Pencapaian T-CASH dan Rencana Transformasi Menjadi Platform Agnostik Tahun 2018

T-CASH bisa dibilang masih dikenal masyarakat sebagai bagian tak terpisah dari layanan pengguna Telkomsel. Untuk memastikan semua layanan T-CASH bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, hari ini CEO T-CASH Danu Wicaksana menjabarkan pencapaian dan rencana ke depan T-CASH.

“Pada hari ini kami ingin menyampaikan informasi terkini soal T-CASH yang selama satu tahun terakhir telah mengalami peningkatan jumlah active user hingga empat kali lipat dan fokus kepada dua segmentasi pasar, yaitu mikro dan lifestyle.”

Sebelumnya Danu telah mengungkapkan bahwa T-CASH akan menjadi layanan yang agnostik. Rencananya, kuartal pertama tahun 2018, layanan tersebut akan tersedia secara umum.

“Dengan rencana tersebut kami ingin menjadi layanan mobile money yang bersifat independen dan bisa berkolaborasi, bukan hanya dengan operator telekomunikasi lain, namun juga korporasi hingga pemerintah,” kata Danu.

Dengan kehadiran produk yang bersifat agnostik tersebut, target T-CASH adalah mendapatkan pengguna baru dalam jumlah masif di luar pengguna Telkomsel.

Fokus ke pertumbuhan pengguna aplikasi mobile

Sejak diluncurkan hingga kini, T-CASH telah memiliki 10 juta pengguna T-CASH yang terdaftar, 60 juta transaksi per tahun (annual), dan mengklaim sebanyak 90% pengguna merasakan pengalaman yang baik saat menggunakan T-CASH.

Dari empat user interface yang dimiliki T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App, dan Web-Check Out), sebagian besar pengguna T-CASH masih memanfaatkan USSD untuk menikmati T-CASH. Jumlah pengguna aplikasi mobile dianggap masih kurang.

Hal tersebut kemudian menjadi fokus T-CASH selanjutnya, yaitu mengubah persepsi penggunaan T-CASH yang kebanyakan menggunakan sticker dan USSD.

“Kami menyadari dari sekian banyak pengguna yang ada di Indonesia tidak semua memiliki smartphone untuk penggunaan aplikasi mobile T-CASH, karena alasan itulah penggunaan USSD melalui SMS masih dominan. Namun ke depannya kami ingin mendorong lebih banyak pengguna untuk memanfaatkan aplikasi mobile,” kata Danu.

Sementara untuk pengisian T-CASH, atau yang dikenal dengan istilah CICO (Cash-in Cash-out), yang paling banyak digunakan adalah pengisian memanfaatkan ATM, ritel modern (Indomaret dan merchant), Grapari Telkomsel, dan Bang T-CASH.

“Selain itu kami juga mulai menerima banyak penyaluran dana yang diinisiasi oleh pemerintah, korporasi, hingga remittance memanfaatkan T-CASH,” kata Danu.

Hadirkan pinjaman (lending) kepada UKM

Dengan konsep baru yang mulai dikembangkan selama satu tahun terakhir, T-CASH memiliki enam strategi framework, di antaranya adalah fokus kepada airtime, offline merchant payment, online payment, remittance/P2P transfer, transportasi dan financial services (asuransi dan pinjaman). Semua kerangka tersebut bakal diterapkan secara bertahap oleh T-CASH sebagai kerangka yang solid.

“Untuk remittance sendiri hanya T-CASH yang memiliki proses secara real time, yaitu uang yang ditransfer melalui T-CASH ke bank-bank yang terdaftar sudah bisa secara langsung diterima oleh pengguna,” kata Danu.

Sementara untuk transportasi, T-CASH memiliki rencana untuk menjalin kerja sama dengan Blue Bird dan TransJakarta sebagai penyedia layanan pembayaran. Sementara untuk segmen Financial Services, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, bisa dimanfaatkan pihak terkait untuk melihat credit scoring pengguna.

“Kami juga telah bekerja sama dengan bank BTPN, BNI, dan BTN dalam hal pemberian modal dalam jumlah beragam kepada UKM di seluruh Indonesia,” kata Danu.

Target T-CASH selanjutnya

Selain memisahkan diri dengan Telkomsel dan menjadi perusahaan yang independen, rencana T-CASH selanjutnya adalah memperkuat customer base yang saat ini sudah berjumlah 10 juta menjadi 100-120 juta dalam waktu 5 tahun ke depan. Pada tahun 2019-2020 mendatang, T-CASH berencana masuk ke tahap scale-up, dilanjutkan dengan menjadi pemain utama hingga tahun 2021 mendatang.

T-CASH akan bersaing dengan sejumah layanan pembayaran berbasis server lainnya, termasuk yang diinisiasi perusahaan telekomunikasi, perbankan, maupun startup. Yang terakhir ini contohnya seperti Go-Pay dan DANA.

“Sebagai layanan yang berbasis server, T-CASH diharapkan bisa menjadi mobile money provider nomor satu di Indonesia, sekaligus mendorong inklusi finansial dan cashless society di Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

Valuklik Kini di Bawah Naungan Dentsu Aegis Network, Merger dengan iProspect

Agensi digital Valuklik hari ini mengumumkan telah menandatangani kesepakatan definitif untuk menyatukan operasional mereka dengan Dentsu Aegis Network, perusahaan pemasaran digital dan media global, serta melakukan merger dengan iProspect. Pasca penggabungan, Valuklik akan berganti nama menjadi iProspect Valuklik, konsolidasi kekuatan ini dinilai akan menambah skala signifikan terhadap kapabilitas jaringan kerja, kekuatan teknologi, dan mengukuhkan posisi sebagai market leader dalam pertumbuhan pasar yang tinggi di digital performance marketing.

Brand Valuklik, Pinnacle, sebuah unit khusus untuk analisis dan salah satu mitra penjualan terbesar Google Analytics & solutions partner di Indonesia juga akan bergabung dengan iProspect dan berganti nama menjadi iProspect Pinnacle.

“Bergabung dengan Valuklik akan memungkinkan iProspect untuk memberikan hasil bisnis  transformatif yang sesungguhnya kepada setiap klien di pasar Asia Tenggara yang sangat disruptif. Penggabungan kekuatan ini sangat penting untuk memperkuat posisi kami di Indonesia dan kami telah menemukan mitra terbaik pada diri Cleo, Rahul dan tim mereka,” ujar Joanna Catalano, CEO iProspect Asia Pacific.

Didirikan pada tahun 2012 oleh Cleosent Randing, Valuklik fokus memberikan solusi pemasaran berbasis data driven, large scale enterprise SEO, transformasi digital dan data & analisis. Agensi ini memberikan layanan pemasaran digital di semua digital media channels – search, social media, programmatic media, dan performance content.

“Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat di dunia dan nomor satu penggerak pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, sehingga membuat Indonesia menjadi prioritas kami untuk melangkah maju ke depan. Dengan prospek pertumbuhan jangka menengah dan jangka panjang yang sangat baik – terutama dalam digital advertising, kami melaju ke skala yang cukup besar dengan perbedaan yang substansial di pasar ini,” sambut CEO Dentsu Aegis Network Asia Tenggara Dick van Motman.

Motman melanjutkan, “Valuklik membawa serta kemampuan yang kuat dalam kinerja marketing and search, serta skala yang dibutuhkan di mana hal ini sangat penting untuk mempercepat bisnis kami. Konsolidasi kekuatan kami dengan Valuklik memenuhi semua kriteria yang kami harapkan dan sejalan dengan perkembangan yang kami inginkan setelah kami melakukan akuisisi terhadap Dwi Sapta, hal ini membuat kami semakin mantap untuk menawarkan layanan dan manajemen digital performance melalui talenta tim kami di sana.”

Bekraf Siap Kembali Gelar Bantuan Insentif untuk Pelaku Usaha Kreatif

Bekraf mengungkapkan akan melanjutkan program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) pada tahun depan sebagai bentuk bantuan pendanaan dari pemerintah untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif.

BIP adalah skema bantuan penyaluran modal non perbankan dari pemerintah, bersumber dari dana APBN. Bekraf memperkirakan besaran dana hibah yang akan disalurkan masih sama dengan tahun ini sebesar Rp6 miliar, dengan maksimal penyaluran Rp200 juta per perusahaan.

Bekraf belum bisa memastikan apakah bantuan ini akan kembali disalurkan dalam bentuk dana tunai atau berbentuk barang. Apabila berbentuk barang, maka setiap perusahaan harus melampirkan proposal yang berisi barang-barang apa saja yang mereka butuhkan, termasuk usaha AGD (aplikasi dan game developer) dapat melaporkan software apa saja yang dibutuhkan. Nanti akan ada tim kurator dari Bekraf yang akan memverifikasi.

“Rencana dana hibah untuk tahun depan masih akan dilanjutkan. Tapi kami belum putuskan bentuknya uang atau barang. Besaran dananya masih Rp200 juta untuk per usaha dengan total anggaran Rp6 miliar,” terang Kesubdit Dana Masyarakat Direktorat Akses Non Perbankan Deputi Akses Permodalan Bekraf Hanifah, Jumat (1/12).

Adapun realisasi penyaluran BIP untuk tahun ini, sebanyak 34 perusahaan kreatif yang dikhususkan bergerak di subsektor kuliner dan AGD. Rinciannya sebanyak 19 perusahaan yang bergerak di kuliner dan 15 perusahaan AGD.

Beberapa nama perusahaan AGD yang mendapat dana BIP adalah Ahlijasa, Geevv, Squline, Babyloania, Stylecation, Frame a Trip, Halal Local, Digital Happiness, Ekuator Studio, dan lainnya.

Rilis Ekraf Investment Readiness Level (IRL)

Rangkuman isi Investment Readiness Level (IRL) / DailySocial
Rangkuman isi Investment Readiness Level (IRL) / DailySocial

Dalam kesempatan yang sama, Bekraf juga merilis alat ukur untuk mengukur kesiapan inovasi ke empat subsektor unggulan dan prioritas atau disebut Investment Readiness Level (IRL). Keempat sektor tersebut adalah fesyen, kriya, kuliner, dan aplikasi dan game developer (AGD).

Alat ini menjadi pedoman keempat sektor tersebut untuk mengukur kesiapan sekaligus mengantisipasi langkah inovasi, siklus hidup teknologi, sekaligus persaingan pasar. Masing-masing subsektor memiliki tolak ukur yang berbeda satu sama lain, ada level yang ditentukan mulai dari angka 1 sampai 7. Angka tertinggi (7) memperlihatkan bahwa suatu usaha sudah paling siap menerima investasi.

Hanifah menuturkan dalam penyusunan IRL, Bekraf mengumpulkan pelaku usaha, akademisi, dan investor untuk mendapatkan titik temu.

“IRL itu jadi seperti rapor, paling tinggi angkanya makin ready menerima investasi. Tujuannya ada IRL itu untuk edukasi baik buat investor maupun pemainnya karena isunya saat ini banyak investor tapi belum paham dengan cara investasi di usaha kreatif. Kami juga lakukan pendampingan untuk setiap usaha dalam menentukan level mereka masing-masing, jadi tidak dilepas begitu saja,” pungkas Hanifah.

Strategi PicMix dan e-mas Sinergikan Pengguna

PicMix mengumumkan kerja samanya dengan pengembang aplikasi e-mas –merupakan sister company dari layanan e-commerce produk perhiasan Orori—untuk mengadakan sebuah program promosi berbasis gamifikasi di aplikasinya. Program tersebut diberi nama “Main PicMix Dapat Emas”, dapat diikuti oleh seluruh pengguna aplikasi PicMix.

Program ini memungkinkan pengguna PicMix mendapatkan emas gratis melalui menu referral ke aplikasi e-mas yang terdapat di PicMix. Pengguna akan diminta untuk mendaftar ke aplikasi e-mas, setiap pendaftaran yang berhasil akan memberikan 0,1 gram emas secara gratis. Selain melalui pendaftaran, pengguna juga bisa mendapatkan tambahan emas gratis lagi 0,1 gram dengan memasang frame e-mas di PicMix.

Program ini dijalin lantaran menurut masing-masing pihak dapat menghadirkan sebuah simbiosis mutualisme. Bagi PicMix, mereka ingin menawarkan benefit lebih kepada pengguna loyalnya. Sedangkan bagi e-mas, mereka ingin mendatangkan pengguna baru dari aplikasi PicMix. Dari informasi yang diberikan, saat ini pengguna PicMix di seluruh dunia sudah mencapai lebih dari 30 juta dan hampir 10 juta di antaranya berasal dari Indonesia.

“Kami selalu mencoba berinovasi untuk berbagai business model yang sesuai dan menarik serta mutual benefit dengan partner. PicMix pernah mengadakan kerja sama yang serupa seperti ini dengan Mandiri E-Cash. Beberapa bentuk kerja sama mutualisme lainnya, misalnya dengan Telkomsel dan beberapa [layanan] e-commerce lainnya,” ujar Co-Founder PicMix Roberto Thamrin.

Aplikasi e-mas sendiri dikembangkan untuk membantu pengguna dalam melakukan transaksi jual beli emas tanpa perlu menyimpan emas dalam bentuk fisik. Sedangkan PicMix menjadi aplikasi pengolah foto berbasis media sosial yang telah diluncurkan sejak tahun 2012.

Tentang rencana pengembangan produk PicMix ke depan, Roberto mengatakan:

“Awal tahun ini, kami mengembangkan fitur baru bernama PicMix YOYO yang juga dikemas menjadi sebuah photo booth portable yang bisa digunakan oleh brand dalam kegiatan below the line seperti events atau roadshow.”

“Keunggulannya, YOYO photo booth dapat melakukan print gambar animasi ke kertas 3D. Sepanjang tahun 2017 ini sendiri sudah ada beberapa brand yang menggunakan YOYO untuk event mereka,” pungkas Roberto.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Rangkaian Roadmap E-Commerce: Bank Indonesia Resmikan Gerbang Pembayaran Nasional

Bank Indonesia meresmikan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) sebagai bagian dari rangkaian roadmap e-commerce. GPN merupakan suatu sistem yang dibangun bank sentral untuk mewujudkan interkoneksi antar switching dan interoperabilitas sistem pembayaran nasional. Masyarakat bisa melakukan transaksi keuangan non tunai lebih mudah dan murah.

Sasaran lain implementasi GPN adalah meningkatkan perlindungan konsumen melalui pengamanan data transaksi nasabah dalam setiap transaksi. GPN juga dikembangkan untuk meyakinkan ketersediaan dan integritas data transaksi sistem pembayaran nasional guna mendukung efektivitas transimisi kebijakan moneter, efisiensi intermediasi, dan resiliensi sistem keuangan.

Kehadiran GPN dijadikan sebagai tulang punggung untuk memberikan bantuan sosial non tunai, elektronifikasi jalan tol dan transportasi publik, dan keuangan inklusif dan pengembangan sistem perdagangan nasional berbasis elektronik sebagaimana yang telah dimandatkan dalam Perpres No.74 Tahun 2017 tentang Roadmap E-commerce.

“Sejak digagas lebih dari 20 tahun lalu, yaitu dalam Cetak Biru Sistem Pembayaran Nasional Tahun 1995/1996, pada pagi hari ini akan jadi suatu momen bersejarah karena GPN akan diluncurkan dan dimulai implementasinya,” terang Gubernur Bank Indonesia Agus D. Martowardjojo, Senin, (4/12).

Bagi industri, GPN dapat mendorong sharing infrastructure sehingga utilisasi terminal ATM/EDC dapat meningkat dan yang berlebih dapat direlokasi ke daerah yang kekurangan. Biaya investasi untuk infrastruktur dapat dialihkan untuk kegiatan pembiayaan lainnya. Industri pun akan dimudahkan karena kompleksitas koneksi, dari bilateral antar pihak, jadi tersentralisasi ke GPN.

“Pelaku industri akan tetap dijaga, tetap menikmati profit tapi kini dengan rate yang normal.”

Sementara bagi nasabah, mereka dapat bertransaksi dari bank manapun dengan instrumen dan kanal pembayaran apapun (any bank, any instrument, any channel). Masyarakat pun dihimbau untuk tidak perlu memiliki banyak kartu untuk bertransaksi.

Biaya transaksi non tunai atau merchant discount rate (MDR) pun akan turun, dari awalnya 2-3% menjadi 1% flat per transaksi off us (transaksi di ATM atau EDC yang berbeda dari kartu yang digunakan). Hanya saja, sambung Agus, nasabah harus menggunakan kartu ATM/debet berlogo internasional bila ingin bertransaksi saat di luar negeri.

Sebagai awal keberadaan GPN, nasabah akan diperkenalkan dengan kartu ATM/debit berlogo nasional yang dapat digunakan untuk transaksi dalam negeri dan dapat diterima di seluruh terminal pembayaran merchant. Secara bertahap kartu berlogo baru ini mulai didistribusikan pada awal 2018.

Mekanisme sistem GPN

Gubernur Bank Indonesia dengan latar belakang logo GPN yang bakal disematkan di kartu debit / DailySocial
Gubernur Bank Indonesia dengan latar belakang logo GPN yang bakal disematkan di kartu debit / DailySocial

Di dalam sistem GPN, bank sentral membuat sistem yang terdiri dari tiga penyelenggara yakni lembaga standar, switching, dan services. Lembaga standar bertugas menyusun dan mengelola standar teknologi pembayaran nasional yang ditetapkan BI dan wajib dipatuhi oleh seluruh industri, menggunakan NSICCS untuk ATM/debit dan untuk uang elektronik melalui penerapan SAM Multi Applet.

Saat ini lembaga standar telah dibentuk dan dijalankan oleh Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Selanjutnya, Lembaga standar akan diarahkan membentuk badan hukum dengan pengelolaan yang bersifat profesional, kompeten, dan mandiri.

Adapun Lembaga switching bertugas menyelenggarakan pemrosesan data transaksi pembayaran domestik secara aman dan efisien. Pada momen peluncuran GPN, BI menetapkan empat perusahaan penyelenggara switching domestik yaitu Jalin Pembayaran Nusantara, Artajasa Pembayaran Elektronik, Rintis Sejahtera, dan Alto Network.

“Lembaga switching yang kita bicarakan beda dengan yang selama ini kita kenal, karena sekarang switching untuk GPN. Ada empat lembaga yang masuk kriteria yang ditetapkan BI. Untuk jalankan GPN ini, bisa saja BI jalankan sendiri, tapi kami lebih memilih untuk melibatkan pelaku yang sudah bergerak. BI juga berikan keberpihakan untuk empat perusahaan seandainya ingin undang mitra asing.”

Terakhir, lembaga services memiliki empat tugas utama di antaranya menjaga keamanan transaksi dengan memastikan enkripsi data transaksi secara end-to-end, menangani perselisihan transaksi, dan mendorong perluasan penerimaan instrumen non tunai.

Lembaga services dibentuk dan dimiliki bersama oleh lembaga switching GPN dan anak usaha pelaku industri utama, yaitu BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BCA yang menguasai 75% pangsa transaksi pembayaran ritel nasional melalui konsorsium. Menurut Agus, pendirian konsorsium ini diawali dengan penandatanganan perjanjian dan diharapkan akan segera berbadan hukum agar dapat segera beroperasi secara penuh di Juli 2018.

Untuk tahap awal, telah dilakukan penandatanganan empat dokumen yang menandai dimulainya operasionalisasi GPN, yaitu perjanjian konsorsium untuk meresmikan pendirian lembaga services, perjanjian interkoneksi empat lembaga switching GPN, perjanjian interoperabilitas kartu debit, dan perjanjian interoperabilitas uang elektronik.

Regulasi Bitcoin: Bank Indonesia Hanya Melarang Transaksi Pembayaran (UPDATED)

Bank Indonesia (BI) menyatakan regulasi mengenai pelarangan bitcoin akan sebatas menutup segala bentuk transaksi yang menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran. Regulasi ini akan terbit pada Senin (4/12), setelah ditandatangani BI pada Rabu (29/11).

Dalam regulasi ini, BI kembali menegaskan tidak diakuinya bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia. Akan ada poin-poin yang bersifat menutup pintu rapat-rapat untuk segala kegiatan yang memfasilitasi pembayaran dengan bitcoin dan sebagainya.

“Intinya kita tidak akui bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Direncanakan nanti akan ada ketentuan yang dapat men-discourage kegiatan-kegiatan yang memfasilitasi bitcoin. Discourage yang saya maksud ini maksudnya discourage yang aktif dengan melarang. Kita tunggu saja ketentuannya,” terang Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman saat dihubungi DailySocial, Kamis (30/11).

Lebih lanjut, dikutip dari CNN Indonesia, dalam aturan nantinya akan mempertegas larangan transaksi penggunaan bitcoin antar individu. Sebab pelarangan bagi penyelenggara jasa keuangan sudah diatur dalam PBI Nomor 18 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran. Bila perusahaan ketahuan menggunakan bitcoin, maka izin usahanya akan dicabut dan dikenakan sanksi.

“Seandainya bank berani transaksi bitcoin, kami akan kasih sanksi tegas. Tapi yang terjadi adalah bitcoin ini tidak ditransaksikan melalui penyelenggara jasa sistem pembayaran. Jadi kalau untuk individu, kami hanya bisa melarang. Kalau ada risiko ya tanggung sendiri,” ucap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Eni Panggabean.

Tanggapan pemain industri

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial, CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan menyatakan bahwa secara model bisnis, Bitcoin Indonesia bukanlah perusahaan yang menyediakan pembayaran dengan bitcoin. Mereka bertindak marketplace yang menyediakan jual beli aset digital seperti bitcoin, ethereum, ripple, dan lainnya. Bila aturan tersebut terbit, hal itu tidak begitu mempengaruhi bisnis perusahaan.

Pihaknya akan turut serta menunggu aturan yang akan diterbitkan BI dan berusaha mematuhi segala aturan main nantinya.

“Menurut saya pribadi, BI itu bergerak di regulator pembayaran. Jadi kewenangan mereka adalah buat aturan yang mengenai hal tersebut. Kami juga menyadari pembayaran yang sah di Indonesia itu hanya Rupiah. Akan tetapi, apabila orang-orang memiliki bitcoin, Dollar Singapura, atau Dollar AS bukan sesuatu yang tidak boleh dimiliki bukan?,” terang Oscar.

Pemain lain yang beroperasi di Indonesia, Luno, melalui Country Analyst di Indonesia Claristy, berkomentar:

“Kami telah mengetahui peraturan terbaru dari Bank Indonesia yang melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Namun, kami belum melihat adanya peraturan yang melarang penggunaan Bitcoin sebagai aset investasi.

Mayoritas pelanggan di platform Luno dan di seluruh dunia membeli Bitcoin sebagai aset investasi.

Kami setuju dengan para regulator bahwa kita perlu menjaga industri keuangan dan mata uang digital bebas dari kegiatan kriminal dan tindakan pencucian uang, baik di Indonesia dan di seluruh dunia. Kami mendukung penuh dan siap berkolaborasi jika regulator, baik BI ataupun OJK, menerbitkan regulasi atau kerangka kerja khusus untuk industri mata uang digital di Indonesia.”

Update: menambahkan pernyataan Luno

Haris Izmee Ditunjuk Menjadi Presiden Direktur Microsoft Indonesia

Microsoft hari ini resmi mengumumkan penunjukan Haris Izmee sebagai Presiden Direktur baru untuk Indonesia. Sebelumnya posisi tersebut dijabat oleh Andreas Diantoro selama kurang lebih lima tahun. Andreas dikabarkan mungundurkan diri dari jabatannya tersebut, namun belum diketahui informasinya tentang ke mana selanjutnya Andreas akan berkarier.

Haris Izmee diketahui sudah berpengalaman di bisnis profesional selama hampir 20 tahun. Sebelumnya, Haris bekerja di General Electric Healthcare (GEHC) Indonesia sebagai Country Manager dan Direktur. Dalam masa jabatannya, Haris sukses memperluas usaha dalam bidang kesehatan, yang menjadi bidang usaha terbesar GE pada saat ini.

Sebelum GEHC, Haris merupakan Senior Sales Director di GE Aviation, ia bertanggung jawab memimpin seluruh penjualan mesin pesawat komersial. Untuk latar belakang pendidikannya sendiri, Haris adalah lulusan dari Queen Mary University di London dengan gelar Sarjana Teknik Penerbangan.

Presiden Microsoft Asia Pasifik, Andrea Della Mattea dalam sambutannya mengatakan, “Haris memiliki rekam jejak kesuksesan bisnis yang mengesankan. Kami sadar bahwa Indonesia sedang berada di posisi yang luar biasa untuk dapat meraih kesempatan pertumbuhan bisnis baru, dan saya sangat senang untuk menyambut Haris yang akan memimpin pelanggan dan mitra kami menuju transformasi digital.”

Di Microsoft, Haris akan bertanggung jawab terhadap pemasaran produk, layanan dan dukungan pelanggan di Indonesia, serta yang lebih penting yakni mempercepat transformasi yang tengah dilakukan Microsoft saat ini, untuk menjadi perusahaan produktivitas dan platform terkemuka.

“Saya sangat senang dapat bergabung bersama Microsoft, di saat yang sangat tepat. Aspirasi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020 menunjukkan kesempatan yang sangat besar bagi mitra dan pelanggan kami untuk memanfaatkan model bisnis dan solusi baru dalam mempercepat pertumbuhan bisnis mereka. Visi Microsoft untuk memberdayakan masyarakat dan komunitas, menggarisbawahi komitmen kami untuk mendukung perjalanan transformasi digital mereka,” sambut Haris dalam rilis yang kami terima.

Program Akselerasi untuk “Social Enterprise” “Remake City Jakarta” Gelar Kegiatan Demo Day

Bertujuan untuk menarik minat lebih para entrepreneur di sektor Social Enterprise, UnLtd Indonesia & Instellar menggelar acara “Demo Day” yang menghadirkan tiga startup untuk mempresentasikan produk mereka.

Program akselerasi yang diberi nama Remake City Jakarta ini telah digelar selama 3 bulan dengan berbagai kegiatan mentoring oleh pelaku startup di bidang social enterprise. Di antara mentor yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut adalah CEO eFishery Gibran Huzaifah.

Kepada media, Execituve Director UnLtd Indonesia dan CEO Instellar Romi Cahyadi mengungkapkan, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi social enterprise untuk tampil memberikan kontribusi kepada masyarakat.

“Program akselerasi untuk bisnis ini kami adakan agar lebih banyak lagi entrepreneur yang berkecimpung di social enterprise sesuai dengan visi dan misi dari kami,” kata Romi.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Direktur Eksekutif Crevisse Partners Wonyoung Kim yang menyampaikan harapannya kepada startup lokal untuk memajukan social enterprise di Indonesia.

“Kami membutuhkan semua dukungan dan partisipasi dari para stakeholder yang merupakan bagian ekosistem Remake City Jakarta dan program lainnya untuk meningkatkan potensi dan kontribusi kami untuk perkembangan dunia global,” kata Wonyoung.

Selain memberikan pelatihan dan networking, Remake City Jakarta disebut akan terus mendukung pertumbuhan startup yang telah mengikuti program hingga sustainable.

Layanan air bersih hingga modal untuk petani

Dalam kegiatan tersebut terpilih tiga startup yang fokus kepada social impact mulai dari layanan hingga produk yang diberikan. Tiga startup tersebut adalah, Crowde, Nazava dan Temu.

Berikut adalah informasi lengkap tiga startup peserta program Remake City Jakarta.

Crowde merupakan platform crowdfunding untuk investor berinvestasi dalam proyek pertanian. Selama menjalankan bisnisnya Crowde mengklaim telah membantu sekitar 8 ribu petani mendapatkan modal melalui skema dan model peminjam dalam bentuk syariah.

Nazava menjual filter air yang mudah digunakan untuk menghilangkan 99,9% bakteri dalam air dengan harga terjangkau. Nazava telah berhasil menjual dan mendistribusikan 80 ribu filter air dan lebih dari 400 ribu orang yang telah merasakan manfaatnya. Startup yang berbasis di Bandung, Jawa Barat ini memberikan pilihan air bersih kepada keluarga.

Temu berupa platform berbasis web dan mobile yang sesuai untuk pencari kerja dengan penyedia pekerjaan. Temu fokus kepada pencari kerja low skill yang membutuhkan informasi lowongan pekerjaan secara online. Hingga akhir November 2017, Temu mengklaim telah memberikan akses dan kemudahan informasi lowongan pekerjaan kepada lebih dari 25 ribu orang di Indonesia.

Aplikasi Penghemat Kuota Datally Awali Komitmen Google Wujudkan “Next Billion Users”

Google meluncurkan tambahan produk baru yang ditujukan untuk penghematan kuota Datally. Aplikasi ini menjadi rangkaian awal Google untuk mewujudkan Next Billion Users.

Setelah riset terhadap pengguna ponsel di Indonesia, Google menemukan bahwa pengguna ponsel banyak yang khawatir paket kuota yang terlalu cepat habis. Mereka juga tidak paham untuk apa saja kuota mereka digunakan, karena kesulitan mengontrol penggunaan kuota.

Hal ini dinilai sebagai hambatan yang cukup penting, khususnya bagi miliaran pengguna berikutnya yang akan mengakses internet untuk kebutuhan sehari-hari, atau disebut Next Billion Users.

Kehadiran Datally (Data Tally) diharapkan dapat membantu pengguna dalam memahami, mengontrol, dan menghemat kuota internet, sehingga pengguna bisa lebih menghemat dan melakukan lebih banyak hal dengan kuota.

“Misi kami di Google adalah terus berinovasi dan menciptakan produk yang bisa membantu masyarakat Indonesia memaksimalkan potensi internet,” terang VP Tim Next Billion Users Google Caesar Sengupta, Kamis, (30/11).

Ke depannya akan ada produk baru lainnya yang tengah disiapkan Google untuk mewujudkan target tersebut. Meski tidak disebutkan secara detail, Caesar hanya menuturkan dalam waktu dekat produk yang sudah diumumkan Google seperti layanan Wi-Fi gratis “Google Station” akan hadir di Jakarta.

Datally ini sebelumnya telah diuji di Filipina sepanjang tahun ini. Namun baru tersedia di Play Store secara perdana di Indonesia mulai (30/11) dan mulai digulirkan ke pasar global setelahnya. Aplikasi ini berfungsi di semua ponsel Android dengan minimal OS versi 5.0 (Lollipop). Kapasitas yang dibutuhkan Datally juga cukup ringan, hanya sekitar 6MB.

Terkait monetisasi, Caesar menilai Google belum memikirkan ke arah sana. Sejauh ini, Google masih menyediakan Datally secara gratis. Google pun belum memiliki rencana untuk membawa Datally hadir di App Store.

Indonesia sebagai sumber inspirasi Google

Indonesia dan negara berkembang lainnya India, Brazil, dan Filipina dinilai sebagai sebagai sumber inspirasi Google dalam menciptakan produk baru. Bahkan, Google menganggap setiap produk yang diluncurkan pertama kali di Indonesia akan sukses ketika dihadirkan secara global.

Caesar menerangkan beberapa kebiasaan orang Indonesia seperti anak muda, early adopter, mobile first, dan mau mencoba produk baru dinilai sangat membantu Google dalam mempercepat proses pembuatan produk.

“Perilaku tersebut sangat membantu Google dalam mendapatkan feedback dan mempermudah kita dalam develop produk. Makanya banyak produk Google yang pertama kali hadir di Indonesia, dan cukup sukses saat dikeluarkan secara global.”

Fitur Datally

Caesar melanjutkan ada empat fitur utama Datally yang didesain sesuai kebutuhan pengguna. Pertama, fitur penghemat kuota, memungkinkan pengguna mengontrol kuota yang digunakan setiap kali membuka aplikasi. Diklaim fitur ini dapat menghemat kuota hingga 30%, bergantung pada cara mereka menggunakan Datally.

Kedua, balon penghemat kuota seperti spidometer untuk kuota. Memungkinkan pengguna dapat melihat secara real time kuota yang sudah mereka konsumsi setiap membuka aplikasi. Pengguna dapat memblokir penggunaan kuota apabila aplikasi tersebut sudah terlalu banyak mengonsumsi data.

Ketiga, fitur kelola data yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk memantau kuota yang sudah dikonsumsi secara per hari, per minggu, hingga per bulan.

Terakhir, fitur temukan Wi-Fi memungkinkan pengguna dapat menemukan jaringan Wi-Fi terdekat. Setelah terhubung, pengguna dapat memberi rating Wi-Fi berdasarkan pengalamannya. Rating ini berguna untuk memberikan rekomendasi kepada sesama pengguna Datally.

Kulina Jadi Satu-satunya Startup Indonesia di Google Launchpad Accelerator Batch Kelima

Google kembali mengumumkan nama-nama startup yang berhak mengikuti program Google Launchpad Accelerator. Di edisi kelima ini, Indonesia diwakili oleh Kulina, sebuah startup yang bergerak di bidang langganan katering untuk makan siang. Ini akan menjadi kesempatan Kulina mendapatkan sejumlah pembelajaran dari mentor-mentor terpilih.

Google Launchpad Accelerator adalah acara enam bulan sekali yang diadakan oleh Google. Program bootcamp yang diselenggarakan selama dua minggu akan memberikan kesempatan bagi para pesertanya untuk mendapatkan mentoring dari tim Google maupun mentor ahli dari perusahaan teknologi dan venture capital di Silicon Valley. Rencananya program batch kelima ini akan dimulai pada 29 Januari 2018 mendatang.

Sebelumnya Google Launchpad Accelerator telah meluluskan sejumlah startup asal Indonesia. Nama-nama seperti PicMix, Ruma, Qlue, Snapcart, Jurnal, iGrow, Kurio, Jojonomic, dan Sirclo tercatat sebagai startup yang memiliki kesempatan bergabung dengan program yang sama dan mendapatkan sejumlah pembelajaran penting.

Selain Kulina dari Indonesia, ada sejumlah startup lain yang mengikuti program ini dari negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

Kulina adalah startup Yogyakarta namun melayani pasar Jakarta. Mereka mengklaim mengembangkan layanan untuk membantu masyarakat Jakarta mendapatkan makan siang yang hemat namun berkualitas.

“Konsumsi makan siang adalah salah satu elemen terbesar yang menguras dompet karyawan di Jakarta. Dengan Kulina, anggaran makan siang bisa terkontrol dan konsumen bisa menggunakan penghematan tersebut untuk hal-hal lain yang tak kalah penting seperti travelling, menabung dan lain-lain,” terang Chief Operating Officer Kulina Casper Sermsuksan.

Kulina disebut mengembangkan teknologi berupa algoritma untuk membantu memilihkan rute terdekat dengan konsumen untuk menghemat biaya pengiriman sehingga biaya yang harus dikeluarkan konsumen Kulina bisa diminimalisir.

“Algoritma kami menghasilkan efisiensi biaya logistik yang sangat signifikan, sehingga kami tidak perlu membebani konsumen dengan tambahan ongkos kirim,” CEO Kulina Andy Fajar Handika menjelaskan layanannya.