Artifact Sudah ‘Bisa Dimainkan’, Valve Gandeng Tim eSport Buat Mengujinya

Sebagai salah satu perusahaan gaming terbesar dengan jumlah user terbanyak di dunia, apapun yang diumumkan oleh Valve sudah pasti akan mengundang perhatian. Tapi karena mayoritas orang mengharapkan kejelasan dari masa depan franchise blockbuster Half-Life, Left 4 Dead, dan Portal, game baru yang Valve singkap di bulan Agustus kemarin malah mendapatkan respons kurang hangat.

Saat perhatian gamer tertuju pada The International 2017, tim developer asal Washington itu secara tak terduga memperkenalkan Artifact, permain card battle collectible spin-off dari Dota 2. Pendekatannya mirip seperti Hearthstone buatan Blizzard yang mengusung karakter-karakter serta berbagai elemen dari jagat Warcraft. Kekecewaan gamer terhadap pengumuman Artifact bisa dilihat dari jumlah dislike di teaser trailer-nya di YouTube – saat artikel ini ditulis mencapai 71 ribu dislike versus 5 ribu like.

Apapun opini Anda mengenai Artifact, Valve tengah berusaha memastikannya menjadi game yang betul-betul memuaskan. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng tim eSport ternama dunia demi memolesnya. Berdasarkan pengakuan general manager Virtus.pro Roman Dvoryankin pada situs berita eSport berbahasa Rusia CyberSport.ru, Artifact saat ini sudah dapat dimainkan, dan anggota Virtus.pro terpilih sebagai beberapa gamer pertama di dunia yang diizinkan mencobanya.

Buat sekarang, Artifact sedang berada di tahap uji coba alpha dan baru dapat dimainkan di markas besar Valve di Bellevue. Menariknya lagi, beberapa tim yang tergabung dalam World eSports Association (WESA) sudah lebih dulu mencicipi Artifact, dan kabarnya, mereka sangat menyukai permainan card battle tersebut. Sayangnya Dvoryankin tidak bisa memberikan info lebih rinci karena telah menyepakati perjanjian kerahasiaan.

“Hal yang bisa saya sampaikan ialah, Virtus.pro akan mengungkap formasi untuk divisi Artifact tahun depan,” tutur Dvoryankin via CyberSport.ru. “Kami telah menyiapkan strategi serta anggaran, dan kami berkomitmen untuk mencurahkan perhatian pada Artifact secara maksimal.”

Sejauh ini, Valve belum mengabarkan kapan tepatnya mereka akan meluncurkan Artifact. Developer hanya menyebutkan tahun 2018. Namun ada indikasi, informasi tanggal rilis serta detail gameplay akan diberikan awal tahun depan. Petunjuknya adalah janji CyberSport.ru untuk memublikasikan hasil wawancara bersama Virtus.pro pada bulan Januari besok.

Melihat kebiasaan Valve sejauh ini, saya berasumsi bahwa developer akan melangsungkan uji coba beta terlebih dulu sebelum melepas versi rampung dari Artifact.

Via PCGamesN. Tambahan: Reddit.

10 Game yang Paling Ditunggu-Tunggu di 2018

Alexander Graham Bell pernah bilang: ketika satu pintu tertutup, pintu lainnya akan terbuka. 2017 dimeriahkan oleh game-game menakjubkan yang sudah pasti meninggalkan banyak kenangan manis, membuat kita sedikit sedih untuk mengucapkan selamat jalan. Namun gamer tentu telah siap buat menyongsong 2018 dan segala kehebohan yang dijanjikan olehnya.

Ada banyak sekali permainan yang begitu dinanti di tahun depan. Untuk mempersempit daftarnya, saya hanya memilih judul-judul blockbuster saja dan tidak menyertakan game indie (mohon maaf The Last Night dan A Way Out!); walaupun bahkan setelah disaring, jumlahnya tetap membuat kewalahan. Beberapa judul di bawah sebetulnya sempat muncul di daftar most wanted tahun lalu, tapi ia kembali muncul di sini akibat penundaan.

Ini dia 10 permainan yang paling ditunggu di 2018:

 

10. Detroit: Become Human

Q1/Q2 2018
Melalui Detroit, Quantic Dreams mencoba menciptakan karya yang lebih unik lagi dari Heavy Rain dan Beyond: Two Souls. Tidak ada ‘game over‘ di permainan sci-fi action-adventure ini, tetapi karakter-karakter utama di sana bisa tewas akibat pilihan Anda, sementara narasi akan terus berjalan.

 

9. Darksiders III

2018
Setelah terkatung-katung selama bertahun-tahun akibat bangkrutnya THQ, petualangan Empat Penunggang Kuda akan dilanjutkan tahun depan. Di Darksiders III, Anda bermain sebagai Fury, seorang penyihir dan Penunggang Kuda paling misterius yang ditugaskan menumpas ‘Tujuh Dosa Mematikan’.

 

8. Spider-Man

Q1/Q2 2018
Mencoba menciptakan lagi fenomena yang sempat menggemparkan PlayStation, Sony menggandeng Insomniac Games untuk menggarap permainan Spider-Man eksklusif di PlayStation 4. Spider-Man 2018 menyajikan petualangan baru, tidak terikat film, komik, ataupun meneruskan game-game sebelumnya.

 

7. God of War

Q1 2018
Setelah tujuh permainan God of War terdahulu mengangkat latar belakang mitos Yunani, kali ini Sony mengajak Anda bertualang ke negeri buas yang dihuni oleh dewa-dewi Skandinavia. Anda kembali bermain sebagai Kratos, tapi ia tak lagi sendiri. Dalam perjalanannya, Kratos ditemani oleh sang putra, Atreus.

 

6. Kingdom Hearts III

2018
Kingdom Hearts III sudah mulai dikerjakan lebih dari satu dekade lalu, tapi peluncurannya mengalami penundaan berkali-kali. Kabar terbaru mengenai waktu perilisan game muncul di acara D23 2017 pertengahan tahun ini, dibarengi oleh trailer yang mempertemukan Sora dengan tokoh-tokoh Toy Story.

 

5. Anthem

Q4 2018
Anthem menggabungkan beberapa unsur dari game bertema sci-fi berbeda: penggunaan mecha seperti Titanfall, gameplay co-op mirip Destiny, di-setting di dunia open world ala Mass Effect: Andromeda. Untuk memastikan narasinya tak mengecewakan, BioWare kembali mempekerjakan novelis Drew Karpyshyn buat menulis ceritanya.

 

4. Shadow of the Colossus

6 Februari 2018
Eksistensi versi PlayStation 4 permainan action-adventure legendaris arahan sutradara Fumito Ueda ini diungkap Sony di E3 2017. Pengerjaan remake  dilakukan oleh tim Bluepoint. Seluruh aset permainan digarap dari nol lalu developer juga mengusung skema kendali baru, namun aspek gameplay-nya sama sekali tidak diubah.

 

3. Metro Exodus

Q4 2018
Imajinasi luar biasa penulis Dmitry Glukhovsky yang dituangkan ke medium video game membuat seri Metro berhasil mengumpulkan fans setia. Seperti pendahulunya, Metro Exodus lagi-lagi menitikberatkan elemen survival horror dan stealth. Namun bedanya, permainan menyuguhkan formula open world.

 

2. Monster Hunter World

26 Januari 2018
Game terbaru di seri Monster Hunter ini menjanjikan peta permainan yang jauh lebih luas, peralihan antar-zona yang mulus, serta mode multiplayer co-op online empat pemain. Versi PC-nya akan tiba lebih lambat dari versi Xbox One dan PS4 karena developer butuh lebih banyak waktu untuk mengoptimalkannya.

 

1. Red Dead Redemption 2

Q2 2018
Seharusnya dilepas pada paruh kedua 2017, Rockstar mengakui mereka memerlukan waktu lebih panjang buat memoles mahakarya selanjutnya yang akan membawa Anda sekali lagi ke era ‘Old West’. Red Dead Redemption 2 kembali menghidangkan petualangan single-player dan narasi epik khas Rockstar, dipadu ‘komponen’ multiplayer online.

8 Game PC Terbaik di Tahun 2017

Di 2017, perusahaan gaming semakin sadar akan signifikansi dari PC. Sejumlah permainan memang hadir terlambat, tapi sebagai kompensasinya, publisher dan developer menyodorkan gamer PC edisi terlengkap dengan upgrade signifikan pada aspek grafis. Di tahun ini, PC dimeriahkan oleh judul-judul multi-platform serta turut menikmati beberapa game eksklusif fenomenal.

Meneruskan seri artikel ‘best of 2017’ (terdiri dari daftar game single-player, multiplayer dan open-world terbaik di tahun ini, plus list permainan paling mengecewakan), kali ini DailySocial telah memilih delapan game PC Windows paling mengagumkan yang dilepas dalam waktu 12 bulan ke belakang. Apakah judul favorit Anda masuk di daftar ini? Ayo silakan disimak.

 

8. Lone Echo

Daftar ini kita mulai dengan game yang menakjubkan, namun tak dimainkan banyak orang karena ia membutuhkan Oculus Rift. Lone Echo (dan mode multiplayer Echo Arena) merupakan pencapaian penting ranah VR gaming, menghidangkan pemain petualangan seru di lingkungan nol gravitasi, berbekal gerakan tangan untuk bergerak serta berinteraksi.

 

7. SteamWorld Dig 2

SteamWorld Dig 2 menghadirkan dan meningkatkan segala aspek yang membuat permainan pertamanya begitu istimewa. Gameplay berformula Metroidvania plus Digger-nya (permainan lawas tahun 1983) sangat adiktif, kemudian tim Image & Form mengombinasikan aspek tersebut dengan grafis dua dimensi dan karakter menawan, serta dunia permainan yang lebih besar dan dinamis.

 

6. Okami HD

Secara keseluruhan, remake dari remake game legendaris yang dirilis hampir 12 tahun silam ini betul-betul menyenangkan dari saat Anda memulai petualangan hingga ketika Amaterasu berhasil merebut Ark of Yamato dan berlayar kembali ke Celestial Plain. Jika dahulu Anda tak sempat menikmatinya, maka versi anyar yang dibekali upgrade grafis ini wajib dimainkan.

 

5. Forza Motorsport 7

Banyak gamer PC mengeluhkan absennya dukungan Steam, namun konten yang dihidangkan Turn 10 Studios di Forza Motorsport 7 membuatnya menjadi salah satu game simulasi balap paling lengkap saat ini. Berbeda dari Project CARS 2, Forza Motorsport 7 dapat mudah diakses oleh gamer pemula, serta sanggup memuaskan para pecandu otomotif.

 

4. Wolfeinstein II: The New Colossus

Di tengah krisis minimnya game single-player berkualitas, Wolfenstein II mendarat di 2017 dengan segala kehebohan dan kebrutalannya. Kreasi MachineGames ini memanjakan pemain lewat aksi dan narasi super-seru, serta karakter-karakter realistis. Selain terpilih sebagai game shooter terbaik di 2017, jangan heran jika Wolfenstein II menjadi sumber inspirasi pengembangan game di masa depan.

 

3. Total War: Warhammer II

Krisis minimnya permainan single-player sebetulnya juga sebetulnya menjangkiti genre strategi. Untungnya, Total War: Warhammer II mendarat di tahun ini jika Anda mendamba game strategi bermutu. Ia kembali menyuguhkan gameplay khas seri Total War yang mencampur elemen turn-based dan real-time tactics. Di sana, Creative Assembly meng-upgrade seluruh aspek gameplay serta elemen grafisnya.

 

2. XCOM 2: War of the Chosen

War of the Chosen ialah expansion pack yang merombak sekaligus memperkaya stuktur mode campaign XCOM 2 melalui penambahan jenis musuh baru, karakter hero, fitur modifikasi, hingga penyempurnaan pada karakteristik tokoh-tokohnya. Kendalanya hanya satu: War of the Chosen mendongkrak tingkat kesulitan permainan yang pada dasarnya sudah sangat menantang.

 

1. Divinity: Original Sin II

Bukan hanya jadi permainan role-playing terbaik di 2017, Divinity: Original Sin 2 merupakan salah satu RPG terpenting di sepanjang sejarah gaming – duduk bersebelahan dengan Baldur’s Gate II, Planescape: Torment dan The Witcher 3. Kebebasan yang disajikannya sungguh luar biasa. Anda bisa bermain jadi siapa pun dan menyelesaikan quest dengan acara apapun.

Game-game di list honorable mention ini juga jangan sampai Anda lewatkan:

 

Destiny 2

 

Assassin’s Creed Origins

 

Resident Evil 7 Biohazard

 

Cuphead

 

Everspace

 

Night in the Woods

Caply Adalah Action Camera Tahan Banting Sebesar Thumb Drive

Kamera action tak bisa dipisahkan dari aktivitas outdoor, umumnya dicantumkan di, tas, papan selancar atau sepeda. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan itu, produsen memfokuskan perhatian mereka pada aspek daya tahan, kemudahan pemakaian serta desain yang ringkas. Dan jika kebetulan Anda sedang mencari action cam, produk baru ini dapat jadi pertimbangan.

Startup pimpinan inventor Jeff Lee dan Steven Chao memperkenalkan Caply di Kickstarter. Caply ialah kamera action mungil yang dibekali konstruksi tangguh serta baterai berdaya tahan lama, dirancang agar bisa setia menemani Anda dalam berbagai petualangan. Walaupun tubuhnya sangat kecil, Caply diklaim menyimpan beragam fitur canggih.

Caply 3

Caply mempunyai penampilan seperti kapsul, dengan bobot 50-gram dan dimensi 60×30-milimeter – kurang lebih sebesar thumb drive USB. Di tubuhnya, Anda akan menemukan modul lensa, microphone, serta panel sentuh. Lalu slot kartu SD berada di bagian belakang, ditemani tombol power. Transfer data serta pengisian ulang baterai dapat dilakukan dengan menyambungkan kabel ke port microUSB, berada di ujung bawah.

Kamera action ini bisa dilengkapi dengan beragam aksesori, contohnya adalah cover silikon sehingga lebih tahan banting, charger sekaligus mount Flex berlengan lentur, strap supaya kita dapat memasangkannya di lengan, clip, mount Connector X agar bisa dipasangkan di setang sepeda, serta case anti-air Nautilus yang memungkinkannya dibawa menyelam hingga kedalaman 100-meter.

Caply 2

Durasi pemakaian Caply juga istimewa. Ketika GoPro Hero 5 dan Google Clips hanya dapat aktif selama 2,5 sampai 3 jam, Caply mampu menciptakan rekaman berdurasi 5 jam dengan waktu standby hingga 120 jam. Untuk mengisi ulang baterai non-removable 500mAh-nya, cukup sambungkan Caply ke sumber listrik selama 2,5 jam.

Penggunaannya juga sangat simpel: tap sekali di area touchpad untuk mengambil foto, dua kali buat mulai merekam video. Anda bisa membuat rekaman singkat (10 detik) dengan swipe ke atas, serta mengaktifkan time-lapse via swipe ke bawah. Hebatnya lagi, Caply turut menyimpan kemampuan voice control, dapat mendengar perintah Anda sampai jarak 10 meter.

Caply 1

Caply diracik buat menciptakan video beresolusi 1920x1080p lewat lensa f/2.0 dengan field of view 140 derajat yang turut dibantu oleh sistem electronic image stabilization untuk meminimalkan efek getaran. Anda bisa langsung melakukan live streaming atau menyimpan videonya di kartu SD, mendukung kapasitas maksimal 128GB.

Kamera action Caply dapat Anda pesan sekarang di situs Kickstarter. Selama periode crowdfunding masih berjalan, produk bisa dibeli seharga mulai dari US$ 90. Distribusi rencananya akan dilangsungkan di bulan Juni 2018.

Dokumen FCC Singkap Info Mengenai Headset VR Standalone Lenovo, Mirage Solo

Perjalanan mencari perangkat penyaji konten virtual reality yang ideal terus berlangsung dan kini, headset standalone jadi fokus para produsen elektronik. Tak lama selepas penyingkapan resmi HTC Vive Focus di Vive Developer Conference di Beijing, kali ini giliran Lenovo yang ketahuan sedang menggarap HMD pendukung platform Google Daydream.

Upaya pengembangan headset immersive reality Lenovo mulai menarik perhatian saat mereka mengumumkan kolaborasi bersama Disney buat menyajikan konten hiburan interaktif bertajuk Star Wars: Jedi Challenges. Lalu di ajang IFA Berling 2017 September kemarin, sang raksasa teknologi asal Tiongkok itu akhirnya memamerkan head-mounted display AR bernama Mirage tersebut.

Mengacu pada informasi dari Google di acara I/O 2017 bulan Mei silam, proyek pengerjaan HMD AR/VR standalone Lenovo tentu tidak berhenti sampai di sana, meski sejauh ini produsen belum memberikan update secara resmi. Dan belum lama, kabar ini kembali dipertegas oleh kemunculan dokumen FCC yang menyebutkan perangkat bernama ‘Lenovo Mirage Solo’ dengan nomor model VR-1541F dan Google Daydream.

Dokumen FCC

Namun berbeda dari headset Daydream View, Lenovo Mirage Solo dapat bekerja mandiri tanpa memerlukan smartphone. Berdasarkan dokumen FCC, HMD tersebut dilengkapi baterai Li-Ion 4.000mAh dan konektivitas Bluetooth 5.0. Dokumen tidak menyebutkan jenis chip yang jadi otaknya, tapi kita boleh berasumsi bahwa komponen ini disediakan oleh Qualcomm. Sebagai acuan, Vive Focus memanfaatkan Snapdragon 835.

Buat menunjang penggunaan, Mirage Solo turut dibekali unit kendali motion, dinamai ‘Lenovo Daydream controller’ (dengan nomor model DG1CA), komponen earphone wired, serta kabel USB sepanjang 1-meter – kemungkinan berfungsi untuk mengisi ulang baterai. Menakar penyajiannya itu, Lenovo sepertinya bermaksud buat memberikan pengguna satu solusi lengkap.

Dengan disetujuinya Lenovo Mirage Solo oleh Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC), kita boleh berasumsi agenda pengungkapannya dilakukan dalam waktu dekat. Ada cukup besar kemungkinan Lenovo akan mengumumkan Mirage Solo di acara CES 2018, digelar pada tanggal 9 sampai 12 Januari 2018 di Las Vegas.

Mirage sendiri bisa jadi merupakan keluarga produk penunjang konten immersive reality, bukan hanya terdiri dari HMD saja. Bulan lalu, situs LetsGoDigital sempat menemukan device bernama VR180 Mirage Camera dalam database Eurasian Customs Union, yaitu kamera 180 derajat yang dioptimalkan untuk menciptakan video YouTube.

Dokumen mengenai Lenovo Mirage Solo bisa Anda baca lebih lengkap melalui tautan ini.

Via Android Central. Sumber: LetsGoDigital. Header: 9to5Google.

8 Permainan Open World Terbaik di Tahun 2017

Istilah open world atau sandbox mengacu pada permainan yang membebaskan Anda bertualang dunia virtualnya – bertolak belakang dari penggunaan gameplay linier. Tapi game open world bermutu tentu tak hanya sekadar menyuguhkan luasnya dunia permainan. Developer juga harus mengisinya dengan konten yang membuat pemain betah berlama-lama menikmatinya.

Kita memang belum mendapatkan karya baru Bethesda, namun sebagai alternatifnya, ada banyak judul open world yang sukses mencuri perhatian serta memuaskan para gamer. Saat ini, formula open world bisa Anda temukan di banyak mode permainan – single-player ataupun multiplayer, umumnya diterapkan pada game-game role-playing atau action-adventure. Dan lewat artikel ini, DailySocial telah memilih delapan permainan open world terbaik di tahun 2017.

 

8. Destiny 2

Meski tetap fokus pada aspek PvE dan PvP, Bungie juga membenamkan mode eksplorasi planet di Destiny 2. Buat meralisasikannya, developer memanfaatkan misi baru bernama ‘Adventures’, menugaskan Anda untuk menjelajahi area-area tersembunyi (baik European Dead Zone di Bumi, Titan atau Io) dan berburu harta karun dalam zona-zona ala dungeon.

 

7. Gravity Rush 2

Gravity Rush 2 menyajikan upgrade berskala masif dibanding game pertamanya: peta 2,5 kali lebih besar serta memberikan misi tiga kali lebih banyak sehingga durasi permainan jadi lebih lama. Lalu saat tiba di kota, Anda disuguhkan pemandangan yang lebih natural, hidup serta berwarna, memungkinkan karakter utamanya – Kat – berinteraksi dengan para penduduk.

 

6. Conan Exiles (early access)

Versi retail Conan Exiles memang baru akan dirilis di 2018, tapi bahkan di fase early access ini, game open world Funcom tersebut mampu menghidangkan pengalaman survival, eksplorasi serta multiplayer yang seru. Permainan mengusung tema dewasa, memperkenankan Anda menciptakan kastil dan menculik karakter-karakter non-player untuk dijadikan prajurit atau pelayan.

 

5. Super Mario Odyssey

Odyssey menyajikan gameplay sandbox berbasis penjelajahan yang dahulu hadir di Super Mario Sunshine dan 64. Sebagai Mario, Anda dapat mengunjungi ‘kerajaan’ berbeda. Beragam misi menanti pemain di sana, dan kita juga harus menemukan item bernama Power Moon – berguna untuk mentenagai kapal topi Odyssey punya Mario agar bisa pergi ke kerajaan lain.

 

4. Nier: Automata

Gameplay sandbox Automata terbuka begitu Anda menyelesaikan sesi intro arcade-nya. Sebagai android bernama 2B, Anda akan menemukan banyak hal aneh, unik, dan misterius tersembunyi di reruntuhan kota yang sudah lama ditinggalkan manusia. Namun jangan kurangi kewaspadaan Anda, beberapa lawan berpenampilan lucu bisa jadi sangat berbahaya.

 

3. Horizon Zero Dawn

Merupakan salah satu game open world terbesar di 2017, dunia Horizon Zero Dawn terbagi dalam zona berbeda: hutan, belantara tropis, padang pasir hingga pegunungan bersalju; semua tersulam secara begitu mulus. Pengalaman bermain di masing-masing area tidak sama. Satu contohnya, perbukitan dapat Anda jelajahi dengan ber-parkour atau melalui zip-line ala flying fox.

 

2. Assassin’s Creed Origins

Origins kembali menghidangkan gameplay sandbox khas Assassin’s Creed, kali ini mengangkat latar belakang era Mesir Kuno. Petualangan bisa Anda lakukan dengan berjalan kaki (lebih tepatnya berlari), berkuda, di atas punggung unta, atau perahu. Ubisoft Montreal kabarnya punya rencana buat menambahkan fitur Discovery Tour, yaitu mode ‘wisata edukasi’ yang mempersilakan Anda mempelajari sejumlah aspek dalam sejarah Mesir.

 

1. The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Berbicara pada Gamespot belum lama ini, produser Eiji Aonuma mengaku bagaimana Nintendo mempelajari Skyrim sebagai persiapan proses pengembangan Breath of the Wild, terutama karena mereka belum pernah menciptakan permainan sebesar itu (12 kali lebih luas dari overworld Twilight Princess). Hasilnya cukup membanggakan, Breath of the Wild memenangkan banyak penghargaan Game of the Year 2017.

8 Game Multiplayer Terbaik di 2017

Mode multiplayer sudah menjadi bagian krusial dari video game sejak momen kelahirannya, dapat ditemukan di judul-judul legendaris seperti Tennis for Two, Spacewar! hingga Pong. Dan di era modern ini, multiplayer merupakan elemen gameplay andalan di sejumlah franchise blockbuster, sekaligus jadi aspek penting yang berfungsi untuk memperpanjang umur permainan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, 2017 dipenuhi berbagai macam permainan multiplayer menakjubkan. Namun periode 12 bulan ke belakang memang terasa istimewa karena beragam perubahan tak terduga yang telah terjadi: fenomena naik daunnya genre multiplayer battle royale, kembalinya formula run and gun dan elemen fighting klasik di judul indie, hingga penerapan mode co-op di permainan role-playing taktis yang berorientasi pada narasi.

Daftar permainan multiplayer terbaik di tahun 2017 versi DailySocial bisa Anda simak di bawah.

 

8. Nidhogg 2

Nidhogg 2 kembali mengusung formula yang membuat pendahulunya begitu seru dan jenaka, dibungkus dalam visual 2D lucu dan penuh warna. Game mengadu dua orang pemain dalam medan tempur jarak dekat tanpa akhir hingga salah satu dari mereka berhasil menembus benteng lawan, dipadu satu twist unik: senjata disajikan secara acak.

 

7. Splatoon 2

Dalam sekuelnya ini, lagi-lagi Anda bermain sebagai Inkling, yaitu karakter-karakter yang bisa berubah jadi cumi-cumi dan menyelam di tinta. Di Splatoon 2, Anda dapat menikmati beragam mode multiplayer secara online ataupun lokal, lalu fitur-fitur serta konten baru (contohnya mode co-op Salmon Run) juga memastikan gameplay familiernya terasa lebih menyegarkan.

 

6. Injustice 2

Jalan cerita dan melimpahnya konten merupakan aspek yang diapreasiasi para gamer dalam kreasi terbaru co-creator franchise Mortal Kombat ini. Namun seperti permainan fighting lain, multiplayer kompetitif tidak bisa dipisahkan dari Injustice 2. Pemain disuguhkan pilihan 29 karakter superhero dan villain jagat DC Comics, plus 13 tokoh tambahan via DLC.

 

5. Destiny 2

Seperti di game sebelumnya, aktivitas di Destiny 2 terbagi dalam dua jenis: player versus player dan player versus environment. Tapi hal yang distingtif dari sekuel ini adalah penekanan pada eksplorasi planet serta interaksi dengan karakter non-player. Ke depannya, developer Bungie berkomitmen untuk terus menambahkan konten lewat expansion pack.

 

4. Cuphead

Ada dua faktor yang membuat Cuphead unik: pemanfaatan visual dan animasi ala film kartun Disney atau Fleischer tahun 1930-an, serta gameplay yang sangat menantang sehingga disebut-sebut sebagai Dark Souls-nya game run and gun. Mode multiplayer memungkinkan dua pemain untuk saling membantu, tetapi juga mendongkrak tingkat kesulitannya.

 

3. Divinity: Original Sin II

Saat mode multiplayer dipilih, Original Sin II menyajikan pengalaman yang jauh berbeda dari single-player, disebabkan oleh aktivitas kawan main Anda yang kadang tak terduga. Di sesi tersebut, mungkin karakter-karakter penting jadi tewas dan memaksa pemain mencari solusi lain akibat kelakuan rekan satu tim, atau membuat Anda dikejar seisi barak.

 

2. Mario Kart 8 Deluxe

Versi Deluxe dari Mario Kart 8 mendarat di Nintendo Switch tiga tahun setelah dirilis di Wii U. Selain dibekali seluruh add-on yang tersedia, port ini menghidangkan beragam konten anyar (termasuk delapan arena serta enam karakter tambahan), penyempurnaan pada gameplay, hingga dukungan resolusi 1920x1080p di 60-frame rate per detik ketika Switch ditambatkan ke docking.

 

1. PlayerUnknown’s Battlegrounds

PlayerUnknown’s Battleground sudah menjadi fenomena global bahkan sebelum versi 1.0-nya dirilis di Windows dan Xbox One. Ia berhasil menumbangkan Dota 2 sebagai game dengan jumlah pemain paling banyak, lalu terjual lebih dari satu juta kopi di Xbox One hanya beberapa hari setelah tersedia. Siapa sangka gameplay battle royale yang sederhana ternyata jadi favorit para gamer?

Keyboard ‘Split’ Dygma Raise Meningkatkan Performa Gaming Lewat Desainnya yang Ergonomis

Produsen periferal PC tak ada lelahnya mencari dan membubuhkan fitur-fitur baru yang dapat membantu para gamer. Namun terlepas dari kemajuan ini, wujud papan ketik modern pada dasarnya tak terlalu berbeda dari produk yang dilepas tiga dekade silam. Dan menurut seorang gamer berpengalaman, aspek desain keyboard sebetulnya masih bisa dioptimalkan lagi.

Itulah alasannya Luis ‘Deilor’ Sevilla mendirikan startup bernama Dygma. Mantan pelatih divisi League of Legends tim Fnatic dan juara LCS Champion dua kali itu memperkenalkan Raise, keyboard ergonomis yang diklaim bisa mengurangi masalah leher, punggung, dan pergelangan tangan – biasanya dialami para atlet eSport akibat terlalu lama bercengkrama dengan komputer.

Dygma Raise 1

Sebagai bagian dari solusi itu, Dygma Raise memanfaatkan rancangan tubuh split – memungkinkan keyboard terbagi jadi dua. Menurut produsen, papan ketik standar memaksa kita menaruh tangan secara sejajar sehingga menekan bahu ke belakang. Dengan memisahnya, kedua tangan dapat diposisikan lebih natural. Selanjutnya, palm rest dibuat memanjang dan detachable, tidak terlalu rendah ataupun tinggi. Tiap bagian di sana, termasuk connector kabel, tersabung via magnet.

Dygma Raise 2

Aspek lain yang dimodifikasi oleh Dygma adalah tombol spasi. Menurut mereka, space bar merupakan peninggalan dari mesin ketik kuno. Jempol adalah jari terkuat tetapi paling jarang digunakan, padahal ia cukup lincah. Menggunakan dasar pemikiran itu, Dygma memisah spasi jadi empat plus empat tombol, ditaruh dalam dua baris di area yang mudah dijangkau jempol. Zona bawah dinamai under-row dan didesain sedemikian rupa agar tidak mudah terjadi salah tekan.

Dygma Raise 4

Berkat rancangan seperti ini, Dygma Raise sangat fleksibel digunakan: Ingin menghemat tempat? Lepas bagian kanan keyboard. Lebih sedikit tombol di depan mata juga bisa membantu kita meningkatkan konsentrasi. Kidal? Tinggal pindahkan mouse ke kiri, gunakan keypad kanan, dan kustomisasi input-nya. Seluruh tombol di sana dapat diprogram ulang dan bisa dikonfigurasi sebagai macro.

Dygma Raise 3

Uniknya lagi, Dygma Raise tidak dibatasi oleh satu tipe switch mekanis saja. Anda bisa memilih switch buatan Cherry MX atau Kailh, atau menggantinya dengan tipe favorit bahkan sewaktu sedang tersambung ke PC. Keyboard juga tidak lupa dibekali pencahayaan RGB per-key backlight serta underglow, dapat dikustomisasi melalui software – misalnya membedakan warna di WASD serta tombol angka.

Dygma Raise dapat Anda pesan sekarang di situs crowdfunding  Kickstarter, dijajakan seharga € 165 atau kisaran US$ 196. Produk ini rencananya akan mulai didistribusikan di bulan September 2018.

Bisa Menyala Sepanjang Tahun, Smartband Garmin Vivofit 4 Mendorong Kita Hidup Lebih Aktif

Mulai tersedia di 2014, Vivofit ialah activity tracker terjangkau persembahan Garmin buat Anda yang ingin mendapatkan informasi up-to-date terkait tubuh. Keluarga Vivofit terus berkembang, dan sang produsen telah memperkenalkan generasi kedua, ketiga, hingga varian untuk anak-anak. Dan di versi terbarunya, Garmin memberikan jawaban atas kekurangan umum dari mayoritas smartband.

Di tanggal 26 Desember 2017 kemarin, Garmin resmi mengumumkan Vivofit 4. Fungsi utama smartband ini tak berbeda dari pendahulunya, namun aspek yang paling mengagumkan terletak pada daya tahan baterainya: Vivofit 4 dapat tetap aktif sepanjang tahun tanpa perlu di-charge. Ia sengaja didesain agar kita bisa memakainya terus-menerus, bahkan ketika mandi ataupun berenang.

“Efektivitas dari activity tracker bergantung dari seberapa sering Anda mengenakannya, dan di sinilah Vivofit 4 unggul: sesudah dipakai, Anda dapat melupakannya,” tutur vice president Garmin Dan Bartel. “Vivofit 4 merupakan perangkat ideal bagi konsumen yang menginginkan fitness tracker andal tapi tak mau direpotkan oleh proses isi ulang baterai.”

Garmin Vivovit 4 2

Penampilannya hampir serupa Vivofit generasi ketiga. Modul tracker ditempatkan di dalam strap karet dengan buckle ala jam tangan. Total bobot hanya 25-gram, dengan lebar 19mm dan ketebalan 9,4mm. Di sana, Anda disuguhkan layar transflective 8-color memory-in-pixel bersolusi 88x88p seluas 11×11-sentimeter. Berbeda dari LED, panel transflective memastikan tulisan tetap terlihat jelas bahkan ketika Anda berada di bawah sinar matahari langsung.

Garmin Vivovit 4 1

Begitu disambungkan ke smartphone, Vivofit 4 bisa segera melacak langkah, waktu tidur, intensitas olah fisik per menit, dan jumlah pembakaran kalori. Perangkat juga mendorong kita untuk tetap aktif, ditunjukkan oleh bar berwarna di layar – pelan-pelan terisi jika Anda diam dalam waktu lama. Ketika penuh, Vivofit 4 akan mengingatkan kita buat menggerakkan badan. Tentu saja, Anda dipersilakan mempersonalisasi target harian melalui aplikasi.

Garmin Vivovit 4 4

Fitness tracker ini turut dilengkapi oleh Move IQ, yaitu fitur pintar yang memungkinkan Vivofit 4 mendeteksi jenis gerakan Anda dan mengkategorikannya secara otomatis; misalnya berjalan, belari, atau berenang. Hebatnya lagi, sewaktu ia mengetahui Anda sedang berjalan atau berlari, Move IQ akan langsung mengaktifkan fungsi timer. Selanjutnya, data dapat dilihat lebih detail di Garmin Connect.

Vivofit 4 tersedia dalam pilihan warna putih, hitam serta hitam dengan titik-titik hijau; ada pilihan ukuran kecil, sedang, dan besar. Produk ini dibanderol US$ 80, dan Garmin tak lupa menawarkan aksesori tambahan serta strap pengganti seharga US$ 20 sampai US$ 30.

Sumber: Garmin.