Jagokan Bass, Razer Hammerhead USB-C Juga Siap Sempurnakan Pengalaman Menggunakan Razer Phone

Salah satu aspek di Razer Phone yang mendapat kritik dari para reviewer adalah absennya port audio 3,5-milimeter tradisional. Arahan ini memang diterapkan di sejumlah perangkat flagship, tapi untuk smartphone ‘gamer hardcore‘ yang menjanjikan audio 24-bit ‘kelas audiophile‘, keputusan produsen tersebut memang terasa ganjil. Meski begitu, Razer punya solusi buat menambal kekurangan itu.

Minggu ini, perusahaan gaming gear pimpinan Min-Liang Tan itu memperkenalkan anggota baru lineup earphone Hammerhead (terdiri dari Hammerhead V2, Pro V2, dan Bluetooth). Varian anyarnya hampir serupa para pendahulu, namun ia telah dibekali connector USB ‘reversible‘. Walaupun berbeda dari segi konektivitas, Hammerhead USB-C menawarkan fitur andalan serupa: output bass membahana terlepas dari ukurannya yang mungil.

Razer Hammerhead USB-C 1

Desain housing Hammerhead USB-C tak jauh berbeda dari Hammerhead Pro V2. Earphone kembali mengusung penampilan bertema industrial, dengan area ‘ring‘ bertekstur kasar, tubuh berwarna hitam, serta logo trio ular khas Razer di ujungnya. Body earphone ini terbuat dari bahan aluminium, memastikan beratnya tetap ringan tanpa mengorbankan aspek daya tahan. Dua bagian earpiece tersebut menyimpan magnet, sehingga bisa ditempelkan saat tidak digunakan.

Razer Hammerhead USB-C 2

Seperti namanya, Hammerhead USB-C tersambung ke smartphone Anda lewat connector USB type-C, memanfaatkan kabel pipih tangle-free berwarna hijau sepanjang 1,3-meter. Produsen turut melengkapi kabel tersebut dengan modul pengendali, mempersilakan Anda mengatur volume, menerima atau menutup panggilan, mengubah lagu serta menggunakan fungsi fast forward/rewind tanpa perlu mengeluarkan smartphone.

Razer Hammerhead USB-C 4

Untuk memproduksi suara, produsen mengandalkan driver 10-milimeter, memadunya dengan DAC converter custom serta ruang akustik khusus, demi menghasilkan audio yang jernih serta bass berkualitas tinggi bebas distorsi. Kabarnya, Hammerhead USB-C siap menghidangkan lagu jazz hingga death metal, serta tentu saja mendukung penuh kebutuhan gamer terhadap keakuratan sumber suara.

Razer Hammerhead USB-C 3

Berbicara lebih teknis, earphone ini sanggup menyajikan frekuensi dari 20Hz sampai 20kHz dengan sesitivitas 102 ± 3 dB di 1kHz. Kemudian earphone omnidirectional-nya dapat merespons frekuensi 100Hz hingga 10.000Hz. Razer tak lupa menyediakan tiga ukuran ear tip berbeda serta membundel paket penjualan bersama case khusus.

Razer Hammerhead USB-C sudah bisa dipesan di situs RazerZone. Di sana, produk dijajakan seharga US$ 80, sedikit lebih mahal model Hammerhead Pro V2 namun masih lebih murah dibanding varian Bluetooth-nya.

Via The Verge. Sumber: RazerZone.com.

Corsair Luncurkan HS50 di Indonesia, Headset Gaming Stereo Bersertifikasi Discord

Void Pro merupakan tulang pungggung Corsair Components di bidang penyajian audio gaming. Tak hanya satu, keluarga headphone ini terdiri dari beragam versi serta turut dilengkapi beragam fitur canggih: ada varian wireless dengan pencahayaan RGB hingga headset USB hybrid. Satu hal yang mungkin jadi kendala ialah harganya. Produk-produk tersebut bukanlah barang murah.

Boleh jadi, itulah alasan sang produsen hardware PC dan gaming gear asal Amerika itu memperkenalkan HS50. Perangkat ini adalah headset stereo yang menjanjikan kenyamanan pemakaian, output suara berkualitas, serta daya tahan tinggi ketika Anda menggunakannya ber-gaming dalam waktu lama. Penyajian HS50 cukup simpel serta ditunjang kompatibilitas ke platform game berbeda.

Corsair HS50 1

Corsair HS50 memiliki arahan desain yang cukup berbeda dari Void Pro. Housing speakernya oval, dengan rancangan cup over ear, dan secara keseluruhan penampilannya terlihat minimalis. Engsel yang menyambung dua bagian speaker ke headband memungkinkannya bergerak bebas, sehingga siap mendukung berbagai tipe dan ukuran kepala. Pengendalian bisa dilakukan langsung di unit headphone, mempersilakan Anda mengatur volume hingga mengaktifkan fungsi mute.

Corsair HS50 2

Produsen memanfaatkan struktur logam demi memastikan HS50 mampu bertahan dari perlakuan kasar para gamer. Lalu untuk membuat pengalaman penggunaan yang nyaman (termasuk para gamer berkacamata), Corsair membubuhkan bantalan berbahan memory foam di ear cup dan bagian bawah headband. Dan uniknya lagi, Anda dapat melepas microphone jika tidak digunakan.

Corsair HS50 3

Aspek komunikasi menjadi perhatian utama Corsair dalam merancang HS50.  Mic removable di sana adalah varian unidirectional, dan telah dibekali fitur noise cancelling sehingga lawan bicara bisa mendengar suara Anda secara jelas dan jernih. Bagian tersebut juga sudah memperoleh sertifikasi Discord, salah satu aplikasi voice chat favorit gamer – tersedia di Windows, Linux, iOS, Android serta MacOS.

Jantung dari Corsair HS50 ialah driver neodymium 50mm yang kabarnya sanggup ‘menghidangkan kualitas suara superior dengan keakuratan tinggi serta jangkauan audio yang luas’. Headset tersambung ke perangkat gaming melalui kabel berkepala 3,5mm, siap jadi teman setia gamer PC, Xbox One, PlayStation 4, sampai Nintendo Switch. Agar tampil serasi dengan console Anda, Corsair turut menyediakan model bergaris oval warna ‘biru PlayStation’ atau ‘hijau Xbox’.

Di Amazon, Corsair HS50 dijajakan seharga mulai dari US$ 50. Saat artikel ini ditulis, saya belum menemukannya di channel penjualan lokal.

Sumber: Corsair.

Hands-On Lenovo Legion Y520, Laptop Gaming Entry-Level yang Tak Boleh Diremehkan

Lenovo tiba di arena kompetisi gaming sedikit lebih terlambat dari para kompetitornya lewat peresmian Legion di CES 2017, dan sebagai kompensasinya, mereka harus bermanuver lebih agresif . Untuk memenuhi gamer dengan kebutuhan berbeda, produsen PC asal Tiongkok itu menawarkan beragam tipe perangkat: dari mulai model high-end sampai versi paling terjangkau.

Di antara beberapa notebook gaming yang dijajakan Lenovo, Y520 ialah versi yang paling menarik perhatian. Harganya kompetitif, menyajikan ukuran layar favorit pengguna laptop, mengusung desain gaming namun tidak berlebihan, kemudian performa hardware-nya juga mumpuni buat menangani game-game populer.

Di sesi hands-on kali ini, saya diberikan kesempatan oleh editor-in-chief kami sendiri untuk menjajal langsung Legion Y520 miliknya. Unit ini merupakan model bersenjata Nvidia GeForce GTX 1050, dan secara teori, sanggup menjalankan judul-judul eSport tanpa kesulitan. Pertanyaannya kini adalah, seberapa siap Legion Y520 menghadapi permainan-permainan kelas blockbuster?

 

Desain dan layar

Dibanding laptop gaming Omen by HP dan Asus ROG, Legion Y520 mempunyai penampilan yang lebih ‘rendah hati’. Memang ada banyak elemen desain gaming di tubuhnya, tapi baru akan terlihat jika Anda memperhatikannya secara lebih cermat. Seperti Dell Inspiron 15 7000 Gaming, Legion Y520 tidak akan menarik perhatian yang tak diinginkan saat Anda menggunakannya di tempat umum.

Y520 28

Y520 35

Bagi saya, hal paling menarik di sisi desain ialah kesamaannya dengan tema yang pernah jadi inspirasi laptop MSI. Lekukan tipis di punggung membuatnya terlihat seperti kap mobil, ditambah lagi ujung yang sedikit menajam ke depan. Selain itu, lid memiliki tekstur ala serat karbon. Elemen paling distingtif di sana adalah modul speakernya. Posisinya mengapit engsel, ditaruh di dalam grille berjeruji.

Y520 41

Y520 42

Legion Y520 menyajikan warna body favorit gamer, yakni hitam dengan bumbu merah. Warna merah digunakan buat membatasi area touchpad serta diimplementasikan sebagai warna backlight papan ketik – menyala seperti bara saat laptop diaktifkan

Y520 43

Y520 44

Body Legion Y520 terbuat dari kombinasi logam dan plastik, mempunyai dimensi 380x265x25,8-milimeter dan berat 2,4-kilogram. Notebook memang belum masuk ke kategori ultra-thin, namun rasio ukuran dan bobotnya cukup ideal untuk jadi perangkat penunjang kerja serta gaming para ‘gamer nomaden’ karena mudah diselipkan di tas.

Y520 36

Y520 39

Notebook gaming Legion ini menyuguhkan layar seluas 15,6-inci dengan resolusi 1920×1080. Lenovo memilih panel in-plane switching sehingga gambar bisa tetap terlihat walaupun posisi Anda tidak berada tepat di depan display. Lalu buat menyingkirkan bayangan, produsen memanfaatkan lapisan anti-glare.

 

 

Y520 29

Y520 45

 

Keyboard dan touchpad

Legion Y520 menghidangkan keyboard ber-numpad. Di sana, Lenovo membubuhkan tombol chiclet, dengan twist kecil: tuts-nya mempunyai lengkungan di bagian bawah, sehingga luas permukannya lebih lebar. Hal ini sangat berguna buat meminimalisir peluang salah ketik. Pemangkasan ukuran tombol hanya diterapkan pada numpad.

Y520 31

Tombol-tombol ini mempunyai key travel berjarak 1,7-milimeter, cukup fleksibel untuk dipakai mengetik maupun bermain. Satu fungsi yang belum berhasil saya temukan ialah cara menonaktifkan tombol Windows.

Y520 37

Y520 32

Bagian touchpad-nya ditempatkan sejajar dengan tombol spasi, menyebabkannya jadi terlihat timpang ke sebelah kiri palm rest. Namun karena touchpad ditempakan di area yang lebih rendah, saya belum pernah mengalami insiden akibat gerakan pangkal jari yang  tak sengaja terbaca sebagai input. Kekurangannya, tombol mouse di Legion Y520 terasa kaku dan keras.

Y520 34

 

Hardware dan bechmark

Komposisi hardware Legion Y520 dapat Anda lihat di bawah:

  • Prosesor Intel Core i7 7700HQ 2,8GHz
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050 4GB
  • Mainboard Lenovo Provence 5R1
  • RAM Samsung DDR4-2400 8GB
  • Penyimpanan hard drive 1TB

Y520 40

Saya memanfaatkan lima software benchmark untuk menguji performa hardware Legion Y520. Mereka meliputi Cinebench R15, PCMark 10, 3DMark Time Spy 1.0, Unigine Heaven 4.0 dan Valley 1.0. Hasilnya sebagai berikut:

Cinebench R15
 Y520 19

 

PCMark 10
 Y520 23Y520 24Y520 26

 

3DMark Time Spy 1.0
Y520 20Y520 21Y520 22

 

Unigine Heaven 4.0
Y520 27

Y520 1

 

Unigine Valley 1.0

Y520 25

Y520 2

 

Gaming

Di laptop  lain yang memiliki spesifikasi serupa Legion Y520, sistem seperti ini mampu menjalankan Wolfenstein II: The New Colossus di 35- hingga 40-frame rate per detik di resolusi full-HD dengan sedikit penyesuaian pada setting grafis. Di sesi hands-on Legion Y520, saya hanya mengujinya dengan Titanfall 2. Walaupun bukan game baru, Titanfall 2 menuntut frame rate yang tinggi supaya pengalaman bermain terhidang maksimal.

Sebelum mulai bermain, saya terlebih dulu memodifikasi setting visual. V-Sync saya matikan, texture filtering diturunkan, lalu pilihan-pilihan efek grafis lain juga diubah. Rinciannya bisa Anda lihat di bawah.

Y520 3

Dari pengamatan saya, setting tersebut tampaknya masih terlalu tinggi untuk laptop ini. Hal yang paling menyelamatkan sesi gaming ini adalah fitur adaptive resolusition FPS target. Ia berfungsi untuk memastikan PC Anda mencapai sasaran frame rate per detik yang sudah ditentukan sebelumnya dengan cara mengorbankan detail dan resolusi objek.

Setelah saya pilih adaptive resolusition FPS target di 90, lalu diturunkan ke 70, frame rate selalu turun ke batasan terendah. Di sisi positifnya, fitur ini membuat permainan jadi tetap nyaman untuk dinikmati. Dan karena Titanfall 2 menitikberatkan gameplay bertempo cepat, maka ketajaman objek bukan jadi prioritas di sana.

Meski begitu, tidak berarti Legion Y520 tak sanggup menyuguhkan permainan blockbuster baru secara optimal. Sebaliknya, laptop mampu memberikan kepuasan ber-gaming tanpa menuntut konsumen mengeluarkan banyak uang. Syaratnya, Anda hanya perlu pintar mengutak-atik opsi grafis di game apapun yang diinstal di sana.

Silakan nikmati galeri screenshot Titanfall 2 yang diambil dari Legion Y520 dengan GTX 1050 di bawah.

Y520 4

Y520 5

Y520 6

Y520 7

Y520 8

Y520 9

Y520 10

Y520 11

Y520 12

Y520 13

Y520 14

Y520 15

Y520 16

Y520 17

Y520 18

 

Early verdict

Di antara banyaknya penawaran dari produsen berbeda, Lenovo Legion Y520 GTX 1050 merupakan salah satu laptop gaming entry-level yang paling direkomendasikan. Produk ini cocok buat para gamer pemula serta para penikmat judul-judul eSport populer, memperkenankan konsumen menikmati hobi tersebut secara lebih fleksibel tanpa menghanguskan seluruh isi dompet mereka.

Lenovo juga menjaga bundelnya tetap sederhana serta menyodorkan Anda hal-hal esensial buat gaming: keyboard yang nyaman dan lapang, kelengkapan konektivitas, serta rancangan yang selaras dengan aspek portabilitas.

Di Bhinneka.com, Legion Y520 tanpa Windows 10 bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 13 juta saja.

MSI Infinite X Ialah Desktop Gaming Built-Up Pertama Bersenjata Intel Core Generasi ke-8

MSI adalah salah satu perusahaan hardware yang menawarkan variasi model PC paling banyak. Ada laptop dengan beragam desain, bermacam-macam gaming PC small-form factor, komputer berbentuk ransel untuk mendukung konten virtual reality, hingga desktop tower tradisional yang memungkinkan pengguna memodifikasi hardware bernama Infinite Series.

Penyingkapan Infinite Series sangat menarik karena beberapa alasan: Micro-Star International memupuk reputasinya melalui berbagai eksperimen demi menciptakan terobosan dan jarang mengambil langkah ‘konservatif’. Lalu, generasi pertama PC desktop Infinite Series baru diperkenalkan tahun ini, di Computex 2017. Beberapa bulan setelah momen itu, sang produsen menyingkap varian tercanggihnya, dan resmi mengamankan gelar sebagai PC desktop gaming built-up dengan prosesor Intel Core generasi kedelapan pertama di dunia.

MSI Infinite X 2

Dinamai Infinite X, MSI menyiapkannya untuk memenuhi tuntutan gamer terhadap keleluasaan kustomisasi. Rancangan familier memastikan konsumen memperoleh segela aspek yang mereka harapkan dari sebuah PC mid-tower, yaitu performa hardware superior serta kemudahan mengakses dan meng-upgrade komponen. Tentu saja MSI juga tak lupa melengkapinya dengan fitur-fitur krusial seperti solusi pendingin eksklusif serta sistem pencahayaan RGB.

MSI Infinite X 1

Infinite X mempunyai penampilan yang identik seperti Infinite A, dengan dimensi 210x450x488-milimeter dan bobot 15-kilogram. PC mengusung desain asimetris, dan di sisi depannya, Anda disuguhkan area LED RGB serta rangkaian konektivitas fisik krusial (sepasang port audio 3,5mm, USB 3.1, USB 2.0 dan satu USB 3.1 type-C). Selanjutnya, Anda bisa memilih varian dengan jendela transparan atau panel samping tradisional.

MSI Infinite X 3

PC desktop monster ini diotaki oleh prosesor Intel Core i7-8700K, dibekali RAM DDR4 2400MHz hingga 64GB, penyimpanan berbasis dua buah SSD M.2 (mendukung Intel Optane) plus satu SSD/HDD 2,4-inci dan dua hard disk 3,5-inci, serta ditenagai unit power supply 550W 80 Plus Bronze. Untuk kartu grafisnya, Anda diberi opsi Nvidia GeForce GTX 1070 8GB, GTX 1080 8GB, atau GTX 1080 Ti 11GB.

MSI Infinite X 4

Kemudian buat menjaga hardware-hardware di dalam tetap sejuk, MSI mengandalkan teknologi Silent Storm Cooling 3. Solusi pendingin ini menangani panas yang dihasilkan komponen dengan memisahkannya ke ruang berbeda. Jadi selain lebih efektif, sistem pendingin juga mengeluarkan suara lebih hening sehingga tidak mengganggu sesi gaming Anda.

Infintie X sepertinya sudah mulai MSI pasarkan, meski produsen tidak menyebutkan harga dan wilayah ketersediaannya di press release. Di Amazon sendiri, MSI menjajakan produk ini seharga US$ 2.200 (GTX 1080 Ti).

Sumber: MSI.

Daftar Nominasi The Game Awards 2017 Resmi Disingkap, Ayo Berpartisipasi Dalam Voting-nya

Video Game Awards ialah acara pemberian gelar game tahunan yang telah dilangsungkan Spike TV sejak 2003. Tapi meskipun mereka mengubah format dan namanya menjadi VGX, event di tahun 2013 dianggap mengecewakan serta mendapatkan kritik karena lebih diarahkan pada sisi komersial dan malah bukan seperti perayaan pencapaian penting di ranah itu.

Sang produser Geoff Keighley memutuskan untuk mengundurkan diri dan mempesilakan Spike mempertahankan hak atas VGA, namun Spike malah memilih buat menghentikannya secara permanen. Hal tersebut mendorong Keighley untuk menciptakan acara baru bertajuk The Game Awards, kali ini disiarkan lewat layanan home console serta Steam sehingga bisa merangkul lebih banyak pemirsa.

The Game Awards 2017 3

The Game Awards sudah tiga kali diselenggarakan dan sepertinya sang produser berniat untuk terus memegang tradisi itu. Minggu lalu, tim penyelenggara mengumumkan daftar nominasi The Game Awards 2017 dan tak lupa memberikan Anda kesempatan buat melakukan voting.

Daftar lengkap nominasinya bisa Anda simak di bawah:

 

Game of The Year

  • The Legend of Zelda: Breath of the Wild
  • Super Mario Odyssey
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • Persona 5
  • Horizon Zero Dawn

 

Best Game Direction

  • Wolfenstein II: The New Colossus
  • Resident Evil 7: Biohazard
  • The Legend of Zelda: Breath of the Wild
  • Super Mario Odyssey
  • Horizon Zero Dawn

 

Best Narrative

  • What Remains of Edith Finch
  • NieR: Automata
  • Hellblade: Senua’s Sacrifice
  • Wolfenstein II: The New Colossus
  • Horizon Zero Dawn

 

Best Art Direction

  • Destiny 2
  • Cuphead
  • The Legend of Zelda: Breath of the Wild
  • Persona 5
  • Horizon Zero Dawn

 

Best Score/Music

  • Destiny 2
  • Cuphead
  • NieR: Automata
  • The Legend of Zelda: Breath of the Wild
  • Super Mario Odyssey
  • Persona 5

 

Best Audio Design

  • Destiny 2
  • Hellblade: Senua’s Sacrifice
  • Resident Evil 7: Biohazard
  • The Legend of Zelda: Breath of the Wild
  • Super Mario Odyssey

 

Best Performance

  • Melina Juergens, Hellblade
  • Laura Bailey, Uncharted: The Lost Legacy
  • Claudia Black, Uncharted: The Lost Legacy
  • Brian Bloom, Wolfenstein II
  • Ashly Burch, Horizon: Zero Dawn

 

Games for Impact

  • Please Knock on My Door
  • Night in the Woods
  • Life is Strange: Before the Storm
  • Bury Me, My Love
  • What Remains of Edith Finch
  • Hellblade: Senua’s Sacrifice

 

Best Ongoing Game

  • Warframe
  • Rainbow Six: Siege
  • Overwatch
  • Grand Theft Auto Online
  • Destiny 2
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds

 

Best Mobile Game

  • Fire Emblem Heroes
  • Super Mario Run
  • Old Man’s Journey
  • Monument Valley 2
  • Hidden Folks

 

Best Handheld Game

  • Poochy and Yoshi’s Woolly World
  • Monster Hunter Stories
  • Metroid: Samus Returns
  • Ever Oasis
  • Fire Emblem Echoes: Shadow of Valentia

 

Best VR/AR Game

  • Superhot VR
  • Star Trek: Bridge Crew
  • Lone Echo / Echo Arena
  • Farpoint
  • Resident Evil 7: Biohazard

 

Best Action Game

  • Prey
  • Nioh
  • Destiny 2
  • Cuphead
  • Wolfenstein II: The New Colossus

 

Best Action/Adventure Game

  • Uncharted: The Lost Legacy
  • Assassin’s Creed: Origins
  • The Legend of Zelda: Breath of the Wild
  • Super Mario Odyssey
  • Horizon Zero Dawn

 

Best Role Playing Game

  • South Park: The Fractured But Whole
  • Final Fantasy XV
  • Divinity: Original Sin 2
  • NieR: Automata
  • Persona 5

 

Best Fighting Game

  • Tekken 7
  • Nidhogg 2
  • Marvel vs. Capcom: Infinite
  • Injustice 2
  • ARMS

 

Best Family Game

  • Splatoon 2
  • Sonic Mania
  • Mario + Rabbids Kingdom Battle
  • Mario Kart 8 Deluxe
  • Super Mario Odyssey

 

Best Strategy Game

  • XCOM 2: War of the Chosen
  • Tooth and Tail
  • Total War: Warhammer II
  • Halo Wars 2
  • Mario + Rabbids Kingdom Battle

 

Best Sports/Racing Game

  • Project Cars 2
  • Pro Evolution Soccer 2018
  • NBA 2K18
  • Gran Turismo Sport
  • Forza Motorsport 7
  • FIFA 18

 

Best Multiplayer

  • Fortnite
  • Call of Duty: World War II
  • Splatoon 2
  • Mario Kart 8 Deluxe
  • Destiny 2
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds

 

Most Anticipated Game

  • The Last of Us Part II
  • Red Dead Redemption II
  • Monster Hunter: World
  • Marvel’s Spider-Man
  • God of War

 

Best Independent Game

  • Pyre
  • Night in the Woods
  • Cuphead
  • What Remains of Edith Finch
  • Hellblade: Senua’s Sacrifice

 

Best Student Game

  • Meaning
  • Level Squared
  • Impulsion
  • Falling Sky
  • Hollowed
  • From Light

 

Trending Gamer

  • Steven Spohn
  • Mike Grzesiek
  • Guy Beahm
  • Clint Lexa
  • Andrea Rene

 

Best eSports Game

  • Rocket League
  • League of Legends
  • Dota 2
  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Overwatch

 

Best eSports Player

  • Kuro ‘KuroKy’ Salehi Takhasomi
  • Je-hong ‘ryujehong’ Ryu
  • Nikola ‘NiKo’ Kovac
  • Marcelo ‘coldzera’ David
  • Lee sang-hyeok ‘Faker’

 

Best eSports Team

  • Team Liquid
  • SK Telecom 1
  • Lunatic-Hai
  • FaZe Clan
  • Cloud9

 

Best Debut Indie Game

  • Slime Rancher
  • Mr. Shifty
  • Hollow Knight
  • Golf Story
  • Cuphead

 

Best Chinese Game

  • Monument Valley 2
  • jx3 HD
  • Gumballs
  • ICEY
  • King Of Glory

 

Para pemenang akan diumumkan pada tanggal 7 Desember secara live di  platform streaming video, sosial media serta sejumlah layanan gaming terkemuka. Konten kabarnya akan dihidangkan dalam resolusi UHD 4K. Voting-nya sendiri sudah bisa Anda lakukan langsung di situs The Game Awards.

The Game Awards 2017 1

Daftar Game Pemenang Golden Joystick Awards 2017

Tanggal 17 November kemarin merupakan puncak Golden Joystick Awards 2017 karena di momen ini tim penyelenggara akhirnya mengumumkan permainan-permainan terbaik pilihan gamer setelah sebelumnya mengajak kita melakukan voting di bulan September. Acara tersebut dilangsungkan di The O2 London, dipandu oleh aktor sekaligus komedian Inggris Danny Wallace.

Dalam perhelatan yang disponsori oleh Omen by HP itu, satu judul permainan eksklusif Nintendo Switch tampak mendominasi: The Legend of Zelda: Breath of the Wild. Game ini menyabet tidak kurang dari lima kemenangan di kategori berbeda. Dan di Golden Joystick Awards ke-35 ini, panitia juga menganugerahkan penghargaan Lifetime Achievement pada desainer dan programmer game strategi legendaris, Sid Meier.

Daftar pemenang Golden Joystick Awards ke-35 bisa Anda simak di bawah:

 

Best Storytelling: Horizon: Zero Dawn

Nominasi: Horizon: Zero Dawn, NieR: Automata, Night in the Woods, Persona 5, Prey, Pyre, Torment: Tides of Numenera, Uncharted: The Lost Legacy,What Remains of Edith Finch

Best Visual Design: Cuphead

Nominasi: Cuphead, Dishonored 2, Final Fantasy XV, GNOG, Horizon: Zero Dawn, Little Nightmares, Monument Valley 2, Night in the Woods, Persona 5, Pyre, The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Best Audio: The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Destiny 2, Hellblade: Senua’s Sacrifice, Horizon: Zero Dawn, Life is Strange: Before the Storm, Little Nightmares, Persona 5, Project Cars 2, Pyre, RiME, Sniper Elite 4, Tacoma, The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Best Gaming Performance: Ashly Burch (Horizon: Zero Dawn)

Nominasi: Ashly Burch (Aloy, Horizon: Zero Dawn), Brian Bloom (B. J. Blazkowicz, Wolfenstein II: The New Colossus), Claudia Black (Chloe Frazer, Uncharted), Fryda Wolff (Ryder, Mass Effect Andromeda), Jack Brand (Jack Baker, Resident Evil 7), Kylie Brown (Rachel Amber, Life is Strange BTS), Melina Juergens (Senua, Hellblade: Senua’s Sacrifice), Nathan Fillion (Cayde-6, Destiny 2)

Best Indie Game: Friday the 13th: The Game

Nominasi: Dream Daddy, Everything, Friday the 13th: The Game, Night in the Woods, Pyre, Slime Rancher, Stories Untold, Tacoma, Thimbleweed Park, What Remains of Edith Finch

Best Multiplayer Game: PlayerUnknown’s Battlegrounds

Nominasi: Battlefield 1, Destiny 2, FIFA 18, Friday the 13th: The Game, Injustice 2, LawBreakers, Nidhogg 2, PlayerUnknown’s Battlegrounds, Pro Evolution Soccer 2018, Splatoon 2

Studio of the Year: Nintendo EPD

Nominasi: Arkane Studios, Bluehole Studio Inc., Boss Key Productions, Creative Assembly, Guerrilla Games, Machine Games, NetherRealm, Ninja Theory, Nintendo EPD, Platinum, Rebellion

Best VR Game: Resident Evil 7: Biohazard

Nominasi Dead Effect 2 VR, Farpoint, GNOG, Resident Evil 7, Rez Infinite, Robo Recall, SUPERHOT VR, Star Trek: Bridge Crew, Statik, Thumper, Wilson’s Heart

eSports Play of the Year: Agilities

Nominasi: Agilities’ five-man Dragonblade at Overwatch Contenders, Autimatic and Skadoodle win 2 vs. 4 with pistols, PraY’s Ashe skillshot at Worlds 2016, TeamLiquid win the first ever 3-0 grand final victory at the International, Tokido’s incredible parry at Evo 2017

eSports Team of the Year: Lunatic-Hai

Nominasi: Astralis (Counter-Strike: Global Offensive), Lunatic-Hai (Overwatch), Northern Gaming (Rocket League), Optic Gaming (Call of Duty), SK Telecom T1 (League of Legends), Team Liquid (Dota 2), Team SoloMid (League of Legends)

eSports Game of the Year: Overwatch

Nominasi: Call of Duty: Infinite Warfare, Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, FIFA 17, League of Legends, Overwatch, Rainbow Six: Siege, Rocket League, Smite, StarCraft II

Best Streamer/Broadcaster: Markiplier

Nominasi: Hannah Rutherford, Jacksepticeye, Jupiter Hadley, Markiplier, Maximilian Dood, Polygon, Waypoint, What’s Good Games

Handheld/Mobile Game of the Year: Pokémon Sun and Moon

Nominasi: Dragon Quest VIII: Journey of the Cursed King, Ever Oasis, Fire Emblem Heroes, Framed 2, Hidden Folks, Milkmaid of the Milky Way, Monument Valley 2, Old Man’s Journey, Pokémon Sun and Moon, Super Mario Run

Nintendo Game of the Year: The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: ARMS, Bulb Boy, Mario + Rabbids Kingdom Battle, Mario Kart 8 Deluxe, Metroid: Samus Returns, Pokémon Sun and Moon, Snipperclips, Splatoon 2, Super Mario Odyssey, The Legend of Zelda: Breath of the Wild

PlayStation Game of the Year: Horizon: Zero Dawn

Nominasi: Everybody’s Golf, Horizon: Zero Dawn, Nex Machina, NieR: Automata, Nioh, Persona 5, Statik, The Last Guardian, Uncharted: The Lost Legacy, Yakuza 0

Xbox Game of the Year: Cuphead

Nominasi: Cuphead, Dead Rising 4, Forza Motorsport 7, Gears of War 4, Gigantic, Halo Wars 2, Pit People, Slime Rancher, Tacoma

PC Game of the Year: PlayerUnknown’s Battlegrounds

Nominasi: Dream Daddy, Endless Space 2, OneShot, Planet Coaster, PlayerUnknown’s Battlegrounds, Rising Storm 2: Vietnam, Stories Untold, Total War: Warhammer II, Warhammer 40,000: Dawn of War III, West of Loathing

Breakthrough Award: Ashly Burch

Nominasi: Ashly Burch, Brendan Greene, Cavalier Game Studios, Game Grumps, Giant Sparrow, Infinite Fall, Melina Jeurgens, Nick Popovich, Nina Freeman, SMAC Games

Most Wanted Award: The Last of Us Part 2

Nominasi: Beyond Good and Evil 2, Call of Duty: WWII, Death Stranding, Far Cry 5, God of War, Metro Exodus, Metroid Prime 4, Ooblets, Red Dead Redemption 2, Sea of Theives, Spider-Man, Star Wars Battlefront II, The Last of Us Part II

Still Playing Award: World of Tanks

Nominasi: Diablo III, EVE Online, FIFA 17, Final Fantasy XIV, Hearthstone, Minecraft, Overwatch, Pokémon Go, Pro Evolution Soccer 2017, Rocket League, The Elder Scrolls Online, World of Tanks

Ultimate Game of the Year: The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Assassin’s Creed Origins, Destiny 2, Dishonored 2, Horizon: Zero Dawn, Monument Valley 2, Persona 5, PlayerUnknown’s Battlegrounds, Resident Evil 7, Super Mario Odyssey, The Legend of Zelda: Breath of the Wild, What Remains of Edith Finch

Critics’ Choice Award: The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Hall of Fame: Final Fantasy

Outstanding Contribution to the UK Games Industry: Debbie Bestwick MBE

Lifetime Achievement: Sid Meier

Golden Joystick Award memang tidak mengikuti aturan tradisional seperti ajang Game of the Year lain. Untuk event ke-35 ini, game di daftar nominasi tak harus telah tersedia atau dirilis di tahun 2017. Contohnya adalah Battlefield 1 yang sudah tersedia sejak Oktober 2016, atau Assassin’s Creed Origins yang saat daftar ini disingkap malah belum meluncur.

Namun ada sejumlah hal yang membuat saya heran: mengapa ada beberapa game yang betul-betul cemerlang seperti Lone Echo dan Divinity: Original Sin II tidak dimasukkan di sana? Lalu mengapa Titanfall 2 juga tidak disertakan, padahal umurnya seminggu lebih muda dari Battlefield 1?

Sumber: GamesRadar.

Jalin Kemitraan Strategis Dengan JD.id, Lenovo Luncurkan Sejumlah Laptop Baru Secara Eksklusif

Kesediaan perusahaan untuk beradaptasi sesuai karakteristik konsumen di suatu wilayah sangat memengaruhi kesuksesan bisnis mereka. Di beberapa negara, pendekatan offline masih menjadi cara efektif dalam penjualan, namun kita tahu platform-platform eCommerce, lokal ataupun global, belakang menjadi metode favorit masyarakat Indonesia buat berbelanja.

Lenovo sudah lama memanfaatkan platform online untuk memasarkan produk-produknya, tapi baru di minggu ini raksasa komputer itu mengumumkan kolaborasi dengan JD.id, cabang perusahaan eCommerce Tiongkok JD.com, dalam upaya ‘memperluas ketersediaan teknologi Lenovo di Indonesia’. Sedikit info kecil untuk Anda: Lenovo dan JD.com bermarkaskan di kota yang sama, yaitu Beijing.

Lenovo IdeaPad 120s 20

Dalam acara pers yang dilaksanakan di Jakarta itu, presiden direktur JD.id Zhang Li mengungkapkan kegembiraannya terhadap kolaborasi JD bersama Lenovo. Menurutnya, para pelanggan JD.id merupakan tipe pembeli yang antusias pada produk elektronik terbaru dan terbaik. Bagi JD.id, brand Lenovo merepresentasikan inovasi dan kualitas.

Lenovo IdeaPad 120s 22

Lenovo sendiri memilih JD.id karena penyedia layanan eCommece itu dianggap mempunyai visi dan misi yang sejalan: memastikan konsumen memperoleh pengalaman terbaik. Selain perangkat bermutu, Lenovo juga ingin memastikan pelanggan mendapatkan dukungan layanan purna jual secara maksimal, salah satu caranya adalah dengan hanya memasarkan produk-produk resmi.

Lenovo IdeaPad 120s 19

Untuk memperkuat kerja sama ini, Lenovo meluncurkan beberapa item yang cuma tersedia secara eksklusif di JD.id. Ada tiga notebook anyar yang dijajakan oleh sang produsen, dan IdeaPad 120s ialah primadonanya. Keputusan Lenovo memilih IdeaPad 120s sebagai andalan mereka sangat menarik, karena ia bukanlah laptop gaming ataupun perangkat premium berdesain ultra-thin.

Lenovo IdeaPad 120s 21

 

Hands-on IdeaPad 120s

Lenovo mendeskripsikan IdeaPad 120s sebagai ‘penjelmaan stylish dari komputer laptop’. Device mengedepankan beberapa elemen: desain atraktif yang berpatokan pada kesederhanaan, portabilitas, serta spesifikasi cukup tinggi di harga super-kompetitif. Produsen menjanjikan kesiapan IdeaPad 120s dalam menemani Anda berkerja dan bermain.

Lenovo IdeaPad 120s 9

IdeaPad 120s yang Lenovo hadirkan ke Indonesia ialah versi berlayar 14-inci. Panel tersebut mengusung jenis TN (twisted nematic) dengan resolusi high-definition 1366x768p. TN merupakan teknologi display LCD tertua dan yang paling sering ditemui di produk-produk entry-level. Meski viewing-angle-nya tidak sebaik in-plane switching (IPS), layar TN cenderung memiliki tingkat kecerahan tinggi.

Lenovo IdeaPad 120s 1

Lenovo IdeaPad 120s 8

IdeaPad 120s mempunya panjang dan leban 334×235-milimeter serta ketebalan hanya 18,6mm, membuatnya mudah diselipkan dalam tas. Berdasarkan pengamatan saya, konstruksi tubuh laptop terdiri atas kombinasi plastik dan logam. Desainnya bersih serta simpel, sempurna buat Anda yang tidak menyukai perangkat-perangkat dengan penampilan yang rumit dan berlebihan. Bobot laptop ini juga tergolong ringan, cuma 1,44kg.

Lenovo IdeaPad 120s 17

Lenovo IdeaPad 120s 16

Untuk konektivitas, Produsen membekalinya dengan dua buah port USB 3.0, slot microSD card reader, port audio 3,5mm combo, HDMI, dan USB type-C. Kabarnya, salah satu port USB di sana dilengkapi fitur always-on charging, yaitu kemampuan  mengisi baterai perangkat lain walaupun IdeaPad 120s berada dalam kondisi nonaktif.

Lenovo IdeaPad 120s 14

Lenovo IdeaPad 120s 15

Lenovo memilih prosesor Intel Celeron Processor N3350 (berkecepatan 1,5GHz hingga 2,4GHz) sebagai otak dari IdeaPad 120s. Di dalam terdapat pula RAM 4GB LPDDR4-2400 on-board, serta telah menggunakan penyimpanan SSD M.2 SATA 128GB. Laptop mungkin memang belum mumpuni untuk menangani game-game blockbuster 3D ataupun software desain profesional, namun tentu ia tak akan kesulitan menjalankan software spreadsheet atau olah kata, menghidangkan video, hingga permainan-permainan casual.

Lenovo IdeaPad 120s 2

 

Lenovo IdeaPad 120s 5

Hal yang sangat saya apresiasi adalah kehadiran SSD di produk ekonomis ini. Eksistensinya membuat proses boot Windows 10 dan membuka app berjalan lebih cepat dibanding laptop yang hanya dilengkapi hard disk. SSD sendiri sangat membantu IdeaPad 120s karena notebook cuma menyimpan RAM 4GB on-board.

Lenovo IdeaPad 120s 12

Lenovo IdeaPad 120s 3

Semua aspek ini bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 3,9 juta saja. Dan menariknya lagi, di masa promosi ini, JD.id turut menerapkan potongan harga, sehingga IdeaPad 120s 14-inci dapat dibeli seharga Rp 3,75 juta. Produsen menawarkan dua opsi warna, yakni abu-abu mineral dan biru denim.

Lenovo IdeaPad 120s 6

Tapi tunggu dulu, kejutan dari Lenovo tidak hanya sampai di sana. Produsen turut memastikan perangkat ini siap dipakai. IdeaPad sudah dibundel bersama OS Microsoft Windows 10 dan didukung garansi nasional selama satu tahun.

Lenovo IdeaPad 120s 11

Lenovo IdeaPad 120s

 

Apa lagi?

Selain IdeaPad 120s, Lenovo juga memasarkan dua notebook convertible barunya secara eksklusif di JD.id. Mereka adalah Yoga 310 dan Yoga 520, masing-masing dibanderol seharga mulai dari Rp 5 juta dan Rp 10,6 juta. Ketiga laptop ini telah tersedia dan dapat Anda beli.

Lenovo IdeaPad 120s 23

Lenovo IdeaPad 120s 24

Sony Ajak Anda dan Keluarga Menikmati Game-Game Seru PlayStation di Roadshow Play Everything

Turnamen game – baik di mobile, console ataupun PC – yang diadakan di mana-mana menandai semakin mainstream-nya medium hiburan ini. Tapi meski kian ‘merakyat’, tidak berarti permainan-permainan itu jadi mudah untuk diakses, khususnya bagi kalangan casual. Hal tersebut tampaknya yang mendorong Sony buat melangsungkan sebuah agenda spesial.

Tepat pada tanggal 15 November 2017 kemarin, Sony Interactive Entertainment Hong Kong Limited Singapore Branch resmi menggelar roadshow PlayStation ‘Play Everything’ di Jakarta. Event ini merupakan acara Sony PlayStation pertama di tanah air dalam kurun waktu tiga tahun setelah peluncuran perdana console PlayStation 4 di Indonesia. Melaluinya, Sony mengajak Anda dan keluarga untuk mengunjungi serta menikmati berbagai game PlayStation.

Play Everything 1

PlayStation Play Everything saat ini sedang digelar di Mall Kelapa Gading 3 dan akan berlangsung sampai tanggal 19 November 2017. Anda tidak perlu membayar tiket masuk, cukup datang saja ke main atrium. Lokasi ini kabarnya dipilih Sony karena merupakan tempat berlalu-lalangnya pengunjung dari beragam usia, didesain dengan menarik dan nyaman untuk mengundang mereka buat singgah.

Play Everything 8

Dalam sambutan singkatnya, assistant PR manager SIE Ian Purnomo menceritakan ide di belakang diadakannya roadshow Play Everything. Di Indonesia, console Sony PlayStation sudah lama menjadi pusat hiburan di rumah, yang biasanya dinikmati bersama oleh anggota keluarga dan kawan-kawan. Sony ingin membuktikan bahwa semangat untuk bermain bersama itu masih tetap ada, meski para gamer telah tumbuh dewasa.

Play Everything 12

Karena ditujukan untuk keluarga, Sony juga memilih permainan buat memeriahkan roadshow Play Everything dengan cermat. Tak ada Resident Evil 7 atau Grand Theft Auto V di sana, semuanya aman untuk anak-anak. Satu-satunya permainan shooter yang Sony hidangkan adalah Star Wars Battlefront II. Kehadirannya juga menandai bahwa Play Everything tak hanya dipenuhi oleh game-game Sony secara eksklusif, tapi juga judul-judul blockbuster dari publisher partner seperti Electronic Arts dan Bandai Namco.

Play Everything 7

Berbicara soal Star Wars Battlefront II, di PlayStation Play Everything, Anda bisa memainkan versi retail game shooter EA DICE itu sebelum dirilis pada tanggal 17 November. Dari sesi hands-on yang saya lakukan, tampaknya semua mode sudah tersedia, termasuk campaign single-player. Jika punya waktu kosong dan tidak keberatan berdiri, secara teori Anda dapat menamatkannya di sana.

Play Everything 13

Arena Play Everything di Mall Kelapa Gading 3 dibagi dalam beberapa pos, masing-masing menyuguhkan game berbeda beserta desain booth unik sendiri. Permainan seperti Battlefront II dan Knack memang disajikan secara tradisional, namun game olahraga favorit semisal FIFA 18 di-setting di area mirip gawang. Terdapat pula pos Taiko no Tatsujin: Drum Session beserta controller drum digital buat menyempurnakan pengalaman bermain.

Play Everything 10

Play Everything 11

Tentu saja, Sony tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memamerkan game simulasi balap terbarunya, Gran Turismo Sport. Di sana, sang publisher Jepang itu melengkapinya dengan set simulator – termasuk kursi, setir dan pedal. Permainan dijalankan di unit PlayStation 4 Pro sehingga sanggup menyajikan 60 frame rate per detik di resolusi dinamis 4K, beserta efek high-dynamic range.

Play Everything 3

Lalu di area lain, Anda bisa mencicipi pengalaman virtual reality berbekal PlayStation VR. Bagian ini ditata agar sedikit menyerupai ruang keluarga, dilengkapi sofa, dan Anda dipersilakan mencicipi game Playroom VR, VR World dan Farpoint.

Play Everything 4

Di bawah ini ialah daftar lengkap permainan yang dipamerkan di PlayStation Play Everything:

  1. Crash Bandicoot N. Sane Trilogy
  2. Farpoint
  3. FIFA 18
  4. Gran Turismo Sport
  5. Knack II
  6. Playroom VR
  7. Star Wars Battlefront II
  8. Taiko no Tatsujin: Drum Session
  9. VR World

Jika setelah berkunjung ke PlayStation Play Everything membuat Anda jadi tertarik membeli game atau mengadopsi PlayStation 4, Sony Interactive Entertainment juga berpartner bersama Multi Game Shop untuk menyediakan gerai penjualan di arena bermain. Kesembilan permainan di atas tentu sudah dapat dimiliki.

Play Everything 15

Jika Mall Kelapa Gading 3 terlalu jauh dari tempat Anda tinggal, atau Anda belum mempunyai waktu luang buat berkunjung ke sana, Sony punya agenda untuk melangsungkan Play Everything sesi kedua di Neo Soho Mall Jakarta Barat pada tanggal 22 sampai 26 November 2017. Dan tepat di tanggal 25 November nanti, Anda bisa berjumpa serta bermain bersama dengan kakak beradik YouTuber, Tara dan Gema.

Play Everything 6

Buat sekarang, Play Everything memang hanya baru diadakan di kota Jakarta. Meski begitu, Ian Purnomo juga menjelaskan bahwa jika ternyata pengunjung roadshow memperlihatkan ketertarikan yang tinggi, ada kemungkinkan Sony akan melaksanakan Play Everything di kota-kota lain.

[Review] Xiaomi Mi A1, Kandidat Kuat ‘Raja Smartphone Dual Camera’ Kelas Menengah

Diungkap perdana di India pada bulan September 2017, Mi A1 turut menjadi smartphone istimewa buat konsumen lokal saat device resmi tersedia Indonesia tak lama setelahnya. Kabarnya, ia merupakan handset ‘Mi’ pertama yang Xiaomi produksi di tanah air, dan juga diandalkan sang perusahaan perangkat elektronik asal Beijing itu dalam pertempuran smartphone dual camera.

Di presentasi produknya, Xiaomi sangat membanggakan kemampuan fotografi Mi A1. Tidak tanggung-tanggung, produsen mengklaim performanya sanggup menandingi iPhone 7 Plus berkat kombinasi sensor wide-angle dan telephoto 12-megapixel. Setup ini katanya lebih baik dibanding pemakaian sensor RGB plus monokromatis yang umumnya diimplementasikan di handset rival.

Keunikan lain dari Mi A1 terletak pada pemanfaatan program Android One, pertama kalinya di smartphone buatan Xiaomi. Lalu untuk mengunci dominasinya di segmen mid-range, spesifikasi mumpuni, kamera canggih dan desain menawan di Mi A1 dijajakan di rentang harga super-kompetitif.

Penawaran ini memang terasa terlalu manis untuk jadi kenyataan, membuat kita bertanya-tanya, apakah Mi A1 bisa memenuhi semua janjinya? Xiaomi merespon pertanyaan itu dengan memberikan saya kesempatan buat menguji produk ini secara langsung dan personal. Silakan simak ulasan lengapnya di bawah ini.

 

Desain

Tim PR Xiaomi sepertinya paham bahwa saya mempunyai kelemahan pada warna hitam. Bagi saya, warna ini menonjolkan kesan industrial pada desain Mi A1 yang simpel dan elegan. Ketiadaan dua garis antena yang biasanya melintas di punggung memberi kesan tubuhnya dibentuk dari satu bongkahan logam.

Bagian tepinya memang tidak betul-betul membulat, namun lengkungannya tetap memastikan handset nyaman di genggaman. Kesan ‘utuh’ tersebut dipertegas lagi oleh layar 5,5-inci 2.5D di sana.

Mi A1 16

Mi A1 12

Mi A1 memiliki dimensi 155,4×75,8mm, berketebalan hanya 7,3mm, dengan bobot 165-gram. Tekstur matte pada permukaan handset terasa halus di tangan – malah sedikit terlampau licin buat saya. Antena diposisikan di ujung punggung atas dan bawah, dan di varian hitam ini, bagian tersebut tersamarkan dengan baik.

Mi A1 19

Mi A1 17

Pengguna device Xiaomi akan kembali menemukan penempatan tombol yang familier: tiga tombol kapasitif ber-LED ada di bawah layar, tombol mekanis volume dan power ada di sisi kanan – keduanya berada di area jempol, lalu sensor sidik jarinya ditempatkan di area tengah punggung Mi A1 sehingga mudah dijangkau jari telunjuk. Selanjutnya, tray kartu SIM dan microSD diletakkan di sebelah kiri.

Mi A1 4

Mi A1 8

Anda tidak salah jika merasa desain Mi A1 menyerupai produk flagship buatan Apple. Penggunaan modul kamera berbentuk kapsul dan peletakannya di pojok kiri atas, ditambah lagi ujung smartphone yang membundar memang membuatnya mirip iPhone 7 Plus – dengan logo apel yang digantikan pemindai sidik jari. Agar tidak terlalu identik, dual LED flash-nya ditaruh di kiri modul kamera. Dan seperti Redmi Note 4, branding Mi diterapkan secara halus.

Mi A1 7

Mi A1 6

Hal yang mungkin bisa jadi masalah ialah modul kamera yang menonjol. Dengan begitu, ia lebih terekspos pada benturan atau baretan. Buat mengamankannya, saya menyarankan Anda untuk menambahkan case pelindung.

Mi A1 13

Mi A1 14

 

Layar

Dengan layar 5,5-inci, Mi A1 sudah bisa dikategorikan sebagai phablet. Panel LTPS (low temperature polysilicon) IPS tersebut menghidangkan resolusi full-HD 1080×1920, memiliki kepadatan 403ppi dan rasio ke tubuh sebesar 70,1 persen, juga telah diproteksi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 3.

Mi A1 3

Fitur favorit saya di display handset Xiaomi kembali hadir di Mi A1: smartphone ini memungkinkan pengguna untuk meredupkan layar ke level paling rendah.  Setting ini biasa saya gunakan ketika bermain smartphone di kamar sebelum tidur. Panel tersebut juga sangat terang, efektif dalam melawan teriknya sinar matahari sewaktu Anda harus menggunakan Mi A1 di ruang terbuka.

Mi A1 9

Mi A1 10

Kekurangan utama di sana adalah tingkatan kontrasnya. Warna hitam terlihat jadi sedikit kelabu, kemudian beberapa warna cerah tampak washed out dan ‘lembut’. Asumsi saya, hal ini juga menandai kurang akuratnya output warna di layar.

 

Android One

Kemungkinan besar, nama Mi A1 terinspirasi dari program Google yaitu Android One, dengan versi OS 7.1.2 – Nougat. Saya jarang sekali mengoperasikan perangkat yang masuk program Android One, namun dari pengalaman menjajal Mi A1, saya melihat sejumlah kesamaan dengan arahan desain MIUI; walaupun menurut saya pribadi, user interface custom racikan Xiaomi itu lebih simpel, atraktif dan intuitif.

Mi A1 28

Seperti Android pada umumnya, tombol shortcut aplikasi dimunculkan di menu home, dan Anda bisa mengaksesnya secara lengkap melalui tray menu. Jika jumlahnya terlalu banyak, Anda dapat memanfaatkan fungsi search.

Menghapus app juga simpel, cukup dengan melakukan drag-and-drop icon ke opsi uninstall. Sayangnya, tidak ada lagi animasi ‘icon pecah’ ketika app dibuang.

Mi A1 37

Mengelola posisi icon app juga sedikit lebih sulit karena Anda harus memanfaatkan cara tradisional, yakni dengan menggeser icon ke pojok layar. Di MIUI 8.0, kita bisa memindahkan app dibantu jari lain untuk menggeser menu.

Namun karena memanfaatkan OS Android murni, aplikasi-aplikasi di sana berjalan lebih mulus karena tak terhambat overlay. Beberapa fitur seperti galeri foto dan musik terintegrasi ke layanan Google Photos serta Google Play Music, lalu perangkat program Android One terbaru juga telah dibekali Google Assistant.

Selain itu, Mi A1 kabarnya akan memperoleh update langsung dari Google ketika tersedia, termasuk pembaruan ke Android 8.0 Oreo.

Mi A1 39

 

Kamera

Tentu saja, kamera-lah yang menjadi atraksi utama di Mi A1. Komposisi kamera ganda handset ini hampir menyerupai Mi 6. Di sana ada sensor 1µm 12Mp berlensa telephoto 50mm f/2.6 dan satu lagi sensor 1.25µm 12Mp wide-angle 26mm f/2.2. Proses fotografi dibantu oleh fitur PDAF, optical zoom sebesar 2 kali, serta dual flash LED. Tapi berbeda dari handset flagship Xiaomi itu, Mi A1 tidak mempunyai optical image stabilization dan fokusnya bekerja lebih lambat.

Mi A1 11

Selama ditunjang cahaya yang mencukupi, Mi A1 mampu mengabadikan momen dengan tingkat detail tinggi dan warna yang kaya. White balance-nya akurat, sanggup menyajikan detail di zona terang dan gelap berkat tingginya dynamic range, kemudian ujung objek juga tersaji tajam.

Kamera telephoto sendiri sangat membantu ketika zoom harus dilakukan. Mutunya hampir menyamai kamera utama – terutama dari segi detail, warna dan dynamic range.

Mi A1 33

Mi A1 34
Komparasi foto yang diambil dari mode auto (atas) dengan mode stereo (bawah).

 

Mi A1 35

Mi A1 36
Perbandingan lain foto yang diambil dari mode auto (atas) dan mode bokeh (bawah).

 

Mi A1 31

Mi A1 30
Komparasi foto yang diambil di siang hari (atas) dan malam hari (bawah).

 

Efek stereo bisa diaktifkan dengan menekan tombol di menu app kamera. Ada beberapa syarat untuk mendapatkan foto bokeh yang optimal: kondisinya tidak boleh terlampau gelap, dan objek target tak boleh terlalu dekat atau melebihi jarak 2,5m dari kamera. Jika seluruh hal itu terpenuhi, Anda akan memperoleh efek bokeh yang natural.

Di low-light, foto-foto Mi A1 terlihat lembut, tapi jangan harapkan mempunyai detail tinggi. Hasilnya penuh noise, dan tak jarang gambar jadi blur karena absennya OIS.

Di acara peluncuranya, saya sempat mengomparasi performa kamera Mi A1 dengan Mi 6 di ruang indoor, dan tentu saja smartphone high-end Xiaomi itu jauh lebih unggul.

Mi A1 15

Untuk video, Mi A1 mampu merekam di resolusi 4K, juga dibekali fitur time lapse serta slow-mo (720p di 120fps). Hasilnya memuaskan dan kontrasnya cukup baik, namun efek ketiadaan optical stabilization lebih tampak jelas di sana.

Fungsi selfie tetap ada, tapi tidak jadi perhatian utama Xiaomi. Di sisi depan, produsen hanya membubuhkan kamera bersensor 5Mp. Ia ditunjang fitur beautification dan Anda dipersilakan untuk mengatur intensitas dari efek ‘pemoles muka’ tersebut.

Mi A1 29

Fungsi kamera di Mi A1 disuguhkan lewat aplikasi buatan Xiaomi sendiri. Interface-nya sederhana (sebagai pengguna Note 4, buat saya layout-nya sangat familier), filter-nya disajikan via live preview, dan mode berbeda dapat diakses melalui satu menu saja. Kemudian dengan memilih mode manual, Anda bisa menentukan sendiri white balance, fokus, shutter speed, hingga ISO.

 

Hardware

Mi A1 menyimpan susunan hardware yang tergolong mumpuni untuk handset kelas menengah, dan ini selalu menjadi kekuatan utama produk-produk Xiaomi. Di brand lain, mungkin Anda ditawarkan harga beberapa ratus ribu rupiah lebih mahal. Ini dia rincian spesifikasinya:

  • Chip Qualcomm MSM8953 Snapdragon 625
  • CPU octa-core Cortex-A53 2,0GHz
  • GPU Adreno 506
  • Memori RAM 4GB
  • Penyimpanan internal 64GB
  • Baterai Li-Ion 3.080mAh

Meskipun baterai 3.080mAh di sana tidak terlihat spektakuler (Redmi Note 4 mempunyai baterai 4.000mAh), pemakaian Snapdragon 625 dan pengoptimalan sistem dari Google membuatnya jadi lebih awet dibanding handset dengan baterai 3.000mAh lain.

Dalam satu kali isi ulang, Mi A1 siap menemani saya beraktivitas seharian penuh. Proses isi ulang juga jadi lebih mudah berkat port USB type-C yang ‘reversible‘, dan produsen tak lupa mencantumkan teknologi fast charging.

Snapdragon 625 dan RAM 4GB sudah lebih dari cukup buat menangani aplikasi-aplikasi chat, sosial media, software produktivitas, hingga game 3D. Beberapa app saya gunakan untuk menjalankan benchmark, yaitu AnTuTu, PCMark dan 3DMark. Kemudian buat game, saya mengujinya dengan Real Racing 3. Berikut adalah hasilnya:

 

AnTuTu

Mi A1 20

 

PCMark

Mi A1 21

 

3DMark

Mi A1 22

 

Mutu visual game boleh dibilang setara dengan handset bersenjata Snapdragon 625 sekelas (misalnya Redmi Note 4). Detail pada kendaraan tersuguh dengan baik, begitu pula efek pantulan di tubuh mobil dan kaca, pantulan di spion, efek partikel debu hingga lens flare. Lalu, walaupun game menampilkan mobil dalam jumlah yang banyak, saya tidak merasakan penurunan frame rate serius.

Mi A1 23

Mi A1 24

Mi A1 25

Mi A1 26

Mi A1 27

 

Mi A1 menyuguhkan fitur dual SIM hybrid, salah satu slot-nya dapat dipakai untuk menambah kapasitas penyimpanan via microSD. Dan seperti handset Xiaomi yang sudah dipasarkan di Indonesia, Mi A1 turut dilengkapi fungsi Mi Remote buat mengendalikan segala jenis perabotan elektronik di rumah (AC, TV, kipas angin, proyektor, hingga kamera) melalui sensor inframerah.

Mi A1 1

 

Konklusi

Tak sulit bagi saya untuk bilang bahwa Xiaomi Mi A1 adalah salah satu smartphone berkamera ganda terbaik yang bisa Anda dapatkan di rentang harga tak lebih dari Rp 3,1 juta. Bersaing dengan perangkat di rentang harga yang sama, Mi A1 memberikan kelebihan, salah satunya dengan kamera ganda.

Namun demikian, perangkat ini memaksa orang-orang seperti saya yang sudah dimanjakan oleh MIUI untuk beradaptasi dengan UI pure Android , langkah produsen mengadopsi program Android One cukup tepat karena memberikan mereka peluang buat merangkul lebih banyak konsumen, serta memastikan user mendapatkan layanan andal dan terpercaya langsung dari Google.

Pertanyaan terbesar yang ditimbulkan oleh klaim Xiaomi mungkin adalah, benarkah performa kamera Mi A1 sebaik iPhone 7 Plus? Kapabilitas fotografi smartphone ini memang mengagumkan, tapi tentu saja mustahil baginya untuk mengimbangi perangkat ciptaan Apple itu. Kabar gembiranya, dari sedikit riset di Internet, beberapa media terpercaya melaporkan bahwa performa kamera Mi A1 lebih baik dari OnePlus 5 yang dijual dua kali lebih mahal.

Satu-satunya penghalang Xiaomi Mi A1 merebut singgasana ‘raja smartphone dual camera kelas mid-range‘ tentu saja adalah Motorola Moto G5S Plus. Motorola adalah brand yang masih memiliki ‘magnet’ di Indonesia. Moto G5S Plus mengusung spesifikasi hampir setara Mi A1, dan harganya Rp 100 ribu lebih murah.

Pencipta Film John Wick Angkat Game Hitman Jadi Serial TV

Setelah serbuan adaptasi komik ke serial video on-demand, Anda mungkin sudah mendengar rencana Platige Image buat memperkaya konten Netflix dengan film The Witcher. The Witcher merupakan salah satu franchise game ‘independen’ tersukses, tapi sebetulnya, film itu tidaklah diangkat dari permainan. The Witcher di Netflix berkiblat pada novel Anderzej Sapkowski.

Penyedia layanan video on-demand kompetitor juga punya agenda serupa, namun mereka mengandalkan IP yang lebih familier. Deadline melaporkan bahwa Hulu dan Fox 21 untuk mengadopsi permainan stealth action Hitman ke serial televisi. Langkah ini sangat menarik karena sebelumnya sudah ada dua kali penayangan film Hitman di layar lebar, dan keduanya tidak terlalu sukses.

Kejutan dari Hulu tak berhenti sampai di sana. Derek Kolstad selaku pencipta sekaligus penulis film John Wick akan berperan jadi executive producer-nya, ditemani oleh Adrian Askarieh serta Chuck Gordon. Kolstad yang saat ini tengah menggodok John Wick 3 (akan tayang pada tahun 2019) rencananya akan menulis skrip episode pertama serial TV Hitman.

Chuck Gordon sendiri punya reputasi dan pengalaman tinggi di bidang perfilman. Ia pernah jadi executive producer dua film Die Hard, serta berperan sebagai producer dua film Hitman (versi 2007 dan 2015). Rekannya, Adrian Askarieh, juga terikat proyek adaptasi game ke TV, judulnya meliputi Kane & Lynch serta Just Cause. Sayangnya sejauh ini, detail terkait kedua proyek masih sangat minim.

Hulu dan Fox 21 kabarnya menyiapkan Hitman sebagai serial flagship di layanan mereka. Mereka berjanji untuk tetap menggunakan permainan Hitman sebagai acuan utama; mengisahkan petualangan Agent 47, pembunuh bayaran paling mematikan, cerdik dan misterius. Fox 21 berjanji untuk mengusung ‘vibe‘ dan ‘mitologi’ yang dihidangkan oleh game.

Kemunculan Hitman sebagai serial di layanan video streaming sangat menarik karena serasi dengan penyajian permainan keenamnya yang dirilis tahun lalu. Berbeda dari game-game sebelumnya, Hitman (2016) dirilis secara episodik dan juga mengedepankan komponen online. Respons konsumen tampaknya sangat positif, sehingga menyemangati IO Interactive buat meluncurkan edisi Game of the Year-nya minggu lalu.

Momen penyingkapan serial televisi Hitman juga istimewa karena belum lama developer IO Interactive turut mengonfirmasi bahwa mereka sedang mengembangkan game penerus Hitman (2016), meski pengumuman resminya baru akan dilakukan tahun depan.

Namun seperti sekuel permainan Hitman (2016), belum diketahui kapan tepatnya serial televisi Hitman akan tayang, serta siapa yang memerankan Agent 47.

Via Digital Trends.