AirSelfie Ialah Drone Selfie yang Bisa Disimpan Dalam Case Smartphone

Meski evolusi teknologi membuat ranah sinematografi dan fotografi udara via drone semakin mudah diakses kalangan amatir, tingginya harga dan perlunya latihan intensif boleh jadi menyebabkan sebagian calon konsumen mengurungkan niatnya. Tentu saja hal ini memotivasi para produsen untuk menciptakan kreasi-kreasi unik dengan proses pemakaian yang sederhana.

Digagas oleh Nixie, belakangan muncul tipe drone model baru yang difokuskan untuk menunjang kegiatan self-portait. Mungkin Anda sudah tidak asing dengan Hover Camera Passport, yaitu drone foldable spesialis selfie sebesar buku. Kepraktisan Hover memang luar biasa, namun tunggu hingga Anda melihat karya dari tim developer asal London dan Hong Kong ini. Mereka memperkenalkan AirSelfie, drone swafoto super-mungil yang bisa ‘mendarat’ di case smartphone.

AirSelfie 1

Melihat ukuran dan penyajiannya ini, AirSelfie boleh disebut sebagai kamera terbang portable terkecil di dunia. Berkatnya, kegiatan selfie tidak lagi harus dilakukan dengan monopod serta bisa memotret individu lebih banyak. AirSelfie tersambung secara wireless ke handset. Anda dapat melihat langsung apa yang sedang dilihat oleh drone di layar. Selanjutnya, pengguna tinggal menekan tombol shutter untuk mengambil foto.

AirSelfie 2

Material aluminium yang dipakai di case diklaim cukup tangguh untuk menjaga komponen penting di dalam dan memastikan bobotnya tetap ringan. AirSelfie mempunyai ukuran 67,4×94,5×10,6mm dengan berat hanya 52-gram. Drone mengusung mekanisme quad-copter, dan keempat baling-baling diposisikan di dalam struktur badan sehingga Anda bisa menangkap AirSelfie saat ia terbang tanpa beresiko mencederai jari.

AirSelfie 3

Tim desainer memanfaatkan case smartphone sebagai ‘hangar’ sekaligus unit charger AirSelfie. Proses kendali dapat dilakukan sepenuhnya via aplikasi companion untuk perangkat Android dan iOS, lalu seluruh hasil jepretannya akan langsung dikirim ke smartphone via sambungan Wi-Fi. Drone menyuguhkan tiga mode penerbangan, yakni Selfie (mode paling mudah dengan dua tombol arah: menjauh atau mendekat), Selfie Motion Control (memunculkan joystick virtual, dan Flying (handset menggantikan unit controller standar, setelah Anda mendapatkan posisi sempurna, AirSelfie akan menjaga posisinya).

AirSelfie memanfaatkan empat buah motor micro brushless, bisa terbang di ketinggian maksimal 20-meter, tenaganya dipasok oleh baterai 7,4V 260mAh. Device menggabadikan momen dengan kamera bersensor 5-megapixel, dapat merekam video HD, dibekali kartu memori SD build-in sebesar 4GB. Case kompatibel dengan handset-handset populer seperti iPhone (dari 6 sampai 7 Plus, Samsung Galaxy S7 Edge, Huawei P9, hingga Google Pixel.

Saat artikel ini ditulis, developer masih melangsungkan kampanye pengumpulan dana di Kickstarter. Di situs crowdfunding tersebut, AirSelfie bisa Anda pesan seharga mulai dari € 180 (US$ 190).

Sumber: AirSelfieCamera.com.

Sun dan Moon Ialah Game yang Tidak Boleh Dilewatkan Fans Pokémon Sejati

Demam Pokémon Go yang sempat melanda dunia mungkin sudah usai, namun bagi fans sejati, November ialah bulan spesial. Di periode ini, Game Freak resmi merilis permainan role-playing baru mereka, Pokémon Sun dan Moon di console handheld 3DS. Saat artikel ini ditulis, game memang belum tersedia, tapi media-media terkemuka sudah menayangkan artikel ulasan mereka.

Konklusi mereka mengindikasikan bahwa Pokémon Sun dan Moon merupakan permainan esensial di Nintendo 3DS yang tidak boleh dilewatkan para penggemarnya. Ayo simak apa kata para reviewer.

Eurogamer berpendapat, Pokémon Sun dan Moon memberikan satu pengalaman utuh. Karakter-karakternya menarik, bukan hanya sekedar nama tokoh dan lawan-lawan yang Anda hadapi. Orang-orang yang Anda temui, wilayah tempat Anda tinggal, musik permainan, dan tiap-tiap spesies Pokémon merupakan jiwa dari petualangan tersebut. Dengan Pokémon Sun dan Moon, franchise ini bukan hanya sekedar hadir, tapi kembali terasa menyegarkan.

Bagi Nintendo Life, Sun dan Moon ialah permainan Pokémon terbaik yang pernah Game Freak ciptakan. Reviewer memuji desain Poké Pelago, jalan cerita, pengalaman berpetualang, side quest, presentasi game, melimpahnya konten dan bagaimana permainan terasa begitu menyenangkan dari awal sampai akhir. Developer berhasil menyeimbangkan mekanisme baru tanpa mengusik kenyamanan kalangan gamer hardcore. Sun dan Moon mendapatkan skor 10/10 dari sang pengulas.

Mengoleksi monster masih jadi tema utama permainan ini, tapi Game Informer menjelaskan juga bagaimana Pokémon Sun dan Moon berbeda dari game sebelumnya. Saat X dan Y menandai lompatan di sisi grafis, Sun dan Moon menunjukkan keberanian Game Freak merombak mekanisme permainan demi menciptakan kreasi yang lebih baik. Namun dengan segala perubahannya, Sun dan Moon masih merupakan game Pokémon sejati, dan hal tersebut adalah sebuah langkah positif.

Destructoid memublikasikan dua review, masing-masing didedikasikan pada versi Sun serta Moon, dan menyodorkan nilai 9 di kedua artikelnya. Di salah satu tulisan, menurut mereka permainan Pokémon baru ini telah melangkah ke arah yang tepat. Ekspektasi para fans tinggi dan perubahan gameplay memang mengejutkan, tapi Game Freak tidak mengecewakan, permaina terasa lebih hidup serta mampu memenuhi imajinasi para pecinta Pokémon.

Polygon menyampaikan, ulang tahun Pokémon ke-20 diperingati oleh sang pemilik IP dengan mengedepankan aspek-aspek yang membuat permainan ini begitu istimewa. Sun and Moon sendiri menandai kesiapan Pokémon untuk berubah, walaupun evolusinya tidak mengorbankan semangat asli permainan ini. Sun dan Moon mungkin belum se-legendaris Red, Silver dan X, namun ia adalah sebuah pernyataan bahwa Pokémon masih bisa jadi game menakjubkan.

Sejauh ini apresiasi dari para reviewer terlihat sangat tinggi. Di situs agregat ulasan OpenCritic, Pokémon Sun dan Moon sukses memperoleh nilai rata-rata sementara 88.

Terinspirasi dari Doraemon, Game Baru Pencipta Harvest Moon Siap Dirilis Awal Tahun Depan

Hampir semua gamer Millenial di Indonesia mungkin cukup akrab dengan Harvest Moon (kini dinamai Story of Seasons). Permainan simulasi bertani sekaligus role-playing ciptaan Yasuhiro Wada ini pertama kali dilepas di SNES, dan dalam perjalanan panjangnya, melahirkan banyak sekuel, spin-off serta menginspirasi developer lain untuk menciptakan game berformula serupa.

Terbatasnya perilisan Harvest Mood (belakangan cuma dilepas di console Nintendo dan handheld) membuat gamer beralih ke alternatif lain. Tapi ada kabar gembira jika Anda betul-betul mendambakan kreasi orisinal dari sang kreator. Bekerja sama dengan Arc System Works, studio baru Yasuhiro Wada yang ia namai Toybox Inc. rencananya akan meluncurkan karya digital berjudul Birthdays The Beginning di platform game current-gen.

Birthdays The Beginning 1

Dari sisi estetika, Anda akan melihat banyak kesamaan antara Harvest Moon dan Birthdays, namun ia lak lagi menyuguhkan formula simulasi farming. Birthdays the Beginning mengusung gameplay sandbox, memberikan Anda keleluasaan membangun dunia berbentuk kubus yang akan menjadi rumah bagi flora dan fauna unik. Dengan sedikit eksperimen, pemain bisa menentukan keadaan geografis dan mengubah temperatur hingga kondisinya cocok bagi pertumbuhan ekosistem.

Birthdays The Beginning 3

Mungkin Anda segera melihat elemen game lain muncul di Birthdays: penggunaan balok ala Minecraft, dan ada sedikit konsep Spore serta Viva Piñata di sana. Di awal, permainan akan memberikan sebongkah kecil daratan dan pelan-pelan mengajari Anda bagaimana cara menciptakan sungai, air terjun dan samudra. Beberapa item bisa Anda kumpulkan, berguna untuk melahirkan, menarik perhatian, atau mengembangkan spesies baru.

Birthdays The Beginning 2

Perjalanan kehidupan di kubus kecil Anda dimulai dari tahap phytoplankton dan zooplankton, selanjutnya stromatolite dan cyclomedusa akan muncul, lalu disusul trilobite. Anda bisa menangkap makhluk-makhluk ini dan menambahkannya ke library. Wada bilang, gameplay mirip Pokémon tersebut (karena Anda bisa mengumpulkan beragam fauna) sebetulnya terinspirasi dari seri manga Doraemon.

Story mode Birthdays menyuguhkan empat episode, menantang pemain untuk ‘melahirkan’ manusia. Meski dinamai ‘mode cerita’, game tidak memiliki narasi standar, lebih pada memberikan Anda panduan dalam melakukan eksplorasi dan mengumpulkan makhluk hidup. Pemain membutuhkan waktu kira-kira 20-30 jam buat menamatkan ceritanya, dan 50 sampai 100 jam buat mengoleksi organisme-organisme lainnya.

Birthdays the Biginning dijadwalkan untuk dirilis pada tanggal 7 Maret 2017 di PlayStation 4 dan PC via Steam. Jika Anda tertarik, Toybox Inc. sudah membuka gerbang pre-order.

Via Eurogamer. Sumber: Steam & Rock Paper Shotgun.

MAX Ialah Exoskeleton Modular Untuk Para Pekerja

Meskipun istilah exoskeleton seolah-olah mempresentasikan teknologi masa depan, perangkat ini telah berhasil diciptakan sejak tahun 60-an. Penjelmaannya memang berbeda-beda, tapi fungsi mereka hampir sama: memberikan user kemampuan melakukan tugas-tugas berat. Namun umumnya, kendala produk exoskeleton terletak pada kepraktisan dan ongkos produksi yang tinggi.

SuitX punya solusi menarik buat mengatasi masalah itu. Bukannya menciptakan eksoskeleton ‘all-in-one’ yang kurang fleksibel, mereka memutuskan untuk memanfaatkan struktur modular dan memperkenalkan MAX – kependekat dari Modular Agile eXoskeleton. MAX didesain buat mempermudah Anda menyelesaikan berbagai pekerjaan, dan berkat rancangan inovatif serta harganya yang ekonomis, exoskeleton ini meraih dua penghargaan Saint Gobain Nova Innovation Awards.

MAX terdiri atas tiga komponen, yakni backX, shoulderX dan legX. Sesuai namanya, mereka diposisikan di punggung, bahu dan kaki. Uniknya, tiap modul bisa bekerja secara independen dalam kombinasi apapun tergantung dari kebutuhan Anda. Baik backX, shoulderX dan legX mampu merespons secara pintar dan tidak menghambat gerakan, misalnya saat naik tangga, mengemudi bahkan sewaktu bersepeda.

MAX 1

Dalam proses pengembangannya, developer telah menguji pemanfaatan MAX di berbagai ranah industri: konstruksi, perakitan kapal, di pabrik logam, logistik dan pergudangan, hingga pengangkutan bagasi di airport. Dalan evaluasi di laboratorium University of California, MAX mengurangi penggunaan otot sampai 60 persen. Walaupun masing-masing bagian dapat bekerja mandiri, performa MAX baru jadi maksimal jika semua komponennya terpasang.

backX dirancang untuk meminimalisir tekanan pada tulang punggung, pas di hampir semua ukuran tubuh, dan dapat dikenakan dalam waktu 30 detik. Strukturnya tangguh, anti-air, dan tidak memerlukan perhatian istimewa. Wujudnya juga low profile sehingga ia muat dipakai di ruangan sempit, bahkan bisa dikenakan bersama sabuk keselamatan ataupun jaket kerja. Ada dua tipe backX, yaitu Model S (berbobot 2kg) dan Model AC (3,2kg).

shoulderX sendiri memiliki fungsi utama untuk mengurangi tingkat kelelahan serta mengurai tekanan yang diterima tangan dan mendistribusikannya ke pinggul, tanpa menggunakan komputer ataupun actuator. Lalu, fokus legX adalah pada reduksi beban dipersendian dan otot kaki. Masing-masing modul mempunyai berat 5,6kg (saat kedua lengan shoulderX dipasang) dan 4,1kg.

Di situs mereka, SuitX belum menginformasikan kapan MAX dirilis dan berapa harga dari masing-masing komponen. Di awal tahun ini, developer telah mulai memasarkan exoskeleton PhoeniX, dibanderol di harga US$ 40 ribu.

Dibekali Fitur-Fitur Favorit Konsumen Asia Tenggara, Fujifilm X-A3 Hadir di Indonesia

Fujifilm meramu X-A1 sebagai kamera berlensa interchangeable dengan harga paling terjangkau dan kesuksesannya mendorong sang spesialis imaging Jepang itu menciptakan penerusnya yang dititikberatkan pada kepabilitas self-portrait. Lalu di bulan Agustus silam, Fujifilm menyingkap iterasi ketiga kamera mirrorless tersebut, dibekali sejumlah perbaikan serta fitur-fitur baru.

Fujifilm X-A2 populer di kalangan generasi muda serta laris manis di pasar Asia, melebihi penjualan di negara-negara barat. Mungkin hal inilah yang membuat Fujifilm tidak mau menunda-nunda pelepasan model barunya di lebih banyak wilayah. Di tanggal 17 November kemarin, Fujifilm mengadakan konferensi pers peluncuran X-A3 di Indonesia. Seperti pendahulunya, kamera dibangun atas dasar tiga prinsip: kualitas gambar jempolan, fungsionalitas, dan mengendepankan desain retro.

Fujifilm X-A3 14

X-A3 tetap mengusung arahan desain keluarga X-A, dengan penampilan bertema klasik yang dimaksudkan buat memberikan kesan fresh dan fashionable. Menurut Fuji, arahan ini membuatnya disukai oleh konsumen di segmen usia muda. Dari penuturan langsung CEO Fujifilm Indonesia Masatsugu Naito, X-A3 memang dirancang secara spesifik untuk user di area Asia Pasifik – khususnya Asia Tenggara.

Fujifilm X-A3 5

Fujifilm X-A3 6

Tubuh kamera – bagian atas, pelat depan dan dial – tersusun dari material aluminium. Fujifilm juga mengembangkan bahan kulit sintetis baru, diposisikan di zona kiri dan grip kanan, dimaksudkan buat menonjolkan tekstur ala kulitnya dan meningkatkan daya cengkram. Di area jangkauan jempol tangan kanan, Anda dapat segera menemukan dial, switch power dan tombol shutter dengan penempatan yang familier.

Fujifilm X-A3 10

Fujifilm X-A3 11

Bagian layar LCD di belakang memanfaatkan mekanisme slide-and-tilt sehingga panel tidak tertutup oleh body ketika Anda memutarnya 180 derajat ke depan. Menariknya lagi, bagian grip telah di-upgrade agar tetap mantap saat Anda ber-selfie – ketika dioperasikan secara terbalik menggunakan tangan kiri. Fungsi Self Timer kini juga dilengkapi mode Smile Detection, Buddy Timer serta Group Timer. Tanpa perlu menekan tombol, shutter dapat dipicu oleh senyuman atau sewaktu beberapa orang berkumpul bersama.

Fujifilm X-A3 7

Fujifilm X-A3 8

Performa self-portrait turut disempurnakan oleh fitur eye detection autofocus. Sesuai namanya, kamera akan segera fokus pada mata saat Anda memutar layar. User bisa menentukan prioritas, misalnya secara otomatis, atau ke mata kiri atau kanan.

Fujifilm X-A3 13

Fujifilm X-A3 15

Kapabilitas selfie memang sangat menarik, tapi tentu saja hal itu bukan satu-satunya daya tarik dari X-A3. Para pecinta foto boga dan traveler sudah pasti akan sangat mengapresiasinya paket penjualan Fujifilm X-A3. Perangkat dibundel bersama lensa kit XC16-50mm II yang lihai menjepret foto-foto macro. Hasilnya istimewa karena X-A3 mampu mendeteksi objek di jarak 7cm dari permukaan lensa, serta ditopang proses fokus yang lebih gesit walaupun kamera dioperasikan di ruang berpencahayaan temaram.

Fujifilm X-A3 3

Fujifilm X-A3 4

Uniknya lagi, X-A3 turut ditunjang flash pop-up pintar. Ia mampu menyesuaikan cahaya secara akurat di tiap skenario – baik foto makanan, di dalam ruang atau sewaktu mengambil gambar benda-benda berukuran kecil. ‘Kepintaran’ tersebut menjaga keaslian warna serta level kecerahannya. Kemampuan ini dipamerkan langsung oleh perwakilan Fujifilm Iindonesia: ia mengambil foto telapak tangan di jarak dekat dengan menyalakan flash. Bukannya overexposure, teksturtangan tampak jelas dan warnanya natural.

Fujifilm X-A3 16

Berbicara spesifikasi, Fujifilm mengombinasikan sensor APS-C 24,2-megapixel (23,5×15,7mm), engine image processing spesial dan lensa Fujinon untuk menghidangkan kualitas gambar prima. Fuji bilang, X-A3 sangat andal dalam mereproduksi warna kulit, dan dengan begini, foto-foto individu merupakan kemahiran utamanya. Sensor APS-C sanggup menghidangkan efek bokeh yang cantik serta menangani foto-foto macro bahkan sewaktu depth of field-nya dangkal.

Fujifilm X-A3 1

X-A3 mempunyai jangkauan sensitivitas ISO normal dari 200 sampai 6400, tapi juga bisa diekspansi hingga 12800 serta 25600 jika Anda bermaksud meminimalisir efek getaran. Produsen menjanjikan tingkat noise yang rendah, meskipun Anda menggunakannya di malam hari atau di ruang-ruang minim pencahayaan ketika ISO tinggi diperlukan.

Fujifilm X-A3 2

Kamera ini turut menawarkan 11 mode Film Simulation, di antaranya ada Provia (menyajikan warna khas Fujifilm), Velvia (cerah dengan saturasi tinggi), Astia (berwarna lembut), tone Classic Chrome, serta monokromatik dan Sepia. Terdapat pula berbagai pilihan filter (ada 10) semisal Fisheye, Cross Screen, Toy Camera, Miniatur, Dynamic Tone, Pop Color, Soft Focus, High Key, Low Key dan Partial Color.

Fujifilm X-A3 9

Proses pemakaian jadi lebih sederhana berkat kehadiran layar sentuh, bisa untuk menentukan fokus atau mengaktifkan zoom. X-A3 juga kompatibel ke app Fujifilm Camera Remote, memungkinkan Anda mengakses hasil jepretan serta mengutak-atik setting kamera dengan smartphone, tersambung via Wi-Fi (hampir serupa app Sony PlayMemories).

Fujifilm berencana untuk memasarkan X-A3 di Indonesia mulai tanggal 25 November, membanderolnya di harga Rp 8,8 juta.

Fujifilm X-A3 17

Jaguar Singkap SUV Elektrik Pertama Mereka, I-Pace

Jadi pionir di ranah mobil elektrik membuat Tesla mendapatkan banyak perlawanan baik dari brand baru ataupun nama-nama berpengalaman. Hal ini memang tidak aneh, Tesla Motors berhasil menjual puluhan ribu Model S tiap tahun dan angkanya terus meningkat. Varian tersebut dianggap sebagai benchmark, mendorong para perusahaan otomotif lain buat menandinginya.

Setelah Volkswagen, Mercy dan Fisker, kali ini giliran pakar kendaraan mewah dan mobil sport asal Inggris ikut berkecimpung di ranah itu. Beberapa hari sebelum Los Angeles Auto Show 2016 dibuka untuk publik, Jaguar resmi memperkenalkan mobil konsep I-Pace. Ketika sejumlah brand fokus untuk menjegal Model S, I-Pace dirancang buat menantang Tesla Model X.

Jaguar I-Pace 1

Jaguar I-Pace adalah SUV, mengusung rancangan tajam dan ramping, tidak kalah sporty dibanding Model X. Jaguar fokus pada aspek aerodinamis: gagang pintunya dirancang agar minim gaya gesekan, bagian skirt dibuat lebih efisien dalam mengalirkan udara, lereng jendela belakang dibentuk lebih curam, lalu diffuser dibentuk sedemikian rupa agar menciptakan aliran udara yang lebih bersih. Efisiensi tinggi ialah gagasan utamanya.

Jaguar I-Pace 3

Di atas kertas, performanya dijanjikan sanggup melewati kreasi Tesla tanpa kesulitan. Lalu desain futuristisnya juga mewakili fitur dan teknologi canggih yang Jaguar bubuhkan di dalam. Ia menyuguhkan layar sentuh 12-inci di area tengah, berisi segala fitur navigasi; dan touchscreen 5.5-inci sekunder di bawahnya buat mengakses fungsi infotainment dan info cuaca, diapit oleh dua kenop aluminium. Di depan kemudi, Anda bisa menemukan panel 12-inci dan HUD full color, dikendalikan dengan switch kapasitif di setir. Tombol-tombol ini akan bergetar sewaktu di-tap.

Jaguar I-Pace 2

I-Pace dibekali sepasang mesin elektrik dengan total tenaga 395HP dan torsi 700 newton-meter via sistem penggerak all-wheel. Mobil ini diklaim mampu melesat dari nol ke 100km per jam hanya dalam empat detik, dan berkat baterai lithium-ion 36-modul 90kWh dan drag coefficient di 0,29, I-Pace mampu menempuh jarak 354-kilometer sekali charge. Unit baterai tersebut pipih, diposisikan di area bawah. Berkatnya, pusat gravitasi I-Pace lebih rendah, interior jadi lebih lapang, lalu handling-nya jadi lebih baik.

Via Top Gear, design director Jaguar Ian Callum menjelaskan, “I-Pace ialah mobil konsep, tapi sudah mendekati versi jadinya. Ada banyak pernak-pernik yang tidak ditemukan di mobil produksi lain, tapi mayoritas orang mungkin tak menyadarinya. Kendaraan ini cukup berbeda dari kreasi kami sebelumnya.”

Jaguar berencana memasarkan I-Pace di pertengahan tahun 2018. Harganya sekitar 10 sampai 15 persen di atas F-Pace.

Via Wired, The Verge & Autocar.

Apakah Watch Dogs 2 Lebih Baik Dari Game Pertamanya?

Tepat di tanggal 15 November ini, Ubisoft merilis Watch Dogs 2 di Xbox One dan PlayStation 4, segera disusul versi PC-nya dua minggu lagi. Permainan action open world ini menyuguhkan beragam perubahan serta penyempurnaan pada gameplay. Jika Anda sedang menimbang-nimbang untuk membeli Watch Dogs 2, beberapa media sudah memublikasikan ulasan-ulasan mereka.

Tentu saja pertanyaan mayoritas gamer adalah, apakah Watch Dogs 2 lebih baik dari permainan pertamanya? Memang ada sedikit kendala teknis di awal pelepasannya, tapi Anda tak perlu cemas, sejauh ini Watch Dogs 2 memperoleh respons positif dari para reviewer.

Zack Furniss dari Destructoid menyodorkan skor 8.5 buatnya. Ia memuji keputusan Ubisoft untuk tidak hanya fokus pada kuantitas konten, tapi juga memberikan kebebasan bagi pemain dalam menikmatinya. Walaupun mengangkat tema yang serius, jalan ceritanya lebih ringan, lebih mengesankan, dan lebih menyenangkan. Destructoid menyukai presentasi unik dari tiap karakter game, dan kini reviewer tidak sabar menanti permainan ketiga di seri ini.

Menariknya, IGN ialah salah satu media yang memberikan nilai paling rendah, hanya 6.5 di artikel review-in-progress mereka. IGN memuji bervariasinya misi, elemen puzzle serta banyaknya aktivitas (dari mulai balapan hingga jadi supir ala Uber); sayangnya kendala teknis menyebabkan hampir seluruh mode multiplayer Watch Dogs 2 tidak bisa diakses. Sang pengulas mengeluhkan hal ini, dan menyarankan Anda baru membeli game setelah developer memperbaikinya.

Apresiasi tertinggi diungkapkan oleh Cheat Code Central dengan skor 4.9/5.0. Reviewer Jenni Lada bilang ia menyukai Marcus dan kawan-kawannya, lalu menurutnya, cerita permainan mewakilkan masalah di dunia nyata dan membuat para pemain jadi berpikir. Di segi gameplay, Watch Dogs 2 menawarkan keleluasaan menjelajahi kota San Francisco, membebaskan Anda mengerjakan beragam aktivitas dan side quest, atau silakan fokus menyelesaikan narasi utamanya.

Polygon menjelaskan, Watch Dogs 2 mengisahkan bagaimana rasanya jadi pemuda yang marah pada sistem, dan merasa yakin bahwa Anda sedang melakukan hal terbaik. Permainan ini penuh energi dengan fitur hacking yang lebih pintar. Jalan ceritanya berada di titik seimbang antara tema serius dan konyol. Meski begitu, Polygon berpendapat bahwa perbaikan pada sejumlah aspek permainan belum bisa mengeluarkan seluruh potensinya. Watch Dogs 2 mendapatkan nilai 8 dari mereka.

Skor 4.5/5 dari Hardcore Gamer merupakan salah satu yang paling tinggi. Bagi reviewer Chris Shive, Watch Dogs 2 menyajikan apa yang seharusnya disajikan oleh sekuel, yaitu tetap menghidangkan aspek andalannya sembari menyempurnakan kekurangan di game sebelumnya. Dalam Watch Dogs 2, Ubisoft berhasil menemukan formula yang membuat Grand Theft Auto V begitu epik namun tak lupa diperkaya ide-ide baru sehingga petualangan Marcus Holloway terasa menyegarkan.

Di situs agregat review  OpenCritic, Watch Dogs 2 berhasil memperoleh skor sementara 84.

Daftar Game PlayStation VR Terlaris di Amerika dan Eropa

Besarnya playerbase PlayStation 4 memberikan kepercayaan diri bagi Sony untuk memasarkan PlayStation VR secara eksklusif di platform game current-gen tersebut. Di akhir September lalu, kabarnya sang console maker Jepang itu berhasil mengapalkan 47,4 juta unit PS4. Analis mengestimasi, adopsi PlayStation VR berpeluang mencapai dua juta device di 2016, melampaui Rift dan Vive.

Selain dukungan hardware, konten merupakan aspek penting penyajian perangkat virtual reality. PSVR memang baru berumur satu bulan, tapi para gamer mulai memperlihatkan antusiasime terhadap beberapa judul. Lewat PlayStation Store, Sony mengungkap daftar game PlayStation VR terlaris di kawasan Amerika dan Eropa. Data ini diperoleh dari hasil penjualan di bulan Oktober, meski sang produsen tidak menyebutkan angkanya secara spesifik.

Amerika

  1. Job Simulator
  2. Batman: Arkham VR
  3. Until Dawn: Rush of Blood
  4. PlayStation VR Worlds
  5. Here They Lie
  6. Keep Talking and Nobody Explodes
  7. EVE: Valkyrie
  8. Gunjack
  9. Harmonix Music VR
  10. Sports Bar VR

Eropa

  1. Batman: Arkham VR
  2. PlayStation VR Worlds
  3. Until Dawn: Rush of Blood
  4. Here They Lie
  5. Tumble VR
  6. Job Simulator
  7. Gunjack
  8. Driveclub VR
  9. EVE: Valkyrie
  10. Sports Bar VR
  11. Keep Talking and Nobody Explodes
  12. The Assembly
  13. Wayward Sky
  14. Headmaster
  15. Tethered
  16. RIGS Mechanized Combat League
  17. Pixel Gear
  18. Harmonix Music VR
  19. Battlezone
  20. Carnival Games VR

Gamer di kedua wilayah menunjukkan karakteristik hampir serupa, dapat kita lihat dari judul-judul top-ten. Namun urutan pertamanya ditempati oleh dua game berbeda, Job Simulator di Amerika dan Batman: Arkham VR di Eropa. Ada hal menarik dari data ini: baik Job Simulator dan Batman: Arkham VR membutuhkan dua controller PlayStation Move, mengindikasikan mayoritas user di sana telah memiliki sepasang periferal motion tersebut.

Sports Bar VR merupakan satu dari sedikit permainan ber-genre olahraga casual yang ada di list, menduduki peringkat ke-10 di kedua wilayah. Seperti Job Simulator, game ini membutuhkan dua unit Move, bisa dinikmati sendiri dengan AI atau dimainkan bersama-sama oleh enam orang kawan. Kontennya sangat menarik, ada versi virtual dari permainan biliar, air hockey sampai permainan dart.

Munculnya Until Dawn: Rush of Blood dan Here They Lie di urutan lima besar juga memperlihatkan kegemaran pemilik PlayStation VR dalam memainkan game-game bertema horor.

PlayStation VR sudah dapat Anda beli, dipasarkan di Indonesia di kisaran harga Rp 6,8 jutaan.

Via VentureBeat.

MSI Singkap Trident, Gaming PC VR Ready Termungil di Dunia

Kata ‘pertama’ sepertinya jadi  matra MSI di era virtual reality. Di awal 2016, mereka mengungkap notebook gaming VR ready pertama di dunia, lalu disusul versi mobile workstation-nya. Hadirnya teknologi Nvidia Pascal di laptop memungkinkan MSI mempertipis ukuran produk, dan belum lama ini perusahaan asal Taiwan itu resmi meluncurkan PC backback  VR One.

Di pertengahan bulan November ini, MSI lagi-lagi memperkenalkan penjelmaan selanjutnya dari perangkat pendukung headset virtual reality: MSI Trident, desktop gaming VR Ready dengan volume terkecil di dunia. Selain sanggup menunjang HTC Vive dan Oculus Rift, seperti beberapa perangkat MSI lainnya, Trident juga telah memperoleh sertifikasi program Xbox Play Anywhere serta PlayStation Now.

MSI Trident 1

MSI Trident memiliki tubuh balok dengan desain asimetris. Warna hitam mendominasi permukaannya, dipadu warna merah pada lampu LED di bagian ujung serta icon-icon port. Di atas, Anda bisa menemukan logo naga Gaming G Series yang familier. Perangkat ini mempunyai ukuran kurang lebih sebesar console Xbox One, berdimensi 345,25×232,47×71,83mm (Xbox One berukuran 33,3×27,4×7,9cm).

Device dapat digunakan secara horisontal maupun vertikal, cukup dengan menambahkan stand. Ia juga dibekali interface VR-Link berisi port HDMI sehingga pengguna dapat mudah memasang head-mounted display. MSI tak lupa membubuhkan software One-click-to-VR: cukup menekan satu tombol, sistem segera dioptimalkan untuk virtual reality. Dan tentu saja, Anda bisa mengutak-atik lampu LED RGB Mystic Light di sana, misalnya menentukan warna ataupun pola pencahayaan.

MSI Trident 1

Buat mentenagai Trident dari sisi grafis, produsen memanfaatkan versi custom kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060 Gaming. GPU ini sudah dimodifikasi, dilengkapi sistem pendingin yang lebih mumpuni. MSI turut mengusung solusi pendingin Silent Storm Cooling 2 demi menjaga suhu internal PC tetap sejuk, memastikan Trident bekerja secara hening dan menjaga komponen-komponennya dari masalah overheat.

MSI menyediakan dua pilihan prosesor, yakni Intel Core i5-6400 atau i7-6700, dan Anda dipersilakan mencantumkan RAM DDR4 hingga maksimal 32GB; lalu MSI menggunakan PSU 230W buat memasok tenaga. Untuk sebuah perangkat yang tidak begitu besar, konektivitas Trident terbilang sangat lengkap, ada tiga port USB 3.1 (salah satunya menyimpan fitur Super Charger 2), empat USB 2.0, HDMI, satu USB 3.1 type-C, LAN, serta port audio in/out.

Saat artikel ini ditulis, Micro-Star International belum menyinggung harga dari Trident dan countdown di MSI.com masih berlangsung. Produsen hanya bilang, produk akan mulai tersedia di bulan November 2016.

Freedrum Memungkinkan Anda Bermain Drum Tanpa Drum

Setahun silam, inventor August Bering mencoba merakit drum tua untuk putranya. Keadaan drum tersebut kurang baik, dan ia juga baru sadar instrumen ini memakan banyak ruang dan menghebohkan isi rumah saat dimainkan. Drum elektrik bisa jadi alternatif, tapi tetap memerlu-kan tempat yang memadai. Inspirasi Bering dapatkan sesudah ‘meminjam’ sepasang stik milik anaknya.

Setelah melangsungkan proses utak-atik sejak bulan Agustus tahun lalu, akhirnya sang inventor berhasil memindahkan pengalaman bermain drum dari dalam studio ke luar ruangan lewat perangkat unik bernama Freedrum. Freedrum memungkinkan kita menikmati drum tanpa set drum, hanya perlu menyiapkan sepasang stik dan smartphone. Menariknya lagi, ia bisa dimanfaatkan oleh berbagai user di segala tingkat keahlian.

Freedrum 1

Jadi seperti apa Freedrum dan bagaimana device ini bekerja? Freedrum adalah modul sensor tambahan untuk Anda pasangkan di stik (juga bisa dicantumkan di sepatu agar lebih presisi). Selanjutnya Anda cukup menyambungkan perangkat ke handset via Bluetooth, dapat bekerja tanpa memerlukan koneksi internet. Di bagian dalam, Freedrum menyimpan gyroscope buat mendeteksi gerakan dan menerjemahkannya jadi pukulan pada tom-tom dan simbal.

Data ini dan paramater-parameter lain diubah ke Midi, lalu sinyalnya dikirimkan secara wireless ke aplikasi mobile, yang kemudian akan mengeluarkan suara melalui headphone ataupun speaker. Freedrum memanfaatkan Bluetooth LE Midi, memastikan level latency-nya rendah dan kompatibel ke hampir semua software di platform iOS dan Mac OS. Secara teknis, Freedrum juga mendukung Android, namun saat ini developer masih menemui kendala keterlambatan respons beberapa milidetik.

Freedrum 2

Freedrum didesain untuk memberikan pengalaman bermain drum secara natural. Wujudnya kecil dan ringan, bisa mudah dicantumkan ke stik dan disimpan dalam kantong. Case-nya memanfaatkan bahan plastik ABS, dirancang supaya tahan guncangan. Developer turut meminimalisir jumlah komponennya agar mudah diperbaiki, membekali Freedrum dengan satu tombo fisik – power sekaligus kalibrasi. Ia juga mempunyai lampu LED sebagai indikator baterai dan koneksi.

Perangkat ini dikonfirmasi dapat bekerja tanpa kendala dengan DM1 by Fingerlab, MoDrum dan Vatanator Drum Machine. Freedrum juga sudah teruji dapat tersambung ke PC ber-platform Windows 10; program atau app apapun yang menunjang Bluetooth Midi.

Freedrum bisa Anda pesan lewat platform crowdfunding Kickstarter seharga mulai dari US$ 90. Distribusi pada backer rencananya akan dilaksanakan di bulan Agustus tahun depan.