MSI Luncurkan Trio Monitor Gaming Curved Optix Mag

Melihat dari aspek aspek skala, MSI mungkin tidaklah sebesar beberapa brand PC asal Taiwan lain. Tapi mereka terlihat bersungguh-sungguh menyediakan solusi gaming lengkap, dan saat ini variasi produk mereka sangat mengesankan: laptop dalam beragam desain, PC ransel pendukung VR, dan tahun ini MSI juga tak ragu buat mulai bermain di ranah gaming gear.

Sepertinya bermaksud untuk menyempurnakan portfolio produk mereka, Micro-Star International resmi mengumumkan lineup monitor Optix Mag. Monitor dengan brand MSI sebetulnya cukup sering memeriahkan beberapa acara yang MSI selenggarakan – termasuk dalam pembukaan MSI Concept Store Terbesar di Malaysia. Namun Optix Mag kabarnya dirancang khusus untuk menunjang gaming dan telah mengusung struktur layar melengkung.

Ketiga monitor Optix Mag menyuguhkan dua ukuran display berbeda, terdiri dari Optix MAG24C dan Optix MAG27C, serta model flagship Optix MAG27CQ. Mereka semua menjanjikan keluasan sudut penglihatan hingga 178 derajat, dibekali fitur anti-flicker serta pengurangan pada kadar sinar biru sehingga output gambar tidak membuat mata jadi cepat lelah. Selanjutnya, Anda bisa mengubah tingkat ketinggian dan kemiringan panel di semua model ini.

 

Optix MAG24C (24-inci) dan Optix MAG27C (27-inci)

Merupakan layar curved (1800R) berdesain frameless, dengan resolusi full-HD dan refresh rate 144Hz. Optix MAG24C/MAG27C memiliki tingkat kecerahan 250-nit, rasio aspek 16:9, rasio kontras 3000:1, waktu respons hanya 1-milidetik, serta telah tersertifikasi MSI True Colors (NTSC 85 persen dan sRPG 110 persen); juga didukung konektivitas DisplayPort 1,2, HDMI 1,4 dan DVI. Uniknya lagi, Optix MAG24C menyimpan fitur bernama ‘Gaming OSD’, yaitu overlay crosshair built-in yang dapat Anda manfaatkan di sejumlah game.

MSI Optix Mag 1

Pemanfaatan OSD seperti ini: di beberapa game shooter, senapan penembak jitu biasanya tidak mempunyai crosshair (bidikan di depan layar) dan mengharuskan pemain membidik sebelum menembak. Berkat OSD, Anda bisa memunculkan crosshair tambahan di sana – menghemat waktu berharga ketika kecepatan betul-betul diperlukan.

MSI Optix Mag 3

 

Optix MAG27CQ (27-inci)

Optix MAG27CQ menyimpan segala karakteristik model MAG27C (termasuk Gaming OSD), namun perbedaan terbesarnya terletaknya pada ukuran resolusi, yaitu WQHD 2560x1440p. Kelengkungan 1800R di sana dipercaya mampu meningkatkan immersion, membuat Anda lebih terikat pada apa yang terjadi di depan mata. Struktur ini juga pas saat Anda ingin menggabungkan tiga unit Optix MAG27CQ. Ketika dijajarkan, pengguna memperoleh output panorama seluas 180 derajat.

MSI Optix Mag 2

Ketiga produk kabarnya sudah tersedia secara global mulai bulan Desember 2018.

Sumber: MSI.

Game Adventure Time Baru Mengangkat Tema Bajak Laut, Akan Meluncur Tahun Depan

Sejak debutnya tujuh tahun lalu, serial televisi animasi Adventure Time sukses merangkul banyak penggemar dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa karena cerita-ceritanya yang imajinatif, lelucon-lelucon konyol, serta dunia yang dipenuhi lokasi-lokasi dan karakter-karakter menarik. Kepopularitasannya membuat Adventure Time beberapa kali diadaptasi ke video game.

Kali ini, publisher Bandai Namco berkolaborasi bersama Outright Games untuk menggarap permainan video Adventure Time baru berjudul Adventure Time: Pirates Of The Enchiridion. Konsep gameplay-nya sangat menarik. Seperti yang diindikasikan oleh namanya, Pirates Of The Enchiridion mengangkat tema bajak laut, dan kabarnya membebaskan pemain bertualang di dalam dunianya yang terbuka luas.

Adventure Time 4

Saat ini informasi terkait Adventure Time: Pirates Of The Enchiridion belum terlalu banyak. Game digarap oleh Climax Studios (yaitu tim pencipta game Sudeki dan remake Silent Hill: Shattered Memories), disiapkan buat platform Nintendo Switch, Xbox One, PlayStation 4 dan PC. Di website Outright Games, developer mengungkapkan satu paragraf deskripsi game, menjabarkan empat fitur permainan, dan memamerkan tak kurang dari sembilan screenshot.

Adventure Time 1

“Negeri Ooo tenggelam ke bawah air, dan Jake serta Finn ditugaskan untuk mencari tahu penyebabnya,” tulis developer. “Bergabunglah bersama para pahlawan kita dalam petulangan mereka menjelajahi perairan berbahaya, mencari petunjuk, menginterogasi bajak laut, dan memerangi orang-orang jahat demi memecahkan misteri ini dan menyelamatkan dunia!”

Adventure Time 3

Dalam perjalanan mereka itu,  Jake dan Finn akan ditemani oleh BMO serta Marceline – para karakter ini diisi suaranya oleh aktor dan aktis orisinalnya. Penjelasan Climax Studios sendiri mengindikasikan implementasi gameplay open-world, mempersilakan gamer menguak beragam rahasia tersembunyi serta mengumpulkan rampasan perang. Pemain juga dapat berlayar dari satu kerjaan menuju kerjaan lain, serta tentu saja mengeksplorasi lokasi yang belum pernah terjamah.

Adventure Time 5

Adventure Time: Pirates Of The Enchiridion tampaknya juga memanfaatkan sedikit elemen role-playing. Anda bisa meng-upgrade para karakter, menggunakan item-item, sihir, ramuan, serta kemampuan ‘ultimate‘ pada lawan. Pertempurannya disajikan dalam tempo cepat, mengusung gameplay ala strategi.

Di website, Outright Games juga memberikan fans kesempatan buat menamai kapal yang akan menjadi rumah bagi Finn dan kawan-kawannya. Developer akan menerima pengajuan nama hingga tanggal 2 Januari 2018.
Adventure Time: Pirates Of The Enchiridion rencananya akan meluncur di ‘musim semi’ tahun depan.

Sumber: Outright Games.

Atari Tunda Peluncuran Console Ataribox, Ada Apa?

Bulan Juli kemarin menandai kebangkitan Atari di industri console. Di E3 2017, mereka mengumumkan mesin game Ataribox yang merupakan perpaduan antara PC dan sistem hiburan ruang keluarga tradisional. Tiga bulan setelahnya, produsen akhirnya memberikan info terkait hardware serta menyingkap agenda untuk melangsungkan kampanye crowdfunding di Indie Gogo.

Dimulainya periode crowdfunding juga menandai dibukanya gerbang pre-order, dan rencananya, Ataribox akan mulai didistribusikan pada musim semi 2018. Namun ada indikasi proses pemasaran perangkat ini akan mengalami keterlambatan. Page Ataribox di Indie Gogo seharusnya mulai live kemarin dibarengi dengan pemberian diskon pada beberapa unit produk, tapi produsen malah mengumumkan keputusan mereka buat menunda peluncurannya.

Via PC Gamer, Atari menjelaskan bahwa hitungan munduk ke momen pelepasan Ataribox dihentikan sementara waktu karena mereka belum rampung dalam menyiapkan platform untuk komunitas. Menurut produsen, hal ini merupakan elemen penunjang produk yang sangat krusial. Bagi mereka, proyek Ataribox sangatlah penting dan Atari bersedia melakukan apapun demi memastikan produk ini layak dinanti.

Atari sedang menyiapkan jadwal baru perilisannya, dan informasi lebih detail terkait Ataribox akan diungkap dalam waktu dekat. Produsen berjanji buat terus memberikan update tiap kali mereka melakukan langkah penting dalam pengembangan console ini.

Retro gaming menjadi tema utama penyajian Ataribox. Perangkat ini digarap dengan konsep nostalgia, namun juga disiapkan agar sanggup menjalankan game-game independen terbaru – Minecraft atau Terraria contohnya. Saat tersedia nanti, produk ini akan dibundel bersama koleksi permainan klasik Atari.

Untuk menunaikan tugas itu, Ataribox dipersenjatai oleh prosesor custom AMD dan kartu grafis Radeon. Sistem akan berjalan di platform Linux dengan interface yang dirancang agar mendukung layar televisi. Pada dasarnya, Ataribox adalah PC berspesifikasi menengah. Selain bisa menangani game, ia juga mampu menjalankan app, men-streaming video, menyajikan musik, serta menemani Anda menjelajahi internet.

Kepada VentureBeat, kreator sekaligus general manager Ataribox Feargal Mac berpendapat bahwa dengan menjajakan produk via platform crowdfunding, timnya bisa memberikan dukungan bagi konsumen di seluruh dunia. Lalu karena mengusung sistem operasi Linux, user juga mendapatkan kebebasan buat menggunakan dan mengakses fungsi-fungsinya semau mereka.

Saat artikel ini ditulis, status Ataribox di situs Indie Gogo masih ‘coming soon‘. Di sana, Anda cuma bisa mendaftarkan email untuk memperoleh newsletter.

Header: VentureBeat.

Begini Cara Mendapatkan Game Company of Heroes 2 Gratis

Momen akhir tahun kerap dimanfaatkan oleh penyedia jasa distribusi digital sebagai periode dilangsungkannya program potongan harga. Di Humble Bundle, promo ini sudah dimulai sejak digelarnya Fall Sale, dan sebagai bonusnya, penyedia layanan terus membagi-bagikan game gratis tiap minggu. Kali ini mereka menyodorkan satu permainan strategi seru secara cuma-cuma.

Sampai malam Sabtu besok, Anda dipersilakan memiliki sekuel dari permainan strategi bertema Perang Dunia II terbaik sepanjang masa, Company of Heroes 2, secara permanen. Game ini dijajakan seharga Rp 136 ribu di Steam, tapi Anda bisa mendapatkannya gratis cukup dengan mengikuti langkah-langkah yang saya siapkan di artikel ini. Silakan disimak:

  1. Buka page Company of Heroes 2 di situs Humble Bundle.
  2. Log-in, jika belum, silakan daftar terlebih dulu.
  3. Klik tombol beli bertuliskan ‘Free!‘ Dengan melakukannya, Anda memasukkan Company of Heroes 2 ke dalam keranjang belanja.
  4. Tombol tersebut akan berubah menjadi ‘Checkout‘. Klik, dan Anda segera dibawa melihat isi keranjang belanja. Alternatifnya, Anda dapat mengakses cart dengan menekan icon keranjang di area kanan atas page.
  5. Di window baru yang muncul, klik tombol bertuliskan ‘Get it for free!‘ berwarna biru.
  6. Setelah Humble Bundle selesai memprosesnya, page baru akan terbuka, menginformasikan pada Anda bahwa redeem key telah dikirim ke email.
  7. Buka dan log-in ke alamat email yang Anda daftarkan di Humble Bundle.
  8. Sebuah surel dari Humble Bundle sudah menunggu di kotak masuk, dan di dalamnya, Anda akan menemukan tautan ke Steam key.
  9. Setelah diklik, satu page baru lagi akan terbuka. Laman ini berisi ucapan ‘terima kasih sudah membeli Company of Heroes 2’. Scroll lebih jauh ke bawah hingga Anda menemukan tombol ‘Reveal your Steam key‘. Silakan diklik untuk memperlihatkan redeem code-nya.
  10. Sekarang buka software client Steam di Windows. Jika belum terinstal, unduh dari laman Steam Store.
  11. Dari menu utama, klik opsi Games di kiri atas buat membuka menu drop down, kemudian klik ‘Activate a Product on Steam‘.
  12. Tekan ‘Next‘ di window baru tersebut, dan ‘I Agree‘ di Steam Subscriber Agreement.
  13. Selanjutnya, masukan kode produk yang telah Anda peroleh ke kolom yang tersedia di sana. Jika kodenya tepat, akan muncul notifikasi yang menyatakan aktivasi telah berhasil.
  14. Klik ‘Finish‘ buat menutup window aktivasi.
  15. Dengan begini, Company of Heroes 2 sudah menjadi milik Anda selamanya. Anda bisa mengunduh dan menginstalnya sekarang, atau melakukannya nanti.

Langkah-langkah ini berlaku untuk semua program bagi-bagi game gratis yang dilangsungkan oleh Humble Bundle. Jika sudah paham prosedurnya, Anda tidak akan lagi memerlukan panduan seandainya mereka melepas judul lain secara cuma-cuma minggu depan. Tentu saja, proses me-redeem Steam key gratis lebih mudah dilakukan dari browser PC.

Saya sekali lagi menyarankan Anda untuk segera mengamankan Company of Heroes 2 gratis ini begitu ada kesempatan karena countdown terus berjalan.

[Review] Rapoo VPro V25s, Mouse Gaming Terjangkau yang Dibekali Beragam Kejutan Unik

Namanya memang tak setenar brand-brand periferal PC lain di tanah air, tapi Rapoo sebetulnya telah menyelami ranah aksesori komputer sejak 2002. Kabarnya ia sempat masuk di Indonesia pada tahun 2012, namun tenggelam di tengah hiruk-pikuk kehebohan gaming gear. Agar lebih mudah dikenal khalayak, Rapoo menyiapkan sub-brand gaming mereka: VPro.

Produsen periferal Shenzhen itu mulai mencoba menginvasi kembali segmen gaming gear nusantara di akhir 2017 ini. Beberapa minggu lalu, perwakilan Rapoo memberikan saya kesempatan untuk  menjajal mouse gaming mid-range terbaru mereka secara lebih personal, sebuah produk bernama VPro V25s. Ia menjelaskan bahwa V25s merupakan satu dari sejumlah produk anyar yang Rapoo siapkan buat menyaingi merek aksesori PC populer asal Swiss lewat kombinasi duet harga dan performa.

Dari sedikit riset, spesifikasi VPro V25s tak berada jauh dari Logitech G102 Prodigy. Namun hal yang membuatnya istimewa ialah presentasi tema ‘gaming’ yang diusung V25s: pencahayaan LED RGB menari tanpa henti, lalu desain simetris yang familier ternyata nyaman untuk menangani beragam tugas berbeda. Silakan simak ulasan lengkap VPro V25s di bawah ini.

 

Packaging

Rapoo bermaksud buat menjaga bundel penjualan VPro V25s tetap sederhana. Di dalam bungkusnya yang tak terlalu besar, Anda hanya akan menemukan unit mouse, kabel yang tersusun rapi, dan lembar ‘quick start guide‘. Di lembar panduan tersebut, Rapoo menyarankan pengguna untuk mengunduh aplikasi companion dari page V25s agar kita bisa mengonfigurasi DPI, LED, hingga memanfaatkan fungsi macro.

VPro V25s 9

 

Desain

VPro V25s ialah mouse ambidextrous dengan lekukan-lekukan yang menyiratkan bagaimana tim perancangnya tidak melupakan elemen ergonomis. Dua tombol utama menjadi bagian dari pelat punggung, lalu di tengahnya ada scroll wheel dan switch DPI. Satu aspek yang menyebabkan mouse ini tidak sepenuhnya simetris adalah dua thumb button yang hanya tersedia di sisi kiri.

VPro V25s 35

VPro V25s 33

Tubuh hitam VPro V25s terbuat dari plastik, termasuk pada bagian metalik yang membingkai scroll wheel dan switch DPI. Untuk membuat pengendaliannya lebih akurat dan mengurangi peluang tergelincir dari jari, Rapoo membubuhkan lapisan karet bertekstur di kiri dan kanan mouse. Di sisi bawah, Anda akan menemukan empat mouse feet teflon, masing-masing berada di bagian ujung V25s. Mouse ini sendiri tersambung ke PC melalui kabel USB braided sepanjang 2-meter.

VPro V25s 11

VPro V25s 10

VPro V25s mempunyai dimensi 125,6×66,2×39,5-milimeter dan bobot di kisaran 120-gram tanpa menghitung kabel. Ukurannya ini mendukung penuh gaya claw grip (kebiasaan saya), dan memungkinkan jari-jari mungil ini menjangkau kelima tombol di sana – termasuk dua thumb button-nya. Lalu saat jempol, jari manis dan kelingking mengunci mouse di area karet, V25s sangat ringan buat diangkat.

VPro V25s 14

VPro V25s 13

Pencahayaan LED diterapkan di bagian punggung mouse – mengisi garis pembatas pelat atas dan scroll wheel. Pola melingkar dengan garis putus-putus di sana mengingatkan saya pada sidik jari atau kulit bunglon, namun sebetulnya desain ini terinspirasi dari star trail (jejak bintang). Lighting RGB di V25s dibagi dalam tiga zona dan Anda bisa mengatur warna serta memilih mode pencahayaan (breathing, multicolor, statis, hingga ‘spectrum cycling‘) via app.

VPro V25s 20

VPro V25s 15

Kejutan unik di VPro V25s adalah dukungan fungsi sensor proximity. Komponen ini memungkinkan mouse mendeteksi eksistensi tangan Anda di dekatnya untuk segera mengaktifkan pertunjukan cahaya RGB. Begitu tangan menjauhinya, LED akan mati.

VPro V25s 27

VPro V25s 22

 

Rapoo V25s Driver

Tidak seperti Corsair Utility Engine atau SteelSeries Engine yang diramu untuk menunjang banyak device, app Rapoo V25s Driver tampaknya dispesialisasikan khusus buat mouse V25s saja. Saya berasumsi, Anda harus menginstal software lagi ketika ingin melakukan kustomisasi pada periferal Rapoo lain. Memang sedikit merepotkan, namun hanya dengan memasang app ini di PC barulah bagian-bagian terbaik dari mouse dapat terkuak.

Interface Rapoo V25s Driver memang tidak secantik garapan rival-rivalnya yang lebih berpengalaman, tetapi begitu dibuka, ia segera menyodorkan hal-hal esensial buat Anda. App terbagi atas lima menu: utama, berisi pengaturan DPI dan sensor; pengendalian LED; Macro Editor; menu Trophy; dan Help. Software turut menyediakan lima slot penyimpanan profile.

 

VPro V25s 1

Di menu utama, Anda bisa menentukan tujuh level switch DPI, tersedia 14 pilihan dari mulai 500 sampai 7000. Kita juga dapat melakukan perubahan pada kecepatan pointer, sensitivitas default sensor, polling rate (125Hz hingga 1000Hz), serta memprogram ulang fungsi tombol.

 

VPro V25s 2

Di LED Control, Anda dipersilakan mengutak-atik segala hal terkait pencahayaan, termasuk memilih warna secara spesifik dari palet red-green-blue. Di sana pula Anda dapat menyala-matikan fungsi proximity sensing agar VPro V25s bisa ‘merasakan’ kehadiran telapak tangan sang user.

 

VPro V25s 3

Macro Editor sendiri memungkinkan Anda merekam dan mengedit macro. Rapoo telah menyediakan beberapa preset buat game-game populer seperti Dota 2, Counter-Strike: Global Offensive, Minecraft hingga Skyrim. Jika game Anda tak ada di daftar, silakan buat macro-nya sendiri.

 

VPro V25s 4

Trophy ialah fitur ala achievement yang sangat menarik. Semakin sering mouse   digunakan (klik kanan, kiri, atau menggerakkannya ke sana-sini) maka level trophy akan naik. 13 level di sana dibekali oleh badge berbeda, dan Anda juga dapat melihat data statistik terkait banyaknya tekanan pada tombol atau mengetahui kebiasaan diri saat menggunakan mouse.

 

VPro V25s 5

Kemudian via menu Help, Anda dapat mengimpor atau ekspor file profile, serta melakukan update firmware pada mouse V25s.

 

Performa dan pengalaman penggunaan

Rapoo VPro V25s memanfaatkan sensor optik ‘khusus gaming‘, tetapi produsen tidak menjelaskan lebih rinci tipenya. Berdasarkan info di website, kabarnya sensor ini mempunyai kecepatan proses gambar di 5.300FPS serta sanggup melacak gerakan 80-inci per detik. Anda mungkin juga sudah bisa menerka, profile-profile penggunaan disimpan dalam unit memori built-in sehingga dapat diakses walaupun mouse disambungkan ke PC berbeda.

VPro V25s 12

Mouse gaming Rapoo ini saya gunakan untuk bekerja sehari-hari dan bermain. Di tangan saya, desainnya sangat nyaman dan saya menyukai kesederhanaan lekukannya. V25s tidak memiliki sudut-sudut atau lekukan-lekukan ganjil, tak ada bagian yang menekan dan membuat genggaman jadi tidak enak. Dan seperti yang saya jelaskan sebelumnya, seluruh tombol gampang dicapai oleh jari.

VPro V25s 17

Saya belum mendapatkan konfirmasi soal tipe switch yang digunakan di VPro V25s. Resistensinya lebih tinggi sedikit dari switch Omron di MSI Clutch GM70, namun sensasi menekannya tetap empuk dan responsif. Thumb button-nya terasa pas, tidak terlalu keras tapi juga tak terlampau sensitif. Tombol jempol itu biasanya saya pakai untuk mengaktifkan Boost di game Titanfall 2, dan tak pernah gagal menyajikannya.

VPro V25s 26

Mungkin hal yang bisa menimbulkan masalah adalah tidak adanya indikator level DPI. Jadi jika tak sengaja menekan switch saat seru berduel dengan lawan, Anda harus mencarinya secara manual dan mengira-ngira setting mana yang sebelumnya paling pas.

VPro V25s 28

Anda mungkin akan menyangka bahwa penggunaan LED RGB secara merata di pelat atas keyboard menyebabkan mouse jadi hangat. Menariknya, hal tersebut tidak terjadi di VPro V25s. Periferal tetap terasa sejuk walaupun saya memakainya selama berjam-jam. Pemanfaatan tekstur doff di permukaan tubuhnya juga meminimalkan penumpukan minyak dan kotoran dari tangan.

VPro V25s 23

VPro V25s 21

Selama dua minggu ke belakang, VPro V25s dengan setia menemani saya menikmati Wolfenstein II: The New Colossus, South Park: The Fractured But Whole, Divinity: Original Sin II dan Titanfall 2; dan sejauh ini, ia cukup fleksibel buat menangani genre permainan berbeda dan belum pernah mengecewakan.

VPro V25s 29

Dalam permainan role-playing ‘santai’ yang tidak menuntut gerakan cepat (seperti Original Sin II misalnya) V25s bekerja sangat mulus. Mouse ini enteng dan tidak membebani jari meski navigasi dilakukan sepenuhnya menggunakan mouse – bahkan sewaktu meluncur di atas mouse mat kain standar. Di Wolfenstein II, semuanya terasa natural, dan saya tak perlu repot mengubah sensitivitas mouse secara manual via menu options – cukup dengan mencari level DPI yang tepat.

 

VPro V25s 36

VPro V25s 38

VPro V25s 37
Ketiga ‘first place’ ini diperoleh saat saya menggunakan VPro V25s.

Buat menangani Titanfall 2, saya bahkan tidak perlu melalui proses adaptasi lagi. Karakteristik VPro V25s mirip MSI Clutch GM40 – plus LED RGB dan macro. Saya tanpa kesulitan lompat dari tembok ke tempok, Titan ke Titan, melacak pilot lawan dengan meriam 40mm, serta memburu mereka yang mencoba melarikan diri berbekal senapan Mastiff.

VPro V25s 7

Melihat dari penyajiannya, Rapoo VPro V25s disiapkan untuk menunjang game-game ber-genre first-person shooter atau action – entah apakah itu permainan single-player ataupun multiplayer kompetitif.

 

Konklusi

Bagi saya, faktor utama yang membuat VPro V25s berbeda dari mouse gaming kelas menengah lain ialah keberhasilan Rapoo menghadirkan elemen gaming  dalam pengalaman penggunaan sehari-hari. Melalui fitur trophy dan level, mouse ini mengapresiasi kita ketika semakin sering menggunakannya. Sayangnya, mungkin Anda hanya dapat membanggakan pencapaian tersebut ke sesama pengguna mouse Rapoo.

VPro V25s 8

Dan di harga yang tidak terlalu tinggi, kinerja Rapoo VPro V25s tergolong mumpuni. Secara pribadi, mouse ini sangat pas dengan ukuran tangan saya dan postur claw grip (pada dasarnya membuat jangkauan jari jadi lebih pendek), lalu saya sama sekali tidak perlu melakukan proses adaptasi, terutama untuk menikmati Titanfall 2 – salah satu game bertempo tercepat yang menuntut refleks dan akurasi tinggi. Menurut saya, produk ini cocok buat gamer pemula atau veteran yang sedang berhemat.

Rapoo VPro V25s kabarnya sudah mulai dipasarkan di Indonesia, dijajakan di harga eceran paling mahal Rp 360 ribu.

VPro V25s 16

 

Ini Dia Para Pemenang The Game Awards 2017

Disiarkan secara live ke seluruh dunia tadi pagi, The Game Awards 2017 dimeriahkan oleh pengumuman banyak judul permainan baru (ada Fade to Silence, In the Valley of Gods, Soulcalibur VI, Witchfire, adaptasi novel ke video game World War Z dan karya baru FromSoftware) serta update dari judul-judul yang telah disingkap sebelumnya – favorit saya adalah Metro: Exodus dan Death Stranding.

Namun selain pengungkapan game-game anyar dan informasi baru, para gamer juga tentu saja menanti pemberian gelar pemenang dari kategori-kategori di The Game Awards 2017. Penyelenggara sudah mengabarkan nominasinya bulan lalu dan mempersilakan kita semua untuk berpartisipasi dalam voting-nya.

Tak sempat menonton The Game Awards 2017? Tidak perlu sedih. Daftar para pemenang dan rekaman seluruh acaranya bisa Anda simak di bawah:

 

Game of The Year: The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Super Mario Odyssey, PlayerUnknown’s Battlegrounds, Persona 5, Horizon Zero Dawn

 

Best Game Direction: The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Wolfenstein II: The New Colossus, Resident Evil 7: Biohazard, Super Mario Odyssey, Horizon Zero Dawn

 

Best Narrative: What Remains of Edith Finch

Nominasi: NieR: Automata, Hellblade: Senua’s Sacrifice, Wolfenstein II: The New Colossus, Horizon Zero Dawn

 

Best Art Direction: Cuphead

Nominasi: Destiny 2, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Persona 5, Horizon Zero Dawn

 

Best Score/Music: NieR: Automata

Nominasi: Destiny 2, Cuphead, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Super Mario Odyssey, Persona 5

 

Best Audio Design: Hellblade: Senua’s Sacrifice

Nominasi: Destiny 2, Resident Evil 7: Biohazard, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Super Mario Odyssey

 

Best Performance: Melina Juergens, Hellblade

Nominasi: Laura Bailey, Uncharted: The Lost Legacy; Claudia Black, Uncharted: The Lost Legacy; Brian Bloom, Wolfenstein II; Ashly Burch, Horizon: Zero Dawn

 

Games for Impact: Hellblade: Senua’s Sacrifice

Nominasi: Please Knock on My Door; Night in the Woods; Life is Strange: Before the Storm; Bury Me, My Love; What Remains of Edith Finch

 

Best Ongoing Game: Overwatch

Nominasi: Warframe, Rainbow Six: Siege, Grand Theft Auto Online, Destiny 2, PlayerUnknown’s Battlegrounds

 

Best Mobile Game: Monument Valley 2

Nominasi: Fire Emblem Heroes, Super Mario Run, Old Man’s Journey, Hidden Folks

 

Best Handheld Game: Metroid: Samus Returns

Nominasi: Poochy and Yoshi’s Woolly World, Monster Hunter Stories, Ever Oasis, Fire Emblem Echoes: Shadow of Valentia

 

Best VR/AR Game: Resident Evil 7: Biohazard

Nominasi: Superhot VR, Star Trek: Bridge Crew, Lone Echo / Echo Arena, Farpoint

 

Best Action Game: Wolfenstein II: The New Colossus

Nominasi: Prey, Nioh, Destiny 2, Cuphead

 

Best Action/Adventure Game: The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Uncharted: The Lost Legacy, Assassin’s Creed: Origins, Super Mario Odyssey, Horizon Zero Dawn

 

Best Role Playing Game: Persona 5

Nominasi: South Park: The Fractured But Whole, Final Fantasy XV, Divinity: Original Sin 2, NieR: Automata

 

Best Fighting Game: Injustice 2

Nominasi: Tekken 7, Nidhogg 2, Marvel vs. Capcom: Infinite, ARMS

 

Best Family Game: Super Mario Odyssey

Nominasi: Splatoon 2, Sonic Mania, Mario + Rabbids Kingdom Battle, Mario Kart 8 Deluxe

 

Best Strategy Game: Mario + Rabbids Kingdom Battle

Nominasi: XCOM 2: War of the Chosen, Tooth and Tail, Total War: Warhammer II, Halo Wars 2

 

Best Sports/Racing Game: Forza Motorsport 7

Nominasi: Project Cars 2, Pro Evolution Soccer 2018, NBA 2K18, Gran Turismo Sport, FIFA 18

 

Best Multiplayer: belum diumumkan

Nominasi: Fortnite, Call of Duty: World War II, Splatoon 2, Mario Kart 8 Deluxe, Destiny 2, PlayerUnknown’s Battlegrounds

 

Most Anticipated Game: The Last of Us Part II

Nominasi: Red Dead Redemption II, Monster Hunter: World, Marvel’s Spider-Man, God of War

 

Best Independent Game: Cuphead

Nominasi: Pyre, Night in the Woods, What Remains of Edith Finch, Hellblade: Senua’s Sacrifice

 

Best Student Game: Level Squared

Nominasi: Meaning, Impulsion, Falling Sky, Hollowed, From Light

 

Trending Gamer: Guy Beahm

Nominasi: Steven Spohn, Mike Grzesiek, Guy Beahm, Clint Lexa, Andrea Rene

 

Best eSports Game: Overwatch

Nominasi: Rocket League, League of Legends, Dota 2, Counter-Strike: Global Offensive

 

Best eSports Player: Lee sang-hyeok ‘Faker’

Nominasi: Kuro ‘KuroKy’ Salehi Takhasomi, Je-hong ‘ryujehong’ Ryu, Nikola ‘NiKo’ Kovac, Marcelo ‘coldzera’ David

 

Best eSports Team: Cloud9

Nominasi: Team Liquid, SK Telecom 1, Lunatic-Hai, FaZe Clan

 

Best Debut Indie Game: Cuphead

Nominasi: Slime Rancher, Mr. Shifty, Hollow KnightGolf Story

 

Best Chinese Game: jx3 HD(《剑网3》重制版

Nominasi: Monument Valley 2, Gumballs, ICEY, King of Glory

Rekaman seluruh event-nya juga sudah disiapkan di sini:

Dibanderol $3.000, Nvidia Titan V Ialah Kartu Grafis Monster Untuk Pengembangan AI

Meski namanya tak bisa dilepaskan dari teknologi grafis, 2017 merupakan momen penting bagi Nvidia dalam memperluas bisnisnya ke ranah kecerdasan buatan. Di bulan Mei, perusahaan Santa Clara itu bekerja sama dengan Toyota dalam implementasi PX-series demi menunjang sistem driverless. Kemudian di bulan Agustus kemarin, mereka membuka pusat pengembangan AI di Universitas Binus.

Dan di konferensi Neural Information Processing Systems 2017 beberapa jam yang lalu, Nvidia resmi memperkenalkan Titan V. Titan V diklaim sebagai kartu grafis paling paling bertenaga di dunia, mengusung arsitektur Volta. Namun target pasarnya bukanlah gamer atau bahkan pengguna PC kelas antusias. Sesuai tema acara NIPS, Titan V dispesialisasikan ke segmen artificial intelligence serta untuk membantu proses simulasi ilmiah.

Data-data berupa angka terkati Titan V yang Nvidia pamerkan akan membuat Anda menganga: GPU menyimpan memori HBM2 sebesar 12GB dan 640 Tensor Core, mampu menghidangkan performa sebesar 110-teraFLOP (berdasarkan perhitungan mentah, kinerjanya 31 persen lebih tinggi dari Titan Xp). Selanjutnya, Titan V memiliki 21 miliar transistor dan CUDA core sebanyak 5.120-nya dioptimalkan untuk arsitektur Volta.

Nvidia Titan V 1

Base clock, boost clock dan kecepatan VRAM Titan V berada di bawah GTX 1080 Ti – masing-masing 1.200MHz, 1.455MHz dan 1.700MT/s. Clockspeed memori 1,7Gbps dan interface memori 3.072-bit di sana cukup baik untuk bandwidth 653-gigabyte per detik.

Nvidia Titan V 2

“Visi kami untuk Volta adalah mendorong batasan-batasan performa tinggi di ranah komputasi dan kecerdasan buatan,” kata CEO Nvidia Jensen Huang. “Kami berhasil memperoleh pencapaian baru ini berkat arsitektur anyar di prosesor, instruksi, format numerik, memori dan link prosesor. Dengan Titan V, kami memberikan kecanggihan Volta ke tangan para peneliti di seluruh dunia. Saya tidak sabar menyaksikan terobosan-terobosan yang akan mereka buat.”

Nvidia Titan V 3

Bersamaan dengan pengungkapan Titan V, perusahaan juga mempersilakan developer buat memanfaatkan software AI di Nvidia GPU Cloud, semua tersuguh gratis. Mereka bisa menggunakannya untuk pengembangkan kecerdasan buatan, mendalami deep learning serta high performance computing.

Wujud Titan V sendiri hampir menyerupai Titan Xp, termasuk pada posisi kipas, dengan case berdesain ala poligon. Bedanya, warna emas dipadu hitam mendominasi permukaan GPU Volta itu dan Anda bisa segera melihat branding ‘Titan V’ di sana.

Kabarnya, Nvidia Titan V sudah mulai dipasarkan pada hari ini. Kartu grafis monster tersebut dibanderol seharga US$ 3.000 atau sekitar Rp 40,6 juta.

Sumber: Nvidia.

Kodak Mini Shot Padukan Kesederhanaan Kamera Saku Dengan Teknologi Film Instan

Melejitnya teknologi kamera di ponsel memang memengaruhi banyak aspek di industri fotografi. Namun meski kita mengira hal tersebut akan menyingkirkan tipe point-and-shoot dari pasar, produsen seperti Sony dan Panasonic masih tetap menawarkannya, masing-masing dibekali fitur andalan sendiri. Tapi Kodak punya konsep berbeda dalam menyediakan kamera jenis ini.

Di bulan September kemarin, perusahaan perangkat imaging Amerika itu menyingkap sebuah produk unik. Mereka menamainya Printomatic, yaitu kamera instan bertubuh mungil ala point-and-shoot. Sejarah produk ini cukup menarik karena ternyata Printomatic digarap oleh perusahaan C+A Global yang juga memproduksi Polaroid Snap dua tahun lalu. Dan di ujung 2017, Kodak mengekspansi lineup kamera instan saku melalui pengenalan Mini Shot.

Kodak Mini Shot 3

Mini Shot mempunyai arahan desain serupa Printomatic. Ukurannya hanya sedikit lebih besar dari luas kartu identitas/debit Anda. Di bagian luarnya, user disuguhkan layout familier; dengan modul lensa, LED flash dan tombol shutter di atas. Mini Shot turut dilengkapi layar LCD viewfinder seluas 1,7-inci serta tombol buat mengakses fungsi serta navigasi menu.

Kodak Mini Shot 1

Kamera poket instan ini menyimpan unit cetak film di dalam, dikeluarkan dari sisi kanan (jika dilihat dari depan). Mini Shot siap mendukung dua varian film 4Pass Photo Paper, yakni 2,1×3,4-inci atau 2,1×2,1-inci. Uniknya lagi, kamera tak hanya bisa mencetak hasil jepretan, tapi juga file yang dikirim dari perangkat Android atau iOS lewat Bluetooth via app companion.

Kodak Mini Shot 2

Melalui aplikasi mobile tersebut, Anda bisa melakukan sedikit proses penyuntingan sebelum gambar dicetak, contohnya membubuhkan filter, stiker atau memilih template kartu. Tanpa smartphone, Mini Shot memanfaatkan sensor digital 10-megapixel buat mengabadikan gambar. Kamera ini juga ditunjang fitur-fitur penting semisal auto-focus, pengaturan exposure, white balance serta gamma, dan Anda dapat melihat tampilan pratinjaunya di layar.

Kodak Mini Shot 4

CEO Kodak Jeff Clarke menjelaskan alasan yang mendorong mereka menyajikan Mini Shot, “Kebangkitan tengah terjadi di segmen fotografi ‘instan print‘, dan saat ini permintaan terhadap produk yang tahan lama dan terjangkau sangat tinggi. Pelepasan Kodak Mini Shot dan Printomatic merupakan wujud dari komitmen berkelanjutan kami pada ranah pencetakan instan serta merepresentasikan awal dari agenda Kodak menghadirkan Print Solutions ke pasar.”

Kodak Mini Shot sudah dapat dipesan saat ini juga di Amazon. Di situs eCommerce raksasa itu, produk dijajakan seharga US$ 100 saja.

Sumber: DPreview.

Pendaratan Oppo F5 6GB Lengkapi Lineup Handset Spesialis Selfie F5 di Indonesia

Eksistensinya tersingkap di bulan Oktober dan akhirnya melakukan pendaratan di Indonesia di pertengahan November, Oppo F5 ialah inkarnasi terkini dari prakarsa ‘camera phone‘ yang dimulai perusahaan Guangdong itu di awal tahun 2016 melalui F1. Dan Anda mungkin sudah tahu, Oppo tidak hanya menyiapkan satu varian F5, melainkan tiga pilihan dengan spesifikasi berbeda.

F5 20

Dan pada tanggal 7 Desember kemarin, Oppo melengkapi lineup F5 di tanah air dengan menghadirkan F5 6GB. Kabarnya, ketiga perangkat ini telah dibekali teknologi kecerdasan buatan Beauty Recognition serta layar sentuh full-HD+ 18:9 sehingga tersaji lebih lebar. Di acara yang digelar di gerai Oppo di Mall Emporium Pluit itu, produsen juga melangsungkan seremoni pemberian Oppo F5 6GB untuk 20 pembeli pertama.

F5 23

Marketing director Alinna Wen menyampaikan rasa gembiranya karena masyarakat sangat antusias terhadap tersedianya F5 6GB. Model berwarna merah ternyata jadi favorit, mendominasi hampir sebesar 70 persen dari porsi pemesanan seri tersebut. Begitu tingginya permintaan konsumen, Oppo bahkan terpaksa menutup sementara gerbang pre-order di tanggal 28 November kemarin agar bisa kembali fokus pada ‘ritme produksi dan proses distribusi’.

F5 22

 

Oppo F5 6GB

F5 6GB mempunyai penampilan yang identik dengan F5 standar. Di sana ada layar 6-inci 1080x2160p berkepadatan 402ppi yang diproteksi Corning Gorilla Glass 5, dicantumkan ke tubuh unibody dengan ketebalan 7,5-milimeter. Desainnya telah memperoleh sejumlah penyempuraan dari F3. Modifikasi terbesarnya adalah pemindahan sensor pemindai sidik jari di tombol home depan ke sisi punggung, membuatnya mudah dicapai oleh telunjuk atau jari tengah.

F5 14

F5 18

Kapabilitas fotografi tentu saja kembali menjadi fitur primadona di smartphone ‘pakar selfi’ anyar tersebut. Di sisi depan, Oppo memanfaatkan kamera 20-megapixel 1/2.8-inci ber-aperture f/2.0 yang ditopang oleh algoritma pintar, memungkinkan handset untuk mengenali usia, jenis kelamin, serta warna dan tipe kulit. Caranya? Kamera mampu melacak 254 titik berbeda di wajah, misalnya letak mata, hidung, tulang pipi, hingga kontur rahang. Sistem ini merupakan elemen esensial dari fitur beautification di sana.

F5 11

F5 12

Untuk fotografi biasa, Oppo tak lupa membubuhkan kamera 16-megapixel f/1.8 di depan, yang turut ditopang oleh LED flash, fitur face detection, touch focus, mode HDR dan panorama. Kamera tersebut mempersilakan Anda merekam video full-HD di 30-frame per detik.

F5 13

F5 01

F5 6GB diotaki oleh system-on-chip Mediatek MT6763T Helio P23, berisi prosesor octa-core Cortex-A53 2,5GHz dan CPU Mali-G71 MP2, dan sudah bisa Anda tebak, handset ini menyimpan RAM sebesar 6-gigabyte. Tapi yang harus Anda ketahui adalah memori ini mengusung konfigurasi dual-channel, memastikan app-app di sana berjalan lebih mulus. Di model 6GB, Oppo mencantumkan penyimpanan internal 64GB yang bisa diekspansi lagi via microSD – maksimal 256GB. Selanjutnya, produsen memanfaatkan baterai non-removable 3.200mAh sebagai sumber tenaga smartphone ini.

F5 16 F5 15

 

F5 Youth

Dalam acara pers kemarin, F5 Youth juga menampakkan diri setelah muncul resmi di nusantara di penghujung kemarin. Dari segi penampilan, handset ini mengusung arahan desain hampir serupa F5 – termasuk dari penggunaan layar 6-inci 1080x2160p 18:9 dengan kepadatan 402ppi, ukuran perangkat (yakni 156.5x76x7.5-milimeter) serta penempatan sensor fingerprint di bagian belakang. Tak perlu bingung buat membedakanya dari F5/F5 6GB. Tinggal lihat punggungnya, handset ini tidak mempunyai garis antena perak seperti pada Oppo F5.

F5 7

F5 8

Buat kebutuhan swafoto, Oppo membekali F5 Youth dengan sensor 2.0μm 16-megapixel. Setting aperture di f/2.0-nya diklaim ‘ultra-sensitif’, menjanjikan hasil jepretan menawan meski kondisi pencahayaan saat itu kurang mendukung. Jika memang betul-betul membutuhkan bantuan lighting, F5 Youth memiliki fungsi Screen Flash. Lalu di belakang, Youth menyuguhkan sensor 13-mgapixel f/2.2 berfitur PDAF, touch focus, HDR, panorama, serta ditunjang pula oleh flash LED.

F5 2

F5 9

Di dalam, Anda akan menemukan SoC Mediatek MT6763T Helio P23 (CPU octa-core Cortex-A53 2,5GHz serta GPU Mali-G71 MP2), RAM 3GB, penyimpanan 32GB, serta baterai built-in 3200mAh. Dan sama seperti F5 dan F5 6GB, Oppo memanfaatkan sistem operasi racikan mereka ColorOS 3.2 di F5 Youth, yang merupakan hasil modifikasi dari Android 7.1 Nougat.

F5 6

F5 3

 

 

F5 19

Oppo F5 6GB tersedia dalam pilihan warna hitam, emas dan merah; sedangkan ada opsi hitam dan emas buat F5 Youth. Harga dari ketiga smartphone ini bisa Anda lihat di bawah:

  • Oppo F5 Youth – Rp 3,6 juta
  • Oppo F5 – Rp 4 juta
  • Oppo F5 6GB – Rp 5,2 juta

F5 21

Update: ada kesalahan dalam penulisan jumlah RAM Oppo F5 Youth, seharusnya 3GB. Sudah diperbaiki.

Four Seasons Ialah Penyempurna Lofree, Keyboard Mekanis Wireless Bergaya ‘Retro’

Terlepas dari naik daunnya penggunaan keyboard mekanis di kalangan gamer mulai beberapa tahun ke belakang, periferal ketik jenis ini sudah lama ada – salah satu yang paling ikonis adalah IBM Model M tahun 1984. Saat ini, sejumlah varian gaming bahkan kembali mengusung penampilan bulky ala produk lawas, dan konsumen sepertinya tidak terlalu keberatan.

Tentu saja keyboard mekanis juga tersedia dalam wujud yang lebih ringkas. Anda dapat memilih keyboard tenkeyless atau tipe ’60 persen’. Namun jika menginginkan model yang lebih elegan agar serasi di ruang kerja minimalis Anda, produk baru dari Lofree ini bisa jadi pilihan. Setelah memperkenalkan papan ketik bergaya retro di bulan Maret silam, sang produsen periferal itu menyingkap varian generasi keduanya: Four Seasons.

Four Seasons 3

Sekilas, Four Seasons hampir tidak mempunyai perbedaan dari papan ketik Lofree generasi pertama. Ia masih mengusung tubuh mungil dengan ujung membulat, dipadu tombol-tombol bundar, sehingga penampilannya terlihat seperti versi futuristis dari mesin ketik. Di sana, Anda dipersilakan mengatur tingkat kecerahan LED-nya. Tim penciptanya mengaku, rancangan periferal itu berkiblat pada keyboard Apple Mac.

Four Seasons 4

Tapi jika dilihat lebih teliti, mungkin Anda bisa menemukan sejumlah modifikasi yang tim Lofree bubuhkan di keyboard anyarnya. Beberapa perubahan terpenting di sana meliputi relokasi tombol ‘Q’ ke area kanan bawah tombol ‘1’ sehingga layout-nya lebih familier buat mayoritas pengguna; lalu produsen juga memperluas ukuran tombol Caps Lock kiri dan Backspace – kini memakan dua slot tuts dan lebih mudah diraih.

Four Seasons 5

Tombol-tombol berukuran besar seperti spasi, Enter, Backspace dan Caps Lock dibekali satu switch mekanis saja. Hal ini dipercaya membuat resistensinya lebih kecil demi meminimalkan rasa lelah di jari. Produsen kembali memanfaatkan switch Gateron biru. Berdasarkan komentar mereka yang berpengalaman, switch ini lebih mulus dan ringan dibanding Cherry MX Blue, dengan profile non-linier yang menghidangkan sensasi clicky.

Four Seasons 6

Four Seasons turut dilengkapi beragam fitur yang ada di keyboard Lofree generasi pertama. Periferal ini kompatibel ke perangkat Windows, Mac, iOS dan Android cukup dengan menggeser switch di samping; lalu dapat tersambung ke tiga device sekaligus. Four Seasons juga mendukung mode wireless ataupun wired, serta menyimpan baterai internal yang bisa diisi ulang melalui port microUSB.

Dengan mengusun nama ‘Four Seasons’, produsen tak lupa menyiapkan empat pilihan warna body yang terinspirasi dari empat musim: putih, biru pastel, abu-abu dan hitam. Four Seasons sudah dapat dipesan di Indie Gogo seharga mulai dari US$ 74. Produk rencananya akan didistribusikan pada bulan Maret 2018.